Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF ESTEEM


PADA PERAWATAN PALIATIF PASIEN KANKER SERVIKS
RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND SELF ESTEEM
IN PALLIATIVE CARE OF CERVICAL CANCER PATIENTS

1SelviaAnggraini, 2*Nurna Ningsih, 3Jaji


1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
*Email: nani.kewet@gmail.com

Abstrak
Dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari
keluarganya dan self esteem merupakan hasil penilaian berupa penerimaan atau penolakan individu
terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga
dengan self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker serviks yang menjalani terapi perawatan paliatif
berupa kemoterapi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian survey analitik. Sampel pada penelitian ini berjumlah 51 responden dengan menggunakan
metode total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mencakup data demografi dan
pernyataan mengenai dukungan keluarga dan self esteem. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker servik, yang menjalani terapi paliatif
berupa kemoterapi di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang (p = 0,016, OR = 4,242). artinya pasien
kanker yang tinggi dukungan keluarganya memiliki kecenderungan self esteemnya meningkat sebesar
4,242 atau 4 kali lebih besar dibandingkan dengan penderita kanker serviks yang rendah dukungan
keluarganya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan
self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker serviks. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi self esteem pasien kanker serviks yang menjalani
kemoterapi.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Self Esteem, Kanker Serviks yang menjalani kemoterapi

Abstract
Family support was a support that is beneficial to the individual obtained from his family and self esteem
is the result of the assessment of acceptance or rejection of the individual to himself. This study aims to
identify the relationship of family support with self esteem on palliative care of cervical cancer patients
who undergo palliative care therapy in the form of chemotherapy in Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
This research used analytic survey research design. Sampling used total sampling technique and samples
obtained was 51 people. The research instrument was a questionnaire that included demographic data
and statements regarding family support and self esteem. Data collection took place on 11-18 January
2018. The correlation test used in this research is chi-square test. The results showed that there was a
relationship between family support and self esteem in palliative care of cervical cancer patients, who
underwent palliative therapy in the form of chemotherapy at Dr Mohammad Hoesin Palembang (p =
0.016, OR = 4,242). meaning that cancer patients with high family support have a tendency of self
esteemnya increased by 4.242 or 4 times greater than patients with low cervical cancer family support.
The results showed that there was a relationship between family support and self esteem in palliative care
of cervical cancer patients. Recommendations for further research are to examine the factors that affect
self esteem of cervical cancer patients undergoing chemotherapy.

Keywords: Family Support, Self Esteem, Cervical Cancer undergoing chemotherapy

164
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

PENDAHULUAN kemoterapi, menurut Fauziana (2011)


