Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

KOMBINASI LATIHAN STAR EXCURSION BALANCE DAN


KINESIOLOGY TAPE LEBIH EFEKTIF DIBANDINGKAN
LATIHAN WOBBLE BOARD DAN KINESIOLOGY TAPE
TERHADAP PERBAIKAN GANGGUAN INSTABILITAS
FUNGSIONAL PADA PERGELANGAN KAKI
Fitratun Najizah*, Purwa Samatra**, Indra Lesmana***

*Magister Fisiologi Olahraga, Universitas Udayana, Bali


**Fakultas Kedokteran , Universitas Udayana, Bali
***Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAK
Pendahuluan: Instabilitas pada pergelangan kaki merupakan cedera lanjutan dari
sprain ankle pada masa akut, 85% merupakan keadaan overstretch yang melibatkan
ligamentum bagian lateral. Kelemahan ligamen sebagai stabilisator pasif
mengakibatkan keluhan nyeri dan ketidakstabilan dalam melakukan aktivitas sehingga
tonus postural, kekuatan otot, dan fungsi proprioceptive menurun serta stabilitas dan
keseimbangan pun menurun. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui latihan
star excursion balance dan kinesiology tape berbeda dengan latihan wobble board dan
kinesiology tape dalam perbaikan gangguan instabilitas fungsional pada pergelangan
kaki. Metode: Metode penelitian ini bersifat eksperimen, terdiri dari 20 orang atlet
basket UKSW, dipilih berdasarkan teknik simple random sampling kemudian dibagi ke
dalam 2 kelompok, 10 orang pada Kelompok Perlakuan 1 diberikan latihan star
excursion balance dan kinesiology tape, dan 10 orang pada Kelompok Perlakuan II
diberikan latihan wobble board dan kinesiology tape. Hasil: Hasil analisis statistik
parametrik dengan uji hipotesis paired sample t-test. Hasil uji hipotesis menunjukkan
kedua kelompok perlakuan secara signifikan dapat memperbaiki gangguan instabilitas
pada pergelangan kaki, sebelum perlakuan pada Kelompok I rerata nilai SST 11,30 ±
3,683 dan sesudah perlakuan rerata nilai SST 19,00 ± 4,899 sedangkan sebelum
perlakuan pada Kelompok I rerata nilai CAIT 16,40 ± 4,881 dan sesudah perlakuan
rerata nilai CAIT 21,00 ± 4,922 nilai p = 0,000 (p < 0,05). Pada pelatihan Kelompok II,
sebelum perlakuan didapatkan rerata nilai SST 12,50 ± 4,166 dan setelah perlakuan
didapatkan rerata nilai SST 16,70 ± 4,218 sedangkan sebelum perlakuan pada
Kelompok II rerata nilai CAIT 19,40 ± 4,624 dan sesudah perlakuan rerata nilai CAIT
21,50 ± 3,866 nilai p = 0,001 (p < 0,05). Untuk hasil nilai SST sebelum pelatihan pada
Kelompok I dan Kelompok II didapatkan nilai p = 0,501 (p > 0,05) dan nilai CAIT
sebelum perlakuan kedua kelompok didapatkan nilai p = 0,175 (p > 0,05) sehingga tidak
ada perbedaan bermakna maka memakai data setelah perlakuan pada Kelompok I dan
Kelompok II. Simpulan: Kesimpulan pada penelitian ini bahwa kombinasi latihan star
excursion balance dan kinesiology tape tidak lebih efektif dibandingkan latihan wobble
board dan kinesiology tape terhadap perbaikan gangguan instabilitas fungsional pada
pergelangan kaki.
Kata kunci: instabilitas fungsional, sprain ankle kronis, kinesiology tape, star
excursion balance, wobble board.

52
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

COMBINATION OF STAR EXCURSION BALANCE EXERCISE


AND KINESIOLOGY TAPE IS MORE EFFECTIVE THAN
WOBBLE BOARD BALANCE EXERCISE AND KINESIOLOGY
TAPE TO IMPROVE FUNCTIONAL DISORDERS OF ANKLE
INSTABILITY
ABSTRACT
Introduction: Ankle instability is a continuation of a sprain ankle injury in the acute
period, 85% is a condition that involves ligament overstretch lateral section. The
weakness of the ligaments as a passive stabilizer resulted in complaints of pain and
instability in activities that postural tone, muscle strength, and proprioceptive function
declines as well as stability and balance also decreased. Purpose: The purpose of this
study to determine the star excursion balance exercise and kinesiology tape is different
from the wobble board balance exercise and kinesiology tape in the improvement of
functional disorders in ankle instability. Methods: This research method is
experimental, consisting of 20 athletes basketball UKSW, selected by simple random
sampling and then split into two groups, 10 people in the Treatment Group I was given
star excursion balance exercise and kinesiology tape, and 10 people in the Treatment
Group 2 was given wobble board balance exercise and kinesiology tape. The results of
parametric statistical analysis test used paired sample t-test. Results: Hypothesis test
results showed both treatment groups significantly improve interference instability in
the ankle, before treatment in Group I of the SST mean value of 11.30 ± 3.683 and after
treatment the SST mean value of 19.00 ± 4.899 whereas before treatment in Group I of
the CAIT mean score of 16.40 ± 4.881 and after treatment the CAIT mean score of
21.00 ± 4.922 , p=0.000 (p < 0.05). In Group II, before treatment the SST mean value of
12.50 ± 4.166 and after treatment SST mean value of 16.70 ± 4.218 whereas before
treatment in group II the CAIT mean score of 19.40 ± 4.624 and after treatment the
CAIT mean score of 21, 50 ± 3.866 , p=0.001 (p < 0.05). For the results of the SST
before training in Group I and Group II, p=0.501 (p > 0.05) and the mean value of
CAIT before the second treatment group, p = 0.175 (p > 0.05) so there is no significant
difference in this result after treatment in Group I and Group II. Conclusion: The
conclusions in this study that the combination of star excursion balance exercise and
kinesiology tape is not more effective than wobble board exercise and kinesiology tape
to the improvement of functional disorders in ankle instability.
Keywords: functional instability, chronic ankle sprain, kinesiology tape, star excursion
balance, wobble board.

PENDAHULUAN
Ankle atau pergelangan kaki terhadap cidera dan sering sekali mengalami
merupakan bagian dari anggota tubuh yang gangguan akibat trauma mekanik.1
menerima beban paling berat, mulai dari Sekitar 85% dari kejadian sprain pada
berdiri, berjalan sampai berlari. Hal ini pergelangan kaki melibatkan ligamentum
dikarenakan kaki dan pergelangan kaki bagian lateral. Instabilitas pada pergelangan
menjadi pusat bertumpunya berat badan pada kaki merupakan cedera lanjutan dari sprain
saat berdiri, berjalan atau berlari, maka kaki pada masa akut yang menyebabkan sindroma
dan pergelangan kaki sangat rentan sekali yang berlebihan dari jaringan lunak
sekitarnya.1
53
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

Instabilitas sendi akan mengakibatkan maksimal 30 poin. Setiap item pertanyaan


struktur sekitarnya mudah cedera berulang terdiri dari tiga sampai 5 tanggapan.
apalagi jika elastisitas dan kekuatan jaringan Pertanyaan terdiri dari beberapa topik seperti
penopang dan penggerak sendi tidak stabilitas postural, nyeri, giving away, dan
memadai. Stabilisator pasif suatu persendian perasaan tidak stabil pada berbagai
adalah (1) konfigurasi tulang pembentuk, (2) permukaan.5
keadaan kapsuloligamenter, (3) tekanan intra Penggunaan kinesiology tape
artikuler, (4) keadaan diskus / meniskus, (5) merupakan sebagai stabilisator pasif yang
derajat kebebasan gerak (6) serta pengaruh dapat (1) mengkoreksi fungsi otot dengan
gravitasi. Jumlah dan ukuran otot yang memperkuat otot-otot yang melemah, (2)
melintasi suatu sendi sangat berpengaruh meningkatkan sirkulasi darah dan limfe
terhadap stabilitas sendi karena otot dengan menghilangkan cairan jaringan atau
merupakan stabilisator aktif suatu sendi.2 perdarahan di bawah kulit dengan
Instabilitas pada pergelangan kaki menggerakkan otot, (3) menurunkan rasa
merupakan instabilitas sendi yang banyak sakit melalui penekanan saraf, (4) reposisi
ditemui pada beberapa atlet umumnya. subluksasi sendi dengan menghilangkan
Keadaan instabilitas paska sprain pada ketegangan otot abnormal, membantu untuk
pergelangan kaki bisa menimbulkan keluhan mengembalikan fungsi otot dan fasia dan (5)
nyeri, inflamasi kronis dan ketidakstabilan meningkatkan proprioseptif melalui stimulasi
dalam melakukan aktivitas yang disebabkan yang meningkat menjadi mechanoreceptors
terjadinya kelemahan ligamen dan penurunan kulit.6
fungsi termasuk defisit sensorimotor yang Latihan keseimbangan menggunakan
dapat menimbulkan terjadinya kelemahan otot konsep Latihan star excursion balance
sehingga tonus postural dan kekuatan otot merupakan peran dasar dari sistem
menurun dan menurunnya propriceptive, muskuloskeletal. Latihan keseimbangan tidak
fleksibilitas menurun, stabilitas dan hanya menyebabkan terjadinya keseimbangan
3
keseimbangan menurun. menjadi meningkat tetapi diikuti oleh
Pada kondisi chronic ankle instability peningkatan stabilitas dan proprioseptor pada
akan terjadi penguluran dan kerobekan pada sendi menjadi semakin baik.7
ligamen kompleks lateral, sehingga terjadi Latihan star excursion balance dapat
kerusakan pada struktur penyangga stabilitas meningkatkan kontrol dan stabilitas sendi dan
pergelangan kaki. Pada otot akan terjadi otot ekstremitas bawah. Penelitian telah
penurunan motor recruitment dan non aktivasi menunjukkan bahwa dalam latihan star
badan golgi sehingga terjadi deficit excursion balance bisa diaplikasikan
sensorimotor. Pada kondisi inilah maka akan langsung pada cedera ekstremitas dan dapat
terjadi ketidakstabilan fungsional ankle saat meningkatkan kinerja dalam olahraga dan
melakukan beberapa aktivitas sehari-hari. kehidupan sehari-hari.7
Ketidakstabilan fungsional disebabkan adanya Papan keseimbangan atau wobble
gangguan keseimbangan pada individu, board merupakan sebuah alat yang digunakan
mechanoreceptors artikular yang rusak untuk melatih proprioceptive ekstremitas atas
mengakibatkan defisit proprioceptive dan atau bawah.8
gangguan kontrol neuromuskular.4 Latihan wobble board adalah sebuah
Functional ankle instability dapat papan keseimbangan yang digunakan untuk
diketahui dengan pengukuran prosedur tetap pengembalian keseimbangan, rehabilitasi,
pemeriksaan fisioterapi pada ankle, dan untuk pencegahan cedera, dan terapi fisik baik
mengukur intensitas ketidakstabilan secara statik maupun dinamik. Pelatihan ini
fungsional ankle dengan CAIT (Cumberland merupakan latihan stabilisasi dinamik pada
Ankle Instability Tool) berupa kuisioner yang posisi tubuh statis, yaitu kemampuan tubuh
berisi sembilan pertanyaan dengan skor untuk menjaga stabilisasi pada posisi tetap
54
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

