Makalah KWN Fix
Makalah KWN Fix
PENDAHULUAN
Negara adalah tempat yang didiami oleh banyak dengan tujuan yang
berbeda. Indonesia sebagai negara yang merdeka yang kemerdekaaannya telah
diakui oleh dunia didiami oleh orang – orang yang sangat beragam. Mulai dari
perbedaan ras , agama , hingga budaya. Perbedaan yang bisa dibilang menjadi
pisau bermata dua yang bisa menjadi kekuatan namun juga bisa menjadi ancaman
bagi Indonesia sendiri. Namun perbedaan tersebut dapat diatasi oleh bangsa
Indonesia dimana di proklamasikannya kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
1
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan
masalah – masalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wilayah adalah suatu daerah yang menjadi kekuasaan sebuah negara serta
menjadi tempat tinggal bagi rakyat. Wilayah dalam sebuah negara
merupakan unsur yang harus ada, karna tidak mungkin ada negara tanpa
ada batas-batas teritorial yang jelas, wilayah dalam sebuah negara
mencangkup Daratan, Perairan dan Udara.
3
kekuasaan atas penduduknya, oleh karena itu negara menuntut loyalitas
mutlak ari negaranya.
Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
negara,merupakan ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-
citakan. Tujuanutama berdirinya negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan
kebahagian rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).
4
3. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat
saling pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap
orang apa yang telah disetujui dan telah dianggap patut.
5
negara tersebut. Fungsi ini mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan
ketenangan dan ketertiban serta pertahanan dan keamanan
2. Fungsi Diplomatik
Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan
negara yang lain sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang
bertanggung jawab dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.
3.Fungsi Yuridis
4.Fungsi Administratif
6
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan-tujuan tersebut diupayakan perwujudannya melalui pembangunan
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program
jangka pendek, menengah, dan panjang.
7
Negara berdasarkan sifatnya disini menjelaskan bahwa kaitan pengertian
negara, sangat erat terhadap sifatnya. Dimana berdasarkan sifatnyalah ditemukan
dan dijabarkan pengertiannya. Beberapa sifat negara yang sudah tidak bisa
dibantah dalam kedaulatan bernegara, yaitu:
1. Sifat Memaksa
Dalam hal ini secara tidak langsung bahwa negara memberikan kewajiban,
terhadap warga negara untuk menaati segala peraturan yang ada didalam negara
tersebut. Bertujuan agar terciptanya suasana serta keadaan negara yang terkendali,
melalui tata cara peraturan yang diberikan pemerintah.
2. Sifat Monopoli
Kata monopoli sudah tidak asing lagi dalam bernegara, dimana dengan tujuan
terwujudnya keberlangsungan dalam bernegara. Setiap negara yang sudah diakui
kedaulatan negaranya pasti memiliki sifat monopoli dalam menerapkan
pelaksanaan terhadap warga negaranya.
3. Sifat Totalitas
Sifat totalitas yang dimaksud dalam bernegara yaitu terciptanya segala cakupan
menyeluruh, dari setiap kebijakan yang diberikan oleh pemerintah. Namun hal ini
sangat diprioritaskan untuk warga negara yang sebagai subjek tujuan dalam
mengaktulisasikan kehidupan bernegara.
8
dimana konstitusi pada umumnya merujuk pada penjaminan hak terhadap warga
negaranya.
1. Hukum Dasar
Hal ini dikarenakan dalam konstitusi terdapat aturan aturan pokok mengenai
penyelenggaraan negara sebagai suatu badan dan lembaga pemerintahan yang
memberikan kekuasaan serta adanya suatu bentuk dan prosedur penggunaan
kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.
2. Hukum Tertinggi
Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil dari revolusi ini terkadang
membuat suatu konstitusi atau UUD yang kemudian mendapatkan persetujuan
dari rakyat. Secara evolusi, konstitusi dapat berubah secara berangsur-angsur yang
menimbulkan konstitusi baru dimana konstitusi lama nantinya tidak akan berlaku
lagi.
Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi nampak pada adanya gagasan dasar,
cita-cita, dan tujuan dari negara yang tertuang dalam pembukaan konstitusi suatu
negara. Di Indonesia, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9
Konstitusi merupakan suatu hukum dasar tertulis dan juga hukum dasar yang
tidak tertulis, sedangkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan hukum dasar tertulis yang sifatnya mengikatsehingga makin elastis
sifatnya aturannya akan menjadi semakin baik, konstitusi ini berkaitan erat dengan
cara suatu pemerintahan diselenggarakan oleh organ-organnya.
2. Konstitusi tidak tertulis berupa suatu aturan tetapi tidak tertulis yang ada dan
senantiasa dipelihara dalam praktik penyelenggaraan sistem kenegaraan.
Konstitusi jenis ini biasa disebut sebagai konvensi. Syarat-syarat agar suatu
konstitusi dapat disebut sebagai konvensi adalah konstitusi tersebut diakui dan
digunakan berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan negara, tidak
bertentangan dengan UUD 1945, dan memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
Menurut seorang ahli bernama Lohman, unsur-unsur yang harus ada dalam
konstitusi adalah :
10
Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia yang menjadi penentu hak
dan juga kewajiban warga negara dan badan pemerintah.
Menurut pendapat dari C.F. Strong, suatu konstitusi dapat bersifat kaku
dan juga dapat bersifat supel tergantung dari apakah prosedur untuk mengubah
konstitusi tersebut sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang dari
negara yang bersangkutan ataukah belum. Berdasarkan hal tersebut, sifat dari
konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kaku
Konstitusi yang sifatnya kaku atau rigid, yang hanya dapat diubah melalui
prosedur berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan.
2. Supel
Konstitusi yang sifatnya supel atau flexibel dimana konstitusi dapat diubah
melalui sebuah prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang
pada negara yang bersangkutan.
Tujuan konstitusi yang satu ini merupakan sebuah gagasan yang dikenal
dengan nama konstitusionalisme. Maksud konstitusionalisme adalah suatu
gagasan yang melihat kedudukan pemerintah atau penyelenggara pemerintahan
sebagai sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh, untuk, dan atas nama rakyat.
11
1. Membatasi dan mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya terhindar dari kesewenang-wenangannya
terhadap rakyat.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
12
2.3 Bentuk Penyimpangan Konstitusi
Pada dasarnya, memilih agama dan beragama merupakan salah satu hak
manusia yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan
langgeng yang karena hal itu harus dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun seperti yang dikatakan dalam
konsideransi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Yang artinya, hak beragama telah melekat pada diri manusia dan dilindungi
sepanjang hidupnya, termasuk pada anak-anak.
Yang mana dalam hal ini berlaku jika anak tersebut belum berusia 18
(delapan belas) tahun dan juga pada anak yang masih dalam kandungan
13
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Selain itu, secara khusus lagi tentang ini juga diatur
dalam Pasal 6 UU Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa setiap anak
berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.Tentang
kebebasan memilih agama ini, Pasal 55 UU HAM juga mengatakan bahwa setiap
anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau
wali.
Artinya, dalam berbagai pasal di atas sebenanya tidak ada batasan usia
kapan seorang anak berhak memilih agama yang ia anut dan tidak lagi mengikuti
agama yang dipeluk orang tuanya, asalkan ia telah berakal dan bertanggung jawab
serta memenuhi syarat dan tata cara sesuai dengan ketentuan agama yang
dipilihnya dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka ia
berhak menentukan pilihan agamanya sendiri.
2.3.2 Pelanggaran Hak Cipta
Hak cipta adalah hak ekslusif atau hak yang hanya di miliki oleh si
pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau
hasil oleh gagasan atau informasi tertentu. Definisi yang di berikan oleh pasal 1
Ayat 1 UU Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta menyebutkan sebagai berikut
“ Hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.
Seperti yang kita ketahui sekarang pembajakan atas hak cipta sangat
banyak. Mulai dari barang – palsu atau kita sebut KW. Yang tentu sangat
merugikan pemilik asli dari barang tersebut seperti kerugian material yang
dialami. Yang sedang hangat – hangatnya adalah situs pembajakan film yang kita
tahu pemerintah telah berusahan menutup situs situs tersebut namun tetap saja
masih banyak pembajakan film.
