Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2018
BAB II

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Tahun 2015-2019

merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan

yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, pembinaan,

penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan

peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai

pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang

disesuaikan dengan pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (PJMN) tahun 2015-2019, sebagai pedoman dan

pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam

pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2015-2019.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan

strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah

agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global, dan

tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 19


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,

peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas

kinerjanya.

Pada prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer

untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak,

apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para pegawai/staf

juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda

organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai dimaksud, adalah merupakan

suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan (client service), baik internal

maupun secara eksternal kepada para pencari keadilan.

Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan karya

tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan kualitas

pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM). Kami

sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai

tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas.

Berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan keinginan nyata

pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan

kehidupan bernegara.

Salah satu unsur pokok untuk terwujudnya sistem akuntabilitas pada

pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah terus

tersusun dan terprogram setiap rencana kerja dalam suatu bentuk Rencana Strategis

(Renstra) dengan berbasis kinerja yang merupakan pedoman pelaksanaan Tupoksi

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 20


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara

terencana dan terukur, suatu perencanaan yang strategis diharapkan akan dapat

meningkatkan kinerja sekaligus dapat meningkatkan pelayanan yang prima kepada

masyarakat pencari keadilan.

Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses

mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai sasaran/tujuan tertentu. Adapun sasaran/tujuan mengandung pengertian

bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. Sehubungan

dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang

harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit organisasi/instansi hingga

di daerah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan

merumuskan masalah, merumuskan alternatif kebijaksanaan dan menetapkan

kebijaksanaan.

2. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu

mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan

anggaran, memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran, menetapkan

sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan,

menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran.

Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan

melalui 5 strategi yaitu:

1. Strategi Stabilitas

a. Strategi stabilitas bertujuan untuk menunjukan dan mempertegas arah

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 21


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

bahwa kegiatan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, serta

menghindar dari segala yang menjadi penghambat di masa lalu.

b. Meningkatkan bahwa segala daya dan dana, diarahkan pada peningkatan

efesiensi agar terwujud kondisi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

pada posisi yang stabil dan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

2. Strategi pembangunan

Strategi ini berorientasi untuk menambah kegiatan dan skala prioritas bagi

kegiatan oprasional Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, dengan

melengkapi segala fasilitas yang kurang dengan mengusulkan penambahan

anggaran modal untuk pembangunan atau penambahan peralatan dan

inventaris perkantoran.

3. Strategi efisiensi

Strategi ini berorientasi kepada prioritas dengan memilah kebutuhan yang

paling mendesak dan mendasar yang harus didahulukan serta pengurangan

skala operasional Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yang tidak

mungkin lagi dipertahankan keberadaannya.

4. Strategi Pelayanan Publik

Pembinaan pelayanan informasi dari Mahkamah Agung terhadap badan

peradilan di bawahnya termasuk Peradilan Tata Usaha Negarayang

merupakan salah satu indikator pembaharuan peradilan ke arah

terwujudnya peradilan yang agung dan modern. Kebijakan pembinaan dalam

bidang ini, merupakan keharusan sebagai implementasi Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan surat

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 22


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang

Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan serta surat Keputusan Wakil

Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 01/WKMA-

NY/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Informasi pada

Mahkamah Agung RI.

Substansi kebijakan pada Surat Keputusan Mahkamah Agung RI tersebut,

telah mengatur secara jelas informasi peradilan apa yang boleh dan yang

harus tetap dirahasiakan, pelaksanaan pelayanan informasi, pengumuman

informasi, tata cara pelayanan informasi, tata cara penanganan keberatan

terhadap pelayanan informasi, dan tata cara pelaporan.

5. Strategi kombinasi

Strategi ini merupakan perpaduan dari keempat kombinasi di atas. Dengan

tetap memperioritaskan program mana yang harus didahulukan karena

adanya keterbatasan dana dan sarana tetap memegang prinsip

proposionalitas.

Rencana strategis juga dipergunakan untuk memberikan arah dan sasaran

yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerj Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung yang disearaskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung RI

yang disesuaikan dengan Rencana pembangunan nasional Jangka Panjang (RPJNP)

2010-2035 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019 sebagai

pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan

pengadilan dalam mencapai visi, misi dan tujuan serta sasaran organisasi .

