Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FISIOTERAPI

KASUS DOWN SYNDROME

Disusun Oleh:
1. Anisa Dwi Yuliyani (E2018014)
2. Anisa Irmawati (E2018015)
3. Anto Setiawan (E2018017)
4. Intan Febriana (E2018030)
5. Sandy Anwar Mursito (E2018056)

JURUSAN FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
a. Latar Belakang…………………………………………………….
b. Rumusan Masalah…………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Pediatri tergolong dalam individu yang sangat riskan terhadap obat karena sistem
dalam tubuhnya yang belum sempurna untuk merespon dan memetabolisme obat dalam
tubuh secara baik. Pasien pediatri termasuk dalam populasi yang berisiko tinggi terkena
penyakit dengan rentang usia 1-5 tahun. Salah satu penyakit yang dialami pada anak adalah
Down Syndrome.
Down Syndrome disebabkan oleh kelainan kromosom 21 dan merupakan bentuk genetik
yang paling sering diidentifikasi dari gangguan perkembangan intelektual. Prevalensi Down
Syndrome tampaknya meningkat, Menurut catatan kemungkinan wanita berumur 30 tahun
melahirkan bayi dengan Down Syndrome adalah 1:1000, sedangkan untuk umur 35 tahun
adalah 1:400. Down Syndrome semakin tinggi karena di pengaruhi dengan umur ibu saat
melahirkan. Kasus Down Syndrome ini berada pada peringkat ketiga dengan kasus terbanyak
setelah tuna daksa dan tuna wicara yaitu dengan total 0,12 serta menduduki peringkat
keempat sebagai kasus terbanyak pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,13.
Umumnya bayi dengan Down Syndrome memiliki berat dan panjang lahir normal namun
mengalami hypotonus. Akibat hypotonus tersebut tumbuh kembang anak mengalami
keterlambatan baik motorik kasar, sensory feedback dan stabilisasi postur sensory feedback
dan stabilitas postural. Fisioterapi dapat berperan dalam menguatkan tonus dan stimulasi
motorik kasar. Upaya fisioterapi bisa melalui pendekatan metode neurosenso, stimulasi
tumbuh kembang, Neuro Development Treatment (NDT) maupun play therapy. Pendekatan
yang dipilih penulis yaitu Neuro Senso Motor Reflex Development & Synchronization atau
Neuro Senso dan Neuro Development Treatment. Pedekatan neurosenso adalah metode
fisioterapi untuk mengawali terapi yang bertujuan untuk melatih proses persepsi, integrasi
dan asosiasi sensoris sehingga dapat memperbaiki sikap dan perilaku gerak sesuai dengan
tahap perkembangan. Neuro Development Treatment dianggap sebagai cara penatalaksanaan
terapi yang komprehensif yang ditujukan untuk fungsi pergerakan sehari-hari yang relevan.
Neuro Development Treatment biasanya digunakan untuk rehabilitasi pada bayi Down
syndromecerebral palsy serta gangguan perkembangan motorik lainnya. Stimulasi adalah
rangsangan yang datang dari lingkungan luar dan akan berakibat pada proses tumbuh
kembang. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak
sesuai tahap perkembangannya. Efek dari diberikannya stimulasi motorik adalah terjadinya
kontraksi pada otot-otot yang mengalami kelayuhan sehingga akan terjadi peningkatan tonus
pada otot-otot tersebut dan stimulasi tumbuh kembang.
Rumusan masalah


Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

Pediatri
Pediatri berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedos yang berarti anak dan iatrica yang berarti
pengobatan. Secara etiologi pediatri berarti: ilmu pengobatan anak (Harsono Salimo, 1994,
John W. Graef, MD, 1994). Pengobatan anak yang dimaksudkan di sini adalah pengobatan
penyakit anak. Dari segi etimologi pediatri berarti cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
penyakit anak dan pengobatannya (Jack Insley MB. 1996, Alih Bahasa Rusi Muhaimin
Syamsi, Cet. 2005).
Di setiap rumah sakit, (di sana) akan dengan mudahnya diketemukan bangsal atau unit
penyakit anak. Pada unit ini semua penyakit anak mulai dari usia neonatal sampai dengan
usia remaja yang diperiksa akan mendapatkan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
penyakit yang diderita anak. Bangsal atau unit penyakit anak ini berarti telah menerapkan
pediatri di lingkungan rumah sakit.
Down syndrome
Sindrom Down atau Down Syndrome adalah suatu kelainan genetik karena munculnya
kromosom ekstra pada kromosom 21. Normalnya, seseorang hanya memiliki 46 kromosom.
Namun pada penderita sindrom Down terdapat 47 kromosom karena adanya kromosom
ekstra. 
Kromosom ekstra ini memengaruhi karakteristik fisik dan kemampuan belajar
penderita Down Syndrome. Pada beberapa kasus, anak dengan Down Syndrome juga lahir
dengan masalah jantung, pernapasan, atau usus. Meski demikian, sebagian besar masalah ini
dapat diatasi.
Kondisi ini tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, dengan dukungan dan perhatian dari
keluarga, anak dengan Down Syndrome dapat tumbuh tanpa perlu merasa tersisih dan hidup
bahagia.
Bab III
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai