Anda di halaman 1dari 5

Devi : Presentasi

Sri : Narator
Alma : Istri pasien
Eva : Presentasi
Azhari : Perawat
Septina : Anak perempuan pasien
Ridho : Anak laki-laki pasien
Very : Asisten dokter
Rika : Presentasi
Wahyu : Dokter
Titis : Pasien

Tn. T adalah seorang pasien dengan pos operasi amputasi tangan kanan dan kaki kiri karena
komplikasi diabetes. Pasca operasi tersebut Tn. T menjadi sangat tertutup. Dia enggan untuk makan,
enggan untuk banyak berbicara, padahal awalnya ia adalah orang yang periang dan gemar bercanda
tawa dengan orang-orang disekitarnya.

Alma : ‘ Pak, ayo makan dulu. Dari kemarin bapak belum makan apa-apa lo’

Tn. T hanya diam dan memalingkan wajah

Septina : ‘Bapak makan dong pak, jangan bikin kita jadi makin khawatir’

Tn. T hanya diam saja.

Alma : ‘Dengarkan kata anakmu pak, nanti keadaanmu jadi makin parah kalau kamu terus seperti ini’

Tn. T : ‘Diam!!’

Septina yang terkejut mendengar bapaknya membentak akhirnya menangis dan keluar
meninggalkan ruangan dimana ayahnya dirawat.

Tak berapa lama kemudian dokter dan asisten perawatnya masuk ruangan.

Wahyu Galih : ‘Assalamu’alaikum wr.wb. Bagaimana keadaaannya pak? Apa bapak sudah baikan?’

Tn. T hanya diam, malah istrinya yang menjawab

Alma : Dari kemarin tidak mau makan pak, beliau hanya diam saja tanpa sepatah katapun’

Dokter segera memeriksa pasien .

Wahyu Galih : ‘Secara keseluruhan keadaan bapak sudah membaik, luka bekas operasi juga sudah
semakin membaik. Kami disini berusaha merawat baik sebaik mungkin. Kami juga mohon kerjasama
bapak untuk mentaati terapi yang sudah kita rencanakan supaya keadaan bapak juga menjadi lebih
baik dan juga cepat sembuh’

Tn. T hanya diam, seakan memendam perasaan tertentu


Wahyu Galih : ‘Dampingi bapak terus ya bu, dampingi beliau dalam segala hal termasuk jika ada
keadaan-keadaan darurat supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Saya undur diri dulu. Very,
tolong kamu cek tanda-tanda vital beliau karena saya perlu cek list keadaan umum pasien’

Very : ‘Baik dok..’

Wahyu Galih : ‘Saya permisi dulu ya pak. Semoga semuanya baik-baik saja. Saya permisi dulu bu..
Assalamu’alaikum’

Alma : ‘Walaikum salam. Terima kasih dok’

Very : ‘Permisi pak, saya cek dulu ya pak’

Pemeriksaan dilakukan hingga selesai

Alma : ‘Bagaimana keadaan suami saya mbak?’

Very : ‘Secara keseluruhan seperti yang sudah disampaikan dokter tadi buk. Semuanya normal,
hanya saja nadi tekanan darah bapak sedikit diatas normal. Apa bapak memikirkan sesuatu ?’

Tn. T hanya diam saja

Very : ‘Ya sudah bapak. Kami mohon kerjasama bapak supaya menjalankan prosedur terapi yang
sesuai, termasuk di dalamnya konsumsi makanan bapak. Semoga apa yang kita rencanakan dan apa
yang bapak laksanakan bisa bersinergi. Mohon dampingannya ya bu..’

Alma : ‘Iya mbak, pasti. Terima kasih mbak’

Very : ‘Iya bu.. Saya permisi dulu, nanti apabila ada apa-apa tolong ibu menghubungi kami di ruang
perawat ya bu. Assalamu’alaikum’

Alma : ‘Walaikum salam’

Beberapa saat kemudian Ridho (anak pasien) memasuki ruangan

Ridho : ‘Gimana keadaan bapak bu? Kenapa septina tadi nangis?’

