DI SUSUN OLEH:
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1810029
Mengetahui,
( ) ( )
CEREBROVASCULER ATTACK (CVA)
A. DEFINISI
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA), adalah sindrom klinis
yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologi
fokal dan/global, yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan peredaran darah otak
ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam
(kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut sebagai
serangan iskemia otak sepintas (Transient Ischaemia Attack = TIA)
(Mansjoer, 2007)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya supalai darah kebagian otak. (Brunner & Sudarth, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab utamanya dari stroke diurutkan dari yang paling penting
adalah arterosklerosis (trombosis) embolisme, hipertensi yang
menimbulkan pendarahan srebral dan ruptur aneurisme sekular. Stroke
biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi,
penyakit jantung, peningkatan lemak di dalam darah, DM atau penyakit
vasculer perifer . Selain itu, ada beberapa faktor resiko lain yang dapat
menjadi penyebab dari cva/stroke, antara lain :
Trombosis : Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher:
Arteriosklerosis serebral.
Embolisme serebral : Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain: endokarditis, penyakit jantung reumatik,
infeksi polmonal.
Iskemia : Penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada
arteri.
Hemoragi Serebral: Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak
C. INSIDENSI
Stroke adalah masalah neurologik primer di Amerika Serikat dan
di dunia. Berdasarkan penelitian epidemiologi dan survei di beberapa
negara menunjukkan bahwa insidens stroke berada pada kisaran 59 – 449
per 100.000 penduduk. Di Amerika Serikat tercatat 700.000 penderita
stroke, 500 orang diantaranya merupakan penderita stroke baru dan 300
orang mengalami serangan kedua. Sedangkan di Thailand menunjukkan
angka 460 per 100.000 penduduk. Di Indonesia sekitar 800 – 1000 kasus
stroke baru tiap tahun. Diperkirakan mulai tahun 1983 – 2023 angka
kejadian stroke meningkat 30% setiap tahun.
Meskipun upaya pencegahan telah menimbulkan penurunan pada
insiden dalam beberapa waktu terakhir ini, stroke tetap menjadi penyebab
kematian ketiga, dengan laju mortalitas 18-37% untuk stroke pertama dan
sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang
bertahan hidup dengan stroke dan memiliki beberapa kecacatan dari angka
ini, 40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan seharihari. Di
Indonesia, meskipun angka kejadian stroke belum diketahui secara pasti,
namun stroke perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan
penyebab kematian tertinggi setelah jantung dan kanker.
D. KLASIFIKASI
1. Stroke Iskemik
Terjadi akibat terjadi penyumbatan di sel-sel syaraf otak.Hampir
kebanyakan pasien Stroke sebanyak 83% adalah pengidap stroke
iskemik. Stroke Iskemik dibagi menjadi 3 jenis:
Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang
membuat penggumpalan.
Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan
darah.
Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke
seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut
jantung.
2. Stroke Hemorragik
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat
aliran darah yang normal.akibatnya darah merembes ke suatu
daerah otak dan merusaknya. Stroke Hemorragik dibagi 2 jenis:
Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam
jaringan otak.
Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada
ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak
dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
E. TANDA & GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cedel atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
F. PATOFISIOLOGI
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan local (thrombus,
emboli, perdarahan, dan spasme vascular) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering
sebagai faktor penyebab infark pada otak. Thrombus dapat berasal dari
plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area stenosis, tempat
aliran darah mengalami perlambatan atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa
sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan iskemia
jaringan otak yang di suplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan
edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari pada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-
kadang sesduah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai
menunjukkan perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika
tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi
septic infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah
yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini
akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau rupture.
Perdarahan pada otak disebabkan oleh rupture arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah.
G. POHON MASALAH (PATHWAY)
Deficit
perawatan diri
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi cerebral membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri adanya titik oklusi
atau ruptur.
2. CT Scan : memperlihatkan adanya oedem
3. MRI : mewujudkan daerah yang mengalami infark
4. Penilaian kekuatan otot
5. EEG : mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi Konservatif:
b. Terapi Nonfarmakologis
K. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses
keperawatan untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah
kepada tindakan keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan,
yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan perumusan diagnosis
keperawatan. (Lismidar, 1990).
L. ANALISA DATA
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan
menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan klien.
M. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2016).
1) Gangguan mobilitas fisik
2) Deficit perawatan diri
3) Risiko perfusi serebral tidak efektif
N. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
1) SDKI
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
2) SLKI
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik
meningkat dengan kriteria hasil:
Pergerakan ekstremitas meningkat
Kekuatan otot meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
3) SIKI
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Jogjakarta: Mediaction.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
KAB. MALANG
I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. M
b. No. RM : 479xxx
c. Tanggal lahir : 11-10-1963
d. Usia : 57 tahun
e. Pendidikan terakhir : Sarjana
f. Pekerjaan : Pensiun PNS
g. Agama : Islam
h. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
i. Alamat : Kesamben, Blitar
j. No. telp : 081333959xxx
k. Dx Medis : CVA Infark
II. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. S
b. Hub dengan klien : Istri
c. Usia : 53 tahun
d. Pendidikan terakhir : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Agama : Islam
g. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
h. Alamat : Kesamben, Blitar
i. No. Telp : 081333959xxx
III. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
- Saat MRS : pasien mengatakan pusing
berputar-putar, mual muntah
- Saat Pengkajian : pasien mengatakan wajah
terasa kesemutan, sedikit pusing.
b. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengalami
penurunan pendengaran sebelah kiri sejak tadi pagi,
sebelumnya mengeluh bingung 1 hari, susah bicara
c. Riwayat penyakit masa lalu : jantung, HT, CVA 1 tahun
yang lalu kelemahan sisi kiri sudah sembuh, 6 bulan yang
lalu stroke perdarahan.
d. Riwayat penyakit keluarga :-
e. Riwayat Tindakan medis : cek laboratorium, CT Scan
+ thorax, EKG
f. Riwayat alergi :-
g. Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis hubungan
: Garis pernikahan
: Meninggal
: Pasien
V. Data Psikososial
a. Pola komunikasi : normal,
mampu berinteraksi dengan baik
b. Orang terdekat : istri
c. Keluarga yang dapat dihubungi : istri
d. Hubungan dengan orang lain/interaksi social : baik
VI. Data Spiritual
a. Apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda: iya
b. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan dirumah:
melakukan ibadah sholat 5 waktu
c. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS:
ibadah sholat
d. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan
ibadahnya: dapat beribadah
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
Kesadaran: CM
GCS: 456
2. Tanda-tanda Vital :
TD : 200/119 mmHg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 91 X/mnt
RR : 20 X/mnt
SPO2 : 93%
3. Pemeriksaan Head To Toe:
Pemeriksaan kepala : tidak ada benjolan, kulit
kepala bersih,
Pupil : isokor
Pemeriksaan leher : Tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan thorax :
o Jantung : Bentuk dada simteris, tidak terdapat
lesi, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada bunyi tambahan
o Paru : Bentuk dada simetris, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada suara nafas tambahan.
Pemeriksaan abdomen : bising usus normal, tidak
kembung
Pemeriksaan ekstremitas : terpasang infus pada
tangan sebelah kanan.
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Pemeriksaan genetalia : tidak terkaji
Pemeriksaan kulit dan kuku :
Kulit : sawo matang, tidak ada bekas luka jaringan
parut.
Kuku : kuku bersih, pendek, CTR < 2 dtk
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Labolatorium
Tanggal 16 April 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 17.7 g/dl 13.4-17.7
Hematocrit 51.4 % 40-47
Index Eritrosit
MCV 83.3 fL 80-93
MCH 28.7 Pg 27-31
MCHC 34.4 g/dl 32-36
Eritrosit 6.17 Juta/cmm 4.0-5.5
Lekosit 13,100 Sel/cmm 4,300-10,300
Trombosit 322,000 Sel/cmm 142,000-424,000
Hitung Jenis Lekosit
Eosinophil 2.9 % 0-4
Basofil 1.0 % 0-1
Neutrofil 62.2 % 51-67
Limfosit 25.3 % 25-33
Monosit 8.6 % 2-5
KIMIA KLINIK
Glukosa darah sewaktu 263 Mg/dl < 200
LAIN-LAIN
SARS Cov 2 Rapid Negatif NEGATIP
Antigen
ANALISA DATA
Nama : Tn. M
Usia : 57 tahun
No. RM : 479xxx
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn. M
Usia : 57 tahun
No. RM : 479xxx
No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan Komunikasi Verbal b.d Penurunan Sirkulasi Serebral
2 Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif d.d peningkatan TIK
INTERVENSI / RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. M
Usia : 57 tahun
No. RM : 479xxx
Nama : Tn. M
Usia : 57 tahun
No. RM : 479xxx
Tgl/jam Dx Kep Implementasi Evaluasi TTD
19-04-2021 Gangguan Observasi : S:
komunikasi Memeriksa Pasien mengatakan
verbal kemampuan pusing, susah bicara,
pendengaran wajah bagian kiri terasa
Mengidentifikasi kesemutan dan tebal,
metode pada bagian telinga kiri
komunikasi yang pendengaran kurang
disukai pasien jelas, sulit tidur.
(mis. Lisan, O:
tulisan, gerakan Pasien mengalami
bibir, Bahasa penurunan pendengaran
isyarat) pada telinga bagian kiri,
Terapeutik : px sedikit sulit dalam
Menggunakan memahami komunikasi
Bahasa sederhana dengan orang lain,
Mempertahankan N: 88x/mnt
Mempertahankan TTV:
Menghindari S: 37,7 ºC
pendengaran teratasi
berkomunikasi
lebih dari 1 meter
dari pasien
21-04-2021 Terapeutik: S:
Menggunakan Pasien mengatakan
Bahasa sederhana telinganya masih kurang
saat berbicara jelas untuk mendengar,
dengan pasien wajah terasa kesemutan
Berhadapan sudah berkurang.
dengan pasien O:
secara langsung Px tampak sudah bisa
selama berbicara dengan baik,
berkomunikasi pendengaran sudah mulai
Mempertahankan baik.
kontak mata K/U: cukup
selama TTV:
berkomunikasi TD: 200/110 mmHg
N: 67x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36,5 ºC
SPO2: 99%
Px terpasang infus NS 20
Tpm pada tangan sebelah
kanan
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. M
Usia : 57 tahun
No. RM : 479xxx