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 23


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Rencana strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung untuk tahap

pertama harus dilihat dari Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja Utama ini

merupakan dasar dari berjalannya sebuah roda organisasi yang telah mempunyai

tujuan, sasaran strategis dan juga program yang digunakan. Dari Indikator itu pula

dapat dibuat sebuah gambaran kearah mana organisasi ini dijalankan. Pada awal tahun

diharuskan membuat sebuah rencana kinerja dimana rencana kinerja tersebut dibuat

setiap tahunnya.

Berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

192/KMA/SK/XI/2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama maka

Rencana Stratetegis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung di bawah ini :

No. Rencana Strategis Indikator Rencana Strategis

Terwujudnya Proses peradilan a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan.


1. yang pasti, transparan dan b. Prosentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
akuntabel c. Prosentase penurunan sisa perkara
d. Prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum :
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
Peningkatan efektifitas a. Prosentase salinan putusan yang dikirim ke
2. pengelolaan penyelesaian perkara pengadilan pengaju tepat waktu
b. Prosentase perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses dalam 1 hari setelah
perkara putus
Meningkatnya akses peradilan a. Prosentase prkara prodeo yang diselesaikan
3. bagi masyarakat misin dan b. Prosentase pencari keadilan golongan tertentu yang
terpinggirkan mendapat layanan bantuan hokum (posyankum)
Meningkatnya kepatuhan terhadap - Prosentase putusan perkara TUN yang ditindaklanjuti
4. putusan pengadilan

B. Indikator Kinerja Utama (IKU)


| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Dalam Indikator Kinerja Utama (IKU), harus memperhatikan faktor-faktor

tertentu, kondisi dan kemanfaatan IKU yaitu sebagai berikut :

 Pemilihan dan penetapan IKU :

Spesifik, dapat dicapai, relevan, menggambarkan keberhasilan sesuatu yang

diukur, dapat dikuantifikasi dan diukur ;

 Pengembangan dan Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan dan transparansi

 Penggunaan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah berguna untuk

menghasilkan informasi kinerja yang handal dengan substansi antara lain :

Perencanaan Jangka Menengah, Perencanaan Tahunan, Penyusunan Dokumen

Penetapan Perjanjian Kinerja.

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 25


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

PENANGGUNG
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN SUMBER DATA
JAWAB
1 2 3 4 5 6

x 100 % Laporan Bulanan


a. Persentase Sisa Perkara
Panitera dan Laporan
Yang Diselesaikan Catatan :
Tahunan
Sisa Perkara = Sisa Perkara Tahun Sebelumnya

x 100 %
Catatan :
Laporan Bulanan
b. Persentase Perkara Yang - Jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus dan Laporan
Diselesaikan Tepat Waktu diselesaikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk Panitera
Terwujudnya Tahunan
Proses Peradilan - Jumlah perkara yang ada = jumlah perkara yang diterima tahun
Yang Pasti, berjalan ditambah sisa perkara tahun sebelumnya
1 - Penyelesaian tepat waktu = penyelesaian perkara yang diselesaikan
Transparan dan
pada tahun berjalan
Akuntabel
x 100 % Laporan Bulanan
c. Persentase Penurunan Sisa Panitera dan Laporan
Catatan :
Perkara
Tn. 1 = Sisa perkara tahun sebelumnya Tahunan
Tn = Sisa perkara tahun berjalan
d. Persentase Perkara Yang
Tidak Mengajukan Upaya x 100 % Laporan Bulanan
Hukum : dan Laporan
- Banding Panitera
- Kasasi Catatan : Tahunan
- Peninjauan Kembali

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 26


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

- Upaya hukum = banding ; kasasi dan peninjauan kembali


- Secara hukum semakin sedikit yang mengajukan upaya hukum, maka
semakin puas atas putusan pengadilan

Indeks Kepuasan Pencari Keadilan

e. Indeks Responden Pencari Catatan : Laporan


Keadilan Yang Puas Permenpan nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 Semesteran dan
Panitera
Terhadap Layanan tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Laporan
Peradilan Tahunan
Layanan Instansi Pemerintah, Sesuai Permenpan RB No. 12 Tahun 2014
Tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik

x 100 % Laporan
a. Persentase Salinan Putusan Bulanan dan
Yang Diterima Oleh Para Catatan : Panitera
Laporan
Pihak Tepat Waktu Tepat Waktu = Pengadilan harus menyiapkan salinan putusan selambat-
Tahunan
Peningkatan lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak perkara diputus
Efektivitas
x 100 %
2. Pengelolaan b. Persentase Berkas Perkara Laporan
Penyelesaian Yang Dimohonkan Banding, Bulanan dan
Perkara Kasasi dan PK Yang Catatan : Panitera
Laporan
Diajukan Secara Lengkap Tepat waktu untuk permohonan banding 60 (enam puluh) hari, kasasi 65
dan Tepat Waktu Tahunan
(enam puluh lima) hari dan PK 74 (tujuh puluh empat) hari sesuai dengan
buku II TUN Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan
c. Persentase Putusan Yang Laporan
x 100 % Panitera
Menarik Perhatian Bulanan dan

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 27


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Masyarakat (sengketa Laporan


pemilu) yang dapat diakses Tahunan
secara online dalam waktu Catatan :
1 hari sejak diputus
Jumlah Putusan Sengketa Pilkada

x 100 %
Laporan
a. Persentase Perkara Prodeo Dirjen TUN dan Bulanan dan
Catatan :
Yang Diselesaikan Panitera Laporan
Perma No. 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum
Tahunan
Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Meningkatnya
Akses Peradilan
Bagi Masyarakat x
3
Miskin dan 100 %
Terpinggirkan b. Persentase Pencari Laporan
Keadilan Golongan Catatan : Bulanan dan
Tertentu Yang Mendapat Panitera
Laporan
Layanan Bantuan Hukum - Perma No. 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan
(Posyankum) Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan Tahunan
- Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan
(marginal)

Meningkatnya x 100 % Laporan


Kepatuhan Persentase Putusan Perkara Catatan : Bulanan dan
4 Panitera
Terhadap Putusan TUN Yang Ditindaklanjuti Jumlah putusan perkara yang BHT = putusan perkara yang sudah Laporan
Pengadilan berkekuatan hukum tetap dan mempunyai nilai eksekutorial (executable) Tahunan

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 28


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 29


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

C. Tujuan dan Sasaran Strategis

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sebagai Pengadilan Tingkat

pertama dalam melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas telah pula menetapkan

tujuan dan sasaran yang akan dicapai secara nyata, spesifik dan terukur.

Tujuan strategis adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Penetapan tujuan strategis harus

disesuaikan dengan visi dan misi Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Dalam

melaksanakan visi dan misi tersebut di atas telah pula menetapkan tujuan dan

sasaran yang akan dicapai secara nyata, spesifik dan terukur.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu hingga 5

(lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Tata Usaha

Negara Bandung akan dapat secara tepat mengevaluasi dan mengukur sejauh mana

visi dan misi telah dicapai yang disusun berdasarkan visi dan misi organisasi.

Adapun isu strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah

peningkatan pelayanan publik. Adapun tujuan strategis yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui

proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel ;

2. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan ;

3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan ;

4. Terwujudnya peningkatan kepuasan pencari keadilan terhadap putusan

pengadilan.

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 30


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

NO. TUJUAN INDIKATOR TUJUAN TARGET


1. Terwujudnya kepercayaan  Prosentase masyarakat yang 100%
masyarakat terhadap system percaya pada system
peradilan yang pasti, transparan dan peradilan
akuntabel
2. Terwujudnya pelayanan prima bagi  Prosentase kepuasan 100%
masyarakat pencari keadilan masyarakat terhadap
pelayanan yang prima
3. Terwujudnya peningkatan akses  Prosentase pemanfaatan 100%
peradilan bagi masyarakat miskin dan fasilitas negara untuk
terpinggirkan masyarakat miskin dan
terpinggirkan
4. Terwujudnya peningkatan kepuasan  Prosentase mutu putusan 100%
pencari keadilan terhadap putusan pengadilan
pengadilan

Dari 4 (empat) tujuan dan sasaran yang ditetapkan ini dapat memacu dan

berusaha untuk dapat memenuhi tujuan tersebut agar menjadi pengadilan yang

diharapkan sesuai dengan misi pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yaitu

“ Mewujudkan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Yang Agung “

Berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 192/KMA/SK/XI/2016 tentang Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama

maka Sasaran Strategis Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung 2018 adalah

sebagai berikut :

