Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOKIMIA

ASAM AMINO DAN PROTEIN

Disusun Oleh :

Dzikri Sukmadinata
Sukmad (2048201036)

Ermas Sulistiani (2048201011)

Mira Hardianti (2048201018)

Rio Aditya (2048201025)

Siti Zenie Febrianti (2048201031)

Sukma Fujiandi Ayu (2048201032)

PROGRAM STUDI S-1


S 1 FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirrohim

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Esa, atas limpahan rahmat danhidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini disusun secara ringkas dan sostematis
agar mudah dipahami. Tujuan kami menulis makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan serta untuk menambah wawasan yang luas. Kami mengharapkan kritik dan saran,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pembelajaran kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.

Kuningan, 30 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Cover

Kata pengantar .............................................................................................................................i

Daftar isi.......................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah ..........................................................................................................2


BAB II Pembahasan

2.1 Asam Amino .........................................................................................................................3


2.1.1 Pengertian Asam Amino .........................................................................................3
2.1.2 Struktur Asam Amino .............................................................................................3
2.1.3 Klasifikasi Asam Amino .........................................................................................5

2.1.4 Fungsi Asam Amino ...............................................................................................7

2.1.5 Sintesis Protein........................................................................................................8

2.1.6 Ikatan Peptida..........................................................................................................9

2.2 Protein ....................................................................................................................................9

2.2.1 Pengertian Protein ...................................................................................................9

2.2.2 Struktur Protein .......................................................................................................10

2.2.3 Klasifikasi Protein ...................................................................................................11

2.2.4 Fungsi Protein .........................................................................................................13

2.3.5 Reaksi Protein Dan Asam Amino Pada System Pencernaan ..................................14

2.2.6 Uji Kualitatif Protein...............................................................................................15

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................17

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen seluler,
seperti protein, karbohidrat, asam lemak, minyak, dan biomolekul lainnya. Sekitar 75% asam
amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita
makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam
makanan di cerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di
bawa oleh darah ke hati. Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino.

Bila ada kelebihan asam amino akan di ubah menjadi asam ketogkutarat yang dapat
masuk kedalam siklus asam sitrat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi Anabolisme dan
Katabolisme. Proses Metabolik dan katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam
amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus,
hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Hati berfungsi
sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi
gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta
hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat
biologis protein sederhana.

Sedangkan Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Semua protein terdapat dalam semua makhluk hidup, tanpa memandang fungsinya dan
aktivitas biologisnya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis. Lalu apakah yang memberikan suatu
protein untuk aktivitas enzimnya, protein lain untuk aktivitas hormon, dan yang lain lagi untuk
aktivitas antibodi? Bagaimana kimiawi protein-protein ini berbeda?. Secara cukup sederhana,
protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-
sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein karena molekul-molekul ini dapat disusun
dalam sejumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah
yang hampir tidak terbatas pula.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari asam amino dan protein?


2. Sebutkan struktur dari asam amino dan protein?
3. Sebutkan klasifikasi dan fungsi dari asam amino dan protein?
4. Jelaskan gugus fungsi pada asam amino?
5. Jelaskan bagaimana reaksi protein dan asam amino pada system pencernaan?
6. Sebutkan dan jelaskan uji kualitatif protein?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi dari asam amino dan protein
2. Mengetahui klasifikasi dari asam amino dan protein
3. Mengetahui penggolongan dan fungsi dari asam amino dan protein
4. Mengetahui gugus fungsi pada asam amino dan protein
5. Mengetahui bagaimana reaksi protein dan asam amino pada system pencernaan
6. Mengetahui uji kualitatif protein

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asam Amino
2.1.1 Pengertian Asam Amino
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein adalah suatu senyawa
yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.

Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu
menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus
karboksil (C-a) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil dalam asam
amino terikat pada atom karbon yang sama.

2.1.2 Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina
(NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau
disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino
lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Ca ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa
bergugus karboksil, yaitu atom € yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena
gugus amina juga terikat pada atom Ca ini, senyawa tersebut merupakan asam a-amino. Asam
amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah,
hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

3
a. Isomerisme

Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino amino—kecuali
glisina—memiliki
memiliki isomer optik: l dan d. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari
gambaran dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil
karboksil-residu-
amina maka ini adalah tipe d. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan jarum jam,
maka itu adalah tipe l. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama CORN, dari
singkatan COOH - R - NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe l meskipun
beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dinding sel bakteri banyak mengandung asam amino
tipe D.

b. Polimerisasi
sasi asam amino

(Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida)

Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer
monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus karboksil milik
satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini
(disebut translasi) secara alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.

Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH OH yang merupakan bagian gugus karboksil satu asam
amino dan gugus -HH yang merupakan bagian gugus amina asam amino lainnya akan terlepas dan
membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino
yang telah melepaskan molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.

c. Zwitter-ion

4
(Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.)
zwitter ion.)

Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini dapat
dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-RR yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam
amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, –NH3+),
NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi
bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titikitik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis
asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter zwitter-ion.
Zwitter-ion
ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik
lebur tinggi karena
ena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk
zwitter-ion
ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral. Karena mempunyai muatan
negatif dan positif, asam amino dapat mengalami reaksi terhadap asam maupun basa.

2.1.3 Klasifikasi Asam Amino

Asam amino yang terdapat dalam protein dapat dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan
relatif gugus R-nya.

1. Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutup)

Gugus non polar adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak mempunyai selisih
muatan
uatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari lima asam amino
yang mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin, isoleusin, valin,dan prolin) dua dengan R
aromatic (fenilalanin dan tnptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin).
(metionin).

2. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan

Golongan ini lebih mudah larut dalam ar dari golongan yang tak mengutub karena gugus
R mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Selain treoinin dan tirosin
yang kekutubannya disebabkan
kan oleh adanya gugus hidroksil (-OH)
( OH) merupakan asam amino yang
termasuk golongan ini. Selam itu yang termasuk dalam golongan ini juga adalah asparagn dan
glutamine yang kekutubannya disebabkan oleh gugus amida (-CONH2)
( CONH2) serta sistein oleh gugus
Sulfidril (-SH).

Asparagin dan glutamine, masing masing merupakan bentuk senyawa amida dari asam aspartat
dan asam glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang mengandung gugus

5
tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksil fenol bersifat paling mengutub dalam
golongan asam amino Ini.

3. Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino asam)

Golongan asam amino ini bemuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari asam aspartat dan
asam glutamat yang masing-masing mempunyai dua gugus karboksil (COOH).

4. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)

Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari lisin, tistidin dan arginin

 Lisin mengandung satu lagi gugus amino pada posisis e dari rantai R atifatik
 Histiden mengandunga gugus lemah imidazolium pada pH 6.0 lebih dari 50 X molekul
histidin bermuatan positif sedangkan pada pH 7.0 kurang dari 10 Sebermuatan positif.
 Arginin mempunyai gugus guan:do pada gugus R nya.

Berdasarkan biosintesis, Asam Amino diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Asam amino
essensial, Asam amino nonessensial dan Asam amino essensial bersyarat.

1. Asam amino esensial, adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Jenis jenis Asam amino
esensial yaitu : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,
Tnftofan, Valin.
2. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam amino esensial.
3. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non esensial, namun
pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh
tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapat dari
makanan maupun suplemen protein.

6
2.1.4 Fungsi Asam Amino

a. Asam amino digunakan oleh tubuh untukmembangun dan memperbaiki otot, ligamen,
tendon, kulit, rambut, dan kuku.
b. Zat ini juga penting untuk pertumbuhan sel, sintesis enzim, serta untuk mendukung reaksi
biokimia dan membuat antibodi serta hemoglobin.
c. Bahkan beberapa asam amino berperan sebagai neurotransmitter, sementara yang lain
memfasilitasi fungsi vitamin dan mineral.

Asam amino mempunyai beberapa fungsi biologis, diantaranya adalah :

a. Pertumbuhan
b. Bahan utama dari penyusun protein
c. Pemeliharaan tubuh
d. Asam amino dapat dimetabolisme dalam menghasilkan energi sesudah cadangan lemak
dan juga karbohidrat tubuh habis
e. Beberapa macam type asam amino mempunyai fungsi untuk neurotransmitter juga
beberapa lagi mempunyai fungsi sebagai bahan biosintesis neurotransmitter, senyawa
biokimia penting tubuh yang lain, dan juga hormon.

Berikut ini beberapa contoh asam amino beserta gugusan fungsinya.

(Gugus glisin, alanin, asam glutamat dan asam aspartat yang merupakan asam amino)

7
(Gugus sistein, lisin, sistin serta tirosin yang merupakan contoh dari asam amino)

2.1.5 Sintesis Protein

Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Jalur metabolik utama dari asam-asam
amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti
protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino.
Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta
siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah
sintesis protein dari asam-asam amino.

Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino,
yaitu: Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium.

Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen
toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan
urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau
menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, Asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu:

1) Asam amino glukogenik

2) ketogenik serta glukogenik, dan

3) ketogenik.

Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat
atau intermediat siklus asam sitrat seperti aketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini
merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino kecuali
lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino yang semata-
mata ketogenik, yang hanya Gapat masuk ke intermediat asetil KoA atau asetoasetil KoA.

8
2.1.6 Ikatan Peptida

Asam amino untuk membentuk suatu protein dihubungkan dengan ikatan peptida. Dua
molekul asam amino dapat diiikat secara kovalen melalui suatu ikatan amida subtitusi yang
disebut ikatan peptida menghasilkan suatu dipeptida. Ikatan seperti ini dibentuk dengan menarik
unsur H2O dari gugus karboksil satu asam amino dan gugus aamino dari molekul lain, dengan
reaksi kondensasi yang kuat. 3 asam amino dapat disatukan oleh dua ikatan peptida dengan cara
yang sama untuk membentuk suatu tripeptida : tetrapeptida dan pentapeptida. Jika terdapat
banyak asam amino yang tergabung dengan cara demikian struktur yang demikian dinamakan
polipeptida. Unit asam amino didalam peptida biasanya disebut residu (rantai ini bukan lagi
merupakan asam amino karena telah kehilangan atom hidrogen dari gugus amino dan sebagian
gugus karboksilnya). Residu asam amino pada ujung suatu peptida yang mempunyai gugus a-
amino bebas disebut residu terminal amino (juga residu terminal N) : residu pada ujung yang
satu lagi, yang mempunyai gugus karboksil bebas disebut terminal karboksil atau residu terminal
C. Peptida dimnamakan dari deret kandungan asam amino, dimulai dari residu termina N.

2.2 Protein

2.2.1 Pengertian Protein

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20
asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino
penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA
sebagai kode genetik.

Protein berasal dari kata protos (bahasa Yunani) yang berarti "yang paling utama".
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50x dari berat keringnya dan berfungsi
sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun, pengatur pH,
dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

9
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jons
Jakob Berzelius pada tahun 1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.

2.2.2 Struktur Protein

Ada 4 struktur macam antara lain :

1. Struktur primer

Struktur primer adalah struktur paling dasar pada protein dimana strukturnya terdiri atas
asam amino yang saling berikatan membentuk rantai panjang polipeptida. Protein struktur primer
berbentuk satu rantai panjang polipeptida seperti pada gambar diatas. Contoh protein dengan
struktur primer adalah hormon insulin.

2. Struktur sekunder

10
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau
gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dpat dibentuk.
Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan
atom H dari gugus amino (N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya
konfirasi spiral yang disebut struktur helix.

3. Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam amino
yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu
protein.

Gambar diatas menjelaskan bahwa dalam protein tersier terjadi begitu banyak ikatan pada
rantai polipeptidanya. Seperti ikatan ionik (ionic bond), ikatan hidrogen (hydrogen bond),
jembatan disulfida (disulfide linkage) dan interaksi antara asam amino hidrofobik (hydrophobic
interactions). Contoh dari protein tersier adalah protein globular yang merupakan pembentuk
enzim dalam tubuh makhluk hidup.

4. Struktur kuartener

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dus rantai polipeptida atau
lebih, yang tiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu
molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.

2.2.3 Klasifikasi Protein

11
1. Enzim, merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira
seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsi sebagai
katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. pada jasad hidup yang berbeda
terdapat macam jenis enzim yang berbeda pula. Molekul enzim biasanya
berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan
sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida. Contoh enzim: ribonuklease, suatu
enzim yang mengkatalisa hidrolisa RNA (asam poliribonukleat): sitokrom,
berperan dalam proses pemindahan electron: tripsin: katalisator pemutus ikatan
peptida tertentu dalam polipeptida.
2. Protein Pembangun, berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur, Beberapa
contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan selubung pada kromosom:
glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel: struktur membrane,
merupakan protein komponen membran sel: a-Keratin, terdapat dalam kulit, bulu
ayam, dan kuku: sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta, fibroin, terdapat
dalam kokon ulat sutra: kolagen, merupakan serabut dalam jaringan penyambung:
elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi):
mukroprotein, terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).
3. Protein Kontraktil, merupakan golongan protein yang berperan dalam proses
gerak. Sebagai contoh misalnya: miosin, merupakan unsur filamen tak bergerak
dalam myofibril: dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk).
4. Protein Pengangkut, mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai
contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang mengandung
besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam
darah vertebrata: hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam
darah beberapa macam invertebrate: mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen
dalam jaringan otot: serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak dalam
darah: B-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah: seruloplasmin,
sebagai alat pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon, termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh misalnya: insulin,
berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormon adrenokortikotrop, berperan
pengatur sintesis kortikosteroid: hormon pertumbuhan, berperan menstimulasi
pertumbuhan tulang.
6. Protein Bersifat Racun, beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan
kelas tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum, menyebabkan
keracunan bahan makanan: racun ular, suatu protein enzim yang dapat
menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat dalam membrane sel:
risin, protein racun dari beras.
7. Protein Pelindung, umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh
misalnya: antibody merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada antigen dan

