2018
BAB II
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015-2019.
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah
agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global, dan
instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,
kinerjanya.
untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak,
apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para pegawai/staf
juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda
suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan (client service), baik internal
tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan kualitas
pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM). Kami
sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai
kehidupan bernegara.
pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah terus
tersusun dan terprogram setiap rencana kerja dalam suatu bentuk Rencana Strategis
sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara
terencana dan terukur, suatu perencanaan yang strategis diharapkan akan dapat
dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang
kebijaksanaan.
1. Strategi Stabilitas
2. Strategi pembangunan
Strategi ini berorientasi untuk menambah kegiatan dan skala prioritas bagi
inventaris perkantoran.
3. Strategi efisiensi
telah mengatur secara jelas informasi peradilan apa yang boleh dan yang
5. Strategi kombinasi
proposionalitas.
yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerj Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung yang disearaskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung RI
2010-2035 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019 sebagai
pengadilan dalam mencapai visi, misi dan tujuan serta sasaran organisasi .
pertama harus dilihat dari Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja Utama ini
merupakan dasar dari berjalannya sebuah roda organisasi yang telah mempunyai
tujuan, sasaran strategis dan juga program yang digunakan. Dari Indikator itu pula
dapat dibuat sebuah gambaran kearah mana organisasi ini dijalankan. Pada awal tahun
diharuskan membuat sebuah rencana kinerja dimana rencana kinerja tersebut dibuat
setiap tahunnya.
PENANGGUNG
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN SUMBER DATA
JAWAB
1 2 3 4 5 6
x 100 %
Catatan :
Laporan Bulanan
b. Persentase Perkara Yang - Jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus dan Laporan
Diselesaikan Tepat Waktu diselesaikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk Panitera
Terwujudnya Tahunan
Proses Peradilan - Jumlah perkara yang ada = jumlah perkara yang diterima tahun
Yang Pasti, berjalan ditambah sisa perkara tahun sebelumnya
1 - Penyelesaian tepat waktu = penyelesaian perkara yang diselesaikan
Transparan dan
pada tahun berjalan
Akuntabel
x 100 % Laporan Bulanan
c. Persentase Penurunan Sisa Panitera dan Laporan
Catatan :
Perkara
Tn. 1 = Sisa perkara tahun sebelumnya Tahunan
Tn = Sisa perkara tahun berjalan
d. Persentase Perkara Yang
Tidak Mengajukan Upaya x 100 % Laporan Bulanan
Hukum : dan Laporan
- Banding Panitera
- Kasasi Catatan : Tahunan
- Peninjauan Kembali
x 100 % Laporan
a. Persentase Salinan Putusan Bulanan dan
Yang Diterima Oleh Para Catatan : Panitera
Laporan
Pihak Tepat Waktu Tepat Waktu = Pengadilan harus menyiapkan salinan putusan selambat-
Tahunan
Peningkatan lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak perkara diputus
Efektivitas
x 100 %
2. Pengelolaan b. Persentase Berkas Perkara Laporan
Penyelesaian Yang Dimohonkan Banding, Bulanan dan
Perkara Kasasi dan PK Yang Catatan : Panitera
Laporan
Diajukan Secara Lengkap Tepat waktu untuk permohonan banding 60 (enam puluh) hari, kasasi 65
dan Tepat Waktu Tahunan
(enam puluh lima) hari dan PK 74 (tujuh puluh empat) hari sesuai dengan
buku II TUN Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan
c. Persentase Putusan Yang Laporan
x 100 % Panitera
Menarik Perhatian Bulanan dan
x 100 %
Laporan
a. Persentase Perkara Prodeo Dirjen TUN dan Bulanan dan
Catatan :
Yang Diselesaikan Panitera Laporan
Perma No. 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum
Tahunan
Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Meningkatnya
Akses Peradilan
Bagi Masyarakat x
3
Miskin dan 100 %
Terpinggirkan b. Persentase Pencari Laporan
Keadilan Golongan Catatan : Bulanan dan
Tertentu Yang Mendapat Panitera
Laporan
Layanan Bantuan Hukum - Perma No. 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan
(Posyankum) Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan Tahunan
- Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan
(marginal)
pertama dalam melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas telah pula menetapkan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai secara nyata, spesifik dan terukur.