No. Sasaran Indikator Kinerja Target

Terwujudnya Proses peradilan yang a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan. 100%
1. pasti, transparan dan akuntabel b. Prosentase perkara yang diselesaikan 50%
tepat waktu
c. Prosentase penurunan sisa perkara 1,3%
(naik)
d. Prosentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum :
- Banding 49,3%
- Kasasi 23%
- Peninjauan Kembali 94,7%
e. Indeks esponden pencari keadilan yang 95%
puas terhadap layanan peradilan
Peningkatan efektifitas pengelolaan a. Prosentase salinan putusan yang diterima 100%
2. penyelesaian perkara oleh para pihak tepat waktu
b. Prosentase berkas perkara yang 100%
dimohonkan banding, kasasi dan
peninjauan kembali secara lengkap dan
tepat waktu
c. Prosentase putusan yang menarik

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 31


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

perhatian masyarakat (sengketa pemilu) 100%


yang dapat diakses secara online dalam
waktu 1 hari sejak putus
Meningkatmya akses peradilan bagi a. Prosentase perkara prodeo yang 0%
3. masyarakat miskin dan terpinggirkan diselesaikan
b. Prosentase pencari keadilan golongan 0%
tertentu yang mendapat layanan bantuan
hukum (posyankum)
Meningkatnya kepatuhan terhadap  Prosentase putusan perkara TUN yang 89%
4. putusan peradilan ditindak lanjuti

Sesuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam

RPJMN tahun 2015-2019 tersebut serta dalam rangka mewujudkan visi

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung “ Mewujudkan Pengadilan Tata Usaha

Negara Bandung Yang Agung”, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

menetapkan 4 (empat) sasaran strategis sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel :

Jumlah perkara setiap tahun mengalami peningkatan, namun hal itu tidak

menjadi persoalan oleh karena seberapa besarpun perkara yang masuk maka

institusi ini solid akan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya.

Dalam peningkatan penyelasaian perkara dalam setiap tahun, maka ada 4

(empat) hal yang menjadi Indikator Kinerja dan target yang akan dicapai

yaitu :

a. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan.

b. Prosentase perkara yang diselesaikan tepat waktu

c. Prosentase penurunan sisa perkara

d. Prosentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

- Banding

- Kasasi

- Peninjauan kembali

e. Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan

peradilan
| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

2. Terwujudnya peradilan yang efektif dan efisien.

Indikator kinerja bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung telah

melaksanakan tugasnya dengan melihat :

a. Prosentase salinan putusan yang diterima para pihak tepat waktu.

b. Prosentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan

peninjauan kembali secara lengkap dan tepat waktu.

c. Prosentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (sengketa

pemilu) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak

diputus.

3. Meningkatmya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sesuai dengan perintah lembaga

tinggi negara yaitu Mahkamah Agung telah melaksanakan pemberian akses

bagi warga yang tidak mampu. Indikator kinerja dari sasaran strategis ke tiga

ini adalah :

a. Prosentase perkara prodeo yang diselesaikan

b. Prosentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan

bantuan hukum (posyankum).

4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan peradilan

Dengan indikator kinerja sebagai berikut :

 Prosentase putusan perkara TUN yang ditindak lanjuti

Untuk sasaran strategis kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung telah menyiapkan sasaran yang harus dilaksanakan dan dicapai yaitu :

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET


1. Meningkatnya manajemen a. Jumlah dokumen tata kelola dan 100%
pelayanan di PTUN Bandung tata administrasi
b. Jumlah pegawai yang mengikuti 100%
pembinaan dan pelatihan
c. Penyelenggaraan operasional 98.44%
perkantoran
2. Terpenuhinya kebutuhan sarana  Prosenase jumlah sarana dan 99,51%
| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

dan prasaana sesuai standar prasarana yang ada sesuai


pelayanan yang prima standar mutu

Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, Pengadilan

Tata Usaha Negara Bandung memiliki 4 sasaran strategis di bagian kepaniteraan dan

2 Sasaran strategis dibidang kesekretariatan yang diajukan dari intansi Pengadilan

Tata Usaha Negara Bandung dan dilihat perkembangannya dari tahun 2015 – 2018

serta target atau rencana yang harus ditempuh tahun 2015 – 2019 atau sasaran

strategis jangka menengah yang harus dilaksanakan oleh bagian kepaniteraan dan

kesekretariatan yaitu :

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 34


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

SASARAN INDIKATOR TARGET


NO.
STRATEGIS KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
1. Terwujudnya proses a. Prosentase sisa 100% 100% 100% 100% 100%
peradilan yang pasti,perkara yang
transparan dan diselesaikan
akuntabel b. Prosentase 49,5% 50% 50% 50% 85%
perkara yang
diseleaikan tepat
waktu
c. Prosentase 4% 3% 0% 1,3% 20%
penurunan sisa
perkara
d. Prosentase
perkara yang
tidak mengajukan
upaya hukum :
- Banding 51% 55% 54% 49,3%
- Kasasi 30% 45% 25% 23% 75%
- Peninjauan 95% 96% 94% 94,7%
Kembali
e. Indeks 68% 70% 80,57 75,57 100%
responden % %
pencari keadilan
yang puas
terhadapan
peradilan
2. Peningkatan a. Prosentase 100% 100% 100% 100% 100%
efektifitas salinan putusan
pengelolaan yang diterima
penyelesaian perkar tepat waktu
b. Prosentase 100% 100% 100% 100% 100%
berkas perkara
yang dimohonkan
banding, kasasi
dan PK yang
diajukan secara
lengkap dan tepat
waktu
c. Prosentase 100% 100% 100% 100% 100%
putusan yang
menarik
perhatian
masyarakat
(sengketa pemilu)
yang dapat
diakses secara
online dalam
waktu 1 hari sejak
diputus
3. Meningkatnya akses a. Prosentase 0% 0% 0% 0% 100%
peradilan bagi perkara prodeo
masyarakat miskin yang diselesaikan 0% 0% 0% 0% 100%
dan terpinggirkan b. Prosentase
| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

pencari keadilan
golongan tertentu
yang mendapat
layanan bantuan
hukum
4. Meningkatnya Prosentase 84,6% 85% 87% 89% 100%
kepatuhan terhadap putusan perkara
putusan pengadilan TUN yang
ditindaklanjuti

Bagian kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung sasaran


strategis jangka menengah adalah sebagai berikut :

SASARAN INDIKATOR TARGET


NO.
STRATEGIS KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
1. Meningkatnya a. Jumlah 98% 99% 100% 100% 100%
manajemen dokumen tata
pelayanan di PTUN kelola dan
Bandung administrasi
b. Jumlah 70% 81% 80% 100% 100%
pegawai yang
mengikuti
pendidikan dan
pelatihan teknis
maupun non
teknis
c.
Penyelenggaraan 99% 99,3% 99% 98,44 100%
operasional %
perkantoran
2. Terpenuhinya Jumlah sarana 97% 96% 98% 99,51 100%
kebutuhan sarana dan prasarana %
dan prasarana sesuai yang sesuai
standar pelayanan standar
peradilan yang prima

Untuk rencana strategis pada bagian kesekretariatan Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung dibuat berdasarkan keadaan yang ada dimana keadaan yang

sekarang telah mengalami kemajuan tertib administrasinya. Ini dapat dilihat dari

penjelasan di bawah ini :

 Terwujudnya pelayanan peradilan yang prima

1. Meningkatnya manajemen pelayanan di lingkungan Pengadilan Tata Usaha

Negara Bandung, di sini dijabarkan mengenai :

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 36


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

a. Jumlah dokumen tata kelola di lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung.

Dokumen yang di buat ini telah mencakup seluruh kegiatan yang ada di

instansi, dari laporan bulanan yang dilaporkan oleh bagian kepaniteraan

telah dilakukan setiap bulan ke bagian perencanaan. Teknologi Informasi

dan Pelaporan dan dikirim ke Mahkamah Agung dan laporan tahunan yang

dilaporkan setiap akhir tahun kebagian Perencanaan. Teknologi Informasi

dan Pelaporan dan juga ke Mahkamah Agung.

Begitu pula untuk bagian kesekretariatan membuat laporan pada awal

tahun Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja yang ditanda

tangani oleh pimpinan dan akhir tahun membuat laporan kinerja instansi

pemerintah yaitu tentang segala kegiatan dan rencana kedepan Pengadilan

Tata Usaha Negara Bandung untuk menjadi pengadilan yang dapat

diandalkan.

b. Jumlah pegawai yang mengikuti pembinaan dan pelatihan

Sumber daya manusia sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat pencari keadilan dan untuk menjamin adanya

peningkatan kualitas pelayanan dan memahami tugas masing-masing

pegawai dengan baik maka diperlukan adanya peningkatan kualitas SDM.