12
dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa
kompleks: fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses
pembekuan darah, trombin, merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan
darah.
8. Protein Cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein yang terdapat dalam
putih telur: kasein, merupakan protein dalam biji jagung.

Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :

1. Protein bentuk serabut (fibrous)

Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah
rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencemaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot,
arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku.
Miosin merupakan protein utama serat otot.

2. Protein Globuler

Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan
garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah
denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat
dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-
jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.

3. Protein Konjugasi

Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan nonasam amino.


Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein
terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu
kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan
hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.

2.2.4 Fungsi Protein

 Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon
dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.

13
 Alat pengangkut dan penyimpan

Banyak molekul dengan massa molekul kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam
eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.

 Pengatur pergerakan

Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran.

 Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

 Pertahanan tubuh atau imunisasi

Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat bendabenda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti
virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.

 Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

 Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-
bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

2.2.5 Reaksi Protein Dan Asam Amino Pada System Pencernaan

1. Dari mulai dari mulut

Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dikunyah terlebih dahulu di dalam
mulut. Begitu pula dengan makanan yang mengandung protein. Tujuannya untuk menghasilkan
bentuk makanan yang lebih kecil dan halus sehingga memudahkan proses pencernaan.

2. Dicerna jadi bentuk yang lebih kecil di lambung

Setelah tekstur makanan sudah lumat dan halus dengan sempurna, makanan akan ditelan
hingga kemudian masuk ke dalam sistem pencernaan di perut. Di sini, lambung mulai
menjalankan tugasnya dengan menciptakan suasana asam yang akan mengaktifkan enzim
protease.

14
Protein yang terkandung dalam makanan, nantinya akan diubah oleh enzim protease menjadi
bentuk yang lebih kecil, yaitu asam amino. Tidak berhenti sampai di situ, enzim pepsin sebagai
salah satu enzim protease yang utama juga akan mengubah protein menjadi ukuran yang lebih
kecil lagi, yang disebut sebagai peptida.

3. Protein siap diserap di dalam usus halus

Jika tugas di dalam lambung telah selesai, selanjutnya asam amino akan masuk ke dalam
usus halus yang terletak di antara lambung dan usus besar. Di saat yang bersamaan, pankreas
akan melepaskan enzim bikarbonat, yang bertugas untuk menetralkan partikel asam yang
mungkin terbawa dari lambung.

Meski sudah dipecah jadi lebih kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap, harus
dicerna lagi ke bentuk zat yang lebih sederhana. Nah, proses ini memerlukan bantuan enzim
tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase, agar dapat menguraikan asam amino dan peptida.

Selanjutnya, bentuk protein yang paling sederhana ini akan diserap oleh dinding-dinding usus
halus. Di dinding usus halus, terdapat bagian yang disebut dengan vili dan mikrovili yang
memudahkan penyerapan asam amino.

Setelah itu, asam amino akan masuk ke dalam aliran darah bersama nutrisi lainnya yang juga
telah diserap oleh usus halus. Aliran darah akan melewati semua sel-sel tubuh dan membagikan
asam amino ke bagian yang membutuhkan, termasuk sel otot.

Bagian tubuh lain juga ikut andil dalam mencerna protein

Proses pencernaan protein tentu tidak hanya mengandalkan kerja rangkaian sistem
pencernaan saja. Saraf dan hormon di dalam tubuh turut memiliki andil dalam mengantarkan
sinyal dan mengatur kerja organ pencernaan, agar menjalankan tugas sesuai fungsinya.

