PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa tujuan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Nilai
2. Untuk mengetahui pengertian dari Norma
3. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
f. Sistem nilai bervariasi anatar satu kebudayaan dengan yang lain.
2. Fungsi Nilai Sosial
a. Sebagai faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan
dengan cita-cita atau harapan.
b. Sebagai petunjuk arah dari cara befikir, berperasaan, dan bertindak, sarana
untuk menimbang penilaian masyarakat, penentu dalam memenuhi peran sosial,
dan pengumpulaan orang dalam suatu kelompok sosial.
c. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai sosial
mendorong, menuntun, dan kadang-kadang menekan para individu untuk
berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan. Nilai sosial
menimbulkan perasaan bersalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.
d. Sebagai alat solidatiras kelompok atau masyarakat.
e. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau
masyarakat.
3
c. Tata kelakuan (mores)
Merupakan norma yang bersumber pada filsafat, ajaran agama atau ideologi
yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarannya disebut jahat.
Contoh: larangan berzina, berjudi, mencuri,larangan membunuh.
d. Adat(customs)
Merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila
adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat.
Contoh: larangan mengubur jenazah di Bali, dan larangan merusak hutan
disuku Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan dengan sanksi dikucilkan.
e. Hukum (law)
Merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan sanksi terhadap siapa
saja yang melanggar dirumuskan secara tegas. Berbeda dengan norma-
norma yang lain, pelaksanaan norma hukum didukung oleh adanya aparat,
sehingga memungkinkan pelaksanaan yang tegas.
Contoh: tidak boleh korupsi, mencuri, membunuh,merampok. Dan sanksinya
akan dihukum/dipenjara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang
berlaku.
Adanya pelaksanaan yang berwujud ancama hukuman bagi pelanggarnya, biasanya berupa
sanksi fisik. Misalnya, dipenjara dalam sel tahanan. Bersifat umum, yaitu berlaku bagi siapa
saja. Contohnya, setiap pengendara sepeda motor harus mengenakan helm.
4
d. “orang yang berhubungan intim ditempat umum akan dicap tidak susila”
3. Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenan dengan bagimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam
kehidupan masyarakat.
Contoh:
a. Tidak meludah di sembarang tempat,
b. Memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan,
c. Jangan makan sambil bicara,
d. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua.
4. Norma kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau
peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-
ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran
terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh:
Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika
bertemu.
5
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan
dan kebijakan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antara manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan
fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan
berdosa atau kecewa.
5. Moral dapat memberikan wawasan dasa depan kepada manusia, baik sanksi
sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh
pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam
bertahan dalam setiap dorongan naluri dan keinginan/nafsu yang mengancam
harkat dan martabat pribadi.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan prinsip-prinsip yang benar,
baik terpuji maupun mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma
yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara Nilai, Moral dan
Norma dengan tuntutan prilaku warga negaranya. Setiap warga negara memiliki
kewajiban dan bertanggung jawab terhadap negara terutama dalam hal
pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu negara membutuhkan proses,
kebiasaan serta keteladanan, sedangkan prilaku warga negara berdasarkan pada
kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat sebaiknya kita berprilaku baik didalam maupun diluar
lingkungan masyarakat. Karena nilai, norma dan moral adalah patokan sesorang
untuk menjadi lebih baik. Dengan diterapkannya perilaku yang sesuai dengan ajaran
nilai, norma, dan moral, maka akan terbentuk pribadi yang baik dan diterima
masyarakat.
7
8