Anda di halaman 1dari 174

i

LITERATURE SYSTEMATIC
REVIEW PADA PENDIDIKAN
KESEHATAN

“Contoh Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa


Menggunakan Review”

Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii
LITERATURE SYSTEMATIC REVIEW
PADA PENDIDIKAN KESEHATAN

Penulis:
Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)

Editor:
Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes
Diah Priyantini, S.Kep., Ns
Dluha Maf’ula, S.Kep., Ns

ISBN: 978-623-7522-53-9
Hak Cipta © 2020, Pada Penerbit
Hak Publikasi pada Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga

Dilarang menerbitkan atau menyebarkan sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, baik
secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi,
merekam atau dengan menggunakan sistem penyimpanan
lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Penerbit
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Unair Jl Mulyorejo Surabaya 60115
Telp. (031) 5913257, 5913754 Fax. (031) 5913257
Email : dekan@fkp.unair.ac.id

ii
TENTANG PENULIS

Prof Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons) lahir


di Kediri, Jawa Timur. Beliau adalah guru
besar di Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga. Penulis menempuh pendidikan di
Akademi Keperawatan Sutomo Surabaya
lulus tahun 1988. Pada tahun 1991, penulis
mendapatkan Graduate Certificate Medical
Surgical Nursing di Lombton College
Sarnia, Ontario, Kanada. Kemudian penulis
menyelesaikan S-2 Keperawatan
(Coursework tahun 1996) di University of
Wollonggong, New South Wales, Australia, dan mendapatkan gelar
Honours Master of Nursing di universitas yang sama pada tahun
1998. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan S-3
Ilmu Kedokteran di Program Pascasarjana, Universitas Airlangga.
Beliau adalah Guru Besar Keperawatan laki-laki pertama di
Indonesia dan pernah mejabat sebagai Dekan Fakultas
Keperawatan Unair pada periode 2008 – 2010 dan periode 2015 –
2020. Pengalaman organisasi beliau adalah sebagai Ketua PPNI
Jawa Timur, Ketua AIPNI Jawa Timur, Ketua Kolegium
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Indonesia, Wakil
Ketua I AIPNI PUSAT, Ketua Bidang Diklat DPP PPNI Pusat,
Ketua Dewan Pengawas AIPVIKI dan salah satu Asesor LAM-
PTKes. Selain sebagai pengajar dan organisator, penulis juga aktif
di berbagai seminar keperawatan. Penulis memiliki riwayat
publikasi yang membanggakan yaitu menjadi Top Rank 17 Penulis
Produktif Versi Sinta 2020 dan memiliki kredibilitas tinggi baik
buku dan jurnal yang sudah terakreditasi nasional maupun
internasional bereputasi.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamiin, Segala Puja dan Puji syukur penulis haturkan


atas kehadirat Allah SWT, berkat kelimpahan Rahmat dan RidhoNya, penulisan
dapat menyelesaikan buku Penulisan Literature Review dan Systematic Review
pada Pendidikan Keperawatan Kesehatan (Contoh). Buku Penulisan ini dapat
digunakan sebagai panduan mahasiswa keperawatan dan kesehatan dalam
Menyusun tugas akhir baik dalam bentuk karya tulis ilmiah, skripsi dan tesis yang
tidak memungkinkan pengambilan data secara langsung, sehingga bisa
menggunakan penulisan review, terutama pada kondisi pandemi COVID-19 yang
membuat tatanan Pendidikan harus mampu beradaptasi dengan baik.
Penyesuaian Institusi Pendidikan dalam pandemi COVID-19 telah dilakukan
koordinasi dengan asosisasi institusi Pendidikan di pusat, sehingga sudah dibuat
strategi dalam pelaksanaan Pendidikan agar tidak menyebabkan Pendidikan
mahasiswa Kesehatan tertunda dan lulus tidak tepat waktu. Hal ini berdampak
sangat besar pada pelaksanaan tugas akhir mahasiswa, terutama yang tidak bisa
melakukan pengambilan data di rumah sakit maupun wahana praktik akibat
tingginya pasien COVID-19. Mahasiswa program diploma, sarjana dan magister
Keperawatan dan Kesehatan dalam menyelesaikan tugas akhir harus
memperhatikan aturan dan tata cara yang disesuaikan dengan pedoman ini dengan
baik, sehingga karya akhir yang dihasilkan bisa memenuhi target pencapaian
learning outcomes sesuai tingkatan Pendidikan, yaitu karya tulis akhir untuk
diploma, skripsi untuk sarjana dan tesis untuk magister.
Buku Penulisan Literature Systematic Review pada Pendidikan Kesehatan ini
diperlukan untuk menunjang mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir,
mahasiswa dalam hal ini diwajibkan untuk mematuhi aturan dan sistimatika
penulisan dalam penyusunan tugas akhir bentuk review, sehingga kualitas tugas
akhirnya sesuai dengan penelitian original. Adanya buku ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan baru dan manfaat untuk semua pihak yang membaca
buku ini dan khususnya untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir
dan dosen pembimbing maupun penguji tugas akhir, terutama pada masa Pandemi
COVID-19. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan contoh penulisan tugas
akhir ini masih banyak sekali kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga penulis
mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun sebagai bekal perbaikan
dan penyempurnaan buku panduan ini, terima kasih.

Surabaya, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................ii


KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAGIAN I LITERATURE REVIEW ........................................................................ 3
HALAMAN COVER .............................................................................................. v
HALAMAN JUDUL ................................................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PANITIA PENGUJI ................................ Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH .............................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 5
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................ 5
BAB 2 METODE .................................................................................................... 6
2.1 Strategi Pencarian Literature ............................................................. 6
2.1.1 Protokol dan Registrasi ................................................................ 6
2.1.2 Database Pencarian ...................................................................... 6
2.1.3 Kata kunci ...................................................................................... 7
2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................... 7
2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ................................................. 8
2.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi ................................................ 8
2.3.2 Penilaian Kualitas ....................................................................... 10

iii
BAB 3 HASIL DAN ANALISIS .......................................................................... 13
3.1 Karakteristik Studi ........................................................................... 13
3.2 Karakteristik Responden Studi ........................................................ 16
3.3 Faktor Risiko dan Dampak pada Psikologis .................................... 17
3.2.1 Usia ............................................................................................... 17
3.2.2 Jenis kelamin ............................................................................... 17
3.2.3 Tingkat Pendidikan ..................................................................... 18
3.2.4 Gejala dan Kondisi Kesehatan .................................................. 18
3.2.5 Informasi tentang COVID-19 ... Error! Bookmark not defined.
3.2.6 Ekonomi ....................................................................................... 19
3.2.7 Durasi Paparan ............................................................................ 19
3.2.8 Dukungan ..................................................................................... 20
3.4 Faktor Risiko dan Dampak pada Stigma Sosial .............................. 20
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................ 22
4.1 Faktor yang Mempengaruhi Dampak Psikologis............................. 22
4.2 Faktor yang Mempengaruhi Stigma Sosial...................................... 29
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Conflict of Interest ........................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28
BAGIAN II SYSTEMATIC REVIEW................................................................. 32
HALAMAN COVER ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ........... Error! Bookmark not
defined.
HALAMAN PENGESAHAN TESIS........................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRACT ................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ........................................................... xiii

iv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 6
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................ 6
BAB 2 METODE .................................................................................................... 8
2.1 Protokol dan Registrasi ...................................................................... 8
2.2 Kriteria Kelayakan ........................................................................... 10
2.3 Sumber Informasi ............................................................................ 12
2.4 Seleksi Studi .................................................................................... 13
2.5 Proses Pengumpulan Data ............................................................... 15
2.6 Item Data .......................................................................................... 17
2.7 Risiko Bias dalam Studi................................................................... 17
2.8 Ringkasan Tindakan ........................................................................ 19
2.9 Metode Analisis ............................................................................... 20
2.10 Risiko Bias Lintas Studi .................................................................. 20
2.11 Analisis Tambahan .......................................................................... 22
BAB 3 HASIL DAN ANALISIS .......................................................................... 23
3.1 Kualitas Studi dan Risiko Bias ........................................................ 23
3.2 Karakteristik Studi ........................................................................... 28
3.3 Karakteristik Responden dari Studi ................................................. 32
3.4 Hasil Studi ....................................................................................... 33
3.4.1 Intervensi psikologis pertama secara online Error! Bookmark
not defined.
3.4.2 Intervensi psikologis pertama secara langsung ................Error!
Bookmark not defined.
3.5 Penyusunan Modul .......................................................................... 58
3.5.1 Studi Literature ........................................................................... 58
3.5.2 Diskusi Pakar ............................................................................... 59
3.5.3 Kerangka Penyusunan Modul ................................................... 62
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................ 74
4.1 Intervensi Psikologis COVID-19 ..... Error! Bookmark not defined.
4.2 Intervensi Psikologis Online ............ Error! Bookmark not defined.
4.3 Intervensi Psikologis Offline............ Error! Bookmark not defined.

v
4.4 Perbandingan Intervensi Terhadap Dampak Psikologis .......... Error!
Bookmark not defined.
4.5 Keterbatasan Studi Literatur ............ Error! Bookmark not defined.
BAB 5 KESIMPULAN ........................................................................................ 87
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 87
5.2 Conflict of Interest ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 89

vi
PENDAHULUAN

Institusi Pendidikan tinggi memiliki sistim Pendidikan dan pengajaran yang


berbeda dari sistim Pendidikan yang ada di tingkatan sebelumnya, Pendidikan di
perguruan tinggi sudah tidak hanya mengedepankan pembelajaran saja, tetapi tetap
tidak bisa terlepas dari bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Pendidikan
tinggi mewajibkan civitas akademikanya untuk melaksanakan penelitian dan
pengabdian masyarakat sebagai bentuk pengembangan diri, keterampilan, sikap,
pengalaman dan sebagai sarana dalam meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan
masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mahasiswa
Kesehatan khususnya keperawatan bisa bersaing di dunia global terutama pada
masa revolusi industry yang sangat cepat.
Pelaksanaan penelitian mahasiswa dituangkan dalam pengerjaan tugas akhir
yang merupakan sebuah paket lengkap mulai dari kegiatan penyusunan proposal
ilmiah, pelaksanaan ujian, pembuatan manuskrip dan publikasi ilmiah. Mahasiswa
dituntut untuk mampu berpartisipasi sebagai peneliti penerus agar mampu
meningkatkan jiwa mahasiswa dalam penelitian dan pengembangan ilmu
Kesehatan khususnya keperawatan. Sedangkan pelaksanaan pengabdian
masyarakat dilakukan dengan mengimplementasikan hasil penelitian baik berupa
media pembelajaran untuk mengubah perilaku dan sikap masyarakat.
Pelaksanaan pengambilan data penelitian dan pengabdian masyarakat
Sebagian besar dilaksanakan melalui tatap muka langsung atau offline, hal ini
dirasakan sangat susah dengan kondisi pandemi dan penyebaran infeksi
coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang sangat cepat. Penyebaran virus yang
semakin cepat penambahan jumlah kasus setiap harinya membuat COVID-19
menjadi darurat Kesehatan global dan menyebabkan adanya pembatasan sosial atau
lockdown di berbagai lokasi untuk memutus rantai penularan infeksi. Situasi yang
demikian ini membuat banyaknya perubahan di berbagai sektor, terutama paling
dirasakan adalah pada ekonomi dan Pendidikan.
Pendidikan mulai menyesuaikan diri dengan situasi COVID-19 dan semakin
fleksibel, termasuk pelaksanaan tugas akhir. Mengacu pada Surat Edaran dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI)

1
Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 Hal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari
Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-
19), sesuai dengan kebijakan tersebut maka semua bentuk perkuliahan juga dirubah
menjadi daring. Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dibuat cara lain untuk
penyelesaian karya ilmiah, skripsi dan tesis dalam review yang disesuaikan dengan
topik dan masalah penelitian sesuai dengan bidang peminatan, sehingga mahasiswa
tidak perlu terjun langsung ke lapangan dan risiko tertular penyakit yang tinggi.
Panduan contoh penulisan ini berlaku bagi mahasiswa Diploma, Sarjana dan
Magister Keperawatan/ Kesehatan.
Buku panduan contoh penulisan literature review dan systematic review ini
bertujuan untuk: 1) Menjadi panduan bagi mahasiswa Program Studi Diploma
Keperawatan dalam menyusun Karya tulis akhir dalam bentuk literature review; 2)
Menjadi panduan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners dalam menyusun
skripsi dalam bentuk literature review; 3) Menjadi panduan bagi mahasiswa
Program Studi Magister Keperawatan/ Kesehatan dalam menyusun tesis dalam
bentuk sytematic review; dan 4) Menjadi panduan untuk pembimbing dan penguji
dalam memberikan proses bimbingan kepada peserta didik yang sedang
melaksanakan tugas akhir.

