DI RSUD DR.PIRNGADI
MEDAN 2020
SKRIPSI
OLEH :
TERESYA
1601071
SKRIPSI
OLEH
TERESYA
1601071
TERESYA
1601071
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Institut Kesehatan Sumatera Utara
Ketua Program Studi
TERESYA
1601071
Tim Penguji
Ketua
Penguji
Penguji I Penguji II
Medan, 2020
Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Keperawatan
Institut Kesehatan Sumatra Utara
Ketua Program Studi
Dameria Br Ginting,S.Kep,Ners,M,Kep
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : Teresya
Nim : 1601071
yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan
Medan, 2020
Teresya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Teresya
2) SD N 101822 2004-2010
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala limpahan dan
arahan, dukungan dan koreksi dari berbagai pihak. Untuk ini pada kesempatan ini
Utara.
5. Ibu Mazly Astuty, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku Wakil Rektor I Bidang
vi
7. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku Wakil Rektor III
Sumatera Utara.
10. Ibu Maita Sarah, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi
diselesaikan.
12. Ibu Maita Sarah, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku dosen penguji I yang telah
13. Ibu Mazly Astuty, S.Kep, Ners, M.Kep, selaku penguji II yang sudah
14. Seluruh Dosen dan staf yang telah memberikan ilmu dan pendidikan
15. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Sumatera Utara
vii
16. Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan, Bapak/Ibu yang telah
17. Orangtua terkasih dan terhebat Mama S Br.Purba yang telah memberikan
kasih sayang, dukungan materil dan moral serta selalu mendoakan dan
18. Kepada saudara kandung saya Adik-adik saya Tari Anggely dan JJ Trans
19. Kepada keluarga besar saya Purba Silangit, yang selalu memberikan
kepada saya.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat
ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
Teresya
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR SYARAT SKRIPSI......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...........................................................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................ix
ABSTRACT......................................................................................................x
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................6
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................35
5.1 Stres Kerja Perawat.........................................................................35
5.2 Kualitas Kerja Perawat...................................................................36
5.3 Hubungan Stres Kerja Dengan Kualitas Kerja Perawat Di RSUD
Dr.Pirngadi Medan.........................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.6. Hasil Uji Statistic Hubungan Stres Kerja Dengan Kualitas
Kerja Perawat Di RSUD Dr.Pirngadi Medan................................34
DAFTAR GAMBAR
Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan
dan pusat penelitian medic, Untuk itu rumah sakit dituntut memberikan pelayanan
dengan mutu yang baik dan menyediakan fasilitas yang dilengkapi sarana
peralatan yang memadai dan modern dengan sumber daya manusia yang
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada
mempengaruhi hasil kualitas kerja perawat. Bila kualitas kerja perawat dalam
kualitas kerja terhadap mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, Begitupun
dengan Perawat ruang perawatan intensive harus memiliki kualitas kerja yang
dengan kategori pelayanan kritis dengan bagian rumah sakit mandiri yang
memiliki staf khusus dan perlengkapan khusus, Unit perawatan intensive berbeda
dengan unit-unit lainnya karena pasien dirawat oleh perawat terlatih, Pasien di
segera, pemantauan terus menerus, serta pengelolaan fungsi sistem organ tubuh
secara terkoordinasi, Hal ini dilakukan agar pasien terhindar dari penurunan
Kondisi kerja berupa situasi kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang
ketidak nyamanan bagi pekerja. Demikian juga dengan beban kerja baik secara
Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun
keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stress pada perawat.
Pekerjaan seorang perawat merupakan pekerjaan yang memiliki stres yang tinggi
pasien dengan diagnosa penyakit dan respon yang berbeda-beda. Dampak dari
stres kerja tersebut dapat berdampak pada produktivitas kerja perawat yang
Stres juga merupakan fenomena umum di tempat kerja saat ini. Banyak
survei dan studi membuktikan bahwa tekanan akibat pekerjaan adalah sumber
utama terjadinya stres pada orang dewasa. Berdasarkan survei atas pekerja tenaga
3
mereka penuh dengan stres dan 34% berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan
2015). Menurut (Prasetyo, 2017) di Indonesia kerjadian stres kerja pada perawat
pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Husada diperoleh 44%, 51,5%
Rumah Sakit PELNI “Petamburan” Jakarta serta 51,2% perawat di Intensive Care
Menurut Tyczkowski, dkk (2015) jika perawat mengalami stres maka akan
berdampak negatif pada sikap kerja yang kurang profesional kepada pasien dan
keluarga pasien. Selain itu stres mengakibatkan emosi dan mood perawat yang
emosi yang tidak sehat atau kacau yang merupakan gejala psikologis dari stres
kerja inilah yang dapat menghambat karir dan kinerja seorang perawat karena
turunnya motivasi, semangat dan ketekunan dalam bekerja. Stres di tempat kerja
juga dapat dikaitkan dengan tuntutan tugas individual, tuntutan peran individual,
tuntutan kelompok dan tuntutan organisasi yang harus saling memenuhi kualitas
atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja yang
dihasilkan. Kualitas juga mempunyai arti yaitu memuaskan kepada yang dilayani
baik secara internal maupun eksternal yaitu dengan memenuhi kebutuhan dan
yang telah memenuhi standar dan dilakukan secara maksimal yang harus dicapai
oleh suatu organisasi atau instansi. Kualitas kerja juga mencakup aktifitas-aktifitas
yang ada di dalam perusahaan, yang diarahkan untuk meningkatkan suatu kondisi
Medan yang merupakan salah satu rumah sakit yang meraih akreditasi paripurna
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Rumah sakit ini didirikan
pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang termasuk
salah satu rumah sakit tertua di Medan. Dimana Jumlah perawat pelaksana yang
bertugas disetiap ruangan dengan rata rata shift pagi 4-6 orang, shift sore 3-4
orang dan shift malam 3-4 orang. RSUD Dr.Pirngadi Medan memiliki jumlah
mereka merasa perawat kurang dalam memberikan pelayanan yang lebih baik,
kadang juga keluarga pasien merasa perawat kurang ramah dengan mereka saat
stress kerja perawat dimana mewakili yang bertugas masing masing di tiap ruang
dinas perawat RSUD Dr.Pringadi Medan yang terdiri dari ruang instalansi khusus
seperti ruang IMZ, ICU, ICCU, UNIT STRUK, dan HD. Perawat di RSUD
Dr.Pirngadi Medan memiliki stres kerja yang berlebihan dimana memiliki tugas
dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan pasien, dan dipacu
5
harus selalu maksimal dalam melayani pasien dan memiliki tanggung jawab
shift kerja yang berlebihan dan melelahkan, tuntutan pekerjaan yang harus
keluarga pasien.
antara stres kerja dengan kualitas perawat di RSU Permata Bunda, besarnya stress
kerja dan kinerja perawat khususnya ruang ICU dengan mayoritas nilai kinerja
perawat yaitu kinerja cukup sebanyak 12 orang (41,4%), dan stres kerja sedang
Medan, untuk melihat kualitas kerja perawat dan stres kerja berdasarkan gejala
fisik dan gejala perilaku yang dialami perawat tiap ruang dinas di RSUD
Dr.Pirngadi Medan, dimana RSUD ini belum pernah dilakukan penelitian yang
berkaitan dengan stres kerja yang dialami perawat dan kualitas kerja perawat di
Kerja Dengan Kualitas Kerja Perawat Di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2020”.
A. Untuk mengetahui stres kerja perawat di RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2020
2020.
tentang stres kerja yang berpengaruh terhadap kualitas kerja perawat bagi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis
tentang stres kerja dan kualitas kerja perawat serta sebagai pengembangan
penelitian lain.
Stres merupakan fenomena umum di tempat kerja saat ini. Banyak survei
dan studi membuktikan bahwa tekanan akibat pekerjaan adalah sumber utama
dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan
menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari simptom, antara lain emosi
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang
berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan
Mukhlidah (2010) Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi pemicu
Tidak ada masalah jika workaholic itu berjalan seimbang dengan kehidupan
kita yang lain, seperti melakukan olah raga, hobi, atau hal-hal diluar pekerjaan.
Bekerja giat tanpa jeda juga sangat memungkinkan untuk membuat kita stres.
9
berantakan sehingga justru membuat anda stres dan depresi. Pemikiran ini akan
Sama halnya rekan kerja yang bias meringankan beban tanggung jawab, anda
juga membutuhkan seseorang untuk mencurahkan beban emosional. Hal ini akan
menambah dukungan bagi kita ketika berada dalam masalah yang cukup pelik.
Keterasingan tanpa memiliki seseorang sebagai tempat untuk bercerita ketika kita
Menurut (Putri 2018) Ada beberapa aspek penting yang perlu disoroti
1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan
karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan
a) Sakit perut
d) Sakit kepala
e) Serangan jantung
menurut Robbin (2005) pada kenyataannya selain hal ini menjadi kontribusi
terhadap kesukaran untuk mengukur stres kerja secara objektif. Hal yang lebih
2. Gejala psikologikal
a) Kecemasan
b) Ketegangan
c) Kebosana
e) Menunda-nunda
Gejala-gejala psikis tersebut merupakan gejala yang paling sering dijumpai, dan
3. Gejala Perilaku
f) Berbicara cepat
tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas
dan dingin.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa stress
kerja dapat memberikan beberapa efek pada gejala fisik, perilaku, maupun
psikologi. Sehingga perlu adanya beberapa upaya yang harus dilakukan oleh
sebuah organisasi atau instansi untuk menghindari atau mengurangi tingkat stress
gugup, agresif, emosi labil, sedih, dan emosional. Berikut adalah kategori pemicu
Stres kepribadian adalah stres yang dipicu oleh masalah dari dalam diri
kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan
hidup maka risiko kemungkinan ia terkena stress kecil. Stress juga bisa terkait
Dalam hal ini, semakin sering seseorang merasa pesimis, maka stres akan dengan
mudah menyerang.
Stress Psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan relasi dengan orang
lain di sekitarnya atau akibatsituasi social lainnya, seperti stres adaptasi dengan
lingkungan baru, dan masalah cinta, keluarga, serta stres macet di jalan raya,
Stress bioekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Pertama, yaitu
kondisi biologis, misalnya akibat datang bulan, demam, asma, jerawatan, penuaan,
Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh pekerjaan seseorang. Persaingan
pemecatan, target tinggi, dan usaha gagal merupakan beberapa hal umum yang
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa stres
kerja dapat memberikan beberapa efek pada gejala fisik, perilaku, maupun
psikologi. Sehingga perlu adanya beberapa upaya yang harus dilakukan oleh
sebuah organisasi atau instansi untuk menghindari atau mengurangi tingkat stres
2.2.1 Defenisi
berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan
oleh tiga pakar kualitas internasional, yaitu W,Edwards Deming, Philip B. Crosby
keinginan konsumen
kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan
kerja yaitu :
a. “Kualitas kerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan
efisien”
kualitatif yang dituntut oleh pekerjaannya, sehingga pekerjaan itu benar- benar
dapat diselesaikan”.
c. “Kualitas kerja atau disebut kualitas kehidupan kerja adalah keadaan dimana
para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja
dalam organisasi”.
1. Transcendental Approach
sesuatu yang secara intuitif dapat dipahami, namun nyaris tidak mungkin
bahwa orang hanya bisa belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang
2. Product-Based Approach
komponen atau atribut objektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.
unsur atau atribut yang dimiliki produk. Semakin banyak atribut yang dimiliki
sebuah produk atau merek, semakin berkualitas produk atau merek bersangkutan.
3. User-Based Approach
Perspektif ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang menilainya (eyes of the beholder), sehingga produk yang paling memuaskan
paling tinggi. Perspektif yang bersifat subyektif dan demand oriented ini juga
masing yang berbeda satu sama lain, sehingga kualitas bagi seseorang adalah
4. Manufacturing-Based Approach
Dalam konteks bisnis jasa, kualitas berdasarkan perspektif ini cenderung bersifat
operation-driven.
