Irigasi Dan
Bangunan Air
Modul V :
05
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum proses Mahasiswa diharapkan memahami
perencanaan tata letak jaringan irigasi, dasar perencanaan tata letak jaringan
pengaturan petak irigasi dan irigasi dan menentukan tinggi muka air
perhitungan tinggi muka air jaringan jaringan irigasi dari petak sawah hingga
irigasi bangunan pengambilan
5. PERENCANAAN TATA LETAK JARINGAN IRIGASI
Berdasarkan peta kontur topografi awal yang tersedia, pada umumnya di P Jawa
skala 1 : 25000 atau skala yang lain, sedangkan di luar P Jawa tersedia skala 1 :
50000 atau lebih besar, direncanakan gambaran umum tata letak jaringan irigasi
pendahuluan.
- Trase saluran harus dipilih sedemikian rupa sehingga antara galian dan
timbunan harus seimbang. Jika material tanah setempat tidak memenuhi syarat
sebagai konstruksi timbunan, maka tanah tersebut harus dibuang dan untuk
konstruksi timbunannya perlu mendatangkan tanah tempat lain. Untuk itu perlu
dipertimbangkan apakah perubahan trase ke arah yang lebih tinggi (berarti lebih
banyak cut dari pada fill) masih lebih ekonomis dibandingkan trasenya di daerah
rendah tapi perlu mendatangkan banyak material tanah dari luar untuk
konstruksi timbunannya. Namun demikian saluran diatas timbunan harus
diperhatikan sistem pemadatannya dan harus dihindari terjadinya penurunan
tanah timbunan yang akan mengakibatkan kerusakan pada saluran.
Dalam menentukan ketinggian muka air saluran di atas permukaan tanah yang harus
dipertimbangkan adalah :
- Muka air rencana di saluran harus sama atau di bawah ketinggian tanah, hal ini
sekaligus untuk mempersulit pencurian air atau penyadapan liar.
- Bagian galian dan timbunan harus seimbang.
- Muka air di saluran tersier harus cukup tinggi agar dapat mengairi sawah-sawah
yang letak paling tinggi di petak tersier.
Muka air di bangunan sadap tersier pada saluran primer atau sekunder dihitung
dengan rumus berikut :
P = A+a+b+c+d+e+f+g+h+Z
Dimana :
- P = Muka air di saluran primer atau sekunder.
- A = Elevsi sawah
- a = lapisan air di sawah = 10 cm
- b = kehilangan energi di saluran kuarter ke sawah (= 5 cm).
- c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter (=5 cm)
Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:
9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.
10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.