2
BAGIAN I
PENULISAN LITERATURE REVIEW

CONTOH JUDUL: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


DAMPAK PSIKOLOGIS DAN STIGMA SOSIAL PADA MASYARAKAT
MENGHADAPI COVID-19

Artikel Review ilmiah merupakan sebuah proses atau penulisan yang


bercirikan sebuah rangkuman secara menyeluruh yang digunakan untuk membedah
beberapa artikel dengan tema yang spesifik. Menulis review atau ulasan merupakan
kemampuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa terutama dalam implementasi
penelitian dan publikasi ilmiah. Menulis review ilmiah merupakan serangkaian
Teknik yang membutuhkan skill dalam menganalisis tulisan ilmiah baik dalam
artikel jurnal yang telah dipublikasikan di ranah Internasional dan nasional, buku
dan beberapa grey literature seperti naskah tesis, disertasi, hingga artikel dalam
berbagai tipe.
Tujuan dari kegiatan review adalah untuk melakukan telaah tingkat
pencapaian dan seberapa jauh sebuah ilmu pengetahuan itu mengalami
perkembangan, selain itu juga sekaligus memperkuat dasar-dasar keilmuan yang
dimiliki oleh civitas akademia. Proses penyusunan artikel review tidak jauh berbeda
dengan penyusunan artikel pada umumnya, tetapi perbedaan paling jelasnya adalah
pada metode dan hasil analisis yang didapatkan. Artikel ini dibuat untuk
memberikan komentar, membandingkan, memberikan gambaran secara jelas
mengenai suatu studi atau penelitian, menganalisis kelebihan atau kekurangan dari
studi yang di review, atau hanya menggabungkan antara beberapa penelitian untuk
memperkuat analisis dalam studi yang dilakukan (Suryanarayana and Mistry,
2016).
Penulisan artikel review sangat banyak sekali jenisnya, sesuai dengan tingkat
kesulitannya mulai dari review yang simple, dengan tema tertentu hingga meta
analisis. Pada tugas akhir mahasiswa, penulisan karya tulis ilmiah dan skripsi dibuat
seperti kaidah penulisan literature review dan penulisan tesis bagi mahasiswa
magister dibuat sesuai kaidah penulisan systematic review.

3
Literature review merupakan sebuah proses analisis artikel yang terintegrasi
dan bukan hanya melakukan ringkasan secara acak dan sesuka hati penulis, akan
tetapi literatur review merupakan tulisan ilmiah yang terkait langsung dengan
pertanyaan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Pada saat proses pengumpulan
artikel yang dijadikan literatur, maka bisa juga ditemukan penjelasan latar belakang
penelitian tentang suatu topik, alasan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti,
menemukan keterkaitan antara studi dan permasalahan penelitian, mengidentifikasi
tema dan konsep, mengidentifikasi kesenjangan utama antara permasalahan dan
hasil penelitian, serta melakukan peninjauan terhadap pertanyaan penelitian lebih
lanjut berdasarkan studi terdahulu yang sudah dilakukan (University of West
Florida, 2020).
Sebagai rangkuman dari uraian tentang teori dan hasil penelitian literature
review juga bisa dikatakan sebagai analisis berupa kritik ataupun penguat dari
penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik tertentu. Studi rangkuman
menyeluruh juga berbentuk artikel perbandingan antara studi-studi yang sudah
dilakukan terdahulu. Tujuan akhir literature review yaitu mendapatkan gambaran
yang berhubungan dengan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan orang lain,
sehingga salah satu tujuan utamanya adalah sekalian untuk melakukan pemeriksaan
keaslian penelitian dalam penelusuran pustaka berguna untuk menghindari
duplikasi dari pelaksanaan penelitian dan untuk mengetahui penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya (Suryanarayana and Mistry, 2016; Alahi and
Mukhopadhyay, 2019). Apabila sudah dilakukan literature review, maka risiko
untuk melakukan penelitian yang sama bisa untuk diminimalkan dan tidak khawatir
adanya duplikasi atau plagiasi dalam penelitian.

4
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAMPAK PSIKOLOGIS


DAN STIGMA SOSIAL PADA MASYARAKAT
MENGHADAPI COVID-19

LITERATURE REVIEW

Oleh:
Nama
NIM

PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS
KOTA
2020

v
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dampak Psikologis dan Stigma Sosial pada
Masyarakat Menghadapi COVID-19”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Keperawatan Universitas A.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. (Dekan) selaku dekan Fakultas A Universitas A yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Studi Keperawatan.
2. (Wakil Dekan I) Fakultas A Universitas A yang telah memberikan kesempatan
dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi Keperawatan.
3. Dan seterusnya.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Surabaya, Tgl-Bln-Thn

Penulis

vi
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

ABSTRACT
Risk Factors for Psychological Impact and Social Stigma Among People Facing
COVID-19: A Literature Review

Name
Faculty of Nursing, Universitas A

Introduction: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a world health crisis


contributing to impact people's fears, anxiety and psychological problems. This
review study aimed to identify factors with psychological impact and social stigma
among people. Methods: A literature review searched five electronic databases
(Scopus, PubMed, Science Direct, CINAHL and ProQuest) for previous studies
using a cross-sectional or quasi-experimental design published between March and
April 2020. The Prisma checklist guided this review, title, abstract, full-text and
methodology were assessed for the eligibility of the studies. Data tabulation and
narrative analysis of study findings was performed. Results and Analysis: We found
eleven studies which met inclusion criteria in the review. Included studies were
divided into two broad thematic areas regarding COVID-19: factors related to
psychology (n=7) and social stigma (n=3) and 1 study of both. The factors
contributed in psychology and social stigma studies are mostly quasi-experiment
and cross-sectional. The average number of participants were more than one
thousand overall for every study and discussed psychological impact and social
stigma related factors. Discussion and Conclusion: Factors contributing to
psychological impact were age, gender, education background, economic, support
system, health condition and source information., whilst factors contributing to
social stigma were environmental, history of accompanying chronic diseases,
discrimination, self-isolation and people's perceptions of the affected area.

Keyword: COVID-19, Psychological factors, Stigma

vii
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER .............................................................................................. v


HALAMAN JUDUL ................................................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PANITIA PENGUJI ................................ Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH .............................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 5
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................ 5
BAB 2 METODE .................................................................................................... 6
2.1 Strategi Pencarian Literature ............................................................. 6
2.1.1 Protokol dan Registrasi ................................................................ 6
2.1.2 Database Pencarian ...................................................................... 6
2.1.3 Kata kunci ...................................................................................... 7
2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................... 7
2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ................................................. 8
2.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi ................................................ 8
2.3.2 Penilaian Kualitas ....................................................................... 10
BAB 3 HASIL DAN ANALISIS .......................................................................... 13
3.1 Karakteristik Studi ........................................................................... 13
3.2 Karakteristik Responden Studi ........................................................ 16
3.3 Faktor Risiko dan Dampak pada Psikologis .................................... 17
3.2.1 Usia ............................................................................................... 17

viii
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

3.2.2 Jenis kelamin ............................................................................... 17


3.2.3 Tingkat Pendidikan ..................................................................... 18
3.2.4 Gejala dan Kondisi Kesehatan .................................................. 18
3.2.5 Informasi tentang COVID-19 ... Error! Bookmark not defined.
3.2.6 Ekonomi ....................................................................................... 19
3.2.7 Durasi Paparan ............................................................................ 19
3.2.8 Dukungan ..................................................................................... 20
3.4 Faktor Risiko dan Dampak pada Stigma Sosial .............................. 20
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................ 22
4.1 Faktor yang Mempengaruhi Dampak Psikologis............................. 22
4.2 Faktor yang Mempengaruhi Stigma Sosial...................................... 29
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Conflict of Interest ........................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28
4.5 Keterbatasan Studi Literatur ............ Error! Bookmark not defined.
BAB 5 KESIMPULAN ........................................................................................ 87
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 87
5.2 Conflict of Interest ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 89

ix
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kata Kunci Pencarian ....................................................................... 12


Tabel 2.2 PICOS Framework ........................................................................... 26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Flow pencarian literatur .................................................... 15

DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1. Crtitical Appraisal untuk Cross Sectional Design ........................... 28

Lampiran 2. Crtitical Appraisal untuk Quasy Experiment ................................... 29

Lampiran 3. PRISMA Checklist.............................................................................................. 30

xi
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

APA : American Psychological Association

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

CERT : Community Emergency Response Team

COVID-19 : Coronivirus Disease 2019

ICU : Intensive Care Unit

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

MERS : Middle East Respiratory Syndrome

MERS-CoV : Middle East Respiratory Syndrome-Associated Coronavirus

nCoV-2019 : Novel Coronavirus 2019

NC-PTSD : National Center for Post Traumatic Stress Disorder

ODP : Orang Dalam Pengawasan

PDP : Pasien Dalam Pengawasan

PFA : Psychological First Aid

PTSD : Post Trauma Stress Disorder

RNA : Ribo Nuclead Acid

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

WHO : World Health Organization

xii
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang menjadi

krisis kesehatan di dunia dikarenakan penyebarannya yang sangat cepat. Tingginya

risiko penularan, kematian yang meningkat dan belum ditemukannya pengobatan

COVID-19 memicu munculnya ketakutan dan kekhawatiran masyarakat, sehingga

akan berdampak pada psikologisnya. Dampak psikologis dan stigma sosial yang

disebabkan oleh COVID-19 dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, gejala klinis, status ekonomi dan status kesehatan, sehingga

menyebabkan efek yang berbeda pada masing-masing individu. Salah satu faktor

yang mempengaruhi adalah penolakan terhadap orang dalam pengawasan (ODP)

dan jenazah pasien COVID-19, karena bagi mereka COVID-19 adalah penyakit

yang sangat membahayakan dan siapa saja yang berisiko menularkan harus

dijauhkan dari wilayah masyarakat. Stigmatisasi negatif ini juga memicu

munculnya distress psikologis pada ODP dan masyarakat di sekitarnya (Ying et al.,

2020). Faktor yang mempengaruhi dampak psikologis dan stigma sosial negatif

yang muncul di masyarakat masih membutuhkan untuk dilakukan identifikasi.

Pandemi COVID-19 yang merupakan darurat kesehatan internasional

menunjukkan angka kasus yang terus bertambah setiap harinya. Pelaporan terakhir

berdasarkan informasi Johns Hopkins University pada tanggal 27 Mei 2020 jumlah

kasus positif COVID-19 di dunia mencapai lebih dari 5 juta kasus,

1
2
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

dengan peringkat pertama adalah Amerika Serikat. Kasus positif di Indonesia sudah

mencapai 23.165 kasus, dengan total kematian mencapai 1.418 kasus (COVID-19

Media Center, 2020). Akan tetapi, banyaknya informasi yang tersebar dari media

yang belum terkonfirmasi kebenarannya membuat masyarakat semakin resah,

cemas dan ketakutan (Kang et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada masyarakat di Cina menunjukkan bahwa dampak psikologis akibat

ketakutan dengan COVID-19 lebih membahayakan dibandingkan penyakitnya (Li

et al., 2020). Populasi penduduk di Cina menunjukkan 53,8% mengalami dampak

psikologis berat, 16,5% gejala depresi berat, 28,8% gejala kecemasan berat, dan

8,1% tingkat stres berat (Qiu et al., 2020). Terkonfirmasi bahwa di Indonesia

banyak masyarakat yang menolak orang dalam pengawasan (ODP) dan jenazah

pasien COVID-19, karena bagi mereka COVID-19 adalah penyakit yang sangat

membahayakan dan yang berisiko menularkan harus dijauhkan dari wilayah

masyarakat (Susilo et al., 2020).

Beberapa laporan kasus yang sering muncul di media informasi terkait

penolakan dan diskriminasi ODP, PDP dan individu yang kontak erat dengan

COVID-19 seperti tenaga kesehatan adalah permasalahan yang memprihatinkan.

Perusahaan analisis media sosial, Drone Emprit merilis hasil percakapan Twitter

tentang berbagai kasus penolakan jenazah COVID-19. Total ada 20.750 mention

terkait isu penolakan jenazah selama 30 Marer hingga 10 April 2020. Stigma negatif

juga didapatkan beberapa tenaga kesehatan yang telah gugur akibat COVID-19,

salah satunya adalah di Semarang. Jelas sekali penolakan ditunjukkan oleh

masyarakat terhadap jenazah perawat yang meninggal, sehingga jenazah harus

dikembalikan ke kamar jenazah dan dicarikan tempat pemakaman lainnya. Hal


3
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

serupa juga dirasakan oleh tim medis yang diusir oleh pemilik kost maupun ditolak

untuk pulang ke rumah masing-masing, alasannya juga sama yaitu mencegah

penularan virus yang bisa saja dibawa oleh tim medis. Hal ini membuat ODP, PDP,

pasien positif, keluarga dan individu kontak erat menjadi terstigma negatif dan

mengalami dikriminasi masal.

Pandemi COVID-19 telah menjelma menjadi kasus yang membuat resah bagi

banyak orang hingga menimbulkan paranoid massal (Manderson and Levine,

2020). Berdasarkan hasil diskusi pakar psikolog mengatakan bahwa reaksi

masyarakat terhadap penyebaran COVID-19 juga dapat berupa proteksi secara

berlebihan terhadap diri sendiri maupun keluarganya (Liu et al., 2020). Lebih lanjut

ditambahkan bahwa kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala obsesif compulsif,

yaitu gangguan mental yang menyebabkan penderita merasa harus melakukan suatu

tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, individu tersebut akan terus

diliputi kecemasan atau ketakutan (Kang et al., 2020). Kecemasan dan ketakutan

yang dirasakan masyarakat juga berdampak pada tindakan menjauhi setiap individu

yang berpotensi menjadi sumber penularan, sehingga timbul diskriminasi dan

terjadilah stigma negatif pada masyarakat yang kontak erat dengan kasus COVID-

19. Penyebab stigma negatif tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan dan

informasi, kecemasan, mekanisme koping dan support system yang ada pada

masyarakat (Jiang et al., 2020).

Beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan psikologis dan stigma sosial

dalam masyarakat; hasil penelitian sebelumnya di Cina menunjukkan bahwa faktor

yang mempengaruhi termasuk jenis kelamin, pengalaman kerja dalam bertahun-

tahun, riwayat gangguan psikologis, penyakit kronis yang menyertai dan memiliki
4
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

anggota keluarga sebagai kasus yang dikonfirmasi atau diduga (Zhu et al., 2020).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea juga menyatakan tingkat pendidikan,

status perkawinan, dan ras memiliki korelasi dengan gangguan psikologis dan

stigma pada COVID-19. Tidak terindentifikasinya faktor yang mempengaruhi

pemberian inervensi dampak psikologis dan stigma sosial negatif, sehingga akan

berdampak pada peningkatan jumlah kasus akibat kurangnya intervensi yang

diberikan. Apabila faktor yang mempengaruhi dapat dikendalikan, maka dampak

psikologis dan stigma sosial dapat untuk diminimalkan.

Sebagian besar penelitian hingga saat ini masih berfokus pada epidemiologi

dan karakteristik pasien yang terinfeksi (He, Deng dan Li, 2020; Zu et al., 2020),

karakterisasi gen virus (Wu et al., 2020; Zhou et al. , 2020), dan tantangan untuk

tata kelola kesehatan global (Catton, 2020). Penelitian yang membahas mengenai

apa saja faktor yang mempengaruhi dampak psikologis dan stigma sosial di

masyarakat masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan

rangkuman literatur yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang terkait

dengan dampak psikologis dan stigma sosial di antara orang-orang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah faktor yang mempengaruhi dampak psikologis dan stigma sosial pada

masyarakat menghadapi COVID-19?


5
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Menjelaskan faktor yang mempengaruhi dampak psikologis dan stigma sosial

pada masyarakat menghadapi COVID-19.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi dampak psikologis pada masyarakat

menghadapi COVID-19.

2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi stigma sosial pada masyarakat

menghadapi COVID-19.
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

BAB 2

METODE

2.1 Strategi Pencarian Literature

2.1.1 Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai faktor

yang mempengaruhi dampak psikologis dan stigma sosial pada masyarakat yang

terdampak COVID-19. Protokol dan evaluasi dari literature review akan

menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah

ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.

2.1.2 Database Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literatur dilakukan

pada bulan April – Mei 2020. Data yang digunakan dalam peelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh

dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber

data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun

internasional dengan tema yang sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam

literature review ini menggunakan lima database dengan kriteria kualitas tinggi dan

sedang, yaitu Scopus, ProQuest, Pubmed, CINAHL dan Scient Direct.

6
7
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

2.1.3 Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator

(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau

jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan

Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Factors Psychological Stigma COVID-19


Risk factors Psycho* Stigma 2019-nCOV
OR OR OR OR
Factors Mental health Social Stigma Coronavirus Disease 2019
OR OR OR
Causa* Mental disorder Wuhan Corona Virus
OR
Psychological stress

2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari:

1) Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus perorangan

atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan dalam literature review.


8
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

3) Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

5) Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan

di review.

Tabel 2.2 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population Studies comprised affected Communities not
communities with COVID-19 affected with COVID-19
Intervention Psychological intervention and Non-psychological
stigma intervention and stigma
Comparators No comparator
Outcomes Factors analysis to psychological Not described factor
disturbance and social stigma analysis of psychological
during COVID-19 disturbance and social
stigma during COVID-
19
Study Design Quasi-experimental studies, No exclusion
and publication randomized control and trial,
type systematic review, qualitative
research and cross-sectional
studies
Publication Post-2015 Pre-2015
years
Language English, Indonesian Language other than
English and Indonesian

2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

2.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di lima database

dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MeSH, peneliti

mendapatkan 259 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian
9
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan terdapat 51 artikel

yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 208 artikel. Peneliti kemudian

melakukan skrining berdasarkan judul (n = 208), abstrak (n = 52) dan full text (n =

11) yang disesuaikan dengan tema literature review. Assessment yang dilakukan

berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak

11 artikel yang bisa dipergunakan dalam literature review. Hasil seleksi artikel

studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di bawah ini:


10
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Research identified through databases


Scopus, PubMed, Science Direct,
CINAHL and ProQuest (n = 259)

Excluded (n = 207)
Participants
Records after duplicates removed Does not focus on psychological
(n = 208) disturbance and stigma in people
(n = 48)
Intervention
Titles identified and screened Irrelevant with psychological
(n = 208) factors
(n = 78)
Outcome
Does not discuss psychological
Abstract identified and screened disturbance and stigma in people (n
(n = 52) = 81)

Excluded (n = 41)
Participants
Does not focus on analysis factor (n
Full copies retrieved and assessed for = 21)
eligibility (n = 11) Intervention
Irrelevant with psychological
factors
(n = 15)
Outcome
Does not discuss in psychological
Study included in synthesis disturbance and stigma in people (n
(n = 11) = 5)

Gambar 1. Diagram Flow literature Review Berdasarkan PRISMA 2009 (Polit and
Beck, 2013)

2.3.2 Penilaian Kualitas

Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n = 11) dengan Checklist

daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi.

Penilaian kriteria diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap

kriteria dengan skor 'ya' diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor

studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Critical appraisal untuk menilai studi

yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya
11
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

50% memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah

disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti

mengecualikan studi yang berkualitas rendah untuk menghindari bias dalam

validitas hasil dan rekomendasi ulasan. Dalam skrining terakhir, delapan belas studi

mencapai skor lebih tinggi dari 50% dan siap untuk melakukan sintesis data, akan

tetapi karena penilaian terhadap risiko bias, dua studi dikeluarkan dan artikel yang

digunakan dalam literature review terdapat 11 buah.

Risiko bias dalam literature review ini menggunakan asesmen pada metode

penelitian masing-masing studi, yang terdiri dari (Nursalam, 2020):

1) Teori: Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluwarsa, dan kredibilitas yang

kurang

2) Desain: Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian

3) Sample: Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu Populasi, sampel, sampling,

dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan sampel

4) Variabel: Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi jumlah,

pengontrolan variabel perancu, dan variabel lainya

5) Inturmen: Instrumen yang digunakan tidak memeliki sesitivitas, spesivikasi

dan dan validatas-reliablitas

6) Analisis Data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai

dengan satandar
13
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 Karakteristik Studi

Sebelas artikel memenuhi kriteria inklusi (Gambar 1) terbagi menjadi dua sub

pembahasan berdasarkan topik literature review yaitu faktor yang berkaitan dengan

psikologi (7 studi) dan stigma sosial (3 studi) dan satu studi keduanya. Hasil

Karakteristik studi dari 5 database tergambarkan dalam table berikut ini:

Tabel 3.1 Hasil Pencarian Studi Berdasarkan Database Penelitian

Jenis Studi Penelitian/ Artikel


Sumber
Tahun Database N Cross Quasy Narative
Bahasa
Sectional experiment Analysis
English 2019 - Scopus 116 4 2 1
2020 Web of Science 27 1 1 0
PubMed 49 1 0 0
Science Direct 32 1 0 0
EBSCO
16 0 0 0
&CINAHL
Proquest 19 0 0 0
Hasil 11 7 3 1

Faktor yang berkontribusi dalam studi psikologi dan stigma sosial sebagian besar

quasi-eksperimental dan cross-sectional. Jumlah rata-rata peserta lebih dari seribu;

Secara keseluruhan, setiap penelitian membahas tentang dampak psikologi dan

faktor terkait stigma sosial. Kualitas studi tertinggi adalah untuk faktor studi

psikologi kontribusi dan terendah untuk studi stigma sosial. Studi yang sesuai

dengan tinjauan sistematis ini rata-rata dilakukan di Cina dengan delapan studi (Lai

et al., 2020; Li et al., 2020; Yeen Huanga, 2020), dan yang lainnya adalah dua studi
14
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

dilakukan di Korea Selatan (Jang et al. 2018; Jung dan Jun, 2020) dan satu

penelitian di Inggris (Kang, Ma, Chen, Yang, Wang, Li dan Yao, 2020). Khusus

untuk skenario COVID-19 baru ini, faktor psikologis adalah kondisi yang paling

penting untuk diperhatikan, karena dampak psikologis lebih berbahaya daripada

penyakitnya (Zhu et al., 2020). Tujuh studi tentang faktor yang berkontribusi

terhadap kondisi psikologis di antara orang-orang adalah usia, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, ekonomi, sistem pendukung, kondisi kesehatan dan sumber

informasi. Untuk faktor yang berkontribusi dalam stigma sosial, tiga penelitian

menemukan persepsi masyarakat, pengalaman, pengetahuan, latar belakang

pendidikan, dan pemicu stres dari lingkungan.