5. Value-Based Approach
Perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai (value) dan harga (price).
sepadan dengan harga yang dibayarkan. Kualitas dalam perspektif ini bersifat
relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling bernilai adalah barang atau
2.3 Perawat
2.3.1 Defenisi
sebagai seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun luar
Kedudukannya dalam hal ini adalah anggota tim kesehatan yang mempunyai
oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistern.
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang
besifat stabil. Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh
keperawatan dan sebagai evaluator atau peneliti. Peran perawat antara lain:
1) Pemberi asuhan keperawatan
dalam berpikir kritis sebelum mengambil keputusan. Berpikir kritis baik dalam
3) Advokat pasien
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu
4) Manajer kasus
sumber yang tersedia di lingkungan kerjanya dan mengatur aktivitas anggota tim
5) Rehabilitator
ketidakberdayaan lain. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang
6) Pemberi kenyamanan
berkembang sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan peran
baru.
7) Komunikator
Peran ini termasuk dalam komunikasi dengan klien dan keluarga, teman
8) Penyuluh
9) Peran karier
posisi jabatan tertentu, perawat berkarier dan mendapatkan jabatan tertentu, hal ini
memberikan perawat kesempatan kerja lebih banyak baik sebagai seorang perawat
kegiatan yang dilakukan perawat sesuai dengan perannya dan dapat berubah
a) Fungsi Independen
within nursing of diagnosis and treatment. Dalam fungsi ini, tindakan perawat
berdasarkan pada ilmuan dan kiat keperawatan. Oleh karena itu, perawat
bertanggung jawab terhadap akibat yang muncul daeri tindakan yang diambil.
b) Fungsi Interdependen
Fungsi interdependen perawat adalah carried out conjuction with other health
team members. Tindakan perawat berdasar pada kerjasama dengan team perawat
pasien. Mereka biasanya bergabung dalam sebuah team yang dipimpin oleh
c) Fungsi Dependen
Fungsi dependen perawat adalah the performed based on the phyician’s order.
pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya
jawab dokter. Setiap tindakan perawat yang berdasarkan perintah dokter, dengan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada “Hubungan Stress Kerja Dengan
korelasi adalah penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yang berbentuk studi korelasi (correlation study) yang pada hakikatnya
merupakan penelitian tentang hubungan dua variabel atau lebih pada suatu situasi
atau sekelompok subjek. Pendekatan penelitian dilakukan secara cross sectional yaitu
pengumpulan data baik untuk variabel independen (variabel bebas) maupun variabel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari subjek yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
perawat pelaksana yang bertugas di setiap ruang dinas seperti : Ruangan ICU,
Ruangan ICCU, Ruangan UNIT STROKE, Ruangn HD, Ruangan IMZ RSUD
orang perawat.
3.3.2 Sampel
sebagai subjek penelitian, Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah perawat
di ruangan perawatan khusus RSUD Dr. Pirngadi Medan (ICU, ICCU, UNIT
sensus (total sampling) karena jumlah populasi kurang 100, maka semuanya diambil
sebagai responden.
Stres kerja adalah reaksi fisik, psikologi, dan perilaku yang timbul sebagai
respon adaptif terhadap tuntutan kerja. Stres kerja diukur melalui indikator gejala
Kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan
efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan denga baik dan berdaya
guna.
25
Aspek pengukuran hubungan stress kerja dengan kualitas kerja perawat di RSUD
1. Stress kerja
Panjang Kelas
P = 132 – 33 = 33
3
Dengan kriteria :
1.Ringan : 33-66
2.Sedang : 67-99
3.Berat : 100-132
2. Kualitas kerja
Panjang Kelas
Dengan kriteria :
1.Kurang : 104-206
2.Cukup : 207-309
3.Baik : 310-410
3.6 Etika Penelitian
segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam
meliputi:
1. Autonomy
memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya memberikan kode pada
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
pengumpulan data berupa kuesioner yang di ambil NNS Nursing Stres Scale (stress
kerja) dan Six Dimension Scale Of Performance (kualitas kerja). Kuesioner ini berisi
kuesioner tentang stres kerja sebanyak 33 soal dimana jawaban ‘tidak pernah’
apabila jawaban ‘selalu’ maka nilai nya 4. Sehingga skor tertinggi sebanyak 132.
Kemudian untuk kuesioner kualitas kerja sebanyak 52 soal dimana jawaban di Bagi
menjadi 2 kolom yaitu, kolom A ‘tidak pernah’ diberikan nilai 1, ‘jarang’ 2, ‘kadang-
1.Data Primer
Pengumpulan data dalam penelitian ini di peroleh peneliti sesuai dengan jenis
data yang mana data primer di peroleh dengan cara pengisian kuesioner pada
2.Data Skunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari data yang sudah ada atau
yang telah dikumpulkan oleh pihak rumah sakit dengan tahapan sebagai berikut :
responden
persetujuan penelitian
i. Mengumpulkan data
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan stress kerja dengan kualitas kerja
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan 2020. Data dianalisa
dengan menggunakan uji chi-square dengan bantuan program SPSS. Dari uji statistik
1. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk satu variabel atau pervariabel disebut juga
distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel terikat dan data demografi yang
2.Analisa bivariate
antara dua variable. Analisa bivariate dalam penelitian ini mengunakan uji x2 (chi-
square) yaitu untuk meneliti signifikan hubungan stress kerja dengan kualitas kerja
ketentuan jika nilai ρ ≤ α, berarti Ha di terima dan Ho ditolak (Ada Hubungan Stres
Kerja Dengan Kualitas Kerja Perawat di Rumah Sakit Umun Daerah Dr.Pirngadi
Medan). Jika ρ ≥ α, berarti H0 diterima dan Ha ditolak (tidak Ada Hubungan Stres
Kerja Dengan Kualitas Kerja perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi
Medan).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Dr.Pirngadi Medan di Jl. Prof. HM.
Yamin Sh No.47, Perintis, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20234.
Rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. Pirngadi kota Medan didirikan oleh
pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu
1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Pimpinan yang pertama adalah dr. W.
Bays, pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit diserahkan kepada dr. A.A.
Messing. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit
diambil alih oleh pemerintah Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono
Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr.
1979 tanggal 25 Juni 1979 ditetapkan menjadi rumah sakit dr. Pirngadi Medan,
berasal dari seorang putera bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan rumah
sakit ini. Pada tanggal 27 Desember 2001, sejalan dengan pelaksanaan otonomi
Propinsi Sumatera Utara kepada pemerintah Kota Medan. Pada tanggal 10 April
RSUD Dr. Pirngadi kota Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928,
tanggal 14 April 2000 dan akreditasi lengkap tanggal 16 Desember 2006, alamat
jln. Prof. H. M. Yamin, S.H, no. 47 Medan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
adalah suatu unit pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Medan yang
letaknya sangat strategis, merupakan segitiga emas di tengah kota Medan yang
dibatasi oleh Jalan Prof. H.M. Yamin SH, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan
H.M Thamrin.
Visi RSUD Dr. Pirngadi kota Medan yaitu : “Menjadi rumah sakit pusat
rujukan dan unggulan di sumatera bagian utara tahun 2020” Misi RSUD Dr.
Medan lebih banyak terjadi pada usia responden 31-40 tahun sebanyak 33 orang
(44.6%), diikuti usia responden > 41 tahun sebanyak 32 orang (43.2%) dan usia <
1 Laki-laki 8 10,8%
2 Perempuan 66 89,2%
Total 74 100%
(89.2%) dan lebih sedikit jenis kelamin responden laki laki sebanyak 8 orang
(10.8%).
Dr.Pirngadi Medan lebih banyak terjadi pada perawat dalam masa kerja > 11
tahun sebanyak 40 orang (54.1%) dan lebih sedikit pada masa kerja < 10 tahun
Berdasarkan tabel 4.4 Dapat dilihat bahwa stres kerja mayoritas sedang
Berdasarkan tabel 4.4 Dapat dilihat bahwa kualitas kerja mayoritas cukup
Kualitas kerja
Total p value
Stres Kerja
Kurang Cukup Baik
N % N % N % N %
Ringan 8 53,3 6 40,0 1 6,7 15 100
Sedang 6 13,6 29 65,9 9 20,5 44 100 0,019
Berat 2 13,3 9 60,0 4 26,7 15 100
Total 16 21,6 44 59,5 14 18,9 74 100
stres kerja kategori ringan memiliki kualitas kerja kategori kurang sebanyak 8,
kualitas kerja kategori cukup sebanyak 6 dan kualitas kerja dengan kategori baik
sebanyak 1, dari 44 responden yang mengalami stres kerja kategori sedang dengan
kualitas kerja kategori kurang sebanyak 6, kualitas kerja dengan kategori cukup
responden yang mengalami stres kerja kategori berat memiliki kualitas kerja
kategori kurang sebanyak 2, kualitas kerja dengan kategori cukup sebanyak 9 dan
kualitas kerja dengan kategori baik sebanyak 4, dan 44 responden. Maka diperoleh
p value 0,019.
BAB V
PEMBAHASAN
yang berada pada ruang intensive dimana rata-rata perawat mengalami tingkat
stres pada katagori sedang bahkan perawat ada yang mengalim tingkat stres
pada katagori berat hal ini disebabkan karna perawat merasa memiliki tugas dan
pasien kritis dan kematian pasien, adapun perawat merasa Beban perawatnya
tidak sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, tuntutan pekerjaan yang harus
keluarga pasien. serta beberapa perawat mengalami komunikasi yang kurang sehat
antara perawat dengan dokter, dan rekan kerja perawat yang lain kurang tanggap
dan sigap dalam bertindak. Stres dapat terjadi karena situasi akibat adanya
tekanan-tekanan atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup,
marah, atau bersemangat. Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara
tingginya beban kerja yang harus dilakukan oleh perawat dalam melakukan
kerja yang menuntut seseorang untuk beradaptasi dalam mengatasinya. Jika stress
akibat pekerjaan tidak dikendalikan dengan baik dapat menggangu kualitas kerja
Stress kerja meruakan tuntutan pekerjaan yang tidak merujuk pada kondisi
dari pekerjaan yang mengancam individu, stress kerja timbul sebagai bentuk
(Runtu, 2018).
hadapi di Rumah Sakit rata-rata 66,89% dengan beban kerja maksimal 91,66% dan
(2013) yaitu mayoritas perawat mengalami stress kerja sedang. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2015) menyatakan bahwa
kebanyakan perawat mengalami stress kerja sedang dan tidak ada satupun yang
orang (18,9). Keadaan ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu beratnya beban
kerja perawat misalnya merawat pasien kritis terlalu banyak, perawat harus selalu
faktor yaitu beratnya beban kerja perawat misalnya merawat pasien kritis terlalu
perawat tidak cukup waktu untuk mengisi dokumentasi keperawatan dengan baik.
terdiri dari faktor internal (bakat, sifat pribadi, kreativitas, keadaan fisik serta
Tingkat III 16.06.01 Ambon" menemukan sebagian besar kinerja perawat dalam
penelitian Yesi Gustian (2010) dengan judul" Hubungan stres kerja dengan kinerja
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kristianti (2016) bahwa terdapat banyak
sumber yang mempengaruhi stres kerja pada perawat yang bisa mengakibatkan
turunnya kualitas atau kinerja seorang perawat dalam melakukan tugasnya, salah
kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi
fisik seseorang.
kerja tergantung berapa kerja tingkat stres. Hal ini berarti stres berperan merusak
kepuasan kerja (Manopo, 2017). Stres kerja dampak buruk bagi yang
bersangkutan dan bagi organisasi. Individu yang tidak dapat menangulangi stres
pada pelayanan dalam bentuk jasa. Pelayanan yang diberikan terintegrasi dengan
Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap
RSUD Kota Dumai Tahun 2012 dilihat dari uji chi- square didapatkan nilai
p=0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi r = 0,682 menunjukan hubungan yang kuat,
penelitian ini bersifat positif, stres kerja perawat mayoritas kategori sedang
(42,2%), kinerja perawat mayoritas cukup (48,9%) dan hasil penelitian ini
menyatakan ada Hubungan yang Signifikan Antara Stres Kerja. Penelitian ini juga
mendukung penelitian Emita Sari (2014), Adanya hubungan antara stres kerja
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah, dan interne RSUD
5.1 Kesimpulan
disimpulkan :
memiliki kualitas kerja cukup dan 14 orang memiliki kualitas kerja baik.
5.1.3 Ada hubungan antara tingkat Stres Kerja perawat dengan kualitas kerja
5.2 Saran
2. Bagi Perawat
stres kerja bagi perawat melalui kegiatan seminar, pelatihan, workshop dan lainya
sehingga mereka mempunyai pengatahuan yang baik dan terupdate sehingga bisa
41
ingin mencari referensi tentang topik terkait ataupun ingin meneliti lebih lanjut.
kerja dengan kualitas kerja perawat dengan sampel dan rumah sakit yang berbeda.
5. Bagi Peneliti
Hidayah DN (2017). Gambaran Quality Of Work Life (QWL) Pada Perawat Di Salah
Satu Rumah Sakit Di Surakarta. Skripsi sarjana keperawatan
fakultas kedokteran universitas diponegoro.
Kristianti E (2016). Hubungan stres kerja dengan kinerja perawat di dalam asuhan
Keperawatan Ruang Perawatan Khusus RSUD dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Skripsi sarjana keperawatan stikes
kusuma husada Surakarta.
Putri II (2018), Hubungan Antara Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan Perilaku
Caring Perawat. Skripsi sarjana keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Sari IC, Rukayah S, Barsasella D (2017). Hubungan Beban Kerja Dengan Stres
Kerja Perawat di Rumah Sakit Bhakti Kartini Bekasi. (Jurnal
Persada Husada Indonesia Vol 4).
Trifianingsih D DKK (2017) Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
Di Ruang UGD Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.
Wollah WO, Rompas S, Kallo V (2017), Hubungan Antara Stres Kerja Perawat
Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Dan Intensive
Care Unit Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado. e-journal
Keperawatan (eKp) Volume 5. Nomor 2, Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA
PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Dr.PRINGADI
MEDAN
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Responden :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
Masa Kerja : Tahun
NO PERTANYAAN TP KD SR SL
1. Melakukan prosedur yang dialami pasien sebagai
menyakitkan
2. Merasa tak berdaya dalam kasus seorang pasien yang tidak
membaik
3. Mendengarkan atau berbicara dengan seorang pasien tentang
kematiannya yang semakin dekat
4. Kematian seorang pasien
5. Kematian seorang pasien dengan siapa Anda
mengembangkan hubungan dekat
6. Memperhatikan seorang pasien menderita
33. Tidak tahu apa yang harus diberitahu pasien atau keluarga
pasien tentang kondisi pasien dan perawatannya
34. Ketidakpastian mengenai operasi dan fungsi dari pasien.
peralatan khusus
KUESIONER PENILAIAN KUALITAS KERJA
PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Dr.PIRNGADI
MEDAN
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Responden :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
Masa Kerja : Tahun
KOLOM A KOLOM B
Seberapa sering perawat ini melakukan kegiatan Seberapa baik perawat ini melakukan
ini dalam pekerjaannya saat ini? kegiatan ini dalam pekerjaannya saat ini?
1. tidak pernah 1. Tidak terlalu baik
2. jarang 2. Memuaskan
3. Kadang-kadang 3. Yah
4. Sering 4. Sangat Baik
KOLOM KOLOM
NO PERTANYAAN
A B
1. Mengajari keluarga pasien tentang kebutuhan pasien
2. Mengkoordinasikan rencana asuhan keperawatan
dengan rencana pengobatan
3. Memberi pujian dan pengakuan untuk apa yang telah
dicapai oleh pasien sesuai dengan perintah kita
4. Mengajari pasien dan keluarga tentang pentingnya
pencegahan
5. Mengidentifikasi dan menggunakan sumberdaya
komunikasi
6. Identifikasi dan ikut serta dalam pemberian asuhan
keperawatan untuk mengantisipasi perubahan kondisi
pasien
7. Evaluasi hasil asuhan keperawatan
8. Advokasi pengambilan keputusan klien dan keinginan
akan perawatan pasien
9. Mengembangkan rencana asuhan keperawatan untuk
pasien
10. Inisiasi rencana dan evaluasi asuhan keperawatan
dengan yang lain
11. Menunjukkan performa: seperti suction, perawatan
trakeostomi,pemberian terapi IV
12. Mengadaptasikan metode Pendidikan kesehatan dan
isi materi sesuai karakteristik pasien agar pasien lebih
memahami
13. Identifikasi dan ikut serta secara segera akan
kebutuhan pasien dalam asuhan keperawatan
14. Mengembangkan inovasi dalam metode dan isi materi
untuk edukasi pasien
15. Mengkomunikasikan perasaan diterima dari setiap
pasien dan fokus pada kesejahteraan pasien
16. Mencari bantuan teman ketika dibutuhkan
17. Membantu komunikasi pasien dengan yang lain
18. Menggunakan alat mekanik seperti mesin suction,
moitor jantung
19. Memberikan support emosi terhadap keluarga pasien
yang pasien dalam kondisi terminal
20. Mengkomunikasikan perasaan diterima dari setiap
pasien dan fokus pada kesejahteraan pasien
21. Menggunakan alat mekanik seperti mesin suction,
moitor jantung
KOLOM KOLOM
NO PERTANYAAN
A B
22. Kontribusi akan menjaga lingkungan saling
percaya,menerima, dan respek antar anggota tim
kesehatan
23. Mendelegasikan tanggung jawab berdasarkan
pengkajian akan kebutuhan asuhan keperawatan
dan kemampuan serta keterbatasan pada
masing-masing anggota pemberi layanan
24. Menjelaskan prosedur keperawatan dan
menunjjukannya kepada pasien
25. Memandu anggota tim kesehatan lainnya dalam
perencanaan asuhan keperawatan
26. Menerima tanggung jawab dalam memberikan
perawatan berdasarkan arahan
27. Menunjukan kemampuan menilai dalam kondisi
kritis
28. Memandu anggota tim kesehatan lainnya dalam
perencanaan asuhan keperawatan
29. Menggunakan sarana dan prasarana dalam
edukasi pasien dan keluarga
30. Melakukan asuhan keperawatan yang
dibutuhkan pada pasien dengan kondisi kritis
31. Memotivasi keluarga untuk ikut serta dalam
perawatan pasien
32. Identifikasi dan menggunakan sumberdaya
yang ada pada pelayanan kesehatan untuk
mengembangkan rencana perawatan pada
pasien dan keluarganya
33. Menggunakan prosedur perawatan sebagai
kesempatan untuk berinteraksi dengan pasien
34. Berkontribusi dalam hubungan kerja yang
produktif dengan anggota tim kesehatan lainnya
35. Membantu pasien dalam kebutuhan emosional
36. Berkontribusi rencana asuhan keperawatan
untuk pasien
37. Mengenali dan menemukan kebutuhan
emosional pada pasien terminal
38. Mengkomunikasikan fakta, ide dan pendapat
professional dalam tulisan untuk pasien dan
keluarga mereka
39. Merencanakan secara tergintegrase akan
kebutuhan pasien bersama keluarga
40. Selalu dalam keadaan tenang dan kompeten
dalam kondisi pasien yang kritis
41. Menerima saran untuk arahan dan
menggunakannya saat dibutuhkan
42. Menggunakan kesempatan untuk edukasi
pasien saat mereka bersedia
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30 TAHUN 9 12,2 12,2 12,2
31-40 TAHUN 33 44,6 44,6 56,8
>41 TAHUN 32 43,2 43,2 100,0
Total 74 100,0 100,0
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 8 10,8 10,8 10,8
PEREMPUAN 66 89,2 89,2 100,0
Total 74 100,0 100,0
MASA KERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <10 TAHUN 34 45,9 45,9 45,9
>11 TAHUN 40 54,1 54,1 100,0
Total 74 100,0 100,0
Crosstabs
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 11,736 4 ,019
Likelihood Ratio 10,424 4 ,034
Linear-by-Linear Association 6,582 1 ,010
N of Valid Cases 74
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,84.
LEMBAR KONSULTASI
NAMA : TERESYA
NIM : 1601071
Dr.PIRNGADI MEDAN