Anda di halaman 1dari 5

“RAMADHAN SEBAGAI BULAN TARBIYAH BAGI UMAT ISLAM”

Oleh: Ibu /Ummi Titin.s

Ramadhan merupakan Syahrut Tarbiyah bagi umat islamyang menjalankannya ,


mengapa demikian? Karena ramadhan merupakan bulan pelatihan bagi umat islam
dalam satu bulan penuh baik itu pelatihan fisik ( tarbiyah jasadiyah), pelatihan akal-
pikiran-kecerdasan-wawasan keislaman ( tarbiyah fikriyah) , maupun pelatihan
menatadan membersihkan hati dari penyakitnya hati agar hati menjadi selamat atau
yang dikenal dengan istilah qolbun salim (Tarbiyah jasadiyah )
Rasulullah SAW bersabda : "iman itu yajidu wayankhus naik dan turun". Tidak
hanya ruh manusia saja yang membutuhkan saat-saat dan suasana yang memberikan
kesempatan untuk menimba bekal dan memperkuat iman, tapi jasad manusia pun
membutuhkan saat dimana seluruh organ tubuh mendapat kesempatan untuk menata
ulang seluruh proses yang telah dikerjakannya.,kondisi fit. 11 bulan bekerja penuh, organ
tubuh pun membutuhkan waktu untuk pemulihan, sehingga dengan shaum kondisi
kesegaran pun dapat dicapai. Rasulullah SAW bersabda "bershaum lah kamu agar
sehat" (HR. Lima ahli hadist)," Dalam ilmu kedokteran hal tersebut di sebutdengan
Konsep Autophagy yakni membuat tubuh lapar. Dan ketika tubuh seseorang lapar, maka
sel-sel tubuhnya pun ikut lapar.Sel-sel tubuh yang lapar ini akan memakan sel-sel dirinya
yang sudah tidak beguna lagi atau sel-sel yang telah rusak atau sel mati, agar tidak
menjadi sampah dalam tubuh, engan demikian sel-sel mati ini tidak akan menghasilkan
sesuatu yang bisa membahayakan tubuh...Jadi, tubuh orang yang berpuasa akan
membersihkan dirinya sendiri!!!..
Ilmuwan bernama Yoshinori Ohsumi ini telah membuktikan dan menemukan bahwa
ketika seseorang lapar (PUASA) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak
lebih dari 16 jam, maka tubuh akan membentuk protein khusus di seluruh tubuh yang
disebut autophagisom...Autophagisom tersebut bisa dianalogkan sebagai suatu sapu
raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati yang tidak berguna dan bisa membahayakan
tubuh untuk dikeluarkan...Sel-sel mati ini banyak dihasilkan oleh sel kanker dan sel
berbentuk kuman (virus atau bakteri) penyebab penyakit...
Protein autophagisom tersebut menghancurkan dan memakan sel-sel berbahaya
tersebut, lalu mengeluarkannya

Bagi mereka yang selalu menghabiskan waktu-waktunya dengan amal yang banyak
menuntutnya memiliki ketangguhan dan kestabilan iman., Ini salah satu Hikmahnya Allah
Swt menurunkan bulan Ramadhan bagi manusia yang memuat satu paket ibadah
istimewa (shaum ramadhan) yang melengkapi dengan ibadah-ibadah lainnya seperti
tarawih,tilawah alqur’an,muroj’aah alqur’an shodaqoh –infaq, ta’lim dan ditutup dengan
I’tikaf dan zakat fitrah-maal lalu idul fitri).
Allah telah merancang bagi manusia suatu program bagi peningkatan iman dan amal.
Maka tidak heran jika banyak ulama yang menyebut Ramadhan sebagai "syahrut
tarbiyah” Atau bulan pendidikan karena begitu banyak hikmah nilai-nilai pendidikan yang
dikandung di dalamnya.
Karena itulah, dalam upaya menyemarakkan Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah atau
bulan pendidikan, umat Islam di Indonesia mengisinya dengan kegiatan edukatif,yang
mencerdaskan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Ragamnya macam-macam, mulai
kajian keislaman, pesantren kilat, hingga amaliah lainnya seperti memberikan makanan
dan minuman berbuka bagi siapa saja, orang-orang beriman dilatih. melaksanakan
ibadah puasa, bangun pada 1/3 malam untuk melaksanakan ibadah sahur juga memiliki
tujuan agar umat muslim mampu membiasakan diri untuk melaksanakan sholat tahajud.
Orang yang melaksanakan tahajud inilah yang akan diangkat oleh Allah derajatnya
sebagaiman yang tertera dalam alqu’an surat Al-Isra ayat 89 “

َ َ‫َو ِمنَ الَّي ِْل فَت َ َه َّج ْد بِ ٖه نَافِلَةً لَ َۖك‬


‫عسٰ ى أ َ ْن يَّ ْبعَثَكَ َربُّكَ َمقَا ًما َّمحْ ُم ْودًا‬

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah)
tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. ”

Kemudian saat setelah makan sahur yang hukumnya sunnah bagi yang
menjalankannya dianjurkan pula saat menunggu datangnya waktu shalat shubuh di isi
dengan kegiatan yang bernilai ‘ibadah yakni membaca Al-Quran ( karena Al-Quran
adalah pedoman hidup muslim ) hal itulah yang merupakan ajang pelatihan
melancarakan, menfashihkan dan menumbuh-suburkan kegemaran berinteraksi
dengan al-qur’an walaupun barangkali masih ada yang tinhkatannya sebatas baru
mampu membaca saja tetapi hal itu akan membawa dampak positif bagi pelakunya
selain sebagai pembiasaan tilawah bagi umat muslim.Dan tidak kalah pentingnya
ramadhan juga mengajarkan kita senantiasa bersama - sama menuju mesjid untuk
melaksanakan sholat berjama’ah dan melatih untuk terbiasa sholat berjama’ah di
Masjid.
Ramadhan juga merupakan bulan tarbiyah qolbiyah ( pendidikan hati /qolbu )
dengan tujuannya agar hati kita terjaga bersih dari segala bentuk penyakitnya .Rasulullah
Saw, terbiasa melaksanakan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir. I’tikaf adalah
pemutusan hati seorang muslim dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia dan
pemusatan perhatian terhadap amalan akhirat. "Dari Abu Hurairah ra. Bahwa
Rasulullah SAW beri’tikaf pada setiap Ramadhan 10 hari, dan ketika tahun
kewafatannya beliau SAW beri’tikaf selama 20 hari" (HR.Bukhari dan Abu Daud).
Kondisi ini merupakan pembelajaran bagi umatnya upaya untuk menjaga dan sucikan diri
agar mencapai tingkat qolbun salim (hati yang selamat ) yang akan menguatkan
bangunan iman yang sudah dibangun sejak dini bahkan sejak dalam kandungan .
Maka dengan ibadah shaum seorang muslim dapat merasakan kehidupan yang
terbentang panjang, bukan hanya kehidupan di dunia saja
tapi juga mengkondisikan iman kita agar terus naik sehingga membentuk jiwa yang
tenang ,bersih seperti yang digambarkan Alloh al-qur’an bahwasannya Alloh akan
memberikan jaminan bagi pemilik iman yang kokoh tersebut sebagaimana yang disitir
dalam qur’an

‫) َوا ْد ُخ ِلي‬72( ‫) فَا ْد ُخ ِلي ِفي ِعبَادِي‬72( ً‫ض َّية‬


ِ ‫اض َيةً َم ْر‬ ْ ‫س ْال ُم‬
ْ )72( ُ‫ط َم ِئنَّة‬
ِ ‫ار ِج ِعي ِإلَى َر ِب ِك َر‬ ُ ‫يَا أَيَّت ُ َها النَّ ْف‬
03( ‫َجنَّتِي‬
Artinya:

"Wahai Jiwa Yang Tenang, Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang Ridho Dan
Diridhoi-Nya. Maka Masuklah Kedalam Golongan Hamba-Hambaku. Dan Masuklah Kedalam
Surga-Ku." (Q.S. Al-Fajr :27-30)

ADA BEBERAPA ALASAN MENGAPA RAMADHAN DISEBUT SEBAGAI


BULAN TARBIYAH.

Pertama, pelaksanaan ibadah shaum lebih lama dibandingkan amalan ibadah lain,
seperti shalat, zakat, dan haji. Shalat dapat diselesaikan dengan waktu yang cukup
singkat, demikian juga dengan zakat.

Kedua, banyak kategori ibadah dihadirkan pada bulan mulia ini, berposisi sebagai
penunjang terbentuknya pribadi yang “aabid”. ada puasa, shalat tarawih, tilawah , iktikaf,
ada juga sedekah dan zakat serta ada pula umrah yang utama.
Rasulullah SAW menjadi teladan yang jelas bagaimana Ramadhan menjadi
bulan tarbiyah yang sangat spesial dalam semua amal ibadah dan kebaikan lainnya.
Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, seperti sedang berlari kencang, Rasul yang mulia
itu memperhebat semua amal ibadahnya.

Ketiga, pahala yang dilipatgandakan menjadi bukti kehadiran Ramadhan men-


tarbiyah seorang hamba untuk menjaga motivasi semua amal kebaikannya. Amal sunah
diganjar pahala wajib. Amal wajib dilipatgandakan dengan kelipatan yang tak bertepi.
Bahkan, pahala puasa begitu spesial karena Allah yang menetapkan nilainya. "Puasa
adalah untuk-Ku. Dan, hanya Aku yang membalasnya." (HR Ahmad)
Pantaslah jika semua yang merindukan ridha, rahmat, dan surga Allah berharap semua
bulan adalah Ramadhan. Sebab, begitu banyak lagi keindahan kasih dan sayang-Nya
pada bulan yang mulia ini.
SECARA UMUM ADA EMPAT KECERDASAN YANG DIDIDIK, DIBIMBING, DIBINA,
DAN DILATIH MELALUI PUASA RAMADHAN:

Pertama, kecerdasan intelektual.


Dalam Ramadhan ini, kita biasanya melakukan kegiatan atau mendengar ceramah,
kajian-kajian tentang ilmu agama, training (pelatihan) guna meningkatkan khazanah
pengetahuan Islam yang semua ini merupakan satu aspek pembentukan kecerdasan
intelektual.

Kedua, Kecerdasan Emosional.


Puasa di bulan suci ini merupakan momentum istimewa untuk mengembangkan
kesadaran hati sebagai kesadaran tertinggi, seperti halnya menahan amarah,
mengurangi fitnah, tidak munafik, dengki, khianat, iri hati, sombong, angkuh, dan begitu
banyak sikap lain yang dilatih untuk membentuk kecerdasan emosional melalui
Ramadhan ini.

Ketiga, Kecerdasan Sosial.


Dalam bulan puasa kita dilatih untuk merasakan penderitaan lapar dan dahaga yang
lazimnya dialami oleh kaum fakir dan miskin. Dengan upaya ini diharapkan tumbuh
empati terhadap penderitaan kaum fakir dan miskin tersebut dan mendorong kita
memberikan infak, sedekah, dan menunaikan zakat seperti halnya zakat fitrah. Itu semua
menuntun agar terbentuk kecerdasan emosional pada pribadi kita sebagai hamba Allah
yang taat dan beriman, dan;

Keempat, Kecerdasan Spiritual


kecerdasaan dan kemampuan seseorang menyerap inspirasi, ide, taufik, hidayah,
simbol-simbol, dan memunculkannya dalam bentuk penemuan-penemuan baru.
Lazimnya dalam bulan Ramadhan kita selalu berupaya meningkatkan ketaatan dan
ketakwaan kepada Allah, yaitu dengan memperbanyak zikir, melakukan shalat Tarawih
dan Witir selain shalat wajib, membaca Alquran dan kegiatan lainnya yang substansinya
adalah mendidik agar terbentuk kecerdasan spiritual.
Oleh karena itu, ibadah Ramadhan yang kita laksanakan harus dipahami sebagai
suatu rangkaian ibadah untuk meningkatkan empat aspek kecerdasan manusia yang
tujuannya adalah untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah Swt. Keempat
aspek kecerdasan manusia tersebut, sejatinya yang dimiliki oleh para nabi, rasul, ulama,
syuhada, sufi, serta para ilmuwan, dan penemu di masa keemasan Islam.
Pada sisi lain, ada banyak juga keutamaan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu), khususnya
ilmu-ilmu agama dalam bulan Ramadhan yang merupakan syahrut tarbiyah ini, di
antaranya:

Pertama, Allah Swt akan meninggikan derajat orang yang berilmu sebagaimana firman-
Nya, “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah:11)
Kedua, ilmu adalah syarat generasi Rabbani. Hanya dengan bekal ilmu, khususnya ilmu
tentang Alquran yang terus diperdalam dan juga diajarkan seseorang menjadi orang atau
generasi yang Rabbani sebagaimana firman Allah: “Hendaklah kamu menjadi orang-
orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Alkitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.” (QS. Ali Imran:79)

Ketiga, menuntut ilmu memudahkan masuk surga. Dengan ilmu, seseorang bisa
mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, memahami mana yang halal dan
mana haram, mengerti perintah dan larangan dari Rabb-nya, serta memahami hak-hak
Allah dan rahasia-rahasia syariat yang diturunkan-Nya. Maka, seseorang yang menuntut
ilmu akan dimudahkan Allah menuju surga sebagaimana sabda Rasulullah saw,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
jalannya ke surga.” (HR. Muslim)
Demikianlah sebagian keutamaan menuntut ilmu. Di bulan Ramadhan yang pahala
kebaikan dilipatgandakan, bahkan amal sunnah diberi pahala seperti amal wajib, tentu
pahala yang didapat dari thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu) lebih besar dan keutamaannya
lebih luar biasa lagi. Di samping itu, ia juga menjadi faktor penguat sehingga puasa kita
menjadi puasa yang berkualitas.

Daftar pustaka :
1. Al-Qur’anul Karim
2. Kumpulan Hadis Sosheh
3. Fiqih Islam-Fiqih Sunnah
4. Dan buku2 lain yang menunjang

Anda mungkin juga menyukai