Anda di halaman 1dari 16

KEPUASAN KERJA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya


Manusia

Disusun oleh :

ELVIRA MAISYAROH

(NIM : 0505182078)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN ASURANSI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2020
KATAPENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita ipanjatkan atas kehadirat AllahSWT, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang berjudul
Kepuasan Keja.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sebagai bantuan dan dorongan serta
bimbingan yang telah diberikan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua
pembaca pada umumnya.

Medan,5 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2

C. Tujuan Penulis.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepuasan Kerja............................................................................. 3

B. Dampak Kepuasan Dan Ketidakpuasan Kerja............................................... 4

C. Teori-Teori Kepuasan Kerja..............................................................................6

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja......................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil
kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan
berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktifitas hasil kerja pegawai akan
meningkat secara optimal.

Definisi kepuasan kerja menurut Stamps (dalam Taunton, dkk, 2004) seberapa jauh seseorang
menyukai pekerjaannya. Semakin orang tersebut menyukai pekerjaannya, maka semakin
puaslah dia terhadap pekerjaannya.

Menurut Angga Leo : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang
dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah
kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kepuasan kerja

2. Bagaimana Dampak Kepuasan Kerja dan Ketidakpuasan Kerja?

3. Apa saja Teori-teori Kepuasan Kerja

4. Apa saja Faktor-faktor Kepuasan Kerja

C. Tujuan Penulis

a. Untuk mengetahui Pengertian Kepuasan Kerja

b. Untuk mengetahui Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja

c. Untuk mengetahui Teori-teori Kepuasan Kerja

d. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA

Pengertian Kepuasan Kerja adalah salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya
manusia dalam sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para pegawai/ karyawan. 1

Kepuasan kerja dalam pandangan Islam telah disinggung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Seperti
dalam surat At- Taubah ayat 105, yaitu:

ِ ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى عَالِ ِم ْال َغ ْي‬
َ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬

Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.”

Berikut pengertian-pengertian kepuasan kerja menutur beberapa pakar :

Pengertian Kepuasan Kerja menurut Tiffin (1958) dalam Moch. As’ad ( 1995 : 104 ) kepuasan
kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi
kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Sedangkan menurut Blum (1956) dalam
Moch. As’ad ( 1995 : 104 ) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor – faktor pekerjaan, penyesuaian
diri dan hubungan sosial individu diluar kerja.

Dari batasan - batasan mengenai kepuasan kerja tersebut, dapat disimpulkan secara sederhana
bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Pada dasarnya
kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada masing – masing individu. Kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
1
http:// skripsi-manajemen. blogspot. com/2011/02/ pengertian kepuasan kerja. html
moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar
pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. 2

Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa
yang seharusnya mereka terima.3

Kepuasan kerja adalah kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya antara apa yang diharapkan
pegawai dari pekerjaan/kantornya.4 Dalam bukunya, “Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi
“,Robbins mengatakan: “ Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan
dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja dan sebagainya. Seorang dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak
puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu.

B. DAMPAK KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN KERJA

A. Dampak Kepuasan Kerja

1. Produktifitas atau kinerja (Unjuk Kerja) Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas
yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja
mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-
duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka
kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.

2. Ketidakhadiran dan Turn Over Porter & Streers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan
berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih
bersifat spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan

2
Hasibuan, Melayu, SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi : Bumi Putera

3
Stephen P. Robbins. 1996, Organization Bahaviour, Seventh Edition, A Simon & Schuster Company, Englewood Cliffs, New
Jersey 07632

4
Davis, 1995. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, hal : 105
kerja. Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar
kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan kerja. Menurut Robbins (1996)
ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai
macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh,
membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab
pekerjaan mereka.

B. Dampak Ketidakpuasan Kerja

Empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, :

1. Keluar (Exit):

Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari


pekerjaan lain.

2. Menyuarakan (Voice):

Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki
kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.

3. Mengabaikan (Neglect):

Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk,
termasuk misalnya sering absen atau dating terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat
makin banyak.

4. Kesetiaan (Loyalty):

Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya
menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa
organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

5. Kesehatan
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya
masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan
kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan
mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang
lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif.