Tabel 3.2 Hasil Pencarian Literatur

Outcome of
Authors Study design, Sample, Variable, Summary of
Analysis
and years Instrument, Analysis Results
Factors
(Jung and Design: Quasy-experimental design Getting The common
Jun, Sample: 61 patient (30 control group and 31 reliable problem
2020) intervention group) information, affected
Variable: Psychological counseling daily life psychology
intervention from The National Center for activities, disorder was
Mental Health (NCMH) social social support.
Instrument: Questionnaire of Social Support networks, Patient will
Analysis: Mann Whitney and Wilcoxon experiences serched for
Signed Rank Test health services
during get
illness
(Yang et Design: Pre-experimental design Age, Mental health
al., 2020) Sample: 241 million older adults in China experience, services for
Variable: Mental health services for older prevalence of older adults
adults depression was needed to
Instrument: Observational checklist for mental history increase mental
health health in
Analysis: Descriptive analysis patients
(Jang et Design: Cross-sectional design Educational Consultation
al., 2018) Sample: 13.269 individual who experince in background, was needed for
depression symptoms age, gender older adults,
Variable: Mental health, socio demographic, and marital man, higher
socioeconomic and health related factors status education level
Instrument: Questionnaire of Mental health, and divorced
socio demographic, socioeconomic and health marital status.
related factors
Analysis: Chi Square
15
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Outcome of
Authors Study design, Sample, Variable, Summary of
Analysis
and years Instrument, Analysis Results
Factors
(Zhu et Design: Cross-sectional design Stress level, Women, higher
al., 2020) Sample: 5062 respondent age, gender, working
Variable: Stress, depression and anxiety years of experience,
impact during pandemic. working history of
Instrument: Depression, Anxiety, Stress Score experince, mental
Questionnaire chronic disorder,
Analysis: Chi Square disease, chronic disease
family and family
member confirmed with
confirmed suspected
positive and criteria.
mental
disorder
history
(Kang, Design: Cross-sectional design Expossure to There was still
Ma, Chen, Sample: 994 medical and nursing staff in disease, lacking of
Yang, Wuhan counseling, psychological
Wang, Li Variable: Mental health, perception and age, gender, intervention for
and Yao, psychological care media for medical staff
2020) Instrument: Mental health, perception and information
psychological care questionnaire and healthcare
Analysis: Chi Square activity
(Jiao et Design: Cross-sectional design Age, epidemic Family support
al., 2020) Sample: 320 children and adolescents in China area and was important
Variable: The diagnostic and statistical manual family factors to
of mental disorders supporting improve
Instrument: Demographic and family support resilience in
questionnaire children and
Analysis: Chi Square adolescent
during
COVID-19
(Li et al., Design: Cross-sectional design Cognitive, Individual may
2020) Sample: 17.685 active weibo users support concern with
Variable: The approach of online ecological system and their health and
recognition based on several machine-learning life family
predictive models satisfaction members, this
Instrument: Cognitive, support system and life results will
satisfaction questionnaire provide data
Analysis: Chi Square and Logistic Regression for government
to fight with
COVID-19
(Ornell et Design: Cross-sectional design Coping Implementation
al., 2020) Sample: 1240 respondents strategies, in government
Variable: Strategic for mental health burden, disease policy to make
Coping strategies, disease factors, situation, factors, strategic
economic, experince to emotional, social situation, planning in pre,
rejection, discrimination and previous family economic, during and post
mental health experince to pandemic. This
Instrument: Questionnaire emotional, policy will help
Analysis: Chi Square and Logistic Regression social mental health
rejection, well being
discrimination
and previous
family mental
health
16
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Outcome of
Authors Study design, Sample, Variable, Summary of
Analysis
and years Instrument, Analysis Results
Factors
(Lai et al., Design: Cross-sectional design Age, gender Psychological
2020) Sample: 1257 health care workers in China and healthcare burden often
Variable: Age, gender and healthcare profession felt by
profession healthcare
Instrument: The 9-item patient health profession
questionnaire, the 7-item insomnia severity when they give
index, the 7-iten generalized anxiety disorder treatment in
scale and the 22-item impact of event scale- COVID-19
revised to measure distress, anxiety, insomnia patients
and depression
Analysis: Chi Square and Logistic Regression
(Yaguchi Design: Narative syntesis Anxiety, During
and Sample: 24 papers based on inclussion criteria depression, infectious
Czeschlik, Variable: Psychological and social stigma anger, grief disease,
2010) responses and loss, psychological
stigmatization, intervention
empowerment, become
coping important for
strategies and public mental
social support health.
(Yeen Design: Cross-sectional design Age, gender, The major
Huanga, Sample: 7.236 self volunteers occupation mental health
2020) Variable: Age, gender, occupation and and healthcare burden in
healthcare workers workers China were
Instrument: Demographic questionnaire, young people
generalized anxiety disorder, Pittsburgh sleep and health care
quality index, Center for epidemiology scale workers,
for depression and COVID-19 related because they
knowledge were in high
Analysis: Chi Square and Logistic Regression risk for mental
illness.

3.2 Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian adalah seluruh masyarakat yang terdampak

COVID-19 di masing-masing negara, termasuk masyarakat umum dan tenaga

kesehatan. Dalam studi telah disebutkan faktor yang berhubungan dengan dampak

psikologis dan stigma sosial; dengan mayoritas responden berjumlah lebih dari

1000 individu. Responden dalam penelitian rata-rata berusia produktif antara 20 –

55 tahun dan bersifat multi wilayah. Karakteristik gender pada responden hampir

sama antara laki-laki dan perempuan karena studi bersifat menyeluruh dan sebagian

besar tingkat pendidikan di level sekolah menengah atas dan sarjana. Responden
17
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

sebagian besar tinggal di lingkungan perkotaan dan berada pada lingkungan dengan

kasus COVID-19 yang tinggi. Responden keseluruhan adalah masyarakat asia dan

penduduk asli dari lokasi penelitian.

3.3 Faktor Risiko dan Dampak pada Psikologis

3.2.1 Usia

Usia adalah salah satu faktor risiko yang berperan menyebabkan gejala

depresi yang berhubungan secara signifikan pada populasi Cina. Demikian pula,

usia dikaitkan dengan kondisi depresi; peserta 35 tahun dan lebih tua tidak dikaitkan

dengan risiko lebih tinggi untuk gejala depresi daripada mereka yang di bawah 35

(Jung dan Jun, 2020). Peserta yang lebih muda (<35 tahun) lebih mudah untuk

mengembangkan gejala depresi dan kecemasan selama pandemi COVID-19

dibandingkan peserta yang lebih tua (≥ 35 tahun) (Yang et al., 2020). Berbeda

dengan penelitian tentang psikologi, prevalensi gejala depresi dilaporkan 23,6%

dalam populasi dan masalah kesehatan mental adalah masalah umum pada orang

dewasa Tionghoa yang lebih tua (mis., ≥55 tahun) (Yang et al., 2020).

3.2.2 Jenis kelamin

Jenis kelamin laki-laki secara signifikan dikaitkan dengan skor yang lebih

tinggi dalam skala depresi dan kecemasan; ini sejalan dengan wanita yang

menunjukkan tingkat konsultasi kesehatan mental yang lebih tinggi daripada pria.

Melakukan konsultasi lebih sering pada wanita membuat mereka lebih siap

menghadapi penyakit (Jang et al., 2018). Selain itu, berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya, kecemasan yang parah di antara wanita lebih tinggi daripada pria.
18
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Temuan kami lebih lanjut menunjukkan bahwa wanita melaporkan gejala depresi,

kecemasan, dan kesusahan yang lebih parah (Lai et al., 2020).

3.2.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan melaporkan hubungan positif yang signifikan dengan

pemeriksaan konsultasi kesehatan mental reguler (Li et al., 2020). Responden

tingkat pendidikan rendah kadang-kadang menerima konsultasi kesehatan mental

untuk gejala depresi, tetapi lebih sering dibandingkan dengan responden di tingkat

pendidikan tinggi di perguruan tinggi (Jang et al., 2018). Status orang yang tidak

berpendidikan secara signifikan terkait dengan gejala depresi dan kecemasan yang

lebih tinggi (Yeen Huanga, 2020).

3.2.4 Gejala dan Kondisi Kesehatan

Regresi linier menunjukkan bahwa menggigil, mialgia, pusing, batuk, coryza,

dan sakit tenggorokan secara signifikan berhubungan dengan depresi yang lebih

tinggi dan skala kecemasan, sementara kesulitan bernapas juga dikaitkan dengan

skala kecemasan dan depresi (Yaguchi dan Czeschlik, 2010). Konsultasi dan rawat

inap di klinik secara signifikan dikaitkan dengan skor subskala kecemasan yang

lebih tinggi. Status kesehatan yang dinilai sendiri buruk atau sangat buruk secara

signifikan dikaitkan dengan dampak psikologis yang lebih besar dari wabah

(Oikarainen et al., 2019).

Informasi tentang peningkatan jumlah individu yang kondisinya membaik

secara signifikan menunjukkan skor subskala stres yang rendah. Informasi

tambahan tentang ketersediaan dan efektivitas obat-obatan / vaksin, jumlah infeksi

dan lokasi, dan rute penularan secara signifikan dikaitkan dengan skor yang lebih

rendah dalam subskala kecemasan DASS (Wang et al., 2020). Tingkat kepedulian
19
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

yang tinggi tentang anggota keluarga lainnya yang mendapatkan COVID-19 secara

signifikan terkait dengan dampak psikologis yang lebih tinggi. Demikian pula,

tingkat kepedulian yang tinggi tentang anak yang lebih muda dari 16 tahun yang

mendapatkan COVID-19 secara signifikan terkait dengan dampak kecemasan yang

lebih tinggi (Jiao et al., 2020; Yang et al., 2020).

3.2.5 Ekonomi

Meningkatkan layanan kesehatan mental dan strategi perawatan dapat

mengarah pada peningkatan di sektor ekonomi dan kesehatan fisik karena biaya

ekonomi yang terkait dengan gangguan mental tinggi. Selain rasa takut akan

penularan virus, prognosis dan kematian yang buruk, pandemi COVID-19 memiliki

implikasi untuk bidang-bidang lain: penutupan sekolah, organisasi keluarga,

perusahaan dan tempat-tempat umum, isolasi, perubahan dalam rutinitas kerja,

menyebabkan perasaan tidak berdaya dan pengabaian. Selain itu, dapat

meningkatkan rasa tidak aman karena dampak ekonomi dan sosial dari tragedi skala

besar ini (Ornell et al., 2020).

3.2.6 Durasi Paparan

Pekerja garis depan memiliki dampak psikologis yang lebih tinggi daripada

pekerja lini kedua, tetapi tekanan parah di kalangan pekerja di Wuhan tinggi.

Dibandingkan dengan mereka yang bekerja di rumah sakit tersier, peserta yang

bekerja di rumah sakit sekunder lebih mungkin melaporkan gejala depresi,

kecemasan, dan insomnia yang parah. Perawat garis depan yang merawat pasien

dengan COVID-19 cenderung terkena risiko infeksi tertinggi karena hubungan

mereka yang dekat dan sering dengan pasien dan bekerja berjam-jam lebih lama

dari biasanya. Selain itu, 71,5% dari semua perawat memiliki gelar junior,
20
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki lebih sedikit tahun pengalaman kerja

(Jang et al., 2018)

3.2.7 Dukungan

Masalah dalam dampak psikologis pasien adalah kerusakan struktur

dukungan sosial, instrumen, informasi dan penghargaan pada diri pasien

(Nursalam, 2020). Ketika orang mencoba untuk menghindari penularan virus,

struktur dukungan sosial pecah; tempat-tempat seperti sekolah, gereja, masjid,

pasar dan tempat kerja telah ditutup, yang menghilangkan manfaat dukungan sosial

dan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan rentan (Kang, Ma, Chen, Yang,

Wang, Li dan Yao, 2020; Lai et al., 2020). Oleh karena itu, informasi yang

dikeluarkan oleh media sangat penting untuk memverifikasi validitas sistem publik.

Otoritas kesehatan mental dan masyarakat harus secara konsisten melakukan upaya

untuk menghilangkan stigma dan meningkatkan sistem dukungan sosial dari

penyakit ini. Membangun strategi perawatan kesehatan mental yang ditargetkan

untuk domain populasi yang berbeda, termasuk staf yang dikarantina dan medis,

juga akan bermanfaat (Jung dan Jun, 2020).

3.4 Faktor Risiko dan Dampak pada Stigma Sosial

Stigma sosial negatif yang terjadi pada masyarakat terjadi akibat penolakan

dan pengucilan terhadap ODP, PDP, pasien kasus positif beserta keluarganya dan

petugas kesehatan. Banyak sekali informasi yang beredar bahwa dampak stigma

sosial negatif dan penolakan-penolakan terjadi di masyarakat, masyarakat

menganggap bahwa setiap individu yang terinfeksi COVID-19 harus dihindari.


21
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Dampak ini jika dibiarkan akan menyebabkan distress psikologis dan membuat

individu semakin tertekan dan mengalami permasalahan kesehatan mental.

Bentuk stigma yang dialami oleh individu yang berasal dari masyarakat bisa

berbentuk: (1) Public stigma, yaitu merupakan stigma yang muncul akibat sebuah

reaksi masyarakat umum terhadap keluarga yang memiliki penyakit atau berisiko

menularkan; (2) Structural stigma, yaitu terjadinya penolakan terhadap individu

dalam sebuah institusi, hukum, atau perusahaan akibat penularan virus; (3) Self-

stigma, yaitu menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang akibat penyakit

yang diderita; (4) Felt or perceived stigma, yaitu orang dapat merasakan bahwa ada

stigma terhadap dirinya dan takut berada di lingkungan komunitas; (5) Experienced

stigma, dimana seseorang pernah mengalami diskriminasi dari orang lain; dan

Label avoidance, yaitu seseorang tidak berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan

untuk menghindari status dirinya sebagai orang yang memiliki penyakit (Pedersen

and Paves, 2014; Hall et al., 2018).

Stigma sosial dalam COVID-19 dihasilkan tidak hanya dari individu dan

individu, akan tetapi antara masyarakat terhadap individu juga (Lancaster et al.,

2017; Jiao et al., 2020). Orang-orang yang memiliki penyakit infeksi dalam

penularan cepat dan sakit, mengakibatkan sikap diskriminatif terhadap mereka.

Faktor penyebab sangat dipengaruhi oleh penggambaran media. Perasaan

ditinggalkan dan terisolasi sering hasil dari pengalaman stigma dan diskriminasi

(Jang et al., 2018). Korban melaporkan merasa ditinggalkan ketika mereka

diasingkan oleh komunitas mereka, berpaling dari layanan kesehatan dan

menjauhkan diri dari petugas layanan kesehatan karena penggunaan peralatan

pelindung pribadi (Oikarainen et al., 2019). Prosedur karantina dapat menyebabkan


22
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

beberapa perasaan terisolasi individu. Meskipun sebagian besar pasien memahami

perlunya tindakan karantina, dikarantina membangkitkan perasaan ditinggalkan

yang kadang-kadang berlangsung setelah keluar dari rumah sakit (Yeen Huanga,

2020). Tindakan karantina ini juga memengaruhi mereka yang tidak terpapar virus,

seperti ibu baru yang harus dipisahkan dari bayinya. Imigran sangat khawatir

tentang bagaimana tindakan karantina akan mempengaruhi komunitas mereka dan

menghasilkan isolasi lebih lanjut (Yaguchi dan Czeschlik, 2010).

Latar belakang pendidikan umum dan pengetahuan menjadi peran penting

selama insiden stigma. Beberapa komunitas dengan latar belakang pendidikan yang

lebih tinggi mendapatkan lebih banyak pengalaman untuk mentransfer pengetahuan

dari setiap orang yang mereka temui. Berbeda dengan orang yang memiliki latar

belakang pendidikan rendah, mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk

memberikan stigma negatif kepada orang yang terinfeksi atau keluarga mereka.

Selain itu, informasi kesehatan masyarakat juga menjadi faktor penting stigma

caussative, karena kurangnya informasi membuat mereka takut dan berpikir jika

setiap orang yang mereka temui memiliki risiko tinggi penularan penyakit.

Informasi dapat mengurangi stigma dan juga berguna untuk mencegah penularan

cepat, karena informasi yang benar dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan

mereka akan dibagikan kepada orang lain.


CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Faktor yang Mempengaruhi Dampak Psikologis

Masalah psikologis akibat infeksi COVID-19 meningkat setiap hari,

membuat orang lebih takut dan khawatir tentang penularan dari manusia ke

manusia (Lai et al., 2020). Faktor yang mempengaruhi dampak psikologis dan

stigma masyarakat terdiri dari beberapa hal, termasuk faktor internal dan eksternal.

Faktor yang mempengaruhi efek psikologis adalah usia, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, ekonomi, sistem pendukung, kondisi kesehatan dan sumber

informasi. Semua faktor ini akan saling mempengaruhi dan menyebabkan

gangguan pada kondisi psikologis masyarakat (Yang et al., 2020; Yeen Huanga,

2020). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa masyarakat

Indonesia yang mengalami dampak psikologis mempunyai beberapa faktor risiko

yang menyebabkan. Faktor risiko tersebut jika mampu untuk dikendalikan dan

diperbaiki, maka dampak psikologis juga dapat diminimalkan.

4.1.1 Usia

Usia, yang merupakan salah satu faktor internal dalam diri seseorang,

memiliki peran penting dalam menyebabkan depresi. Berdasarkan beberapa artikel

yang telah diulas, usia yang paling rentan mengalami insiden depresi adalah mereka

yang berusia di bawah 35 tahun, terutama remaja dan dewasa awal (Jung dan Jun,

2020; Zhu et al., 2020). Hasl ini sesuai dengan penelitian di Cina yang menyatakan

bahwa Individu di bawah usia 35 tidak memiliki banyak pengalaman dan belum

menikah, sehingga risiko takut tertular COVID-19 juga

22
23
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

meningkat; faktor penyebabnya adalah risiko kematian yang tinggi. Individu

dengan usia yang lebih muda akan lebih tinggi risiko depresi, mereka akan

memikirkan masa depan mereka yang tidak bisa dilaksanakan dengan baik karena

COVID-19 yang terlalu berbahaya dan bisa menimbulkan kematian tidak

memperdulikan usia. Fenomena yang ada di masyarakat membuat individu merasa

ketakutan dan mempengaruhi kondisi kesehatannya.

Sebaliknya, lebih dari 55 tahun menunjukkan gejala depresi rendah karena

sebagian besar lansia mengundurkan diri dan menunggu kematian, menurut

mereka yang perlu dipersiapkan untuk kematian yang damai. Orang tua akan

mempersiapkan secara rohani bagi Allah untuk bersiap ketika mereka harus

meninggalkan dunia (Jang et al., 2018; Jiao et al., 2020). Kondisi yang demikian

ini membuat orang tua lebih cepat acceptance dan pasrah dengan keadaan, karena

mereka memiliki bekal dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan individu

yang berusia lebih muda.

4.1.2 Jenis Kelamin

Setelah menelusuri dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, wanita

menunjukkan respons depresi yang lebih rendah daripada pria; laki-laki merasa

lebih tidak berguna ketika mereka tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi

keluarga mereka. Pria akan mengalami penurunan harga diri jika peran kepala

keluarga tidak berjalan dengan baik. Kondisi jarak fisik membuat pria harus bekerja

dari rumah dan membuat pendapatan menurun (Jang et al., 2018). Mengenai tingkat

pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin cepat penerimaan dan

adaptasi diri terhadap masalah COVID-19. Tingkat pengetahuan juga

memungkinkan mereka untuk memilih informasi yang benar dan salah, sehingga
24
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

kecemasan dan ketakutan dapat diminimalkan (Oikarainen et al., 2019; Yeen

Huanga, 2020).

Pria akan lebih cenderung mengalami penurunan ketahanan psikologis,

karena jika tidak bisa menjadi tulangpunggung keluarga maka keluarganya akan

menjadi kesusahan. Pria juga akan memikirkan segala macam kemungkinan yang

akan terjadi pada istri dan anaknya jika pria tersebut meninggal dunia akibat

COVID-19. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa pria

akan lebih resilien dibandingkan wanita, karena pria akan lebih menggunakan

logika dan tidak mudah jatuh ke kondisi depresi. Berbeda dengan wanita yang

memiliki karakteristik pemikir, sehingga menjadi lebih ketakutan dengan dampak

yang ditimbulkan oleh COVID-19.

4.1.3 Tingkat Pendidikan

Individu yang lebih memiliki Pendidikan tinggi dapat berperan dalam

meningkatkan kesehatan mental mereka. Keterikatan yang lebih umum dalam

jaringan heterogen di antara yang berpendidikan lebih tinggi (Ferlander 2007),

misalnya, telah dikaitkan dengan aset seperti peluang kerja (Granovetter 1983;

Small 2006). Aspek integrasi sosial ini telah dibahas di bagian sebelumnya, karena

peluang tersebut dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi dan ketidakamanan

kerja yang lebih rendah serta peran potensial mereka dalam hubungan antara

pendidikan dan depresi. Pada bagian ini kami berfokus pada manfaat psikososial

dari integrasi sosial.

Secara umum, yang lebih berpendidikan lebih tertanam dalam struktur sosial

yang kohesif daripada individu yang kurang berpendidikan (Kawachi et al. 1997).

Sejalan dengan pekerjaan sosiolog klasik seperti Durkheim tentang efek


25
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

menguntungkan dari integrasi sosial, penelitian terkini menunjukkan bahwa

hubungan yang kuat dan intim yang membentuk struktur sosial seperti keluarga

sangat penting untuk kesehatan mental (Ferlander 2007). Ketika datang ke domain

keluarga, yang lebih berpendidikan lebih sering memiliki hubungan yang stabil

dengan orang penting lainnya (Ono 2009), yang berfungsi sebagai sumber

dukungan sosial yang kaya (Ferlander 2007) dan dengan demikian mengurangi

gejala depresi (Dahl dan Malmberg- Heimonen 2010). Aspek lain dari kehidupan

keluarga, seperti memiliki anak, juga dianggap berperan (Helbig et al. 2006), tetapi

hubungan antara pendidikan dan orang tua tidak langsung (lihat, misalnya,

Liefbroer dan Corijn 1999).

Semakin terpelajar juga memiliki akses terhadap potensi dukungan sosial

yang kaya di komunitas lokalnya, yaitu lingkungan sekitar. Beberapa studi telah

menemukan individu yang lebih berpendidikan lebih tertanam dalam komunitas

lingkungan yang kohesif, yang dianggap dapat mengurangi depresi individu

melalui perasaan aman dan saling percaya (Ross 2000). Singkatnya, ada dua cara

di mana lebih banyak keterikatan dalam struktur sosial yang kohesif dapat

mendasari prevalensi gejala depresi yang lebih besar di antara mereka yang kurang

berpendidikan: akses yang lebih sedikit ke dukungan sosial dari orang penting

lainnya dan integrasi yang lebih lemah dalam lingkungan yang kohesif. Dengan

demikian, kami mengantisipasi hal-hal berikut: Mereka yang kurang berpendidikan

lebih cenderung melaporkan gejala depresi, karena mereka lebih jarang memiliki

pasangan (Hipotesis 2a) dan kurang kuat tertanam dalam lingkungan yang kohesif

(Hipotesis 2b).
26
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

4.1.4 Gejala dan Kondisi Kesehatan

Gejala dan kondisi kesehatan yang timbul, baik karena infeksi COVID-19

atau gejala flu biasa, membuat gejala psikosomatis, sehingga meningkatkan stres

dalam tubuh (Jung dan Jun, 2020). Kebanyakan orang akan takut jika mereka

menemukan tanda dan gejala yang mirip dengan COVID-19, meskipun tidak, tetapi

hanya faktor kelelahan, flu, atau cuaca. Kondisi seperti itu membuat mereka ingin

melakukan pemeriksaan dan memiliki pemikiran tentang efek buruk yang akan

dialami. Ini akan memicu munculnya rasa takut pada individu, sehingga pendidikan

sangat penting. Pentingnya dukungan dari berbagai pihak juga menentukan rasa

tenang pada individu (Ornell et al., 2020). Pentingnya motivasi bagi teman,

keluarga, atau komunitas adalah untuk menyatukan komunitas untuk dapat

melawan COVID-19 dan bekerja sama untuk menghentikan transmisi. Pandemi

yang telah menginfeksi semua negara di dunia membutuhkan respons dan

partisipasi seluruh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi angka positif yang

tinggi (Yaguchi dan Czeschlik, 2010).

4.1.5 Ekonomi

Tingkat ekonomi seorang individu dapat mempengaruhi depresi melalui

pendapatan. Seperti yang disoroti Marmot dan Wilkinson (2001), pendapatan

individu dapat mempengaruhi kesehatan secara umum dengan dua cara. Pertama,

pendapatan secara langsung berkaitan dengan kesehatan melalui kondisi material

dan sumber daya yang disediakannya untuk mengamankan kebutuhan dasar dan,

pada akhirnya, kesehatan (Pinxten dan Lievens 2014). Pendapatan juga

mempengaruhi kesehatan mental melalui makna sosial dan emosional yang

diimplikasikannya: Pendapatan membentuk evaluasi status sosial relatif, dan ini


27
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

dapat mempengaruhi faktor-faktor seperti kepuasan hidup dan depresi (Diener et

al. 1993: 196). Aspek terkait hak istimewa ekonomi bagi mereka yang lebih

berpendidikan adalah posisi pasar tenaga kerja mereka yang relatif aman (Näswall

dan De Witte 2003). Secara umum, ketidakamanan tentang apakah seseorang akan

dapat mempertahankan pekerjaan di masa depan menyebabkan reaksi stres dan

penurunan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan (De Witte 1999), yang

dapat mengakibatkan kecemasan dan depresi (Orpen 1993).

4.1.6 Durasi Paparan

Tenaga Kesehatan dan tenaga paramedis lainnya yang lebih banyak terpapar

dengan memiliki dampak psikologis yang lebih tinggi daripada pekerja lini kedua,

tetapi tekanan parah di kalangan pekerja di Wuhan tinggi. Dibandingkan dengan

mereka yang bekerja di rumah sakit tersier, peserta yang bekerja di rumah sakit

sekunder lebih mungkin melaporkan gejala depresi, kecemasan, dan insomnia yang

parah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa tenaga Kesehatan

yang menangani COVID-19 akan lebih merasakan depresi dan kelelahan karena

banyaknya pasien COVID-19 yang terus bertambah dan beban kerja mereka

semakin tinggi, ditambah lagi harus menggunakan APD level 3 yang membuat

mereka tidak lebih bebas dalam bergerak.

Perawat garis depan yang merawat pasien dengan COVID-19 cenderung

terkena risiko infeksi tertinggi karena hubungan mereka yang dekat dan sering

dengan pasien dan bekerja berjam-jam lebih lama dari biasanya. Selain itu, 71,5%

dari semua perawat memiliki gelar junior, menunjukkan bahwa sebagian besar

memiliki lebih sedikit tahun pengalaman kerja (Jang et al., 2018). Kejadian depresi

pada tenaga Kesehatan yang menjadi lini terdepan penanganan COVID-19 sangat
28
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

tinggi, permasalahan psikologis muncul diakibatkan resiliensi yang dibentuk oleh

tenaga Kesehatan juga kurang, hal ini dikarenakan tingginya burnout syndrome dan

beban kerja yang mereka kerjakan setiap hari dalam berperang menangani COVID-

19.

4.1.7 Dukungan

Hasil review dari beberapa literatur menunjukkan bahwa kejadian depresi

terjadi juga karena dukungan yang rendah, baik dari orang terdekat dan sosial yang

ada di lingkungan seseorang. Hubungan antara stres dan depresi dipengaruhi oleh

dukungan sosial, dibandingkan dengan tim dukungan sosial yang tinggi. Hubungan

yang lebih dekat ditemukan antara stres dan depresi pada tim dukungan sosial yang

rendah. Dukungan sosial memainkan efek pengaturan yang signifikan pada

hubungan antara stres dan depresi dan merupakan sumber lingkungan yang penting.

Jaringan dukungan sosial yang baik dari seorang individu memungkinkan dia untuk

mendapatkan harga diri dan kemanjuran diri dengan lebih mudah, sehingga

menahan pembentukan emosi negatif seperti depresi. Ketika seseorang berada di

bawah tekanan, dukungan sosial membuatnya meremehkan bahaya dan kebenaran

stres dengan meningkatkan kemampuan mengatasi mereka yang dirasakan (Wang,

et al, 2020). Dukungan sosial juga dapat memberikan strategi pemecahan masalah

kepada individu, mengurangi pentingnya masalah, dan mengurangi efek berbahaya

dari pengalaman stres. Efek ini dapat mengurangi intensitas hubungan antara stres

dan depresi, sehingga menurunkan derajat dan pembentukan depresi.


29
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

4.2 Faktor yang Mempengaruhi Stigma Sosial

Masalah yang terjadi karena munculnya stigma sosial negatif akibat infeksi

COVID-19 meningkat setiap hari, membuat orang lebih takut dan khawatir tentang

penularan dari manusia ke manusia (Lai et al., 2020). Faktor yang mempengaruhi

stigma negatif yang ada di masyarakat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah

penyakit kronis yang menyertainya, diskriminasi, isolasi diri dan persepsi

masyarakat tentang zona merah (Yang et al., 2020; Yeen Huanga, 2020). Stigma

sosial yang dialami oleh individu di masyarakat banyak terjadi akibat penilaian dan

persepsi yang kurang baik dari masyarakat, bagi masyarakat siapa saja yang

berisiko menularkan maka akan dianggap berbahaya dan dijauhkan dari

lingkungan.

Stigma sosial negatif yang muncul dalam masyarakat yang sebagian besar

disebabkan oleh penolakan karena takut tertular COVID-19. Banyak orang

menolak untuk memulihkan pasien yang kembali ke wilayah mereka, menolak

keluarga pasien, menolak petugas kesehatan dan semua individu yang termasuk

dalam kategori positif, mencurigakan dan pengawasan (Kang, Ma, Chen, Yang,

Wang, Li dan Yao, 2020; Zhu et al., 2020). Ini terjadi karena ada banyak masalah

yang beredar yang tidak benar dan tidak ada penyaringan informasi yang diterima

oleh publik, membuat mereka semakin panik. Pentingnya kolaborasi antara semua

strata masyarakat adalah tantangan dalam menangani stigma sosial negatif

(Lancaster et al., 2017). Pendidikan kesehatan, terutama untuk orang biasa,

membutuhkan teknik yang tepat agar mudah diterima (Oikarainen et al., 2019).

Stigma sosial dalam COVID-19 dihasilkan tidak hanya dari individu dan

individu, akan tetapi antara masyarakat terhadap individu juga (Lancaster et al.,
30
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

2017; Jiao et al., 2020). Orang-orang yang memiliki penyakit infeksi dalam

penularan cepat dan sakit, mengakibatkan sikap diskriminatif terhadap mereka.

Faktor penyebab sangat dipengaruhi oleh penggambaran media. Perasaan

ditinggalkan dan terisolasi sering hasil dari pengalaman stigma dan diskriminasi

(Jang et al., 2018). Bentuk stigma yang dialami oleh individu yang berasal dari

masyarakat bisa berbentuk: (1) Public stigma, yaitu merupakan stigma yang

muncul akibat sebuah reaksi masyarakat umum terhadap keluarga yang memiliki

penyakit atau berisiko menularkan; (2) Structural stigma, yaitu terjadinya

penolakan terhadap individu dalam sebuah institusi, hukum, atau perusahaan akibat

penularan virus; (3) Self-stigma, yaitu menurunnya harga dan kepercayaan diri

seseorang akibat penyakit yang diderita; (4) Felt or perceived stigma, yaitu orang

dapat merasakan bahwa ada stigma terhadap dirinya dan takut berada di lingkungan

komunitas; (5) Experienced stigma, dimana seseorang pernah mengalami

diskriminasi dari orang lain; dan Label avoidance, yaitu seseorang tidak

berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan untuk menghindari status dirinya sebagai

orang yang memiliki penyakit (Pedersen and Paves, 2014; Hall et al., 2018). Stigma

yang dialami oleh penderita COVID-19 adalah jenis public stigma dikarenakan

masyarakat akan memandang pasien COVID-19 sebagai individu yang harus

dijauhi karena berisiko menyebarkan virus yang ada di dalam tubuhnya.

Stigma dan diskriminasi dalam perawatan kesehatan menjadi salah satu

kendala bagi pasien dengan penyakit yang berisiko menularkan untuk mencapai

perawatan yang berkualitas tinggi. Stigma yang terkait tersebut dianggap sebagai

masalah besar dan mengganggu kehidupan keluarga, sosial, ekonomi dan individu.

Stigma sosial negatif pada penyakit menular dianggap sebagai penghalang utama
31
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

untuk pencegahan, perawatan, dan pengobatan. Perawat menunjukkan stigmatisasi

saat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus, yaitu HIV/AIDS. Stigmatisasi yang terjadi paling besar

adalah tipe labelled stigma dan stereotypes. Faktor transkultural memiliki pengaruh

pada stigma masyarakat terhadap pasien dengan penyakit menular di lingkungan

kerja, fasilitas, nilai dan faktor perawat. Diskriminasi di antara perawat ditemukan

saat perawat melakukan perawatan pada pasien dengan HIV/AIDS (Sismulyanto,

et.al, 2019).

Keterbatasan yang terkait dengan ulasan ini adalah potensi bias publikasi dan

pencarian untuk literatur abu-abu tidak dilakukan. Keterbatasan lain terkait dengan

kurangnya kekakuan metodologis di antara studi yang dimasukkan, banyak yang

menggunakan desain studi sebelum dan sesudah yang tidak terkontrol, kurangnya

kelompok kontrol, dan gagal melaporkan teknik pengacakan yang tepat. Juga,

sintesis statistik terhambat karena penelitian menjadi heterogen dalam hasil dan

intervensi. Terakhir, kami mengidentifikasi studi yang dilakukan tidak di semua

negara, hanya tiga insiden negara terbesar.


CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Faktor yang berkontribusi terhadap dampak psikologis adalah usia, jenis

kelamin, latar belakang pendidikan, ekonomi, sistem pendukung, kondisi kesehatan

dan sumber informasi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stigma sosial adalah

faktor lingkungan, sejarah penyakit kronis yang menyertainya, diskriminasi, isolasi

diri dan persepsi masyarakat terhadap komunitas yang terkena dampak. Upaya

mengurangi dampak psikologis global dan stigma sosial negatif pada pandemi

COVID-19 yang masih belum banyak dilakukan intervensi, diperlukan penelitian

lebih lanjut untuk memahami fenomena tersebut. Sehingga bisa dihasilkan sebuah

intervensi psikologis yang mampu menangani dampak akibat pandemi COVID-19.

5.2 Conflict of Interest

Rangkuman menyeluruh atau literature review ini adalah penulisan secara

mandiri, sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya.

27
28
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

DAFTAR PUSTAKA

Cai, H. et al. (2020) ‘Psychological Impact and Coping Strategies of Frontline


Medical Staff in Hunan Between January and March 2020 During the
Outbreak of Coronavirus Disease 2019 ( COVID ‑ 19 ) in Hubei , China’. doi:
10.12659/MSM.924171.

Catton, H. (2020) ‘Global challenges in health and health care for nurses and
midwives everywhere’, International nursing review. doi:
10.1111/inr.12578.

He, F., Deng, Y. and Li, W. (2020) ‘Coronavirus disease 2019: What we know?’,
Journal of Medical Virology. doi: 10.1002/jmv.25766.

Health Ministry of Indonesia (2020) ‘Guideline to Prevent Coronavirus Disease


(COVID-19) in Indonesia’, GERMAS.

Jang, J. et al. (2018) ‘Factors associated with mental health consultation in South
Korea’, BMC Psychiatry. BMC Psychiatry, 18(1), pp. 1–10. doi:
10.1186/s12888-018-1592-3.

Jiao, W. Y. et al. (2020) ‘Behavioral and Emotional Disorders in Children during


the COVID-19 Epidemic’, Journal of Pediatrics. Elsevier Inc., pp. 8–11. doi:
10.1016/j.jpeds.2020.03.013.

Jung, S. J. and Jun, J. Y. (2020) ‘Mental Health and Psychological Intervention


Amid COVID-19 Outbreak: Perspectives from South Korea.’, Yonsei medical
journal, 61(4), pp. 271–272. doi: 10.3349/ymj.2020.61.4.271.

Kang, L., Ma, S., Chen, M., Yang, J., Wang, Y., Li, R., Yao, L., et al. (2020)
‘Impact on mental health and perceptions of psychological care among
medical and nursing sta ff in Wuhan during the 2019 novel coronavirus
disease outbreak : A cross-sectional study’, Brain , Behavior , and Immunity,
(March), pp. 1–7. doi: 10.1016/j.bbi.2020.03.028.

Kang, L., Ma, S., Chen, M., Yang, J., Wang, Y., Li, R. and Yao, L. (2020) ‘Since
January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free
information in English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 .
The COVID-19 resource centre is hosted on Elsevier Connect , the company
’ s public news and information ’, (January).

Lai, J. et al. (2020) ‘Factors Associated With Mental Health Outcomes Among
Health Care Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019’, JAMA network
open, 3(3), p. e203976. doi: 10.1001/jamanetworkopen.2020.3976.

Lancaster, K. E. et al. (2017) ‘living with HIV in sub-Saharan Africa : A systematic


review’, Prisca, 15(4), pp. 377–386. doi:
10.2989/16085906.2016.1255652.HIV.

Li, S. et al. (2020) ‘The impact of covid-19 epidemic declaration on psychological


29
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

consequences: A study on active weibo users’, International Journal of


Environmental Research and Public Health, 17(6). doi:
10.3390/ijerph17062032.

Li, Z. (2020) ‘The Lancet Coping style , social support and psychological distress
in the general Chinese population in the early stages of the COVID-2019
epidemic Click here to access / download Necessary additional data Title
page-submit . docx’, The Lancet.

Linton, N. M. et al. (2020) ‘Incubation Period and Other Epidemiological


Characteristics of 2019 Novel Coronavirus Infections with Right Truncation:
A Statistical Analysis of Publicly Available Case Data.’, Journal of clinical
medicine. doi: 10.3390/jcm9020538.

Liu, C. et al. (2020) ‘The prevalence and influencing factors for anxiety in medical
workers fighting COVID-19 in China: A cross-sectional survey’, medRxiv, p.
2020.03.05.20032003. doi: 10.1101/2020.03.05.20032003.

Liu, D. and Liu, D. (2020) ‘The Lancet Psychiatry Psychological impact and
predisposing factors of the coronavirus disease 2019 ( COVID-19 ) pandemic
on general public in China’, The Lancet, 2019.

Oikarainen, A. et al. (2019) ‘Educational interventions designed to develop nurses


’ cultural competence : A systematic review’, International Journal of
Nursing Studies, 98, pp. 75–86. doi: 10.1016/j.ijnurstu.2019.06.005.

Ornell, F. et al. (2020) ‘“Pandemic fear” and COVID-19: mental health burden and
strategies.’, Revista brasileira de psiquiatria (Sao Paulo, Brazil : 1999),
00(00), pp. 10–13. doi: 10.1590/1516-4446-2020-0008.

Qiu, J. et al. (2020) ‘A nationwide survey of psychological distress among Chinese


people in the COVID-19 epidemic: Implications and policy
recommendations’, General Psychiatry, 33(2), pp. 19–21. doi:
10.1136/gpsych-2020-100213.

Torales, J. et al. (2020) ‘The outbreak of COVID-19 coronavirus and its impact on
global mental health.’, The International journal of social psychiatry, p.
20764020915212. doi: 10.1177/0020764020915212.

Wang, C. et al. (2020) ‘Immediate psychological responses and associated factors


during the initial stage of the 2019 coronavirus disease (COVID-19) epidemic
among the general population in China’, International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(5). doi:
10.3390/ijerph17051729.

WHO (2020) Events as they happen. Rolling updates on coronavirus disease


(COVID-19), Who. Available at:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/events-
as-they-happen.
30
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Wu, J. et al. (2020) ‘[Novel coronavirus pneumonia (COVID-19) CT distribution


and sign features].’, Zhonghua jie he he hu xi za zhi = Zhonghua jiehe he huxi
zazhi = Chinese journal of tuberculosis and respiratory diseases, 43(0), p.
E030. doi: 10.3760/cma.j.cn112147-20200217-00106.

Yaguchi, T. and Czeschlik, D. (2010) ‘Narrative synthesis of psychological and


coping responses towards emerging infectious disease outbreaks in the
general population: practical considerations for the COVID-19 pandemic’,
Mycoscience, 51(1), pp. 1–1. doi: 10.1007/s10267-010-0033-z.

Yang, Y. et al. (2020) ‘Mental health services for older adults in China during the
COVID-19 outbreak’, The Lancet Psychiatry. Elsevier Ltd, 7(4), p. e19. doi:
10.1016/S2215-0366(20)30079-1.

Yeen Huanga, N. Z. (2020) ‘Generalized anxiety disorder, depressive symptoms


and sleep quality during COVID-19 epidemic in China: a web-based cross-
sectional survey’, medRxiv preprint, pp. 1–19. doi:
https://doi.org/10.1101/2020.02.19.20025395.

Zhou, Z. et al. (2020) ‘Coronavirus disease 2019: initial chest CT findings’,


European Radiology. doi: 10.1007/s00330-020-06816-7.

Zhu, Z. et al. (2020) ‘COVID-19 in Wuhan : Immediate Psychological Impact on


5062 Health Workers’, medRxiv, (1095).

Zu, Z. Y. et al. (2020) ‘Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Perspective from


China.’, Radiology. doi: 10.1148/radiol.2020200490.
31
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Lampiran 1

Critical Appraisal for Quasy Experimental Design


32
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Lampiran 2

Critical Appraisal for Cross Secional Design


33
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Lampiran 3

PRISMA CHECKIST

TITLE
Title 1 Identify the report as a systematic review, meta-analysis, or both.

ABSTRACT
Structured summary 2 Provide a structured summary including, as applicable: background; objectives; data sources; study
eligibility criteria, participants, and interventions; study appraisal and synthesis methods; results;
limitations; conclusions and implications of key findings; systematic review registration number.
INTRODUCTION
Rationale 3 Describe the rationale for the review in the context of what is already known.

Objectives 4 Provide an explicit statement of questions being addressed with reference to participants, interventions,
comparisons, outcomes, and study design (PICOS).
METHODS
Protocol and registration 5 Indicate if a review protocol exists, if and where it can be accessed (e.g., Web address), and, if available,
provide registration information including registration number.
Eligibility criteria 6 Specify study characteristics (e.g., PICOS, length of follow-up) and report characteristics (e.g., years
considered, language, publication status) used as criteria for eligibility, giving rationale.
Information sources 7 Describe all information sources (e.g., databases with dates of coverage, contact with study authors to
identify additional studies) in the search and date last searched.
Search 8 Present full electronic search strategy for at least one database, including any limits used, such that it
could be repeated.
34
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Study selection 9 State the process for selecting studies (i.e., screening, eligibility, included in systematic review, and, if
applicable, included in the meta-analysis).
Data collection process 10 Describe method of data extraction from reports (e.g., piloted forms, independently, in duplicate) and any
processes for obtaining and confirming data from investigators.
Data items 11 List and define all variables for which data were sought (e.g., PICOS, funding sources) and any
assumptions and simplifications made.
Risk of bias in individual 12 Describe methods used for assessing risk of bias of individual studies (including specification of whether
studies this was done at the study or outcome level), and how this information is to be used in any data
synthesis.
Summary measures 13 State the principal summary measures (e.g., risk ratio, difference in means).

Synthesis of results 14 Describe the methods of handling data and combining results of studies, if done, including measures of
consistency (e.g., I2) for each meta-analysis.

Risk of bias across studies 15 Specify any assessment of risk of bias that may affect the cumulative evidence (e.g., publication bias,
selective reporting within studies).
Additional analyses 16 Describe methods of additional analyses (e.g., sensitivity or subgroup analyses, meta-regression), if
done, indicating which were pre-specified.
RESULTS
Study selection 17 Give numbers of studies screened, assessed for eligibility, and included in the review, with reasons for
exclusions at each stage, ideally with a flow diagram.
Study characteristics 18 For each study, present characteristics for which data were extracted (e.g., study size, PICOS, follow-up
period) and provide the citations.
Risk of bias within studies 19 Present data on risk of bias of each study and, if available, any outcome level assessment (see item 12).
35
CONTOH SKRIPSI BENTUK LITERATURE REVIEW

Results of individual studies 20 For all outcomes considered (benefits or harms), present, for each study: (a) simple summary data for
each intervention group (b) effect estimates and confidence intervals, ideally with a forest plot.
Synthesis of results 21 Present results of each meta-analysis done, including confidence intervals and measures of consistency.

Risk of bias across studies 22 Present results of any assessment of risk of bias across studies (see Item 15).

Additional analysis 23 Give results of additional analyses, if done (e.g., sensitivity or subgroup analyses, meta-regression [see
Item 16]).
DISCUSSION
Summary of evidence 24 Summarize the main findings including the strength of evidence for each main outcome; consider their
relevance to key groups (e.g., healthcare providers, users, and policy makers).
Limitations 25 Discuss limitations at study and outcome level (e.g., risk of bias), and at review-level (e.g., incomplete
retrieval of identified research, reporting bias).
Conclusions 26 Provide a general interpretation of the results in the context of other evidence, and implications for future
research.
FUNDING
Funding 27 Describe sources of funding for the systematic review and other support (e.g., supply of data); role of
funders for the systematic review.
BAGIAN II
SYSTEMATIC REVIEW

INTERVENSI MULTIFAKTOR DALAM MENGEMBANGKAN DAN


MENINGKATKAN QUALITY OF NURSING WORKLIFE

Penulisan review untuk tingkatan magister adalah berbentuk Systematic


Review (SR) merupakan proses penyusunan artikel secara sistematis untuk
mengumpulkan, melakukan evaluasi, mengkritisi, saling menghubungkan tema dan
menyajikan temuan dari berbagai studi penelitian yang sudah dilakukan dan
disesuaikan dengan tema yang menarik yang dipilih oleh peneliti. SR merupakan
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis review yang tradisional karena
dalam proses penyusunannya menggunakan tools khusus untuk systematic review.
SR memiliki tingkat pemahaman yang lebih luas dan lebih akurat, serta
pembahasan yang lebih detail pada spesifikasi tema tertentu (Delgado-Rodríguez
and Sillero-Arenas, 2018).
Penulisan SR membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan
terperinci secara sistimatik sesuai dengan jangka waktu studi dibatasi sesuai dengan
tahun artikel terpublikasi (Richardson Dr. et al., 2013). Metode Penulisan SR yang
lebih sistematis karena berdasarkan dengan tahapan dan protokol yang sudah
ditentukan dari awal, sehingga proses penulisan artikel terhindar dari bias dan
menghindari subyektifitas penulisan dari penulis. Rangkuman secara Systematic
adalah rangkuman dari beberapa artikel yang sudah dilakukan studi terdahulu dan
memiliki tema yang sama, disesuaikan dengan penetapan tujuan pertama kali saat
dilakukan evidence-based nursing. Melakukan review artikel dapat membantu
tenaga kesehatan tetap up to date, memberikan bukti bagi pembuat kebijakan untuk
menilai risiko, manfaat, dan bahaya perilaku dan intervensi perawatan kesehatan;
mengumpulkan dan merangkum penelitian terkait untuk pasien dan perawatnya;
memberikan pedoman untuk pengembangkan pedoman praktik klinis; memberikan
ringkasan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan dana yang dapat mendukung
penelitian baru (Canadian Institutes of Health Research, 2006); dan membantu
editor menilai manfaat dari laporan penelitian baru (Young and Horton, 2005). Data
terbaru menunjukkan bahwa sekitar 2500 systematic review baru yang dilaporkan
dalam bahasa Inggris diindeks di Medline setiap tahun (Moher et al., 2007).
Pernyataan PRISMA berfokus pada cara-cara di mana penulis dapat memastikan
pelaporan yang transparan dan lengkap dari systematic review dan meta-analisis.
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

