Anda di halaman 1dari 2

Namun, lanjut Fachru, jangan dilupakan bahwa persoalannya di tingkat

makro. Tidak boleh dilupakan bahwa KPK adalah jawaban ekonomi politik
terhadap persoalan pembangunan makro periode orde baru, yang mencuat
menjadi sistem ekonomi dengan tingkat kesenjangan sangat tinggi. Aparat
negara yang kaya dan pengusaha yang menjadi kompradornya menikmati
kesejahteraan dan kekayaan yang luar biasa berhadapan dengan khalayak
masyarakat luas yang miskin.  Pembangunan Orde Baru meskipun dengan
ekonomi yang tumbuh tinggi  tidak berhasil menjadikan Indonesia menjadi
negara industri dan negara maju. Yang ada adalah kesenjangan ekonomi,
persoalan distribusi pendapatan sehingga ketimpangan masih cukup besar di
negara ini.

Ini adalah masalah yang terus ada sampai sekarang, bagaimana praktik
korupsi telah membuat kesenajangan ekonomi yang sangat jauh bagi para
petinggi dan masayarakat. Akhirnya, masyarakat menuntut, salah satunya
dengan demonstrasi yang sayangnya berujung kericuhan.

Menurut Fachru, hal itu sebetulnya ironis, ketika wakil rakyat banyak didemo
oleh rakyat itu sendiri. Ini adalah kontradiksi sekaligus tarik-menarik. Yang
sesungguhnya terjadi parlemen bersama pemerintah memang telah bersama
melakukan gerilya perubahan UU KPK, yang kemudian isinya melemahkan
upaya pemberantasan korupsi. Pengaruh ekonomi politik ke depan akan
kembali seperti Orde Baru, oligarki menguat lagi dan kesenjangan tetap
lestari.

Fachru berpendapat seharusnya para pejuang demokrasi terus menuntut


adanya UU KPK yang menjamin independensi dan bahkan lebih diperkuat
dari yang ada. Perubahan UU KPK sudah melemahkan lembaga KPK itu
sendiri.

Lebih jauh, untuk mewujudkan keadilan di dalam masyarakat perlu


pembangunan ekonomi politik yang  memastikan adanya perpajakan yang
adil, persaingan usaha yang sehat yang dapat berdampak pada harga yang
wajar dan penciptaan entrepreneur, persoalan lahan, peningkatan investasi,
hingga efektivitas kebijakan moneter yang berorientasi kepada publik tanpa
melupakan yang privat. Hampir di semua ranah ekonomi itu menuntut
keseriusan pemberantasan korupsi. Jika korupsi diberantas tetapi tidak
memberikan dampak kepada kemudahan transmisi makro tersebut kepada
masyarakat, tentu itu juga merupakan kontradiksi karena secara a
priori bukan tidak mungkin pemberantasan korupsi justru digunakan untuk
kepentingan mengalahkan lawan dan mengabaikan persoalan ekonomi. Di
sini, berbagai informasi memerlihatkan tarik-menarik antara elite politik,
otoritas ekonomi, otoritas keamanan, dan entitias bisnis.

Jika tidak ingin negara menjadi predator yang mengorbankan masyarakatnya,


Fachru menyimpulkan bahwa yang pertama harus dilakukan adalah tarik-
menarik ekonomi politik mesti lebih efektif dan efisien serta berorientasi
kepada pembangunan dan bukan kelompok tertentu. Kedua, ekonomi politik
KPK melihat bahwa dalam jangka pendek perlu negosiasi antara elite politik
dan masyarakat agar berbagai kontradiksi berkurang. UU KPK harus
dikembalikan kepada asalnya, tidak lagi dilemahkan seperti sekarang. Dalam
jangka menengah, perlu penyelesaian kasus demi kasus dan harus
berorientasi makro. Dalam jangka panjang, pemerintah perlu meningkatkan
pendidikan dalam rangka pemberantasan korupsi dan mewujudkan negara
yang bekerja sesuai fungsinya

https://news.detik.com/kolom/d-4747708/ekonomi-politik-dan-masa-depan-kpk

Anda mungkin juga menyukai