Irigasi Dan
Bangunan Air
Modul IV :
04
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum proses Mahasiswa diharapkan dapat
perencanaan kebutuhan air untuk pola merencanakan kebutuhan air untuk pola
tanam, perhitungan debit rencana tanam, kehilangan air dan penetapan
pengambilan di intake dari air sungai debit rencana pengambilan air dari
dan perhitungan kehilangan air pada sungai / intake.
jaringan irigasi
4. KONSEP KEBUTUHAN SUPLEI AIR JARINGAN IRIGASI
Penentuan jumlah kebutuhan air irigasi yang dibutuhkan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu : jenis tanaman, jenis tanah, curah hujan efektif serta cara pengolahan
dan pemeliharaan saluran irigasi.
4.1.1. Evapotranspirasi
Evaporasi adalah proses fisik yang mengubah suatu cairan atau bahan padat
menjadi gas. Penguapan air yang terjadi melalui tumbuhan disebut transpirasi. Jika
penguapan dari tanah atau melalui permukaan air dan transpirasi terjadi bersama-
sama maka kombinasi proses tersebut dinamakan EVAPOTRANSPIRASI.
- Evapotranspirasi
Kebutuhan air untuk tanaman adalah air yang habis terpakai untuk pertumbuhan
tanaman. Kebutuhan air ini diperhitungkan dengan mengalikan koefisien tanaman
dengan harga Ep (Evapotranspirasi potensial) atau dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Cu = K * Ep
Dimana :
- K = koefisien tanaman
- Ep = Evapotranspirasi potensial
Sebagai contoh, besar koefisien tanaman (K) padi dan jagung dengan varitas
tertentu di Jawa Timur adalah sebagai berikut.
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah (ke dalam tanah) dari daerah lapisan tanah
tidak jenuh ke dalam daerah lapisan tanah jenuh air.
- Tekstur tanah
- Permeabilitas tanah
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air
dan rancangan pengendalian air adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang
bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut
curah hujan daerah (wilayah) dan dinyatakan dalam mm. Curah hujan daerah ini
harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan.
Perhitungan curah hujan rata rata wilayah dari curah hujan di beberapa titik dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1
R x ( R1 R2 R3 .....R n )
n
dimana :
2. Cara Thiesen
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata dapat dilakukan dengan memperhitungkan
luasan daerah pengaruh tiap titik pengamatan.
A1 x R1 A2 x R 2 ...... An x R n
R
A1 A2 ...... An
A1 x R1 A2 x R 2 ...... An x R n
R
A
R W1 . R1 + W2 . R2 + ....... + Wn . Rn , dimana :
R1, R2, ..... Rn = curah hujan dititik pengamatan dan n adalah jumlah titik-titik
pengamatan
A1, A2, ..... An = luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan
Untuk analisis frekuensi pada seri waktu yang relatif pendek, yang merupakan
suatu contoh terbatas dari populasi seluruhnya, rumusnya adalah :
m
P x100%
n 1
Dimana :
n = banyaknya pengamatan
Peluang terjadinya yang dipilih dalam pemilihan tahun dasar perencanaan dapat
beragam antara lain 80%, 85%, 90%, dsb.
Curah hujan yang mencapai permukaan tanah tidak selalu dapat digunakan oleh
tanaman untuk pertumbuhannya. Pada saat tertentu, jika curah hujan yang jatuh
intensitasnya rendah, maka akan habis menguap.
Berdasar pengertian di atas, maka perlu dibedakan antara curah hujan efektif
dan curah hujan nyata :
Curah hujan nyata, adalah sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu
daerah pada kurun waktu tertentu.
Curah hujan efektif, adalah sejumlah curah hujan pada suatu daerah
dan dapat dipergunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Jadi curah
hujan efektif ini merupakan sebagian saja dari sejumlah curah hujan nyata.
a. Jumlah curah hujan harian kuran dari 5 mm, dianggap tidak efektif jadi
dapat diabaikan.
b. Jumlah curah hujan harian lebih dari 50 mm dianggap kelebihan air, jadi
efektifnya diambil 50 mm.
c. Curah hujan yang didapat berdasar kriteria di atas dianggap hanya 90%
saja yang efektif
Kebutuhan air di sawah, didasarkan pada prinsip keseimbangan air yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Wr = Cu + Pd + P + Nr - Re
dimana :
Akibat penguapan, kebocoran, rembesan dan sebagainya maka debit irigasi yang
sampai pada lahan pertanian akan lebih kecil dibandingkan dengan debit air irigasi
yang diambil di intake. Perbandingan antara debit air irigasi yang sampai di lahan
pertanian dengan pengambilan di intake disebut EFISIENSI IRIGASI.
Tingkat tersier 81
Tingkat sekunder 73
Tingkat primer 65
Sumber : PROSIDA, Water Management At Form Level , Irigasi dan Bangunan Air ,
Ir Agus Suroso MT.
Kebutuhan air irigasi pada pintu pengambilan dapat dihitung dengan persamaan :
dimana :
Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:
9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.
10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.
11. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.