Kebutuhan tenaga yang sangat potensial sangat diperlukan maka perlu

diberi bimbingan dan pembinaan dalam meningkatkan potensi SDM itu

sendiri dan untuk mendapatkan aparatur peradilan yang handal.

c. Penyelenggaraan operasional perkantoran

Penyelenggaran operasional perkantoran merupakan dukungan yang

cukup vital bagi aparatur sipil negara untuk menunjang kinerja dan

kegiatan yang ada. Dipenuhinya segala kebutuhan dari tercukupinya gaji

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 37


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

pegawai hingga pemenuhan segala fasilitas sangat menunjang kinerja

aparatur sipil negara untuk menyokong majunya peradilan yang ada di

Indonesia.

2. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan

peradilan yang prima

 Jumlah sarana dan prasarana sesuai standar mutu

Peningkata sarana dan prasarana aparatur yang dikeluarkan atau dibuat

Mahkamah Agung RI dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan bagi

pengadilan sesuai anggaran yang diajukan. Pemenuhan tersebut untuk

menunjang kinerja aparatur peradilan agar dapat bekerja dengan baik

dan mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan visi pengadilan Tata

Usaha Negara Bandung “ Mewujudkan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung Yang Agung “

D. Program Utama
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2019,
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung memiliki program dan kegiatan yaitu :
i. Program
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung ;

 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah

Agung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dalam menegakkan

supremasi hukum dan keadilan. Sarana dan prasarana

tersebut baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan

maupun kebutuhan aparatur Peradilan Tata Usaha Negara.

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 38


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

2) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata


Usaha Negara ;

 Manajemen yang baik akan meningkatkan kualitas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi suatu lembaga.

Demikian pula halnya dengan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung yang melaksanakan tugas pokok sebagai ujung

tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis

peradilan kepada masyarakat pencari keadilan dalam

masalah sengketa dengan pejabat tata usaha negara.

3) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya Mahkamah Agung.

 Peningkatan profesionalisme aparat hukum, pelayanan

hukum dan bantuan hukum kepada masyarakat tidak dapat

dihitung hanya dari kinerja hakim dalam memeriksa dan

memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya,

pengadilan harus didukung oleh manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya yang dapat mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas pokok pengadilan. Maka itu

perlu dilakukan peningkatan dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya.

TARGET
NO. PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN
2018
1. Program peningkatan
a. Terselenggaranya proses 75%
manajemen peradilan militer penyelesaian perkara yang tepat
dan peradilan tata usaha waktu, transparan dan akuntabel
negara b. Tertib administrasi perkara 100%
2. Program dukungan
a. Jumlah dokumen tata kelola 100%
manajemen dan pelaksanaan b. Jumlah pedawai yang mengikuti 100%
tugas teknis lainnyapembinaan dan pelatihan
peradilan tata usaha negarac. Penyelenggaraan operasional 98.44%
perkantoran
3. Program peningkatan sarana - Jumlah sarana dan prasarana kerja 99,51%

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 39


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

dan prasarana aparatur sesuai dengan standard pelayanan prima


peradilan tata usaha negara

E. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Rencana Kinerja Tahun 2018 yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bentuk
komitmen kinerja yang akan dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun dengan
mempertimbangkan segala sumber daya yang ada. Penetapan kinerja ini
merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja selama tahun anggaran
tersebut.
Sasaran yang dicapai Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Tahun Anggaran
2018 dan dinyatakan dalam Rencana Kinerja Tahunan 2018 adalah sebagai
berikut:

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 40


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2018


PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDUNG

Sasaran Strategis
No. Realisasi Realisasi Anggaran
Uraian Indikator Kinerja Program Kegiatan Indikator Kegiatan

a. Persentase sisa 100%  Program - Adanya - Terselenggaranya 75% Rp.


perkara yang peningkatan pembinaan proses 57.250.000,-
diselesaikan manajemen terhadap tenaga penyelesaian
b. Persentase perkara peradilan teknis perkara yang
yang diselesaika 75% militer dan tepat waktu,
tepat waktu tata usaha transparan dan
negara akuntabel
c. Persentase
penurunan sisa 1,3% - Tertib administrasi 100%
perkara perkara
(mengalami
Terwujudnya proses kenaikan
peradilan yang pasti, dari tahun
1.
transparan dan 2017)
akuntabel
d. Persentase perkara  Program - Terselenggaranya - Jumlah dokumen 100% Rp.
yang tidak dukungan dukungan laporan PTUN 8.372.345.000,-
mengajukan upaya manajemen manajemen dan Bandung
hukum : pelaksanaan dukungan teknis
- Banding 49,3% tugas lainnya lainnya - Jumlah pegawai 100%
- Kasasi 23% Mahkamah yang mengikuti
- Peninjauan 94,7% Agung RI pembinaan dan
Kembali pelatihan
e. Indeks responden 75,57% - Penyelenggaraan 98.44%
pencari keadlan operasional
yang puas terhadap