kemoterapi merupakan proses pemberian
Kanker serviks adalah kanker yang obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
menyerang uterus (rahim), yaitu pada cair atau kapsul atau melalui infus yang
bagian leher rahim (serviks uterus), suatu bertujuan membunuh sel kanker, namun
daerah organ reproduksi perempuan, tidak hanya sel kanker, tetapi juga sel-sel
terletak antara rahim dengan liang yang ada di seluruh tubuh. Kemoterapi
senggama (vagina) atau rahim bagian mempunyai efek samping fisik dan
bawah. Tingginya kasus kanker serviks di psikologis pada pasien kanker. Efek
Indonesia membuat WHO menempatkan samping fisik kemoterapi yang umum
Indonesia sebagai negara dengan jumlah adalah pasien akan mengalami mual dan
penderita kanker serviks terbanyak di dunia muntah, tidak nafsu makan, ngilu pada
(Poerbantanoe & Salim, 2014). Di tulang, rambut rontok (alopecia),
Indonesia, kasus baru kanker serviks mukositis, dermatitis, keletihan, juga kulit
ditemukan sebanyak 40-45 kasus perhari, menjadi kering bahkan kaku dan kulit bisa
hal ini berarti bahwa dalam waktu 24 jam sampai menghitam (Nisman, 2011;
terjadi kematian sebanyak 24 perempuan Smeltzer & Bare, 2002). Efek samping fisik
dikarenakan kanker serviks (Nurwijaya, tersebut memberikan dampak psikologis
dkk., 2010). Kanker serviks di Provinsi pada pasien yaitu menyebabkan pasien
Sumatera Selatan, menjadi penyakit dengan merasa tertekan dikarena kondisi fisik
jumlah kasus terbanyak dibandingkan jenis (kesempurnaan, kecantikan, dan lain-lain)
kanker lainnya yaitu sebesar 797 kasus sangat memegang peranan penting dalam
pada tahun 2014 (Dinkes Sumatra Selatan, pembentukan harga diri (Self Esteem).
dalam Warta, dkk., 2015).
Self esteem merupakan hasil penilaian
Berdasarkan data Rekam Medik RSUP Dr individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian
Mohammad Hoesin Palembang tercatat ini menyatakan suatu sikap yang berupa
pasien kanker serviks pada tahun 2013 penolakan atau penerimaan dan juga
berjumlah 576 orang dengan 6 orang menunjukkan seberapa besar individu itu
meninggal. Pada tahun 2014 tercatat 704 percaya bahwa dirinya mampu, berarti,
orang dengan 37 orang meninggal dan pada berhasil, dan berharga. Adanya permasalahan
tahun 2015 tercatat pasien kanker serviks psikologis yang dialami oleh pasien
sebanyak 653 orang dan 31 orang mengindikasikan bahwa kanker servik yang
meninggal, pada tahun 2016 bulan Januari dialaminya merupakan suatu kondisi yang
sampai Juni tercatat pasien kanker serviks sangat menekan dan hal ini menyebabkan self
berjumlah 486 orang dan 13 orang esteem yang rendah. Pasien kanker yang
meninggal dunia (Rekam Medik RSUP menjalani kemoterapi mengekspresikan
Moh. Hoesin, 2015). ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna,
merasa malu dengan penyakitnya, ketidak
Kanker serviks berhubungan dengan bahagiaan, merasa tidak menarik lagi,
perubahan pada organ reproduksi perasaan kurang diterima oleh orang lain,
perempuan yang dianggap sebagai bagian merasa terisolasi, takut, berduka berlama-
yang sangat penting bagi perempuan. lama di tempat tidur, ketidak mampuan
Perempuan yang mengalami kanker serviks fungsional, gagal memenuhi kebutuhan
biasanya merasakan ketakutan dikarenakan keluarga, kurang tidur, sulit konsentrasi,
adanya dampak yang serius terhadap kecemasan dan depresi (Wahyuni &
kehidupan misalnya kehilangan kemampuan Siburian, 2012).
melakukan hubungan seksual dan lain-lain,
bahkan sampai kepada kematian (Susanti, Menurut Sudrajat (2012), pada keadaan
2012). Ada beberapa jenis terapi perawatan psikologi yang kurang baik akibat kondisi
yang biasa dilakukan terhadap pasien fisik, seperti yang terjadi pada penderita
kanker serviks, yaitu salah satunya adalah kanker servik dalam uraian di atas tentunya
165
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

membutuhkan dukungan dari orang-orang ingin melakukan penelitian tentang


terdekat seperti keluarga, dikarenakan hubungan antara dukungan keluarga dengan
dukungan keluarga adalah suatu dukungan self esteem pada perawatan paliatif pasien
yang bermanfaat bagi individu yang kanker servik di RSUP Dr Mohammad
diperoleh dari keluarganya serta dapat Hoesin Palembang.
menimbulkan pengaruh positif bagi
kesejahteraan fisik maupun psikis. Seseorang MATODE
yang mendapatkan dukungan keluarga
merasa diperhatikan, disayangi, merasa Metode penelitian yang digunakan
berharga dapat berbagi beban, percaya diri surveyanalitik dengan pendekatan cross
dan menumbuhkan harapan sehingga mampu sectional yang bertujuan untuk mengetahui
menangkal atau mengurangi stres (Grant, hubungan dukungan keluarga terhadap self
Sun, Fujinami, Sidhu, Otis, Juarez, et al., esteem pada perawatan paliatif pasien kanker
2013). Menurut Henriksson dan Arestedt serviks.
(2013) pasien kanker yang diberikan
dukungan keluarga berupa dukungan Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak
emosional misalnya dengan memberikan 51, seluruh pasien kanker serviks yang
perhatian, kasih sayang, dan empati, menjalani kemoterapi di RSUP Dr.
dukungan instrumental misalnya dengan Mohammad Hoesin Palembang. Sampel
memberikan bantuan tenaga, dana, dan penelitian diambil dengan metode Total
waktu, dukungan informasional dengan sampling karena semua anggota populasi
memberikan saran nasihat, juga informasi, digunakan sebagai sempel penelitian.
dan terakhir dukungan penghargaan pengambilan sampel dipilih dengan kriteria
misalnya dengan memberikan umpan balik yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria
dan menghargai, jika semuanya terpenuhi sampel penelitian ini adalah bersedia menjadi
maka kualitas hidupnya meningkat, dan responden, pasien kanker serviks yang
menurut Wahyuni dan Siburian (2012) menjalani kemoterapi di RSUP Dr.
Semakin tinggi dukungan keluarga maka Mohammad Hoesin., penderita yang
akan semakin tinggi juga harga diri (self terdiagnosa kanker servik stadium II –IV
esteem) pasien kanker yang menjalani dan mampu berkomunikasi verbal dengan
kemoterapi. baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan


Husni pada tahun 2012 di RSUP Dr. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
Mohammad Hoesin Palembang pada pasien menggunakan kuesioner yaitu kuesioner
kanker, jumlah responden yang memiliki dukungan keluarga berjumlah 20 pertanyaan
dukungan keluarga kurang baik berjumlah yang diadobsi dari kuesioner Putra (2015)
32 responden yaitu, 75% dari sampel yang telah di modifikasi oleh peneliti dan
penelitian. Hal ini disebabkan oleh beberapa kuesioner self esteem berjumlah 10
faktor, diantaranya ekonomi dan pertanyaan kuesioner Rosenberg self-esteem
pengetahuan yang kurang terhadap scale (RSES) yang disusun oleh Rosenberg
pentingnya dukungan keluarga dalam proses (1965) dalam Martin et al, (2007) dan
penyembuhan pasien kanker. Hal ini sejalan Suhron (2017), untuk mengukur pengetahuan
dengan penelitian yang dilakukan oleh dan sikap responden. Pengolahan data sesuai
Sastra tahun 2016 di RSUP Dr. M. Djamil dengan langkah-langkah edit data (editting),
Padang pada pasien kanker, dengan hasil pengkodean (coding), pemasukan data (data
penelitian sebesar 50,7% dukungan entry) dan melakukan teknik analisis.
keluarga kurang baik. Dengan demikian
fenomena-fenomena diatas menunjukkan Analisa data yang digunakan dalam
adanya masalah yang dapat mempengaruhi penelitian ini adalah anlisa univariat dan
self esteem pasien. Berdasarkan bivariat. Analisa univariat uji statistik
fenomenafenomena diatas maka, peneliti menggunakan frekuensi dan persentase
166
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

sedangkan untuk analisa bivariat Berdasarkan tabel 1 didapatkan informasi


menggunakan uji chi-square. mengenai karakteristik responden pasien
kanker serviks di RSUP Dr M ohammad
Etika pengambilan data penelitian ini Hoesin Palembang. Diketahui bahwa
menggunakan prisnsip menghormati harkat mayoritas usia responden dalam penelitian
dan martabat manusia (respect for human ini adalah usia di rentang 51-64 tahun
dignity), tidak mencantumkan nama sebanyak 23 responden (45,1 %),
(Anonimity), menghormati privasi dan berdasarkan pendidikannya mayoritas adalah
kerahasiaan responden penelitian (respevt for SD sebanyak 16 responden (33,3%)
privacy and confidentiality), keadilan dan berdasarkan mayoritas pekerjaan responden
inklusivitas/ keterbukaan (respect for justice adalah ibu rumah tangga sebanyak 39
and inclusiveness) dan memperhitungkan responden (76,5%), berdasarkan mayoritas
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan penghasilan keluarga yaitu lebih dari UMP
(balancing harms and benefits). sebanyak 41 responden (80,4%), dan
berdasarkan siklus terapi mayoritas
HASIL responden berada pada siklus kemoterapi II
sebanyak 27 responden (52,9%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan
Keluarga dan Siklus Kemoterapi (n 51) Keluarga (n 51)
Variabel
Variabel Kategori n % Kategiori n %

