Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara adalah tempat yang didiami oleh banyak dengan tujuan yang
berbeda. Indonesia sebagai negara yang merdeka yang kemerdekaaannya telah
diakui oleh dunia didiami oleh orang – orang yang sangat beragam. Mulai dari
perbedaan ras , agama , hingga budaya. Perbedaan yang bisa dibilang menjadi
pisau bermata dua yang bisa menjadi kekuatan namun juga bisa menjadi ancaman
bagi Indonesia sendiri. Namun perbedaan tersebut dapat diatasi oleh bangsa
Indonesia dimana di proklamasikannya kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sehari setelah kemerdekaan dirproklamirkan, PPKI ( Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia ) bersidang untuk pertama kalinya. PPKI yang diketuai
oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta dibentuk untuk melanjutkan
tugas dari BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ) untuk melaksanakan persiapan dan pelaksanaan kemerdekaan
Indonesia. Pada siding pertama PPKI membahas tentang pemilihan presiden dan
wakil presiden serta perumusan UUD. Hasil pada sidang tersebut adalah
dipilihnya Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden.Pada sidang tersebut juga disahkan Undang – Undang Dasar 1945.

Undang – Undang Dasar 1945 adalah konstitusi yang pertama diterapkan


di Indonesia. Konstitusi sangat diperlukan oleh suatu negara dalam mengatur
segala kehidupan berbangsa dan bernegara di negara tersebut. Hingga sekarang
sudah ada 10 kali pergantian konstitusi di Indonesia, pergantian tersebut bukan
tanpa alasan karena seiring berubahnya zaman peraturan juga harus disesuaikan.
Undang – undang termasuk dalam konstitusi tertulis, selain konstitusi tertulis ada
juga konstitusi tak tertulis seperti konstitusi adat istiadat. Seperti kita ketahui di
Indonesia budaya dan adat istiadat sangat beragam tiap tempat dan suku memiliki
konstitusi adatnya masing – masing untuk mengatur kehidupan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan
masalah – masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian negara ?

2. Apa pengertian konstitusi ?

3. Bagaimana bentuk penyimpangan kontitusi dalam kehidupan berbangsa dan


bernergara ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian negara

2. Mengetahui pengertian negara

3. Menerapkan konstitusi dalam kehidupan berbangsa bernegara

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara

Negara adalah wilayah yang ditinggali suatu kumpulan orang yang telah


mempunyai kehendak/tujuan yang sama untuk membangun masa depan bersama-
sama. Kelompok masyarakat tersebut memiliki rasa senasib dan sepenanggungan
untuk menjalankan hidup bersama-sama di dalam suatu wilayah di permukaan
bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya
membentuk organisasi masyarakat dan memiliki pemerintahan yang sah untuk
mengatur warga atau masyarakatnya.

2.1.1 Unsur – Unsur Negara

Unsur-unsur dlam sebuah negara terdapat beberapa aspek yaitu Wilayah,


Rakyat, Pemerintah dan Kedaulatan, adapun pengertian dari aspek-aspek tersebut
yaitu:

1. Wilayah adalah suatu daerah yang menjadi kekuasaan sebuah negara serta
menjadi tempat tinggal bagi rakyat. Wilayah dalam sebuah negara
merupakan unsur yang harus ada, karna tidak mungkin ada negara tanpa
ada batas-batas teritorial yang jelas, wilayah dalam sebuah negara
mencangkup Daratan, Perairan dan Udara.

2. Rakyat adalah penduduk yang bertempat tinggal di sebuah negara yang


ikut serta pada pemerintahan. Rakyat sangat penting dalam sebuah negara,
karna secara kongkret rakyatlah yang memiliki kepentingan agar negara
itu dapat berjalan dengan baik.

3. Pemerintah adalah sutu organisasi yang bertidak menjalankan


kepentingan-kepentingan bersama atas nama negara dan melaksanankan
tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama
bagi seluruh penduduk di dalam wilahnya.

4. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang


dan melaksanakannya dengan cara yang tersedia. Negara memiliki

3
kekuasaan atas penduduknya, oleh karena itu negara menuntut loyalitas
mutlak ari negaranya.

2.1.2 Bentuk – Bentuk Negara

1. Negara kesatuan merupakan negara yang merdeka dan berdaulat dengan


satu pemerintah yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan
terbagi dalam 2 macam:

a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi.

b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.

2. Negara serikat (federasi) merupakan negara gabungan dari beberapa negara


bagian dari negara serikat. Dalam kekuasaan negara federasi. Negara tersebut
berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara federasi bertugas untuk
menjalankan hubungan Luar Negeri, Pertahanan Negara, Keuangan, Dan Urusan
Pos. Selain kedua bentuk negara tersebut negara terbagi dalam tiga kelompok,
yakni Monarki, Oligarki,dan Demokrasi.

2.1.3 Tujuan Negara

Tujuan negara adalah suatu sasaran yang hendak dicapai oleh suatu
negara,merupakan ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang dicita-
citakan. Tujuanutama berdirinya negara pada hakikatnya sama, yaitu menciptakan
kebahagian rakyatnya (bonum publicum/common-wealth).

1. Keamanan ekstern (eksternal security), artinya negara bertugas


melindungi warga negaranya terhadap ancaman dari luar.

2. Pemeliharaan ketertiban intern (mainte-nance of internal order), artinya


dalam masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan tanggung
jawab pelaksanaan peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara,
terdapat pula badan-badan, prosedur dan usaha-usaha yang dimengerti
oleh segenap warga negara dan dilaksanakan untuk memajukan
kebahagian bersama.

4
3. Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat
saling pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap
orang apa yang telah disetujui dan telah dianggap patut.

4. Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban,


keadilan dan kebebasan.

5. Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan


bebas hasrat -hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus
disesuai- kan gagasan kemakmuran umum. Bagaimana dengan tujuan
negara Indonesia? Tujuan Negara Indonesia se-perti tertuang dalam Alinea
IV Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia

b.Memajukan kesejahteraan umum,

c.Mencerdaskan kehidupan bangsa,

d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2.1.4 Fungsi Negara

Secara umum fungsi negara adalah menyelenggarakan kepentingan


bersama dari anggota kelompok yang disebut bangsa atau lebih tepat dikatakan
kepentingan umum., tidak peduli dengan bentuk atau sistem pemerintahan yang
digunakan oleh Negara yangbersangkutan.

Secara khusus fungsi negara sebagai berikut :

 Fungsi Reguler (Regular Function)

Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa


syarat ini secara dejure negara tersebut tidak ada. Ada empat fungsi yang
termasuk fungsi reguler, yaitu :

1. Fungsi Politik/Fungsi negara yang klasik


Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang timbul setelah lahirnya

5
negara tersebut. Fungsi ini mempunyai dua aspek, yaitu pemeliharaan
ketenangan dan ketertiban serta pertahanan dan keamanan

2. Fungsi Diplomatik
Suatu negara tidak akan hidup secara sempurna tanpa berhubungandengan
negara yang lain sehingga perlu menjalin hubungan persahabatan yang
bertanggung jawab dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.

3.Fungsi Yuridis

Negara harus dapat menjamin adanya rasa keadilan dalam kehidupan


masyarakat dengan mengatur tata bernegara dan tata bermasyarakat.
Segala perbuatan yang dilakukan oleh individu, kelompok dan negara
harus sesuai dengan kriteria hukum.

4.Fungsi Administratif

Negara mempunyai kewajiban menata birokrasinya demi terwujudnya


tujuan negara dengan bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan
sebelumnya.

 Fungsi Pembangunan (Developing Function)

Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang terencana yang


dilakukan terus menerus untuk menuju pada suatu perbaikan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melaksanakan fungsi


reguler dan fungsi pembangunan secara seimbang. Bahkan fungsi
pembangunan terkadang mendapat prioritas yang lebih besar dari fungsi
reguler. Namun kedua fungsi ini saling mendukung satu dengan yang lain.
Tujuan utama negara yang sedang berkembang adalah perwujudan
kesejahteraan masyarakat yang merata.

Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang dalam alinea keempat


Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

6
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan-tujuan tersebut diupayakan perwujudannya melalui pembangunan
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program
jangka pendek, menengah, dan panjang.

Fungsi Negara Republik Indonesia sesuai dengan tujuan tersebut sebagai


berikut:

1. Fungsi pertama adalah tugas keamanan, pertahanan dan ketertiban.


Negara berkewajiban mempertahankan apabila ada serangan dari luar
maupun rongrongan dari dalam negeri. Termasuk juga perlindungan dan
pencegahan pencurian kekayaan baik di darat, laut maupun udara.

Akhir-akhir ini pencurian ikan di perairan Indonesia oleh nelayan asing


sering terjadi. Kerusuhan antara aparat keamanan dengan masyarakat di
berbagai tempat dengan latar belakang yang berbeda juga menunjukkan
bahwa perlindungan terhadap kehidupan, hak milik dan hak-hak lainnya
belum dijalankan secara optimal. Negara mempunyai kewajiban
meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi ini.

2. Fungsi kedua adalah tugas kesejahteraan.


Negara bertugas mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta keadilan
social bagi seluruh bangsa Indonesia seperti bantuan bencana alam,
bantuan kesehatan, upah minimum dan lain-lain.

3. Fungsi ketiga adalah tugas pendidikan


Negara bertugas untuk penigkatan pendidikan, penerangan umum,
peningkatan kebudayaan dan lain-lain yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

4. Fungsi keempat adalah tugas mewujudkan ketertiban serta kesejahteraan


dunia
Negara Indnesia ikut menciptakan kedamaian bagi kehidupan manusia
pada umumnya dengan berdasarkan politik bebas aktif.

2.1.5 Sifat – Sifat Negara

7
Negara berdasarkan sifatnya disini menjelaskan bahwa kaitan pengertian
negara, sangat erat terhadap sifatnya. Dimana berdasarkan sifatnyalah ditemukan
dan dijabarkan pengertiannya. Beberapa sifat negara yang sudah tidak bisa
dibantah dalam kedaulatan bernegara, yaitu:

1. Sifat Memaksa

Dalam hal ini secara tidak langsung bahwa negara memberikan kewajiban,
terhadap warga negara untuk menaati segala peraturan yang ada didalam negara
tersebut. Bertujuan agar terciptanya suasana serta keadaan negara yang terkendali,
melalui tata cara peraturan yang diberikan pemerintah.

2. Sifat Monopoli

Kata monopoli sudah tidak asing lagi dalam bernegara, dimana dengan tujuan
terwujudnya keberlangsungan dalam bernegara. Setiap negara yang sudah diakui
kedaulatan negaranya pasti memiliki sifat monopoli dalam menerapkan
pelaksanaan terhadap warga negaranya.

3. Sifat Totalitas

Sifat totalitas yang dimaksud dalam bernegara yaitu terciptanya segala cakupan
menyeluruh, dari setiap kebijakan yang diberikan oleh pemerintah. Namun hal ini
sangat diprioritaskan untuk warga negara yang sebagai subjek tujuan dalam
mengaktulisasikan kehidupan bernegara.

2.2 Pengertian Konstitusi

Pengertian konstitusi adalah sebuah norma dalam suatu sistem politik


negara dan hukum yang dibentuk oleh pemerintah negara yang dikodifikasikan
sebagai sebuah dokumen tertulis. Hukum dalam konstitusi tidak mengatur hal
yang sifatnya rinci, namun hanya menjabarkan beberapa prinsip yang menjadi
dasar bagi peraturan lainnya. Konstitusi memuat suatu aturan dan prinsip dari
sebuah entitas politik dan hukum dimana istilah konstitusi ini merujuk untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip dasar dalam politik, prinsip dasar
hukum, prosedur, wewenang, dan kewajiban pemerintahan negara padaumumnya

8
dimana konstitusi pada umumnya merujuk pada penjaminan hak terhadap warga
negaranya.

2.2.1 Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam berbangsa dan bernegara sangat penting


karena menjadi suatu ukuran untuk mengetahui aturan pokok yang berlaku bagi
penyelenggara negara ataupun masyarakat dalam suatu sistem ketatanegaraaan.
Kedudukan konstitusi dapat disebut sebagai :

1. Hukum Dasar

Hal ini dikarenakan dalam konstitusi terdapat aturan aturan pokok mengenai
penyelenggaraan negara sebagai suatu badan dan lembaga pemerintahan yang
memberikan kekuasaan serta adanya suatu bentuk dan prosedur penggunaan
kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.

2. Hukum Tertinggi

Hal ini dikarenakan konstitusi memunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan


peraturan-peratuan lain yang ada dalam ketatanegaraan. Maka dari itu, aturan
yang tingkatannya berada di bawah konstitusi tidak akan dan tidak boleh
bertentangan dan tentunya tetap harus disesuaikan dengan aturan yang ada dalam
konstitusi.

Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil dari revolusi ini terkadang
membuat suatu konstitusi atau UUD yang kemudian mendapatkan persetujuan
dari rakyat. Secara evolusi, konstitusi dapat berubah secara berangsur-angsur yang
menimbulkan konstitusi baru dimana konstitusi lama nantinya tidak akan berlaku
lagi.

Keterkaitan dasar negara dengan konstitusi nampak pada adanya gagasan dasar,
cita-cita, dan tujuan dari negara yang tertuang dalam pembukaan konstitusi suatu
negara. Di Indonesia, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dasar negara sebagai sebuah pedoman penyelenggaraan negara secara tertulis


termuat dalam konstitusi suatu negara.

9
Konstitusi merupakan suatu hukum dasar tertulis dan juga hukum dasar yang
tidak tertulis, sedangkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan hukum dasar tertulis yang sifatnya mengikatsehingga makin elastis
sifatnya aturannya akan menjadi semakin baik, konstitusi ini berkaitan erat dengan
cara suatu pemerintahan diselenggarakan oleh organ-organnya.

2.2.2 Jenis – Jenis Konstitusi

Jenis konstitusi terdiri dari dua macam, diantaranya adalah :

1. Konstitusi tertulis berupa naskah yang menjelaskan kerangka dan tugas pokok


dari badan pemerintahan dimana naskah tersebut turut menentukan cara kerja dari
suatu badan pemerintahan. konstitusi ini disebut undang-undang dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis berupa suatu aturan tetapi tidak tertulis yang ada dan
senantiasa dipelihara dalam praktik penyelenggaraan sistem kenegaraan.
Konstitusi jenis ini biasa disebut sebagai konvensi. Syarat-syarat agar suatu
konstitusi dapat disebut sebagai konvensi adalah konstitusi tersebut diakui dan
digunakan berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan negara, tidak
bertentangan dengan UUD 1945, dan memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.

Sedangkan secara teoritis, konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Konstitusi politik yang berisikan norma-norma dalam penyelenggaraan


negara, hubungan rakyat dengan pemerintah, dan hubungan antar lembaga.

2. Konstitusi sosial yang mengandung cita-cita sosial bangsa, rumusan filosofis


negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan oleh bangsa tersebut.

2.2.3 Unsur – Unsur Konstitusi

Menurut seorang ahli bernama Lohman, unsur-unsur yang harus ada dalam
konstitusi adalah :

 Konstitusi sebagai suatu perwujudan kontak sosial dimana konstitusi


menjadi sebuah perjanjian yang lahir dari kesepakatan antara warga negara
dengan Pemerintah.

10
 Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia yang menjadi penentu hak
dan juga kewajiban warga negara dan badan pemerintah.

 Konstitusi sebagai forma regiments yang merupakan kerangka


pembanguan dari pemerintah.

2.2.4 Sifat – Sifat Konstitusi

Menurut pendapat dari C.F. Strong, suatu konstitusi dapat bersifat kaku
dan juga dapat bersifat supel tergantung dari apakah prosedur untuk mengubah
konstitusi tersebut sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang dari
negara yang bersangkutan ataukah belum. Berdasarkan hal tersebut, sifat dari
konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Kaku

Konstitusi yang sifatnya kaku atau rigid, yang hanya dapat diubah melalui
prosedur berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan.

2. Supel

Konstitusi yang sifatnya supel atau flexibel dimana konstitusi dapat diubah
melalui sebuah prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang
pada negara yang bersangkutan.

2.2.5 Tujuan Konstitusi

Konstitusi ada dengan tujuan membatasi kekuasaan penyelanggara negara


sehingga nantinya para penyelenggara negara tidak dapat bertindak sewenang-
wenang dan dapat menjamin hak-hak dari para warga negaranya.

Tujuan konstitusi yang satu ini merupakan sebuah gagasan yang dikenal
dengan nama konstitusionalisme. Maksud konstitusionalisme adalah suatu
gagasan yang melihat kedudukan pemerintah atau penyelenggara pemerintahan
sebagai sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh, untuk, dan atas nama rakyat.

2.2.6 Fungsi Konstitusi

Adanya konstitusi bagi suatu negara mempunyai fungsi sebagai berikut :

11
1. Membatasi dan mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya terhindar dari kesewenang-wenangannya
terhadap rakyat.

2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.

3. Digunakan sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut sebuah


sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya, baik itu penguasa maupun rakyat serta digunakan sebagai
landasan struktural.