dengan cara berdiri satu atau dua kaki di atas C. Populasi dan Sampel
wobble board.9 Populasi dalam penelitian ini adalah
Prinsip latihan ini ialah meningkatkan populasi terjangkau sejumlah pemain basket
fungsi pengontrol keseimbangan tubuh yaitu yang bersedia mengikuti program penelitian
sistem informasi sensorik, central processing di klub basket UKSW Salatiga, selama waktu
dan effector untuk bisa beradaptasi dengan penelitian, dengan kriteria: (1) subjek laki-
perubahan lingkungan.9 laki atau wanita yang memenuhi kriteria
Tujuan yang ingin dicapai pada pemeriksaan fisioterapi yang memiliki
penelitian ini adalah: (1) Untuk membuktikan riwayat sprain pergelangan kaki, (2) subjek
kombinasi latihan star excursion balance dan yang bersedia menjadi objek penelitian dan
kinesiology tape berpengaruh terhadap kooperatif, (3) subjek yang memiliki hasil
perbaikan instabilitas fungsional pada nilai dari kuisioner cumberland ankle
pergelangan kaki, (2) Untuk membuktikan instability tool (CAIT) <27, (4) subjek yang
kombinasi latihan wobble board dan bersedia ikut dalam penelitian, dengan
kinesiology tape berpengaruh terhadap perlakuan sebanyak 18 kali selama 6 minggu.
perbaikan instabilitas fungsional pada
D. Teknik Pengambilan Sampel
pergelangan kaki, (3) Untuk membuktikan Dari populasi pemain basket yang
kombinasi latihan star excursion balance dan memiliki riwayat sprain pergelangan kaki
kinesiology tape lebih efektif dibandingkan didapatkan 20 pemain basket yang memenuhi
dengan latihan wobble board dan kinesiology kriteria inklusi dan eksklusi, dengan teknik
tape dalam perbaikan instabilitas fungsional simple random sampling kemudian dibagi
pada pergelangan kaki.
menjadi dua kelompok dengan random
alokasi masing-masing 10 sampel pada setiap
METODE PENELITIAN
kelompoknya. Kelompok I diberikan
A. Rancangan Penelitian pelatihan keseimbangan menggunakan latihan
Penelitian ini adalah penelitian star excursion balance dengan kinesiology
eksperimental dengan rancangan penelitian tape dan pada Kelompok II diberikan
Pre-Test dan Post-Test Group Design yaitu pelatihan proprioceptive menggunakan
membandingkan antara perlakuan dua wobble board dengan kinesiology tape.
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 10 atlet. Kedua kelompok diberikan tes E. Prosedur Penelitian
awal pemeriksaan instabilitas fungsional Langkah-langkah yang diambil dalam
pada pergelangan kaki menggunakan alat prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga
ukur cumberland ankle instability tool (CAIT) bagian yaitu: Persiapan Sumber Daya
dan standing stork test. Pada Kelompok Manusia, Persiapan Sarana dan Prasarana
Perlakuan I diberikan pelatihan keseimbangan serta Prosedur Pelaksanaan Pelatihan.
menggunakan latihan star excursion balance 1. Persiapan Sumber Daya Manusia
dengan kinesiology tape dan pada Kelompok Peneliti mengumpulkan atlet yang
Perlakuan II diberikan pelatihan mempunyai riwayat sprain pada pergelangan
proprioceptive menggunakan wobble board kaki yang telah didiagnosis oleh dokter dan
dengan kinesiology tape. membutuhkan tindakan fisioterapi. Peneliti
B. Tempat dan Waktu Penelitian meminta dan mendapatkan persetujuan atlet.
Penelitian dilakukan di UKSW Peneliti memberikan penjelasan tentang
Salatiga, Jawa Tengah. Pelatihan pada kedua pemberian latihan star excursion balance dan
kelompok diberikan selama 6 minggu dengan latihan wobble board balance serta
frekuensi latihan sebanyak 3 kali seminggu penggunaan kinesiology tape selama latihan.
terhitung mulai bulan April sampai Mei 2016. Peneliti menanyakan kepada subjek penelitian
apakah subjek bersedia untuk berpartisipasi
dalam penelitian selanjutnya dan menjelaskan
55
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

alur penelitian. Subjek yang bersedia pergelangan kaki subjek pada posisi normal
berpartisipasi menandatangani lembar dengan sudut 90˚. Lalu buat 2 potong
persetujuan tindakan terapi (informed Kinesiology Tape dengan teknik I strip kecil,
consent). lalu pasang 1 strip kecil dari maleolus
lateralis ke arah jari-jari dengan tarikan 50%.
2. Persiapan Sarana dan Prasarana
Lalu I strip kecil yang kedua pasang ke arah
Mempersiapkan ruangan/tempat untuk
bawah calcaneus dengan tarikan yang sama
administrasi dan pelaksanaan kegiatan
50 %. Lalu buat 1 potong tape dengan teknik
pelatihan. Mempersiapkan alat-alat penunjang
X strip, dan sobek kertas pada tape lalu ulur
kegiatan administrasi dan alat-alat yang
kinesiology tape pada bagian tengah dengan
diperlukan selama pelatihan, mempersiapkan
tarikan 50% lalu tempelkan pada bagian
konsumsi.
bawah dari tumit hingga ke maleolus lateralis
3. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan dan medialis. Setelah itu X strip yang berada
Peneliti melakukan wawancara untuk di bagian depan diulur dengan tarikan 50 %
mencatat identitas sampel yang meliputi: ke arah tulang tibia. Dan X strip yang berada
nama, umur, pekerjaan, pendidikan dalam di belakang di ulur dengan tarikan 50 % ke
kartu identitas diri sampel. Melakukan arah otot gastrocnemius. Lalu yang terakhir
pemeriksaan tentang kondisi umum sampel buat I strip, dan buat jangkar di bagian depan
termasuk tekanan darah, denyut nadi, persendian pergelangan kaki lalu di ulur
pernafasan, suhu tubuh, tinggi badan dan dengan tarikan 50 % memutar spiral ke arah
berat badan. Peneliti mengukur derajat belakang mengitari persendian pergelangan
fungsional instabilitas pergelangan kaki para kaki lalu ulur ke bagian depan tulang tibia.
pemain. Semua pemain mengisi kuisioner Kelompok I merupakan kelompok
dengan alat ukur instabilitas fungsional yang mendapatkan pelatihan latihan star
pergelangan kaki yaitu dengan cumberland excursion balance. Prosedur pelatihan sebagai
ankle instability tool (CAIT). Setelah hasil berikut: (a) Peneliti mempersiapkan terlebih
dari alat ukur sudah di dapat, maka yang dahulu lintasan arah latihan star excursion
mendapat skor di bawah atau sama dengan 27 balance dengan menggunakkan lakban yang
terpilih masuk ke dalam kriteria inklusi dan ditempelkan ke lantai. Panjang dari lakban
yang mendapat hasil nilai lebih dari 27 tidak sepanjang 1,25 meter dari setiap arah gerakan
lolos masuk ke dalam kriteria inklusi. latihannya, (b) Setelah persiapan alat latihan
Selanjutnya subjek penelitian melakukan telah dipersiapkan, subjek berada di tengah
pengukuran keseimbangan menggunakan pusat lintasan untuk persiapan latihan, (c)
standing stork test. Setelah terpilih pemain Peneliti memberi contoh terlebih dahulu
yang masuk ke dalam kriteria inklusi, maka kepada subjek latihannya seperti apa. Setelah
pemain di acak secara randomisasi untuk di itu subjek pun memulai latihan dengan kaki
bagi 2 kelompok untuk di beri perlakuan yang yang mengalami instabilitas tetap berada di
berbeda. Atas dasar hasil assesment dan tengah pusat lintasan, (d) Sedangkan kaki
pengukuran maka Kelompok I dan Kelompok kontra lateral melangkah membuat sentuhan
II siap untuk diberikan modalitas stabilisasi ringan pada garis capaian maksimal dengan
pasif dengan menggunakan Kinesiology Tape menggunakan bagian kaki paling distal atau
sebelum melakukan latihan pada masing- ibu jari kaki, (e) Lakukan posisi kaki kembali
masing kelompok. Tata caranya adalah ke sikap tegak berdiri tanpa mempengaruhi
pertama pemain diperintahkan untuk melepas keseimbangan keseluruhan, (f) Subjek
alas kakinya dan memposisikan tidur berlatih sesuai dengan arah jarum jam.
terlentang. Setelah itu, peneliti memasangkan Dimulai dari arah anterior, anterolateral,
Kinesiology Tape pada pergelangan kaki lateral, posterolateral, posterior,
subjek yang mengalami instabilitas sendi. posteromedial, medial,dan anteromedial, dan
Peneliti memulai dengan memposisikan (g) Subjek berlatih masing-masing ke delapan
56
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

