Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

MK. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


PRODI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM

SKOR NILAI:

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat dan Solusi Untuk Mempertahankan


Sosial Budaya Dikalangan Remaja

DISUSUN OLEH:

NAMA : CYNTHIA MARSELA TARIGAN

NIM : 4183151807

DOSEN PENGAMPU : Drs. MUHMMAD ARIF, M.Pd

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan
karunia yang diberikannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan hasil Rekayasa
Ide ini tepat waktu. Saya juga berterimakasih kepada bapak dosen sebagai dosen mata kuliah
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah mempercayakan tugas ini kepada saya dan telah
membimbing saya dalam penyelesaian tugas ini.
Dalam penyusunan tugas laporan Rekayasa Ide ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan atau bentuk tugas laporan Rekayasa Ide. Oleh karena itu, saya
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas laporan Rekayasa Ide ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, 9 Desember 2019

Cynthia Marsela Tarigan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................................................1
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN..................................................................................2
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN...........................................................................................4
3.1 Pembahasan Permasalahan......................................................................................................4
3.2 Solusi Permasalahan..................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................7
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................7
4.2 Saran...........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lingkungan sosial budaya adalah hubungan timbal balik atau interaksi antara masyarakat
dengan lingkungan. Manusia yang dalam hal ini adalah terdiri dari orang-orang secara
individual maupun kelompok dan terbentuk menjadi sebuah masyarakat mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar. Keduanya saling mempengaruhi.
Pengaruh alam terhadap manusia lebih  bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap
alam lebih bersifat aktif.

Ada tiga isu sentral menyangkut remaja, yaitu: Pertama, Musibah dan problematika
terbesar bangsa Indonesia ini adalah menyangkut tentang moralitas dan akhlak bangsa
terutama di kalangan remaja. Kedua, Remaja kehilangan figur yang menjadi dambaannya
akhirnya bermuara sulitnya mewujudkan kepribadian remaja. Ketiga, Informasi global bukan
semakin menigkatkan Iman dan Takwa remaja tetapi lebih banyak menjerumuskan remaja ke
jurang kenistaan yang lebih dalam. Disinilah makna pentingnya membangun remaja generasi
penerus kita untuk siap menghadapi berbagai persoalan yang menghadang, dan tampil
sebagai generasi masa depan yang berkualitas dengan sifat, sikap dan  perilaku yang terpuji
sehingga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara.

Berbagai masalah sosial sesungguhnya telah terwujud jika masyarakat yang bersangkutan
berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepat, yang khususnya
adalah disebabkan oleh perubahan teknologi. Suatu hal dikatakan sebagai masalah sosial,
biasanya dirasakan oleh masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat-
masyarakat yang sudah maju atau kompleks.
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial budaya dikalangan remaja.

2. Untuk mengetahui apa penyebab perubahan sosial budaya dikalangan remaja.

3. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi perubahan sosial budaya dikalangan remaja
1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui bagaimana perubahan sosial budaya dikalangan remaja.

1
2. Dapat mengetahui apa penyebab perubahan sosial budaya dikalangan remaja.

3. Dapat mengetahui solusi untuk mengatasi perubahan sosial budaya dikalangan remaja

BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Seiring berkembangnya arus globalisasi saat ini membuat masyarakat Indonesia
hampir kehilangan kebudayaan mereka sendiri terutama di kalangan remaja, karena banyak
remaja yang menganggap budaya yang dimiliki bangsa sendiri adalah budaya yang kuno,
salah satunya dalam bidang berpakaian.  Hal ini disebabkan karena semakin pesatnya arus
modernisasi di Indonesia memudahkan pengaruh perubahan sosial pola pemikiran
masyarakat Indonesia yang awalnya tradisional menjadi modern, peristiwa ini sebenarnya
memberikan dampak positif dan negatif dalam perkembangan di era milenial ini. 
Modernisasi adalah proses masa kini atau menuju masyarakat modern, dalam hal ini
menyebabkan sebuah tantangan yang membawa pengaruh bangsa Indonesia kepada perilaku
peniruan budaya barat, hal ini terjadi pada generasi milenial yang kini lebih menyukai produk
luar negeri daripada dalam negeri. Pakaian adalah bahan tekstil yang digunakan oleh tubuh
sebagai kebutuhan pokok manusia selain makanan, adanya modernisasi membuat gaya
berpakaian masyarakat Indonesia semakin berubah. 
Pada dasarnya masyarakat memakai baju panjang, memakai batik, jarik, dan kebaya
sebagai ciri khas budaya lokal. Tetapi saat ini masyarakat Indonesia cenderung menggunakan
pakaian dengan meniru-nirukan gaya orang barat, sedangkan produk sendiri kebaya atau
batik mulai ditinggalkan, hal ini berawal ketika bangsa Eropa melakukan kolonialisasi di
Indonesia yang membuat masyarakat peka terhadap gaya mode terlebih-lebih perkembangan
teknologi informasi saat ini yang menjadi peluang bangsa Indonesia untuk melakukan
peniruan terhadap mode berpakaian bangsa barat (Hanitzch, 2011, hal. 307).
Selain dari segi berpakaian dalam hal sopan santun remaja sekarang dapat dikatakan kurang
sopan. Dimana pada remaja saat ini tidak bisa membedakan mana yang lebih tua dibanding
dirinya. Ketika melewati yang lebih tua darinya tidak ada lagi sopan menurunkan tangan
kanan dan ijin permisi lewat. Ini dikarenakan remaja saat ini banyak mengikuti era kebarat-

2
baratan sehingga melupakan tradisi sopan santun zaman dulu. Moral remaja zaman now
sedang menjadi tema hangat yang ramai diperbincangkan. Baik itu di televisi, surat kabar,
jejaring sosial dan media yang lain. Bukan teknologi dan globalisasinya yang salah, tapi
ketiadaan filter dan prinsiplah yang membuat moral remaja kian rusak. Bahkan, kini banyak
anak-anak sudah menonton tayangan yang merusak moral seperti pornografi, baik sengaja
atau tidak. Persoalan asusila di kalangan remaja ini terutama seks bebas harus segera
dihentikan secepatnya. Jika tidak, remaja dan generasi selanjutnya akan semakin rusak.
Adapun faktor penyebab westernisasi yang semakin berkembang di Indonesia, salah
satunya teknologi informasi mengakibatkan masyarakat Indonesia mudah mengakses lebih
luas tentang model berpakaian mereka, melalui informasi yang pesat menjadikan masyarakat
mudah menjangkau informasi untuk peniruan terhadap budaya bangsa barat. Ada pula faktor
pendidikan, semakin maju pendidikan di Indonesia menjadikan para pelajar untuk
melanjutkan studinya ke luar negeri sehingga menyebabkan pelajar mengadopsi budaya-
budaya luar yang telah menjadi keseharian mereka berinteraksi dengan masyarakat luar
sehingga saat kembali ke Indonesia, pelajar tersebut masih membawa pengaruh mode dari
luar negeri dan ditiru oleh masyarakat sekitar. Selain itu masih banyak faktor yang
mempengaruhi pola pemikiran masyarakat Indonesia, sehingga menjadikan sebuah dampak
bagi pola perilaku dan pola pikir mereka tentang adanya westernisasi.

3
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN


3.1 Pembahasan Permasalahan
Faktor-Faktor Penghambat Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
 Orang tua
Hambatan internal yang ditemui dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja, yaitu:
1) Pengetahuan yang dimiliki remaja lebih banyak dari pada orang tua, sehingga nasehat
orang tua kadang-kadang dianggap dongeng belaka.
2) Tingkat keadaan para remaja akan hari depan tidak sama, sehingga menyebabkan
langkah-langkah yang telah dilakukan dengan benar kadang-kadang menyimpang.
3) Sulitnya mengetahui kemampuan remaja yang masih terpendam karena sifat anak
remaja yang kadang-kadang cenderung pasif (pemalu). Sedangkan hambatan
eksternal yang di jumpai dalam pembinaan moral dan kreativitas remaja dari keluarga
yaitu arus globalisasi dan reformasi media massa dan elektronika sehingga mudah
ditiru oleh oleh para remaja, kurang adanya pengawasan orang tua dalam memfilter
informasi yang diperoleh remaja dari media masa dan internet.
 Lingkungan Sekolah
Hambatan internal adalah tingginya emosi dan gejolak remaja tersebut sehingga
pemuda merasa lebih tahu atau mengerti dari pada aparatur sekolah seperti guru, adanya sifat
jenuh yang kadang-kadang muncul pada diri pemuda sehingga mereka kurang terarah, dan
remaja kadang meremehkan himbauan dari guru sehingga mereka kadang ketinggalan
informasi yang terkini. Sedangkan hambatan eksternalnya adalah beberapa sekolah masih
dijumpai sarana dan prasarana yang kurang memadai dan belum adanya organisasi siswa dan
aula untuk pertemuan pemuda, sumber dana yang sangat minim untuk menunjang kegiatan
remaja, dan kurangnya kesadaran pihak sekolah yang kadang-kadang mengabaikan tugas
yang telah deprogramkan untuk siswa.

4
3.2 Solusi Permasalahan
Membina anak-anak untuk berpakian sopan sesuai dengan tempat mereka berada.
Sehingga remaja saat ini mengetahui seberapa penting untuk berpakaian sopan di muka
umum. Kalau tidak diri sendiri yang peduli tidak aka nada perubahan yang dapat terjadi.
Selain itu Indonesia juga meningkatkan kualitas pakaian di Indonesia sehingga dapat laku di
pasar Indonesia dan dunia luas.
Pembinaan moral dan kreativitas remaja dapat dilakukan oleh remaja itu sendiri,
orang tua, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolahnya. Dimana lingkungan tersebut
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan moral maupun pengembangan
kreativitas remaja. Berikut pembinaan moral dan kreativitas remaja untuk generasi yang
mandiri dan berkarakter.
Faktor-Faktor Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
1. Faktor Pendukung Pembinaan Moral dan Kreativitas Remaja
 Orang Tua
Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak remaja akan membantu interaksi
pembinaan para remaja Karen kedua-duanya saling mengerti, memahami, menanggapi dalam
memecahkan berbagai persoalan secara terbuka. Sikap keterbukaan itulah akan memudahkan
bimbingan moral dan kreativitas pemuda. Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap
remaja, sikap ayah terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral
remaja, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orangtua yang keras (otoriter)
cenderung melahirkan sikap disiplin semu, sedangkan sikap yang acuh tak acuh atau sikap
masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggungjawab dan kurang
mempedulikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah
sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah (dialogis).
 Lingkungan Sekolah
Pesatnya laju era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu
tekhnologi dengan ketidak puasan terhadap tatanan kehidupan saat ini yang serba transisi.
Adanya arus reformasi yang tidak pernah menentu ini membuat dampak tersendiri bagi para
remaja dan masyarakat pada umumnya. Pembinaan moral dan kreativitas remaja juga
dilaksanakan melalui lembaga pendidikan dengan cara
1) Dibentuknya organisasi intra sekolah seperti Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R),
Osis, dan Organisasi Keagamaan. Dimana organisasi tersebut menjadi wadah pengajaran
moral terkait nilai-nilai luhur yang baik kepada siswa.

5
2) Menghimbau kepada para remaja untuk peran aktif mengikuti kegiatan yang diprogram
oleh organisasi yang ada di sekolah tersebut.
3) Pihak sekolah termasuk kepala sekolah beserta pada guru ikut berpartisipasi dan
mendukung secara penuh terhadap wadah-wadah pembinaan remaja di sekolah.
 Lingkungan Masyarakat
Pembinaan moral dan kreativitas remaja sangat di dukung masyarakat karena dengan
adanya kegiatan tersebut para remaja dapat mengembangkan sikap moral, minat, dan
bakatnya sesuai dengan keahliannya masing-masing. Disamping itu, pembinaan kreativitas
remaja ini membawa dampak positif yang begitu besar bagi para generasi muda di desa
tersebut, terbukti dengan semakin meningkatnya kreativitas remaja tersebut. Pembinaan
kreativitas remaja yang dilaksanakan oleh masyarakat yaitu melalui kegiatan latihan
keterampilan baik dibidang seni maupun olah raga. Sedangkan tujuan dan motivasi
diadakannya pembinaan moral dan kreativitas remaja adalah terwujudnya pemuda yang tetap
berpegang teguh pada agama yang dianutnya yang mereka pelajari, mencetak kader-kader
yang berpendidikan dan berbudi luhur, dinamis, dan kreatif, serta berketerampilan, dan
menjadikan generasi muda yang berakhlak mulia atau bermoral baik dan mandiri.

6
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pembinaan moral dan kreativitas remaja adalah suatu proses pembentukan dan
pengembangan moral dan kreativitas seorang individu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan kemudian membentuk suatu nilai, norma dan inovasi yang progresif. Faktor yang
mempengaruhi pembinaan moral dan kreativitas remaja terdiri atas faktor pendukung dan
faktor penghambat. Faktor pendukung pembinaan moral dan kreativitas remaja adalah faktor
orang tua sebagai lingkungan terdekat yang berperan aktif dalam membentuk dan
mengarahkan pembinaan moral dan kreativitas remaja, faktor lingkungan sekolah sebagai
wadah yang menyediakan sarana dan prasarana pendukung dalam pembinaan moral dan

7
kreativitas remaja/siswanya, dan faktor lingkungan masyarakat atau lingkungan tempat
tinggal yang berperan dalam memfasilitasi adanya kegiatan dan pelatihan terkait pembinaan
moral dan kreativitas remaja. Sedangkan faktor penghambat terdiri atas orang tua, yaitu
kurangnya arahan dan perhatian orang tua terhadap anak akan menghambat perkembangan
moral dan kreativitas remaja. Faktor penghambat lainnya yaitu lingkungan sekolah yang
tidak mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dalam memfasilitasi berbagai kegiatan
terkait pembinaan moral dan kreativitas remaja. Ditingkatkan kualitas pakaian Indonesia dan
menanamkan pentingnya berpakaian sopan akan memberi solusi dalam menghadapai
perubahan sosial budaya.
4.2 Saran

Ditingkatkan permasalahan yang ada dalam hal perubahan sosial budaya secara meluas.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, B. (2015). Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Dan Kebudayaan. Al-Hikmah, 9(2), 180–205.
https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v9i2.323

Anda mungkin juga menyukai