Sabik Iqdam
Kelas :7-3
Suatu hari di sebuah gedung terbuka, seorang calon legislatif sedang berkampanye, ia mengumbar
janji-janjinya.
Caleg : "Bersama saya, saya akan memimpin masyarakat semua, mengayomi, dan mensejahterakan,
saja janji setelah saya duduk yak ada yang kelaparan. Saya akan menjabat dengan jujur dan ikhlas
untuk rakyat.
Pagi- pagi sekali, bahkan saat matahari masih dibelakang pelupuk mata, cureng terlah menyusuri
jalan-jalan.
Cureng : "Muka sampah, muka sampah, lalalala, muka sampah, hahaha muka sampah,
(Bersenandung sembari meniti tepian jalan)
Cigul : "Eh maling!" bising kau subuh-subuh gini! ayam saja belum berkokok, kau sudah berkicau!"
Cureng : "Ini aku kawan, Cureng."
Cigul : "Ebuset!" (berlari menarik sarung ke arah Cureng) "Ampun pak, jangan marah, apa yang kau
kerjakan?"
Cureng : "Kau masih ingat wajah ini?" (menunjuk spanduk kampanye yang ia coret-coret)
Cigul : "Yang kemarin kau monyong-monyongin kan?"
Cureng : "Nah, Pintar!" (Menepuk jidad Cigul) "Kau lihat wajahnya, cipipinya ada tahi lalat hitam
besar, ya... bisa dikatain tompel lah. Ehm... di jidadnya ada nehi-nehi India, ditelinganya ada anting
wanita yang anjang menjuntai. hehehe (terkekeh)
Cigul : "Para! itu kan kau yang buat!"
Cureng : "Cantik kan? Hehe"
Tiba-tiba mobil pembawa sepanduk itu berhenti didekat Cureng dan Cigul