Usia 19-30 Tahun 2 3,9% Dukungan Keluarga


31-50 Tahun 21 41,2% Rendah 20 39,2%
51-64 Tahun 23 45,1% Tinggi 31 60,8%
>65 Tahun 5 9,8% 1. Dukungan
Emosional
Pendidikan Tidak Sekolah 4 7,8% Rendah 13 25,5
Tinggi 38 74,5
SD 17 33,3%
2. Dukungan
SMP 14 27,5%
Informasional
SMA 15 29,4% Rendah 12 23,5
Tinggi 39 76,5
Perguruan Tinggi
3. Dukungan
1 2,0% Instrumental
Pegawai Rendah 13 25,5
Negeri/TNI/ Polri Tinggi 38 74,5
Pekerjaan 2 3,9% 4. Dukungan
Ibu Rumah Tangga Penilaian Rendah 17 33,3
Tinggi 34 66,7
39 76,5% Total 51 100%
Swasta 4 7,8%
Lain-lain 6 11,8% Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
Penghasilan Kurang dari dukungan keluarga pada pasien kanker
Keluarga UMP 10 19,6% serviks dalam menjalani kemoterapi adalah
Lebih dari mayoritas tinggi yaitu sebanyak 31 (60,8%),
UMP 41 80,4% dan dari keempat dimensi dukungan keluarga
Siklus dapat diketahui bahwa dukungan
Kemoterapi I Siklus 19 37,3% informasional pada pasien kanker kanker
II Siklus 27 52,9% serviks yang menjalani terapi perawatan
III Siklus 3 5,9% paliatif berupa kemoterapi sebagian besar
IV Siklus 1 2,0%
dukungan informasionalnya tinggi diberikan,
dengan mayoritasnya yaitu sebanyak 39
V Siklus 1 2,0%
responden (76,5%).
167
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Self Esteem responden pasien kanker serviks yang
(n=51) menjalani perawatan paliatif berupa
Variabel Kategori N % kemoterapi di RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang, jumlah responden yang memiliki
Self Esteem Rendah 25 49,0%
dukungan keluarga tinggi lebih banyak yaitu
Tinggi 26 51,0% 60,8%. Hal tersebut berkaitan dengan hasil
Total 51 100% ekonomi keluarga yang tinggi dikarenakan
dari hasil penghasilan atau pendapatan
keluarga yang lebih dari UMP sebanyak 41
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
responden (80,4%) dan pada pendidikan
self esteem pada pasien kanker serviks yang
tingkat SMA sebanyak 15 responden
menjalani terapi perawatan paliatif berupa
(29,4%).
kemoterapi di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang hampir berimbang,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
namun sebagian besar tergolong dengan self
dilakukan oleh Adipo (2015) di RSUD
esteem yang tinggi sebanyak 26 responden
Arifin Achmad Provinsi Riau, Putra (2015)
(51,0%).
di RSUD Dr. Pringadi Kota Medan pada
pasien kanker yang menjalani kemoterapi
Tabel 4. Dukungan Keluarga Dengan Self
bahwa mayoritas dukungan keluarga baik
Esteem Pada Perawatan Paliatif Pasien
sebesar 27 responden (45,8%) dan dukungan
Kanker Serviks (n 51)
kurang yaitu 9 responden (15,3%). Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indriatmo (2015) di RSUD Dr. Moewardi
menyatakan dukungan keluarga pada pasien
kanker yang menjalani kemoterapi sebagian
besar mempunyai dukungan baik dan cukup
baik masing-masing sebanyak 37 responden
(47,4%) dan yang mempunyai dukungan
keluarga kurang baik hanya sebanyak 4 orang
Berdasarkan tabel 4 hasil analisis hubungan (5,1%).
dukungan keluarga dengan self esteem pada
perawatan paliatif pasien kanker serviks di Berbeda dengan penelitian Husni (2015)
dapatkan hasil dari 20 orang responden yang menyatakan dukungan keluarga pada
yang mendapat dukungan keluarga rendah, pasien kanker di RSUP Dr Mohammad
mayoritas mempunyai self esteem rendah Hoesin Palembang kurang baik yaitu
(70,0%). Sedangkan dari 31 responden yang sebagian besar 32 responden (75%) yang
mendapat dukungan keluarga tinggi, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
mayoritas mempunyai self esteem yang ekonomi dan pengetahuan keluarga yang
tinggi berjumlah 20 responden (64,5%). kurang terhadap pentingnya dukungan
keluarga dalam proses penyembuhan pasien
Hasil Uji Statistik menggunakan uji Chi kanker.
Square di peroleh nilai p-value 0,016 (p
value< 0,05) artinya Ho ditolak, maka dapat Pada hasil penelitian ini dukungan
disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan informasional memiliki mayoritas dukungan
keluarga dengan self esteem pada perawatan keluarga paling tinggi yaitu 39 responden
paliatif pasien kanker serviks. (76,5%) dari dimensi dukungan keluarga
yang lain. Siburian (2012) menunjukan
PEMBAHASAN dukungan informasional pada pasien kanker
yang menjalani kemoterapi di RSUP H.
Dukungan Keluarga Adam Malik Medan bahwa 43,3% keluarga
Hasil analisis univariat variabel dukungan sering berusaha untuk mencari informasi
keluarga, penelitian yang dilakukan pada 51 tentang pengobatan dan pemeriksaan yang
168
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

