Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkaitan dengan nilai. Manusia
memberikan nilai kepada sesuatu. Nilai itu ada atau rill dalam kehidupan manusia. Dengan
nilai diharapkan manusia dapat terdorong untuk melakukan tindakan agar harapannya
dapat terwujud. Moral erat kaitannya dengan akhlak yang mengandung makna tata tertib
yang datang dari hati nurani manusia. Sedang norma adalah tolak ukur/alat untuk
mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari Nilai?
2. Apakah pengertian dari Norma?
3. Apakah pengertian dari Moral?

1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa tujuan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Nilai
2. Untuk mengetahui pengertian dari Norma
3. Untuk mengetahui pengertian dari Moral

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai


Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan prilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan
disamping sistem sosial dan karya.

2.1.1 Macam macam Nilai sebagai berikut:


1. Nilai Estetika
Nilai estetika adalah nilai yang terkandung pada suatu benda yang didasarkan pada
pertimbangan nilai keindahan, baik dalam keindahan bentuk, keindahan tata warna,
keindahan suara maupun keindahan gerak.
2. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai tentang baik buruknya suatu perbuatan manusia berdasarkan
pada nilai-nilai sosial yang bersifat universal.
3. Nilai Religius
Nilai religius atau nilai kepercayaan adalah nilai yang terkandung pada sesuatu
berdasarkan atas kepercayaan seseorang terhadap hal tersebut.
4. Nilai Kebenaran Ilmu Pengetahuan
Nilai kebenaran ilmu pengetahuan adalah nilai yang bersumber dari benar atau tidaknya
segala sesuatu yang didasarkan pada fakta atau bukti-bukti secara ilmiah. Nilai ini lebih
banyak berrsumber dari logika manusia serta pengalaman empiris.

2.1.2 Ciri-Ciri dan Fungsi Nilai Sosial sebagai berikut:


1. Ciri-ciri Nilai Sosial
a. Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta
melalui interaksi sosial.
b. Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi,
dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-
tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari
lagi(enkulturasi).
c. Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya.
d. Nilai sosial bersifat relatif.
e. Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai.

2
f. Sistem nilai bervariasi anatar satu kebudayaan dengan yang lain.
2. Fungsi Nilai Sosial
a. Sebagai faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan
dengan cita-cita atau harapan.
b. Sebagai petunjuk arah dari cara befikir, berperasaan, dan bertindak, sarana
untuk menimbang penilaian masyarakat, penentu dalam memenuhi peran sosial,
dan pengumpulaan orang dalam suatu kelompok sosial.
c. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai sosial
mendorong, menuntun, dan kadang-kadang menekan para individu untuk
berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan. Nilai sosial
menimbulkan perasaan bersalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.
d. Sebagai alat solidatiras kelompok atau masyarakat.
e. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau
masyarakat.

2.2 Pengertian Norma


Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, moral, religi, fan
sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh taat nilai
untuk dipatuhi.

2.2.1 Sifat dari Norma:


a. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal , dapat diterima oleh seluruh
umat manusia.
b. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan
bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan
masyarakat tertentu saja.
c. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memakssa,
sanksinya berupa ancaman hukuman.

2.2.2 Jenis Norma berdasarkan tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya:


a. Tata cara (usage)
Merupakan norma dengan sanksi yang sangat ringan terhadap
pelanggarnya.
Contoh: tidak boleh berbicara ketika sedang makan. Pelanggaran atas norma
ini hanya dinyatakan tidak sopan.
b. Kebiasaan (folkways)
Merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang.
Contoh: mengucap salam ketika bertemu, bermaaf-maafan padaa hari raya
idul fitri.

3
c. Tata kelakuan (mores)
Merupakan norma yang bersumber pada filsafat, ajaran agama atau ideologi
yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarannya disebut jahat.
Contoh: larangan berzina, berjudi, mencuri,larangan membunuh.
d. Adat(customs)
Merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila
adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat.
Contoh: larangan mengubur jenazah di Bali, dan larangan merusak hutan
disuku Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan dengan sanksi dikucilkan.
e. Hukum (law)
Merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan sanksi terhadap siapa
saja yang melanggar dirumuskan secara tegas. Berbeda dengan norma-
norma yang lain, pelaksanaan norma hukum didukung oleh adanya aparat,
sehingga memungkinkan pelaksanaan yang tegas.
Contoh: tidak boleh korupsi, mencuri, membunuh,merampok. Dan sanksinya
akan dihukum/dipenjara sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang
berlaku.
Adanya pelaksanaan yang berwujud ancama hukuman bagi pelanggarnya, biasanya berupa
sanksi fisik. Misalnya, dipenjara dalam sel tahanan. Bersifat umum, yaitu berlaku bagi siapa
saja. Contohnya, setiap pengendara sepeda motor harus mengenakan helm.

2.2.3 Norma Sosial dilihat dari sumber :


1. Norma agama
Berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa. Norma agama adalah
peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagai penafsirnya dan tidak dapat
ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan.
Contoh:
a. “Kamu dilarang membunuh”
b. “kamu harus patuh kepada orang tua”
c. “kamu harus beribadah”
d. “kamu jangan menipu”
2. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga dapat membedakan apa yang dianggap baik dan
apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat sanksi
pengucilan secara fisik (dipenjara,diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh:
a. “kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”
b. “kamu harus berlaku jujur”
c. “kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”

4
d. “orang yang berhubungan intim ditempat umum akan dicap tidak susila”
3. Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenan dengan bagimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam
kehidupan masyarakat.
Contoh:
a. Tidak meludah di sembarang tempat,
b. Memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan,
c. Jangan makan sambil bicara,
d. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua.
4. Norma kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk atau
peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang diulang-
ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran
terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan secara batin.
Contoh:
Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman ketika
bertemu.

2.2.4 Fungsi Norma


Fungsi norma sosial antara lain:
a. Sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam bermasyarakat.
b. Merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
c. Suatu standar skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.

2.3 Pengertian Moral


Pengertian moral dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral.
Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.

2.3.1 Tujuan dan Fungsi Moral


Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan harkat dan
martabat kepribadian manusia melalui pengamalan nilai-nilai dan norma. Adapun
beberapa tujuan dan fungsi moral adalah sebagai berikut:

5
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan
dan kebijakan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antara manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan
fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan
berdosa atau kecewa.
5. Moral dapat memberikan wawasan dasa depan kepada manusia, baik sanksi
sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh
pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam
bertahan dalam setiap dorongan naluri dan keinginan/nafsu yang mengancam
harkat dan martabat pribadi.

Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan prinsip-prinsip yang benar,
baik terpuji maupun mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma
yang mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara Nilai, Moral dan
Norma dengan tuntutan prilaku warga negaranya. Setiap warga negara memiliki
kewajiban dan bertanggung jawab terhadap negara terutama dalam hal
pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu negara membutuhkan proses,
kebiasaan serta keteladanan, sedangkan prilaku warga negara berdasarkan pada
kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat sebaiknya kita berprilaku baik didalam maupun diluar
lingkungan masyarakat. Karena nilai, norma dan moral adalah patokan sesorang
untuk menjadi lebih baik. Dengan diterapkannya perilaku yang sesuai dengan ajaran
nilai, norma, dan moral, maka akan terbentuk pribadi yang baik dan diterima
masyarakat.

7
8

Anda mungkin juga menyukai