Anda di halaman 1dari 28

PAPER

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK JALANAN


Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II
Dosen Pembimbing : Widyoningsih, M.Kep.,Sp.Kom

Disusun Oleh :

1. Ani Meysah Putri (108116016)


2. Kristin Indaryani (108116017)
3. Sonia Okta Indriati (108116018)
4. Pramesti Vitriyani (108116019)
5. Lia Laudya (108116035)

S1 KEPERAWATAN 3A
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2018/2019

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut Departemen Sosial RI(2005: 5), Anak jalanan adalah anak yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-
hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-
tempat umumlainnya. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai
dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.
Selain itu, Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut Usia,
Departemen Sosial (2001: 30) memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak yang
sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalanan atau tempat-tempat umum lainnya, usia mereka berkisar dari 6 tahun
sampain 18 tahun. Adapun waktu yang dihabiskan di jalan lebih dari 4 jam dalam
satu hari. Pada dasarnya anak jalanan menghabiskan waktunya di jalan demi
mencari nafkah, baik dengan kerelaan hati maupun dengan paksaanorang tuanya.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak jalanan adalah
anak-anak yang sebagian waktunya mereka gunakan di jalan atau tempat-tempat
umum lainnya baik untuk mencari nafkah maupun berkeliaran. Dalam mencari
nafkah, ada beberapa anak yang rela melakukan kegiatan mencari nafkah di
jalanan dengan kesadaran sendiri, namun banyak pula anak-anak yang dipaksa
untuk bekerja di jalan (mengemis, mengamen, menjadi penyemir sepatu, dan lain-
lain) oleh orang-orang di sekitar mereka, entah itu orang tua atau pihak keluarga
lain, dengan alasan ekonomi keluarga yang rendah. Ciri-ciri anak jalanan adalah
anak yang berusia 6 –18 tahun, berada di jalanan lebih dari 4 jam dalam satu hari,
melakukan kegiatan atau berkeliaran dijalanan, penampilannya kebanyakan
kusam dan pakaian tidak terurus,danmobilitasnya tinggi.

B. Jenis – Jenis Anak Jalanan


Pembagian jenis-jenis anak jalanan menurut UNICEF :
1. Children On The Street
Anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak
di jalan, tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua
mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalanan pada kategori ini adalah
untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban
atau tekanan kemiskinan yang mesti di tanggung tidak dapat di selesaikan
sendiri oleh kedua orang tuanya.
2. Children Of The Street
Anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial
maupun ekonomi. Beberapa di antara mereka masih mempunyai hubungan
dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.
Banyak di antara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab.
Biasanya lari atau pergi dari rumah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah dan
menyimpang baik secara sosial, emosional, fisik maupun seksual.
3. Children From Families Of The Street
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.
Meskipun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup
kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan segala resikonya. Salah satu cirri penting dari kategori ini adalah
pemampangan kehidupan jalanan sejak anak masih bayi, bahkan sejak masih
dalam kandungan. Di Indonesia kategori ini dengan mudah di temui di
berbagai kolong-kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang rel kereta api
dan pinggiran sungai walau secara kuantitatif jumlahnya belum di ketahui
secara pasti.

C. Lingkungan Kerja Anak Jalanan


Dari definisi anak jalanan, dapat diidentifikasi bahwa anak jalanan
menghabiskan sebagian besar waktu mereka di jalanan. Berbagai macam
aktivitasbanyak dilakukan di jalanan. Menurut Departemen SosialRI (2001: 24),
indikator anak jalanan menurut aktivitasyang dilakukan oleh anak jalanan adalah
antara lainmemiliki aktivitas: menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo,
menjajakan koran ataumajalah, mengelap mobil, mencucikendaraan, menjadi
pemulung, pengamen, menjadi kuli angkut, menyewakan payung, menjadi
penghubung atau penjual jasa.
Menurut Departemen Sosial RI (2002: 13-15), aktivitas yang dilakukan
anak jalanan di jalanan diantaranya adalah bekerja baik itu mengamen, mengemis,
memulung, menjual koran, mengasong, mencuci bus, menyemir sepatu,menjadi
calo, dan menggelandang. Selain itu Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (2000:
61-62) menyebutkan bahwa beberapa aktivitas yang dilakukan oleh anak jalanan
adalah bekerjasebagai pengamen, pemulung, pengemis, penjual koran, pengasong,
pencuci bus,penyemis, maupun calo;dan menggelandang.
Dari berbagai sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
macam aktivitas anak yang dilakukan di jalanan diantaranya adalah untuk bekerja
maupun sekedar menggelandang. Aktivitas bekerja anak jalanan diantaranya
adalah menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koran atau
majalah, mengelap mobil, mencucikendaraan, menjadi pemulung, pengamen,
menjadi kuli angkut, menyewakan payung, dan menjadi penghubung atau penjual
jasa.

