Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN PERAPOTEKAN
”STUDI KELAYAKAN APOTEK”

Kelas : S1 FARMASI TRANSFER 4A

Kelompok 4:
1. Miftahul Jannah (052191044)
2. Aryanto (052191045)
3. Arman Darmansyah (052191046)
4. Desy Agasita (052191047)
5. Riky Adi Permana (052191048)
6. Hendrik Paskah Kapitan (052191049)
7. Desi Ratna Sari (052191051)
8. Nanda Putri Rahardini (052191052)
9. I Dewa Gede Purna Yasa (052191053)
10. Gita Mariani (052191054)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmatdan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “STUDI KELAYAKAN APOTEK” makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Managemen Perapotekan.Tidak lupa kami ucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pengajar kami,dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan

Mei 2021

Kelompok 4 Farmasi Transfer 4A

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun


2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, yang dimaksud dengan
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian
oleh Apoteker. Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan
unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan,
fungsi apotik adalah menyediakan obat‐obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi
bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat dimaklumi
mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak
sedikit. Seorang apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan apotek sehingga
upaya pelayanan Kesehatan kepada masyarakat akan terjamin keamanannya, baik
kualitas dan kuantitasnya. Pendirian suatu apotek merupakan salah satu sarana
sebagai upaya pelayanan Kesehatan.
Menurut Depkes RI 2009, Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang
menyelenggarakan perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan penyakit
dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun
publik masyarakat. Pendirian suatu apotek yang dapat digunakan sebagai
pelaksanaan pelayanan Kesehatan yang terjamin tentunya melalui studi kelayakan
apotek agar tidak ada keraguan bagi masyarakat untuk melakukan pelayanan
Kesehatan. Studi kelayakan (Feasibility Study) apotek adalah suatu rancangan
secara komprehensif mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat
kelayakan usaha baik dari pengabdian profesi maupun sisi bisnis ekonominya.
Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal yang tidak efektif dan
berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup layak atau
dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan

1
diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan didirikan nanti
tidak mengalami kerugian. Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan
apotek, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu, maka setelah melakukan
survei mengenai lokasi dan banyaknya sarana penunjang (dokter, rumah sakit,
poliklinik, dan lain-lain termasuk banyaknya penduduk dengan kemampuan
berbeda-beda) harus dilakukan studi kelayakan (Hartono, 2003).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan studi kelayakan apotek ?
2. Apa yang dimaksud dengan apotek ?
3. Bagaimana gambaran mengenai studi kelayakan apotek ?
4. Apa saja kriteria studi kelayakan apotek ?
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan apotek ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian studi kelayakan apotek
2. Untuk mengetahui pengertian apotek
3. Untuk mengetahui gambaran mengenai studi kelayakan apotek
4. Untuk mengetahui kriteria studi kelayakan apotek
5. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan apotek

Dapus :
Hartono, 2003, Manajemen Apotek, Depot Informasi Obat, Jakarta Barat.
Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
Depkes RI, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, Jakarta.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kelayakan Apotek
Feasibility Studi (Studi Kelayakan) adalah suatu rancangan secara
komprehensif mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat
kelayakan usaha baik dari pengabdian profesi maupun sisi bisnis
ekonominya. Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal
yang tidak efektif dan berguna untuk mengetahui apakah apotek yang
akan didirikan cukup layak atau dapat bertahan dan memberi keuntungan
secara bisnis. Dalam studi kelayakan diperlukan perhitungan yang matang
sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami kerugian.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan
perencanaan terlebih dahulu, maka setelah melakukan survei mengenai
lokasi dan banyaknya sarana penunjang (dokter, rumah sakit, poliklinik,
dan lain-lain termasuk banyaknya penduduk dengan kemampuan berbeda-
beda) harus dilakukan studi kelayakan (Hartono, 2003).
- Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan
apotek ialah:
a. Lokasi
 Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan lokasi suatu usaha.
Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan
pada umumnya Pasar, sebab merupakan masalah yang
tidak boleh diabaikan, selain itu faktor pembeli harus
diperitungkan dahulu. Oleh karenanya hendaknya
diperhitungkan lebih dulu:
 Ada tidaknya apotek lain
 Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien
untuk parkir kendaraannya