C. TEORI –TEORI KEPUASAN KERJA

Menurut Wexley dan Yukl (1977) dalam bukunya yang berjudul Organisational Behavior And
Personnel Psychology, teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal
yaitu :

(1) Discrepancy Theory

Teori ini menerangkan bahwa seorang karyawan akan merasa puas bila tidak ada perbedaan
antara apa yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan yang ada. Dipelopori oleh
Porter (1961) dengan mengukur kepuasankerja seseorang dengan menghitung selisih antara
apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Selanjutnya Locke (1969) menerangkan
bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung kepada discrepancy antara should be
(expectation, need, atau value) dengan apa yang menurut perasaannya telah diperoleh atau
dicapai melalui pekerjaan5

(2) Equity Theory

Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,tergantung apakah
ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Menurut teori ini equity
terdiri dari tiga elemen, yaitu :

a. Input, yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai sumbangan
atas pekerjaannya.

b. Out comes, yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan olehkaryawan sebagai hasil
dari pekerjaannya.
5
Moh. As'ad. 1998. Psikologi Industry. Yogyakarta : LIBERTY
c. Comparison persons, yaitu kepada orang lain atau dengan siapa karyawan membandingkan
rasio input – outcomes yang dimilikinya. Comparison Persons ini bisa berupa seseorang di
perusahaan yang sama, atau di tempatlain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri diwaktu
lampau.

Sehingga dapat disimpulkan dalam teori ini adalah setiap karyawan akan membandingkan rasio
input – out comes dirinya dengan rasio input – out comes orang lain. Bila perbandingan itu
dianggap cukup adil, maka ia akan merasa cukup puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang
tetapi menguntungkan, bisa menimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak.

Kelemahan teori ini adalah kenyataan bahwa kepuasan orang juga ditentukan oleh individual
differences (misalkan saja pada waktu orang melamar pekerjaan apabila ditanya besarnya
gaji/upah yang diinginkan).

(3) Two Factor Theory

Teori ini pertama dikemukakan oleh Herzberg melalui hasil penelitian beliau dengan membagi
situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok,
yaitu :

a) Kelompok satisfiers, yaitu situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang
terdiri dari tanggung jawab, prestasi, penghargaan, promosi, dan pekerjaan itu sendiri.
Kehadiran faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya ini tidaklah selalu
mengakibatkan ketidakpuasan.

b) Kelompok dissatisfiers ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang
terdiri dari kondisi kerja, gaji, penyelia, teman kerja, kebijakan administrasi, dan keamanan.
Perbaikan terhadap kondisi ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi
tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja. Yang menarik dari
teori ini justru terletak pada konsep dasar tentang pemisahan kepuasan dan ketidakpuasan
kerja, karena dianggap kontroversial.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA


Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum (1956) dalam As'ad (1999) adalah:

1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan;

2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan


bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan
kemasyarakatan;

3. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi
kerja, dan kesempatan untuk maju.

Ada dua faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai
dan faktor pekerjaannya6

1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi
fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir,
persepsi, dan sikap kerja.

2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan),


kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,
interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah 7

1. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

2. Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.

3. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan
kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

6
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Ros Dakarya

7
Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
4. Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang
mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.

5. Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan
turnover.

6. Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan
keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

7. Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan
tempat parkir.

8. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi
dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.

9. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan
untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi
karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar
suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami
sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini
disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan seorang karyawan secara
subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk
batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa
tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.

Kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait
dengan pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti hubungan dengan atasan, rekan kerja,
lingkungan kerja, dan aturan-aturan. Berdasarkan ini para ahli mengklasifikasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :

1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja,
apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.

2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, apakah memiliki
elemen yang memuaskan.

3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau
tidak menyenangkan.

4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau
menyenangkan, dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.


Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak,
proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat
kepuasan kerja seseorang.

6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psiologis.


DAFTAR PUSTAKA

- http:// skripsi-manajemen. blogspot. com/2011/02/ pengertian kepuasan kerja. html

- Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi : Bumi Aksara

- Robbins, Stephans. 1996, Organization Bahaviour, Seventh Edition, A Simon & Schuster
Company, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

- Davis, 1995. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, hal : 105

- Moh. As'ad. 1998. Psikologi Industry. Yogyakarta : LIBERTY

- Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT Remaja Ros Dakarya

- Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

Anda mungkin juga menyukai