Alma : ‘Bapakmu baik-baik saja nak’

Ridho : ‘Gimana pak?’

Tn. T : ‘Kenapa nak? Kenapa harus bapak?’

Ridho : ‘Yang sabar pak. Semua pasti ada hikmahnya pak..’

Tn. T : ‘Tapi kenapa harus dipotong nak? Siapa nanti yang kerja, siapa nanti yang menjadi tulang
punggung keluarga kita nak?

Ridho : ‘Sudahlah pak. Sekarang yang penting bapak sembuh dulu. Jangan risaukan tentang keadaan
kita. Kalau bapak terus memikirkan hal yang membuat bapak stres nanti kesehatan bapak juga bisa
semakin terganggu pak’
Tn. T hanya menangis meratapi keadaannya

Alma : ‘Bapak tidak usah memikirkan hal seperti itu pak. Ibu masih bisa berjualan kue, ibu masih bisa
memberikan les kepada anak-anak tetangga. Sudah pak, yang penting bapak sembuh dulu’

Ridho : ‘Bapak cepat sembuh ya pak, Ridho pamit dulu’

Tn. T : ‘Mau kemana kamu?’

Ridho : ‘Saya harus kembali ke kampus pak, hari ini Ridho ada ujian’

Tn. T : ‘Sukses ya nak, jangan buat ibumu kecewa’

Ridho : ‘Pasti pak, Ridho pamit dulu ya bu. Assalamu’alaikum wr.wb

Alma : ‘Walaikum salam’


Alma : ‘Makan dulu ya pak..’
Tn. T : ‘Tidak bu, bapak nggak mau makan’

Waktu menunjukkan pukul 9 Pagi, Perawat azhari datang untuk memeriksa Tn. T

Azhari : ‘Assalamu’alaikum’

Alma : ‘Walaikum salam’

Azhari : ‘Selamat pagi pak, saya azhari yang akan merawat bapak mulai dari pukul 7 tadi sampai
pukul 14 nanti, apa benar ini dengan bapak Titis?

Tn. T : ‘Iya’

Azhari : ‘Saya disini untuk membantu bapak. Dari pemeriksaan yang kami lakukan, sepertinya bapak
mengalami sedikit gangguan dengan makan bapak. Kalau saya boleh tahu, mungkin ada hal yang
mengganjal di bapak dan bisa diceritakan kepada kami?

Tn. T hanya diam

Alma : ‘Jika ada ceritakan saja pak’


Telefon alma berbunyi dan ia meminta izin untuk keluar sebentar

Tn. T : ‘Kenapa harus saya pak?’

Azhari : ‘Kenapa pak?’

Tn. T : ‘Saya adalah kepala keluarga, dulu saya bisa bekerja dan mencukupi kebutuhan keluarga saya,
istri saya dan kedua anak saya. Tapi dengan keadaan saya yang seperti ini lalu bagaimana keadaan
keluarga saya nantinya pak?’

Azhari : ‘Jadi itu yang membuat bapak menjadi terkesan down akhir-akhir ini?’

Tn. T : ‘Iya pak.. Lalu jika saya sudah keluar dari rumah sakit ini, yang jelas biaya perawatan yang
harus kami bayar nominalnya tidak sedikit, sedangkan keadaan ekonomi keluarga saya semenjak
saya sakit menjadi tidak stabil karena saya tidak bekerja. Saya takut hanya menjadi beban bagi istri
dan kedua anak saya pak..’

Azhari : ‘Istri anda tidak bekerja pak?’

Tn. T : ‘Saya tidak pernah mengizinkan istri saya untuk mencari nafkah. Ia hanya saya suruh dirumah,
merawat rumah dan membesarkan kedua anak saya hingga hari ini’

Azhari : ‘Jadi bapak adalah seorang pria karir?’

Tn. T : ‘Saya dulu bekerja di perusahaan besar dengan honorarium yang jumlahnya juga tidak sedikit.
Maka dari itu saya tidak mengizinkan istri saya untuk bekerja. Karena menurut saya gaji saya cukup
untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari’

Azhari : ‘Mohon maaf pak, bukannya saya lancang. Tapi dengan keadaan yang sudah seperti ini
bapak harus ikhlas dan menyerahkan semuanya kepada.....’

Tn. T : ‘Saya ikhlas pak, saya ikhlas bila memang takdir Tuhan sudah seperti ini. Yang saya tidak
terima adalah keadaan keluarga saya nantinya. Bagaimana?’

Azhari : ‘Musibah selalu datang kepada setiap insan pak, tak terkecuali bagi kaum muslimin pak,
bapak muslim?’

Tn. T : ‘Iya pak’

Azhari : ‘Sebagaimana yang sudah disuratkan oleh Tuhan, bahwasanya takdir itu sudah ada dan
digariskan kepada setiap orang. Tak terkecuali kepada bapak, kepada saya juga mungkin. Rotasi
kehidupan berjalan terus pak, kadang kita merasakan ada di atas dan kita juga kadang merasa jatuh
ke bawah’

Tn. T : ‘Tapi kenapa harus saya gitu lo’

Azhari : ‘Kita tidak bisa menyalahkan hidup pak, karena sesungguhnya Tuhan memberikan musibah
itu ada 2 tujuan, pertama Tuhan akan mengampuni dosa orang yang diberi musibah kepadanya, dan
juga mungkin Tuhan akan meninggikan derajat orang yang diberikan musibah itu’

Tn. T : ‘Meninggikan derajat?’

Azhari : ‘Tentu pak, tidak selamanya orang bahagia itu akan bahagia, dan tidak selamanya juga orang
yang diberi ujian hidup itu selalu disiksa. Tuhan pasti punya rencana, walaupun kita tidak tahu
rencana apa yang akam digariskan Tuhan terhadap kita’

Tn. T diam terhenyak

Azhari : ‘Satu yang pasti pak, jangan memikirkan hal yang membuat keadaan bapak bisa semakin
memburuk. Ingat rahasia Tuhan tadi pak, kita tidak tahu apa rahasia Tuhan pak.

Tn. T : ‘Iya pak. Mungkin ini memang sudah digariskan. Semoga saya mampu dan semoga semuanya
baik-baik saja’
Azhari : ‘Pasti pak, yang penting adalah bagaimana bapak bisa ikhlas dan kuat dalam menjalani
kehidupan. Jika yang bapak persoalkan adalah masalah rejeki, yakinlah rejeki bisa datang kapan saja
dan dari mana saja’

Tn. T : ‘Iya pak, terimakasih’

Azhari : ‘Sayangi diri bapak dan jangan membuat keluarga menjadi semakin risau ya pak’

Tn. T : ‘Iya pak, terima kasih’

Azhari : ‘Terima kasih atas kerjasama bapak, saya ingin melanjutkan perbincangan dengan bapak
nanti. Mungkin bapak bisa menyepakati pukul berapa kita berbincang lagi?’

Tn. T : ‘Kalau bisa besok saja pak. Hari ini saya ingin menghabiskan waktu dengan istri dan akan saya’

Azhari : ‘Ya sudah kalau begitu pak, saya pamit dulu. Jaga kesehatan bapak. Assalamu’alaikum’

Tn. T : ‘Walaikum salam’

Alma masuk ke ruangan.

Tn. T : ‘Buk.. Makan buk..’

Alma : ‘Makan? Oh iya pak alhamdulilah’

Tn. T : ‘Septi kemana bu?

Septina masuk ruangan.

Tn. T : ‘Septi, suapi ayah nduk’

Septina : ‘Iya pak, iya’

Yang terpenting adalah komunikasi antar berbagai aspek. Karena dengan komunikasi itulah
segalanya kan bisa teratasi

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai