CBR BKP
CBR BKP
OLEH
1203351028
2021
KATA PENGHANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia
Penulis dapat menyelesaikan Critical Book dengan Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Kelompok yang diberikan oleh dosen yang bernama Drs.Rahmulyani,M.Pd.Kons.Tujuan
Penulis membuat Makalah Critical Book mengenai Bimbingan Konseling Kelompok untuk
menambah wawasan pengetahuan Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
berkenan di hati Para Saudara/I kiranya laporan yang telah Penulis susun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.Demikianlah
Makalah yang Penulis sajikan kepada saudara/i mengucapkan Sekian dan Terimakasih
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
PENDAHULUAN......................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................1
A Latar Belakang.............................................................................................................1
B Tujuan...........................................................................................................................1
B Kekurangan Buku............................................................................................................2
Buku Kedua:
A Kesimpulan..................................................................................................................13
B Saran............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan
B Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
(IDENTITAS BUKU)
BUKU PERTAMA
KELEBIHAN
▪ buku BK dilengkapi rangkuman yang disajikan walaupun rumit dalam penjelasan isi
buku itu
▪ buku Dasar BK terdapat tugas tugas setiap bab karnasangat penting
▪ mengkaji pembahasan pembahasan yang dipaparkan setiap bab nya
▪ Membantu para membaca untuk mengkaji lebih dalam pembahasan pembahasan
setiap bab tersebut
KELEMAHAN
❖ penulisan penulisan masih banyak yang belum diperhatikan oleh penulis dalam
bentuk pengejaan huruf
❖ beberapa pembahasan menggunakan kalimat bertele tele tentu sangat mengganggu
bagi si pembaca nya
❖ tidak memahami isi buku tersebut karna tidak terdapat pelayanan bimbingan
konseling dalam kelompok tersebut
❖ menggunakan buku HVS
❖ tulisan tidak terang dan tidak nampak sama sekali sebab bukunya seperti kertas
fotocopy
❖ buku sangat tebal dan rumit dalam penjelasan isi kalimat buku itu sehingga kurang
paham isi dalam teks buku tersebut
❖ Sampul buku kurang menarik hanya saja terdapat gambar buku dan tidak sesuai
dengan judul dalam pelayanan bimbingan konseling dalam kelompok dan masyarakat
❖ Tidak terdapat tentang Tujuan,Teori,Jenis,Asas,Kegiatan dalam Bimbingan Konseling
Kelompok hanya saja terdapat Dasar Pelayananan Bimbingan Konseling
2
BUKU KEDUA
PENERBIT :ALFABETA
CETAKAN :PERTAMA
UKURAN :16X24 cm
❖ Praktis
❖ Memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling memberi dan menerima umpan
balik
❖ Anggota belajar untuk berlatih tentang perilakunya yang baru
❖ Dapat digunakan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota;belajar untuk
meningkatkan kepercayaan kepada orang lain;dapat meningkatkan sistem dukungan
dengan cara berteman akrab dengan anggota lain
KEKURANGAN
3
BAB III
ISI PEMBAHASAN
(RINGKASAN BUKU)
1. Definisi Bimbingan
2. Definisi Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus
yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
(Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
4
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua
orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
1.Fungsi Pemahaman,
2.Fungsi Preventif,
3.Fungsi Pengentasan
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan
bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli
dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
5
4.Fungsi Pengembangan,
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya
secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming), home room, dan karyawisata.
5.Fungsi Penyembuhan,
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, dan remedial teaching.
6.Fungsi Penyaluran,
7.Fungsi Adaptasi,
8.Fungsi Penyesuaian,
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan
diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
6
9.Fungsi Perbaikan,
10.Fungsi Fasilitasi,
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli,
baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan
lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih
diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat
berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun
pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-
guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka
bekerja sebagai teamwork.
7
5.Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan.
1. Landasan Filosofis
➢ Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
➢ Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
➢ Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan.
➢ Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.
➢ Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.
➢ Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
➢ Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
➢ Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat
pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu
adan akan menjadi apa manusia itu.
➢ Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk
melakukan sesuatu 8.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan
konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang
konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan
kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
2. Landasan Psikologis
3 Landasan Sosial-Budaya
✓ perbedaan bahasa;
✓ komunikasi non-verbal;
✓ stereotipe;
✓ kecenderungan menilai; dan
✓ kecemasan.
9
Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi
dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna
yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung
menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif
(social prejudice) yang biasanya tidak tepat.Penilaian terhadap orang lain disamping dapat
menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif.
Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-
unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana
antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali
apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor
dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu
diantisipasi.Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya
(2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa
bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan
berbudaya plural seperti Indonesia.Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan
semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan
konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata
mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
10
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan
melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.Sejalan
dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak
tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan
konseling.Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa
komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya
(2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi
antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya)
melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”.
5 Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:
6 Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok,
yaitu :
11
Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling
saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan
kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-
bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak
memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang
berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang
berlandaskan spiritual atau religi.
12
BAB IV
PENUTUP
A KESIMPULAN
Program Bimbingan Konseling di Sekolah merupakan suatu program yang sangat penting
dan dibutuhkan untuk memajukan sekolah. Dengan adanya Program Bimbingan Konseling
Disekolah dapat membantu sekolah dalam menangani masalah-masalah yang dialami oleh
siswa. Program BK disekolah sangat membantu pengembangan potensi siswa, jika siswa
dapat mengetahui potensi nya maka siswa dapat lebih mengasah dan mengembangkan
potensinya tersebut.Menjadi seorang konselor merupakan suatu hal yang berat, dikarenakan
seorang konselor harus mempunyai program-program dan tanggung jawab yang sangat besar.
Maka seorang konselor harus mempunyai kemauan yang keras untuk memajukan sekolah dan
memajukan pendidikan. Dengan adanya Program BK di Sekolah dapat membantu pihak
sekolah menyalesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
B SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Prayitno. 1995. “Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)” Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
14