Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL MATERNITAS

KONTRASEPSI

DISUSUN OLEH:
S1-2C
Desti Hijriani (218094)
Dita Sakila Tiwi (218096)
Elsa Dewi Mulyati (218098)
Firlan Sastra D (218102)
Hendi Wardani L (217111)
Verawati Sanjaya (218124)
Winia Noviyanti (218126)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JABAR
2019-2020
KASUS TUTOR
BANYAK ANAK BANYAK REJEKI
UNTUK MAHASISWA

Perempuan usia 36 tahun, jumlah anak 5, aseptor KB suntik 3 bulanan, sebelumnya


pasien menngunakan kontrasepsi IUD tetapi tidak cocok karena menstruasinya banyak
dan lama, datang ke poli KB dengan keluhan utama bercak warna coklat campur merah,
darah keluar sudah hampir 20 hari. Hasil pengkajian Riwayat menstruasi sebelum ber KB
suntik tidak ada keluhan gangguan haid teratur tiap bulan, selama 6-7 hari, setiap hari
ganti pembalut 2-3 kali. Sejak menjadi aseptor KB suntik 3 bulanan menggunakan Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler, 6 bulan yang lalu siklus haid tidak
teratur, kadang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,
perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) dan kadang tidak haid sama
sekali. Awal-awal KB suntik 3 bulan, dia tidak haid, sempat takut, dikira hamil, bulan ke
3 haid tapi bercak-bercak tidak teratur, bisa sampai 15-20 hari, jadi bingung sholatnya
bagaimana? Ibu juga takut ada penyakit lain karena haid yang tidak teratur, takut kena
kanker karena ada Bibi yang meninggal karena kanker leher Rahim mempunyai keluhan
terhadap pola haidnya. Hasil pengukuran TTV 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, nafas 20
x/menit, suhu 36 C dan pemeriksaan BB peningkatan 1-3 Kg dalam bulan ini.
HASIL LAPORAN STEP 1-7

Step 1

1. Depo medroksi progesteros asetat itu apa? (Dita)

2. Aseptor KB? (elsa)

3. IUD? (Desti)

4. Suntik Intro Muskuler? (Hendi)

5. Spotting? (winia)

Step 2

1. Aseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan kb dengan


penggunaan alat kontrasepsi ( Vera)

2. IUD adalah alat kontrasepsi dalam rahim atau sering dikenal dengan kontrasepsi spiral.
(Winia)

3. spoting itu memanjang atau memendeknya siklus haid.(firlan)

4. mungkin intra muskuler yaitu penyuntikan kedalam otot. (elsa)

menambahkan intra muskular adalah injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu
zat kedalam otot. (Vera)

5. DMPA adalah pengobatan hormonal dari tipe progestin. biasanya dipakai sebagai
metode kontrol kelahiran dan sebagai bagian dari terapi hormon menopausal.

Step 3

1. mengapa pada pasien mengalami kenaikann BB? (Desti)

2. kenapa bisa terjadi spotting?(Dita)

3. Apakah suntik kb bisa mempengaruhi kepda menstruasi? (firlan)

4. mengapa perdarahan bisa tidak teratur?(winia)

5. mengapa bisa menyebabkan siklus haid tidak teratur pada kasus tersebut?(elsa)
Step 4.

1. memang kb ini bisa sedikit peningkatan berat badan, namun tidak sampai membuat
tubuh mengalami obesitas. (Vera)

2. siklus haid wanita dipengaruhi oleh hormon yaitu estrogen dan progesteron. Suntik KB
3 bulan berisi hormon progesteron dengan efek kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Cara kerja KB ini adalah mengentalkan lendir leher rahim (serviks) sehingga mencegah
sel sperma masuk ke dalam rahim. Kandungan hormon dari KB suntik ini dapat
mempengaruhi keseimbangan hormon alami tubuh sehingga siklus haid dapat menjadi
tidak teratur.(Desti)

3. kenapa bisa terjadi spoting kemungkinan efek atau pengaruh dari penggunaan kb.
(firlan)

Step 5 Mind mapping

Tujuan KB
Definisi KB Macam-Macam
KB

Komplikasi KB KB Efek Samping KB

Dampak Kelebihan dan


Kontra Indikasi
Penggunaan KB Kekurangan KB
dan Indikasi KB

Konsep Asuhan Keperawatan

Intervensi
Pengkajian
Diagnosa
1.1 Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah mencanagkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (sulistyawati, 2013).
Keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
babnyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun
bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan
tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran
tersebut. Pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari
berkisar pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan
antara sel mani pada laki-laki dan sel telur pada wanita sekitar persetubuhan
(Risyadi, 2011)
Sedangkan menurut WHO (dalam Hartanto, 2003) keluarga berencana
adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami
istri) dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

1.2 Tujuan KB
Tujuan dilaksanakannya program KB adalah untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013)
Menurut WHO adalah suatu usaha individu untuk : mendapatkan
objektif, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan
yang diinginkan, mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran anak dan mengatur
kehamilan sesuai usia ibu.
Menurut Hartanto, 2002 adalah untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna untuk mencapai tujuan tersebut, maka diadakan kebijakan yang
dikategorikan dalam 3 fase yaitu menjarangkan, menunda dan menghentikan,
maksudnya adalah untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada
usia tua.

Selain itu ada juga tujuan umum dan khusus dari KB diantaranya :
a.Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera yang mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.

b.Tujuan Khusus
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi,
menurunya jumlah angka kelahiran bayi dan meningkatnya kesehatan keluarga
berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
1.3 Macam-macam

A. Metode Sederhana:
a. Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna dipakai untuk
menutupi zakar. Kondom memiliki dua jenis, yaitu kondom laki-laki dan kondom
perempuan.

1. Kondom laki-laki adalah jenis kondom yang digunakan oleh laki-laki


dipenisnya. Kondom laki-laki digunakan saat penis sudah ereksi dan sebelum
terjadi penetrasi ke vagina.
2. Kondom perempuan adalah jenis kondom yang digunakan oleh perempuan
dengan cara dimasukkan ke dalam vagina. Kondom perempuan ini terdapat seperti
bantalan di dalamnya untuk mencegah masuknya sperma ke serviks perempuan.
Kondom perempuan ini bisa digunakan satu hingga dua jam sebelum melakukan
hubungan seksual.

Menurut WHO kondom laki-laki efektif mencegah kehamilan hingga 98 persen


jika digunakan dengan benar dan konsisten. Kondom laki-laki juga efektif
mencegah HIV serta penularan penyakit seksual lainnya. Sedangkan kondom
perempuan bisa mencegah kehamilan hingga 90 persen jika digunakan secara
benar.

b. Diafragma atau cap


Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti
kubah dan berfungsi mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
c. Spermisida
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah
suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur.

B. Metode Efektif
a. Pil KB
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,
berbentuk tablet. Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana Menurut (Herti, 2007)
ada 3 jenis pil KB, yaitu

a) Pil gabungan atau kombinasi


Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
b) Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15
hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara
estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil
berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan
telur sehingga terjadi kehamilan.
c) Pil khusus
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma.

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD


IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
megandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang
tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan
merupakan kontrasepsi
jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan
perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada
tahun petama 2,2%.
c. Suntik KB
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone
dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan
sekali (syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi
ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan
dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan
spoting.
d. Susuk KB (implant)
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit,
yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan
kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan
tidak menaikan tekanan darah. Metode Mantap dengan cara operasi

a. Pada Wanita: Tubektomi


Tubektomi adalah satu-satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
melibatkan waktu yang cukup lama.
b. Pada Pria: Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran
yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula
seminalis.

C. Kontrasepsi tradisional
a.Senggama terputus (coitus interruptus)
Senggama terputus atau coitus interruptus adalah salah satu cara alami
yang bisa dilakukan. Caranya dengan menarik penis keluar dari vagina
pasangannya lalu berejakulasi diluar vagina dan menjauhkan cairan semen
yang keluar dari vagina.Menurut laman resmi World Health
Organization (WHO) mencoba untuk menjaga sperma tidak masuk vagina
bisa efektif mencegah kehamilan dan pembuahan hingga 98 persen.
Sayangnya kontrasepsi jenis ini sangat beresiko karena tepat waktu dalam
menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi bukanlah hal mudah.
Sehingga sering kali ejakulasi sudah terjadi dalam vagina baru penis
ditarik.
b.Metode kalender
Metode kalender atau metode ritmeadalah jenis kontrasepsi dengan
memantau pola siklus menstruasi perempuan selama 6 bulan terakhir. Cara
menghitung masa subur perempuan adalah memantau pola siklus
menstruasi selama 6 bulan, mengurangi 18 dari panjang siklus terpendek
(perkiraan hari subur pertama) dan mengurangi 11 dari panjang siklus
terpanjang (diperkirakan hari subur terakhir). Biasanya masa subur adalah
hari ke 8 hingga 19 dari masing-masing siklus menstruasi 26 hingga 32
hari.

c. Metode amenore laktasi (LAM)


LAM adalah kontrasepsi sementara untuk ibu yang belum mendapatkan
siklus menstruasinya lagi usai masa nifas setelah melahirkan. Syaratnya ibu
harus memberikan ASI eksklusif atau ASI penuh saat siang dan malam hari
selama bayi berusia kurang dari 6 bulan. Kontrasepsi ini mencegah
pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Namun bagi sebagian perempuan
metode ini tidak efektif dan bisa menyebabkan kehamilan terutama jika
terjadi ovulasi mendadak karena efek penggunaan obat tertentu. Meskipun
menurut WHO metode ini efektif  98 persen mencegah kehamilan dengan
penggunaan yang benar dan konsisten.
d. Metode Basal Body Temperature (BBT)
Metode Basal Body Temperature (BBT) adalah metode yang bisa
dilakukan perempuan dengan mengukur suhu tubuhnya pada waktu yang
sama setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur untuk mengamati kenaikan
0,2 hingga 0,5 derajat celsius suhu tubuhnya. Metode ini bisa mencegah
kehamilan dengan menghindari hubungan seks tanpa kondom selama hari-
hari masa subur. Metode ini 99 persen efektif jika dilakukan dengan benar
dan penggunaan yang konsisten. Jika BBT telah meningkat dan tetap lebih
tinggi selama 3 hari penuh, maka ovulasi telah terjadi dan masa subur telah
berlalu. Seks dapat dilanjutkan pada hari ke-4 sampai menstruasi bulanan
berikutnya.
e. Metode TwoDay
Metode TwoDay adalah cara yang dilakukan perempuan untuk melacak
masa subur mereka dengan mengamati keberadaan lendir serviks (jika ada
jenis warna atau konsistensi). Metode ini mencegah kehamilan dengan
menghindari hubungan seks tanpa kondom selama masa subur, menurut
WHO metode ini 96 persen mencegah kehamilan asal dilakukan dengan
benar dan konsisten. Namun metode ini sulit digunakan jika seorang
perempuan memiliki infeksi vagina atau kondisi lain yang mengubah lendir
serviks.
f. Metode Sympto-thermal
Metode Sympto-thermal adalah cara perempuan melacak masa subur
mereka dengan mengamati perubahan lendir serviks (tekstur bening), suhu
tubuh (sedikit meningkat) dan konsistensi serviks (pelunakan). Biasanya saat
perempuan memasuki masa subur maka cairan yang keluar dari vagina akan
berwarna bening dan lebih elastis. Menurut WHO metode ini 98 persen bisa
mencegah kehamilan dengan menghindari hubungan seks tanpa kondom
selama masa subur.

1.4 Efek Samping

A. Metode Efektif
a. Pil KB
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan,
perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB
dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

a) Efek sampingan ringan


Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya pertambahan
berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual, depresi, alopesia,
melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-
keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan berkurang dan
hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien berpindah ke pil
yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang lebih sesuai
b) Efek sampingan berat
Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah
tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-
faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara
langsung. Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil
adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai
pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000
wanita pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian
maternal (oleh karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah.
Kemungkinan mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-
dikurangi oleh pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah,
misalnya 50 mikro gram atau kurang dari itu.

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD


Efek samping IUD : Haid lebih banyak dan lama, saat haid terasa sakit,
perdarahan spoting, terjadinya pedarahan yang banyak, Kehamilan insitu.
c. Suntik KB
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi,
berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan
amenore.
d. Susuk KB/Implant
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri, gatal atau infeksi pada
tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat
badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.

B. Metode Mantap dengan cara operasi


a. Pada Wanita: Tubektomi
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko
tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
b. Pada Pria: Vasektomi
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma, bisa terdapat
darah dalam air mani, memar pada testis beberapa bulan pasca operasi,
perdarahan atau pembekuan darah pada area testi

1.5 Cara Penggunaan KB


a. .IUD
Perangkat kecil berbentuk T / Y terbuat dari plastik dan tembaga,
perawat / dokter akan memasukan spekulum kedalam vagina dan kemudian
menggunakan inserter khusus untuk memasukan IUD melalui pembukaan
serviks dan masuk kedalam rahim, proses ini biasanya memakan waktu
kurang dari 5 menit. Merupakan metode kontrasepsi yang bekerja dalam
jangka waktu yang lama, yakni dapat bertahan selama 5-10 tahun
tergantung jenisnya, kontrasepsi ini hanya sekali pemakaiannya.
Kondom
Tersedia 2 jenis, yaitu kondom untuk pria dan wanita. Kondom pria
digunakan dengan digulirkan ke Mr.P yang sudah mengalami ereksi.
Sedangkan kondom wanita digunakan dengan cara ditempatkan kedalam
Mss V sebelum berhubungan seks.
Pil : Alat kontasepsi berbentuk tablet kecil diminum sekali sehari,bahkan
waktu meminumnya pun pada waktu yang sama setiap harinya selama 21
hari lalu dilanjutkan dengan berhenti untuk sementara minum pil selama 7
hari selanjutnya / habiskan dosis pil kosong. Pil ini tidak bekerja efektif
apabila lupa meminumnya, dan hanya bisa dikonsumsi wanita.
Implan
Dilakukan oleh dokter untuk melepas dan memasang dengan
melakukan anastesi lokal. Dimana dengan menempatkan batang kecil yang
lentur kebawah kulit dilengan atas wanita. Impant akan melepaskan
hormon progesteron yang bekerja menghentikan ovarium melepaskan sel
telur dan mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan sperma
memasuki rahim.
b. Suntik KB
Dilakukan dengan menyuntikan hormon progesteron sintetis. Biasanya
diberikan melalui bokong wanita / lengan atas. Setelah wanita
mendapatkan suntik kontrasepsi hormon progesteron perlahan-lahan
dilepaskan ke aliran darah selama 12 minggu kedepan.
c. Tubektomi
Dua prosedur pelaksanaan yaitu tuba implan dilakukan tanpa operasi
pembedahan, dilakukan dengan memasukan 2 logam kecil kedalam tuba
falopi melalui vagina dan leher rahim, sehingga dapat mecapai saluran
tuba fallopi. Sedangkan bedah laparoskopi dilakukan melalui
pembedahan, dengan mengikat tuba falopi demi mencegah masuknya sel
telur ke rongga rahim, operasi dilakukan bersifat minor dimana dokter
akan membuat sayatan kecil diatas pubis untuk menutup tuba falofi.

d. .Vasektomi
Dua cara yaitu, vasektomi konvensional dokter akan membuat sayatan
pada ke 2 sisi skrotum yaitu bagian atas skrotum dan bagian bawah penis.
Kemudian vas deferens didalamnya akan dihilangkan, diikat, bahkan di
katerisasi.
Sedangkan vasektomi tanpa pisau bedah, dokter menggunakan penjepit
kecil untuk menahan saluran yang akan dipotong, kemudian akan dibuat
lubang kecil pada kulit skrotum dan dokter akan memotong bagian saluran
sebelum mengikatnya.
e.Diafragma
Kosongkan kandung kemih dan oleskan spemisida pada kap diafragma,
cari posisi yang nyaman saat pemasangan diafragma bisa dengan
mengankat 1 kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi berbaring atau
jongkok, letakan jari telunjuk ditengah kap untuk pegangan yang kuat,
spermisida harus berada dalam kap kemudian masukan diafragma
kedalam vagina, dorong bagian depan pinggiran ke atas dibilik tulang
pubis masukan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks.
Spermisida
Aerosol (busa) sebelum digunakan kocok tempat aerosol 30 menit,
tempatkan kontrainer dengan possisi ke atas letakan aplikator pada mulut
kontrainer dan tekan untuk mengisi busa kemudian masukan aplikator
kedalam vagina mendekati serviks dengan posisi berbaring dan dorong
sampai busa keluar, ketika menarik aplikator pastikan tidak menarik
pendorong karena busa dapat masuk kembali kedalam pendorong.
Krim dan Jeli dengan dimasukan kedalam vagina dengan mengoles di
atas penis. Masukan 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.
Isi aplikator dengan krim/ jely, masukan aplikator kedalam vagina
mendekati serviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim / jely
keluar. Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina.
Vagina film / tissue
Lipat fim menjadi 2 kemudian letakan di ujung jari. Masukan jari
kedalam vagina dorong film kedalam vagina mendekati serviks, tunggu
sekitar 15 menit agar larut dan bekerja efektif
Supositoria
Sambil berbaring masukan supositoria jauh kedalam vagina, tunggu 10-
15 menit sebelum melakukan hubungan seksual
1.6 Kelebihan KB:

1. Mengurangi perdarahan saat menstruasi.

2. Mengurangi gejala PMS.Membuat siklus haid lebih teratur.

3. Meningkatkan kepadatan tulang.

4. Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium dan endometrium, stroke,


salphingitis, dan rematik.

Kekurangan KB:

1. Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

2. Dapat mengganggu produksi ASI

3. Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual

A. Metode Sederhana:

a.Kondom
Kelebihan:

1). Sangat efektif. Tingkat kegagalan hanya 8%.

2). Melancarkan haid dan mengurangi kram saat haid, dapat juga menghentikan haid,
tergantung jenisnya.

Kekurangan:

1) Sangat efektif. Tingkat kegagalan hanya 8%.

2) Melancarkan haid dan mengurangi kram saat haid, dapat juga menghentikan haid,
tergantung jenisnya.

b.Diafragma atau cap

Kelebihan : Tidak mahal, dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS.

Kekurangan : Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi


dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

c. Spermisida

Kelebihan : tidak mahal, mudah digunakan, tidak mengganggu kesehatan' berfungsi


sebagai pelumas, dapatmencegah PMS bakterial.

Kekurangan :

1) Beberapa jenis perlu diaplikasikan 30 menit sebelum berhubungan seksual.

2) Jika terlalu sering digunakan, dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko
infeksi penyakit seksual menular.

3) Umumnya perlu digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain.

4) Tingkat kegagalan sekitar 29%.

B. Metode Efektif

a. Pil KB
Kelebihan : dapat diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea,
mengurangi resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi
terhadap kanker endometrium dan ovarium.

Kekurangan : harus diminum secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada
perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok
digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun.

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD

Kelebihan:

Dapat segera aktif setelah pemasangan. metode jangka panjang, tidak mempengaruhi
produksi asi, tidak mengurangi laktasi, kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas,
dapat di pasang segera setelah melahirkan, meningkatkan kenyamanan hubungan suami
istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan.

Kekurangan:

Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama, infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang
tidak steril, ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim ), Perdarahan
spoting ( bercak – bercak ), Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih
untuk memasang dan membuka IUD.

c. Suntikan KB

Kelebihan:

kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi,


tidak menggagu pengeluaran pengeluaran asi.

Kekurangan :

perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,
efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan
kemungkinan terjadi tumor hati.

d. Susuk KB (Implant)

Kelebihan :
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis ringan,
dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya ringan..

Kekurangan :

perdarahan bercak, meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah,


menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.

C.Metode Mantap dengan cara operasi

a. Pada Wanita: Tubektomi

Kelebihan: efektivitas tinggi, permanen, dapat segera efektif setelah pemasangan.

Kekurangan: melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali


kesuburan.

b. Pada Pria: Vasektomi

Kelebihan : metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan kecemasan akan


terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana

1.7 Kontra Indikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian


suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil,
ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar),
mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita
kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan
operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain)
merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini

Indikasi KB

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki


pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang
menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan
sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

1.8 Dampak Pengaruh Penggunaan KB

A. Metode Efektif
a. Pil KB
Efek samping kontrasepis pil kombinasi adalah pertambahan berat badan,
perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
Efek samping IUD : Haid lebih banyak dan lama, saat haid terasa sakit,
perdarahan spoting, terjadinya pedarahan yang banyak, Kehamilan insitu.
c. Suntik KB
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi, berat
badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan amenore.
d. Susuk KB/Implant
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri, gatal atau infeksi pada tempat
pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan, jerawat,
nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.

B. Metode Mantap dengan cara operasi


a. Pada Wanita: Tubektomi
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko tinggi
kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
b. Pada Pria: Vasektomi
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
Ada juga dampak yang berpengaruh terhadap menstruasi.
Pengaruh kontrasepsi terhadap menstruasi:
Sebetulnya normal jika periode menstruasi berubah karena kontrasepsi, terutama
jika menggunakan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal, seperti Implan, KB
Suntik bulanan, KB Suntik 3 bulanan, Pil Progestin, dan Pil Kombinasi. Cara kerja
alat kontrasepsi hormonal memang mengintervensi dan mengganggu siklus hormon
normal sehingga tentu saja siklus menstruasi dapat terganggu. Namun rata-rata ini
adalah hal yang normal dan tidak membahayakan.

1.9 KOMPLIKASI KB
A. IUD
Komplikasi:
1. Bercak darah dan kram abdomen sesaat setelah pemasangan
2. Leukorrhea
3. PID
4. AKDR tertanam dalam endomterium dan miometrium
5. Kehamilan
B. PIL
Komplikasi:
a. Perdarahan irreguler
b. mual
c. muntah
d. meningkatkan berat badan
C. SUNTIK
Komplikasi :
Gangguan perdarahan, intervensi medis (steril), meningkatkan berat badan
D. IMPLAN
Komplikasi :
1. Gangguan menstruasi
2. Rasa pegal pada tempat pemasangan
E. TUBEKTOMI
Komplikasi:
1. Menyesal
2. Infeksi post-operasi
3. Ectopic pregnancy
F. VASEKTOMI
Komplikasi:
1. Menyesal
2. Nyeri dan perdarahan (insisi)
Askep teori kb (Keluarga Berencana)

1.Pengkajian Data

Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien.

a.DataSubyektif
Data subyektif adalah berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara)
yang merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau masalah KB.

a) Identitas terdiri dari :


1) Nama:
Nama akseptor dan suami untuk mengetahui identitas akseptor dan suami sebagai
orang yang bertanggung jawab.
2) Umur:
Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan dalam menentukan cara KB yang
rasional dan untuk mengetahui apakah pasien masih dalam usia reproduksi atau tidak.
3) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor, karena ada agama yang
menganggap tabu cara KB.
4) Suku bangsa
Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh akseptor.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual yang mempengaruhi perilaku seseorang.
6) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan.
7) Alamat
Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama untuk
keperluan kunjungan rumah.
a) KeluhanUtama
Untuk mengetahui keadaan yang dirasakan saat pemeriksaan pada akseptor KB
Implant.
b) Riwayatperkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan.
c) Riwayatmenstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya menstruasi, teratur
atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi.
d) Riwayat kehamilan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya (abortus, lahir
hidup, apakah anaknya masih hidup dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah
terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya
dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabya.
e) Riwayat keluarga berencana
Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah,
kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, keluhan pada saat ikut KB,21las
an berhenti KB.
f) Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama.
2.Riwayat penyakit sistemik
Riwayat kesehatan yang lalu ditanyakan untuk mengindentifikasi kondisi kesehatan
dan untuk mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes, PMS,
HIV/AIDS.

B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia,
kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi
cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap
pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises, ukuran
uterus yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.

C. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka
diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)

D. Pemeriksaan Psikososial
a.Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b.Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c.Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan,
pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya
2.Diagnosa keperawatan

1. Perubahan pola haid b.d proses adaptasi hormonal


2. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping penggunaan alat
kontrasepsi
3. Nyeri akut berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi
4. Ketidak mampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi
akan pengetahuan tentang KB
5. Kebutuhan belajar berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai IUD
6. Ketidak mampuan keluarga memutuskan tindakan yang tepat pada pasien
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang fingsi dan kegunaan
masalah/efek samping alat kontrasepsi.
7. Kecemasan b.d kurang pengetahuan tentang alat kontrasepsi .
3. intervensi

N Diagnosa Tujuan Intervensi


o
1 Perubahan pola Tujuan jangka 1. jelaskan pada klien dan
haid b.d proses panjang ; klien tidak suami mengenai siklus
adaptasi akan mengalami pola menstruasi pada saat
hormoneal. haid selama penggunaan alat KB
menggunakan alat
kontrasepsi yang is 2.Anjurkan kepada pasien
inginkan. untuk makan-makanan yang
Tujuan jangka bernutrisi.
pendek : tubuuh klien
dapat beradaptasi 3.anjurkan kepada klien untuk
dengan baik. berolahraga.
Dengan kriteria
hasil :
a) Setiap bulan
klien dapat
menstruasi
dengan
teratur.
b) Setiap bulan
pasien
mensstruasi
c) Tidak ada
keputihan
( keputihan
normal )
NOC : NIC :
2 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan pendekatan
terjadinya efek tindakan keperawatan yang menenangkan
samping selama 2 x 24 jam 2. Jelaskan semua
penggunaan alat ansietas teratasi prosedur dan apa yang
kontrasepsi. dengan kriteria hasil: dirasakan selama
prosedur
a) Klien mampu 3. Dorong keluarga untuk
mengungkapk menemani pasien
an 4. Identifikasi tingkat
kecemasannya kecemasan
b) Mengetahui 5. Bantu pasien untuk
dan mengenali situasi yang
mengungkapk menimbulkan
an teknik kecemasan
untuk 6. Dorong pasien untuk
mengontrol mengungkapkan
cemas perasaan dan ketakutan
c) Vital sign 7. Ajarkan pasien untuk
dalam batas menggunakan teknik
normal relaksasi
d) Ekspresi
nonverbal
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
3 NOC : Pain Level, NIC :
pain control, comfort
Nyeri akut b.d level 1. Management.Lakukan
penggunaan alat Setelah dilakukan pengkajian nyeri secara
kontrasepsi tindakan keperawatan komprehensif
selama …. Pasien termasuk
tidak mengalami lokasi,karakteristik,
nyeri, dengan kriteria durasi,
hasil: frekuensi,kualitas dan
faktor presipitasi
a) Mampu 2. Gunakan teknik
mengontrol komunikasi terapeutik
nyeri(tahu untuk mengetahui
penyebab pengalaman nyeri
nyeri, mampu pasien
menggunakan 3. Kontrol lingkungan
tehnik non yang dapat
farmakologi mempengaruhi nyeri
untuk seperti suhu ruangan,
mengurangi pencahayaan dan
nyeri, kebisingan
mencari 4. Pilih dan lakukan
bantuan) penanganan nyeri
b) Melaporkan (farmakologi,
bahwa nyeri nonfarmakologi, dan
berkurang inter personal)
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
c) Mampu
mengenali
nyeri(skala,
intensitas,
frekuensidan
tanda nyeri)
d) Menyatakan
rasa
nyamansetela
h nyeri
berkurang
4 Tujuan Jangka 1. Kaji lamanya dan
Ketidak Panjang: Dalam banyaknya
mampuan jangka waktu 2 bulan spotting
memilih pola haid normal 2. Jelaskan pada ibu efek
alat sampingalat kontrasepsi
kontrasepsi Tujuan jangka AKDR dan hormonal
yang pendek: pada hari-hari pertama
efektif b.d dalam waktu 1 bulan pemakaian alat
kurangnya haid kembali normal kontrasepsi.
informasi dengan Kriteria 3. Observasi untuk
akan Hasil: pemeriksaan lab, Hb,
pengetahua Leukosit, trombosit, Ht.
n tentang a) Sifat darah 4. Konsul ke dokter bila
KB haid kembali keluhan menjadi berat
pada siklus
awal/biasa
b) Tidak ada
spotting haid
yang berulang
5 Kebutuhan Kebutuhan belajar 1. Kaji pengetahuan klien
belajar berhubungan dengan tentang IUD
berhubung kurangnya informasi Tingkat pengetahuan
an dengan mengenai IUD klien berbeda.
kurangnya Tujuan : kebutuhan 2. Beri penjelasan
informasi belajar klien mengenai IUD Dengan
mengenai terpenuhi adanya informasi
IUD Kriteria hasil : mengenai
IUD, klien akan lebih
klien mengerti memahami IUD
dengan proses dan 3. Beri kesempatan klien
efeksamping dari untuk Mengklarivikasi
pemasangan IUD hal yang masih
6 1. Ketidak Tujuan jangka 1. menjelaskan tentang
mampuan panjang menekankan pengertian KB,
keluarga pada perubahan pengertian alat
memutuska perilaku dan kontrasepsi, cara
n tindakan mengarah kepada pengunaan, kelebihan,
yang tepat kemampuan mandiri. efek samping dari
pada pasien Jangka waktu macam-macam alat
berhubung ini intuk kontrasepsi dan
an dengan mengarahkan kontraindikasi dari
kurang evaluasi pencapaian macam-macam alat
pengetahua pada waktu yang kontrasepsi.
n keluarga telah di tentukan
tentang sebelumnya. Tujuan
fingsi dan jangka pendek di
kegunaan tekankan pada
masalah/ef keadaan yang
ek samping mengancam
alat kehidupan (Setiadi,
kontrasepsi 2008).
.

7 Kecemasan Tujuan jangka 1. Jelaskan Kepada


b.d kurang panjang: kecemasan Pasien mengenai
pengetahua akan berkurang atau macam-macam alat
n tentang hilang kontrasespsi
alat Tujuan jangka 2. Jelaskan kepada
kontrasepsi pendek: dalam waktu klien mengenai efek
. 1 jam klien dapat samping dari
mengerti mengenai penggunaan alat-
alat kontrasepsi yang alat KB
ditandai dengan : 3. Motovasi klien dan
a) klien suami agar memilih
mengatakan alat yang baik dan
sudah tidak merugikan
mengerti kedua bela pihak
b) mengambil 4. Anjurkan kepada
keputusan suami agar
yang tepat memberiperhatian.
dalam yang cukuip pada
penentuan istri
penggunaan
alat KB
c) kurang
bertanya
d) tampak rileks

Anda mungkin juga menyukai