arah tersebut dengan pengulangan 6 kali dan 2. Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk
istirahat per set 5 detik. Test pada semua variable pre test dan post
Sedangkan Kelompok II merupakan test pada kedua kelompok.
kelompok yang mendapatkan pelatihan 3. Uji homogenitas data dengan Levene’s
menggunakan wobble board balance. Test, untuk mengetahui variasi data pada
Prosedur pelatihan sebagai berikut: (a) semua variable pre test dan post test pada
Peneliti memberikan penjelasan kepada kedua kelompok.
pasien apa yang akan dilakukan dan tujuan 4. Uji beda dua sampel berpasangan yaitu
menggunakan wobble board balance, (b) Lalu tingkat fungsional sebelum dan sesudah
pasien diminta untuk berdiri dengan 1 kaki perlakuan pada Kelompok I maupun
diatas wobble board balance dan diusahakan Kelompok II dengan Paired Sample t-test.
jangan sampai jatuh atau menggunakan 2 kaki 5. Uji beda dari nilai rerata pada masing-
selama 1 menit, (c) Peneliti menggunakan alat masing kelompok untuk mengetahui
stopwatch untuk mengukur lamanya subyek signifikan dilakukan uji Parametrik
dalam mempertahankan keseimbangannya, (Independent sample t-test).
(d) Latihan ini dilakukan sebanyak 1 set 6. Kemaknaan yang digunakan adalah α =
diselingi istirahat selama 15-30 detik dan 0,05.
dilakukan 3 kali dalam seminggu. Dalam
pelatihan menggunakan wobble board HASIL DAN PEMBAHAASAN
balance adapun jenis-jenis pelatihan sebagai A. Deskripsi Karakteristik Subjek
berikut: 1) Side-to-side Edge Taps, 2) Front Karakteristik subjek penelitian yang
Side-to-side Edge Taps, 3) Front-to- meliputi: umur, berat badan, tinggi badan dan
back Edge Taps, 4) Edge Circles, 5) Latihan indeks massa tubuh. Hasil deskripsi
Berdiri Statik dan 6) Latihan Partial Squat, karakteristik subjek penelitian disajikan
(e) Setelah selesai melakukan latihan di dalam Tabel di bawah ini.
masing-masing kelompok, maka peneliti
Tabel 1
mengevaluasi dan mencatat hasil dari tiap
Karakteristik Subjek Penelitian
kelompok yang mendapatkan perlakuan yang
berbeda. Prosedur diatas diulang sampai 3
kali seminggu selama 6 minggu, pada saat Hasil Pengukuran
Kategori
Klp. I (n=10) Klp. II (n=10)
sesi ke-18 peneliti akan melakukan assesment Rerata±SB Min : Maks Rerata±SB Min : Maks
ulang dan peneliti akan melakukan Umur (thn) 21,80±2,57 ( 19 : 26 ) 23,10±2,68 ( 19 : 26 )
Tinggi 179,30±4,69 ( 173 : 175,70±6,97 ( 165 :
rekapitulasi hasil data, (f) Evaluasi dilakukan Badan 185 ) 185 )
dengan cara mengukur kembali instabilitas (cm)
Berat 72,50±10,72 ( 57 : 98 ) 68,80±5,69 ( 62 : 78 )
pada pergelangan kaki menggunakan alat Badan (kg)
ukur cumberland ankle instability tool IMT 22,50±2,84 (18,61: 22,26±1,06 (20,01:
(kg/m2) 29,26) 23,51)
(CAIT) dan standing stork test.
Dari Tabel di atas, terlihat subjek
F. Analisis Data penelitian sebanyak 20 orang diperoleh data
Data yang diperoleh sejak persiapan umur atlet yang terlibat dalam penelitian ini
dan pelaksanaan (pre-test dan post-test) berkisar antara 19-26 tahun, Kelompok I
diproses dengan SPSS for windows. Data memiliki rerata umur 21,80 ± 2,57 dan rerata
yang ada sebagai berikut: umur pada Kelompok II 23,10 ± 2,68.
1. Deskriptif statistic untuk mendeskripsikan Deskripsi indeks masa tubuh (IMT)
rerata umur, berat badan, tinggi badan dan pada Kelompok I memiliki rerata berat badan
IMT. 72,50±10,72. Rerata nilai tinggi badan
179,30±4,69. Sedangkan untuk nilai rerata
IMT 22,50±2,84 kg/m2. Kelompok II

57
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

dengan jumlah sampel (n=10) didapatkan Tabel 3


bahwa rerata berat badan 68,80±5,69. Rerata Uji Homogenitas
nilai tinggi badan 175,70±6,97. Sedangkan Rerata±SB Rerata ± SB Levene’
untuk nilai rerata IMT 22,26±1,06 kg/m2. Paramet Klp. I Klp. II s test Keteran
er (Pvalue) gan
SST 11,30 ± 12,50 ± 0,765 Homog
B. Normalitas dan Homogenitas Awal 3,683 4,116 en
Sebagai prasyarat untuk menentukan CAIT 16,40 ± 19,40 ± 0,946 Homog
awal 4,881 ,624 en
uji statistik yang akan digunakan maka
Padauji pada kedua kelompok
dilakukan uji normalitas dan homogenitas
diharapkan adanya nilai yang signifikan. Pada
data nilai keseimbangan dan derajat
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
instabilitas fungsional pada ke dua kelompok.
pelatihan keseimbangan menggunakan latihan
Data didapat dari pengukuran menggunakan
star excursion balance dengan kinesiology
lembar kuisioner cumberland ankle instability
tape berpengaruh terhadap perbaikan
tool dan tes pengukuran dengan standing
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki.
stork test sebelum dan sesudah pelatihan. Uji
Begitu pula pada kelompok yang diberikan
normalitas data menggunakan Shapiro-wilk
pelatihan proprioceptive menggunakan
Test dan uji homogenitas akan menggunakan
wobble board balance dengan kinesiology
Levene’s test. Hasil uji dapat dilihat pada
tape juga berpengaruh terhadap perbaikan
Tabel 2 di bawah ini.
instabilitas fungsional pada pergelangan kaki.
Tabel 2
C. Beda Sebelum dan Sesudah pada
Uji Normalitas
Kelompok I Pelatihan Star Excursion
Shapiro-wilk test (p)
Keterangan Balance dan Kinesiology Tape
Parameter Klp. I Klp. II
Standing
Berdasarkan Paired sample t-test,
Stork Test didapatkan nilai pre - post standing stork test
- Sebelum 0,997 0,286 Normal dan cumberland ankle instability tool adalah p
- Sesudah 0,234 0,115 Normal = 0,000 (p < 0,05) berarti ada beda. Dengan
Cumberland demikian hipotesis I yaitu latihan star
Ankle
Instability
excursion balance dan pemberian kinesiology
Tool 0,500 Normal tape berpengaruh terhadap perbaikan
0,937 instabilitas fungsional pada pergelangan kaki
- Sebelum 0,728 Normal
0,221
- Sesudah diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4 di bawah ini.
Dari hasil uji normalitas sebelum dan
Tabel 4
sesudah pelatihan pada ke dua kelompok di
Hasil Uji Beda Pre – Post pada Kelompok I
dapatkan nilai (p > 0,05) yang berarti data
berdistribusi normal. Paired sample t-test
Kelompok I
Rerata±SB Pvalue Ket.
Hasil uji homogenitas pada hasil SST Standing Stork
awal didapatkan nilai p = 0,765 ( > 0,05) Test
sedangkan hasil CAIT awal didapatkan nilai p - Sebelum 11,30±3,683
Ho
= 0,946 ( > 0,05) yang berarti data pre test pelatihan 0,000
ditolak
pada Kelompok I dan II berangkat dari - Setelah 19,00±4,899
pelatihan
keadaan awal yang sama. Untuk lebih
Cumberland
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah Ankle
ini. Instability Tool
- Sebelum 16,40±4,881 Ho
0,000
pelatihan ditolak
- Setelah 21,00±4,922
pelatihan

58
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

test, yang hasilnya tertera pada Tabel 5 di


Tabel 4 di atas memperlihatkan bawah ini.
adanya pengaruh latihan star excursion
balance dan kinesiology tape terhadap Tabel 5
perbaikan instabilitas fungsional pada Hasil Uji Beda Pre – Post pada Kelompok II
pergelangan kaki. Peningkatan nilai skor
Paired sample t-test
diakibatkan dari program latihan yang Kelompok II
Rerata±SB Pvalue Ket.
dilakukan secara progresif dari minggu ke 1 Standing Stork
hingga minggu ke 6, dengan frekuensi latihan Test
3x per minggu. - Sebelum 12,50±4,166
Ho
Penelitian ini pun sesuai dengan pelatihan 0,000
ditolak
penelitian sebelumnya yang menyebutkan - Setelah 16,70±4,218
pelatihan
bahwa pelatihan menggunakan latihan star Cumberland
excursion balance dan kinesiology tape Ankle Instability
dengan frekuensi 3x per minggu selama 4 Tool
- Sebelum 19,40±4,624 Ho
minggu, hasilnya ada perbaikan yang 0,001
ditolak
signifikan pada kelompok perlakuan dengan pelatihan
- Setelah pelatihan 21,50±3,866
nilai p = 0,000 (p < 0,05).
Pada latihan star excursion balance
akan melibatkan beberapa aspek seperti Berdasarkan literatur dengan judul
kekuatan, koordinasi dan keseimbangan. Proprioceptive Training and Its Implications
Posisi dari latihan ini menuntut seseorang on Ankle Rehabilitation, latihan wobble board
untuk dapat menyeimbangkan diri pada satu balance digunakan untuk pengembalian
tungkai tanpa support tambahan dan keseimbangan, rehabilitasi, pencegahan
dibutuhkan koordinasi untuk menggapai satu cedera, dan terapi fisik baik secara statik
per satu titik yang akan dituju. Pencapaian maupun dinamik. Pelatihan ini merupakan
kontrol sensorimotor juga melibatkan latihan latihan stabilisasi dinamik pada posisi tubuh
proprioceptive yang akan menginformasikan statis, yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga
presisi gerakan dan refleks muskular yang stabilisasi pada posisi tetap dengan cara
berkontribusi terhadap pembentukan stabilitas berdiri satu atau dua kaki di atas wobble
dinamis sendi. Latihan star excursion balance board.9
akan membangkitkan kebutuhan aktivasi otot Pemberian pelatihan wooble board
pergelangan kaki (melatih koordinasi, balance dapat meningkatkan recruitment
proprioceptive dan kekuatan otot stabilisator motor unit yang akan mengaktivasi golgi
pergelangan kaki).10 tendon dan memperbaiki koordinasi serabut
intrafusal dan serabut ekstrafusal dengan
D. Beda Sebelum dan Sesudah pada saraf afferen yang ada di muscle spindle
Kelompok II Pelatihan Wobble Board sehingga dapat merangsang proprioceptive
Balance dan Kinesiology Tape untuk bekerja. Dengan kembalinya fungsi dari
Berdasarkan hasil pengukuran setelah proprioceptive maka sendi akan dapat stabil,
pelatihan selama 6 minggu dari tes awal dan maka nyeri akan dapat berkurang. Dengan
tes akhir, kelompok ini didapatkan data rerata berkurangnya nyeri akan menimbulkan
hasil sebelum dan sesudah perlakuan. peningkatan kemampuan menyangga beban
Pada uji normalitas sebelum dan tubuh sehingga meningkatkan kemampuan
setelah program latihan pun pada Kelompok stabilitas fungsional sendi pergelangan kaki.11
II ini data berdistribusi normal dengan nilai
p>0,05. Maka untuk mengetahui pengaruh E. Komparabilitas Data pada Kelompok I
perbaikan instabilitas fungsional sebelum dan dan Kelompok II sebelum Pelatihan
setelah pelatihan digunakan Paired sample t- terhadap perbaikan instabilitas fungsional
pada pergelangan kaki.
59
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

Dari data uji normalitas pada Parameter Klp I Klp. II


t
Kelompok I dan II berdistribusi normal Rerata ± SB Rerata ± SB Pvalue
(p>0,05). Maka uji perbedaan ini bertujuan SST akhir 19,00±4,899 16,70±4,218 1,125 0,275
untuk membandingkan rerata nilai SST dan CAIT
21,00±4,922 21,50±3,866 -0,253 0,803
skor CAIT sebelum pelatihan Kelompok I dan akhir
sebelum pelatihan Kelompok II. Hasil analisis
kemaknaan dengan Independent sample t-test Pada penelitian ini menunjukkan hasil
yang akan disajikan pada Tabel 6 di bawah pada pengujian hipotesis satu arah
ini. menunjukkan p>0,05. Hal tersebut
Tabel 6 menunjukkan bahwa pelatihan di antara ke
Hasil Uji Beda Sebelum Pelatihan Antara dua kelompok tidak ada perbedaan yang
Kelompok I dan II signifikan. Dan, dari pernyataan di atas dapat
Klp. I Klp. II disimpulkan, bahwa tidak ada yang lebih baik
Parameter t
Rerata ± SB Rerata ± SB Pvalue meskipun bila dilihat rerata selisih penilaian
11,30 ± 12,50 ± - yang terjadi lebih efektif latihan star
SST awal 0,501
3,683 4,116 0,687
excursion balance dan pemberian kinesiology
CAIT 16,40 ± 19,40 ± -
0,175 tape dibandingkan latihan wobble board
awal 4,881 4,624 1,411
balance dan pemberian kinesiology tape.
Berdasarkan data yang diperoleh Hasil penelitian ini tidak sejalan
menggunakan Independent sample t-test dengan penelitian yang terdahulu. Hal ini
menunjukkan bahwa pada keadaan awal data kemungkinan dikarenakan pada penelitian ini
nilai SST dan skor CAIT sebelum pelatihan jumlah subjek penelitian yang terlampau
pada kedua kelompok didapatkan nilai sedikit hanya 20 orang dibandingkan
p>0,05. Hal ini berarti bahwa nilai data penelitian terdahulu berjumlah 32 orang, alat
sebelum pelatihan di antara ke dua kelompok ukur yang di pakai pada penelitian ini
tidak ada perbedaan yang signifikan. Dari menggunakan 2 alat ukur yang berbeda,
pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa variabel pengganggu pada penelitian ini tidak
tidak ada perbedaan sebelum pelatihan pada dapat, uji statistik yang dipakai untuk uji beda
ke dua kelompok. pada penelitian ini menggunakan uji
Independent sample t-test sedangkan pada
F. Komparabilitas Data pada Kelompok I penelitian yang terdahulu menggunakan uji
dan Kelompok II setelah Pelatihan one way anova.
terhadap perbaikan instabilitas fungsional Hasil analisa data kedua kelompok
pada pergelangan kaki. bermakna dipengaruhi oleh takaran. Pada
Berdasarkan data yang diperoleh kelompok yang menggunakan wobble board
menggunakan Independent sample t-test tidak dalam jumlah yang jelas
menunjukkan bahwa pada keadaan awal data pengulangannya (dalam satuan detik) maka
nilai SST dan skor CAIT sebelum pelatihan progresifitas latihan yang dilakukan tidak bisa
pada kedua kelompok didapatkan nilai diamati dengan baik. Oleh karena itu,
p>0,05. Hal ini berarti bahwa nilai data diasumsikan pelatihan menggunakan wobble
sebelum pelatihan di antara ke dua kelompok board tidak mengalami progresifitas seperti
tidak ada perbedaan yang signifikan. Dari pada pelatihan star excursion balance.
pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa
tidak ada perbedaan sebelum pelatihan pada SIMPULAN
ke dua kelompok. Hasil dapat di lihat pada 1. Kombinasi latihan star excursion balance
Tabel 7 di bawah ini. dan kinesiology tape berpengaruh
terhadap perbaikan instabilitas fungsional
Tabel 7 pada pergelangan kaki.
Hasil Uji Beda Setelah Pelatihan Antara
Kelompok I dan II
60
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 5, No.1, Pebruari 2017: 52-61

2. Kombinasi latihan wobble board balance 5. Pederson, J. 2007. Investigataing the


dan kinesiology tape berpengaruh Relationship Bitween FAI Questionner and
terhadap perbaikan instabilitas fungsional Measure of Static and Dynamic Postural
pada pergelangan kaki. Stability. Submitted to Graduate Faculty of
3. Kombinasi latihan star excursion balance School.
dan kinesiology tape tidak lebih efektif 6. Kase, K., Wallis, J. 2003. The latest
dibandingkan dengan latihan wobble Kinesio Tape Method. Tokyo. Jpan. SKI
board balance dan kinesiology tape Journal.
terhadap perbaikan instabilitas fungsional 7. Hertel, J. 2000. Functional Instability
pada pergelangan kaki. Following Lateral Ankle Sprain.
Department of Kinesiology, Pennsylvania
DAFTAR PUSTAKA State University, University Park, USA.
1. Bicici, S., Karatas, N., Baltaci, G. 2012. Sports Med: 361-371.
Effect of athletic taping and kinesiotaping 8. Kisner, C., Colby, LA. 2012. Therapeutic
on measurementts of functional Exercise Foundations and Techniques.
perfomance in basketball playes with Sixth Edition. America: F. A Davis
chronic inversion ankle sprains. From: Company.
www.ncbi.nlm.nih.gov. Diunduh tanggal 9. Miller, JA. 2011. Proprioceptive Training
13 Oktober 2015. and Its Implications on Ankle
2. Hertel, J., Miller, S., Denegar, C. 2000. Rehabilitation.
Intratester and intertester reliability during 10. Chaiwanichsiri, D., Lorprayoon, E.,
the star excursion balance test. J Sport Noomanoch, L. 2005. Star Excursion
Rehabilitation : 104-116. Balance Training : Effects on Ankle
3. Calatayud, J., Borreani, S., Colado, JC., Functional Stability after Ankle Sprain. J
Flandes, J., Page, P. 2014. exercise and Med Assoc Thailand. Vol. 88. No. 4: 90-
ankle sprain injuries A Compherensive 94.
Review. Vol. 42. No. 1. 11. Wess, P., Lessen, A., Hendriks, E, Dekker
4. Bonnel, F., Tauler, Tourne. 2010. Chronic J., Bie Rob. 2006. Effectiveness of
ankle instability Biomechanics ang exercise therapy and manual mobilization
pathomechanics of ligamen injury and in acute ankle sprain and functional
associated lesions. France: Orthopedhic instability. Australian Journal of
Surgery and Traumatology Department, Physiotherapy. Vol. 52: 27-37.
Dupuytren Teaching Hospital Centre.

61

Anda mungkin juga menyukai