Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun,
yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya
suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal
(peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Sejarah secara umum
adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh
manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu di beri tafsiran dan
analisa kritis,sehingga mudah dimengerti serta dipahami.

Pengertian sejarah secara gamblang dikemukanan oleh Buer sebagaimana


dikutip oleh Hugiono (diakses melalui
http:11rinanditya.webs.com1pengertiansejarah.htm pukul 11:09 WIB),
Sejarah ialah ilmu yang meneliti gambaran dengan penglihatan yang singkat
untuk merumuskan fenomena kehidupan, yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi karena hubungan manusia dengan
masyarakat, memilih fenomena tersebut dengan memperhatikan akibat-akibat
pada lamanya serta bentuk kualitasnya dan memusatkan perubahan-
perubahan itu sesuai dengan waktunya serta tidak akan terulang lagi.

Sejarah mengajarkan untuk dapat selalu bersikap bijaksana di dalam


berbagai macam situasi serta kondisi, serta dapat menumbuhkan sikap kritis
dalam melihat suatu fenomena baik yang telah terjadi maupun yang akan
datang. terdapat ungkapan dari Raul Hilpert “tidak mau mengenal masa lalu,
berarti tidak mau mengenal dirinya. Ungkapan ini juga selaras dengan
ungkapan Ir. Soekarno “JAS MERAH” yang artinya jangan sekali-kali
melupakan sejarah.

Berangkat dari pemikiran tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih


lanjut mengenai hakikat sejarah dan garis besar struktur sejarah, tentu dengan
harapan akan menambah wawasan dan manfaat setelahnya, amin.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Secara garis besar pokok masalah atau kajian dalam makalah ini yaitu
“HAKIKAT DAN GARIS BESAR STRUKTUR SEJARAH” adapun secara
lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup sejarah?
2. Bagaimana karakteristik dan pembagian sejarah?
3. Apa manfaat dan fungsi sejarah?
4. Bagaimana garis besar struktur sejarah?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mendapatkan informasi mengenai pengertian dan ruang lingkup sejarah
2. Mendapatkan informasi mengenai karakteristik dan pembagian sejarah
3. Mendapatkan informasi manfaat dan fungsi sejarah
4. Mendapatkan informasi mengenai garis besar struktur sejarah
5. Memahami generalisasi dalam sejarah.

D. METODOLOGI PENULISAN
Penyusunan makalah ini dibagi atas tiga bab, yang masing-masing dibagi
atas sub-sub bab. Secara garis baris besar, sistematika penulisan di jelaskan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang hakikat dan struktur sejarah (pengertian dan
ruang lingkup, karakteristik, dan garis besar struktur sejarah.
BAB III PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan kesimpulan yang relevan tentang makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH


Sejarah adalah studi tentang manusia masa lalu (Woolever, 1988).
Sejarawan tertarik kepada semua aspek kegiatan manusia masa lalu: politik,
hukum, militer, sosial, agama, kreatif (terkait dengan seni, musik, arsitektur,
sastra dll). Seorang sejarawan tertentu mungkin memilih untuk spesialis
dalam satu atau lebih dari aspek kegiatan manusia (sosial, militer, seni ) di
dalam sejarah negara tertentu atau daerah geografis (Amerika seriakat,
Afrika, Asia tenggara); dalam waktu tertentu periode (zaman pertengahan,
zaman keemasan dari yunani , zaman nuklir); peristiwa besar (perang warga
sipil AS, kelaparan Irlandia, revolusi industri) atau dalam kepribadian kunci
(Julius Caesar, Mohandas Gandhi, Roosevelt Eleanor, Martin Luther King
Jr).
Ada beberapa perdebatan mengenai apakah studi sejarah, lebih akurat
diklasifikasikan sebagai ilmu sosial atau salah satu humsanities. Masalah ini
disebabkan oleh keterbatasan semua sejarawan yang dihadapi dalam mencoba
untuk menggambarkan akurasi ilmiah tentang masa lalu. Salah satu kendala
serius adalah kurangnya catatan lengkap peristiwa masa lalu. Masalah yang
paling jelas bagi sejarawan adalah mempelajari orang-orang prasejarah yaitu,
orang-orang yang hidup sebelum awal sejarah tertulis. Bahkan ketika catatan
tertulispun, catatan ini biasanya fragmentaris dan lengkap. Bagian dari catatan
mungkin telah dihancurkan misalnya oleh api, banjir, atau cuaca. Tidak
berubah saja yang menentukan rekaman yang diabadikan. Catatan yang
bertahan mungkin juga tergantung pada kekuasaan. Catatan perang dan
penaklukan diabadikan dan tergantung pada siapa yang menang. Selama
sejarah berabad-abad telah ditulis oleh para pemenang, bukan yang kalah.
Adapun masalah kedua. Catatan ini tidak hanya mengulas lengkap tetapi juga
miring dan bias. Beberapa faktor bias dalam hasil rekaman sejarah:
Distorianin catatan mungkin akibat dari fakta beberapa orang meninggalkan

3
catatan yang lebih lengkap (seperti orang-orang Eropa) yang lainnya (seperti
orang Afrika, Amerika, India). Ini dapat menyebabkan kita melebih-lebihkan
atau meremehkan peran masyarakat tertentu dalam membentuk masa lalu dan
peristiwa dunia saat ini.
Distorsi juga bisa muncul dalam sejarah orang-orang tertentu (Yunani
kuno, pemukim awal di Amerika, atau Americabs selama periode perang
sipil) karena beberapa kelompok menyimpan catatan yang lebih lengkap
daripada yang lain. Untuk semua periode dalam sejarah, catatan kami jauh
lebih lengkap untuk berpendidikan, literaye, elit, dan kuat, yang conatited
mungkin hanya 5 persen dari populasi totak. Sejarah sisa orang-orang yang
"orang biasa", yang "kelas pekerja", yang "tidak jelas", "kelas bawah" yang
sedikit dikenal. Masalah ini sekarang sedang ditangani oleh para sejarawan
dengan minat dalam sejarah seperti yang terlihat dari bawah. "Sejarah fromm
bottom up, karena sekarang populer desognated, bergerak perhatian dari elit
kekuasaan dan individu yang bagus untuk apa yang telah terjadi di antara
sebagian besar orang, dengan fokus pada kekhawatiran mereka, hidup,
masalah, dan kontribusi" (Gross, 1981, hal. 4). Minat saat ini dalam
"menemukan kembali" sejarah perempuan dan minoritas Amerika (kulit
hitam, lations, asians, dll) adalah bagian penting dari upaya untuk mengurangi
bias sejarah kelalaian. Hanya dengan mempelajari dan melaporkan masa lalu
semua manusia dapat bias sejarah kelalaian. Hanya dengan mempelajari dan
melaporkan masa lalu semua manusia dapat sejarawan mulai mendekati
tujuan deskripsi akurat dan lengkap peristiwa masa lalu dan saat ini.
Bias sejarah juga disebabkan oleh sejumlah faktor lainnya. Ini termasuk
kecenderungan untuk 1) fokus pada peristiwa spektakuler atau aneh dan
individu, 2) menulis sejarah yang mencerminkan bias kebangsaan atau ras
sejarawan, 3) Hakim peristiwa masa lalu dan individu dengan nilai-nilai saat
hari dan standar, dan 4) membiarkan pengetahuan kita tentang peristiwa
kemudian mempengaruhi analisis kami, misalnya, penyebab dan efek
(Commager, 1965).

4
Ada dua pendekatan utama untuk masalah yang tidak lengkap atau
mungkin data yang bias .Para ahli sejarah (narasi deskriptif) untuk mengambil
pendekatan yang menggambarkan peristiwa masa lalu, pekerjaan mereka
bernilai seni mungkin memiliki kekurangan dalam objektivitas karakteristik
dari ilmu sosial. Sejarawan tradisi ini cenderung setuju bahwa pekerjaan
mereka adalah seni sebagai ilmu, mereka mungkin akan mengklasifikasikan
sejarah di antara humaniora dan tidak akan menyebut diri mereka sebagai
"ilmuwan sosial". Tapi semakin banyak sejarawan menganggap dirinya
sejarawan ilmiah, komitmen mereka terhadap sikap dan metode ilmu sebagai
pendekatan untuk memulihkan dan membangun masa lalu sama dengan yang
ilmuwan sosial lainnya. Dalam pandangan kami, sejarawan ilmuwan sosial
sejauh mereka menggunakan sikap dan metode ilmu pengetahuan karena
mereka berusaha untuk mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik
kesimpulan secara sistematis, obyektif, dan benar.
Sejarawan ilmiah tidak, bagaimanapun, isi dengan mengumpulkan
berbagai macam acak fakta diverifikasi. Mereka juga mencari order dan arah
dalam peristiwa masa lalu, hasil ini dalam pengembangan konsep,
generalisasi, dan teori-teori idealnya. Kami juga sepakat bahwa ada tentu
beberapa seni dalam penulisan sejarah jika ingin menjadi hidup dan dibaca
oleh generasi penerus.
Secara etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam
istilah. Diantaranya:
1. Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.
2. Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah.
Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul
keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah
sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan terus
tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih
komplek/ maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar
sampai ke ranting yang terkecil.
1. Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.

5
2. Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.
3. Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.
4. Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu
Historia artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini
menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada
penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi.
Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya  ilmu yang
khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.

Berdasarkan asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai


sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat
manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan
berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat
yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah mengandung 3 pengertian:
1. Sejarah adalah silsilah atau asal-usul.
2. Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau.

3. Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian


atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Jadi pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari


segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Berikut pengertian sejarah menurut beberapa tokoh:
1. R. Moh. Ali, sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-
perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas
masa lalu.
2. Ibnu Kholdun, sejarah adalah pengalaman yang nyata atau empiris.

3. R.G. Colingwood, sejarah adalah ilmu yang mempelajari alam pikiran


dan pengalaman-pengalaman manusia di mana sejarah itu bersifat unik,
langsung dan dekat.

6
4. Beneditto Croce, sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu
pikiran yang hidup tentang masas lalu.