D. Resiko Kesehatan Yang Mungkin Muncul Pada Anak Jalanan


1. Kekerasan Ekonomi
Kekerasan ekonomi cenderung dilakukan oleh anak jalanan laki-laki
yang lebih tua darinya dan atau oleh aparat keamanan. Secara tidak
langsung kekerasan ekonomi juga dilakukan oleh orang tua mereka.
Kekerasan ekonomi yang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri dapat
berupa pemaksaan terhadap anak-anaknya yang masih di bawah usia untuk
ikut serta memberi sumbangan secara ekonomi bagi keluarga. Kekerasan
orang tua biasanya dilakukan dengan memarahi anak mereka jika
beristirahat atau harus cepat-cepat berlari mendekati mobil apabila lampu

merah menyala agar mendapat uang lebih banyak.

Kekerasan ekonomi juga dilakukan oleh aparat yang sering dilakukan


cakupan pada anak jalanan. Cakupan dilakukan oleh petugas keamanan
seperti Polisi Kotamadya (maksud Satpol PP) dan Hansip. Penangkapan
yang dilakukan oleh petugas sebagai wujud pemerintah kota untuk menjaga
ketertiban dan salah satu solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan
kota besar, sebaliknya justru dianggap sebagai tindak kekerasan ekonomi
dan psikis bagi anak jalanan karena jika mereka sampai tertangkap, anak
jalanan akan dimintai uang. Jika tidak diberi uang, anak jalanan tersebut
diancam akan dimasukkan ke tempat penampungan-penampungan yang ada
di daerah tersebut.
2. Kekerasan Psikis
Bentuk kekerasan ini adalah berupa ancaman tidak diperbolehkan
beroperasi/mengamen/mengemis di tempat tertentu, dimaki-maki dengan
kata kasar sampai ancaman dengan menggunakan senjata tajam. Kekerasan
psikis yang dilakukan baik oleh sesama anak jalanan atau aparat, cenderung
memberikan dampak yang sangat traumatik.
3. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan bentuk kekerasan yang sangat mudah
diketahui dengan melihat akibat yang ditimbulkan. Kekerasan fisik ini
biasanya berupa tamparan, tendangan, gigitan, benturan dengan benda keras,
sampai luka akibat terkena senjata tajam.
4. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual merupakan bentuk pelecehan seksual yang dialami
anak jalanan mulai yang sangat sederhana seperti mencolek pantat, pegang-
pegang payudara sampai diajak ke tempat-tempat yang biasa digunakan
untuk melakukan hubungan seksual (losmen atau hotel-hotel kecil).
Kekerasan seksual yang sering terjadi pada anak jalanan perempuan di
Surabaya lebih sering dilakukan pada anak jalanan perempuan yang telah
menginjak remaja (12 tahun ke atas). Hal tersebut dapat dikategorikan ke
dalam dua kategori yaitu kekerasan fisik dan kekerasan non-fisik. Emotional
abuse dan verbal ebuse dapat dikategorikan sebagai kekerasan non-fisik
yang dapat berakibat pada psikis anak, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan anak. Sedangkan physical abuse dan sexual abuse dapat
dikategorikan sebagai kekerasa fisik yang berakibat pada jasmani anak.
Tingkat kekerasan yang dialami anak jalanan dalam penelitiannya tegolong
dalam kategori rendah. Bentuk kekerasan yang dialami anak jalanan antara
lain diejek teman, dimarahi teman karena melewati batas wilayah, dipaksa
teman untuk menuruti kata-katanya, dipukul orang tua karena tidak
memberi uang, digebukin teman karena melanggar wilayah kerja, dihajar
preman karena tidak membayar uang keamanan dan pelecehan seksual.

E. Diagnosa Keperawatan Pada Kelompok yang Mungkin Muncul


1. Resiko Trauma Fisik
2. Resiko Kekerasan Pada Orang Lain
INSTRUMEN ANAK JALANAN

Sumber Data Keterangan

NO Fokus Pengkajian Data Primer Hasil Interview

Kue Hasil Auto Allo Hasil Observasi Data Sekunder


s px Anamnesa Anamnesa
1 Faktor Resiko
1. Kekerasan Ekonomi
a. Korban Broken

Home
b. Orang tua yang

acuh
c. Orang tua yang
 
tempramental
d. Kemiskinan 
e. Yatim piatu 
f. Palakan dari yang
 
lebih tua
g. Diminta Orang
 
Tua
h. Palak Aparat  
Satpol PP
2. Kekerasan Psikis

a. Korban Bulying 
b. Depresi 
c. Di maki-maki 
d. Tekanan Satpol

PP
3. Kekerasan Fisik

a. Penganiayaan  
b. Pembunuhan  
c. Korban
 
kecelakaan
4. Kekerasan Seksual
a. Pemerkosaan 
b. Pencabulan 
c. Seks bebas 
d. LGBT  
e. Pelecehan

seksual
f. Hubungan Seks 
g. Pemaksaan dari

teman
2 Personal Hygiene 
a. Kebiasaan mandi   Terlihat kotor, bau,
terlihat ada luka
goresan akibat
gatal.
  Gigi terlihat
kuning, kerang gigi
b. Gosok Gigi
terlihat, bau mulut,
gigi berlubang.
c. Cuci Baju
d. Potong Kuku
e. Menggunakan alas
kaki
f. Keramas
3 Aktivitas Anak Jalanan
a. Menyemir Sepatu
b. Menjual Koran
c. Mengelap Mobil
d. Mencuci Kendaraan
e. Pedagang Asongan
f. Menjadi Calo
g. Kuli Angkut
h. Ojek Payung
i. Pengemis
4 Penampilan Secara
Umum
a. Warna Kulit
b. Rambut Kemerahan
c. Berbadan Kurus
d. Pakaian Tidak
Terurus
5 Alasan di Jalanan
a. Dipaksa orangtua
b. Menjadi Korban
Kekerasan Orangtua
c. Tekanan Ekonomi
Keluarga
d. Diculik
e. Asumsi dengan
bekerja bisa
digunakan untuk
sarana bermain
f. Ketidakharmonisan
Rumah Tangga
6 Usia Anak Jalanan
a. Dibawah 14th
b. Dibawah 16th
c. Usia 6th
d. Usia 18th
7 Berapa Jam di Jalanan
a. 1-2 jam
b. 2-3 jam
c. 4-5 jam
d. >6 jam
8 Tinggal Bersama Orang
Tua atau Tidak
a. Mempunyai
Orangtua
b. Yatim Piatu
c. Bertemu teratur
setiap hari dan
tinggal dengan
orangtua
d. Tidak lagi
berhubungan dengan
orangtua
9 Tempat tinggal Anak
Jalanan
Kolong Jembatan
Bantaran Sungai
Emperan Toko
Rel Kereta
Ruang Liar
Risiko trauma fisik
1. Kesulitan ekonomi
2. Lingkungan
criminal tinggi
 Dekat dengan
preman
 Lingkungan
pencuri
 Lingkungan
kekerasan
3. Riwayat trauma
 Di palak
 Di tendang
 Kecelakaan
Risiko kekerasan Pada
Orang Lain
1. Pelanggaran
kendaraan bermotor
 Pekerja asongan
di jalan raya
 Menerobos jalan
saat jalan ramai
2. Ancaman kekerasan
 Ancaman seksual
 Ancaman Verbal
pada oranglain &
masyarakat
 Ancaman Sosial
3. Pola Perilaku
Kekerasan
Antisosial
 Mencuri
 Meminjam
dengan paksaan
 Meminta hak
istimewa
4. Pola Perilaku
Kekerasan Terhadap
Orang Lain
 Memukul
 Menendang
 Meludahi
 Mencakar orang
lain
 Percobaan
pemerkosaan
 Pelecehan
seksual
 Mengencingi
 Membuang
kotoran pada
orang lain
KUISIONER
No Faktor Resiko Sering Pernah Tidak Pernah
1. 1. Kekerasan Ekonomi
a. Korban Broken Home 
b. Orang tua yang acuh 
c. Orang tua yang tempramental 
d. Kemiskinan 
e. Yatim Piatu 
2. Kekerasan Psikis
a. Korban Bulying 
b. Depresi 
3. Kekerasan Fisik
a. Penganiayaan 
b. Pembunuhan 
c. Korban Kecelakaan 
4. Kekerasan Seksual
a. Pancabulan 
b. Pemerkosaan 
c. Seks Bebas 
d. LGBT 
e. Pelecehan Seksual 
PEMERIKSAAN FISIK

No Faktor Resiko Sering Pernah Tidak Pernah


1. Personal Hygiene
a. Rambut 
b. Mata 
c. Telinga 
d. Hidung 
e. Mulut 
d. Tubuh 
e. Tangan 
f. Kaki 
g. Genetalia 
h. Pakaian 

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok pada Anak Jalanan didapatkan hasil bahwa Resiko Perilaku Kekerasan fisik pada anak jalanan
yang sering terjadi berupa perkataan kasar, penganiayaan, didorong dan tindakan pemukulan karena perilaku ini sering terjadi akibat
adanya konflik diantara komunitas anak jalanan sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan tindakan kekerasan fisik. Selain
tindakan kekerasan fisik pada anak jalanan juga berisiko mengalami tindakan kekerasan seksual karena mereka hidup dijalanan yang rawan
akan terjadinya pemerkosaan,pencabulan dan pelecehan seksual. Anak jalanan akan lebih membahayakan dirinya,orang lain dan para
pengguna jalan.
WAWANCARA
1. Apakah korban broken home yang menyebabkan Anda berada di jalanan?
2. Apakah Anda korban dari orang tua yang acuh kepada anaknya?
3. Apakah orang tua anda temperamental yang mengakibatkan anda berada di jalanan?
4. Bagaimana kehidupan Anda sebelum berada di jalanan atau ketika Anda masih tinggal bersama keluarga,apakah salah satu faktornya
kemiskinan?
5. Apakah Anda masih memiliki orangtua/keluarga?
6. Apakah anda sering di palak oleh teman lain yang lebih tua?
7. Apakah anda sering dimintai uang oleh orang tua?
8. Apakah anda pernah mendapat palakan dari satpol pp?
9. Bagaimana hubungan Anda dengan teman sebaya di jalanan, apakah anda sering di bully?
10. Apakah anda sering mengalami kekerasan psikis seperti depresi,di maki-maki,tekanan satpol pp?
11. Apakah anda pernah menjadi korban kekerasan fisik seperti panganiayaan, pembunuhan,korban kecelakaan? Jika pernah coba
ceritakan kejadiannya?
12. Apakah anda pernah menjadi korban kekerasan seksual seperti, Pemerkosaan,pencabulan,seks bebas,lgbt,pelecehan seksual, hubungan
seks, pemaksaan dari teman? Coba ceritakan pengalaman anda.