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 41


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

layanan peradilan perkantoran

a. Persentase salinan 100%


putusan yang
diterima oleh para
pihak tepat waktu  Program - Jumlah sarana 99,51%
- Pengadaan Rp.
b. Persentase berkas peningkatan dan prasarana
100% sarana dan saran dan kerja sesuai 457.500.000,-
perkara yang
dimohonkan prasarana prasarana dengan
banding, kasasi dan aparatur sesuai standar pelayanan
peninjauan kembali Mahkamah pelayanan yang peradilan yang
Peningkatan prima prima
yang diajukan Agung RI
efektifitas secara lengkap dan
2. pengelolaan tepat waktu
penyelesaian
perkara c. Persentase putusan
yang menarik 100%
perhatian
masyarakat
(sengketa pemilu)
yang dapat diakses
secara online dalam
waktu 1 hari setelah
putusan

a. Persentase perkara
prodeo yang 0%
diselesaikan
Meningkatnya akses
peradila bagi b. Persentase pencari
3. keadilan golongan 0%
masyarakat miskin
tertentu yang
dan terpinggirkan mendapat layanan
bantuan hokum
(Posyankum)

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 42


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Meningkatnya Persentase putusan 89%


4. kepatuhan terhadap perkara TUN yang
putusan pengadilan ditindak lanjuti

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 43


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

F. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan

yang akan dicapai antara pimpinan satuan kerja yang menerima

amanah/tanggungjawab/kinerja dengan pihak yang memberikan

amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini

merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat

penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja ini akan

menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi

pemerintah/ unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan

sumber daya yang dikelolanya.

Perjanjian Kinerja tahun 2018 adalah pernyataan komitmen atau

kebulatan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.

Penetapan kinerja ini sebagai tolok ukur terhadap evaluasi akuntabilitas kinerja

pada akhir tahun 2018 sebagai wujud penerapan reformasi birokrasi Mahkamah

Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen perencanaan kinerja

di lingkungan Mahkamah Agung yang penyusunannnya sesuai Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014

Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Kebijakan Umum Mahkamah Agung

RI dalam rangka penggunaan anggaran tahun 2018.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung berisikan perjanjian kinerja yang dibuat untuk menetapkan dan

memantapkan pola kerja pada masing-masing bagian sesuai dengan ketentuan


| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

Mahkamah Agung RI. Perjanjian Kinerja dibuat sesuai dengan tugas masing-

masing yang mempunyai tujuan agar pelayanan pengadilan terhadap masyarakat

bisa semaksimal mungkin dan tidak mengecewakan para pencari keadilan.

Perjanjian kinerja adalah : Lembar / dokumen yang berisikan penugasan

dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program / kegiatan yang disertai dengan indikator

kinerja. Perjanjian Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang

dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome)

yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan

demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang

dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Pihak yang menyusun perjanjian kinerja salah satunya adalah Pimpinan

unit kerja yang mana perjanjian kinerja ditingkat unit kerja ditanda tangani oleh

pejabat yang bersangkutan dan disetujui oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung merupakan salah satu unit kerja yang

harus melakukan perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja ini sangat diperlukan untuk

mengetahui keberhasilan atau kegagalan dari rencana kinerja yang sudah

direncanakan sebelumnya.

Perjanjian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dilakukan setiap

tahun bagi para pegawainya. Perjanjian kinerja adalah pernyataan yang dilakukan

antara bawahan dengan atasan, dimana perjanjian kinerja tersebut juga

diselaraskan dengan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandung. Perjanjian Kinerja ini harus dibuat antara bawahan dengan atasan dan

ditanda tangani kedua belah pihak. Perjanjian kinerja ini dilakukan untuk

mewujudkan target kinerja selama 1 tahun. Keberhasilan dan kegagalan

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 45


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

pencapaian target kinerja menjadi tanggung jawab kedua belah pihak khususnya

dan instansi yang bersangkutan yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

pada umumnya. Target kinerja yang dicapai akan dievaluasi dan akan diambil

tindakan yang diperlukan jika belum tercapai.

Tujuan umum diterapkannya Penetapan Kinerja adalah :

o Intensifikasi pencegahan korupsi;

o Peningkatan kualitas pelayanan publik;

o Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

transparan, dan akuntabel.

Sedangkan tujuan khususnya adalah :

o Meningkatkan Akuntabilitas, Transparansi, dan Kinerja Aparatur;

o Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi

amanah;

o Sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi;

o Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

o Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Adapun Perjanjian Kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung tahun 2018,
sebagai berikut :
TARGET
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA
(%)
1. Terwujudnya Proses a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. 100%
Peradilan yang Pasti, b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat 75%
Transparan dan waktu
Akuntabel c. Persentase penurunan sisa perkara 1,3%
(naik)
d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
- Banding 49,3%
- Kasasi 23%
- PK 94.7%
e. Index responden pencari keadilan yang 75,57%
puasterhadap layanan peradilan

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 46


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

2. Peningkatan a. Persentase salinan putusan yang diterima oleh para


100%
Efektivitas pihak tepat waktu
Pengelolaan b. Persentase berkas pkr yang dimohonkan Banding,
Penyelesaian Perkara Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan 100%
tepat waktu
c. Persentase putusan yang menarik perhatian
masyarakat (sengketa pemilu) yang dapa diakses 100%
secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
3. Meningkatnya Akses a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 0%
Peradilan bagi b. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang
Masyarakat Miskin Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum) 0%
dan Terpinggirkan
4. Meningkatnya Persentase Putusan TUN yang ditindaklanjuti
Kepatuhan Terhadap (dieksekusi). 89%
Putusan Pengadilan

Perjanjian kinerja Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung terdiri dari 4

perjanjian untuk bagian kepaniteraan dan 3 untuk bagian kesekretariatan.

Perjanjian kinerja tersebut harus diupayakan mencapai capaian kinerja yang

menjadi target utama. Jika perjanjian kinerja tersebut belum dapat mencapai

target maka harus dievaluasi bagian mana yang perlu dibenahi dan ditingkatkan.

Perjanjian kinerja bagian kepaniteraan yang diutamakan adalah dalam hal proses

peradilan dari awal hingga akhir harus pasti, transparan dan akuntabel baik

untuk prosesnya maupun administrasinya. Begitu pula aparatur peradilannya,

dimana pihak-pihak yang berperan aktif harus benar-benar bersih dari korupsi,

kolusi dan nepotisme. Untuk itu diupayakan kinerja perangkat peradilan harus

besih dan hasil dari keputusan hakim yang menyangkut hak orang banyak harus

dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal durasi waktu proses penyelesaian

perkara juga harus seefisien mungkin. Ketua Mahkamah Agung RI juga telah

menetapkan jangka waktu proses perkara agar perkara yang ditangani dapat

selesai dengan hasil putusan yang dapat diterima kedua belah pihak.

Untuk bagian kesekretariatan ada 3 hal yang menjadi target kinerja

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung yaitu :

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 47


Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2018
BAB II

- Masalah sumber daya manusia

- Masalah kesejahteraan pegawai

- Masalah penunjang layanan internal

Masalah sumber daya manusia merupakan target utama. Dibutuhkan

sekali sumber daya manusia yang cukup untuk menunjang kinerja kantor. Calon

pegawai yang diajukan ke Mahkamah Agung RI sampai saat ini masih minim

untuk dipenuhi. Oleh karena itu terjadi adanya pegawai yang diperbantukan ke

bagian lain yang sangat membutuhkan tenaga untuk jalannya organisasi. Adanya

perbantuan dari satu bagian ke bagian lain sebenarnya sedikit mengganggu

kinerja bagian yang membantu karena bisa dikatakan pekerjaan utama dari

pegawai tersebut sedikit terganggu dan pekerjaan yang dibantu kurang maksimal.

Kurangnya pegawai terutama staff menyebabkan jalannya organisasi kurang

lancar dan kurang cepat. Oleh karena itu masalah sumber daya manusia

diharapkan dengan permintaan tambahan pegawai dapat dipenuhi oleh

Mahkamah Agung RI.

Peningkatan dan kesejahteraan serta penyelesaian administrasi

perkantoran juga merupakan target kinerja. Diupayakan penggunaan dan

pemberian kebutuhan kantor juga dipenuhi sesuai dengan anggaran yang ada dan

diusahakan permohonan penambahan anggaran untuk kesejahteraan kantor bisa

dipenuhi.

| Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung | 48

Anda mungkin juga menyukai