Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ULUMUL HADIS

“ILMU HADIS DIRAYAH DAN RIWAYAH”


Dosen Pengampu Mata Kuliah

Zuhrufatul Jannah, M.Ag

Disusun Oleh :

Hasmiyatun Nazila (200602127)

Taofikurrahman (200602121)

Kelas : 2E Sosiologi Agama

FAKULTAS USLUHUDDIN DAN STUDI

AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah”tepat waktu.

Makalah “Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah” disusun guna memenuhi tugas dari dosen pada
Mata Kuliah Ulumul Hadis di UIN Mataram. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah. Kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Zuhrufatul Jannah, M.Ag selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 27 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU HADIS DIRAYAH DAN RIWAYAH


B. OBYEK KAJIAN ILMU HADIS DIRAYAH DAN RIWAYAH
C. HUKUM MEMPELAJARI ILMU HADIS DIRAYAH DAN RIWAYAH
D. PERINTIS ILMU HADIS DIRAYAH DAN

RIWAYAH BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya Ulumul Hadis telah lahir sejak dimulainya periwayatan Hadis di dalam
Islam, terutama setelah Rasul Saw. wafat, ketika umat merasakan perlunya menghimpun
Hadis-Hadis Rasul dikarenakan adanya kekhawatiran Hadis-Hadis tersebut akan hilang
atau lenyap. Para sahabat mulai giat melakukan pencatatan dan periwayatan Hadis,
mereka mempergunakan kaidah-kaidah dan metode-metode tertentu dalam menerima
Hadis, namun mereka belumlah menuliskan kaidah-kaidah tersebut.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa Ulumul Hadis ialah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya dengan Hadis Rasul. Ilmu ini dapat
memberikan penilaian apakah suatu Hadis memenuhi kriteria untuk dapat diterima atau
tidak memenuhi syarat sehingga harus ditolak.
Secara garis besarnya, ilmu Hadis dibedakan kepada ilmu Hadis Riwayah dan ilmu
Hadis Dirayah. Manfaat mempelajari ilmu Hadis Riwayah adalah untuk memelihara
kemurnian Hadis-Hadis Rasul dan menghindarkannya dari kemungkinan-kemungkinan
salah kutip dan kekeliruan lainnya. Adapun guna mempelajari Ilmu Hadis Dirayah adalah
untuk dapat memberikan kepastian kepada kita dalam menilai sebuah hadis, mana yang
shahih dan mana pula yang tidak. Dengan kata lain, kajian Hadis Dirayah akan
memnerikan keyakinan kepada kita dalam penerimaan Hadis yang dapat dijadikan Hujah.
Ilmu ini di kalangan ulama Hadis disebut juga „illah al-hadits dan „ilm Musthalah al-
Hadis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah?
2. Apa saja obyek kajian Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah?
3. Bagaimana hukum mempelajari Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah?
4. Siapa perintis Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Ilmu Hadis
Dirayah
‫ْاَلق ُا ْن ُه ن ُ ْي َد رى ِب ِه َأ ْحها ُل ال َّ َسنِ د وْال ْم ت ِن َو ْك يِ َفّي ُة‬
َ َ َ َ
‫الت‬
.‫رذِل َك‬ ٰ ‫ّ ح ُّم ِل ْواألَد ِا ء و ِصف ُة الِرجا ِل و غ ي‬
َْ َ َ َ ّ َ َ َ َ َ

“Undang-undang (kaidah-kaidah) untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima
dan menyampaikan al-Hadis, sifat-sifat rawi dan lain sebagainya”.

‫عل م ُي ْعَ ر ُف ِب ِه َأ ْحها ُل ال َّ َسنِ د وْال مْ ت ِن َو ْك يِ َفّي ُة‬ ِ


َ َ َ َ ُْ
‫الت‬
.‫ر جا ِل‬ ِ ِ ِ ِ ّ
َ ِ‫َح ُّم ل َْواألََدا ء َو صفا ت ا ّل‬

“Ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan hadis
serta sifat-sifat para perawi hadis”.

Menurut Ibn Akfani berpendapat, ilmu hadits dirayah adalah ilmu yang dapat mengetahui
hakikat riwayah, syarat-syarat, macam-macam dan hukum-hukumnya, ilmu yang dapat
mengetahui keadaan para rawi, syarat-syarat rawi dan yang diriwayahkannya serta semua yang
berkaitan dengan periwayahannya.

Menurut Muhammad „Ajjaj Al Khathib, Ilmu Hadis Dirayah adalah kumpulan kaidah-kaidah
dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marawi dari segi diterima atau
ditolaknya.

