Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan

e-ISSN: 2548-8376 Vol. 7 No. 1. Januari – Juni 2018 (17-23)


Juni 2018
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN PENELITIAN KUANTITATIF

Febrianawati Yusup
Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
febrianawatiyusup@uin-antasari.ac.id

ABSTRACT
The research instrument is a tool used to collect data or measure objects of a research variable. To
obtain the correct data for the conclusion that is in accordance with the actual situation, then required
a valid instrument and consistent and appropriate in providing data of research result. Instrument
reliability tests to include test-retest, equivalent, and internal consistency. Internal consistency tests
have several testing techniques depending on the type of instrument. Testing techniques included split
half test, KR 20, KR 21, and Alfa Cronbach. The value of the validity and reliability of an instrument
is influenced by the measured subject, the instrument user, and the instrument itself. Sehinggga,
validity and reliability must always be tested before the instrument is used.
Key word: cotent validity; construct validity; criteria validty; test-retest; equivalent; split half; KR
20; KR 21; Alfa Cronbach
ABSTRAK
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur
objek dari suatu variabel penelitian. Untuk mendapatkan data yang benar demi kesimpulan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu instrumen yang valid dan konsisten serta
tepat dalam memberikan data hasil penelitian (reliabel). Uji reliabilitas instrumen meliputi test-retest,
ekuivalen, dan internal consistency. Uji internal consistency memiliki beberapa teknik pengujian
tergantung jenis instrumennya. Teknik pengujian tersebut meliputi uji split half, KR 20, KR 21, dan
Alfa Cronbach. Nilai validitas dan reliabilitas suatu instrumen dipengaruhi oleh subjek yang diukur,
pengguna instrumen, dan instrumen itu sendiri. Sehinggga, validitas dan reliabilitas harus selalu diuji
sebelum instrumen digunakan.
Kata kunci: validitas isi; validitas konstruk; validitas kriteria; test-retest; ekuivalen; split
half; KR 20; KR 21; Alfa Cronbach

PENDAHULUAN objek dari suatu variabel penelitian


Permasalahan menjadi sumber (Arikunto, 2010).
segala sesuatu dalam suatu penelitian. Dari Baik tidaknya suatu instrumen
permasalahan muncullah tujuan penelitian penelitian ditentukan oleh validitas dan
yang mengandung variabel-variabel reliabilitasnya. Validitas instrumen
penelitian. Untuk menjawab tujuan mempermasalahkan sejauh mana
penelitian, diperlukan data. Data ini pengukuran tepat dalam mengukur apa
merupakan gambaran variabel yang yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas
diteliti. Data yang benar akan membawa mempermasalahkan sejauh mana suatu
pada kesimpulan yang sesuai dengan pengukuran dapat dipercaya karena
keadaan yang sebenarnya. Benar tidaknya keajegannya. Instrumen dikatakan valid
data tergantung pada baik tidaknya saat dapat mengungkap data dari variabel
instrumen pengumpul data atau pengukur secara tepat tidak menyimpang dari

1
Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan (17-23)
Vol. 7 No. 1. Januari - Juni 2018 (17-23)

keadaan yang sebenarnya. Instrumen kriteria, atau dikenal dengan validitas


dikatakan reliabel saat dapat kriteria.
mengungkapkan data yang bisa dipercaya a. Validitas Konten
(Arikunto, 2010). Validitas konten atau validitas isi
Validitas dan reliabilitas fokus memberikan bukti pada elemen-
instrumen tidak serta-merta ditentukan elemen yang ada pada alat ukur dan
oleh instrumen itu sendiri. Menurut diproses dengan analisis rasional. Validitas
Sugiyono (2014), faktor-faktor yang konten dinilai oleh ahli. Saat alat ukur
mempengaruhi validitas dan reliabilitas diuraikan dengan detail maka penilaian
suatu alat ukur (instrumen) selain akan semakin mudah dilakukan.
instrumen adalah pengguna alat ukur yang
melakukan pengukuran dan subjek yang Beberapa contoh elemen yang dinilai
diukur. Namun, faktor-faktor tersebut dalam validitas konten adalah sebagai
dapat diatasi dengan jalan menguji berikut.
instrumen dengan uji validitas dan 1) Definisi operasional variabel
reliabilitas yang sesuai. Pengujian 2) Representasi soal sesuai variabel
dilakukan untuk menjaga validitas dan yang akan diteliti
reliabilitasnya. Selain itu, untuk mengatasi 3) Jumlah soal
pengaruh dari pengguna alat ukur, maka 4) Format jawaban
pengguna harus meningkatkan 5) Skala pada instrumen
kemampuannya dalam menggunakan alat 6) Penskoran
ukur tersebut. Satu faktor lagi yang tidak 7) Petunjuk pengisian instrumen
kalah penting yang mempengaruhi 8) Waktu pengerjaan
validitas dan reliabilitas instrumen adalah 9) Populasi sampel
faktor subjek yang diukur. Untuk 10) Tata bahasa
mengatasi hal tersebut, maka peneliti harus 11) Tata letak penulisan (format
dapat mengendalikan subjek. penulisan)
Meskipun suatu instrumen telah Setelah melakukan uji validitas
terstandard dan reliabel, tetapi hal itu tidak konten kepada ahli, kemudian instrumen
langsung membuat instrumen tersebut direvisi sesuai saran/masukan dari ahli.
dapat digunakan dimana saja, kapan saja, Instrumen dinyatakan valid secara konten
kepada subjek siapa saja. Instrumen perlu tergantung dari ahli. Ahli bebas
diuji coba kembali setiap kali akan memberikan penilaian apakah instrumen
digunakan (Tavakol & Dennick, 2011). ini valid atau tidak. Indikator bahwa suatu
instrumen telah valid adalah ahli sudah
PEMBAHASAN menerima instrumen, baik secara isi
1. Validitas maupun formatnya, tanpa ada perbaikan
Validitas instrumen dapat dibuktikan kembali. Jika setelah revisi ahli masih
dengan beberapa bukti. Bukti-bukti meminta ada perbaikan, maka revisi masih
tersebut antara lain secara konten, atau perlu dilakukan hingga ahli benar-benar
dikenal dengan validitas konten atau menerima instrumen tanpa perbaikan lagi
validitas isi, secara konstruk, atau dikenal (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
dengan validitas konstruk, dan secara a. Validitas Konstruk
Validitas konstruk fokus pada rxy = koefisien korelasi
sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil n = jumlah responden
pengukuran yang sesuai dengan xi = skor setiap item pada instrumen
definisinya. Definisi variabel harus jelas
yi = skor setiap item pada kriteria
agar penilaian validitas konstruk mudah.
Nilai koefisien ini disebut sebagai
Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika
koefisien validitas (Fraenkel, Wallen, &
definisi telah berlandaskan teori yang
Hyun, 2012). Nilai koefisien validitas
tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item
berkisar antara +1,00 sampai -1,00. Nilai
soal telah sesuai, maka instrumen
koefisien +1,00 mengindikasikan bahwa
dinyatakan valid secara validitas konstruk
individu pada uji instrumen maupun uji
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
kriteria, memiliki hasil yang relatif sama,
sedangan jika koefisien validitas bernilai 0
b. Validitas Kriteria
mengindikasikan bahwa tidak ada
Validitas kriteria fokus pada
hubungan antara instrumen dengan
membandingkan instrumen yang telah
kriterianya. Semakin tinggi nilai koefisien
dikembangkan dengan instrumen lain yang
validitas suatu instrumen, maka semakin
dianggap sebanding dengan apa yang akan
baik instrumen tersebut.
dinilai oleh instrumen yang telah
dikembangkan. Instrumen lain ini disebut
2. Reliabilitas
sebagai kriteria. Ada dua jenis validitas
Reliabilitas instrumen dapat diuji
kriteria: 1) Validitas Kriteria Prediktif dan
dengan beberapa uji reliabilitas. Beberapa
2) Validitas Kriteria Bersamaan
uji reliabilitas suatu instrumen yang bisa
(Concurrent) (Fraenkel, Wallen, & Hyun,
digunakan antara lain test-retest,
2012).
ekuivalen, dan internal consistency.
Perbedaan kedua uji validitas
Internal consistency sendiri memiliki
kriteria tersebut terletak pada waktu
beberapa teknik uji yang berbeda. Teknik
pengujian instrumen dengan kriterianya.
uji relibilitas internal consistency terdiri
Jika pengujian instrumen dan kriterianya
dari uji split half, KR 20, KR 21, dan Alfa
dilakukan pada waktu yang berbeda, maka
Cronbach. Namun, setiap uji memiliki
disebut dengan validitas kriteria prediktif,
kriteria instrumen seperti apa yang bisa
sedangkan jika pengujian instrumen
diuji dengan teknik tersebut.
dengan kriterianya dilakukan pada waktu
a. Test-Retest
yang bersamaan maka disebut dengan
Pengujian reliabilias dengan test-
validitas kriteria bersamaan (concurrent).
retest dilakukan dengan cara mencobakan
Hasil dari uji instrumen dan kriterianya
satu jenis instrumen beberapa kali pada
kemudian dihubungkan denganuji
subjek (responden) yang sama. Reliabilitas
korelasi. Berikut ini disajikan rumus
instrumen diukur dari koefisien korelasi
korelasi untuk mencari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan
hasil uji instrumen dengan uji kriterianya.
percobaan selanjutnya. Instrumen
dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi
positif dan signifikan. Korelasi antara hasil
uji pertama dengan hasil uji selanjutnya
diuji dengan korelasi Product Moment
untuk mencari koefisien korelasinya.
19
Rumus korelasi Product Moment yang termasuk signifikan apabila t hitung > dari
digunakan seperti tersaji di bawah ini. t tabel (t > tt) (Sugiyono, 2014).
b. Equivalent
Pengujian reliabilias dengan uji
equivalent dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen yang berbeda
rxy = koefisien korelasi Product tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan).
Moment Percobaan dilakukan satu kali saja pada
n = jumlah responden responden yang sama. Reliabilitas
xi = skor setiap item pada percobaan instrumen diukur dari koefisien korelasi
pertama antara percobaan instrumen satu dengan
yi = skor setiap item pada percobaan instrumen yang lainnya.
percobaan selanjutnya Instrumen dinyatakan reliabel jika
Signifikansi koefisien korelasi dapat koefisien korelasi positif dan signifikan.
ditentukan dengan dua cara. Cara pertama Pengujian koefisien korelasi dan
dengan membandingkan koefisien korelasi signifikansinya dilakukan seperti pada uji
dengan tabel r Product Moment. Dikatakan test-retest menggunakan rumus korelasi
signifikan jika nilai r hitung lebih besar Product Moment dan diuji signifikansinya
saat dibandingkan dengan r tabel pada menggunakan r tabel atau uji t.
tabel r Product Moment (ri > rt). Cara c. Internal Consistency
kedua dengan uji t (Sugiyono, 2014). Pengujian reliabilias dengan uji
Berikut ini disajikan rumus uji t. internal consistency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja
pada subjek penelitian. Pengujian ini dapat
dilakukan dengan teknik belah dua (split
t = nilai t hitung half) dari Spearman Brown, KR 20, KR
r = koefisien korelasi 21, atau dengan teknik Alfa Cronbach.
n = jumlah Hasil pengujian tersebut kemudian
responden dianalisis dengan teknik tertentu
tergantung jenis instrumennya.
Setelah nilai uji t hitung diperoleh, 1) Spearman Brown (Split Half)
nilai tersebut selanjutnya dibandingkan Pengujian reliabilitas dengan uji
dengan harga t tabel. Nilai t tabel yang internal consistency teknik split half dari
digunakan disesuaikan dengan signifikansi Spearman-Brown dilakukan pada
penelitian yang digunakan. Signifikansi instrumen yang memiliki satu jawaban
yang tersedia pada t tabel antara lain 0,50; benar. Instrumen tersebut misalnya pilihan
0,25; 0,20; 0,05; 0,02; 0,01; dan 0,0005. ganda, mencocokkan, dan yang lainnya
Namun, biasanya, dalam penelitian yang hanya memiliki satu jawaban benar.
pendidikan, nilai signifikansi yang Uji reliabilitas menggunakan teknik spit
digunakan yaitu 0,01 atau 0,05. Derajat half dilakukan dengan cara mencobakan
kebebasan (dk) merupakan hasil jumlah instrumen sekali saja pada subjek
responden dikurangi dua (dk = n – 2). penelitian kemudian hasil uji dibagi
Signifikansi korelasi antara dua instrumen menjadi dua. Pembagian ini biasanya
didasarkan pada soal ganji-genap. Pertama,
koefisien korelasi dari kumpulan soal yang sama, maka instrumen tersebut
ganjil dengan soal genap dihitung dianalisis reliabilitasnya menggunakan
menggunakan rumus (2). Koefisien ini rumus KR 20 (Fraenkel, Wallen, & Hyun,
menggambarkan derajat kesamaan hasil 2012).
antara kedua belahan yang Berikut ini disajikan rumus KR 20
menggambarkan konsistensi internal dari (Sugiyono, 2014).
sebuah instrumen. Kemudian, koefisien
reliabilitas dihitung menggunakan rumus
yang dikenal dengan istilah Spearman-
Brown.

Berikut ini disajikan rumus Spearman-


ri = reliabilitas internal instrumen
Brown
k = jumlah item soal dalam
instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang
ri = reliabilitas internal seluruh menjawab setiap item soal
instrumen qi = 1 - pi
rb = korelasi Product Moment st2 = varians total
antara belahan ganjil dengan belahan
= , dengan x adalah nilai setiap
genap (lihat rumus (2)) soal dan n adalah jumlah
Suatu instrumen dikatakan
responden.
reliabel saat nilai koefisien reliabilitas
Saat instrumen dapat dipastikan memiliki
Spearman-Brown lebih dari 0,70 (ri >
tingkat kesulitasn yang sama untuk setiap
0,70). Jika nilai koefisien reliabilitas item soal, maka untuk menguji
Spearman-Brown kurang dari 0,70, maka relibilitasnya digunakan rumus KR 21.
jumlah soal ditambah dengan soal yang Berikut disajikan rumus KR 21 (Sugiyono,
sesuai dengan aslinya (Fraenkel, Wallen, 2014).
& Hyun, 2012).
2) KR 20 dan KR 21
Teknik pengujian reliabilitas
dengan uji internal consistency yang
selanjutnya dibahas adalah teknik Kuder ri = reliabilitas internal instrumen
Richardson atau sering disingkat KR. k = jumlah item soal dalam
Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya instrumen
menggunakan KR adalah instrumen M = rata-rata skor total
2
dengan satu jawaban benar saja. Rumus st = varians total
KR yang sering digunakan adalah KR 20 Menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012)
dan KR 21. suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
Kedua teknik KR tersebut nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari
memiliki kriteria instrumen khusus untuk 0,70 (ri > 0,70).
bisa menggunakan rumusnya. Saat 3) Alfa Cronbach
instrumen tidak dapat dipastikan bahwa Pengujian reliabilitas
setiap item soal memiliki tingkat kesulitan menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukan
untuk instrumen yang memiliki jawaban boleh lebih dari 0,90 (ri < 0,9).
benar lebih dari 1 (Adamson & Prion,
2013). Instrumen tersebut misalnya
instrumen berbentuk esai, angket, atau
kuesioner.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach adalah sebagai berikut.

ri = koefisien reliabilitas Alfa


Cronbach
k = jumlah item soal
2
∑si = jumlah varians skor tiap
2
item st = varians total
Rumus varians item dan varians total,

si2 = varians tiap item


JKi = jumlah kuadrat seluruh skor
item JKs = jumlah kuadrat subjek
n = jumlah
2
responden st = varians
total
Xt = skor total
Jika koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach telah dihitung (ri), nilai tersebut
kemudian dibandingkan dengan kriteria
koefisien reliabilitas Alfa Cronbach untuk
instrumen yang reliabel. Menurut
Nunnally (dalam Streiner, 2003)
menyatakan bahwa instrumen dikatakan
reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan
Streiner sendiri (2003) menyatakan bahwa
koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, tidak
Jika koefisien reliabilitas Reliabilitas mempermasalahkan
Alfa Cronbach kurang dari 0,70 (ri < sejauh mana suatu pengukuran dapat
0,70), Tavakol & Dennick (2011) dipercaya karena keajegannya. Suatu
menyarankan untuk merevisi atau instrumen dengan pilihan jawaban 2 atau
menghilangkan item soal yang
memiliki korelasi yang rendah. Cara
mudah menentukan item soal tersebut
adalah dengan bantuan program di
komputer. Jika koefisien reliabilitas
Alfa Cronbach lebih dari 0,90 (ri >
0,90), mereka pun memiliki saran.
Mereka menyarankan untuk
mengurangi jumlah soal dengan
kriteria soal yang sama meskipun
dalam bentuk kalimat yang berbeda.
Kesimpulan
Instrumen memiliki kedudukan
yang penting dalam penelitian karena
instrumen berperan dalam proses
pengambilan data. Instrumen yang
valid dan reliabel dapat menghasilkan
data yang valid dan reliabel pula
sehingga membawa pada kesimpulan
yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Validitas

mempermasalahkan sejauh mana


pengukuran tepat dalam mengukur apa
yang hendak diukur. Ketepatan dinilai
dengan validitas konten, validitas
konstruk, dan validitas kriteria.
Ketepatan konten dan konstruk dinilai
oleh ahli pada bidangnya. Instrumen
dinyatakan valid secara konten dan
konstruk apabila ahli sudah tidak
memberikan saran/masukan dan
menerima isi, format, serta konstruk
dari instrumen tersebut. Ketepatan
kriteria dinilai dengan membandingkan
instrumen dengan kriterianya.
Perbandingan diuji dengan uji korelasi.
Semakin nilai koefisien validitas
mendekati +1,00 maka instrumen
diindikasi semakin valid.
lebih, dikatakan reliabel apabila dalam DAFTAR PUSTAKA
beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap subjek yang sama (test-retest) Adamson, K. A. & Prion, S.. (2013).
diperoleh hasil yang relatif sama atau Reliability : measuring internal
dalam satu kali pengukuran dengan consistency using cronbach’s α,
instrumen yang berbeda (equivalent) Clinical Simulation in Nursing, 9,
diperoleh hasil yang relatif sama. Suatu hlm. 179-180.
instrumen dengan pilihan jawaban yang Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
hanya dua saja, dikatakan reliabel apabila penelitian : suatu pendekatan
nilai ri > rt, sedangkan untuk instrumen praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
dengan pilihan jawaban lebih dari dua, Fraenkel, J. L., Wallen, N. E., & Hyun, H.
dikatakan reliabel apabila koefisien H.. (2012). How to design and
reliabilitas Alfa Cronbach di antara 0,70- evaluate research in education
0,90. eighth edition. New York : Mc
Graw Hill.
Streiner, D. L.. (2003). Starting at the
beginning : an introduction to
coefficient alpha and internal
consistency, Journal of Personality
Assessment, 80 (1), hlm. 99-103.
Sugiyono. (2014). Statistika untuk
penelitian. Bandung : Alfabeta.
Tavakol, M. & Dennick, R.. (2011).
Making sense of cronbach’s alpha,
International Journal of Medical
Education, 2, hlm. 53-55.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jawaban No. 12
    Jawaban No. 12
    Dokumen2 halaman
    Jawaban No. 12
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Latar Bela Kang
    Latar Bela Kang
    Dokumen1 halaman
    Latar Bela Kang
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • II Fungsi Produksi
    II Fungsi Produksi
    Dokumen4 halaman
    II Fungsi Produksi
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Aspek Sosial
    Aspek Sosial
    Dokumen4 halaman
    Aspek Sosial
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Komponen Rencana Bisnis
    Komponen Rencana Bisnis
    Dokumen2 halaman
    Komponen Rencana Bisnis
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Hakikat
    Hakikat
    Dokumen1 halaman
    Hakikat
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • David Ricardo
    David Ricardo
    Dokumen4 halaman
    David Ricardo
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • David Ricardo
    David Ricardo
    Dokumen4 halaman
    David Ricardo
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Hakikat
    Hakikat
    Dokumen1 halaman
    Hakikat
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Matkull
    Jadwal Matkull
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Matkull
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Hakikat
    Hakikat
    Dokumen1 halaman
    Hakikat
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Komponen Rencana Bisnis
    Komponen Rencana Bisnis
    Dokumen2 halaman
    Komponen Rencana Bisnis
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat
  • David Ricardo
    David Ricardo
    Dokumen4 halaman
    David Ricardo
    Wahyu Fatkur Rohman
    Belum ada peringkat