Asam adalah molekul yang mengandung atom hidrogen yang dapat melepaskan ion
hidrogen dalam larutan, contohnya HCL, H2CO3. Sedangkan basa adalah ion atau
molekul yang dapat menerima ion hidruogen seperti HPO4.
Difusi adalah perpindahan larutan dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi yang
rendah dengan melintasi membrane semipermeable.
b. Osmosis
Perpindahan pelarut murni melalui membran semipermeable berpindah dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
c. Filtrasi
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagai respon
karena tekanan cairan. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar
perbedaan tekanan luas permukaan membran dan permeabilitas membran.
Tekanan yang dihasilkan likuid dalam sebuah ruangannya disebut hidrostatik
d. Transpor aktif
Transpor aktif adalah gerakan partikel dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. Membutuhkan energi dalam
proses transpor. Contohnya pompa Na untuk keluar dari sel dan kalium masuk ke
sel.
Pada keseimbangan asam dan basa, berkiatan dengan Pengaturan pernafasan untuk
membuang CO2 melalui proses ekspirasi di paru-paru akan mengimbangi
pembentukan Co2 metabolik. Peningkatan ventilasi alveolus akan menurunkan
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan pH. Sedangkan
kontrol keseimbangan asam basa oleh ginjal yang berperan penting dalam
keseimbangan. Ginjal merupakan pengatur keseimbangan asam basa yang paling
kuat dan dapat bekerja dalam waktu lama setelah upaya pengaturan oleh sistem
penyangga dalam cairan tubuh dan pernafasan. Sekresi ion hidrogen dan reabsorbsi
ion bikarbonat terjadi di tubulus ginjal. Ion ion hidrogen disekresikan oleh transpor
aktif sekunder di segmen tubulus.
3. Fungsi
Fungsi cairan antara lain:
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b. Transpor nutrien ke sel
c. Transpor hasil sisa metaboplisme
d. Transpor hormon
e. Pelumas antar organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.
b. Temperature lingkungan
Lingkungan yang panas menstimulus sistem saraf simpatis dan menyebabkan
seseorang berkeringat.
c. Kondisi stres
Kondisi stres mempengaruhi metabolisme sel, konsentrasi glukosa darah, dan
glikolisis otot. Kondisi stres mencetuskan pelepasan hormon anti diuretik
sehingga produksi urin menurun.
d. Keadaan sakit
Kondisi sakit mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain luka
bakar, gagal ginjal, dan penyakit jantung.
e. Diet
Diet dapat mempengaruhi asupan cairan dan elektrolit. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar albumin serum. Jika albumin serum
turun, cairan intertisial tidak bisa masuk ke pembuluh darah sehingga terjadi
edema.
2. Hipervolemia
Atau disebut juga overhidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai
dengan kelebihan (retensi) cairan dan natrium di ruang ekstra sel. Umumnya
terjadi akibat masalah di ginjal.
10) Hiperkloremia : peningkatan kadar ion klorida dalam serum disebabkan oleh
dehidrasi dan masalah ginjal
c. Gangguan keseimbangan asam basa
1) Asidosis respiratorik
Adalah gangguan asam basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat
gangguan hiperkapnia. Tanda-tandanya meliputi nafas dangkal, gangguan
pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi, depresi SSP, gangguan
kesadaran dan disorientasi. pH plasma <7.36 dan PCO2 tinggi
2) Asidosis metabolik
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa.
Tandatandanya meliputi: pernafasan kusmaul (cepat dan dalam), kelelahan,
disorientasi, koma, pH plasma <3.5 PCO2 normal atau rendah jika sudah
kompensasi.
3) Alkalosis respiratorik
Dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi.
Tandatandanya meliputi: penglihatan kabur, kesemutan pada ujung jari,
kemampuan konsentrasi terganggu, kejang, aritmia jantung. pH > 7.45
4) Alkalosis metabolik
Merupakan kondisi penurunan H+ yang ditandai oleh apatis, lemah,
ganggguan mental seperti gelisah bingung letargi, kram, dan pusing.
h. pola eliminasi kaji kebiasaan defekasi dan/atau berkemih serta masalah yang
dialami. Ada atau tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, retensi, dan gangguan
lainnya. Kaji penggunaan alat bantu.
i. pola aktivitas/ olahraga pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang
disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan alat bantu yang
mempengaruhi kebutuhan pasien terhadap cairan elektrolit.
j. pola istirahat tidur kebiasaan tidur pasien dan masalah yang dialami
k. pola kognitif – perseptif kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas,
ketidaknyamanan, pendengaran dan penglihatan.
n. pola koping – toleransi stres keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada
masalah, dan penggunaan obat untuk menghilangkan stres.
o. pola keyakinan-nilai agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap
kehidupan.
p. pemeriksaan fisik
a. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :
1) Ringan : ± 2%
2) Sedang : ± 5%
3) Berat : ±10%
b. Keadaan Umum
tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan darah serta tingkat
kesadaran.
c. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
1) Cairan oral : NGT dan oral
2) Cairan parental: termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter
q. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion
bikarbonat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan
b. Kelebihan volume cairan
3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Kekurangan Volume NOC: NIC :
Cairan - Fluid balance - Pertahankan catatan
- Hydration intake dan output
Berhubungan dengan: yang akurat
- Nutritional Status :
- Kehilangan volume
Food and Fluid - Monitor status hidrasi
cairan secara aktif Intake ( kelembaban
- Kegagalan mekanisme membran mukosa,
pengaturan Setelah dilakukan nadi adekuat, tekanan
tindakan keperawatan darah ortostatik ),
DS : - selama….. defisit volume jika diperlukan
Haus cairan teratasi dengan - Monitor hasil lab
DO: kriteria hasil: yang sesuai dengan
- Penurunan turgor - Mempertahankan retensi cairan (BUN ,
kulit/lidah urine output sesuai Hmt , osmolalitas
- Membran dengan usia dan BB, urin, albumin, total
mukosa/kulit kering BJ urine normal, protein )
- Peningkatan denyut - Tekanan darah, nadi, - Monitor vital sign
nadi, penurunan suhu tubuh dalam setiap 15menit – 1
tekanan darah, batas normal jam
penurunan - Tidak ada tanda tanda - Kolaborasi
volume/tekanan nadi dehidrasi, Elastisitas pemberian cairan IV
- Pengisian vena turgor kulit baik, - Monitor status
menurun membran mukosa nutrisi
- Perubahan status lembab, tidak ada - Berikan cairan oral
mental rasa haus yang - Berikan penggantian
- Konsentrasi urine berlebihan nasogatrik sesuai
meningkat - Orientasi terhadap output (50 –
- Temperatur tubuh waktu dan tempat 100cc/jam)
meningkat baik - Dorong keluarga
- Kehilangan berat - Jumlah dan irama untuk membantu
badan secara tiba-tiba pernapasan dalam pasien makan
- Penurunan urine batas normal - Kolaborasi dokter
output - Elektrolit, Hb, Hmt jika tanda cairan
- HMT meningkat dalam batas normal berlebih muncul
- Kelemahan - pH urin dalam batas meburuk
normal - Atur
- Intake oral dan kemungkinan
intravena adekuat tranfusi
- Persiapan untuk
tranfusi
- Pasang kateter jika
perlu
- Monitor intake dan
urin output setiap 8
jam
Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan bersama dengan dokter
dan petugas kesehatan lain.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana ksehatan pasien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planning