Data Diagnosis NOC NIC


Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Hasil
Data pendukung masalah keperawatan komunitas : Risiko Trauma Fisik
00038 Risiko Pencegahan Primer 6486 Pencegahan Primer
Trauma 2805
NOC : Kontrol Resiko Komunitas : Kekerasan NIC : Manajemen
Fisik
No Indikator IR ER Lingkungan Keselamatan
1 Program pendidikan
1. Identifikasi kebutuhan
tentang pencegahan
keamanan pasien
kekerasan
berdasarkan fungsi fisik
2 Kompetensi dalam
dan kognitif serta riwayat
mengelola kekerasan oleh
perilaku di masalalu.
tokoh kounitas
3 Penegakn hokum terhadap 2. Identifikasi hal-hal yang
kejahatan kebencian oleh membahayakan di
tokoh komunitas lingkungan (misalnya
4 Pemantauan sistematis
(bahaya) fisik, bilogi dan
tingkat kekerasan di
kimiawi).
komunitas
3. Beritahukan pada lembaga
yang berwenang untuk
NOC : Pemulihan Terhadap Kekerasan : Fisik
melakukan prlindungan
No Indikator IR ER
1 Perawatan trauma secara lingkungan (Misal, dinas
6484
2504 teratur kesehatan, pelayanan
2 Penyemmbuhan trauma lingkungan, badan
fisik lingkungan hidup dan
memaksa
mengganggu).
4. Pola perilaku
klien terhadap
perilaku
kekerasan
terhadap orang
lain (Mis,
memukul/menen
dang/meludah/me
ncakar/percobaan
pemerkosaan/pel
ecehan seksual,
mengencingi/
membuang
kotoran pada
orang lain.
5. Riwayat
melakukan
kekerasan tak
langsung (Mis,
merobek objek di
dinding,agresif
seksual)
6. Riwayat
menyaksikan
kekerasan dalam
keluarga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK ANAK JALANAN

Fasilitas Pelayanan Kesehatan No.Register


Nama Perawat Nama Penanggung Jawab
Nama/Jenis Kelompok Alamat
Penyakit/Masalah Kesehatan

Tanda
Diagnosis
No/Tanggal Implementasi Evaluasi Tangan
Keperawatan
Perawat
1. 10 Mei 2019 Resiko Trauma Fisik 1. Mengidentifikasi kebutuhan S :
keamanan klien berdasarkan 1. Klien mengatakan keamanan
fungsi fisik dan kognitif serta dilingkungan tempat tinggalnya
riwayat perilaku klien di banyak perlakuan kekerasan atau
masalalu. kriminal.
2. Mengidentifikasi hal-hal yang 2. Klien mengatakan banyak korban
membahayakan di lingkungan kecelakaan dijalanan akibat dari
3. Memberitahukan pada lembaga pelanggaran lalulintas.
yang berwenang untuk melakukan 3. Klien mengatakan belum ada pihak
perlindungan lingkungan (Misal, yang menangani masalah nya
dinas kesehatan, pelayanan 4. Klien mengatakan belum
lingkungan, badan lingkungan mengetahui bahan berbahaya yang
hidup dan polusi) ada dilingkungan.
4. Memberikan edukasi individu dan O :
kelompok yang beresiko tinggi 1. Klien terlihat bingung saat diberikan
terhadap bahan berbahaya yang edukasi
ada di lingkungan. 2. Klien terlihat bingung apa yang
disampaikan oleh perawat.
3. Klien terlihat ketakutan

A : Masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
2. 10 Mei 2019 Resiko Perilaku 1. Memeriksa lingkungan secara rutin S :
Kekerasan Terhadap 1. Klien mengatakan keamanan
untuk memastikan bebas dari bahan
Orang Lain
dilingkungannya berbahaya banyak yang
berbahaya.
mencuri, dan merampas sehingga timbul
2. Menyediakan lingkungan yang tidak
terjadinya perilaku kekerasan.
mengancam
2. Klien mengatakan belum mengetahui
3. Membantu klien mengidentifikasi
tentang ancaman kekerasan.
factor apa yang meningkatkan rasa
3. Klien mengatakan keamanan
keamanan.
dilingkungannya masih belum kondusif
4. Mendiskusikan situasi khusus atau masih banyak yg mengancam dan belum
individu yang mengancam klien mengetahui cara meningkatkan rasa
5. Memberikan edukasi kepada klien kemanan.
tentang bahaya dari resiko perilaki 4. Klien mengatakan belum ada pihak yang
kekerasan menangani masalah nya
5. Klien mengatakan sedikit paham tentang
apa yang diajarkan tentang bahayanya
perilaku kekerasan.
O :
1. Klien terlihat ketakutan
2. Klien terlihat aktif mendengarkan
3. Klien terlihat bingung apa yang
disampaikan oleh perawat tentang
ancaman kekerasan
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/9865/2/BAB%202%20-%2008104241012.pdf diakses pada tanggal 20 April 2019, Pukul 09.00


http://digilib.uinsby.ac.id/10111/5/bab%202.pdf diakses pada tanggal 20 April 2019, Pukul 09.00

Anda mungkin juga menyukai