Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
MANAJEMEN
MUTU
KONSTRUKSI

PENGEMBANGAN KONSEP
MANAJEMEN MUTU
MENYELURUH DAN
BERKELANJUTAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Sipil dan Teknik Sipil MK11050 Lily Kholida, S.T, M.T
Perencanaan

Abstract Kompetensi
Pendalaman mengenai konsep Total Memahami konsep Total Quality
Quality Management Management
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
2 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Konsep Total Quality Management (TQM)

PENGANTAR
Frederick Taylor pada tahun 1920-an yang biasa disebut bapak manajemen ilmiah,
inti dari manajemen ilmiah adalah pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.
Manajemen ilmiah Taylor membuat perencanaan tugas manajemen dan tugas tenaga kerja,
dengan membentuk departemen kualitas yang terpisah. „
Seiring dengan meningkatnya volume dan kompleksitas pemanufakturan, kualitas
juga menjadi menjadi suatu hal yang semakin sulit. Volume dan kompleksitas mendorong
timbulnya quality engineering pada tahun 1920-an dan realibility engineering pada tahun
1950-an.
Quality engineering akan mendorong timbulnya penggunaan metode-metode statistik
dalam pengendalian kualitas, yang akhirnya mengarah pada konsep control chart dan
statistical process control. Kedua aspek ini merupakan aspek fundametal dari total quality
manajemen. Asal intelektualnya, TQM, teori statistik: analisis sampling dan varians, MML,
Ilmu sosial: ekonomi makro, psikologi dan sosiologi „ Sumber inovasi, TQM: insinyur industri
dan fisikawan yang bekerja disektor industri dan lembaga pemerintah. MML, sekolah bisnis
yang terkemuka dan perusahaan konsultan manajemen. „
Asal Negara, TQM, Internasional : dikembangkan di USA, kemudian ditransfer ke
jepang setelah itu tersebar ke amerika utara dan Eropa. MML, Amerika serikat, kemudian
ditransfer secara internasional. „ Proses penyebaran (Disseminasion) TQM, Populist :
perusahaanperusahaan kecil dan manajer madya memainkan peranan yang menonjol.
MML, Hierarkis : dari perusahaan-perusahaan industri terkemuka ke perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil dan kurang menonjol; dan dalam perusahaan dari manajemen
puncak ke manajemen di bawahnya.

PENGERTIAN
Konsep TQM berasal dari tiga kata yaitu total, quality, dan management. Fokus
utama dari TQM adalah kualitas/mutu. Terkait dengan mutu sebagai fokus utama, ada
beberapa definisi mengenai mutu. Berikut adalah beberapa definisi mutu menurut para ahli,
Crosby mendefinisikan mutu sebagai “tercukupinya kebutuhan” (conformance to
requirement). Juran dan Gray mendefinisikan mutu sebagai “baik untuk digunakan” (fitness
for use). Fred Smith, CEO General Expres mengartikan kualitas sebagai kinerja standar
yang diharapkan oleh pemakai produk atau jasa (customer). Sedangkan General Servise
Administration (GSA) mendefinisikan kualitas adalah pertemuan kebutuhan customer pada

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
3 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
awal mula dan setiap saat. Menurut Goetsch dan Davis dalam (Siswanto, 2007: 195), mutu
(quality) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kata selanjutnya
adalah total, yang dalam bahasa Indonesia sering dipakai kata menyeluruh atau terpadu.
Kata total (terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada
dalam organisasi harus terlibat dalam upaya peningkatan secara terus menerus.
Unsur ketiga dari TQM adalah kata management, yang merupakan konsep awal dari
TQM itu sendiri. Ada banyak definisi manajemen yang telah dikemukakan oleh para pakar.
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Istilah manajemen
(management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda,
misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan,
ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya. Sebagai bahan perbandingan lebih lanjut,
berikut disajikan pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat berbeda.
Para ahli manajemen telah banyak mengemukakan pengertian Total Quality
Managemenent (TQM). Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau
menejemen kualitas terpadu (TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan
performasi secara terus menerus (continuous 30 performance improvement) pada setiap
level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia (Gaspersz, 2005: 6).
Sedangkan menurut Tjiptono (1995: 4), Total Quality Management (TQM) merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya. Singkatnya TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas
terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang
dirugikan (Sallis, 2011: 136). Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep
manajemen modern yang berusaha untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap
perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal
organisasi. Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik
agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas
yang terbaik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management (TQM)
merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
4 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada
pencapaian kepuasan para pelanggan.

