Anda di halaman 1dari 42

“ PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, GROWTH

OPPORTUNITY DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP CASH

HOLDING “ (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Jasa Keuangan Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020)

Halaman Cover

PROPOSAL

Yanuar Risa Diva Maya Safitri

201769100034

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2021
2

“ PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, GROWTH

OPPORTUNITY DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP CASH

HOLDING “ (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Jasa Keuangan Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020)

PROPOSAL

Yanuar Risa Diva Maya Safitri

201769100034

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2021

2
3

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul :“Pengaruh Investment Opportunity Set, Growth

Opportunity Dan Corporate Governance Terhadap Cash

Holding “ (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Jasa

Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020)

Disusun Oleh : Yanuar Risa Diva Maya Safitri

NIM : 201769100034

Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Jurusan : Administrasi Bisnis

Konsentrasi : Keuangan

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan

di depan tim penguji

Pasuruan, ---------------------------------

Menyetujui,

Kaprodi, Pembimbing,

(Nur Ajizah, S.Sos., M.AB) (Nur Rohmad Nuzil, S.Sos., M.AB)

NIP.Y.0691502001 NIP.Y.0691103044
DAFTAR ISI

3
4

Halaman Cover..........................................................................................................
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI........................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
1.4 Manfaat...........................................................................................................6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
2.1 Kajian Teoritik...............................................................................................8
2.1.1 Investment Opportunity Set......................................................................8
2.1.2 Growth Opportunity...............................................................................11
2.1.3 Corporate Governance...........................................................................14
2.1.4 Cash Holding.........................................................................................17
2.2 Penelitian Terdahulu.....................................................................................19
2.3 Hipotesis Penilitian.......................................................................................23
2.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian.....................................24
BAB III : METODE PENELITIAN......................................................................26
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................26
3.2 Populasi dan Sampel....................................................................................26
3.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel............................................27
3.3.1 Definisi Konseptual...............................................................................27
3.4 Metode Pengumpulan Data..........................................................................30
3.5 Teknik Analisi Data......................................................................................30
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif...................................................................30
3.5.2 Uji Asumsi Klasik..................................................................................30

4
5

3.5.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linier Berganda.............................35


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Investment Opportunity Set...................................................................10

Tabel 2.2 Growth Opportunity...............................................................................13

Tabel 2.3 Corporate Governance...........................................................................16

Tabel 2.4 Cash Holding.........................................................................................18

Tabel 2.5 Mapping Jurnal......................................................................................21

Tabel 3.1 Operasional Variabel.............................................................................29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kenaikan Investor Pada Tahun 2018...................................................1

Gambar 3.1 Gambar Model Hipotesis...................................................................23

5
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dewasa kali ini, banyakaorang berlomba-lomba untuk mempunyai

investasi terpercaya dan aman untukamenyimpan uang mereka, contohnya dalam

pasar saham, pilihan yangakebanyakan orang pilih ini menjadi salah satu pilihan

ke dua setelah bank yangadahulu dipercaya banyak orang untuk menyimpan uang,

Pasar modal merupakanakegiatan perdagangan surat-surat berharga seperti saham,

equitas, obligasi danaberbagai surat berharga lainnya. Adapun banyaknya investor

dapat dilihat padaagambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Kenaikan Investor Pada Tahun 2018

Pada gambar di atas dapat diterangkanabahwa dalam laporan Bursa Efek

Indonesia tahun 2018, jumlah investor pasaramodal tahun 2018 berjumlah 1.619

juta orang atau meningkat 44,24%.aJumlah tersebut sudah termasuk investor

1
2

saham, reksa dana dan surat berhargaaNegara (SBN) lainnya. Tipe lain dari pasar

modal menurut Hartono (2017) aadalah pihak ketiga (third market) dan pasar

keempat (fourth market).

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surataberharga pada saat pasar kedua

tutup. Pasar ketiga (third market) dijalankanaoleh broker atau sering disebut

sebagaiamakelar yang dimana makelar tersebut mempertemukan antara penjual

danapembeli. Sedangkan pasar keempat (fourth market) merupakan pasar modal

yang dilakukan di antara institusi berkapasitasabesar untuk menghindari komisi

untuk broker (makelar). Pasar keempataumumnya menggunakan jaringan

komunikasi untuk memperdagangkanasaham dalam jumlah yang besar. Contoh

pasar keempat misalnya instinetayang dimiliki oleh reuter yang mengganti lebih

darisatu miliar lembar sahamasetiap tahunnya.

Pada umumnyaabanyak perusahaan menginginkan ketersediaan kas yang

likuid untukakebutuhan proyek investasi yang menguntungkan di masa yang akan

datang. aMaka dapat dikatakan bahwa memiliki kas yang likuid akan lebih

menguntungan bagi perusahaan yang memilikiapeluang investasi. Banyak krisis

finansial yang menimpa negara berkembangasampai ke negara maju pada tahun

2012. Krisis finansial ini banyak dipicuakarena gagalnya perusahaan dalam

mengelola keuangan yang tersedia di perusahaan. Bermula padaatahun 2008 krisis

yang terjadi di Amerika Serikat menyebar ke negara-negaraadi seluruh dunia.

Akibat kejadian tersebut membuat perusahaan-perusahaan merubah

pandangannya tentang pentingnya menjaga likuiditas keuangannya. aSalah satu

cara meminimalisir risiko krisis finansial dan menjagaalikuiditas perusahaan

dengan mengelola (manage) kas yang dimiliki perusahaan.


3

Dari pernyataan Ginglinger dan Saddour (2007) aadanya berapa tingkat

cash holding yang akan dipegang oleh perusahaanaadalah keputusan keuangan

yang penting yang akan dibuat oleh seorangamanajer. ketika adanya aliran kas

yang masuk, maka seorang manajer yangamemiliki pengalaman akan

memutuskan akan membagikannya kepadaapara pemegang saham sebagai

deviden atau manajer akan menahan kasatersebut untuk dijadikan sebagai modal

untuk perusahaan yang akanadiinvestasikan kembali agar mendapatkan

keuntungan untuk perusahaan, aatau bisa juga manajer hanya akan menyimpan

kas tersebut untuk berjagaasebagai cadangan apabila perusahaan sedang

mengalami kesulitanakeuangaan .

Corporata governance telah diperkenalkan pada berbagai negara dalam

rangka meningkatkan perlindungan terhadap hak pemegang saham minoritas,

serta bertindak sebagai badan pengawas yangadapat memastikan agar pihak

manajemen tidak bertindak demi memenuhiakepentingannya sendiri. Struktur

corporate governance yang kuat diasosiasikan dengan pengawasan yang lebih

efektif terhadap manajer serta transparansiaperusahaan, sehingga peran corporate

governance dapat membatasi tindakanamanajer dalam menimbun kas secara

berlebihan serta menghabiskanasumber daya perusahaan pada proyek yang

memiliki net present valueayang negatif (Lee dan Lee, 2010).

Variabel yangamengukur Cash Holding adalah Investment Opportunity

Set. InvestmentaOpportunity Set yang sering disingkat IOS menggambarkan

tentangapeluang investasi bagi suatu perusahaan, namun itu semua tergantung

pada pilihan expenditureaperusahaan di masa mendatang (Hartono, 201 7). Dalam

penelitian yangadilakukan oleh Senjaya dan Yadnyana (2016) menyatakan bahwa


4

Investment Opportunity Set memiliki pengaruhaterhadap Cash Holding.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan olehaMusyrifah Ratnasari (2015)

investment opportunity set tidak berpengeruh terhadap cash holdings.

Salah satu variabel independen lain dariapenelitian ini adalah Growth

Opportunity yang mana digunakan untukamenganalisis Cash Holding. Growth

Opportuniy merupakan suatu perpaduanaantara kemungkinan peluang investasi di

masa mendatang dengan aktiva yangadimiliki oleh suatu perusahaan (William dan

Fauzi, 2013). Dapat dikatakanabahawa Growth Opportuniy sebagai salah satu

yang diharapkan oleh suatuaperusahaan karena akan dapat memberikan

keuntungan bagi banyak pihak. aHasil penelitian yang dilakukan oleh William

dan Fauzi (2013) menunjukan bahwa variabel GrowthaOpportunity berpengaruh

terhadap Cash Holding. Namun pada penelitian yangadilakukan oleh Endah Ayu

Wulandari, Mia Angelina Setiawan (2019) amenyatakan bahwa Growth

Opportunity tidak berpengaruh terhadapaCash Holding.

Kemudian variabel ke tigaayang dipakai dalam penelitian ini adalah

corporate governance dimana Penelitian di luar negeri mengenai pengaruh

corporate governance terhadapacash holdings seperti penelitian Rahman dan

Muhamad (2013) yang dilakukanadi Malaysia menyatakan terdapat pengaruh

positif antara dewan komisarisaterhadap tingkat cash holdings sedangkan terdapat

pengaruh yang negatifapada ukuran dewan komisaris dan CEO

duality. Penelitian Kuan, aet al (2012) mengenai corporate governance dan cash

holdings dilakukan diaTaiwan periode 1997 - 2009 menunjukkan hubungan yang

positif pada pengaruh komisaris independen terhadap cash holdings serta

hubungan negatif pada ukuran dewanakomisaris


5

Alasan dalam pemilihan variabelaadalah karena penelitian mengenai cash

holdings telah banyak dilakukan, anamun hasil dari penelitian tersebut tidak

memberikan konsistensi yangasignifikan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi cash holdings. aTerdapat perbedaan hasil penelitian mengenai

investment opportunity set, aGrowth Opportunity dan corporate governance

structure terhadap cashaholding.

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapatasimpang siur terhadap hasil

dari penelitian tersebut. Maka peneliti akanamenguji kembali dengan variabel,

Investment Opportunity Set, GrowthaOpportunity, dan Corporate Governance

Terhadap Cash Holding padaaperusahaan dagang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periodea2016-2018.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, danapembahasan masalah tersebut

di atas, maka penelitian ini dapat penelitiarumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Investment Opportunity Seta (X1) berpengaruh secara parsial terhadap

Cash Holding (Y1) padaaperusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periodea2016-2018 ?

2. Apakah Growth Opportunity (X2) berpengaruh secaraaparsial terhadap Cash

Holding (Y1) pada perusahaan dagang yang terdaftaradi Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2018 ?

3. Apakah Corporate Governance (X3) aberpengaruh secara parsial terhadap

Cash Holding (Y1) pada perusahaanadagang yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periodea2016-2018 ?
6

4. Apakah Investment Opportunity Set (X1), GrowthaOpportunity (X2), dan

Corporate Governance(X3) berpengaruh terhadapaCash Holding (Y1) secara

simultan pada perusahaan dagang yangaterdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2018 ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuanapenelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Investment OpportunityaSet (X1) berpengaruh

secara parsial terhadap Cash Holding (Y1) padaaperusahaan dagang yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periodea2016-2018 ?

2. Untuk mengetahui apakah Growth Opportunity (X2) aberpengaruh secara

parsial terhadap Cash Holding (Y1) pada perusahaanadagang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018a?

3. Untuk mengetahui apakah CorporateaGovernance (X3) berpengaruh secara

parsial terhadap Cash Holding (Y1) apada perusahaan dagang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periodea2016-2018 ?

4. Untuk mengetahui apakahaInvestment Opportunity Set (X1), Growth

Opportunity (X2), danaCorporate Governance (X3) berpengaruh terhadap

Cash Holding (Y1) asecara simultan pada perusahaan dagang yang terdaftar di

Bursa EfekaIndonesia periode 2016-2018 ?

1.4 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampuamembawakan banyak manfaat untuk

beberapa pihak, baik secara teoritisamaupun praktis yaitu :


7

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikanasebagai refrensi atau bahan

acuan untuk penelitian sejenis di masaayang akan datang. Dan dapat

dijadikan materi bagi para Mahasiswaayang berkonterasi dalam bidang

keuangan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis

Dengan adanya penelitian iniapenulis dapat menambah wawasan dan

penegtahuan serta dapatamengimplementasikan dalam praktek yang

sebenarnya secaraakonsep dan teori khususnya dalam hal ini Cash

Holding.

b) Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkanadapat memberikan kepada para

investor dan pemegang sahamauntuk bahan pertimbangan dalam

pertimbangan dalamamenanamkan modalnya.

c) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan manajeraperusahaan dapat lebih

memperhatikan dan mempertimbangkanapeluang perusahaan,

investasi jangka panjang, modal bersih sertaaperputaran kas terhadap

CashHolding sehingga dapat lebihatertata.


BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritik


2.1.1 Investment Opportunity Set

Mayers (1977) dalam Hartadi (2012) amengemukakan pengertian

Investment Opporturnity Set sebagai berikut : “Investment Oppoturnity Set adalah

suatu pilihan kombinasi antara aset yang dimilikiaperusahaan dengan beberapa

pilihan investasi di masa yang akan datang.” Hartono (1999) mengemukakan

pengertian Investment Opporturnity Set yaitua “Investment Opporturnity Set

adalah tersedianya beberapa alternatifainvestasi di masa depan bagi suatu

perusahaan yang diharapkan menghasilkanareturn investasi yang cukup besar di

masa depan”. Gaver & Gaver (1993) amengemukakan pengertian Investment

Opporturnity Set yaitu “InvestmentaOpporturnity Set adalah pilihan investasi di

masa depan yang mempunyai returnayang cukup tinggi sehingga mampu

membuat nilai perusahaan ikutaterdongkrak. Hal ini dikarenakan besarnya nilai

perusahaan tergantung padaaberbagai pengeluaran yang ditetapkan oleh pihak

manajemen perusahaan diamasa depan.” Smith dan Watts (1992) dalam Hidayat

(2010) yang menyatakanabahwa set kesempatan investasi merupakan komponen

nilai perusahaan yangamerupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat

investasi di masa yangadatang. Terdapat dua pengertian mengenai investment

opportunity set (IOS), ayaitu investment opportunity set (IOS) merupakan

keputusan investasi yangadilakukan perusahaan untuk menghasilkan nilai. Di lain

pihak, Investmentaopportunity set (IOS) didefinisikan sebagai nilai perusahaan

yang nilainya di proksi melalui Investment Opportunity Set (IOS).

8
9

Namun, secara umum dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity

Set (IOS) merupakan hubungan antaraapengeluaran saat ini maupun di masa yang

akan datang dengan nilai atauareturn atau prospek sebagai hasil dari keputusan

investasi untukamenghasilkan nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).

Dalam penelitian ini menggunakanasales growth untuk mengukur nilai

investment opportunity set yangaberkaitan dengan cash holding perusahaan.

Alasan mengapa menggunakan sales growth untuk mengukur nilai investment

opportunity set karena dalamamengukur peluang investasi perusahaan yang dinilai

dar pertumbuhanaperusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat

pertumbuhan penjualan yang relatef stabil, dengan tingkat pertumbuhan penjualan

tersebut maka perusahaan tidakaakan mengalami kesulitan dalam memperoleh

pinjaman untuk memenuhiakebutuhan operasionalnya. (Brigham dan Hauston,

2001). Dalam bukunyaaHarahap (2013) menulis bahwa untuk menghitung sales

growth adalahasebagai berikut:

IOSA=

Penelitian Saddour (2006) juga menunjukanainvesment opportunity

set dengan proksi berdasarkan harga yaitu Tobins Q menunjukan hasil yang

positif.Hasil positif ini cenderung lebih kuat padaaperusahaan yang bertumbuh

dibandingkan pada perusahaan yang sudah dewasa (mature). Tobina Q merupakan

suatu model yang berguna dalam pembuatan keputusan investasi. Tobins Q

meringkas informasi yang relevan denganakeputusan investasi perusahaan

(Juniarti, 2009). Didefinisikanasebagai nilai pasar dari perusahaan dibagi dengan


10

replacment cost dari aset. Chung andaPruitt (1994) : Wolfe & Sauaia (2003)

Tobin’s Q dapat dihitung dengan amenggunakan rumus sebagai berikut dengan :

Q = Keterangan : MVS : Market value of all outstanding shares (jumlah saham

beredar dikali dengan hargaapenutup saham) D : Debt (Total Hutang) TA : Total

Aset Keempat jenis proksi yang telah disebutkan sebelumnya menggambarkan

beragam ukuran set kesempatanainvestasi yang memungkinkan beberapa peneliti

menggunakan beragam rasioasebagai proksi set kesempatan investasi.

Tabel 2.1 Investment Opportunity Set


Penulis Definisi
Investment Oppoturnity Set adalahasuatu pilihan kombinasi

Mayers (1977) antara aset yang dimilikiaperusahaan dengan beberapa pilihan

investasi di masa yang akanadatang.


Investment OpporturnitaSet yaitu “Investment Opporturnity Set

Hartono adalah tersedianyaabeberapa alternatif investasi di masa depan

(1999) bagi suatu perusahaan yangadiharapkan menghasilkan return

investasi yang cukup besaradi masa depan.


Smith dan menyatakan bahwa set kesempatan investasi merupakan

Watts (1992) komponen nilai perusahaan yang merupakan hasil dari pilihan-

dalam Hidayat pilihan untuk membuat investasi di masa yang datang.

(2010)

Dari beberapa teori yangadikemukakan di atas, adapat disimpulkan bahwa

Investment Opporturnity Set adalah serangkaianarencana perusahaan dalam

pengelolahan investasi dimasa depan agar menghasilaan return yang cukup besar

pada investasi yang akan datang.

2.1.2 Growth Opportunity


11

Growth Opportunity sangat diharapkan olehasuatu perusahaan karena

dapat memberikan keuntungan bagi banyak pihakainternal maupun pihak

eksternal dari perusahaan tersebut. aPertumbuhan perusahaan (Growth

Opportunity) dapat terlihat dari adanyaapeningkatan total aktiva yang dimiliki

perusahaan. Bagi para investor, apertumbuhan suatu perusahaan (Growth

Opportunity) menjadi tandaabahwa perusahaan memiliki aspek yang

menguntungkan, danapara investor juga mengharapkan tingkat pengembalian

(rate of return) dari investasiayang berikan. Factor lain yang mendukung

perusahaan untuk melakukanainvestasi adalah adanya kesempatan yang besar

untuk memperoleh keuntungan dari investasia (Hery, 2014).

Pertumbuhan perusahaan (GrowthaOpportunity) menurut Kasmir (2015)

yaitu seberapa besar kemampuanaperusahaan mempertahankan posisi

ekonominya di tengah pertumbuhanaperekonomian dan sektor usahanya.

