Disusun oleh:
Kania Pitriani (E712011006)
Kania Pitriani
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan
seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak.
Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak
yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas yang kita
lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari, berolahraga, dan sebagainya.
Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki
sistem organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari
luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang.
Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia
terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal
terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti
kendali otot, sedangkan otot di sebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi,
sehingga mampu menggerakan tulang
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu Mahasiswa memahami tentang Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
tubuh manusia
2. Tujuan Khusus
Memahami struktur jaringan tulang
Memahami kalsifikasi sendi berdasarkan gerakan
Memahami mekanisme gerak tubuh
Memahami perbedaan fungsi tiga macam otot
Memahami peran dalam kontraksi otot
Memahami mekanisme reflek
Memahami aktivitas reflek
1
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja strukutur Jaringan Tulang?
2. Apa saja klasifikasi sendi berdasarkan gerakan?
3. Bagaimana Mekanisme gerak tubuh?
4. Apa perbedaan fungsi tiga macam otot?
5. Apa saja yang berperan dalam kontraksi otot?
6. Bagaimana Mekanisme reflek?
7. Bagaimana Aktivasi reflek?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Sendi Peluru.
Merupakan persendian dimana seluruh kepala ujung sendi masuk kebentukan
seperti mangkuk sehingga dapat melakukan gerakan keseluruh arah,misalnya pada
sendi bahu dan sendi panggul.
5. Sendi Elipsodal.
Permukaan sendi berbentuk elips, misalnya gerakan yang dapat dilihat pada
persendian antara tulang radius dengan tulang carpal, tulang metekarpal dengan
tulang jari-jari, tulang metatarsal dengan phalank.
4
Miofibril membentuk kumpulan serabut yang disebut otot atau daging. Tiap
kumpulan serabut dilindungi oleh selaput yang disebut fasia propria, sedangkan
otot atau daging dilindungi oleh selaput fasia superfisialis.
Biasanya gabungan otot berbentuk kumparan dengan bagian tengahnya
menggelembung disebut empal atau ventrikel. Sementara itu, bagian tepi gabungan
otot tersebut mengecil disebut urat otot atau tendon. Bagian empal dapat
berkontraksi mengerut dan mengendur. Setiap otot memiliki dua buah tendon atau
lebih. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, sedangkan
tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.
Otot lurik disebut otot sadar karena bekerjanya dikendalikan oleh kehendak kita.
Kontraksinya cepat, tidak teratur, dan mudah lelah. Otot lurik dapat bergerak
karena rangsang berupa panas, dingin, arus listrik, dan rangsang kimia.
2) Otot Jantung atau Myocardium
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini secara anatomis mempunyai
ciri seperti otot lurik, tetapi berinti banyak dan terletak di tengah. Otot jantung
mempunyai cabang-cabang yang menghubungkan sel satu dengan selsel lain
disebut anastomosis. Batas antarselnya tampak jelas dan disebut diskus interkalaris.
3) Otot Polos
Sel-sel otot polos mempunyai bentuk seperti gelendong, berinti satu, dan
terdapat di tengah. Miofibril berwarna polos (tidak berwarna gelap dan terang).
Kerja otot polos adalah tidak sadar (tidak dipengaruhi kehendak), lambat, teratur,
dan tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada dinding saluran pencernaan,
saluran pernapasan, dan pembuluh darah sehingga sering disebut otot alat-alat
dalam.
5
E. Yang Berperan Dalam Kontraksi Otot
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan
yang relatif dari filamen-filamen aktindan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-
filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen
tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan
perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau
seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan
garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi
terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk
komplek aktin-miosin.
6
F. Mekanisme Gerak Refleks
Pusat gerak refleks berada pada medula spinalis. Dan untuk terjadinya gerak
refleks maka diperlukan struktur-struktur dibawah ini:
Organ sensorik yang menerima impuls
Sumsum tulang belakang, dimana serabut saraf penghubung menghantarkan impuls
mennuju kornu anterior medula spinalis
Sel saraf motorik dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan
mengandalikan impuls tersebut serabut saraf motoric
Organ yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik
Gerak refleks merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat
dari gerak sadar, misalnya menutup mata disaat terkena debu. Gerak reflek dapat
dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda
panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas tersebut.
Saraf spinalis, 31 pasang saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen
medulal spinalis melalui dua akar posterior.serabut saraf motorik membentuk akar
anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar poterior gena bersama
membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum saraf itu melintasi
foramen intervertebralis. Teteapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut
primer posterior.
Serabut primer posterior melayani kulit dan otot punggung sedang serabut primer
anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi plexus saraf anggota gerak,
membentuk saraf interkostalis pada daerah thorax.
Jalur saraf motorik, impuls berjalan dari korteks serebri menuju sumsum tulang
belakang memlalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebro spinalis atau
traktus piramidalis. Neuron pertama yaitu neuron motorik atas memiliki badan-badan
sel dalam daerah rolandi pada korteks serebri dan serabut-serabutnya berpacu erat pada
saat mereka melintasi antara nekleus-kaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna.
Neuron motorik bawah, yang bermula sebagai bagian badan sel dalam kornu
anterior sumsum tulang belakang keluar lantas masuk akar anterior saraf spinalis lalu
didistribusikan ke perifer dan berakhir dalam organ motorik misalnya otot. Kerusakan
saraf motorik. Dari segi klinis perlu dibedakan antara kerusakan pada neuron motrik
atas seperti jalur motorik pada daerah otak dan gangguan pada neuron motorik bagian
bawah.
7
Hemiplegia, adalah contoh tentang kerusakan pada neuron motorik atas dimana
otot-otot sebetulnya bukan lumpuh tetapi lemah dan kehilangan kontrol. Otot pada
anggota gerakdapat menjadi aplastik dan gerakan tidak sedar dapat terjadi serta tak
terkendali, sehingga sering menimbulkan kejang-kejang dan kaku. Refleks meninggi.
Tonus otot tetap ada dan otot yang terkena serangan tidak mengecil.
Poliomielitis, asdalah sebuah contoh kerusakan nnuron motorik bawah dinmana
otot yang terkena menjadi lumpuh dan lemah juga mengecil dan kehilangan refleks-
refleks normal. Bila emderita adalah seorang anak maka anggota geraknya tidak dapat
berkembang.
Bell’s palsy, adalah sebuah contoh lain pada kasus kerusakan neuron motorik
bawah.
Jalur saraf sensorik, impus saraf sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri
dari tiga neuron. Yang pertama, atau neuron paling tepi, memiliki badan sel dalam
ganglion sensorik pada akar posterior sebuah saraf spinalis lants dendron yang
merupakan sebuah cabang bergerak meunuju perifer dan berakhir dalam satu organ
sensorik misalnya kulit. Sementara itu axon yang merupakan cabangnya yang lain
masuk kedalam sumsum tulang belakang lantas naik menuju kolumna poterior dan
berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medula oblingata. Sel neuron yang
kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah dalam cdara
yang sama seperti jalur motorik desenden untuk membentuk dekosio sensorik naik
melalui pons dan diensefalon guna mencapai thalamus. Neuron yang ketiga, bermula
dalam thalamus bergerka melalui kapsula interna untuk mencapai daerah sensorik
korteks serebri, traktus menaik ini mengahantarkan impuls sentuhan, kedudukan sendi
dan getaran sementara lainnya menghantarkan impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu
Urutan gerak refleks
Rangsang – reseptor – saraf sensorik – sum sum tulang belakang – saraf motorik –
efektor
G. Aktivitas Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantar impuls oleh saraf.Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula garak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk
8
selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di
bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung
refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat
di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai pada reseptor sensorik sebagai potensial
reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsangan. Lengkung refleks paling
sederhana adlah lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps antara neuron aferent
dan eferent. Lengkung refleks semacam ini dinamakan monosinaptik dan refleks yang
terjadi di sebut refleks monosinaptik.
9
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Tulang terdiri dari sel-sel, matrik organic, dan mineral. Sedangkan sel-sel tulang
terdiri dari: Osteobast, Osteosit, dan Osteoclast. Dalam proses pertumbuhan dan
pembentukan tulang terdapat dua macam proses, yaitu Osifikasi mendokondral dan
Osifikasi membrane.
Sendi berdasarkan gerak diklasifikasikan menjadi sendi pelana, sendi engsel, sendi
putar, sendi peluru, dan sendi Elipsodal.
Otot jantung, polos, dan lurik memiliki perbedaan yaitu:
Jantung Polos Lurik
memacu bilik utk menggiring bolus utk melakukan gerakan
memompa darah melalui lambung, usus tubuh,, (volunter)
(involunter) halus, usus besar
rektum anus
(involunter)
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Treppe atau staircase effect,
Summasi, Fatique, Tetani, dan Rigor. Pusat gerak refleks berada pada medula spinalis.
Dan untuk terjadinya gerak refleks maka diperlukan struktur-struktur. Gerak refleks
merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.
10