Jadi, Ilmu Hadis Dirayah adalah pengetahuan tentang rawi dan yang diriwayahkan atau
sanad dan matannya baik juga berkaitan dengan pengetahuan tentang syarat-syarat
periwayahan, macam-macamnya atau hukum-hukumnya.

2. Ilmu Hadis Riwayah


َّ ِ َ
ْ ِ‫ع ْلي ه َ َو سلَ م َ ْق هالً َْا وِف ْعالً َْا و َْتق‬
‫ري ًار‬ َ ‫صلى‬ ِ
َّ
َ
‫ضي ُف َِإلى‬ْ ‫َ َما ُا‬ ْ ِ
‫ع ٌلم ُي ْشَت‬
‫صف ًة‬ ِ
َ ‫َْا و‬ ‫عل‬
َ
‫هلال‬
ُ ‫اَلِّنب ِى‬ ‫ِم ُ ل‬
ّ ‫ى‬
“Ilmu yang mencakup pembahasan tentang segala sesuatu yang dinukilkan/diriwayatkan dari
Nabi SAW, baik mengenai perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun sifat-sifat beliau”.

Menurut Ibn Al Akfani, sebagaimana yang dikutip oleh Al-Suyuthi, bahwa yang dimaksud Ilmu
Hadis Riwayah adalah: Ilmu Hadis yang khusus berhubungan dengan riwayah adalah ilmu yang
meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi saw dan perbuatannya, serta periwayatannya,
pencatatannya, dan penguraian lafaz-lafaznya.

Menurut Muhammad „Ajjaj Al Khathib adalah: ilmu yang membahas tentang pemindahan
(periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw, berupa perkataan, perbuatan,
taqrir (ketetapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak) dengan cara yang
teliti atau terperinci.

Menurut Zhafar Ahmad ibn Lathif Al „Utsmani Al Tahanawi di dalam Qawa‟id fi „ulum al
Hadist, adalah Ilmu hadis yang khusus dengan riwayah adalah ilmu yang dapat diketahui
dengan perkataan, perbuatan dan keadaan Rasulullah saw serta periwayatan, pencatatan, dan
penguraian lafaz-lafaznya.

Ilmu Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits yang di
sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi‟at maupun tingkah
lakunya..

B. Obyek kajian

Obyek pembahasan ilmu hadis dirayah adalah penelitian terhadap segala yang
berhubungan dengan sanad, matan dan rawi. Pembahasan tentang sanad meliputi:

1) Segi persambungan sanad


Segi persambungan sanad (ittishal al sanad), yaitu bahwa suatu rangkaian sanad Hadis
haruslah bersambung mulai dari Sahabat sampai pada Periwayat terakhir yang
menuliskan atau membukukan Hadis tersebut; oleh karenanya, tidak dibenarkan suatu
rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi, tidak diketahui identitasnya atau
tersamar.
2) Segi kepercayaan sanad
Segi kepercayaan sanad (tsiqat al sanad), yatu setiap perawi yang terdapat di dalam sanad
suatu Hadis harus memiliki sifat adil dan dhabith (kuat dan cermat hafalan atau
dokumentasi Hadisnya ).
3) Segi keselamatan dan kejanggalan (syadz);
4) Keselamatan dan cacat („illat);
5) Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.

Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahih-an atau ke dhaifan-nya.
Hal tersebut dapat dilihat dari kesejalananya dengan makna dan tujuan yang terkandung di
dalam Al Qur‟an, yakni :

1) Dari kejanggalan redaksi (rakakat al faz)


2) Dari cacat atau kejanggalan dari maknanya (fasad al ma‟na), karena bertentangan
dengan akal dan panca indera, atau dengan kandungan dan makna Al Qur‟an, atau
dengan fakta sejarah.
3) Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami
berdasarkan maknanya yang umum dikenal.

Obyek pembahasan ilmu hadis riwayah

1) Perilaku dan sifat-sifat Nabi SAW sebagai utusan Allah SWT.


2) Cara periwayatan Hadis, baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga dari
cara penyampaiannya dari seorang perawi ke perawi lain;
3) Cara pemeliharaan Hadis, yaitu dalam bentuk penghafalan, penulisan,
dan pembukuannya.

C. Hukum
Begitu pentingnya peran ilmu hadist dalam islam, sehingga Al-Hakim pernah berkata:
"Andaikan tidak banyak orang yang menghafal sanad hadist, niscaya tiang agama islam
roboh dan para ahli bid'ah berlomba - lomba membuat hadist palsu dan memutar balikkan
sanad."
Ini diperkuat dengan perkataan Imam Asy-Syafii yang berkata :
"Demi umurku, ilmu hadist termasuk tiang agama yang paling kokoh dan keyakinan yang
paling rendah"
Bahkan pandangan lebih keras lagi ditunjukkan oleh Sufyan As-Sauri, beliau berpendapat
:"Mempelajari ilmu hadist hukumnya lebih utama daripada mendirikan sholat sunah dan
berpuasa sunah.Sebab, hukum mempelajari ilmu hadist adalah fardhu
kifayah,sedangkan hukum sholat sunah dan puasa sunah sekedar sunah.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan , tanpa ilmu hadist, tentu kita tidak akan
menemukan penjelasan bagi Al-Qur'an , dan pastinya islam akan hancur. Karena itu,
mempelajari ilmu hadist adalah sangat penting, bahkan hukumnya wajib (fardhu kifayah).

D. Perintis Ilmu Dirayah dan Riwayah


Tokoh yang dianggap sebagai perintis pertama dalam ilmu hadis riwayah adalah
Muhammad ibn Syihab az-Zauhri (w. 124 H). Ilmu hadis dirayah secara garis besarnya
mulai dirintis oleh sebahagian ulama hadis pada abad ke-2 Hijriah. Namun, dalam
perjalannya, baru pada abad ke-4 Hijriah ia tampil sebagai satu ilmu yang berdiri sendiri.
Banyak di antara ulama menilai bahwa tokoh perintis dalam ilmu hadis dirayah adalah al-
Qadi Muhammad ar-Ramahurmuzi (w.360 H) dengan kitabnya berjudul al-Muhaddits al-
Fashil bain al_rawi wa al-Wa‟i. Hanya saja, sebelumnya usaha ke arah ini sudah dimulai
oleh Imam asy-Syafii (w.204 H). Ketika ia menuangkan teori ilmu hadisnya di dalam
kitabnya ar-Risaluh dan al-Umm. Namun bagaimanapun, teori-teori ilmu hadisnya ini
belum ditulis di dalam sebuah kitab tersendiri. Teorinya masih tersebar di dalam karya-
karyanya tersebut di atas.
Setelah ar-Ramahurmuzi, muncul al-Hakim an-Naisaburi (w.405 H) dengan karyanya
Ma‟rifah „Ulum al-Hadits. Kemudian, muncul pula Abu Nu‟aim al Ashfahani (w. 430 H).
Berikutnya al-Khatib al-Bagdadi (w. 463 H) dengan 11 kitabnya tentang periwayatan
berjudul al-Kifayah dan tentang cara meriwayatkan hadis dengan judul Ma La Yasa‟ al
Muhadditsin Jahluh.
Setelah itu, muncul pula penulis-penulis lain dengan berbagai karyanya degan sistem
oenulisan yang semakin sempurna. Selain hal tersebut, banyak pula yang melakukan
eloborasi terhadap sebuah karya dengan melakukan pensyarahan dari kitab-kitab ilmu
hadis yang terdahulu. Bahkan, banyak di antaranya ditulis dalam bentuk disertai dengan
kajian yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan lain seperti dengan
tinjauan ilmu sejarah. Kajian seperti ini semakin berkembang khususnya di zaman
modern sekarang ini. Oleh karena itu, sekarrang dapat ditemukan banyak kitab ilmu hadis
dengan pembahasan yang semakin luas sehingga memudahkan setiap orang yang
berminat mendalaminya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ulumul Hadis ialah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya
dengan Hadis Rasul. Ilmu ini dapat memberikan penilaian apakah suatu Hadis memenuhi
kriteria untuk dapat diterima atau tidak memenuhi syarat sehingga harus ditolak.
Secara garis besarnya, ilmu Hadis dibedakan kepada ilmu Hadis Riwayah dan ilmu
Hadis Dirayah. Manfaat mempelajari ilmu Hadis Riwayah adalah untuk memelihara
kemurnian Hadis-Hadis Rasul dan menghindarkannya dari kemungkinan-kemungkinan
salah kutip dan kekeliruan lainnya. Ilmu hadis dirayah adalah pengetahuan tentang rawi
dan yang diriwayahkan atau sanad dan matannya baik juga berkaitan dengan pengetahuan
tentang syarat-syarat periwayahan, macam-macamnya atau hukum-hukumnya.
Sedangkan ilmu hadis riwayah ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hadist-hadist
yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi‟at
maupun tingkah lakunya.
DAFTAR PUSTAKA

attarbiyah17.blogspot.com/2017/10/pengertian-ilmu-hadis-dan-macam-macamnya.html

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, Jakarta: Mutiara Sumber Widya: 2001.

Zuhri, Ahmad, dkk. Ulumul Hadis, Medan: Manhaji: 2014.

https://zahranaa.blogspot.com/2017/11/makalah-hadist-riwayah-dan-dirayah.html

Anda mungkin juga menyukai