Growth Opportunity dapatadikatakan sebagai peluang investasi yang

mungkin didapatkan oleh suatu perusahaan.Ketika perusahaan membutuhkan dana

untuk keperluan pembiayaan investasi, aperusahaan akan membiayai kesempatan

investasi dengan dana internalaterlebih dahulu. Jika keperluan untuk investasi

tidak bisa didapat dari pendanaan internal, amaka perusahaan akan menggunakan

pendekatan eksternal dari utang sebagaiasumber pendanaan kedua, dan ekuitas

sebagai sumber pendanaan terakhir. aDalam bukunya Sugiono dan Untung (2016)

mengatakan bahwa pertumbuhan aperusahaan (Growth Opportunity) memiliki

tujan yaitu untuk mengukur kemampuanaperusahaan dalam mempertahankan

kedudukannya dalam pertumbuhanaperekonomian dan dalam industri. Analisis

pertumbuhan (Growth Opportunity) amembandingkan pos yang sama dalam dua


12

periode, di mana pos yangadigunakan sebagai perbandingan itu ikut bergerak.

Pertumbuhan perusahaan (Growth Opportunity) adapat ditunjukan pertumbuhan

asset yang dimiliki perusaahaan. aAset menunjukkan aktiva yang digunakan

untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar asset yang diharapkan

maka semakin besar hasil operasionalayang dihasilkan.

Peningkatan asset yang diikutiapeningkatan hasil operasio akan semakin

menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. aJika kepercayaan dari

pihak luar meningkat maka usaha perusahaan untukamenambah hutang menjadi

lebih mudah sehingga mengakibatkan proporsiahutang semakin lebih besar

daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan apada keyakinan kreditor atas dana

yang ditanamkan ke dalam perusahaanadijamin oleh besarnya asset yang dimiliki

perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatasadapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan perusahaan (Growth Opportunity) amerupakan kemampuan

perusahaan dalam bertumbuh di masamendatang dalam menghadapi

perekonomian. Pertumbuhan perusahaana (Growth Opportunity) dapat diukur

dengan melihat pertumbuhan asset yangadimiliki oleh suatu perusahaan dan bisa

juga dilihat dari segi pertumbuhanapenjualan.

Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) adapatdigambarkan sebagai

kemampuan perusahaan mempertahankanaposisi ekonominya di tengah

pertumbuhan perekonimian dan sector lainnya. aBeberapa hal tersebut mengenai

(Kasmir, 2013).

a. Pertumbuhan penjualan;

b. Petumbuhan laba bersih.


13

Menurut Hartono (2017) variabel pertumbuhanaperusahaan (Growth

Opportunity) didefinisikan sebagai perubahan tingkatapertumbuhan tahunan dari

aktiva total. Dalam penelitian kali ini penulisamenggunakan rumus sebagai

berikut (Hartono, 2017).

GOA=

Tabel 2.2 Growth Opportunity


Penulis Definisi
mengatakan bahwa pertumbuhanaperusahaan (Growth
Sugiono dan
Opportunity) memiliki tujanayaitu untuk mengukur kemampuan
Untung (2016:
perusahaan dalamamempertahankan kedudukannya dalam
68)
pertumbuhanaperekonomian dan dalam industri

yaitu seberapa besar kemampuan perusahaanamempertahankan


Kasmir (2015:
posisi ekonominya di tengahapertumbuhan perekonomian dan
107)
sektor usahanya.

Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, dapatadisimpulkan bahwa

Growth Opportunity adalah cara perusahaan dalamamempertahankan kestabilan

perekonomiaannya ditengah pertumbuhanaekonomi global dalam sector

perusahaan yang dipimpinnya.

2.1.3 Corporate Governance


Menurut Sutojo dan John Aldridge (2005), kata governanceadiambil dari

kata latin, yaitu gubernance yang artinya mengarahkan danamengendalikan.


14

Dalam ilmu manajemen bisnis kata tersebutadiadaptasi menjadi corporate

governance yang artinya sebagaiaupaya mengarahkan (directing) dan

mengendalikan (control) kegiatanaorganisasi termasuk perusahaan. Cadbury

Comitte dalam Daniri (2005) amenjelaskan corporate governance sebagai prinsip

yang mengarahkan danamengendalikan korporasi dengan tujuan agar tercapai

keseimbangan antaraakekuatan serta kewenangan perusahaan agar mencapai

keseimbangan antaraakekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan

pertanggungajawabannya kepada shareholders khususnya dan stakeholders pada

umumnya.

Struktur corporate governance meliputi dewan direksi, adewan komisaris,

pemegang saham dan pejabat kepentingan lainnya. aBerdasarkan penelitian Lee

dan Lee (2010) perusahaan dengan komisarisaindependen yang tinggi serta

ukuran dewan komisaris yang kecilacenderung memiliki cash holding yang kecil.

Hasil penelitian menunjukkanabahwa komisaris independen dapat mengurangi

dominasi dari manajerial yangadapat menimbun cash holdings untuk memenuhi

kepentingannya sendiri dan ukuran dewan komisaris yang kecil dapat

meningkatkan keefisienanadalam pengawasan terhadap manajer. Berdasarkan

penelitian sebelumnyaasalah satu struktur dari corporate governance yakni

kepemilikan institusional juga berperan dalam mengawasiadan mengendalikan

pihak manajemen. Seperti penelitian yang dilakukanaoleh Christiana dan Ekawati

(2014) yang menunjukkan bahwa tingginyaatingkat kepemilikan institusional

mengakibatkan tingkat kepemilikan kasaakan semakin kecil untuk menghindari

excess cash holding. Berdasarkan latar belakangatersebut pada penelitian ini

corporate governance structure yang dipilihaadalah ukuran dewan komisaris,


15

dewan komisaris independen danakepemilikan institusional dengan landasan

bahwa tiap variabel yang dipilihamemiliki acuan dari penelitian-penelitian

sebelumnya.

Price Waterhouse Coopers (dalam Indra Surya danaIvan Yustiavandana,

2006) mengemukakan mengenai corporateagovernance sebagai berikut:

“Corporate governance terkait denganapengambilan keputusan yang efektif.

Dibanding melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai proses,

kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, ayang bertujuan untuk mencapai

bisnis yang menguntungkan, efisien, danaefektif dalam mengelola risiko dan

bertanggung jawab denganamemperhatikan stakeholders”.

Mekanisme corporate governanceamerupakan suatu aturan main, prosedur

dan hubungan yang jelas antara pihakayang mengambil keputusan dengan pihak

yang melakukan kontrol dan pengawasan terhadapakeputusan

tersebut.Mekanisme corporate governance diarahkan untukamanjamin dan

mengawasi berjalannya sistem governance dalam sebuah organisasi.Mekanisme

corporate governance dibagi menjadi dua kelompok. aPertama berupa internal

mechanisms (mekanisme internal), seperti komposisi dewan direksi

danakomisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif (Arifin, 2005).

Tabel 2.3 Corporate Governance


Penulis Definisi
Sutojo dan kata governance diambil dari kata latin, ayaitu gubernance yang

John Aldridge artinya mengarahkan danamengendalikan. Dalam ilmu


16

manajemen bisnis kata tersebutadiadaptasi menjadi corporate

governance yangaartinya sebagai upaya mengarahkan (directing)


(2005)
dan mengendalikana (control) kegiatan organisasi termasuk

perusahaan
Corporate governance sebagai prinsip yang mengarahkan dan

mengendalikan korporasiadengan tujuan agar tercapai

Cadbury keseimbanganaantara kekuatan serta kewenangn perusahaan agar

Comitte dalam mencapai keseimbangan antaraakekuatan serta kewenangan

Daniri (2005) perusahaan dalam memberikanapertanggung jawabannya kepada

shareholders khususnyaadan stakeholders pada umumnya

corporate governance sebagaiaberikut: “Corporate governance


Price
terkait dengan pengambilanakeputusan yang efektif. Dibanding
Waterhouse
melalui kultur organisasi, anilai-nilai, sistem, berbagai proses,
Coopers
kebijakan-kebijakanadan struktur organisasi, yang bertujuan
(dalam Indra
untuk mencapai bisnisayang menguntungkan, efisien, dan efektif
Surya dan Ivan
dalam mengelolaarisiko dan bertanggung jawab dengan
Yustiavandana,
memperhatikanastakeholders”.
2006)

Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, acorporate governance adalah

upaya perusahaan dalam bertanggung jawabamengarahkan perusahaan pada

kebijakan-kebijakan yang nantinyaaakan mengantarkan pada laba bagi suatu

perusahaan dan keuntungaabagi para stake holdernya.

2.1.4 Cash Holding


17

Cash holding menurut Christina danaEkawati (2014:86) adalah kas atau

uang tunai yang diperlukan untukamemenuhi kebutuhan aktivitas operasional

sehari-hari serta dapat pulaadigunakan untuk beberapa hal, yaitu dibagikan

kepada para pemegang saham (shareholders) aberupa dividen kas, membeli

kembali saham saat diperlukan, dan untukakeperluan mendadak lainnya. Menurut

Hanafi (2013) kas merupakanasetayang paling tidak produktif dibandingkan aset

lainnya. aSedangkanamenurut Gill dan Shah (2012) didefinisikan sebagai kas

yangadipegang perusahaan atau yang siap untuk diinvestasikan ke aset tetap dan

untuk didistribusikan ke investor.

Cash Holding dapat diartikanasebagai kas yang dipegang oleh suatu

perusahaan dalam bentuk uang tunai yang disimpan dalam tempat yang aman,

uang tunai yang dimilikiaperusahaan mempunyai peranan penting untuk

memenuhi kebutuhan operasional perusahaanadan simpanan jangka pendek jika

sewaktu-waktu perusahaan membutuhkanadana yang mendadak. Mempunyai

uang kas dalam jumlah yang relatif rendah dapat membahayakan keuangan

perusahaan, karena besar kemunginanaperusahaan untuk tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran yang jatuh tempo. Sedangkan jika terlalu banyak

menyimpan kas dalam sebuah perusahaanajuga tidak baik, karena uang kas yang

menganggur tidak akan menghasilkanaapaapa karena kas bersifat idle fund.

Dengan demikian, manajemenaperusahaan perlu untuk mengatur perencanaan

terhadap kas yangadipegang perusahaan secara langsung (Soemarsono, 2003).

Pada perusahaan dengan tingkat apertumbuhan laba yang tergolong tinggi

laba bersih yang dihasilkan tidakamenjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki

uang kas (cash holding) ayang cukup untuk memenuhi kas jangka pendek. Hal ini
18

dikarenakan laporanalaba rugi yang disusun atas dasar akrual, yaitu melalui

proses perbandingan antara beban dengan pendapatanasehingga angka laba yang

dihasilkan tidak identic dengan banyaknyaauang kas yang tersedia. Apabila

melihat perusahaan yang terbilangabonafide dengan tingkat laba yang besar

mengalami kesulitan dalam halalikuiditas, karenaaperusahaan yang bonafide

seringkali membelanjakan kelebihan uang kasnyaayang tidak terpakai dalam

kegiatan operasional dengan melakukanainvestasi maupun ekspetasi (Hery,

2014). Untuk mengukur besarnyaacash holding pada penelitian kali ini penulis

menggunakan rumus (Husnan dan Pudjiastuti, 2018):

Cash Holding =

Tabel 2.4 Cash Holding


Penulis Definisi
Cash holding adalah kas atauauang tunai yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhanaaktivitas operasional sehari-hari serta


Christina dan
dapat pulaadigunakan untuk beberapa hal, yaitu dibagikan
Ekawati
kepada para pemegang saham (shareholders) aberupa dividen
(2014)
kas, membeli kembali saham saatadiperlukan, dan untuk

keperluan mendadakalainnya
kas merupakan aset yang palingatidak produktif
Hanafi (2013)
dibandingkan aset lainnya.
didefinisikan sebagai kas yangadipegang perusahaan atau yang
Gill dan Shah
siap untuk diinvestasikanake aset tetap dan untuk
(2012)
didistribusikan ke investor
Soemarsono, kas yang dipegang oleh suatu perusahaanadalam bentuk uang

(2003) tunai yang disimpan dalam tempat yangaaman, uang tunai yang
19

dimiliki perusahaan mempunyaiaperanan penting untuk

memenuhi kebutuhan operasionalaperusahaan dan simpanan

jangka pendek jikaasewaktu-waktu perusahaan membutuhkan

dana yang mendadak

Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, bahwa cashaholding adalah

kas yang tersedia atau ditahan di perusahaan untuk adigunakan dalam

membiayai kebutuhan operasional perusahaan, akebutuhan dana yang tidak

terduga, dan investasi.

2.2 Penelitian Terdahulu


1) Pertama Dalam penelitian yang dilakukan oleh Y.SaSenjaya dan Yadnyana

(2016) menyatakan bahwa InvestmentaOpportunity Set memiliki pengaruh

terhadap Cash Holding. Sedangkanahasil penelitian yang dilakukan oleh

Musyrifah Ratnasari a2015) investment opportunity set tidak berpengeruh

terhadap cash holdings.

2) Kedua penelitian Rahman dan Muhamad a (2013) yang dilakukan di

Malaysia menyatakan terdapatapengaruh positif antara dewan komisaris

terhadap tingkat cashaholdings sedangkan terdapat pengaruh yang negatif

pada ukuran dewan komisaris dan CEO duality. aPenelitian Kuan, et al

(2012) mengenai corporate governance danacash holdings dilakukan di

Taiwan periode 1997 - 2009 menunjukkanahubungan yang positif pada

pengaruh komisaris independen terhadapacash holdings serta hubungan

negatif pada ukuran dewan komisaris

3) Ketiga Hasil penelitian yang dilakukan olehaWilliam dan Fauzi (2013)

menunjukan bahwa variabel Growth Opportunity berpengaruh terhadap Cash


20

Holding. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Endah Ayu Wulandari,

Mia Angelina Setiawan (2019) menyatakan bahwa Growth Opportunity tidak

berpengaruh terhadap Cash Holding.


21

Tabel 2.5 Mapping Jurnal

Nama dan Alat


No. Judul Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
Tahun Analisis
1. Sheryl Analisis Pengaruh Analisis - Investment OpportunityaSet 1. Persamaan pada variabel
Yuliana Investment Regresi berpengaruhaPositif terhadap Cash independent yaitu
Senjaya, I Opportunity Set, Berganda Holdings Investment Opportunity
Ketut Cash Conversion - Cash Conversion Cycle Set Dan Corporate
Yadnyana Cycle dan aberpengaruh negative terhadap Governance.
(2016) Corporate Cash Holdings 2. Perbedaan pada variabel
Governance - Corporate GovernanceaStructure independent yaitu Cash
Structure yang terdiri dari ukuran dewan Conversion Cycle.
Terhadap Cash komisaris, akomisaris independent 3. Perbedaan pada lokasi
Holdings dan kepemilikan multnasiona l dan tahun penelitian.
tidakaberpengaruh secara
keseluruhan.
2. Endah Pengaruh Growth Analisis - Growth Opportunity tidak 1. Persamaan pada variabel
Ayu Opportunity, Net Model berpengaruh terhadapaCash independen yaitu pada
Wulandari Working Capital, Regresi Holding Net WorkingaCapital Growth Opportunity
, Mia Cash Conversion Panel berpengaruh signifikan positif 2. Perbedaan pada variabel
Angelina Cycle Dan Deviden terhadap Cash Holding independen yaitu Net
Setiawan Payout Terhadap - Cash Conversion Cycle Working Capital, Cash
(2019) Cash Holding berpengaruh signifikananegative Conversion Cycle Dan
terhadap CashaHolding Deviden Payout
- DevidenaPayout tidak berpengaruh 3. Perbedaan pada alat analisis
terhadap Cash penelitian.
22

- Holding
3. Musyrifah Analisis Pengaruh Analisis Pengujian hipotesis pada penelitianaini 1. Persamaan pada variabel
Ratnasari Growth Opportunity, Regresi menggunakan modelaanalisis regresi independent yaitu Growth
(2015) Net Working Capital, Berganda berganda. Hasilaanalisis menunjukkan Opportunity
Dan Cash Conversion investmentaopportunity set (IOS) yang 2. Perbedaan pada variabel
Cycle Terhadap Cash diukur dengan MBVAaberpengaruh independent yaitu Net
Holdings secara positif terhadapacash holdings, Working Capital,
Perusahaan Sektor hasil pengujianahipotesis sesuai dengan Dan Cash Conversion
Pertambangan pecking order theory yang menyatakan Cycle
bahwa tingkat IOS yangatinggi akan
menciptakanapermintaan untuk
persediaanauang tunai
yang tinggi
4. William dan ANALISIS Pengaruh Analisis Growth Opportunity, Net Working 1. Persamaan pada variabel
Fauzi (2013) Growth Opportunity, Model Capital, and Cash independent yaitu Growth
Net Working Capital, Regresi Conversion Cycle simultaneousla and Opportunity
Dan Cash Conversion Panel partially haveasignificant impact 2. Perbedaan pada variabel
Cycle Terhadap Cash towards Cash Holdings with 95% of independent yaitu Net
Holdings confidencealevel. Furthermore the R- Working Capital,
Perusahaan Sektor squared coefficient shows Dan Cash Conversion
Pertambangan that Growth Opportunity, NetaWorking Cycle
Capital, and CashaConversion Cycle
can give 88,89% explanation to Cash
Holdings.
23

2.3 Hipotesis Penilitian


Adapun kerangka hipotesis pada penelitian ini sebagaimana berikut.

Investment
Opportunity Set (X1)
H1

Growth Opportunity H2
(X2) Cash Holding (Y1)
H3

Corporate
Governance (X3)

H4

Gambar 3.1
Gambar Model Hipotesis

Adapun hipotesis yang dapat di jelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Investment Opportunity Set

(X1) terhadap Cash Holding (Y1).

H2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Growth Opportunity (X2)

terhadap Cash Holding (Y1).

H3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Corporate Governance (X3)

terhadap Cash Holding (Y1).


24

H4: terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Investment Opportunity Set

(X1), Growth Opportunity (X2) dan Corporate Governance (X3) terhadap Cash

Holding (Y1)..

2.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas adan kajian

empirik yang telah dijelaskan sebelumnya, maka disusun sebuahahubungan antara

variabel dan keterkaitannya dengan hipotesis penelitian di atas :

2.4.1 pengaruh antara variable Investment Opportunity Set image


terhadap Cash Holding.
Investment Opportunity Set menurut Hartonoa (2017)

menggambarkanatentang luasnya kesematan atau peluang investasi bagi suatu

perusahaan, namun itu semua tergantungapada expenditure perusahaan di

masa mendatang. Perusahaan dengan tingkat Investment Opportunity Setyang

tinggi akan menyimpan kas dalam jumlahayang tinggi. Karena jika

perusahaan tidak mempunyai kas dalamajumlah yang banyak maka

perusahaan akan kehilangan peluangainvestasi yang menguntungkan bagi.

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Investment

Opportunity Set image terhadap Cash Holding.

2.4.2 pengaruh antara variable Growth Opportunity terhadap Cash

Holding.

Menurut Kasmir (2015) Growth Opportunitya (pertumbuhan

perusahaan)yaitu seberapa besar kemampuan perusahaanamempertahankan

posisi ekonominya di tengah pertumbuhan adan sektor usahanya. Oleh karena


25

itu, perusahaan dengan Growth Opportunityyang tinggiamenggunakan asset

likuid (seperti kas) sebagai polis asuransi untukamengurangi kemungkinan

munculnya financial distress dan untukamengambil kesempatan investasi

yang baik terlebih dahulu saatapembiayaan eksternal mahal. Maka dari itu

perusahaan dengan Growth Opportunity yang tinggi akanamenyimpan kas

dalam jumlah yang banyak untuk membiayai investasiaperusahaan.

H2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Growth

Opportunity terhadap Cash Holding.

2.4.3 pengaruh antara variable Corporate Governance terhadap Cash

Holding.

Corporate Governance timbul karena kepentingan perusahaanauntuk

memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana

yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien. Selain ituadengan

corporate governance, perusahaan memberikanakepastian bahwa manajemen

(agent) bertindak yang terbaik demiakepentingan perusahaan (FCGI, 2001),.

Karena itu, perusahaan harus memiliki rekapapertumbuhan penjualan dan

laba ruginya dalam menentukan kas dalamaperusahaan setiap tahunnya.

H3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Corporate

Governance terhadap Cash Holding.


BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. aMenurut Suliyanto

(2018) Penelitian kuantitatifadalah penelitianayang didasarkan data yang

berbentuk angka-angka atau bilangan. Terdapatadua jenis variabel pada penelitian

ini yaitu variabel dependen dan variabelaindependen. Variabel dependen pada

penelitian ini yaitu Cash Holding. Sedangan padaavariabel independent yaitu

Investment Opportunity Set, Growth Opportunityadan Corporate Governance.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh objek yang akanadi teliti. Pada penelitian ini

populasi yang digunakan adalah perusahaanayang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016-2018.

Sampel adalah bagian populasi yang akan diuji karakteristiknya. aPemilihan

sampel yang akan digunakan pada penelitian iniamenggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling merupakanateknik pengumpulan sampel dengan

menentukan kriteria tertentu. Kriteriaayang ditetapkan dalam pemilihan sampel

pada penelitian ini adalah sebagaiaberikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaa (BEI) secara berturut-turut

pada periode 2016-2018.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunanasecara berturut-turut pada

periode 2016-2018.

3. Memiliki data keuangan lengkap untuk mengukuravariabel penelitian.

26
27

3.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

3.3.1 Definisi Konseptual

1) Variabel dependen adalah variabel yang nilainya diapengaruhi oleh

variasi varabel bebas. Variabel dependen yangadigunakan pada

penelitian ini adalah Cash Holding. MenurutaKeown, dkk (2000) Cash

Holding adalah kas yang tersedia di perusahaan untuk digunakan dalam

membiayari kegiatan operasional perusahaanadan investasi. Semakin

tinggi Cash Holdingsemakinabesar jumlah kas yang tersedia di

perusahaan.

2) Variabel independen merupakan variabel ayang menjadi penyebab

besar kecilnya nilai variabel yang lain. aVariabel independen dalam

penelitian ini terdiri dariaInvestment Opportunity Set, Growth

Opportunity dan Corporate Governance.

a) Investment Opportunity Set merupakanakeputusan investasi di

masa yang akan datang (Hartono, 2017). Perusahaan dalam tingkat

Investment Opportunity Setyang tinggi akanamembuat permintaan

dalam jumlah uang yang tinggi. Karenaaperusahaan akan kehilangan

banyak peluang investasi yang menguntungkan jika persediaan uang

dalam kas sedikit.

b) Growth Opportunity dapat dikatakanasebagai peluang

pertumbuhan perusahaan di masaamendatang yang dihubungkan

dengan pengaruh investasi diamasa yang akan datang yang akan


28

menambah keuntungan bagi perusahaana (Kasmir, 2015) Semakin

tingginya Growth Opportunitysebuah perusahaan makaatingkat Cash

Holding perusahaan tersebut jugaabesar.

c) Corporate Governance Price WaterhouseaCoopers (2006)

menyatakan bahwa “Corporate governance terkaitadengan

pengambilan keputusan yang efektif. aDibanding melalui kultur

organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai aproses, kebijakan-kebijakan

dan struktur organisasi, yangabertujuan untuk mencapai bisnis yang

menguntungkan, jika dalam apengelolaan Corporate Governance maka

akan berpengaruh baik pada ketersediaanacash holding suatu

perusahaan.
29

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Var Definisi Pengukuran Satuan Skala Sumber


Investment Keputusan investasi di masa
Oppoturnity datang Rp Rasio Harahap (2013)
Set (X1)
memiliki tujan yaitu untuk
Growth mengukur kemampuan
Opportunity perusahaan dalam
(X2) mempertahankan
kedudukannya dalam Hartono (2017)
Rp Rasio
pertumbuhan perekonomian
dan dalam industry

Corporate governance
Corporate dewan komisaris, dewan
sebagai prinsip yang
Governance komisaris independen dan Cadbury Comitte
mengarahkan dan
(X3) kepemilikan institusional dalam Daniri
mengendalikan korporasi Rp Rasio
(2005)

Cash Holding kas merupakan aset yang


(Y1) paling tidak produktif Rp Rasio Hanafi (2013)
dibandingkan aset lainnya.
30

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian iniamenggunakan data

sekunder. Data sekunder menurut Suliyanto (2018) merupakan data yang

diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian. Metodeapengumpulan data

pada penelitian kali ini adalah menggunakan teknikadokumentasi, dimana

metode pengumpulan data menggunakan dataasekunder yang data sumber

sudah dikumpulkan dan disajikan pihak lain. aSumber data yang diambil pada

penelitian ini digunakan dari laporan akeuangan yang berasal dari perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018 melalui

situs www.idx.co.id.

3.5 Teknik Analisi Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atauadeskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standaradeviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skeness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2018).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresiadapat terhindar dari

pelanggaran, maka perlu dilakukan ujiapendahuluan melalui uji normalitas,

uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, adan uji autokorelasi. Pengujian

tersebut dapat dijabarkan sebagaiaberikut:


31

1) Uji Normalitas

Menurut Sunyoto (2016) menjelaskan uji normalitasasebagai berikut:

"Selain uji asumsi klasik multikolinieritas danaheteroskedastisitas, uji

asumsi klasik yang lain adalah ujianormalitas, di mana uji normalitas

bertujuan untuk mengujiaapakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atauaresidual memiliki distribusi normal atau tidak.

Persamaan regresiadikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas

dan data variabel terikat berdistribusi mendekatianormal atau normal

sama sekali".

Uji Normalitas dilakukan dengan tujuanauntuk mengetahui tingkat

kesesuaian antara distribusi serangkaianasampel dengan distribusi teoritis

tertentu. Uji menguji normalitasaresidual menggunakan uji statistik non

parametrik (K-S) Kolmogorov – Smirnov. Hipotesisnya yaitu :

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari nilai signifikan yangaditentukan

(α = 0,05) maka Ho ditolak atau data tidakaberdistribusi normal,

sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besaradari nilai signifikansi

yang ditentukan (α = 0,05) maka Hoaditerima atau data berdistribusi

normal.
32

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahuiaapakah adanya

korelasi antar variabel independen. aIndikator model regresi yang baik

adalah tidak adanya korelasi di antara variabelaindependen (Ghozali,

2013).Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel

variabel yang diteliti tidak orthogonal. aVariabel orthogonal

merupakan variabel independent yanganilai korelasinya sama antar

sesame variabel independen samaadengan nol. Menurut Ghozali

(2013) menyatakan untukamendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam modelaregresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi modelaregresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhiavariabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen terdapat korelasiayang cukup tinggi maka

hal ini menunjukan indikasi adanyaamultikolonieritas. Tidak adanya

korelasi yang tinggi antar variabelaindependen tidak berarti bebas dari

multikolonieritas.

c. Multikolinearitas juga dapat dilihat dari: a) toleranceavalue dan

lawanya b) Variance Inflation Faktor (VIF). Toleranceamengukur

variabilitas variabel independen yang terpilihayang tidak dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. aJadi nilai tolerance 64 yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggia (karena VIF=1/tolerance). Pengujian


33

multikolinearitas dapat dilakukan sebagai berikut:

- Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolinearitas.

- Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi

multikolinearitas".

3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sunyoto (2016) menjelaskan ujiaheteroskedastisidas sebagai

berikut: "Dalam persamaan regresi beranda perlu juga diuji mengenai

sama atau tidak varian dari residualadari observasi yang satu dengan

observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama

disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau

berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang

baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas".

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. aModelaregeresi yang baik adalah

homoskedastisitas. Deteksi ada tidaknyaaheteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan Uji Glejser. aUji Glejser dilakukan dengan cara

meregresikan antara variabelaindependen dengan nilai absolut

residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan


34

absolut residual lebih dari 0,05 maka tidakaterjadi masalah

heteroskedastisitas..

4) Uji Autokolerasi

Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasidilakukan untuk mengetahui

apakah dalamsebuah model regresi linear ada korelasi antarakesalahan

pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada

periode t-1(sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atautidaknya

autokorelasi adalah denganmenggunakan Uji Durbin - Watson. Uji ini

hanya digunakan untuk korelasi tingkat satu (first order

autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (Konstanta)

dalam model regresi dan tidak ada variabel lain diantara variabel

bebas (Ghozali, 2013).

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

5) Analisi Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mendefinisikan hubungan

matematis antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen

(X). Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan

untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh Investment Opportunity

Set, Growth Opportunity dan Corporate Governance terhadap Cash

Holding.

.
35

3.5.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linier Berganda

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen secara bersamasama atau

serentak terhadap variabel dependen. Jika F hitung lebih besar

daripada F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 maka terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

variabel dependen dan hipotesis diterima. Sebaliknya, jika F hitung

lebih kecil daripada F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 maka tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen dan hipotesis ditolak. (Duwi Priyatna, 2013) Uji

Parsial (Uji t)

2) Uji Parsial (Uji t) menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013). Uji t dilakukan untuk menunjukan

seberapa jauh pengaruh growth opportunity, investment opportunity

set, net working capital, dan cash conversion cycle terhadap cash

holding secara individual. Uji t dapat dilakukan dengan mengamati

nilai signifikansi t.
36

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2017). Teori Portfolio Dan Analisis Investasi Edisi Kesebelas.
Yogyakarta: BPFE.

Hery. (2014). Pengendalian Akuntansi dan Manajemen. Jakarta: Kencana.

Maarif, Sjamsul., Anwar, Choirul., Darmansyah. (2019). “Pengaruh Interest


IncomeGrowth , Net Working Capital,Dan Capital Expenditure Terhadap Cash
Holding Dengan Aktivitas Dewan Komisaris Sebagai Variabel
Moderasi”JURNALMADANI:Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
HumanioraVol. 2, No. 1,163 – 173
(http://www.jurnalmadani.org/index.php/madani)

Marfuah, dan Zuhilmi, Ardan. (2015) “Pengaruh Growth Opportunity, Net Working
Capital, Cash Conversion Cycle dan Leverage Terhadap Cash Holding
Perusahaan” Universitas Islam Indonesia.
(http://journal.uad.ac.id/index.php/OPTIMUM/article/view/7819/3880)

Martani, Dwi. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:


Salemba Empat.

Prasetyo, Laxmana. Indra, dan Wuryani, Eni. (2017) “Pengaruh Net Working Capital,
Dividend Payment, Cash Conversion Cycle, dan Operating Cash

Senjaya, Sheryl. Yuliana, dan Yadnyana, I. Ketut. (2016) “Analisis Pengaruh


Investment Opportunity Set, Cash Conversion Cycle Dan Corporate
Governance Structure Terhadap Cash Holdings” E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana 5.8. 2549-3067.
(https.//ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/view/18111)

Santoso, Singgih. (2016). Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Sugiono, Arief dan Untung, Edy. (2016). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keuangan Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.

Suliyanto. (2018). Metode Penelitian Bisnis Untuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
37

Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika.

Wiyono, Gendro dan Kusuma, Hadri. (2017). Manajemen Keuangan Lanjutan


Berbasis Corporate Value Creation. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Nurul Aini
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen19 halaman
    COVER
    Nurul Aini
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    Nurul Aini
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Nurul Aini
    Belum ada peringkat
  • #Soaltiu 1
    #Soaltiu 1
    Dokumen4 halaman
    #Soaltiu 1
    Nurul Aini
    Belum ada peringkat