PRINSIP TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Menurut hensler dan Brunell, ada empat prinsip utamaa dalam TQM. Keempat prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kepuasan Konsumen
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan konsumen diperluas. Kualitas tidak
hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh konsumen. Konsumen itu sendiri meliputi konsumen internal
dan konsumen eksternal. Kebutuhan konsumen diusahakan untuk dipuaskan dalam
segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh
karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan
para konsumen. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para konsumen. Semakin tinggi
nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan konsumen.
b. Respek terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan
dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan
demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh
karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap
keputusan selallu didasarkan pada data, bukan sekedara pada perasaan (feeling).
Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini, pertama yaitu prioritas
(prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada
semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya
yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim
dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
Kedua yaitu variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar
dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan
hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
d. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
5 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze), yang terdiri dari langkahlangkah
perencanaaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

KOMPONEN TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Menurut Goetsch dan Davis (dalam Nasution 2010: 22-24 serta Tjiptono & Diana 1995: 15-
18 ),komponen TQM yang harus diperhatikan dalam menjalankan program pengelolaan
kualitas dengan baik adalah sebagai berikut:
a. Fokus Pada Konsumen
Dalam TQM, baik konsumen internal maupun eksternal merupakan driver. Konsumen
eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka,
sedangkan konsumen internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia,
proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
b. Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, konsumen internal dan eksternal
menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus
terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti
bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek
pekerjaannya berdasarkan perspektif “Bagaimana kita dapat melakukannya dengan
lebih baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip ‘good
enough is never good enough’.
c. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM terutamaa untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian,
data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
d. Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu,
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka
panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM
dapat berjalan dengan sukses.
e. Kerja Sama Tim
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional sering kali diciptakan persaingan
antardepartement yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak.
Akan tetapi, persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan
menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang
pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing perusahaan pada lingkungan eksternal.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
6 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
f. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses terntentu
di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki
secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.
g. Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata tehadap pentingnya
pendidikan dan pelatihan karyawan. Mereka beranggapan bahwa perusahaan bukanlah
sekolah, yang diperlukan adalah tenaga terampil siap pakai. Jadi, perusahaan-
perusahaan seperti itu hanya akan memberikan pelatihan sekedarnya kepada para
karyawannya. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak
berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era
persaingan global. Sedangkan dalam organisai yang menerapkan TQM, pendidikan dan
pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong
untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang
tidak ada akhrinya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam
perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
h. Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting untuk dapat
meningkatkan ras memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang
telah dibuat. Dalam hal ini, karyawanlah yang melakukan standarisasi proses dan
mereka pula yang mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti
prosedur standar tersebut.
i. Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan
tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan
tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/
kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan
kondisi kerja.
j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam
penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekadar melibatkan karyawan, melainkan juga
melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh berarti. Usaha untuk
melibatkan karyawan membawa dua manfaat utamaa, yaitu untuk meningkatkan
perencanaaan dan pengambilan keputusan, serta meningkatkan rasa memiliki dan

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
7 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus
melaksanakannya.

PIRANTI ATAU ALAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang
sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalah-
masalah serta membantu membuat perencanaan. Delapan alat TQM yang diuraikan adalah
sebagai berikut.
1. Curah pendapat (sumbang saran) -Brainstorming
Curah pendapat adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebabsebab
yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.
2. Diagram alur (bagan arus proses)-Flow chart
Bagan arus proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain
untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau
komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah-
masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman).
4. Ranking preferensi
Alat ini merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan
pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.
5. Analisis tulang ikan
Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat) merupakan alat analisis,
antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan
menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses.
6. Penilaian kritis
Penilaian kritis adalah alat Bantu analisis yang dapat digunakan untuk memeriksa setiap
proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu kita untuk memikirkan apakah
proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.
7. Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan
dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi
patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking
adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
8 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
8. Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan)
Diagram medan daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan, antara lain
untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan
mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah atau
peluang.

MANFAAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Manfaat yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau jasa
berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih
rendah, gabungan keduannya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Gambar berikut adalah suatu model kualitas/laba yang menunjukkan interaksi pengaruh
berbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kebijkan,
program, dan prosdur kualitas perusahaan.