5. Kuntowijoyo, sejarah adalah kontruksi masa lalu tentang apa saja yang
sudah dipirkan, dikatakan, dikerjakan, dan dialami seseorang. Sejarah
adalah ilmu yang menuliskan pikiran pelaku, ilmu tentang sesuatu yang
memiliki makna soisal, ilmu tentang manusia, dan ilmu tentang waktu
yang meliputi perkembangan, kesinambungan pengulangan, serta
perubahan.

Pada umumnya, para ahli sepakat untuk membagi peranan dan


kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga hal, yakni sejarah sebagai peristiwa,
sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita (Ismaun, 1993:277).
1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Peristiwa merupakan aktivitas manusia yang hanya sekali terjadi dan
hilang bersama dengan lewatnya waktu, yang kemudian dilanjutkan
dengan aktivitas lain. Sejarah sebagai peristiwa adalah peristiwa masa
lampau, dalam arti peristiwa sebagaimana terjadi. Para ahli pun
mengelompokkan sejarah agar dapat memudahkan kita untuk
memahaminya yaitu:
a) Pembagian sejarah secara sistematis, yaitu pembagian sejarah atas
beberapa tema. Contoh : sejarah sosial, politik, sejarah kebudayaan,
sejarah perekonomian, sejarah agama, sejarah pendidikan, sejarah
kesehatan, sejarah intelektual, dan sebagainya.
b) Pembagian sejarah berdasarkan periode waktu. Contoh: sejarah
Indonesia, dimulai dari zaman prasejarah, zaman pengaruh Hindu-
Buddha, zaman pengaruh Islam, zaman kekuasaan Belanda, zaman
pergerakan nasional, zaman pendudukan Jepang, zaman
kemerdekaan, zaman Revolusi Fisik, Orde Lama, Orde Baru, dan
Orde Reformasi.
c) Pembagian sejarah berdasarkan unsur ruang. Dalam sejarah regional
dapat menyangkut sejarah dunia, tetapi ruang lingkupnya lebih

7
terbatas oleh persamaan karakteristik, baik fisik maupun sosial
budayanya. Contoh: Sejarah Eropa, sejarah Asia, Tenggrara, sejarah
Afrika Utara,dan sebagainnya.
Sejarah sebagai peristiwa sering pula disebut sejarah sebagai
kenyataan dan serba objektif (Ismaun, 1993:279) Artinya, peristiwa-
peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan didukung oleh evidensi-
evidensi yang menguatkan, seperti berupa saksi mata (witness) yang
dijadikan sumber-sumber sejarah (historical sources), peninggalan-
peninggalan (relics atau remains), dan catatan-catatan (records). Selain
itu, dapat pula peristiwa itu diketahui dari sumber-sumber yang bersifat
lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut. Menurut Sjamsudin
(1996:78), ada dua macam sumber lisan. Pertama, sejarah lisan (oral
history), contohnya ingatan lisan (oral reminiscence), yaitu ingatan
tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang
diwawancarai oleh sejarawan. Kedua, tradisi lisan (oral tradition), yaitu
narasi dan deskripsi dari orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa
lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa generasi.
2. Sejarah Sebagai Kisah/Cerita
Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa yang sudah terjadi diungkap
kembali melalui tulisan maupun lisan. Peristiwa sejarah yang dimaksud
terutama peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut kehidupan
manusia secara umum. Dalam sejarah sebagai kisah merupakan sesuatu
karya yang dipengaruhi oleh subjektivitas sejarawan. Artinya, memuat
unsur-unsur dari subjek, si penulis/sejarawan sebagai subjek turut serta
mempengaruhi atau memberi “warna”, atau “rasa” sesuai dengan
“kacamata” atau selera subjek (Kartodirdjo, 1992:62). Dilihat dari ruang
lingkupnya, terutama pembagian sejarah secara tematik, Sjamsuddin
(1996: 203-221) dan Burke (2000:444) mengelompokkannya dalam
belasan jenis sejarah, yaitu sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah
kebudayaan, sejarah demografi, sejarah politik, sejarah kebudayaan

8
rakyat, sejarah intelektual, sejarah keluarga, sejarah etnis, sejarah
psikologi dan psikologi histori, sejarah pendidikan, sejarah medis.
3. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah pun memiliki
“batang tubuh keilmuan” (the body of knowledge), metodologi yang
spesifik. Sejarah pun memiliki struktur keilmuan tersendiri, baik dalam
fakta, konsep, maupun generalisasinya (Banks,1977:211-
219;Sjamsuddin, 1996:7-19). Adapun Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu
adalah:
1. Sejarah itu mempunyai obyek, yaitu aktivitas dan peristiwa di masa
lampau.
2. Sejarah itu mempunyai teori, yaitu memberi penjelasan tentang
kapan sesuatu itu terjadi.

3. Sejarah itu mempunyai metode, yaitu bahwa suatu pernyataan dari


peneliti itu harus didukung oleh bukti-bukti sejarah. Proses
rekonstruksi sejarah mulai dari heuristic (mencari sumber sejarah),
kritik sumber, interpretasi data sampai dengan penulisan hasil
penelitian (historiografi), harus berdasarkan metode. Dengan metode
itu rekonstruksi sejarah akan menghasilkan tulisan sejarah ilmiah
dan penulisan sejarah tanpa dilandasi oleh metode sejarah hanya
akan menghasilkan tulisan populer yang uraiannya bersifat deskriptif
naratif dan tidak menunjukkan ciri-ciri karya ilmiah sejarah.

4. Sejarah bersifat sistematis, yaitu sejarah sebagai kisah ditulis secara


sistematis. Hubungan antar bab dengan hubungan antar sub bab pada
setiap bab disusun secara kronologis, sehingga uraian secara
keseluruhan bersifat diakronis (memanjang menurut alur waktu).
Uraian sistematis akan menunjukkan hubungan antara stu fakta
dengan fakta lain yang bersifat kasalitas (hubungan sebab akibat)
karena sejarah merupakan proses.

9
Kedudukan sejarah di dalam ilmu pengetahuan digolongkan ke dalam
beberapa kelompok:
1) Ilmu Sosial, karena menjelaskan perilaku sosial. Fokus kajiannya
menyangkut proses-proses sosial (pengaruh timbal balik antara
kehidupan aspek sosial yang berkaitan satu sama lainnya) beserta
perubahan-perubahan sosial.
2) Seni atau art. Sejarah sebagai seni merupakan sejarah tentang
pengetahuan rasa. Sejarah memerlukan pemahaman dan
pendalaman. Sejarah tidak saja mempelajari segala sesuatu gerakan
dan perubahan yang tampak di permukaan tetapi juga mempelajari
motivasi yang mendorong terjadinya perubahan. Adapun ciri-ciri
sejarah sebagai seni antara lain:
a) Sejarah menentukan intuisi, yaitu pemahaman langsung dan
instingtif selama masa penelitian berlangsung.
b) Sejarah memerlukan imajinasi, yaitu untuk membayangkan apa
yang sebelum, sekarang dan sesudah kejadian sebuah peristiwa.

c) Sejarah memerlukan emosi, yaitu untuk membuat orang yang


membaca tulisan sejarah seolah-olah hadir menyaksikan sendiri
peristiwa itu.

d) Sejarah memerlukan gaya bahasa

Sejarah juga digolongkan dalam sastra. Herodotus (484-425SM)


yang digelari sebagai “Bapak Sejarah” beliaulah yang telah memulai
sejarah itu sebagai cerita (story telling), dan sejak saat itu sejarah telah
dimasukkan ke dalam ilmu-ilmu kemanusiaan atau humaniora
(Sjamsuddin, 1996:189-190). Sejarah dikategorikan sebagai ilmu
humaniora, terutama karena dalam sejarah memelihara dan merekam
warisan budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat manusia.
Itulah sebabnya dalam tahap historigrafi dan eksplanasinya, sejarah
memerlukan sentuhan-sentuhan estetika atau keindahan (Ismaun,
1993:282-283).

10
B. KARAKTERISTIK SEJARAH
Selain memiliki ciri-ciri sebagai ilmu, sejarah (sebagai kisah) juga
memiliki karakter tersendiri. Karakteristik ini memandang dan menganalisis
sesuatu berdasarkan sifat, waktu, dan sifat faktanya. Karakteristik sejarah
yang paling mendasar seperti yang diuraikan dalam “Materi Penyuluhan
Workshop Penelitian dan Pengembangan Kabudayaan” yang ditulis oleh A.
Sobana Hardjasaputra adalah:
1. Sifat Peristiwa
Sifat peristiwa sejarah menyangkut hakekat dan makna peristiwa serta
keunikan peristiwa.
a. Hakekat dan Makna Peristiwa
Seperti telah disebutkan, obyek sejarah sebagai ilmu adalah
peristiwa. Akan tetapi, tidak segala peristiwa termasuk ke dalam
lingkup sejarah (sebagai kisah). Peristiwa yang menjadi obyek kajian
ilmu sejarah hanya peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia
secara langsung, dan memiliki signifikansi (arti/makna penting) serta
besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia secara luas. Hal itu
berarti, sejarah adalah ilmu tentang manusia, tepatnya ilmu tentang
pengalaman dan kiprah manusia di masa lampau.
b. Keunikan Peristiwa
Selain hakekat dan makna peristiwa, studi sejarah juga ditujukan
pada keunikan peristiwa. Keunikan itu mungkin menyangkut
individu, isnstitusi, situasi, bahkan mungkin juga ide. Keunikan
unsur-unsur peristiwa itu menjadi bahan pertanyaan, mengapa?
(why?). Oleh karena itu, keunikan peristiwa merupakan salah satu
alasan bagi pemilihan topik penelitian sejarah. Contoh peristiwa unik
antara lain: Kedudukan bupati zaman Hindia Belanda (1808-1942).
Pada zaman Hindia Belanda, sejak masa pemerintahan Gubernur
Jenderal H.W. Daendels (1808-1811), bupati dijadikan pegawai
pemerintah kolonial. Namun kedudukannya sebagai bupati dalam
arti kepala pemerintahan kabupaten dan pemimpin tradisional terus

11
berlangsung. Berarti bupati waktu itu memiliki kedudukan rangkap
yang bersifat unik.

2. Perspektif Waktu
Penelitian dan penulisan sejarah mengacu pada periodisasi
(pembabakan waktu). Peristiwa yang dikaji harus jelas ruang-lingkup
temporalnya.
3. Sifat Fakta
Penulisan sejarah harus berdasarkan fakta. Fakta sejarah adalah hasil
seleksi atas sifat fakta (kuat atau lemah). Berarti tidak setiap fakta adalah
fakta sejarah.

C. FUNGSI DAN MANFAAT SEJARAH


Nugroho Notosusanto (Supardan, 2009: 309), menyatakan bahwa
terdapat empat fungsi sejarah, yaitu:
1. Fungsi rekreatif (Keseragaman)
Yaitu sejarah sebagai pendidikan keindahan, sebagai pesona
perlawatan. Hanya pada fungsi rekreatif ini menekankan pada upaya
untuk menumbuhkan rasa senang untuk belajar dan menulis sejarah.
Kalau yang dipelajari berkait dengan sejarah naratif dan isi kisahnya
mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, dengan romantisme,
maka akan melahirkan kesenangan astetis. Tanpa beranjak dari tempat
duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menikmati bagaimana
kondisi saat itu. Jadi, seolah-olah seseorang tadi sedang berekreasi ke
suasana yang lalu.
2. Fungsi inspiratif (Ilham)
Fungsi ini terkait dengan suatu proses untuk memperkuat identitas
dan mempertinggi dedikasi sebagai suatu bangsa. Dengan menghayati
berbagai peristiwa dan kisah-kisah kepahlawanan, memperhatikan karya-
karya besar dari para tokoh, akan memberikan kebanggaan dan makna
yang begitu dalam bagi generasi muda. Karena itu, dengan mempelajari

12
sejarah akan dapat mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas
generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan
bernegara. Fungsi inspirasi juga dapat dikaitkan dengan sejarah sebagai
pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah, seseorang dapat
mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dapat
menerima atau menolak pelajaran yang terkandung dalam peristiwa
sejarah yang dimaksud. Kaitannya dengan fungsi inspiratif, C.P. Hill juga
menambahkan bahwa belajar sejarah dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
terhadap perjuangan dan pemikiran serta karya-karya tokoh pendahulu.
3. Fungsi instruktif (Pengajaran)
Yaitu sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
sejarah dapat berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan
keterampilan kepada subjek belajar. Fungsi ini sebenarnya banyak
dijumpai, tetapi nampaknya kurang dirasakan, atau kurang disadari,
karena umumnya terintegrasi dengan bahan pelajaran teknis yang
bersangkutan.
4. Fungsi edukatif (Pendidikan)
Maksudnya adalah bahwa sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam
kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan
tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai
petunjuk dalam berperilaku. Menurut C.P. Hills (diakses melalui
https://azzaracfj007.wordpress.com/2011/10/11/fungsi-dan-kegunaan-
sejarah/ 15 Maret 2015 pukul 14.25 WIB, fungsi pengajaran sejarah bagi
peserta didik adalah:
a. Memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, para pahlawan dan
membangkitkan kekaguman tentang kehidupan manusia di masa
lampau
b. Mewariskan kebudayaan manusia di masa lampau
c. Membantu mengembangkan rasa cinta tanah air di kalangan siswa.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Kuntowijoyo, fungsi sejarah dikelompokkan
menjadi:

13
1. Fungsi Intrinsik Sejarah
a. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu artinya siapa saja dapat mengaku sebagai
sejarawan secara sah asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
sebagai ilmu.
b. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
Terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya pasti
akan melestarikan atau menolaknya.
c. Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk
menyatakan pendapat.
d. Sejarah sebagi profesi
Tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalam profesi
kesejarahannya dan malah tidak sedikit yang menjadi guru di luar
ilmunya.
2. Fungsi Ekstrinsik Sejarah
Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang
mencakup:
a. Sejarah sebagi pendidikan moral
Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka
sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam
sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.
b. Sejarah sebagai pendidikan penalaran
Mempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah
akan mendorong meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.
c. Sejarah sebagai pendidika politik

14
Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa tertentu
menyangkut tindakan politik atau kegiatan bersifat politik.
d. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
Kebijakan di masa lampau sangat mungkin dapat dijadikan bahan
acuan dalam menghadapi kehidupan di masa kini.
e. Sejarah sebagai pendidikan perubahan
Sejarah adalah proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya
kehidupan manusia terus berubah, walaupun kadar perubahan dari
waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena disengaja atau
tidak disengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan tidak
mempelajari waktu yang terlalu jauh.
f. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain
datang ke monumen, candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta
untuk membuka hati dan perasaan.
g. Sejarah sebagai alat bantu
Sejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskan
permasalahan yang dikaji oleh ilmu-ilmu lain seperti antropologi,
sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dan lain-lain.
h. Sejarah sebagai latar belakang
Tanpa mengetahui sejarah latar belakang maka seseorang tidak akan
menjadi terampil.
i. Sejarah sebagai bukti
Sejarah selalu dipakai untuk membenarkan perbuatan.
Menurut March Bloch (diakses melalui
http://pendsejarah.blogspot.com/2013/11/sejarah-sebagai-ilmu.html 15 Maret
2015 pukul 14.30 WIB, sejarah berfungsi/berguna untuk hal-hal berikut:
1. Menentukan kebijaksanaan pada masa depan
2. Mengambangkan sikap anak agar cinta tanah air