14
3.3 Pelanggaran Hak Privasi
Hak atas privasi memang tidak dicantumkan secara eksplisit di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Namun, secara implisit
hak atas privasi terkandung di dalam Pasal 28G ayat (1) UUD NRI 1945 sebagai
berikut:
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi”.
Kasus ini sering terjadi belakang ini, terutama terhadap pasien terinfeksi
korona yang disebarluaskan identitasnya karena sangat berpengaruh kepada
psikologis pasien yang bisa mendapat tekanan dari masyarakat. Selain pasien
orang terdekat pasien juga akan terancam identitasnya. Pihak berwenang telah
telah mencoba mencari pelaku untuk mencegah terjadinya kepanikan dan
dianggap telah melanggar peraturan.
2.3.4 Polemik Pelanggaran Oleh Anak Dibawah Umur
Seperti yang kita ketahui belakangan ini terjadi sebuah kasus pembuhunah
oleh anak yang dibawah umur. Yang menjadi polemik adalah pelaku masih
dibawah umur dan mengalami gangguan psikologis bisa atau tidak dipidanakan.
Menghilangkan hak hidup orang lain melanggar pasal 28 I Ayat 1. Hak
tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum
yang berlaku surut. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (“UU SPPA”) membagi 3 (tiga) definisi anak yang
berhubungan dengan tindak pidana sebagai berikut:
-Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.[4]
- Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak
Korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
15
mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan
oleh tindak pidana
- Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Saksi
adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat, dan/atau dialaminya sendiri
Batas umur 12 (dua belas) tahun bagi Anak untuk dapat diajukan ke sidang
anak didasarkan pada pertimbangan sosiologis, psikologis, dan pedagogis bahwa
anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun dianggap belum dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Perlu diketahui, “Penjara Anak” yang Anda sebut bukan istilah yang
dikenal dalam UU SPPA. Kami luruskan bahwa istilah yang digunakan dalam UU
SPPA adalah Lembaga Pembinaan Khusus Anak (“LPKA”). LPKA adalah
lembaga atau tempat Anak menjalani masa pidananya. Terkait LPKA ini, dalam
UU SPPA diatur bahwa setiap lembaga pemasyarakatan anak harus melakukan
perubahan sistem menjadi LPKA sesuai dengan UU SPPA paling lama 3 (tiga)
tahun.
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi suatu negara harus memiliki konstitusi yang jelas karena dengan
konstitusi segala kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diatur. Seperti negara
kita Indonesia yang segala tatanan masyarakatnya diatur menurut UUD 1945
mulai dari hukum , sosial, hingga ekonomi.
Sebagai warga negara yang baik kita juga harus mematuhi segala
konstitusi yang berlaku demi terjaminnya kehidupan yang aman damai dan tidak
terjadinya benturan antara hak dan kewajiban warga negara.
3.2 Saran
Kami dari penulis berharap tulisan ini dapat dikembangkan sehingga
memberikan dampak yang positif bagi pembacanya.
17
Daftar Pustaka
Samhis Setiawan. 2019. Pengertian dan Fungsi Negara. Artikel. Dikutip Dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
Syl. 2018. Usia Berapa Anak Bisa Memilih Agama Sendiri. Artikel. Dari
http://dilarangbego.com/2018/08/14/usia-berapa-anak-berhak-memilih-agama-
sendiri-
Ahmad Faiz Ibnu Sani. 2020. Polisi Buru Penyebar Data Pribadi 2 Pasien Korona.
Berita. Dari https://nasional.tempo.co/read/1315660/polisi-buru-penyebar-data-
pribadi-2-pasien-virus-corona/full&view=ok
Dhaifurrakhman Abas. 2020. Situs Film Bajakan IndoXXI Tutup 1 Januari 2020.
Dari https://mediaindonesia.com/read/detail/279637-situs-film-bajakan-indoxxi-
tutup-1-januari-2020
Ardi Briantika. 2020. Remaja Pembunuh Balita: Apa Penjara Anak Bisa Jamin
Pelaku Jera? Dari https://tirto.id/remaja-pembunuh-balita-apa-penjara-anak-bisa-
jamin-pelaku-jera-eD3M
Tri Jata Ayu Pramesti, S.H. 2016. Pidana Penjara Bagi Anak.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4fe2cc383856d/perlindungan
-anak/#_ft
18