Anda di halaman 1dari 11

Pemenuhan Kebutuhan Cairan, Elektrolit,

Asam, dan Basa


A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi
dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

Asam adalah molekul yang mengandung atom hidrogen yang dapat melepaskan ion
hidrogen dalam larutan, contohnya HCL, H2CO3. Sedangkan basa adalah ion atau
molekul yang dapat menerima ion hidruogen seperti HPO4.

Kebutuhan cairan manusia:


NO UMUR BB (KG) CAIRAN (ML/24JAM)
1 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1300-1500
4 6 tahun 20 1500-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun (adult) 54 2200-2700

2. Anatomi dan Fisiologi


Mekanisme pergerakan cairan dan elektrolit tubuh ada 4 macam yaitu: a.
Difusi

Difusi adalah perpindahan larutan dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi yang
rendah dengan melintasi membrane semipermeable.

b. Osmosis
Perpindahan pelarut murni melalui membran semipermeable berpindah dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

c. Filtrasi
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagai respon
karena tekanan cairan. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar
perbedaan tekanan luas permukaan membran dan permeabilitas membran.
Tekanan yang dihasilkan likuid dalam sebuah ruangannya disebut hidrostatik
d. Transpor aktif
Transpor aktif adalah gerakan partikel dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Membutuhkan energi dalam
proses transpor. Contohnya pompa Na untuk keluar dari sel dan kalium masuk ke
sel.

Pada keseimbangan asam dan basa, berkiatan dengan Pengaturan pernafasan untuk
membuang CO2 melalui proses ekspirasi di paru-paru akan mengimbangi
pembentukan Co2 metabolik. Peningkatan ventilasi alveolus akan menurunkan
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH. Sedangkan
kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjal yang berperan penting dalam
keseimbangan. Ginjal merupakan pengatur keseimbangan asam basa yang paling
kuat dan dapat bekerja dalam waktu lama setelah upaya pengaturan oleh sistem
penyangga dalam cairan tubuh dan pernafasan. Sekresi ion hidrogen dan reabsorbsi
ion bikarbonat terjadi di tubulus ginjal. Ion ion hidrogen disekresikan oleh transpor
aktif sekunder di segmen tubulus.

3. Fungsi
Fungsi cairan antara lain:
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b. Transpor nutrien ke sel
c. Transpor hasil sisa metaboplisme
d. Transpor hormon
e. Pelumas antar organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


a. Usia
Pada bayi dan anak-anak, keseimbangan cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah asupan cairan yang besar yang diimbangai
dengan haluaran yang besar pula, metabolisme tubuh yang tinggi, masalah yang
muncul akibat imaturitas fungsi ginkal, serta banyaknya cairan yang keluar
melalui ginjal, paru-paru dan proses penguapan. Pada orang tua atau lansia,
gangguan yang muncul berkaitan dengan masalah ginjal dan jantung terjadi
karena ginjal tidak mampu mengatur konsentrasi urin

b. Temperature lingkungan
Lingkungan yang panas menstimulus sistem saraf simpatis dan menyebabkan
seseorang berkeringat.

c. Kondisi stres
Kondisi stres mempengaruhi metabolisme sel, konsentrasi glukosa darah, dan
glikolisis otot. Kondisi stres mencetuskan pelepasan hormon anti diuretik
sehingga produksi urin menurun.

d. Keadaan sakit
Kondisi sakit mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain luka
bakar, gagal ginjal, dan penyakit jantung.

e. Diet
Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serum. Jika albumin serum
turun, cairan intertisial tidak bisa masuk ke pembuluh darah sehingga terjadi
edema.

5. Gangguan/ Masalah yang Terjadi


a. Gangguan keseimbangan cairan
1. Hipovolemia
Suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi cairan dan
elektrolit di ruang ekstra sel, namun kedua proporsi antara keduanya
mendekati normal. Kehilangan cairan diakibatkan oleh berbagai faktor antara
lain kurangnya asupan cairan, tingginya asupan pelarut yang menyebabkan
ekskresi urin berlebih, keringat yang banyak.

2. Hipervolemia
Atau disebut juga overhidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai
dengan kelebihan (retensi) cairan dan natrium di ruang ekstra sel. Umumnya
terjadi akibat masalah di ginjal.

b. Gangguan keseimbangan elektrolit


1) Hiponatremia : kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang
menyebabkan perubahan tekanan osmotik dimana kadar natrium serum
<136mEq/l. diakibatkan gagal ginjal, penyakit adison, pengeluaran keringat
berlebih, asidosis metabolik.

2) Hipernatremia : kelebihan kadar natrium di ekstra sel yang menyebabkan


peningkatan tekanan osmotik ( Na > 144 mEq/l). diakibatkan diare, disfagia,
poliurisa karena diabetes insipidus.

3) Hipokalemia : kekurangan kadar kalium yang menyebabkan pindahnya kalium


keluar sel dimana kalium < 4 mEq/l

4) Hiperkalemia : kelebihan kadar kalium dimana kadarnya >5 mEq/l


5) Hipokalsemia : kekuarangan kadar kalsium dsn cairan ekstrasel dimana
kadarnya ,4.5 mEq/l

6) Hiperkalsemia : kelebihan kadar kalsium dsn cairan ekstrasel dimana kadarnya


,5.8 mEq/l

7) Hipomagnesemia : kondisi dimana kekurangan magnesium yang umumnya


disebabkan oleh konsumsi alkohol, malnutrisi, diabetes, gagal ginjal, gagal
hati, dan absorb usus yang buruk

8) Hipermagnesemia : kondisi kelebihan magnesium yang umumnya disebabkan


oleh konsumsi antasida yang mengandung magnesium.

9) Hipokloremia : penurunan kadar ion klorida dalam serum dissebabkan oleh


kehilangan sekresi gastrointestinal yang berlebihan seperti diare, muntah,
uresis.

10) Hiperkloremia : peningkatan kadar ion klorida dalam serum disebabkan oleh
dehidrasi dan masalah ginjal
c. Gangguan keseimbangan asam basa
1) Asidosis respiratorik
Adalah gangguan asam basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat
gangguan hiperkapnia. Tanda-tandanya meliputi nafas dangkal, gangguan
pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi, depresi SSP, gangguan
kesadaran dan disorientasi. pH plasma <7.36 dan PCO2 tinggi

2) Asidosis metabolik
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa.
Tandatandanya meliputi: pernafasan kusmaul (cepat dan dalam), kelelahan,
disorientasi, koma, pH plasma <3.5 PCO2 normal atau rendah jika sudah
kompensasi.

3) Alkalosis respiratorik
Dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi.
Tandatandanya meliputi: penglihatan kabur, kesemutan pada ujung jari,
kemampuan konsentrasi terganggu, kejang, aritmia jantung. pH > 7.45

4) Alkalosis metabolik
Merupakan kondisi penurunan H+ yang ditandai oleh apatis, lemah,
ganggguan mental seperti gelisah bingung letargi, kram, dan pusing.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
a. identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
identitas penanggung jawab.

b. keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)


Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

c. riwayat kesehatan sekarang kaji status kesehatan pasien saat dilakukannya


pengkajian.
d. riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir) riwayat kesehatan dahulu
terutama yang berkaitan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit,
asam dan basa. Ataupun riwayat dirawat di rumah sakit atau pembedahan.

e. riwayat kesehatan keluarga mengkaji riwayat kesehatan keluarga untuk


mengetahui apakah ada penyakit keturunan di keluarga pasien

f. pola persepsi dan penanganan kesehatan kaji persepsi pasien terhadap


penyakitnya, dan penggunaan tembakau, alkohol, alergi, dan obat-obatan yang
dikonsumsi secara bebas atau resep dokter

g. pola nutrisi/metabolisme mengkaji diet khsusus yang diterapkan pasien, perubahan


BB, dan gambaran diet pasien dalam sehari untuk mengetahui adanya konsumsi
makanan yang mengganggu keseimbangan cairan elektrolit, asam, dan basa.

h. pola eliminasi kaji kebiasaan defekasi dan/atau berkemih serta masalah yang
dialami. Ada atau tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, retensi, dan gangguan
lainnya. Kaji penggunaan alat bantu.

i. pola aktivitas/ olahraga pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan alat bantu yang
mempengaruhi kebutuhan pasien terhadap cairan elektrolit.

j. pola istirahat tidur kebiasaan tidur pasien dan masalah yang dialami

k. pola kognitif – perseptif kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas,
ketidaknyamanan, pendengaran dan penglihatan.

l. pola peran hubungan kaji pekerjaan pasien, sistem pendukung, ada/tidaknya


masalah keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit.

m.pola seksualitas/ reproduksi kaji adanya masalah seksualitas pasien.

n. pola koping – toleransi stres keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada
masalah, dan penggunaan obat untuk menghilangkan stres.
o. pola keyakinan-nilai agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap
kehidupan.

p. pemeriksaan fisik
a. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :

1) Ringan : ± 2%
2) Sedang : ± 5%
3) Berat : ±10%
b. Keadaan Umum
tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta tingkat
kesadaran.

c. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
1) Cairan oral : NGT dan oral
2) Cairan parental: termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter

d. Pengukuran keluaran cairan


1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah

Pemeriksaan fisik difokuskan pada :


a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin dan bunyi
jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurology : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah

q. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion
bikarbonat.

Pemeriksaan darah lengkap


Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit
(Ht).

Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.


Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik. pH
dan berat jenis urine

Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine.


Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan
b. Kelebihan volume cairan

3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Kekurangan Volume NOC: NIC :
Cairan - Fluid balance - Pertahankan catatan
- Hydration intake dan output
Berhubungan dengan: yang akurat
- Nutritional Status :
- Kehilangan volume
Food and Fluid - Monitor status hidrasi
cairan secara aktif Intake ( kelembaban
- Kegagalan mekanisme membran mukosa,
pengaturan Setelah dilakukan nadi adekuat, tekanan
tindakan keperawatan darah ortostatik ),
DS : - selama….. defisit volume jika diperlukan
Haus cairan teratasi dengan - Monitor hasil lab
DO: kriteria hasil: yang sesuai dengan
- Penurunan turgor - Mempertahankan retensi cairan (BUN ,
kulit/lidah urine output sesuai Hmt , osmolalitas
- Membran dengan usia dan BB, urin, albumin, total
mukosa/kulit kering BJ urine normal, protein )
- Peningkatan denyut - Tekanan darah, nadi, - Monitor vital sign
nadi, penurunan suhu tubuh dalam setiap 15menit – 1
tekanan darah, batas normal jam
penurunan - Tidak ada tanda tanda - Kolaborasi
volume/tekanan nadi dehidrasi, Elastisitas pemberian cairan IV
- Pengisian vena turgor kulit baik, - Monitor status
menurun membran mukosa nutrisi
- Perubahan status lembab, tidak ada - Berikan cairan oral
mental rasa haus yang - Berikan penggantian
- Konsentrasi urine berlebihan nasogatrik sesuai
meningkat - Orientasi terhadap output (50 –
- Temperatur tubuh waktu dan tempat 100cc/jam)
meningkat baik - Dorong keluarga
- Kehilangan berat - Jumlah dan irama untuk membantu
badan secara tiba-tiba pernapasan dalam pasien makan
- Penurunan urine batas normal - Kolaborasi dokter
output - Elektrolit, Hb, Hmt jika tanda cairan
- HMT meningkat dalam batas normal berlebih muncul
- Kelemahan - pH urin dalam batas meburuk
normal - Atur
- Intake oral dan kemungkinan
intravena adekuat tranfusi
- Persiapan untuk
tranfusi
- Pasang kateter jika
perlu
- Monitor intake dan
urin output setiap 8
jam

Kelebihan Volume NOC : NIC :


Cairan - Electrolit and acid - Pertahankan catatan
Berhubungan dengan : base balance intake dan output
- Mekanisme - Fluid balance yang akurat
pengaturan - Hydration - Pasang urin kateter
melemah jika diperlukan
- Asupan cairan Setelah dilakukan - Monitor hasil
lab
berlebihan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
DO/DS : selama …. Kelebihan retensi cairan (BUN ,
- Berat badan volume cairan teratasi Hmt , osmolalitas
meningkat pada dengan kriteria: urin )
waktu yang - Terbebas dari edema, - Monitor vital sign
singkat efusi, anaskara - Monitor indikasi
- Asupan - Bunyi nafas bersih, retensi / kelebihan
berlebihan tidak ada cairan (cracles,
dibanding output dyspneu/ortopneu CVP , edema,
- Distensi vena - Terbebas dari distensi distensi vena leher,
jugularis vena jugularis, asites)
- Perubahan pada - Memelihara tekanan - Kaji lokasi dan luas
pola nafas, vena sentral, tekanan edema
dyspnoe/sesak kapiler paru, output - Monitor masukan
nafas, orthopnoe, jantung dan vital sign makanan / cairan
suara nafas DBN - Monitor status
abnormal (Rales - Terbebas dari nutrisi
atau crakles), , kelelahan, kecemasan - Berikan diuretik
pleural effusion sesuai interuksi
atau bingung
- Oliguria, - Kolaborasi
azotemia pemberian obat
- Monitor berat badan
- Monitor elektrolit
- Monitor tanda dan
gejala dari odema

4. Implementasi pencegahan, pengaturan posisi dan intervensi mandiri. Tindakan


keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi

Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan bersama dengan dokter
dan petugas kesehatan lain.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana ksehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien.

S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning

Anda mungkin juga menyukai