3. Dengan cara yang unik, dapat mengetahui cita-cita dan perilaku tokoh

15
Sejalan dengan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, penulis dapat
mengungkapkan beberapa manfaaf sejarah diantaranya:
1. Melatih cara berpikir kritis
2. Menumbuhkan rasa kebanggaan

3. Lebih menghargai jasa para pahlawan

4. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap benda-benda warisan


budaya

5. Memberikan kesadaran waktu

6. Memperkokoh rasa kebangsaan

7. Memberikan pelajaran yang baik

8. Memberikan ketegasan identitas nasional dan kepribadian suatu bangsa

9. Sumber inspirasi

10. Sarana rekreatif

D. GARIS BESAR STRUKTUR SEJARAH


Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu
pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup
kondisi pada jenjang sosial tertentu. Pada perkembangan inilah sejarah
sebagai ilmu pengetahuan mulai dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal
ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Shuderman (2012) “ ilmu
sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia dan
kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan
dalam kehidupan manusia. Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan
hendaknya dibahas dan dibuktikan secara keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari
keabsahannya tersebut muncul metode dalam sejarah.

16
Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat sejarah
mempunyai fungsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan
sejarah sebagai ilmu, dari berbagai definisi tersebut, diantaranya yang telah
diungkapkan oleh Shuderman (2012) yaitu “Sejarah sebagai ilmu adalah
suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge) tentang peristiwa dan
cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun
secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode
serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah”. Jadi, definisi sejarah
sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan tentang
suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode
berdasarkan asas, prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para
sejarawan.
1. Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu
Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut
memenuhi syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika.
Sesuatu dikatakan memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau
tujuan penelitian. Ilmu yang memiliki tujuan adalah ilmu yang
mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti biologi, biologi adalah ilmu
yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti biologi bertujuan
mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-aspeknya .Ilmu
yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam
mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan
sebagainya. Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara
berurutan atau kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari
suatu hal.
Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu
empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki
metode. Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut:

a. Sejarah Itu Empiris

17
Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai
dengan ungkapan  Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari kata
“Empeiria” Yunani yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu
empiris? Sejarah berasal dari pengalaman yang masih tercatat oleh
memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati dituangkan dalam
bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya oleh
sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara
berbeda-beda. Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti.
Sedangkan sejarah menjadikan bukti sebagai objeknya. Letak
perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari bagaimana mereka
mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan
tentang suatu hal, akan tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa
dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi satu kali karena bersifat
pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian ini tidak bisa
terjadi kembali dan diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang
menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para sejarawan dalam
mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam
sejarah hanya ada pada peristiwa itu sendiri.
b. Sejarah Memiliki Objek
Berbeda dari  sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya.
Sejarah mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih
dikhususkan, objek penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi
waktu sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sejarah.
Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana menentukan waktu pas
terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya mengira-
ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang
mereka dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa
terulang kembali.
c. Sejarah Memiliki Teori

18
Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi.
Tentu saja, hal ini juga memicu munculnya teori-teori tentang
sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini berbeda-beda antara
negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di Amerika yang
beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi
kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah
yang bersifat filosof. Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai
tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori sejarah yang
bersifat filosof yang diajarkan”.

d. Sejarah Mempunyai Generalisasi


Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan
Kuntowijoyo dalam bukunya pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo
(2013:48), Generalisasi berasal dari bahasa latin “generalis” yang
berarti umum. Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik
kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-
ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat
ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan
atau antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut
untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-
mana dan dapat dianggap sebagai kebenaran umum.
Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi
dari kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak
kejadian atau ilmu yang belum mempunyai jawaban pasti, akan
tetapi setelah menyangkut pautkan dengan sejarah akhirnya
ditemukan jawaban yang pasti.
e. Sejarah Mempunyai Metode
Dalam perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode
yang digunakan dalam penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan

19
oleh Bailey (dalam Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian
atau alat yang dipergunakan untuk mengumpulakan data, sedangkan
metodologi adalah falsafah tentang proses penelitaian yang di
dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau kriteria
yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”.
Jadi dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah
akan mempermudah sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu
kejadian.
2. Motif Penelitian Sejarah (Woolever & Scott, 1988:119-120)
a. Pertanyaan yang diajukan
1) Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?
2) Bagaimana bentuk pola dalam suatu hal pada masa lalu dapat
digunakan untuk memprediksi peristiwa di masa depan?
3) Bagaimana pengetahuan tentang peristiwa masa lalu berkontribusi
terhadap pemahaman kita tentang peristiwa saat ini?
4) Sejauh mana sebab akibat peristiwa masa lalu dapat dibentuk?
5) Apakah menjadi “orang hebat” dapat membuat “waktu yang tepat”
atau sebaliknya?
b. Metode Penelitian
1) Analisis dokumen publik (seperti: koran, majalah, laporan
pemerintahan, dokumen politik, sastra, sejarah terdahulu dll)
2) Analisis dokumen pribadi (seperti: surat, buku harian, jurnal, wasiat,
inventaris rumah tangga)
3) Analisis sisa-sisa peninggalan fisik (seperti: jalan, jempabatan,
bangunan, benteng, alat-alat, barang tembikar, senjata dll)
4) Analisis bahan tidak cetak (seperti: foto, lukisan, ukiran dinding,
rekaman suara, rekaman video dll)
3. Batang Tubuh Pengetahuan Sejarah
a. Konsep

