6462 19645 1 PB
6462 19645 1 PB
Email: danancahyono2@gmail.com
Abstrak: Guna menghasilkan pembelajaran sejarah yang bermakna maka setiap siswa harus
dibekali dengan kemampuan berpikir untuk memahami sejarah. Salah satu kemampuan
berpikir yang harus dimiliki siswa kaitannya dengan pembelajaran sejarah adalah berpikir
historis. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir historis melalui
penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL). Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian tindakan dan jenis penelitian PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas
XI IPA 1 SMA Negeri 1 Durenan dengan jumlah 11 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan tes. Analisis data
menggunakan naratif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Resource
Based Learning (RBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir historis. Dari hasil tes
kemampuan berpikir historis pada siklus 1 perolehan rata-rata skor sebesar 52.82. Sementara
pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 72.88. Dari hasil analisis dapat diketahui jika siswa
mampu menguasai lima aspek kemampuan berpikir historis yang meliputi: (1) berpikir
kronologis, (2) pemahaman sejarah, (3) analisis dan interpretasi kesejarahan, (4) kemampuan
penelitian kesejarahan, (5) analisis isu kesejarahan dan pengambilan keputusan.
Kata kunci: Resource Based Learning, Historis, Pembelajaran
Abstract: To produce meaningful historical learning, each student must be equipped with the
ability to think to understand history. One of the thinking skills that students must have to do
with learning history is historical thinking. The purpose of this study is to improve the ability to
think historically through the application of the Learning Model for Resource-Based Learning
(RBL). This study uses an action research approach and the type of CAR research. The research
subjects were students of class XI Science 1 of SMA Negeri 1 Durenan with a total of 11 male
students and 24 female students. Data collection techniques using interviews, observation, and
tests. Data analysis using qualitative narrative. The results showed that the application of
Resource-Based Learning (RBL) could improve the ability to think historically. From the results
of the test of historical thinking ability in cycle 1, the average score was 52.82. While in cycle 2
it increased to 72.88. From the results of the analysis it can be seen if students are able to
master five aspects of historical thinking abilities which include: (1) chronological thinking, (2)
historical understanding, (3) historical analysis and interpretation, (4) historical research
ability, (5) historical analysis and decision making.
Keywords: Resource Based Learning, Historis, Teaching
Penguatan kesadaran siswa dalam belajar historisnya. Jadi, pelajaran sejarah tidak
sejarah merupakan hal yang penting hanya menuntut siswa menghafal materi
sebagai upaya membangkitkan minat siswa pelajaran saja tetapi juga mengembangkan
dalam belajar di kelas (Hamid, 2014). kemampuan berpikirnya, dalam hal ini
Dalam pembelajaran sejarah saat ini berpikir historis. Dalam praktiknya belum
didesain untuk menjadikan siswa mampu semua guru mampu menghadirkan
berpikir historis. Secara sederhana pembelajaran sejarah yang membawa
kemampuan berpikir historis adalah siswa mampu mengembangkan
pemahaman yang tepat akan konsep waktu, kemampuan berpikir historis.
ruang, dan masyarakat (Kochar, 2008). Hal ini juga terjadi di kelas XI IPA 1
Maka kemampuan berpikir historis harus SMA Negeri 1 Durenan Trenggalek. Kelas
dimiliki oleh siswa. The Braedly tersebut dipilih sebagai subjek penelitian
Commisions on History School and the dengan alasan sebab kelas unggulan
National Standart for History dalam dengan prestasi belajar siswa tinggi tetapi,
(Murni, 2013) mengungkapkan secara rinci kemampuan berpikir historisnya rendah.
kemampuan berpikir historis adalah: Dapat dilihat saat pembelajaran sejarah
“Historical thinking involves the berlangsung terdapat beberapa indikator
explorations and analysis of
mengenai rendahnya kemampuan berpikir
historical document, places, artifact,
and other record of the past .... this historis diantaranya Pertama,
requeres the children thoughtfully
ketidakmampuan siswa menggambarkan
listen to and read well written
historical narrative that reveal peristiwa sejarah dalam bentuk peta
conditions, changes, and
sejarah, bagan, grafik, dan tabel.
consequences, and that explain why
happened as they did. Analysis of Poin-poin tersebut merupakan salah
the events disribe and the
satu aspek kemampuan berpikir historis
explanations offered, in tandem and
comparasion with historical artifac, pada aspek pemahaman sejarah. Kedua,
record, and the human figures
siswa belum memiliki kemampuan
involved, bring’s a child ability to
think historical thinking fill circle.“ menyusun periodisasi sejarah dengan
Dari pendapat tersebut dapat
benar. Hal ini menunjukkan rendahnya
diketahui jika peranan dokumen atau
kemampuan menyusun garis waktu secara
catatan sejarah, lokasi dari peristiwa
kronologis (Murni, 2013). Ketiga,
sejarah, benda-benda sejarah dan rekaman
ketidakmampuan siswa menganalisis isu
tentang masa lalu memiliki peranan sangat
dan pengambilan keputusan dalam
besar dalam mengarahkan siswa untuk
pembelajaran sejarah (Murni, 2013).
menganalisis peristiwa sejarah guna
Keempat, rendahnya kemampuan
mengembangkan kemampuan berpikir
melakukan analisis dan interpretasi
210 |JURNAL AGASTYA VOL 10 NO 2 JULI 2020
bergantung pada putusan guru serta (Sumadayo, 2013). PTK merupakan bentuk
kemungkinan yang ada dalam kurikulum di penelitian reflektif yang dilakukan oleh
sekolah. Jadi Resource Based Learning bisa guru sendiri yang hasilnya dapat
dipakai dalam berbagai segi, misalnya dimanfaatkan sebagai alat untuk
pembelajaran berprogram atau yang pengembangan kurikulum, pengembangan
mengikuti prosedur yang telah ditentukan sekolah, pengembangan keahlian mengajar
maupun pembelajaran bebas yang (Suroso, 2007). PTK dilaksanakan melalui
berdasarkan pemecahan masalah, tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan &
penelitian, dan penemuan. pengamatan, serta refleksi. Peneliti
Model Resource Based Learning menggunakan model PTK yang
merupakan pembelajaran yang pada dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart
intinya diarahkan kepada siswa (Ryan, (Dasna, 2008).
Wells, Freeman, & Hallam, 1996). Guru Model tersebut memiliki tahapan
hanya berperan pada setiap langkah proses perencanaan, tindakan (act) & pengamatan
belajar, mulai dari perencanaan, penentuan (observation), dan refleksi (reflection).
atau pengumpulan sumber informasi, Pelaksanaan tindakan direncanakan dalam
memberikan motivasi, bantuan dan dua siklus. Siklus 1 terdiri dari dua
memperbaiki kesalahan. Dengan demikian pertemuan. Pertemuan pertama digunakan
proses pembelajaran menjadi lebih untuk menerapan model Resource Based
bermakna bagi siswa. Learning (RBL). Sementara pada
Dengan modal pengetahuan yang pertemuan kedua digunakan untuk
mereka miliki siswa dapat memecahkan pelaksanaan tes kemampuan berpikir
masalah dalam pembelajaran sejarah historis.
dengan menggunakan sejumlah sumber Pola yang sama juga terjadi pada
belajar (Sagala, 2009). Berdasarkan uraian siklus 2. Pertemuan pertama digunakan
sebelumnya artikel ini akan mengajak untuk penerapan model Resource Based
pembaca untuk mengetahui upaya Learning (RBL). Pertemuan kedua
meningkatkan kemampuan berpikir digunakan untuk pelaksanaan tes guna
historis melalui penerapan model mengetahui tingkat kemampuan berpikir
pembelajaran Resource Based Learning. historis. Pada pelaksanaan PTK peneliti
berperan sebagai guru pemberi tindakan
Metode
(Wiriaatmadja, 2014). Guna mencatat
Penelitian ini menggunakan
segala aktivitas pembelajaran peneliti
pendekatan penelitian tindakan dengan
dibantu oleh dua orang observer. Yang
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bertindak sebagai observer adalah guru
212 |JURNAL AGASTYA VOL 10 NO 2 JULI 2020
kelas dan satu teman sejawat. Peneliti juga kemajuan dan hambatan yang terjadi.
dibantu satu teman yang berperan Peneliti mencoba merenungkan tindakan
mendokumentasikan pelaksanan tindakan perbaikan yang dapat digunakan untuk
lewat rekaman video. Penelitian meningkatkan keefektifan tindakan,
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Durenan harapanya bisa lebih baik untuk tindakan
Trenggalek. SMA Negeri 1 Durenan berikutnya dan tujuan PTK dapat tercapai.
berlokasi di Jalan Raya Kendalrejo Nomor
Hasil Dan Pembahasan
82 Kecamatan Durenan Kabupaten
Siklus 1
Trenggalek. Subjek penelitiannya di kelas
Pelaksanaan tindakan siklus 1
XI IPA 1 dengan jumlah 11 siswa laki-laki
meliputi tahapan perencanaan, tindakan &
dan 24 siswa perempuan.
observasi, serta refleksi. Pada tahap
Teknik pengumpulan data
perencanaan peneliti berkolaborasi dengan
menggunakan observasi, wawancara dan
guru menyusun Rencana Pelaksanaan
tes. Untuk mengetahui tingkat kemampuan
Pembelajaran (RPP). Materi pelajaran
berpikir historis siswa, peneliti
siklus 1 membahas seputar kedatangan
menggunakan instrumen berupa soal-soal
Sekutu dan NICA (Nederlansche Indies Civel
dengan mengacu pada indikator berpikir
Administrations) serta perlawanan rakyat
historis. Analisis data menggunakan teknik
di berbagai daerah. Peneliti menyiapkan
analisis data kualitatif, sehingga penelitian
sejumlah sumber belajar yang diambil dari
tindakan teknik analisis datanya bersifat
koleksi perpustakaan sekolah. Pelaksanaan
naratif-kualitatif. Data dianalisis dan
tindakan siklus 1 terdiri dari dua
diinterpretasikan baru dilanjutkan dengan
pertemuan.
evaluasi (Sukmadinata, 2015).
Pertemuan pertama dilaksanakan
Tahap evaluasi bertujuan untuk
dengan alokasi waktu 45 menit. Pertemuan
mengetahui keefektifan tindakan dan
pertama digunakan untuk menerapkan
kesesuain dampak tindakan yang
model pembelajaran RBL. Pertemuan
diharapkan oleh peneliti. Hasil dari
kedua dilaksanakan dengan alokasi waktu
evaluasi akan dijadikan pedoman dalam
45 menit. Pertemuan kedua digunakan
melakukan refleksi ketercapaian tindakan.
untuk pelaksanakan tes guna mengetahui
Tahap terakhir berupa refleksi. Kegiatan
tingkat kemampuan berpikir historis para
tersebut dilakukan peneliti bersama guru
siswa. Langkah-langkah penerapan
dengan tujuan mengkaji dan menganalisis
Resource Based Learning (RBL) diawali
PTK pada setiap siklus dengan jalan
dengan apersepsi oleh guru sebagai
mengidentifikasi hal-hal yang terjadi
pemberi tindakan dengan menunjukan
selama pemberian tindakan termasuk
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS………| 213
tokoh Bung Tomo. Kegiatan inti siswa Pelaksanaan pembelajaran juga molor 5
mulai mengembangkan pertanyaan seputar menit. Hasil pengukuran kemampuan
keterlibatan orang-orang Trenggalek dalam berpikir historis pada pertemuan kedua
perjuangan mempertahankan menunjukan angka yang masih rendah.
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, muncul Berdasarkan hasil tes dapat dilihat jika
pertanyaan seputar peristiwa paling rata-rata skor perolehan siswa
fenomenal dari pertempuran-pertempuran menunjukan angka 52.82. Dengan mengacu
di berbagai daerah. pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Guna menemukan jawaban tersebut yaitu 75 maka dapat dilihat di lampiran
peneliti sebagai guru pemberi tindakan menunjukan siswa yang mendapat > 75
memberikan sedikit pengantar informasi sebanyak 9 siswa dan < 75 sebanyak 26
salah satu peristiwa fenomenalnya adalah siswa.
Pertempuran 10 November 1945 kepada Refleksi pada siklus 1 membahas
siswa sebagai bekal mencari informasi. mengenai jalannya pembelajaran. Para
Para siswa mencari informasi dari buku observer dan peneliti mendiskusikan
teks milik perpustakaan sekolah. Buku permasalahan yang terjadi selama
yang digunakan meliputi: 1) Sejarah pembelajaran. Permasalahan yang perlu
Nasional Indonesia Jilid 3, 2) Sejarah mendapat perhatian terkait pengelolaan
Nasional dan Umum dan 3) Pendidikan kelas, penerapan Resource Based Learning
Sejarah Perjuangan Bangsa. Dari hasil dan hasil tes kemampuan berpikir historis.
menemukan informasi dari sejumlah Penerapan model Resource Based Learning
sumber siswa memilih informasi yang yang belum maksimal serta beberapa
relevan dengan kebutuhan. Siswa indikator dalam berpikir historis yang
membandingkan informasi dari satu belum tercapai menunjukan jika
sumber dengan sumber lainnya. pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
Dari perbandingan tersebut siswa belum memenuhi harapan.
dapat menentukan informasi yang Dengan demikian peneliti
dibutuhkan. Pada tahap akhir siswa diberi memutuskan untuk terus melakukan
kesempatan untuk menyampaikan perbaikan pada siklus 2. Guna menutupi
informasi di depan kelas. Hasil observasi kekurangan pada siklus 1 peneliti dan guru
pada siklus 1 menunjukan langkah-langkah mencari solusi pemecahan. Peneliti
penerapan Resource Based Learning bersama guru sepakat jika pada saat
kurang dipahami siswa. Pada langkah pembelajaran, siswa diberi penjelasan
menyampaikan informasi yang terjadi seputar Resource Based Learning. Untuk
justru siswa bertanya kepada peneliti. indikator-indikator kemampuan berpikir
214 |JURNAL AGASTYA VOL 10 NO 2 JULI 2020
historis juga lebih ditekankan pada siswa. siswa mulai mengembangkan pertanyaan
Peneliti berencana menggunakan garis seputar materi perjuangan diplomasi. Salah
waktu untuk pembelajaran di siklus 2 guna satu siswa bernama MI mengungkapkan
mengarahkan siswa menguasai aspek pertanyaan seputar alasan dipilihnya Sutan
chronological thinking (berpikir Syahrir sebagai delegasi Indonesia pada
kronologis). Harapannya siswa mampu Perundingan Linggarjati. Guna menemukan
memahami materi pembelajaran dengan jawaban tersebut peneliti sebagai guru
mudah dan mampu meningkatkan pemberi tindakan memberikan sedikit
kemampuan berpikir historisnya. pengantar informasi seputar kedudukan
Siklus 2 Sutan Syahrir dalam struktur
Pelaksanaan tindakan siklus 2 pemerintahan Republik Indonesia.
merupakan bentuk perbaikan dari siklus 1. Peneliti sebagai guru pemberi
Tahapan siklus 2 meliputi perencanaan, tindakan mengarahkan siswa untuk
tindakan & observasi, dan refleksi. Pada menemukan informasi seputar alasan
tahap perencanaan peneliti berkolaborasi pemilihan Sutan Syahrir serta informasi-
dengan guru untuk menyusun Rencana informasi seputar perjuangan diplomasi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mulai dari Perundingan Linggarjati,
sedikit melakukan modifikasi pembelajaran Renville, Roem-Royen dan Hooge-Veluwe.
dengan metode diskusi kelompok. Materi Para siswa mencari informasi dari buku
pelajaran pada siklus 2 seputar perjuangan teks Sejarah Nasional Indonesia Jilid dan
diplomasi untuk mempertahankan Sejarah Nasional dan Umum serta modul
kemerdekaan Indonesia. MGMP. Dari hasil menemukan informasi
Pelaksanaan tindakan siklus 2 dari sejumlah sumber siswa memilih
terbagi menjadi dua pertemuan. Pertemuan informasi yang relevan dengan kebutuhan.
pertama diberi alokasi waktu 45 menit dan Siswa membandingkan informasi
pertemuan kedua dilaksanakan alokasi dari satu sumber dengan sumber lainnya.
waktu 45 menit. Pertemuan pertama Dari perbandingan tersebut siswa dapat
digunakan untuk penerapan model RBL menentukan informasi yang dibutuhkan.
sementara pertemuan kedua kegiatannya Pada tahap akhir siswa diberi kesempatan
berupa tes untuk mengetahui tingkat untuk menyampaikan informasi di depan
kemampuan berpikir historis siswa. kelas. Hasil observasi menunjukan
Penerapan Resource Based Learning (RBL) pelaksanaan siklus 2 lebih baik apabila
diawali dengan apersepsi dengan mengulas dibandingkan dengan siklus 1. Para siswa
tokoh Sutan Syahrir dan lokasi ketika belajar sudah mengikuti instruksi
Perundingan Linggarjati. Kegiatan inti yang diberikan oleh peneliti sebagai guru
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS………| 215
siklus 1 seputar kedatangan Sekutu dan Penerapan model Resource Based Learning
NICA serta perlawanan rakyat di berbagai (RBL) dipahami dengan baik oleh siswa.
daerah. Penerapan model Resource Based Langkah-langkah Resource Based Learning
Learning (RBL) pada siklus 1 berjalan (RBL) yang terdiri dari tahap
belum maksimal. Hal ini ditandai dengan mengidentifikasi pertanyaan atau masalah
penerapan Resource Based Learning (RBL) yang terkait dengan pembelajaran, mencari
yang masih belum dipahami oleh sebagian informasi, menggunakan informasi,
siswa. Pada langkah menyampaikan mensintesis informasi, dan evaluasi
informasi terjadi kebingungan dari siswa dilaksanakan dengan baik sesuai sintak
yang bernama KB, ia yang justru bertanya yang tercantum dalam RPP. Terlebih pada
seputar kepergian Sekutu dari Indonesia kegiatan mencari informasi satu siswa
kepada peneliti sebagai guru pemberi dengan lainya saling bertanggung jawab
tindakan. dalam rangka menemukan informasi yang
Kendala lainnya suasana dibutuhkan.
pembelajaran belum kondusif. Sebagian Hal ini tidak lepas dari inovasi
besar siswa masih sering berdiskusi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dengan teman satu bangkunya dengan metode diskusi kelompok.
membicarakan topik diluar pelajaran. Pembelajaran yang mengarahkan siswa
Selain sisi negatif juga terdapat sisi positif. menjadi lebih baik adalah suatu keharusan
Pada siklus 1 sisi positif yang terlihat dan sangat penting (Varshney, 2014). Pada
berupa suasana pembelajaran telah siklus 2 potensi yang dimiliki siswa sudah
berorientasi ke siswa (student oriented), terlihat. Pada siklus 1 jumlah siswa yang
dimana siswa aktif mencari informasi dari berani berbicara di depan kelas masih dua
sejumlah buku sumber. orang sementara siklus 2 meningkat
Melihat kekurangan yang ada pada menjadi delapan orang.
siklus 1 peneliti bersama observer mencari Peningkatan Kemampuan Berpikir
solusi guna meningkatkan suasana Historis Melalui Penerapan Model
pembelajaran ke arah yang lebih baik pada Pembelajaran Resource Based Learning
siklus 2. Idealnya pembelajaran yang baik Penerapan model pembelajaran
itu mampu mengembangkan sikap positif Resource Based Learning dengan
siswa terhadap kegiatan pembelajaran memanfaatkan buku teks sebagai sumber
(Santyasa, 2007). Sikap positif siswa belajar dapat menjadikan siswa
terhadap pembelajaran dapat dirasakan mengembangkan kemampuan berpikir
dan terlihat pada siklus 2. Suasana historisnya. Pada siklus 1 indikator
pembelajaran pada siklus 2 lebih kondusif. kemampuan berpikir historis yang nampak
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS………| 217
yaitu aspek historical capabilities research nampak. Dari hasil refleksi siklus 1,
(Murni, 2013). Siswa yang bernama KB penerapan model pembelajaran Resource
pada langkah apersepsi sudah mampu Based Learning pada siklus 2 menggunakan
merumuskan pertanyaan dari hasil metode diskusi kelompok. Dengan metode
pertemuannya dengan gambar tokoh Bung diskusi harapannya semua siswa semakin
Tomo. Ia mampu merumuskan pertanyaan terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
seputar keterlibatan orang Trenggalek Indikator kemampuan berpikir historis
dalam pertempuran mempertahkan nampak dari kelompok A yang diwakili
kemerdekaan Indonesia. oleh NKP. Ia mampu menjelasankan
Kemampuan berpikir historis aspek keputusan Sutan Syahrir dipilih menjadi
historical comprehension juga nampak. Dari delegasi Indonesia pada Perundingan
hasil membaca sejumlah narasi dalam buku Linggarjati.
teks KB tidak menemukan secara jelas Kemampuan menilai pengambilan
kepergian Sekutu dari Indonesia. suatu keputusan di masa lalu merupakan
Kemampuan siswa menemukan kemampuan berpikir historis pada aspek
kejanggalan pada narasi sejarah historical issues analysis and decision
menunjukkan jika keterampikan making. Pada aspek historical issues
mengidentifikasi elemen-elemen narasi analysis and decision making disebutkan
sejarahnya sudah nampak. Sehingga siswa jika salah satu indikatornya siswa mampu
mampu memunculkan pertanyaan seputar mengevaluasi suatu pengambilan
kepergian Sekutu dari Indonesia. keputusan manusia di masa lalu (Murni,
Kemampuan mengidentifikasi 2013). NKP juga mampu mampu
elemen-elemen dalam narasi sejarah memahami materi sejarah dengan baik.
merupakan salah satu aspek kemampuan Dibuktikan dengan perspektifnya
berpikir historis aspek historical menilai Perundingan Linggarjati sebagai
comprehension (Murni, 2013). Aspek upaya mendapatkan pengakuan
chronological thinking pada indikator internasional. Kemampuan tersebut masuk
kemampuan menyusun garis waktu secara pada kemampuan berpikir historis pada
kronologis muncul pada siklus yang terlihat aspek historical comprehension. Pada aspek
dari penjelasan MI yang mengulas seputar historical comprehension disebutkan jika
pertempuran Ambarawa. Ia menjelaskan salah satu indikatornya siswa mampu
kedatangan Sekutu sampai kepergian menilai suatu makna di balik peristiwa
Sekutu dari Ambarawa (Murni, 2013). (Murni, 2013). KB sebagai perwakilan dari
Sementara pada siklus 2 kemampuan kelompok B lebih bagus dalam
berpikir historis siswa lebih banyak yang penyampaian informasi seperti yang
218 |JURNAL AGASTYA VOL 10 NO 2 JULI 2020