Ambil contoh, hormon gastrin yang ada di dalam lambung akan merangsang sel-sel di dalamnya
untuk menghasilkan asam. Sementara hormon sekretin berperan dalam mengatur produksi enzim
bikarbonat pada pankreas. Begitu juga dengan hormon kolesistokinin yang akan memberi sinyal
pada pankreas untuk melepaskan enzim pencernaan protein dan nutrisi lainnya.

Di sisi lain, sistem saraf tubuh ternyata dapat membantu proses pencernaan protein dengan
memberikan stimulasi saraf yang memberikan sinyal bahwa ada makanan yang harus diolah di
dalam saluran pencernaan. Stimulasi saraf tersebut nantinya akan membantu memindahkan
makanan dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam sistem pencernaan sesuai dengan
tahapannya.

2.2.6 Uji Kualitatif Protein

Pemeriksaan protein secara kualitatif yang umum digunakan diantaranya uji Biuret, uji
Ninhudrin, uji Xantoprotein, uji Sulfur, dan uji Neuman. Prinsip dari uji tersebut yaitu :
15
1. Uji Biuret

Uji ini digunakan untuk membuktikan adanya ikatan peptida dalam suatu bahan uji.
Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino satu dengan yang
lain saling dihubungkan oleh ikatan peptida untuk membentuk protein. Uji biuret dilakukan
padakomponen yang memiliki dua atau lebih ikatan peptida. CuSO, akan bereaksi dengan NaOH
untuk membentuk Cu(OH)» yang bereaksi dengan ikatan peptida membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu (violet) dalam kondisi basa. Reaksi akan menunjukan hasil positif apabila
terdapat dua ikatan peptida atau lebih.

2. Uji Xantoprotein

Uji ini digunakan untuk mendeteksi adanya cincin benzen aktif pada suatu protein. Hasil
dari reaksi ini adalah senyawa berwarna kuning. Gugus aromatik dani protein mengalami nitrasi
pada kondisi panas dengan asam nitrat pekat dan membentuk produk berwarna kuning.

Melalui uji ini larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan bahan uji
yang diperkirangan mengandung protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung
tirosin, fenilalanin dan triptofan.

3. Uji Ninhidrin

Uji Ninhidrin digunakan untuk membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein.
Dalam reaksi ini, gugus amina pertama melekat pada karbon alfa rantai asam amino kemudian
atom nitrogen dari gugus amina bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna biru keunguan
atau dikenal dengan nama ruhemann's purple. Namun, prolin dan hidroksiproline jika diuji
dengan menggunakan ninhidrin akan menimbulkan warna kuning.

4. Uji Neuman

Uji Neuman merupakan uji spesifik untuk mendeteksi keberadaan kasein pada bahan uji,
Pada pemanasan asan nitrat pekat dan asam sulfat pekat, kasein akan dipecah dan menghasilkan
fosfor. NH3 ditambahkan dengan tujuan untuk mengkodisikan suasan basa. Ammonium
molibdat akan bereaksi dengan NH, pada media basa dan membentuk endapan fosfo-amonium
molibdate berwarna kuning.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini adalah :

1. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino
yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus -NH2 pada atom
karbon a dari posisi gugus -COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam
amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan
menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
2. Berdasarkan sifat polar gugus R, maka asam amino terdiri dari 4 golongan yakni :
Asam amino dengan gugus R yang tidak mengutub, asam amino dengan gugus R
mengutub tidak bermuatan, Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif/asam
amino asam, Asam amino dengan gugus R bermuatan positif/asam amino basa.
3. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
4. Proses pembentukan protein Proses pembentukan protein terjadi melalui 2 proses
utama, yaitu Transkripsi dan Translasi. Transkripsi (proses sintesa RNA dari
DNA menghasilkan Mrna) sedangkan Translasi (proses pembentukan polipeptida
dari MRNA hasil transkripsi).
5. Struktur Asam amino terdiri atas satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus
amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa
(R, dari residue) sedangkan struktur Protein terdiri atas struktur primer, struktur
sekunder, struktur tertier dan struktur kuartener.
6. Manfaat Protein dan Asam amino dalam bidang famasi yaitu untuk penyakit
kanker, protein rekombinan termasuk antibodi monoklonal juga digunakan dalam
sistem penghantaran obat dengan tujuan untuk peningkatan efektivitas dan
penurunan efek toksik dari obat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sofya, Emmawaty. 2000. Biokimia 1. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Marthokarsono, Soekarsono. 1975. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

http://www.academia.edu/8959206/BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN. Diakses pada


tanggal 9 maret 2021

Anda mungkin juga menyukai