2.2.7 Nilai Konstitusi


Sebagai suatu dasar dalam berperilaku yang digunakan untuk
berbangsa dan bernegara, konstitusi mempunyai nilai berupa :

1. Nilai semantik dimana suatu konstitusi hanya berlaku untuk


kepentingan penguasa saja. Dalam melakukan suatu memobilisasi
kekuasaan, penguasa akan menggunakan konstitusi sebagai alat untuk
melaksanakan suatu kekuasaan politik.

2. Nilai normatif dimana suatu konstitusi bisa diterima oleh suatu bangsa


dan bagi mereka konstitusi tidak hanya digunakan dalam artian hukum
atau legal saja, namun juga secara nyata berlaku dalam masyarakat secara
efektif serta dapat dilaksanakan secara murni dan juga konsekuen.

3. Nilai nominal dimana suatu konstitusi menurut hukum dapat berlaku,


tetapi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut disebabkan karena
adanya pasal tertentu yang tidak seluruh pasalnya yang terdapat dalam
konstitusi dapat berlaku bagi wilayah negara.

12
2.3 Bentuk Penyimpangan Konstitusi

Dalam pelaksanaan kontistusi di Indonesia banyak terjadi


penyelewengan dari konstitusi. Sampai saat ini telah banyak dilaksanakan
amandemen Undang – Undang Dasar 1945 untuk mencegah terjadinya
penyelewengan tersebut. Berikut adalah bentuk – bentuk penyelewengan
tersebut.

2.3.1 Pelanggaran Memeluk Agama

Seperti yang kita tahu, bahwasanya negara telah menjamin kemerdekaan


tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya sesuai yang tertulis pada Pasal 29 ayat 2
UUD 1945. Lantas pada usia berapa seorang anak berhak memilih agamanya
sendiri?

Pada dasarnya, memilih agama dan beragama merupakan salah satu hak
manusia yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan
langgeng yang karena hal itu harus dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun seperti yang dikatakan dalam
konsideransi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Yang artinya, hak beragama telah melekat pada diri manusia dan dilindungi
sepanjang hidupnya, termasuk pada anak-anak.

Namun, sebelum ia dapat menentukan pilihannya sendiri, agama anak


memang mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya sesuai dengan yang
tertuang dalam Pasal 42 ayat 2 UU Perlindungan Anak yang berbunyi “Sebelum
anak dapat menentukan pilihannya, agama yang dipeluk anak mengikuti agama
orang tuanya.”

Yang mana dalam hal ini berlaku jika anak tersebut belum berusia 18
(delapan belas) tahun dan juga pada anak yang masih dalam kandungan

13
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Selain itu, secara khusus lagi tentang ini juga diatur
dalam Pasal 6 UU Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa setiap anak
berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.Tentang
kebebasan memilih agama ini, Pasal 55 UU HAM juga mengatakan bahwa setiap
anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau
wali.

Artinya, dalam berbagai pasal di atas sebenanya tidak ada batasan usia
kapan seorang anak berhak memilih agama yang ia anut dan tidak lagi mengikuti
agama yang dipeluk orang tuanya, asalkan ia telah berakal dan bertanggung jawab
serta memenuhi syarat dan tata cara sesuai dengan ketentuan agama yang
dipilihnya dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka ia
berhak menentukan pilihan agamanya sendiri.
2.3.2 Pelanggaran Hak Cipta

Hak cipta adalah hak ekslusif atau hak yang hanya di miliki oleh si
pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau
hasil oleh gagasan atau informasi tertentu. Definisi yang di berikan oleh pasal 1
Ayat 1 UU Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta menyebutkan sebagai berikut
“ Hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.
Seperti yang kita ketahui sekarang pembajakan atas hak cipta sangat
banyak. Mulai dari barang – palsu atau kita sebut KW. Yang tentu sangat
merugikan pemilik asli dari barang tersebut seperti kerugian material yang
dialami. Yang sedang hangat – hangatnya adalah situs pembajakan film yang kita
tahu pemerintah telah berusahan menutup situs situs tersebut namun tetap saja
masih banyak pembajakan film.

14
3.3 Pelanggaran Hak Privasi
Hak atas privasi memang tidak dicantumkan secara eksplisit di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Namun, secara implisit
hak atas privasi terkandung di dalam Pasal 28G ayat (1) UUD NRI 1945 sebagai
berikut:
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi”.
Kasus ini sering terjadi belakang ini, terutama terhadap pasien terinfeksi
korona yang disebarluaskan identitasnya karena sangat berpengaruh kepada
psikologis pasien yang bisa mendapat tekanan dari masyarakat. Selain pasien
orang terdekat pasien juga akan terancam identitasnya. Pihak berwenang telah
telah mencoba mencari pelaku untuk mencegah terjadinya kepanikan dan
dianggap telah melanggar peraturan.
2.3.4 Polemik Pelanggaran Oleh Anak Dibawah Umur
Seperti yang kita ketahui belakangan ini terjadi sebuah kasus pembuhunah
oleh anak yang dibawah umur. Yang menjadi polemik adalah pelaku masih
dibawah umur dan mengalami gangguan psikologis bisa atau tidak dipidanakan.
Menghilangkan hak hidup orang lain melanggar pasal 28 I Ayat 1. Hak
tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak dituntut atas hukum
yang berlaku surut. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (“UU SPPA”) membagi 3 (tiga) definisi anak yang
berhubungan dengan tindak pidana sebagai berikut:
-Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.[4]
- Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak
Korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang

15
mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan
oleh tindak pidana
- Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Saksi
adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat, dan/atau dialaminya sendiri
Batas umur 12 (dua belas) tahun bagi Anak untuk dapat diajukan ke sidang
anak didasarkan pada pertimbangan sosiologis, psikologis, dan pedagogis bahwa
anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun dianggap belum dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Perlu diketahui, “Penjara Anak” yang Anda sebut bukan istilah yang
dikenal dalam UU SPPA. Kami luruskan bahwa istilah yang digunakan dalam UU
SPPA adalah Lembaga Pembinaan Khusus Anak (“LPKA”). LPKA adalah
lembaga atau tempat Anak menjalani masa pidananya. Terkait LPKA ini, dalam
UU SPPA diatur bahwa setiap lembaga pemasyarakatan anak harus melakukan
perubahan sistem menjadi LPKA sesuai dengan UU SPPA paling lama 3 (tiga)
tahun.

16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi suatu negara harus memiliki konstitusi yang jelas karena dengan
konstitusi segala kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diatur. Seperti negara
kita Indonesia yang segala tatanan masyarakatnya diatur menurut UUD 1945
mulai dari hukum , sosial, hingga ekonomi.
Sebagai warga negara yang baik kita juga harus mematuhi segala
konstitusi yang berlaku demi terjaminnya kehidupan yang aman damai dan tidak
terjadinya benturan antara hak dan kewajiban warga negara.

3.2 Saran
Kami dari penulis berharap tulisan ini dapat dikembangkan sehingga
memberikan dampak yang positif bagi pembacanya.

17
Daftar Pustaka

Anonim. 2018. Pengertian Negara. Artikel. Dikutip Dari


https://www.romadecade.org/pengertian-negara/#!

Samhis Setiawan. 2019. Pengertian dan Fungsi Negara. Artikel. Dikutip Dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/

Yusron. 2019. Pengetian Konstitusi. Artikel Dikutip Dari


https://belajargiat.id/konstitusi/

Syl. 2018. Usia Berapa Anak Bisa Memilih Agama Sendiri. Artikel. Dari
http://dilarangbego.com/2018/08/14/usia-berapa-anak-berhak-memilih-agama-
sendiri-

Ahmad Faiz Ibnu Sani. 2020. Polisi Buru Penyebar Data Pribadi 2 Pasien Korona.
Berita. Dari https://nasional.tempo.co/read/1315660/polisi-buru-penyebar-data-
pribadi-2-pasien-virus-corona/full&view=ok

Dhaifurrakhman Abas. 2020. Situs Film Bajakan IndoXXI Tutup 1 Januari 2020.
Dari https://mediaindonesia.com/read/detail/279637-situs-film-bajakan-indoxxi-
tutup-1-januari-2020

Ardi Briantika. 2020. Remaja Pembunuh Balita: Apa Penjara Anak Bisa Jamin
Pelaku Jera? Dari https://tirto.id/remaja-pembunuh-balita-apa-penjara-anak-bisa-
jamin-pelaku-jera-eD3M

Tri Jata Ayu Pramesti, S.H. 2016. Pidana Penjara Bagi Anak.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4fe2cc383856d/perlindungan
-anak/#_ft

18

Anda mungkin juga menyukai