Harga yang lebih tinggi


P Memperbaiki Posisi Persaingan
E
R
B Meningkatkan pangsa pasar
A
I
K
A Meningkatkan penghasilan
N

M
Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan
U Mengurangi biaya operasi Meningkatkan laba
T
U

Hubungan-hubungan dalam gambar dijelaskan sebagai berikut:


a. Pasar yang dilayani oleh industri mncakup konsumen-konsumen dengan kebutuhan
barang dan jasa tertentu.
b. Penelitian pmasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikannya
dalam hal kualitas
c. Konsumen menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas daripada
pesaingnya
d. Karena dianggap lebih berkualitas, konsumen bersedia membayar harga yang relatif lebih
tinggi daripada harga pesaing.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
9 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
e. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap
memiliki nilai yang relatif lebih tinggi.
f. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar.
g. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi konsumen lebih baik
daripada para pesaing.
h. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi produk yang
dibutuhkan secara benar sejak pertama kali.
i. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yag lebih luas akan menghasilkan
biaya yang lebih rendah daripada pesaing.
j. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya untuk
menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan perusahaan.

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN SISTEM PDCA


Teknik PDCA (Plan, Do, Check, Actioni) dimaksudkan sebagai suatu metode untuk
melakukan perbaikan proses secara kontinu. Teknik ini merupakan sebuah siklus yang
dipopulerkan oleh W. Edwards Deming (14 Oktober 1900 – 20 Desember 1993) yaitu
seorang professor, pengarang buku, pengajar dan konsultan. Ia dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas modern sehingga siklus ini sering disebut juga dengan Siklus Deming.
Siklus PDCA atau Siklus ‘rencanakan, kerjakan, cek, tindak lanjuti’ adalah suatu proses
pemecahan masalah empat langkah yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
Deming yang merupakan pencetus dari siklus PDCA ini mengatakan bahwa jika
organisasi ingin menghasilkan mutu dari produk atau jasa yang akan dihasilkan, maka roda
siklus PDCA harus berputar. Artinya, proses Plan Do Check Action harus dijalankan.
Pekerjaan harus direncanakan. Rencana yang telah dibuat harus dijalankan. Pelaksanaan
pekerjaan dimonitoring, diukur atau dinilai. Hasil penilaian dilakukan analisis, hasil analisis
digunakan untuk merencanakan pengembangan berikutnya. Demikian seterusnya sehingga
siklus PDCA berjalan dan organisasi akan selalu mampu memenuhi standar mutu dan
berkembang secara berkelanjutan.
Menurut pendapat Syahu Sugiano (2006), siklus PDCA dapat diibaratkan seperti
sebuah bola yang harus di dorong naik menuju ke arah tujuan yang telah ditetapkan yang
letaknya di atas. Untuk itu diperlukan upaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk mencapai
tujuan tersebut. Tanpa upaya, mustahil bola siklus PDCA tersebut akan mencapai
tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai mutu tertentu itu harus diupayakan,
diusahakan dan didukung oleh semua pihak yang berkepentingan. Namun dalam upaya
mendorong bola siklus PDCA tersebut ke atas, selain diperlukan upaya dan tekad untuk
mendorongnya sampai di atas juga diperlukan alat untuk mengganjal agar bola siklus PDCA
ini tidak turun ke bawah tetapi bisa di tahan pada level tertentu. Alat untuk mengganjal hal

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
10 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
tersebut adalah standar. Jika target pada level tertentu sudah tercapai maka bola siklus
PDCA ini bisa di dorong lagi lebih ke atas. Demikian seterusnya sampai bola siklus PDCA ini
mencapai tujuan. Bola siklus PDCA ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Siklus PDCA
Siklus PDCA memberikan tahapan proses pemecahan masalah yang terukur dan
akurat. Siklus PDCA ini efektif untuk:
1. Membantu penerapan Kaizen atau proses perbaikan terus menerus. Ketika siklus PDCA
ini diulangi kembali ia akan membuka kemungkinan untuk menemukan area baru yang
perlu ditingkatkan.
2. Mengindentifikasi solusi-solusi baru untuk meningkatkan proses berulang secara
signifikan.
3. Membuka cakrawala yang lebih luas akan solusi masalah yang ada, mengujinya dan
meningkatkan hasilnya dalam proses yang terkontrol sebelum diimplementasikan secara
luas.
4. Menghindari pemborosan sumber daya secara luas.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
11 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Menurut Bambang Kesit (2009) Siklus PDCA adalah proses empat langkah untuk
meningkatan mutu, seperti gambar berikut :

Proses Empat Langkah PDCA


(www.humrep.oxfordjournals.org)

Plan (Perencanaan)
Berisi rencana-rencana organisasi mengenai apa yang dilakukan untuk memasok
pelanggan dengan suatu produk atau jasa terdapat pada langkah ini. Dalam tahapan plan
pada siklus PDCA ini tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah.
Menentukan masalahnya dan mengidentifikasi masalah tersebut dengan tepat
menggunakan beberapa management tools. Drill Down, Cause & Effect Diagrams dan The
5 Whys digunakan pada tahapan perencanaan.