diterima pasien, 63% keluarga sering Wartona dan Tarwoto (2011) menyatakan
mengingatkan pasien untuk menjalani jika individu selalu sukses maka cenderung
kemoterapi secara teratur, 43,3 % keluarga memiliki self esteem yang tinggi dan jika
sering membantu pasien mengambil mengalami gagal cenderung Self esteem
keputusan akan pengobatan, dan 33,3% menjadi rendah. Seseorang yang mempunyai
keluarga sering menjelaskan hal yang tidak Self esteem yang tinggi akan memandang
di mengerti akan pengobatan kepada pasien. dirinya sebagai seseorang yang bermanfaat.
Dukungan informasional adalah dukungan Perry dan Potter (2010) dalam teorinya
ini tampak dalam penyediaan petunjuk atau mengatakan harga diri (Self esteem) adalah
saran, nasihat, memberikan bimbingan dan perasaan individu secara keseluruhan tentang
arahan atau umpan balik terhadap self esteem atau pernyataan emosional dari
pemecahan masalah atau yang digunakan konsep diri. Hal ini merupakan dasar dari
oleh seorang dalam menanggulangi evaluasi diri karena mewakili keseluruhan
persoalan-persoalan yang dihadapi (Setiadi, pendapat tentang penghargaan atau nilai
2008). personal. Self steem bersifat positif saat
seseorang merasa mampu, berguna, dan
Asumsi peneliti berdasarkan yang berkaitan kompeten.
dengan penelitian Husni (2015) yang di
lakukan di RSUP Dr Mohammad Hoesin Asumsi peneliti berdasarkan self esteem pada
Palembang, menjelaskan dukungan keluarga penelitian ini dilihat dari teori-teori
kurang baik diakibatkan oleh beberapa faktor sebelumnya yang menjelaskan bahwa ada
ekonomi yang kurang yaitu dengan faktor yang dapat mempengaruhi self esteem
penghasilan yang rendah dan tingkat seseorang yaitu salah satunya usia, yang
pendidikan yang sebagian besar juga rendah. dimana setiap fase ini punya rentang usia,
Berbeda dengan penelitian ini yang dan rentang usia ini berperan dalam
menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dan pembentukan self esteem, kemudian tingkat
penghasilan yang sebagian besar tinggi. pendidikan yang dimana dapat dikatakan
Artinya yaitu penelitian dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
bahwasannya dukungan keluarga yang tinggi maka akan semakin meningkatkan self
disebabkan oleh tingkat ekonomi serta esteem orang tersebut dan terakhir
pendidikan yang tinggi dan sebaliknya. penghasilan yang dimana self esteemyang
tinggi terlihat pada seseorang yang memiliki
Self Esteem pekerjaan permanen dan berpenghasilan
Hasil analisis univariat variabel self esteem, tinggi. Dari sini terlihat bahwa penghasilan
penelitian yang dilakukan pada 51 responden yang stabil bisa meningkatkan penilaian
pasien kanker serviks yang menjalani seseorang terhadap dirinya sendiri.
perawatan paliatif berupa kemoterapi di
RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, Hubungan antara Dukungan Keluarga
jumlah responden yang memiliki self esteem dengan Self Esteem pada perawatan
tinggi lebih banyak yaitu 51,0%. Hal ini paliatif pasien kanker serviks
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Wahyuni dan Siburian (2012) yang mayoritas dukungan keluarga tinggi untuk
menyatakan self esteem pasienkanker yang pasien kanker serviks. Hasil penelitian ini
menjalani kemoterapi secara keseluruhan, didukung oleh Admin (2011) yang
mayoritas responden memiliki self esteem berpendapat bahwa peran keluarga sangat
yang tinggi yaitu sebanyak 18 responden penting dalam perawatan pasien dimana
(60%). Hal ini di dukung oleh penelitian keluarga berusaha meningkatkan semangat
Sudrajat (2012) yang menyatakan sebagian hidup dan komitmen pasien untuk tetap
besar penderita kanker diBandung Cancer menjalani pengobatan terutama untuk pasien
Society memiliki self esteem yang tinggi dan kanker. Hal ini juga dinyatakan oleh Muhith
hanya sebanyak 3orang atau sebesar 20% dan Nasir (2011) menyebutkan bahwa peran
responden memiliki self esteem yang rendah. keluarga dalam terapi itu sangat penting
169
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

seperti membuat suatu keadaan yang di mana kanker yang diberikan dukungan keluarga
anggota keluarga dapat melihat bahaya berupa dukungan emosional; misalnya
terhadap diri pasien dan aktivitasnya dengan memberikan perhatian, kasih sayang,
misalnya mengurangi rasa takut dengan cara dan empati, dukungan instrumental; misalnya
memberikan arahan, menolong mereka agar dengan memberikan bantuan tenaga, dana,
dapat merasa senang dengan proses dan waktu, dukungan informasional; dengan
terapinya, menerima keahlian dan melakukan memberikan saran nasihat, juga informasi,
perannya dengan baik agar mereka mampu dan terakhir dukungan penghargaan;
bersifat terbuka dan dapat membangun self misalnya dengan memberikan umpan balik
esteemnya. dan menghargai, jika semuanya terpenuhi
maka kualitas hidup pasien kanker akan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa meningkat.
pasien kanker serviks yang menjalani
perawatan paliatif berupa kemoterapi Asumsi peneliti, bahwa benar dengan adanya
mayoritas memiliki self esteem tinggi karena dukungan keluarga dapat meningkat self
pasien kanker serviks memiliki penilaian eteem pasien kanker serviks karena dimana
yang positif (penerimaan) terhadap dirinya. dukungan keluarga membuat penderita
Self esteem sangat dipengaruhi oleh usia kanker serviks merasa diterima dalam suatu
pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian komunitas baik itu di dalam rumah sakit
Robin et all (2002) yang meneliti tentang maupun di luar rumah sakit, mengajak
hubungan self esteem dengan usia yang mereka berbagi pengalaman atau melakukan
dilakukan dengan melibatkan 326.641 aktifitas bersama-sama, membuat penderita
responden, dengan rentang usia 9 hingga 90 kanker serviks tidak merasa menjadi satu-
tahun , disebutkan bahwa self esteem satunya yang mengalami penderitaan di
cenderung meningkat di rentang usia 40-60 dunia ini.
tahun.
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada 51
responden, pada perawatan paliatif pasien Berdasarkan karakteristik pasien kanker
kanker serviks di RSUP Dr Mohmmad serviks dapat dilihat bahwa usia responden
Hoesin Palembang, yang meneliti hubungan dalam penelitian ini diperoleh sebagian besar
antara dukungan keluarga dengan self esteem usia di rentang 51-64 yaitu 23 responden
pada perawatan paliatif pasien kanker serviks (45,1 %), berdasarkan pendidikannya
didapatkan p value = 0,016 (p value < 0,05) sebagian besar adalah SD yaitu 16
dengan OR= 4,242 (95% CI= 1,269-14,179), responden (33,3%) berdasarkan pekerjaan
artinya pasien kanker yang tinggi dukungan responden adalah ibu rumah tangga yaitu 39
keluarganya memiliki kecenderungan self responden (76,5%), berdasarkan tingkat
esteemnya meningkat sebesar 4,242 atau 4 penghasilan keluarga yaitu lebih dari UMP
kali lebih besar dibandingkan dengan sebanyak 41 responden (80,4%), dan
penderita kanker serviks yang rendah berdasarkan siklus terapi sebagian besar
dukungan keluarganya, sehingga menunjukan responden berada pada siklus kemoterapi II
bahwa terdapat hubungan antara dukungan yaitu 27 responden (52,9%).
keluarga dengan self esteem pada perawatan
paliatif pasien kanker serviks. Berdasarkan distribusi frekuensi dukungan
keluarga pada perawatan paliatif pasien
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kanker serviks sebagian besar tinggi yaitu
yang dilakukan oleh Wahyuni dan Siburian sebanyak 31 (60,8%) responden dan
(2012) yang menyatakan bahwa semakin distribusi frekuensi self esteem pada
tinggi dukungan keluarga maka semakin perawatan paliatif pasien kanker serviks
tinggi self esteem pasien kanker. Hal ini di sebagian besar self esteem nya tinggi yaitu 26
dukung oleh penelitian Henriksson dan (51,0%) responden. Berdasarkan uji statistik
Arestedt (2013) yang menyatakan pasien terdapat hubungan antara dukungan keluarga
170
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

dengan self esteem pada perawatan paliatif lung caner, Oncol Nurs Forum 337-
pasien kanker serviks (p value = 0,016 ; p 346.
value < 0,05).
Henriksson, A., & Arestedt, K.(2013).
SARAN Exploring factor and caregiver
outcomes associated with feeling of
Diharapkan kepada Pelayanan Kesehatan preparedness for caregiving in family
untuk lebih meningkatkan pelayanan caregiver in palliative care: A
kesehatannya khususnya dalam correlation, cross- sectional study
meningkatkan self esteem pasien kanker palliative medicine. Vol : 7 (7): 639-
serviks, dengan memberikan informasi- 646
informasi tentang pentingnya dukungan
keluarga dalam meningkatkan self esteem Luthfa, U & Maliya, A. (2008). Faktor-
pasien kanker serviks. Faktor Yang Mempengaruhi
Kecemasan Pasien Dalam Tindakan
Diharapkan agar peneliti selanjutnya Kemoterapi Di Rumah Sakit
melakukan penelitian pada pasien kanker Dr.Moewardi Surakarta. Berita Ilmu
serviks dengan berbagai variabel lain yang Keperawatan. Vol : 1 (4) 1979-2697.
belum terkaji yang dapat mempengaruhi
variabel self esteem yaitu variabel tingkat Martin, J.A, Nunez, J.L, Navarro, J.G &
keparahan penyakit, lama sakit, komplikasi Grijalvo,F. (2007). The Rosenberg Self
lain, status sosial dans jumlah sampel yang Esteem Scale: Translation and
lebih besar. Dalam pengisian kuesioner ini Validation in University Student. The
sebaiknya peneliti gunakan waktu yang lebih Spanish Journal Of Psychology. Vol :
longgar sehingga dapat menciptakan 10 (2):458-467.
hubungan yang saling percaya, sehingga
akan mengurangi subjektivitas dalam Mardiana, D., Ma’rifah, A, R., &
pengisian kuesioner dukungan keluarga. Rahmawati, A, N.(2013). Hubungan
Mekanisme Koping Dengan Kualitas
DAFTAR PUSTAKA Hidup Penderita Kanker Serviks Di
RSUD Prof, Dr. Margono Soekarjo
Adipo, S., Jumaini, & Damanik, S,R, Purwokerto. Jurnal Keperawatan
H.(2015). Hubungan Dukungan Maternitas. Vol : 1 (1).
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien yang Menjalani Kemoterapi di Munawarah, S, M.,& Retnowati, S.(2009).
Ruang Anyelir RSUD Arifin Achmad Hardieness, Harga Diri, Dukungan
Provinsi Riau. Jurnal Online Sosial dan Depresi Penyintas Bencana
Mahasiswa Program Studi Ilmu di Jogjakarta. Humanitas. Vol : VI (2).
Keperawatan Universitas Ria
Poerbantono, B & Salim. (2014). Rumah
Bayu, H., Berhe, Y., Mulat, A., & Alemu, Perawatan Paliatif Pada Wanita
A.(2016).Cervical Cancer Screening Penderita Kanker di Surabaya. Jurnal
Service Uptake and Associated Factors Edimensi Arsitektur. Vol : 2 (2).
among Age Eligible Women in Mekelle
Zone, Northern Ethiopia, 2015: A Putra, M, J, S. (2015). Hubungan Dukungan
Community Based Study Using Health Keluarga dengan Tingkat Kecemasan
Belief Model’.vol. 11, no. 3. pada Pasien Kanker dalam Menjalani
Kemoterapi di RSU Dr. Pirngadi Kota
Grant, M., Sun, V., Fujinami.,R.,Otis-Green, Medan Tahun. 2015. Universitas Sari
S., Juare, G., et al. (2013). Family Mutiara Indonesia
caregiverburden, skill preparedness,
and quality of life in non-small cell
171
Seminar Nasional Keperawatan “Tren Perawatan Paliatif sebagai Peluang Praktik Keperawatan Mandiri”

Robin, Trzesniewski, Tracy, Gosling, And Susilawati, D. (2013). Hubungan Antara


Potter. (2002). Global Self-Esteem Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Across The Life Span. The American Kecemasan Penderita Kanker Serviks
Psychological Association, Inc. Vol : Paliatif di RSUP Sardjito Yogyakarta.
17 (3) 23–434 Jurnal Keperawatan. Vol : 4 (2) 2086-
3071.
Ryden, M, B. (1978). An adult version of the
Coopersmith Self-Esteem Inventory: Susilawati, D & Misgiyanto. (2014).
Testretest reliability and social Hubungan Antara Dukungan Keluarga
desirability. Psychological Reports. Dengan Tingkat Kecemasan Penderita
43:1189–1190 Kanker Serviks Paliatif. Jurnal
Keperawatan. Vol : 5 (1) 2086-3071.
Santana, (2012). Hubungan antara sikap dan
pengetahuan terhadap kesadaran diri Warta, N., Fajar, N, A., & Utama, N. (2015).
pada pemeriksaan pap smear. http :// Pengaruh Persepsi Terhadap Partisipasi
digilib .esaunggul .ac.id / public Wanita Usia Subur dalam Melakukan
/UEUUndergraduate-1063-BABI. pdf Screening Kanker Serviks dengan
diakses 18 September 2017. Metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(Iva) Di Desa Talang Aur Kabupaten
Sari, M., Dewi, Y, I., & Utami, A. (2012). Ogan Ilir. Jurnal Ilmu Kesehatan
Hubungan Dukungan Keluarga Masyarakat. Vol : 6 (03).
Terhadap Motivasi Pasien Kanker
Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Wahyuni, S, E., & Siburian, C, H. (2012).
Di Ruang Cendrawasih I Rsud Arifin Dukungan Keluarga dan Harga Diri
Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ners Pasien Kanker Payudara di RSUP
Indonesia. Vol : 2 (2) H.Adam Malik Medan. Jurnal
Keperawatan Klinis. Vol : 2 (1).
Sastra, L. (2016). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Konsep Diri Pasien
Kanker Payudara. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah. Vol : 1 (1) 7-12

Schmitt, D.P., & Allik, J. (2005).Simulation


administration of the Rosenbergh Self
Esteem Scale in 53 nation: Exploring
the universal and cukture specific
feature of global self-esteem. Journal
of Personality and Social Psychology.
Vol 89 (4) : 623-642.

Sudrajat, C, A. (2012). Hubungan Dukungan


Suami Dengan Self Esteem Pada
Penderita Kanker Payudara Di
Bandung Cancer Society. Universitas
Islam Bandung : Fakultas Psikologi.

Susanti, D, D., Hamid, A, Y, S., & Afiyanti,


Y. (2011). Pengalaman Spiritual
Perempuan Dengan Kanker Serviks.
Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol :
14 (1)

172

Anda mungkin juga menyukai