Tujuan strategis adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Penetapan tujuan strategis harus
disesuaikan dengan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Dalam
melaksanakan visi dan misi tersebut di atas telah pula menetapkan tujuan dan
pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu hingga 5
Negara Bandung akan dapat secara tepat mengevaluasi dan mengukur sejauh mana
visi dan misi telah dicapai yang disusun berdasarkan visi dan misi organisasi.
sebagai berikut:
terpinggirkan ;
pengadilan.
Dari 4 (empat) tujuan dan sasaran yang ditetapkan ini dapat memacu dan
berusaha untuk dapat memenuhi tujuan tersebut agar menjadi pengadilan yang
diharapkan sesuai dengan misi pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yaitu
maka Sasaran Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung 2018 adalah
sebagai berikut :
Terwujudnya Proses peradilan yang a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan. 100%
1. pasti, transparan dan akuntabel b. Prosentase perkara yang diselesaikan 50%
tepat waktu
c. Prosentase penurunan sisa perkara 1,3%
(naik)
d. Prosentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum :
- Banding 49,3%
- Kasasi 23%
- Peninjauan Kembali 94,7%
e. Indeks esponden pencari keadilan yang 95%
puas terhadap layanan peradilan
Peningkatan efektifitas pengelolaan a. Prosentase salinan putusan yang diterima 100%
2. penyelesaian perkara oleh para pihak tepat waktu
b. Prosentase berkas perkara yang 100%
dimohonkan banding, kasasi dan
peninjauan kembali secara lengkap dan
tepat waktu
c. Prosentase putusan yang menarik
Negara Bandung Yang Agung”, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
Jumlah perkara setiap tahun mengalami peningkatan, namun hal itu tidak
menjadi persoalan oleh karena seberapa besarpun perkara yang masuk maka
(empat) hal yang menjadi Indikator Kinerja dan target yang akan dicapai
yaitu :
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan kembali
peradilan
| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II
pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak
diputus.
bagi warga yang tidak mampu. Indikator kinerja dari sasaran strategis ke tiga
ini adalah :
Bandung telah menyiapkan sasaran yang harus dilaksanakan dan dicapai yaitu :
Tata Usaha Negara Bandung memiliki 4 sasaran strategis di bagian kepaniteraan dan
Tata Usaha Negara Bandung dan dilihat perkembangannya dari tahun 2015 – 2018
serta target atau rencana yang harus ditempuh tahun 2015 – 2019 atau sasaran
strategis jangka menengah yang harus dilaksanakan oleh bagian kepaniteraan dan
kesekretariatan yaitu :
pencari keadilan
golongan tertentu
yang mendapat
layanan bantuan
hukum
4. Meningkatnya Prosentase 84,6% 85% 87% 89% 100%
kepatuhan terhadap putusan perkara
putusan pengadilan TUN yang
ditindaklanjuti
Usaha Negara Bandung dibuat berdasarkan keadaan yang ada dimana keadaan yang
sekarang telah mengalami kemajuan tertib administrasinya. Ini dapat dilihat dari
Bandung.
Dokumen yang di buat ini telah mencakup seluruh kegiatan yang ada di
dan Pelaporan dan dikirim ke Mahkamah Agung dan laporan tahunan yang
tangani oleh pimpinan dan akhir tahun membuat laporan kinerja instansi
diandalkan.
cukup vital bagi aparatur sipil negara untuk menunjang kinerja dan
Indonesia.
dan mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan visi pengadilan Tata
D. Program Utama
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2019,
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung memiliki program dan kegiatan yaitu :
i. Program
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung ;
TARGET
NO. PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN
2018
1. Program peningkatan
a. Terselenggaranya proses 75%
manajemen peradilan militer penyelesaian perkara yang tepat
dan peradilan tata usaha waktu, transparan dan akuntabel
negara b. Tertib administrasi perkara 100%
2. Program dukungan
a. Jumlah dokumen tata kelola 100%
manajemen dan pelaksanaan b. Jumlah pedawai yang mengikuti 100%
tugas teknis lainnyapembinaan dan pelatihan
peradilan tata usaha negarac. Penyelenggaraan operasional 98.44%
perkantoran
3. Program peningkatan sarana - Jumlah sarana dan prasarana kerja 99,51%
Rencana Kinerja Tahun 2018 yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bentuk
komitmen kinerja yang akan dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun dengan
mempertimbangkan segala sumber daya yang ada. Penetapan kinerja ini
merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja selama tahun anggaran
tersebut.
Sasaran yang dicapai Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Tahun Anggaran
2018 dan dinyatakan dalam Rencana Kinerja Tahunan 2018 adalah sebagai
berikut:
Sasaran Strategis
No. Realisasi Realisasi Anggaran
Uraian Indikator Kinerja Program Kegiatan Indikator Kegiatan
a. Persentase perkara
prodeo yang 0%
diselesaikan
Meningkatnya akses
peradila bagi b. Persentase pencari
3. keadilan golongan 0%
masyarakat miskin
tertentu yang
dan terpinggirkan mendapat layanan
bantuan hokum
(Posyankum)
merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat
kebulatan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.
Penetapan kinerja ini sebagai tolok ukur terhadap evaluasi akuntabilitas kinerja
pada akhir tahun 2018 sebagai wujud penerapan reformasi birokrasi Mahkamah
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Mahkamah Agung RI. Perjanjian Kinerja dibuat sesuai dengan tugas masing-
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih
kinerja. Perjanjian Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang
unit kerja yang mana perjanjian kinerja ditingkat unit kerja ditanda tangani oleh
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung merupakan salah satu unit kerja yang
harus melakukan perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja ini sangat diperlukan untuk
direncanakan sebelumnya.
tahun bagi para pegawainya. Perjanjian kinerja adalah pernyataan yang dilakukan
Bandung. Perjanjian Kinerja ini harus dibuat antara bawahan dengan atasan dan
ditanda tangani kedua belah pihak. Perjanjian kinerja ini dilakukan untuk
pencapaian target kinerja menjadi tanggung jawab kedua belah pihak khususnya
dan instansi yang bersangkutan yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
pada umumnya. Target kinerja yang dicapai akan dievaluasi dan akan diambil
amanah;
sasaran organisasi;
Adapun Perjanjian Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tahun 2018,
sebagai berikut :
TARGET
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA
(%)
1. Terwujudnya Proses a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. 100%
Peradilan yang Pasti, b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat 75%
Transparan dan waktu
Akuntabel c. Persentase penurunan sisa perkara 1,3%
(naik)
d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
- Banding 49,3%
- Kasasi 23%
- PK 94.7%
e. Index responden pencari keadilan yang 75,57%
puasterhadap layanan peradilan
menjadi target utama. Jika perjanjian kinerja tersebut belum dapat mencapai
target maka harus dievaluasi bagian mana yang perlu dibenahi dan ditingkatkan.
Perjanjian kinerja bagian kepaniteraan yang diutamakan adalah dalam hal proses
peradilan dari awal hingga akhir harus pasti, transparan dan akuntabel baik
dimana pihak-pihak yang berperan aktif harus benar-benar bersih dari korupsi,
kolusi dan nepotisme. Untuk itu diupayakan kinerja perangkat peradilan harus
besih dan hasil dari keputusan hakim yang menyangkut hak orang banyak harus
perkara juga harus seefisien mungkin. Ketua Mahkamah Agung RI juga telah
menetapkan jangka waktu proses perkara agar perkara yang ditangani dapat
selesai dengan hasil putusan yang dapat diterima kedua belah pihak.
sekali sumber daya manusia yang cukup untuk menunjang kinerja kantor. Calon
pegawai yang diajukan ke Mahkamah Agung RI sampai saat ini masih minim
untuk dipenuhi. Oleh karena itu terjadi adanya pegawai yang diperbantukan ke
bagian lain yang sangat membutuhkan tenaga untuk jalannya organisasi. Adanya
kinerja bagian yang membantu karena bisa dikatakan pekerjaan utama dari
pegawai tersebut sedikit terganggu dan pekerjaan yang dibantu kurang maksimal.
lancar dan kurang cepat. Oleh karena itu masalah sumber daya manusia
pemberian kebutuhan kantor juga dipenuhi sesuai dengan anggaran yang ada dan
dipenuhi.