Do (Kerjakan)
Selanjutnya pada tahap ini organisasi melakukan apa yang direncanakannya pada
tahapan pertama serta mengembangkan dan menguji beberapa solusi yang potensial. Fase
ini melibatkan beberapa kegiatan:
1. Menghasilkan solusi yang mungkin.
2. Memilih yang terbaik dari solusi tersebut, bisa dengan menggunakan Impact Analysis.
3. Menerapkan atau menguji solusi yang di dapat pada skala kecil atau grup kecil atau
pada area yang terbatas.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
12 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Dalam siklus Do bukan menjalankan proses tetapi melakukan uji coba atau tes
karena proses dijalankan pada tahap Act.

Check (Cek)
Kemudian organisasi memeriksa dan melihat apakah hal tersebut telah memenuhi
semua persyaratan dari pelanggan. Mengukur tingkat efektifitas hasil uji tes solusi yang
dikerjakan dan menganalisa apakah hal itu bisa diterapkan dengan cara lain. Pada tahap ini
kita mengukur seberapa efektif percobaan yang telah dilakukan pada tahap siklus PDCA
sebelumnya, yaitu Do. Selain itu, tahapan ini juga menarik pembelajaran sebanyak mungkin
sehingga nantinya bisa dihasilkan hasil yang lebih baik. Dalam tahapan siklus PDCA Do dan
Check dengan melihat skala dan area perbaikan yang akan dilakukan, kita dapat
mengulangi tahapan ini sebelum ke tahapan berikutnya jika dirasa perlu. Jika hasilnya
sudah memuaskan barulah kita dapat menuju ke tahap siklus PDCA berikutnya yaitu Act.

Act (Tindaklanjuti)
Secara umum organisasi membuat perubahan yang sesuai apabila diperlukan
sehingga ia akan memenuhi persyaratan pelanggan di waktu selanjutnya. Menindaklanjuti
hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan, berarti juga meninjau seluruh langkah dan
memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya. Jika tahapan
ini sudah selesai dan kita sudah sampai di tahapan berikutnya yang lebih baik, kita bisa
mengulang proses ini dari awal kembali untuk mencapai tahapan yang lebih tinggi.

 Langkah PDCA
Dalam kegiatan memecahkan suatu masalah dan mencari upaya perbaikan, ada
delapan langkah atau tahapan, yaitu :

Unsur PDCA Langkah atau Tahapan Upaya Perbaikan PDCA


1 Menemukan masalah atau persoalan
2 Mencari penyebab terjadinya persoalan
Plan
3 Mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap persoalan
4 Menemukan tindakan penanggulangan
Do 5 Melaksanakan sepenuhnya rencana tindakan penanggulangan
Check 6 Memeriksa hasil-hasil pelaksanaan penanggulangan
7 Mencegah timbulnya persoalan yang sama
Action
8 Menyelesaikan persoalan lain yang belum terselesaikan.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
13 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Setelah diperoleh pengetahuan dan informasi baru dari satu siklus PDCA, ulangi lagi
siklus PDCA pada tahap berikutnya secara berkelanjutan, sehingga terjadilah perbaikan
secara kontinu.

Daftar Pustaka

1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2007
3. Asa, M. Fanshurullah. Faktor-faktor Kritis Dalam Sistem Manajemen Mutu untuk Meningkatkan Daya Saing
Jasa Konstruksi. Disertasi FTUI. 2009
4. Gaspersz, Vincent. Total Quality Management. 2005
5. Berawi, M.Ali Dr. Quality Concept in Organisation. 2001
6. Nasution, M. Nur. Manajemen Mutu Terpadu. 2005
7. Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013
8. Utami, Retyaning Puji. Penerapan Pendekatan Metode Six Sigma dalamPenjagaan Kualitas Pada proyek
Konstruksi. 2009

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
14 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai