Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan
dan evaluasi sediaan gel dan untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan bahan formula
terhadap sifat fisik sediaan. Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri
dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik
yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989). Gel yang baik harus memenuhi persyaratan
seperti homogen yaitu bahan obat dan dasar gel yang harus mudah larut dan terdispersi dalam air
atau pelarut yang cocok sehingga pembagian dosis sesuai dengan tujuan terapi yang diharapkan,
memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, mudah merata biladioleskan, mudah tercucikan dengan
air dan memberikan rasa lembut saat digunakan. (Sari, 2017).

Beberapa keuntungan sediaan gel adalah efek pendingin pada kulit saat
digunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering
meninggalkan film tembus pandang, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,
kemampuan penyebarannya pada kulit baik (Lachman, 1994).Tingginya kandungan air dalam
sediaan gel dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi mikrobial, yang secara efektif dapat
diindari dengan penambahan bahan pengawet, stabilisasi dari segi mikrobial di samping
penggunaan bahanbahan pengawet seperti dalam balsam, khususnya untuk basis ini sangat cocok
pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya disatukan dalam bentuk larutan pengawet.

Beberapa kelemahan dari sediaan gel yaitu harus menggunakan zat aktif yang
larut di dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel
tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang
ketika berkeringat, dan kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga
lebih mahal (Lachman, 1994)

Bahan aktif yang digunakan dalam formula adalah natrium diklofenak. Natrium
diklofenak secara farmakologi termasuk golongan non steroid anti inflammatory agent yang juga
termasuk golongan analgesik dan antipiretik. Pada praktikum ini yang membedakan antara setiap
formula terletak pada gelling agent yang digunakan yaitu F1 menggunakan tragakan F2
menggunakan CMC Na dan F3 menggunakan carbopol Tujuan dibuat perbedaan pada setiap
formula adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan-bahan khususnya gelling agent
dalam formula terhadap sifat fisik sediaan gel. gelling agent merupakan substansi hidrokoloid
yang memberikan konsistensi fiksotropi pada gel (mengentalkan dan menstabilkan sediaan gel).

Sedangkan fungsi Penambahan TEA berfungsi sebagai penetral dan penjernih


dari karbomer, meningkatkan pH dan viskositas. Dalam formula gel, faktor kritis yang
mempengaruhi sifat fisik gel adalah penggunaan gelling agent. Penggunaan bahan pembentuk
gel dengan konsentrasi sangat tinggi atau BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk
dikeluarkan dari kemasan karena teksturnya yang sangat kental.

Anda mungkin juga menyukai