Anda di halaman 1dari 2

Perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok yang telah berbuntut

panjang dari tahun 2018 hingga saat ini semakin memanas dan rumit
membuat Trump mengambil langkah cepat dengan bersembunyi di balik
slogan “America First”.

Di samping perang dagang yang semakin memanas, Amerika sebagai


negara dengan peringkat satu kasus COVID-19 terbanyak di dunia, per-
tanggal 4 Juli 2020 kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat menyentuh
angka 2,890,588.

Kebijakan “America First” sudah sejak lama di ganyangkan oleh Trump,


dimana slogan ini pertama kali digunakan Trump ketika diwawancarai oleh
New York Times pada Maret 2016.

Pada Januari 2017 ketika hari pelantikannya, Trump kembali menyuarakan


“America First, America First” yang diikuti oleh oleh kalimat “Setiap
kebijakan (Perdagangan, Perpajakan, Imigrasi, dan Kebijakan Luar
Negeri) yang diambil oleh pemerintahannya harus berlandaskan pada
America First, harus memiliki manfaat untuk rakyat Amerika.

Faktanya, kebijakan “America First” di satu sisi sukses membuat ekonomi


berjalan dengan baik pada periode kepemimpinan Trump, namun tidak
cukup hanya dengan berjalan dengan baik tanpa adanya peningkatan dan
penguatan ekonomi.

Contohnya ketika 2019 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yaitu


pertumbuhan rata-rata tahunan 2,3% dan berakhir dengan 2,1% untuk
kuartal keempat. Sedangkan jika kita bandingkan dengan periode Obama,
2014 kuartal kedua berhasil menembus angka 5,5% .

Selain itu, Trump juga mengeluarkan kebijakan Trump Tax Reform atau
pemangkasan pajak, dimana pada 2018 Amerika Serikat melakukan
pemangkasan pajak penghasilan dari 35% menjadi 21%.

Tidak hanya di dalam negeri, kebijakan Trump ini justru menghebohkan


dunia dan merugikan beberapa pihak. Dimulai ketika perang dagang
antara Washington dan Tiongkok yang mengejutkan dunia.

Kebijakan “America First” sudah sejak lama di ganyangkan oleh Trump,


dimana slogan ini pertama kali digunakan Trump ketika diwawancarai oleh
New York Times pada Maret 2016.

Pada Januari 2017 ketika hari pelantikannya, Trump kembali menyuarakan


“America First, America First” yang diikuti oleh oleh kalimat “Setiap
kebijakan (Perdagangan, Perpajakan, Imigrasi, dan Kebijakan Luar
Negeri) yang diambil oleh pemerintahannya harus berlandaskan pada
America First, harus memiliki manfaat untuk rakyat Amerika.

Faktanya, kebijakan “America First” di satu sisi sukses membuat ekonomi


berjalan dengan baik pada periode kepemimpinan Trump, namun tidak
cukup hanya dengan berjalan dengan baik tanpa adanya peningkatan dan
penguatan ekonomi.

Contohnya ketika 2019 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yaitu


pertumbuhan rata-rata tahunan 2,3% dan berakhir dengan 2,1% untuk
kuartal keempat. Sedangkan jika kita bandingkan dengan periode Obama,
2014 kuartal kedua berhasil menembus angka 5,5% .

Selain itu, Trump juga mengeluarkan kebijakan Trump Tax Reform atau
pemangkasan pajak, dimana pada 2018 Amerika Serikat melakukan
pemangkasan pajak penghasilan dari 35% menjadi 21%.

Tidak hanya di dalam negeri, kebijakan Trump ini justru menghebohkan


dunia dan merugikan beberapa pihak. Dimulai ketika perang dagang
antara Washington dan Tiongkok yang mengejutkan dunia.

Kini Amerika Serikat mengalami degradasi ekonomi dimana perdagangan


global yang basisnya multilateralisme dianggap merugikan bagi Amerika.
Sebagai contoh ketika Trump keluar dari Paris Agreement.

Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok akan semakin memanas


dan memberikan kejutan bagi seluruh negara dalam pusaran ekonomi dan
politik, setelah berpaling dari ekonomi dunia menjadi “America First”,
akhirnya Amerika menarik semua projek ekonomi mereka di luar negeri
yang tidak memberikan keuntungan yang nyata bagi Amerika.

Hal ini memperkuat posisi Tiongkok dalam mengambil kendali


perekonomian dunia. Tentu saja hal ini berdampak pada eksistensi
Amerika di dunia internasional. Satu hal yang patut dicatat adalah korelasi
eksistensi ekonomi dan dominansi global. Tiongkok, dalam konteks ini,
sudah mampu bermain dengan quid pro quo dan ‘mencuri’ pangsa
Amerika di dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai