Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI

ANTARA MAHASISWA INDEKOS DAN TIDAK INDEKOS POLTEKKES


KEMENKES RIAU

MUHARNI*, HASFOURNI MAIRYIANI, SEPTA RYANTI**


*Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau
**Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola makan, aktivitas fisik
dan status gizi mahasiswa indekos dan tidak indekos Poltekkes Kemenkes Riau.
Pola makan tersebut berdasarkan kepada frekuensi, jenis dan porsi makan
mahasiswa indekos dan tidak indekos Poltekkes Kemenkes Riau. Jenis Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Teknik
pengambilan sampel adalah sampel 2 proporsi (two sided test) dengan responden
sebanyak 92 orang, dengan mahasiswa yang indekos 46 orang dan mahasiswa
tidak indekos 46 orang. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder meliputi data karakteristik responden, pola makan, aktivitas fisik
mahasiswa dengan wawancara melalui kuesioner. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan frekuensi makan mahasiswa indekos dan mahasiswa tidak
indekos. Ada perbedaan jenis makanan mahasiswa indekos dan mahasisswa tidak
indekos. Ada perbedaan porsi makan pokok, lauk-pauk, minyak dan gula
mahasiswa indekos dan mahasiswa tidak indekos. Namun tidak ada perbedaan
porsi makanan nabati, sayuran dan buah mahasiswa indekos dan mahasisswa tidak
indekos. Tidak ada perbedaan aktivitas fisik antara mahasiswa indekos dan tidak
indekos. Tidak ada perbedaan yang nyata status gizi mahasiswa indekos dan
mahasiswa tidak indekos Poltekkes Kemenkes Riau.

Kata kunci : Pola makan, aktivitas fisik, status gizi. 


 
PENDAHULUAN
Beberapa studi mengenai pola mendukung kelancaran aktifitas,
makan mahasiswa yang telah dilakukan terutama bagi individu yang memilki
oleh beberapa peneliti menunjukkan aktifitas keseharian yang padat
bahwa banyak mahasiswa yang misalnya pada mahasiswa. Mahasiswa
memiliki pola makan yang tidak sesuai tergolong dalam kelompok uisa
dengan pedoman umum gizi seimbang. transisi dari masa remaja akhir
Sebagian besar mahasiswa merupakan menjadi dewasa awal. Seseorang yang
anak indekos yang tinggal jauh dari memasuki usia transisi ini sudah mulai
keluarga. Kebanyakan mereka memiliki peduli dan memperhatikan tentang
kebiasaan mengkonsumsi makanan asupan makan yang dikonsumsi untuk
yang tidak sehat, kurang istirahat mencukupi kebutuhan nutrisinya, baik
karena tidur larut malam dan kurang dari segi kebutuhan energi, vitamin,
olahraga. maupun mineral (Muharrom, 2006).
Setiap individu membutuhkan Banyak studi yang
pola makan yang sehat dan seimbang mempelajari tentang hubungan pola
untuk menjaga kesehatan dan untuk makan, aktivitas fisik dan status gizi.

 
7
8 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, April 2015 hlm 7-14

Namun belum banyak dilakukan diperoleh dengan menggunakan


penelitian tentang perbedaan pola indeks masa tubuh (IMT) yang
makan, aktivitas fisik dan status gizi diperoleh dari data antropometri
mahasiswa indekos dan tidak indekos. dengan menimbang berat badan
Berdasarkan data dan permasalahan menggunakan timbangan injak digital
diatas, maka peneliti tertarik untuk dengan ketelitian 0,1 kg dan tinggi
melakukan penelitian terhadap badan menggunakan microtoise
kelompok usia dewasa muda untuk dengan ketelitian 0,1 cm. Adapun uji
melihat perbedaan konsumsi makan, statistik yang dilakukan adalah Uji
aktivitas fisik dan status gizi pada Independent Sample T Test untuk
mahasiswa indekos dan tidak indekos menganalisis perbedaan pola makan,
di Poltekkes Kemenkes Riau. aktivitas fisik dan status gizi.
Independen kedua kelompok sampel
METODE yang berbeda yang dibandingkan.
Jenis penelitian ini merupakan Analisa data dilakukan dengan
penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan program SPSS 17.00
metode penelitian adalah desain cross for windows dengan tingkat
sectional. Penelitian dilakukan pada kepercayaan 90%.
bulan Juni 2014 di Poltekkes
Kemenkes Riau. Populasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah seluruh mahasiswa 1. Karakteristik Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Riau dan sampel Karakteristik mahasiswa yang
dalam penelitian ini adalah mahasiswa dikumpulkan dalam penelitian ini
Poltekkes Kemenkes Riau yang meliputi nama, jenis kelamin, umur,
memenuhi kriteria yaitu mahasiswa jurusan dan status tempat tinggal.
indekos (mahasiswa tidak tinggal Berdasarkan pengumpulan data primer
dengan orang tua atau keluarganya), melalui wawancara dengan kuesioner
mahasiswa tidak indekos (mahasiswa 92 menggambarkan bahwa dari 92
yang tinggal bersama orang tuanya), orang responden hanya 6 orang
mahasiswa yang tidak melaksanakan mahasiswa indekos dan tidak indekos
aktivitas diluar kampus (seperti dinas yang berjenis kelamin laki – laki dan
diluar kampus) dan bersedia menjadi 86 orang perempuan. Berdasarkan
responden. Jumlah mahasiswa yang data dari kemahasiswaan Poltekkes
memenuhi kriteria tersebut sebanyak Riau, jumlah mahasiswa laki – laki
471 orang. Sampel dalam penelitian ini (12 %) lebih sedikit dibandingkan
diambil dengan menggunakan metode 2 dengan mahasiswi perempuan (78 %).
proporsi (two sided test). Data Gambaran umur yang dijadikan
diperoleh melalui wawancara dengan responden pada penelitian ini dari
menggunakan formulir Semi umur 19-21 tahun jumlah dengan
Quantitative Food Frequency jumlah mahasiswa 92 orang. Ada
Qumulatif (FFQ) dan HDDS minimal umur 19 dan maximal umur
(Household Dietray Diversity Score) 21 tahun dengan median umur 20
untuk mengetahui pola makan tahun.
responden, juga wawancara besarnya Karakteristik mahasiswa
aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berdasarkan jurusan yang dijadikan
dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL responden pada penelitian ini dapat
(Physical Activity Level) atau tingkat terlihat bahwa frekuensi tertinggi
aktivitas fisik. Data status gizi adalah jurusan gizi dengan jumlah

 
Muharni, Perbedaan pola makan, aktifitas fisik dan status gizi 9

persentase 43,5 %. Sedangkan siang mereka. Kebanyakan para


frekuensi pada jurusan keperawatan mahasiswa terutama yang tidak
dan kebidanan sebanyak 25,8 % dan tinggal dengan orangtua atau
27,8 %. Tingginya jumlah persentase merantau dari kota yang cukup jauh
jurusan gizi dikarenakan jurusan dari tempat kuliah kebanyakan makan
keperawatan dan kebidanan sedang yang tidak teratur, makan yang kurang
menjalankan aktivitas diluar kampus dari 3 kali sehari tersebut yang
seperti dinas. menyebabkan energi yang masuk ke
2. Pola Makan tubuh tidak seimbang atau kekurangan
Pola makan pada variabel ini kalori yang menyebabkan kurangnya
meliputi frekuensi makan, jenis gizi empat sehat lima sempurna pada
makanan dan porsi makan. kalangan mahasiswa (Nugroho, 2013).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Makan Tabel 2. Distribusi Jenis Makanan


Mahasiswa Indekos Dan Tidak Mahasiswa Indekos Dan Tidak
Indekos Indekos

Frekuensi Indekos Tidak P value Jenis Indekos Tidak indekos p


indekos makanan n % n % value
n % n % Rendah 4 8,7 1 2,2
Baik 22 47,8 40 87
Kurang 6 13
0,001 Medium 20 43,5 9 19,6 0,003
24 52,2
Total 46 100 46 100 Tinggi 22 47,8 36 78,3
Total 46 100 46 100
Dari Tabel 1 dapat diketahui
bahwa persentase frekuensi makan Dari Tabel 2 dapat diketahui
mahasiswa yang memilki frekuensi bahwa persentase jenis makanan
makan yang baik lebih banyak pada mahasiswa yang memiliki jenis
mahasiswa tidak indekos 87 % bila makanan rendah lebih banyak pada
dibandingkan dengan mahasiswa mahasiswa indekos (8,7 %) bila
indekos yang memiliki frekuensi dibandingkan dengan mahasiswa tidak
makan yang baik yaitu 47,8 %. Begitu indekos yaitu 2,2 %. Begitu juga
juga dengan persentase mahasiswa dengan persentase mahasiswa dengan
yang memiliki frekuensi makan kurang jenis makanan yang medium lebih
lebih banyak pada mahasiswa indekos banyak pada mahasiswa indekos
(52,2 %) bila dibandingkan dengan dibandingkan dengan mahasiswa tidak
mahasiswa tidak indekos yaitu 13 %. indekos yaitu 19,6 %. Dan persentase
Ada perbedaan yang signifikan mahasiswa dengan jenis makanan
frekuensi makan mahasiswa indekos tinggi lebih banyak pada mahasiswa
dan tidak indekos dengan nilai p = tidak indekos (78,3 %) dibandingkan
0,001. Frekuensi makan mahasiswa dengan mahasiswa indekos yaitu 47,8
tidak indekos lebih baik dibandingkan %.
dengan mahasiswa indekos. Hal ini Ada perbedaan yang signifikan
disebabkan karena pada saat jam makan jenis makanan mahasiswa indekos dan
siang sebagian mahasiswa tidak tidak indekos dengan nilai p = 0,003.
indekos pulang kerumah untuk makan Perbedaan jenis makanan mahasiswa
siang dan sebagian lagi tentu bagi indekos dan tidak indekos ini terlihat
lokasi rumahnya cukup jauh akan dari jumlah jenis makanan rendah
membawa bekal makanan untuk makan lebih banyak pada mahasiswa indekos
 

 
10 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, April 2015 hlm 7-14

dibandingkan tidak indekos. Karena 3. Aktifitas Fisik


berdasarkan hasil recall persentase jenis Sebagian besar orang
makanan yang rendah < 3 kelompok menghabiskan waktu sadar mereka
makanan yaitu kelompok nasi, ikan dan dalam bentuk aktivitas duduk, berdiri
minyak. Hal ini disebabkan karena dan berjalan. Tidak terkecuali
mahasiswa indekos tidak mahasiswa yang kebanyakan
memperhatikan makanan yang dimakan waktunya digunakan untuk belajar dan
apabila telah melakukan aktifitas beraktivitas di kampus.
kampus.
Tabel 4. Distribusi Responden
Tabel 3. Distribusi Porsi Makan Berdasarkan Aktivitas Fisik
Mahasiswa Indekos Dan Tidak Mahasiswa Indekos dan Tidak
Indekos Indekos

Indekos Tidak Aktivitas Indekos Tidak p-


Porsi makanan indekos fisik Indekos value
n % n % value
Makanan Baik 11 24,4 26 55,3 n % n %
pokok 0,001
Buruk 34 75,6 21 44,7
Ringan 20 21.7 20 21.7
Total 46 100 46 100
Makanan Baik 19 41,3 26 55,3 Sedang 21 22.8 21 22.8 0.215
lauk pauk 0,00
Buruk 25 58,7 21 44,7
Total 46 100 46 100 Berat 5 5.4 5 5.4
Total 46 100 46 100
Makanan Baik 12 12,2 30 63,8
nabati 0,07
Buruk 33 87,8 17 36,2
Total 46 100 46 100 Tabel 4 menggambarkan
Sayuran Baik 13 28,9 24 51,1 tingkat aktivitas mahasiswa indekos
0,02 dan tidak indekos terbesar yaitu
Buruk 32 71,1 23 48,9
Total 46 100 46 100
aktivitas sedang sebanyak 21 orang
Buah Baik 12 26,7 14 29,8 (22.8%), dan mahasiswa dengan
0,64 aktivitas berat 5.4%. Aktivitas berat
Buruk 34 73,3 32 70,2
Total 46 100 46 100
yang dilakukan mahasiswa dilihat dari
Minyak Baik 16 35,6 36 76,6 nilai PAR yaitu menonton, bermain
0,00 tenis, bermain sepak bola,
Buruk 29 64,4 11 23,4
Total 46 100 46 100 mengendarai motor, menyapu lantai
atau menonton, tidur, berpakaian yang
Gula Baik 26 57,8 38 76,6
0,00 dilakukan dalam waktu yang lama
4 Buruk 19 42,2 8 23,4 sehingga dikategorikan aktifitas berat.
Total 46 100 46 100
Dari hasil uji statistik
menunjukkan tidak ada perbedaan
Dari Tabel 3 dapat diketahui aktivitas fisik antara mahasiswa
bahwa porsi makanan pokok, lauk indekos dan tidak indekos, karena
pauk, nabati, sayuran, minyak, buah aktivitas fisik mahasiswa indekos dan
dan gula yang baik lebih banyak pada tidak indekos sama-sama dalam
mahasiswa tidak indekos dibandingkan kategori sedang dan ringan. Contoh
dengan porsi makanan pokok aktivitas yang sering dilakukan
mahasiswa indekos yaitu. Hal ini dapat mereka yaitu, menaiki tangga,
dilihat dari persentase pada tabel. mencuci piring, memasak dan

 
Muharni, Perbedaan pola makan, aktifitas fisik dan status gizi 11

menyetrika, duduk sambil makan, Tabel 5. Distribusi Status Gizi


menulis, dan berbicara. Mahasiswa Indekos dan Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Riau Tidak Indekos
adalah jenjang pendidikan tinggi
vokasional yang menghasilkan sumber Status Indekos Tidak
p-
Gizi Indekos
daya manusia di bidang kesehatan. Jam value
n % n %
perkuliahan yang cukup padat dan Normal 40 87 39 84.8
hampir sama antar jurusan membuat 0.158
Kurus 6 13 7 15.2
mahasiswa kurang melakukan aktivitas
di luar. Hal inilah yang menjadi faktor Total 46 100 46 100
aktivitas mahasiswa berada dalam Berdasarkan Tabel 5 diketahui
kategori sedang baik mahasiswa bahwa persentase mahasiswa yang
indekos maupun tidak indekos. memiliki status gizi normal pada
Aktivitas fisik merupakan mahasiswa indekos 87% dan
bentuk dari perilaku manusia, meliputi mahasiswa tidak indekos yang
semau gerak tubuh mulai dari gerakan memiliki status gizi normal yaitu
kecil hingga turut serta dalam lari 84.8%. Persentase mahasiswa yang
meraton. Orang yang aktif memang memiliki status gizi kurus yang tidak
membutuhkan makanan yang lebih indekos 15.2% dan mahasiswa
banyak untuk menghasilkan energi. indekos yaitu 13%.
Maka untuk meningkatkan energi orang Berdasarkan uji statistik
yang aktif tidak hanya dapat menunjukkan tidak ada perbedaan
mengandalkan makanan yang tinggi yang nyata antara status gizi
kalori, tetapi kaya akan zat gizi mahasiswa indekos dan mahasiswa
(Gibney, 2009). tidak indekos. Sebagian besar status
4. Status Gizi gizi mahasiswa indekos maupun tidak
Status gizi adalah ekspresi dari indekos termasuk dalam kategori
keadaan keseimbangan dalam bentuk normal. Hal ini disebabkan karena
tertentu atau perwujudan dari keadaan pola makan dan aktivitas mereka
gizi dalam bentuk variabel tertentu hampir sama.
(Supariasa, 2012). Salah satu cara yang Menurut Almatsier (2004)
dapat digunakan untuk menilai status status gizi baik atau status gizi optimal
gizi adalah pengukuran antropometri. terjadi bila tubuh memperoleh cukup
Pada dewasa status gizi dapat diukur zat-zat gizi yang digunakan secara
dengan menggunakan Indeks Massa efisien, sehingga memungkinkan
Tubuh (IMT) (Almatsier, 2004). pertumbuhan fisik, otak, kemampuan
Distribusi status gizi mahasiswa kerja dan kesehatan secara umum
indekos dan mahasiswa tidak indekos pada tingkat setinggi mungkin.
Poltekkes Kemenkes Riau dapat dilihat Masalah gizi, baik kekurangan
pada Tabel 5: maupun kelebihan gizi dapat terjadi
pada semua kelompok usia. Salah satu
cara untuk mengetahui seseorang
kekurangan atau kelebihan gizi adalah
melalui penilaian antropometri.
Standar antropometri untuk menilai
status gizi orang dewasa adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT).
 

 
12 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, April 2015 hlm 7-14

KESIMPULAN khadlonah dan pondok


Berdasarkan penelitian ini dapat pesantren baitul muqodas
disimpulkan bahwa ada perbedaan pekalongan tahun 2012 (Karya
frekuensi makan, jenis makanan dan tulis ilmiah, Diploma Program
porsi makan pokok, lauk-pauk, minyak Pendidikan Sarjana
dan gula antara mahasiswa indekos Kedokteran Fakultas
dan tidak indekos di Poltekkes Kedokteran Universitas
Kemenkes Riau. Tidak ada perbedaan Diponegoro, Semarang,
asupan energi, karbohidrat dan lemak Indonesia).
antara mahasiswa indekos dan tidak Baliawati,Y.F et al. (2004). Pengantar
indekos Poltekkes Kemenkes Riau. Pangan Dan Gizi. Jakarta,
Namun ada perbedaan pada asupan Indonesia: Penebar Swadaya
protein. Kemudian tidak ada perbedaan Brown, J.E. et al. (2005). Nutrition
aktivitas fisik dan juga status gizi Thhrough Life Circle. South
antara mahasiswa indekos dan tidak Melbourne, Vic., Australia
indekos Poltekkes Kemenkes Riau. Thomson Wadsworth
Departemen Gizi dan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat. (2007). Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Jakarta, Indonesia :PT Raja
Ilmu Gizi. Jakarta, Indonesia : Grafindo persada.
PT GramediaPustaka Utama Depkes RI. (2009). Pola Makan.
Almatsier, S. (2006). Prinsip Dasar Jakarta, Indonesia : Ditjen
Ilmu Gizi. Jakarta, Indonesia : Pembinaan Masyarakat.
PT GramediaPustaka Utama Direktorat Bina Gizi
Anonim. (2010). Pengertian Makan. Masyarakat.
Diakses dari FAO. (2006). Guidelines For
http://id.wikipedia.org/wiki/Ma Measuring Household and
kan Individual Dietary Diversity
Anonim. (2014). Bagaimana Fungsi [Food and Agriculture
Karbohidrat Sederhana Organization].
Kompleks Bagi Tubuh. Diakses Farida, I. (2007). Faktor-Faktor Yang
dari http://www.sridianti.com/ Berhubungan Dengan
Arisman. (2007). Prinsip Dasar Ilmu Perilaku Konsumsi Buah Dan
Gizi. Jakarta, Indonesia : PT Sayur Pada Remaja (Skrispsi
Gramedia Pustaka Utama Sarjana, Syarif Hidayatullah
Aritonang, E. (2003). Hubungan UIN Jakarta, Indonesia).
Konsumsi Pangan Dengan Gizi Fitri, R. (2013). Deskripsi Pola
Lebih Pada Anak TK Makan Penderita Maag Pada
Dikotamadya Medan Tahun Mahasiswa Jurusan
2003(Lembaga Penelitian Kesejahteraan Keluarga
Universitas Sumatera Utara, Fakultas Teknik Universitas
Medan Indonesia). Negeri Padang (Skripsi
Ayu, S. (2012). Perbedaan Asupan Sarjana, Universitas Negeri
energi, protein dan status gizi Padang, Sumatera Barat,
pada remaja panti asuhan dan Indonesia).
pondok pesantren studi kasus Ginting, H, Naomi. (2002). Hubungan
di panti asuhan darul Pengetahuan Gizi Dengan

 
Muharni, Perbedaan pola makan, aktifitas fisik dan status gizi 13

Pola Makan Pada Mahasiswa Nugroho, S. (2013). Globalisasi dan


Kesehatan Dan Non Kesehatan Pola Makan Mahasiswa
Yang Kost Di Kelurahan (Skripsi Sarjana UNIKA
Padang Bulan Medan (Skripsi Atmajaya Jakarta, Indonesia)
Sarjana, FKM USU Medan, Okviani. (2011). Frekuensi Makan.
Indonesia). Diakses dari
Harna. (2009). Pola Makan Sehat bab I http://blogspot.com/2012/05/p
pdf. Diakses dari engertian-frekuensi-
www.damandari.or.id/file/ratna makan.html.
suhartiniunair Paath, Rumdasih & Heryati. (2005).
Indrawagita, L. (2009). Hubungan Zat Gizi Untuk Diet. Jakarta,
Status Gizi, Aktifitas Fisik Dan Indonesia: Bumi Aksara.
Asupan Gizi Dengan Poltekkes Kemenkes Riau. (2013).
Kebugaran Mahasiswi Program Profil Poltekkes Kemenkes
Studi FKMUI (Skripsi Sarjana Riau Tahun 2013. Pekanbaru
FKM Universitas Indonesia Riau, Indonesia.
Jakarta, Indonesia). PGS. (2014). Pedoman Gizi
Hartono, A. (2006). Terapan Gizi dan Seimbang. Jakarta, Indonesia :
Diet. Jakarta, Indonesia : EGC Direktur Jenderal Bina Gizi
Kembaren, T. (2004). Faktor-Faktor dan KIA
Yang Berhubungan Dengan Puji,S. (2010). Faktor – Faktor Yang
Pola Makan Mahasiswa Berhubungan Dengan Pola
(Skripsi Sarjana, Institut Makan Mahasiswa Kesehatan
Pertanian Bogor, Indonesia). Masyarakat Fakultas
Diakses pada Desember 2012. Kedokteran Dan Ilmu
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Kesehatan Universitas Negeri
Standar Antropometri Penilaian Syarif Hidayatullah Jakarta
Status Gizi Anak. Jakarta, Tahun 2011 (Skripsi Sarjana
Indonesia Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kurdanto. (2006). Aktivitas Konsumsi Kesehatan Universitas Islam
Energi Dan Protein Serta Status Negeri Syarif Hidayatullah
Gizi Nutrisi (Skripsi Sarjana, Jakarta, Indonesia). Diakses
Politeknik Kesehatan pada Desember 2012.
Yogyakarta, Indonesia):. Rahmawati, A. (2006). Motivasi
Diakses pada Desember 2012. Berprestasi Mahasiswa
Muharrom. (2006). Kajian Tingkat Ditinjau Dari Pola Asuh
Asupan Zat Gizi Mahasiswa (Skripsi Sarjana, FKUSU
Yang Berdomisili Di Asrama Medan, Indonesia).
Universitas Andalas (Skripsi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Sarjana, Universitas Andalas (2013). Pedoman
Padang, Indonesia. Diakses Pewawancara Petugas
pada Desember 2012. Pengumpul Data. Jakarta,
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Indonesia : Badan Litbangkes,
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Depkes RI
Jakarta, Indonesia : Rineka Ruwaidah, Amin. (2007). Penyakit
Cipta Akibat Lalai Mengkonsumsi
Buah dan Sayur serta Solusi

 
14 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 4, Nomor 1, April 2015 hlm 7-14

Penyembuhannya. Diakses pada


15 April 2010 dari
www.healindonesia.com/2009/0
5/15/
Santoso, S dan Ranti, L. A. (2004).
Kesehatan Dan Gizi. Jakarta,
Indonesia: Rineka Cipta
Simanjuntak, David. (1998). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Gizi,
Kebiasaan Makan dan Faktor
Ekonomi dengan Status Gizi
Mahasiswa USU yang Indekost
Di sekitar kampus USU(Skripsi
Sarjana, USU Medan,
Indonesia).
Supariasa IPN, Bakri B, Fajar I. (2001).
Penilaian Status Gizi. Jakarta,
Indonesia : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
WKNPG. (2012). Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi.
Jakarta, Indonesia :
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai