Irigasi Dan
Bangunan Air
Modul III :
03
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik Sipil
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum proses Mahasiswa diharapkan dapat
perencanaan kebutuhan air untuk merencanakan kebutuhan air untuk
tanaman, perhitungan debit rencana tanaman, kehilangan air dan penetapan
pengambilan di intake dari air sungai debit rencana pengambilan air dari
dan perhitungan kehilangan air untuk sungai / intak.
pada jaringan irigasi
3. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Tanaman membutuhkan air agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi.
Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk
dan dialirkan melalui sistem jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan
jumlah air di sawah.
Keseimbangan air yang masuk dan keluar dari suatu lahan digambarkan
seperti :
Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I)
Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + Pd + P&I, pada saat ini air irigasi tidak
dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak
tergenang air secara berlebihan.
Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti
air yang hilang akibat penguapan.
Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah air yang
hilang akibat proses Evapotranspirasi.
Dirancang
Dihitung dengan pola
dengan rumus- tanam tertentu
rumus
Kebutuhan Air
Didapat Eto k didapat
Tanaman
ET = k . ETo
- Umur tanaman
Beberapa data koefisien tanaman padi seperti berikut : (Suyono dan Takeda,
hlm 62)
Ciujung, Cisadane, Rentang, 0.90 1.10 1.35 1.20 0.90 0.80 Masa tumbuh
Glapan, Sedadi, Pekalen, 160 hari
Sampean
Gambarsari, Pesanggrahan 0.55 0.90 1.12 1.27 1.20 0.80 160 hari
Salah satu tujuan irigasi adalah membagi sejumlah air yang sama pada lahan
yang seluas mungkin. Untuk itu dilakukan berbagai macam cara salah satunya
adalah memperkecil kebutuhan air irigasi (IR).
Upaya memperkecil kebutuhan air tanaman (ET) hanya dapat dilakukan dengan
memperkecil koefisien tanaman (k), karena besarnya evapotranspirasi potensial
(Eto) sukar dimanipulasi karena sangat berhubungan dengan keadaan iklim.
Mengubah faktor koefisien tanaman (k) berarti mengubah jenis, varitas dan umur
tanaman. Yaitu dengan memilih tebu sebagai pengganti padi, mengubah waktu
tanam pada bulan tertentu.
Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti
berikut :
Jika penanaman jagung dimulai pada awal Januari, maka kebutuhan air tanaman
(ET) dapat diketahui seperti :
ET = k . ETo
Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari,
maka besar RT bulan Februari sebesar 3.11 mm/hari. Dengan mengubah awal
tanam menjadi awal Februari, maka terjadi perubahan ET, pada bulan Februari
menjadi 2.00 mm/hari.
Perbedaan dari ketiga rumus tadi ialah dalam penerapan besaran c dan ETo*,
yang berhubungan dengan macam data iklim yang dipergunakan.
- Letak lintang
Pada daerah tertentu bisa jadi tidak semua data terukur bisa didapat, sehingga
rumus Penman tidak bisa dipakai dan sebagai gantinya digunakan rumus
lainnya seperti rumus Blaney Cridle yang membutuhkan data terukur lebih
sedikit.
Bila diasumsikan bahwa makin banyak data iklim yang diperkirakan, maka
kurang teliti hasil perhitungannya. Dari sini tampak bahwa rumus Penman
merupakan rumus yang paling teliti. Karena rumus Penman menggunakan
banyak data iklim terukur.
ETO = c x ET*
dengan
dimana :
= 0,27 (1 + 0,864 u)
(ea – ed)= perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang
sebenarnya
ed = ea . Rh
T ea W F (t)
0
C Mbar
Tabel 2. Angka Angot (Ra) (mm/hari) (Untuk daerah Indonesia, antara 50 LU sampai 100 LS)
Januari 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Maret 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3
April 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.4 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Juni 15.0 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6
Juli 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8
Agustus 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2
September 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3
Oktober 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6
November 14.8 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6
Desember 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0
Bulan C Bulan C
3.3.1 CONTOH PERHITUNGAN KEHILANGAN AIR (LIHAT LAMPIRAN, FILE MODUL III IR-BAIR (1)
1. Presipitasi 6. Evapotranspirasi
Modul Irigasi dan Bangunan Air untuk bahan kuliah diambil dari referensi dibawah
ini:
9. Hydrologi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph 1.11.
Apaulhus. Mc.grawhill, 1986.
10. Mengenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joice martha, h. Wanny Adidarma Dipl.It
Nova, Bandung.
11. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid 1, Prof Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.