No. Konsep-konsep dalam Sejarah

20
1. Perubahan Waktu
2. Masa Lalu Bias Pribadi
3. Nilai Bias Budaya
4. Peristiwa Sejarah Abad
5. Keyakinan Sebab Akibat
6. Rekaman Sejarah Perang Saudara
7. Pertempuran, Peperangan Sistem Ekonomi
8. Pemeritahan Pemimpin Politik
9. Kekuatan Perjanjian
10. Pemimpin Militer Peran Sosial
11. Peristiwa Masa lalu Masyarakat
12. Peristiwa Saat Ini Penemuan
13. Pemimpin Industri Pemimpin Agama
14. Alat dan Mesin Karya
15. Karya Sastra Seniman
16. Penjelajah Pemimpin Sosial
17. Kemajuan Periode Sejarah
18. Peradaban Konflik
19. Pemukim Penjajah
20. Eksplorasi Inovasi

Penjelasan Konsep
1. Perubahan adalah hal (keadaan) yang berubah
2. Masa Lalu adalah waktu yang telah lewat atau telah terjadi
3. Nilai adalah seusatu yang penting atau berguna
4. Peristiwa Sejarah adalah kejadian atau fakta yang terjadi atau
berlangsung di masyarakat dan menjadi sumber data sejarah
5. Keyakinan adalah kepercayaan yang sungguh-sungguh, kepastian,
ketentuan
6. Rekaman sejarah adalah hasil dari sejarah
7. Pertempuran adalah perkelahian yang hebat melibatkan banyak
orang
8. Pemerintahan adalah sistem menjalankan wewenang dan kekuasaan
mengatur kehidupan sosial ekonomi, politik
9. Kekuatan adalah kuat tentang keteguhan suatu sistem
10. Pemimpin Militer adalah orang yang memimpin organisasi militer

21
11. Peristiwa Masa Lalu adalah kejadian telah lewat yang menarik
perhatian
12. Peristiwa Saat Ini adalah kejadian saat ini yang menarik perhatian
13. Pemimpin Industri adalah orang yang mempin suatu kegiatan
industri
14. Alat dan Mesin adalah sesuatu untuk mengerjakan sesuatu yang
membantu kegiatan manusia
15. Karya Sastra adalah sesuatu yang diciptakan berupa karya tulisan
16. Penjelahan adalah proses mencari sesuatu
17. Kemajuan adalah proses perkembangan ke arah yang lebih maju dari
sebelumnya
18. Peradaban adalah sebagai keseluruhan kompleksitas produk pikiran
kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku atau agama
yang membedakannya dari yang lain
19. Pemukim adalah orang yang menetap disuatu tempat
20. Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak
21. Waktu atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)
adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan
berada atau berlangsung
22. Bias Pribadi adalah penyimpangan dalam mendeskripsikan sejarah
yang dipengaruhi oleh sudut pandang pribadi dan selanjutnya
mewarnai persepsinya tentang suatu peristiwa sejarah
23. Bias Budaya adalah penyimpangan dalam mendeskripsikan sejarah
yang didominasi oleh suatu budaya tertentu
24. Abad adalah sebutan untuk jangka waktu seratus tahun.
25. Sebab Akibat adalah sesuatu/ sebuah ungkapan/ deskripsi yang
menjelaskan sebab (hal yang menjadi asal muasal atau timbulnya
sesuatu) dan akibat (simpulan, efek, dampak) dari suatu peristiw
26. Perang Saudara merujuk kepada sebuah aksi fisik dan non fisik
(dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

22
kekerasan) di mana bukan dua atau lebih negara yang menjadi kubu
yang berlawanan namun beberapa faksi (saudara) di dalam sebuah
entitas politik
27. Sistem Ekonomi adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara
untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk
perorangan ataupun instansi di negara itu
28. Pemimpin Politik adalah orang yang mampu mempengaruhi serta
membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan
bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi
awal struktur dan pusat proses kelompok dalam hal ini yaitu
berkaitan dengan politik
29. Perjanjian adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau
dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu
30. Peran Sosial pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya
31. Masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-
entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang
interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang satu
dengan lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk
mengacu sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur
32. Penemuan atau reka cipta adalah suatu bentuk, komposisi materi,
peranti, atau proses yang baru. Sebagian penemuan didasarkan pada
bentuk-bentuk, komposisi, proses, atau gagasan-gagasan yang sudah
ada sebelumnya. Yang lainnya adalah terobosan-terobosan radikal
yang mungkin memperluas bagas-batas pengetahuan atau
pengalaman manusia

23
33. Pemimpin Agama adalah orang-orang yang memimpin sekelompok
umat beragama dalam menjalankan kegiatan beribadah atau kegiatan
keagamaan yang lain
34. Karya adalah hasil dari buah pemikiran, hasil perbuatan, atau hasil
penciptaan
35. Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang
yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni
36. Pemimpin Sosial Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam
mencapai tujuan sosial
37. Periode Sejarah merupakan pembabakan waktu dalam sejarah
berdasarkan dimensi ruang (spasial), waktu (temporal), dan tema
tertentu (tematis) Rentang waktu yang panjang menjadikan
perjalanan sejarah mengalami beberapa perubahan. Periodisasi
sejarah biasanya didasarkan pada masalah actual atau momentum
tertentu
38. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
masing-masing berusaha mempertahankan hidup, eksistensi, dan
prisipnya. Salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya
39. Penjajah adalah kelompok/bangsa/Negara yang memperlakukan
suatu kelompok bangsa atau negara seperti memeras harta, sumber
daya alam, sumber daya manusia, membuat pengertian HAM hilang,
melakukan tindakan-tindakan kekerasan pada
kelompok/bangsa/negara yang dijajah
40. Inovasi adalah proses kreatif dalam melakukan pemasukan atau
pengenalan hal-hal baru, pembaharuan, penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya

24
b. Generalisasi
1) Perubahan terus-menerus telah menjadi kondisi universal masyarakat
manusia sepanjang masa.
2) Peristiwa sejarah yang kompleks tidak dapat dijelaskan dengan hal
sederhana, tetapi mengurai satu demi satu penyebab dan akibatnya.
3) Peristiwa masa lalu mempengaruhi peristiwa saat ini.
4) Bias sejarah terjadi jika setiap generasi kembali menciptakan dan
menulis ulang sejarah dalam hal nilai-nilai dan kebutuhan sendiri.
5) Untuk memahami peristiwa saat ini cukup dengan kita harus
menyadari peristiwa masa lalu.
6) Revolusi dapat terjadi jika sejumlah besar anggota masyarakat
merasa bahwa mereka sedang dieksploitasi oleh para pemimpin
politik.
7) Di masa lalu, eksplorasi menyebabkan perubahan budaya.
8) Penemuan baru dapat menyebabkan perubahan budaya yang
signifikan.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

41. Sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada waktu
lampau dalam kehidupan umat manusia. Pada umumnya, para ahli
sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas
tiga hal, yakni sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah
sebagai cerita (Ismaun, 1993:277).

42. Karakteristik dasar sejarah yaitu dapat dilihat dari beberapa aspek
diantaranya: sifaf peristiwa (hakikat dan makna peristiwa, keunikan
peristiwa), perspektif waktu, sifat fakta.

43. Nugroho Notosusanto (Supardan, 2009: 309), menyatakan bahwa


terdapat empat fungsi sejarah, yaitu: Fungsi rekreatif, Fungsi Inspiratif,
Fungsi Instruktif, dan Fungsi Edukatif.

44. Sejarah dikatakan sebagai ilmu, karena memiliki syarat yaitu empiris,
memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode.
Beberapa contoh generalisasi sejarah: a. Perubahan terus-menerus telah
menjadi kondisi universal masyarakat manusia sepanjang masa. b. Untuk
memahami peristiwa saat ini cukup dengan kita harus menyadari
peristiwa masa lalu.

26
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Ombak.

Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Frederick, W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta:


LP3ES.

Abdullah, T. dan A. Surjomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah


dan Perspektif. Jakarta: Gramedia.

Gazalba, S. 1981. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bhratara.

Hardjasaputra A. Sobana. 2008.  “ Meode Peneleitian Sejarah “ di dalam Materi


Penyuluhan Workshop Penelitian dan Pengembangan Kabudayaan. BPSBP:
Bandung.

Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Ismaun. 1993. Modul Ilmu Pengetahuan Sosial 9: Pengantar Ilmu Sejarah,


Universitas Terbuka: Jakarta.

Burke, Peter 2001. Sejarah dan Teori Sosial, Alih Bahasa Mestika Zed & Zulfami,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

27
Burke, Peter. 2000. “Sejarah” dalam Kuper, Adam & Kuper (ed), Jesica, (ed)
(2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris Munandar
dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlmn. 440-444.

Sjamsuddin, Helius. 1996. Metodologi Sejarah, Jakarta: Depdikbud, Proyek


Pendidikan Tenaga Akademik.

Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.


Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Woolever, R,M & Scott, K,P. 1988. Active Learning in Social Studies Promoting
Cognitive and Social Growth. Glenview: Illinois Boston London.

Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. Diakses 15 Maret 2015, pukul


19.00 WIB melalui http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-
ilmu.html.

Azzara. 2011. Fungsi dan Kegunaan Sejarah. Diakses 15 Maret 2015 pukul 14.25
WIB melalui https://azzaracfj007.wordpress.com/2011/10/11/fungsi-dan-
kegunaan-sejarah/.

Tim Pemakalah. 2013. Diakses 15 Maret 2013 melalui


http://pendsejarah.blogspot.com/2013/11/sejarah-sebagai-ilmu.html.

28

Anda mungkin juga menyukai