3
 Jumlah penduduk
 Jumlah Dokter
 Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
 Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada
tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti : rumah sakit,
puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat tersebut juga
memberi obat langsung pada pasien.
b. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
c. Pembelian.
d. Penyimpanan barang/pergudangan.
e. Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep
Dokter.
f. Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
g. Evaluasi apotek pada akhir tahun (Anief, 2001)
B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan
- Penemuan Suatu Gagasan
suatu pemikiran terhadap sesuatu yg ingin sekali untuk
dilaksanakan. Gagasan yg baik memenuhi kriteria :
 Sesuai dengan visi organisasi
 Dapat menguntungkan organisasi
 Sesuai dengan kemampuan sumber daya yg dimiliki organisasi
 Tidak bertentangan dengan peraturan yg berlaku
 Aman untuk jangka panjang.
- Penelitian Lapangan
Data yg dibutuhkan :
a. Data ilmiah : melalui analisis data-data bisnis mengenai kondisi
lingkungan eksternal yg ada di sekitar lokasi yg ditetapkan, seperti :

• Nilai strategis sebuah lokasi


• Data kelas konsumen
• Peraturan yang berlaku di daerah tersebut

4
• Tingkat persaingan
b. Non ilmiah : melalui intuisi atau feeling yg diperoleh setelah
melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya

3. Evaluasi Data
Evaluasi terhadap data hasil penelitian di lapangan, dapat dilakukan
dgn cara :
a. Memperhatikan beberapa faktor yg berpengaruh :
1) Data lingkungan di sekitar lokasi
(external factor). apakah hasil analisis terhadap data eksternal
yg ada saat ini baik atau tidak bagi apotik di masa mendatang,
seperti :
 Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman,
perkantoran)
 Tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi
keamanan
 Peraturan tentang pengembangan tata kota (pelebaran
jalan) di lokasi
 Kondisi keamanan di sekitar lokasi
2) Data kemampuan sumber daya yang
dimiliki (internal factor) apakah sumber daya ada saat ini
mempunyai kemampuan untuk merealisasi gagasan pada lokasi
yang ditetapkan seperti :
 Kemampuan keuangan
 Ketersediaan tenaga kerja
 Ketersediaan produk
 Kemampuan pengelolaan (manajemen)
b. Membuat usulan proyek (project appraisal) yg
meliputi :
1) Pendahuluan,
mengenai :

5
 Latar belakang munculnya gagasan
 Tujuan, merupakan sesuatu yg akan dicapai dari rencana
pelaksanaan suatu gagasan. Contoh : dgn menambah
jumlah apotik di wilayah ttt maka diharapkan akan dapat
melayani konsumen lebih dekat & lebih banyak,
sehingga penjualan & laba bertambah besar.
2) Analisis teknik, mengenai :
 Peta lokasi & lingkungan di sekitarnya :
Lokasi2 yg menjadi target pendirian apotik baru,
situasi lingkungan di sekitar lokasi, fasilitas
transportasi, jenis konsumen, jumlah praktek dokter,
apotik pesaing
 Disain interior dan exterior : warna & bentuk gedung
serta billboard harus dapat memberikan identitas
tersendiri yg dapat membedakannya dgn apotik
pesaing, serta dapat menarik perhatian (eye catching)
 Jenis produk
3) Analisis pasar
 Jenis pasar dan strategi persaingan : pasar monopoli,
oligopoli, persaingan bebas
 Potensi pasar : jenis konsumen; daya tarik laba
 Daya tarik pasar (konsumen sasaran) : Jenis
konsumen mana yg menjadi sasaran dan yg bukan
sasaran
4) Analisis Manajemen, mengenai :
 Bentuk badan usaha apotik : PT, CV, koperasi
 Struktur organisasi berdiri sendiri atau menjadi
bagian apotik yg sudah ada

6
 Jumlah kebutuhan tenaga kerja berapa jumlah
karyawan yg dibutuhkan untuk omzet tertentu?; Jenis
karyawan bagaimana yg dibutuhkan?
 Program kerja langkah penting apa yg menjadi
prioritas untuk dikerjakan?, Kapan program tersebut
dilaksanakan?
5) Analisis Keuangan, mengenai :
 Jumlah biaya investasi & modal kerja , berapa jumlah
biaya investasi yang dibutuhkan dan digunakan untuk
keperluan apa saja, berapa lama waktu pengembalian
(payback period) berapa besar tingkat pengembalian
internal yang aman (internal rate of return)
 Sumber pendanaan, dari mana sumber biaya investasi
diperoleh? Berapa besar tingkat efisiensinya
dibanding sumber lain? jenis pinjamannya jangka
pendek atau panjang?
 Aliran Kas bagaimana situasi aliran kasnya selama
periode investasi apakah negatif atau positif, langkah
apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya selama
periode investasi negative

7
C. Aspek Penilaian Studi Kelayakan
1. Penilaian Aspek Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat
meliputi mengenai rencana :
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen yakni suatu strategi yang akan
digunakan untuk mengubah kondisi yang ada saat ini (current
condition) menjadi kondisi di saat yang akan (future condition)
datang dalam suatu periode waktu tertentu. Strategi manajemen
tersebut antara lain mengenai:
i. Visi: cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau
pemiliknya
ii. Misi: beban tugas utamanya
iii. Strategi: siasat untuk mencapai tujuan
iv. Program kerja: cara-cara untuk memperoleh sasaran
v. Standar prosedur operasional (SPO): tata cara (langkah-
langkah) melaksanakan suatu kegiatan dan berlaku
sebagai peraturan
b. Bentuk dan tata letak bangunan
Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
i. Bentuk bangunan sebaiknya dapat menggambarkan:
 Identitas perusahaan untuk membentuk opini
konsumen

8
 ) Nuansanya (physical evident) baik interior
ataupun eksterior sesuai dengan target konsumen
yang akan dilayani
 Kemudahan untuk dikembangkan
ii. Sistem tata letak (lay out) dapat memberi:
 Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian mutasi barang.
 Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya
(untuk produk OTC).
 Estetika, rapi ,teratur dan tersusun dengan baik.
 Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat
barang, karena dalam pengelolaan sediaan farmasi
di apotek telah diatur oleh undang-undang dan
adanya sifat obat yang mudah terpengaruh oleh
berbagai macam keadaan.
Bentuk dan desain interior maupun eksterior
apotek yang akan dibangun disesuaikan dengan
target konsumen. Bentuk apotek dapat dibuat
minimalis dan fasilitas tambahan tidak perlu jika
tidak dibutuhkan. Untuk konsumen yang banyak
membeli produk OTC dapat ditempatkan produk
OTC lebih banyak dan mudah dilihat sehingga
menunjukkan banyak variasi yang tersedia.
c. Jenis produk yang akan dijual
Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan
retail. Penilaian terhadap analisis produk yang akan dijual
berkaitan dengan beberapahal yaitu :
i. Target konsumen, bila target konsumennya yang
menengahatas, maka barang yang dijual juga barang
menengah-atas. Apabila kita sudah menetapkan untuk
membuat apotek untuk masyarakat kelas menengah, maka

9
jenis produk yang kita persiapkan adalah produk dengan
harga yang dapat dijangkau seperti obat-obat generik.
Sebalikknya apabila kita menargetkan konsumen adalah
masyarakat kelas atas, tidak hanya dari desain apotek,
jenis-jenis produk yang ditawarkan dapat mengikuti selera
masyarakat sekitar. Karena konsumen tidak ragu membeli
produk walaupun dengan harga yang cukup mahal. Namun
hal tersebut tidak menjadi hal mutlak, namun menjadi
pertimbangan dalam melakukan persediaan barang.
ii. Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen,
umumnya konsumennya yang menengah-atas meminta
perhatian yang lebih dari penjual. Oleh sebab itu lini dan
jumlah itemnya terpenuhi agar kelengkapannya terjaga.
Tetap tersedianya produk fast moving akan membangun
kepercayaan akan terpenuhinya kebutuhan konsumen di
apotek kita. Maka perlu diperhatikan perputaran barang.
2. Penilaian Aspek Pasar
Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain yaitu :
a. Bentuk Pasar
Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat
berupa:
 Persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan konsumennya tidak terbatas
- Harganya ditentukan oleh jumlah penawaran
(supply) dan jumlah permintaan (demand).
- Tidak ada hambatan masuk (entry barrier)
- Contoh : pasar industri, sembako, buah
 Persaingan monopolistis
-. Jumlah penjual dan konsumennya banyak
- Harga ditentukan oleh promosi

10
- Tidak ada entry barrier
- Contoh : pasar industri, restaurant, salon
 Monopoli
- Hanya ada satu penjual, tidak ada pesaing.
- Mempunyai posisi tawar yang dominant, sehingga
dapat bertindak sebagai penentu harga (price
maker).
- Entry barriernya tinggi
- Contoh : PLN, Telkom
 Oligopoli
- Penjualnya sedikit
- Harga ditentukan oleh kualitas produk, service,
promosi
- Entry barriernya tinggi
- Contoh : pasar industri otomotif, hand phone
b. Potensi Pasar (potential market)
Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang
memiliki uang dan keinginan untuk membelanjakannya
(dikuantumkan dalam suatu mata uang). Cara mengukur potensi
pasar (Q) antara lain dapat dilakukan dengan mengalikan
jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).

Q=nxP

c. Target Pasar (target market)


Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan
dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran. Target
pasar dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

11
 Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya
tunai, jumlah pembeliannya kecil, seperti anggota
masyarakat.
 Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu
instansi), umumnya kredit, jumlah pembeliannya besar,
seperti PLN
 Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli
barang atau jasa untuk dijual kembali, seperti grosir,
dokter dispensing. Dalam suatu studi kelayakan,
pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan
pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain
interior dan eksterior gedung, performance karyawan,
dan kualitas pelayanan.
3. Penilaian Aspek Keuangan
Pertimbangan untuk menilai aspek keuangan :
a. Modal minimal
Modal minimal merupakan modal minimum yang
diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat
untuk diperolehnya izin apotek.Modal minimal digunakan untuk
tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang
dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik
di tangan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-
waktu dapat digunakan.
b. Sumber modal
1) Modal untuk pendirian apotek dapat diperoleh dari :
 Modal sendiri, yaitu modal yang tidak mempunyai jangka
waktu pengembalian, contoh : modal milik apoteker sendiri
atau keluarga.
 Modal kredit, yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit
(kreditur) kepada penerima kredit (debitur), contoh : bank,

12
teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi
bersifat fast moving.
2) Berdasarkan pada penggunaannya modal dapat dibagi atas :
 Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya
relatif tetap, seperti : gedung, tanah, mesin, dan kendaraan
 Modal lancar (aktiva lancar), yaitu modal yang sewaktu-
waktu dapat berubah, seperti : uang tunai, piutang, barang
dagangan, dan uang muka
3) Penilaian terhadap aspek keuangan dapat dilakukan
menggunakan empat metode:
 Payback Periode (PP)
Payback periode merupakan pengukuran periode
yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi
(initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas
(laba bersih) yang akan diterima.
Indikator penilaian menggunakan PP :
- PP yang diperoleh waktunya lebih kecil dari maksimum
PP yg ditetapkan, maka proyek dinilai layak
dilaksanakan.
- PP yang diperoleh waktunya lebih lama dari maksimum
PP yang ditetapkan maka proyek dinilai tidak layak
dilaksanakan
- PP yang diperoleh waktunya sama dengan maksimum
PP ditetapkan, maka proyek tersebut boleh
dilaksanakan, boleh tidak.
 Return of Investment (ROI)
Return of Investment(ROI) dilakukan untuk mengetahui
apakah modal yang ditanam di apotek lebih menguntungkan
daripada investasi di bank. ROI dilakukan dengan cara
mengukur besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh

13
selama periode investasi dengan cara membandingkan
jumlah laba bersih per tahun dengan nilai investasi.
Indikator ROI :
- Bila ROI yang diperoleh lebih besar daripada bunga
pinjaman, maka proyek layak dilaksanakan
- Bila ROI yang diperoleh lebih kecil daripada bunga
pinjaman, maka proyek dinilai tidak layak
dilaksanakan.
- Bila ROI yang diperoleh sama dengan bunga
pinjaman, maka proyek boleh dilaksanakan, boleh
tidak.
Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga
pinjaman, maka perlu dilakukan pengecekan kembali
apakah ada modal yang terlalu besar atau investasi
yang kurang tepat.
 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan analisis untuk
mengetahui nilai arus kas yang akan diterima selama periode
investasi (NPV2) apakah lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan nilai investasi yang dikeluarkan saat sekarang
(NPV1).
Indikator penilaian menggunakan metode NPV :
- Bila menggunakan diskon faktor (df) yang sama dengan
bunga pinjaman, didapatkan hasil ∆ yang positif, maka
usaha dinilai layak dilaksanakan
- Bila menggunakan df yang sama dengan bunga
pinjaman diperoleh hasil ∆ nya negatif, maka usaha
dinilai tidak layak dilaksanakan
- Bila menggunakan df yang sama dengan bunga
pinjaman diperoleh hasil ∆ nya = 0 , maka usaha dinilai
boleh dilaksanakan, boleh tidak

14
 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan
pengukuran besaran diskon faktor (tingkat suku bunga), yang
diperoleh dengan cara mensekarangkan (presentate) aliran
kas yang akan diterima selama periode investasi.Nilai IRR
harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar, karena
investasi memiliki banyak resiko (ex : kebakaran, bencana
alam, inflasi). Metode untuk ,mencari IRR dari arus kas yang
akan diterima selama periode investasi adalah secara trial
and error.
Langkah :
- Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan
diterima selama periode investasi dengan df1 yang sama
dengan suku bunga pinjaman. Lalu, NPV2 dikurangi
dengan NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan
sekarang).
- Bila dengan df1 yang sama dengan suku bunga
pinjaman hasil ∆1 (NPV2-NPV1) nya negatif ,maka trial
kedua dihentikan, proyek dinyatakan tidak layak.
Karena dengan df1 sama dengan suku bunga pinjaman
saja ∆1 nya sudah (-).
- Bila dengan df1 yang sama dengan suku bunga
pinjaman hasil ∆1 nya (+), maka NPV2 dihitung
kembali dengan df2 yang lebih besar sampai
memperoleh ∆2 (NPV2 – NPV1) paling mendekati 0 (+)
atau (-)
- Bila dengan menggunakan df yang lebih besar dari suku
bunga yang ke-n kali telah memperoleh ∆2 nya paling
mendekati 0, maka itulah df2 yang paling maksimal.
Karena bila angka df diperbesar lagi maka ∆2 nya akan
negatif.

15
[ ]
( ∆ 1)
IRR=(df 1)+ ×(df 2−df 1)
(∆ 1+∆ 2)

Untuk penerapan pada studi kelayakan apotek metode analisis yang sering
digunakan ialah Payback period (PP) dan Return on Investment (ROI)

16

Anda mungkin juga menyukai