TESIS

INTERVENSI MULTIFAKTOR DALAM MENGEMBANGKAN DAN


MENINGKATKAN QUALITY OF NURSING WORKLIFE

SYSTEMATIC REVIEW

Oleh:
Nama
NIM

PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS
KOTA
2020
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

KATA PENGANTAR

Tesis ini sebagai persyaratan untuk Program Magister Keperawatan Fakultas


Keperawatan Universitas A. Judul tesis ini adalah “Intervensi Multifaktor dalam
Pengembangan dan Peningkatan Quality of Nursing Worklife”. Berbagai kendala
dan kesulitan dihadapi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, namun kerja
keras serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak pada akhirnya proposal ini
dapat diselesaikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak N
selaku pembimbing 1 tesis yang telah mendorong dan mendukung saya baik secara
akademis maupun emosional selama proses ini. Beliau telah menjadi orang paling
berpengaruh dalam karir akademis saya. Beliau selalu memberikan dukungan
ketika saya membutuhkan dorongan, nasihan yang luas dan mendalam ketika saya
berpikir terlalu linier, dan suara pengalaman ketika saya dibatasi oleh pengetahuan
saya sendiri dan Ibu T selaku Koordinator Program Studi Magister sekaligus
pembimbing II tesis yang selalu memberikan kinerja terbaiknya untuk penyusunan
tesis saya. Terima kasih atas kesabaran Anda saat proses bimbingan, nasihat
berharga, dan saran untuk tesis saya. Pengetahuan dan dukungannya telah menjadi
bagian yang menggembirakan dari proses ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Dekan selaku Dekan Fakultas A Universitas A atas arahan, bimbingan,
nasehatnya yang berharga dan memberikan kesempatan untuk menamatkan
pendidikan saya di Fakultas A
2. Wadek 1 selaku Wadek 1 Fakultas A Universitas A atas nasehat-nasehatnya
yang berharga dan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan
saya di Fakultas A.
3. Ibu/Bapak selaku penguji yang telah memberikan nasehat, bimbingan dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi dalam bentuk review sistematis ini.
4. Seluruh fasilitator dan dosen Program Studi Magister Keperawatan, atas
transfer ilmu dan prakteknya, perlu pengaturan dan dukungan emosional serta
dengan ramah membantu selama kuliah di Fakultas A Universitas A dan
menyelesaikan tesis saya.

vi
5. Orang tua dan keluarga yang selalu berdoa sepanjang waktu demi kelancaran
penyusunan tesis, senantiasa menguatkan, memberikan dukungan, dan
memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.
6. Teman-teman sekalian, khususnya dari Magister XII Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas A atas bantuan, waktu, dukungannya atas segala yang
saya butuhkan selama saya studi dan mengerjakan tesis.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan penulis
untuk perbaikan kedepannya. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
profesi peneliti dan masyarakat umum. Aamin Allahumma Amin

Surabaya, November 2020

Penulis

vii
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

ABSTRACT

MULTIFACTORIAL INTERVENTIONS IN DEVELOPING AND


IMPROVING QUALITY OF NURSING WORK LIFE

Systematic Review

By Name
Faculty of Nursing, Universitas A

Introduction: Many diversity ways to improve the quality of life of nurses to


provide positive value for nurses. This study aimed to identify current best
effectiveness of multifactorial interventions on developing and improving the
quality work life. Methods: Five electronic databases (SCOPUS, ProQuest,
Science Direct, PubMed, and EBSCO) were searched for studies using mixed
method, a quasi-experimental design, randomized controlled trial and cross-
sectional study published between 2015 and June 2020. The Joanna Briggs Institute
Guideline used for assess quality and Prisma checklist for guided this review.
Results and Analysis: twenty-five studies met criteria for inclusion in the review.
Studies used mixed method, randomized controlled trial and a quasi-experiment.
The participants were nurses in various hospital settings. Expert discussion was
conducted to find several suitable interventions that could be applied in Indonesia
such us empowerment models, positive thinking, stress reduction program. Positif
thinking intervention and stress reduction management focus on reducing stress
and increasing social support and work motivation. Meanwhile knowledge and
physiological empowerment management focus on reducing burnout and improve
job satisfaction. Stres reduction, burnout and job satisfaction are considered
important indicators of quality of health care and quality of work life for health
professionals. Discussion and Conclusions: There are multifactorial interventions
that can be applied in Indonesia are positif thinking, motivation, sosial support,
stress reduction, management stress. Positif thinking intervention and stress
reduction management focus on reducing stress and increasing social support and
work motivation. Meanwhile knowledge and physiological empowerment
management focus on reducing burnout and improve job satisfaction.

Keyword: quality of nursing work life; effectiveness; developing, intervention,


systematic review

viii
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ................................................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI ......................... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 6
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................ 6
BAB 2 METODE .................................................................................................... 8
4.1 Protokol dan Registrasi ...................................................................... 8
4.2 Kriteria Kelayakan ........................................................................... 10
4.3 Sumber Informasi ............................................................................ 12
4.4 Seleksi Studi .................................................................................... 13
4.5 Proses Pengumpulan Data ............................................................... 15
4.6 Item Data ......................................................................................... 17
4.7 Risiko Bias dalam Studi................................................................... 17
4.8 Ringkasan Tindakan ........................................................................ 19
4.9 Metode Analisis ............................................................................... 20
4.10 Risiko Bias Lintas Studi .................................................................. 20
4.11 Analisis Tambahan .......................................................................... 22
BAB 3 HASIL ....................................................................................................... 23

ix
3.1 Kualitas Studi dan Risiko Bias ........................................................ 23
3.2 Karakteristik Studi ........................................................................... 28
3.3 Karakteristik Responden dari Studi ................................................. 32
3.4 Hasil Studi ....................................................................................... 33
3.5 Penyusunan Modul .............................................................................. 49
3.5.1 Studi Literatur ................................................................................. 50
3.5.2 Diskusi Pakar ........................................................................ 50
3.5.3 Kerangka Isi Modul .................................................................... 51
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................ 74
4.1 Perbandingan Intervensi Dampak QNWL .......................................... 75
4.2 Intervensi Pelatihan Berpikir Positif ................................................... 76
4.3 Intervensi Pengurangan Stres .............................................................. 78
4.4 Intervensi Model Pemberdayaan Psikologis ....................................... 81
4.5 Intervensi Pelatihan Manajemen Pengetahuan ................................... 85
4.6 Batasan ................................................................................................ 87
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 87
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 87
5.2 Conflict of Interest ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 89

x
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kata Kunci dalam Pencarian................................................................10


Tabel 2.2 Kriteria Kelayakan ...............................................................................12
Tabel 3.1 Hasil Pencarian Literatur untuk Systematic Review ...............................17
Tabel 3.2 Hasil Penilaian Studi untuk Systematic Review menggunakan The JBI
critical appraisal tools .........................................................................18
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Pencarian Literatur untuk Systematic Review ...........22
Tabel 3.4 Hasil Diskusi Pakar untuk Pembuatan Modul .......................................62

x
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Critical appraisal for cross sectional study ........................... 97


Lampiran 2 Critical appraisal for quasy experiment ............................... 98
Lampiran 3 Critical appraisal for review ................................................. 99
Lampiran 4 Critical appraisal for quallitative design ............................ 100
Lampiran 5 PRISMA Checklist .............................................................. 101

xii
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ACT : Acceptance and Commitment Training


ACP : Advance Care Planning
EBP : Evidence-Based Practice
ENSS : Expanded Nursing Stress Scale
LTC : Long-Term Care
PES-NWI : Practice Environment Scale-Nursing
PRISMA : Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-
Analyzes
PTCI : Post-Traumatic Cognitions Inventory
QWL : Quality of Work Life
QNWL : Quality of Nursing Work Life
SRP : Stress Reduction Program
WAI : Work Index Work Ability Index

xiii
2
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intervensi untuk meningkatkan quality of nursing worklife (QNWL) belum

banyak dipelajari dan berdampak besar pada perawat. Faktor-faktor yang

mempengaruhi QNWL antara lain melalui pengembangan profesional seperti

pendidikan dan pelatihan yang sedikit, jam kerja yang melebihi jam kerja shift,

ketidakmampuan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kebutuhan keluarga.

Kualitas kehidupan kerja berdampak pada perawat (Blumberga & Olava, 2016).

Permasalahan yang sering mereka hadapi antara lain, ketidakpuasan terhadap gaji,

jam kerja yang kelebihan beban, kurangnya waktu liburan, kurangnya fleksibilitas

dalam bekerja dan peningkatan stres kerja karena didorong untuk selalu melayani

pasien secara optimal (Nursalam et al., 2018). Apabila stres kerja karyawan tidak

segera diatasi maka akan berdampak pada perilaku perawat yang tidak diharapkan

oleh rumah sakit, seperti kinerja yang buruk yang dapat berdampak pada penurunan

kualitas dan kuantitas pekerjaan (Berendonk, Kaspar, Ba, & Hoben, 2019). Berpikir

positif, motivasi, dukungan sosial, pengurangan stres dengan manajemen stres,

relaksasi, intervensi olahraga sesuai kebutuhan masing-masing menunjukkan hasil

yang efektif secara moderat tetapi masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan,

sehingga perlu strategi baru. Kesejahteraan perawat masih belum dipertimbangkan.

Oleh karena itu, terdapat berbagai intervensi sebagai upaya meningkatkan dan

mengembangkan QNWL, akan tetapi evaluasi efektivitas intervensi ini belum

dijelaskan.
3
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

QNWL juga mengalami penurunan, 32,6% perawat memiliki kualitas hidup

yang rendah pada sektor gaji dan jam kerja yang tidak sesuai, hal ini mengakibatkan

asuhan keperawatan yang diberikan tidak komprehensif, perawat beranggapan

bahwa gaji asalkan sepadan dengan kinerja yang diberikan meskipun tidak semua

tugas diselesaikan (Momeni, Shafipour, Esmaeili, & Yazdani Charati, 2016;

Suleiman, Hijazi, Al Kalaldeh, & Sharour, 2019). Beberapa penelitian sebelumnya

mengungkapkan bahwa kualitas kerja dapat meningkat dengan pengembangan

pemberdayaan psikologis dengan membangun kepemimpinan yang baik, intervensi

untuk menyelesaikan masalah kerja dengan meningkatkan kerjasama tim,

komunikasi, dukungan supervisor sehingga perawat dapat berdiskusi dengan baik

untuk menyelesaikan bersama, lebih dari 200 perawat mengaku memiliki kualitas

hidup yang baik setelah mendapat intervensi (Agus & Selvaraj, 2019).

Mengintegrasikan Focus Group Discussion pada 100 perawat juga menciptakan

kehidupan kerja yang seimbang dan relevan antar perawat sehingga tercipta kondisi

yang baik antar perawat (Husebø et al., 2019). Peningkatan intervensi kualitas

kehidupan kerja perawat dengan pelatihan berpikir positif dengan kutipan motivasi

dan lagu bahagia juga dapat berdampak positif, 80% perawat menyatakan ada

perubahan setelah mendapatkan intervensi (Motamed-jahromi, Fereidouni, &

Dehghan, 2017) . Sebanyak 95% perawat yang mendapatkan intervensi selama satu

bulan terkait mengatasi stres, meningkatkan teknik koping dan relaksasi dapat

meningkatkan kualitas kerja (Çankaya & Dikmen, 2020; Huang et al., 2020; Maria

et al., 2016 ; Movahedi, Ghafari, Nazari, & Valiani, 2020). Selanjutnya, kerja tim

partisipatif dan memori transaktif berhubungan positif dengan QNWL.


4
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Kualitas kehidupan kerja terdiri dari perawat yang terpenuhi kebutuhan

pribadinya dan terpenuhi untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan

organisasi (Oshodi et al., 2019). Keragaman kualitas kehidupan kerja perawat dapat

terjadi pada berbagai kelas perawat yang lebih banyak telah ditingkatkan selama

lebih dari satu tahun sehingga perawat dapat mulai membayangkan bagaimana

perasaan dan kepuasannya terhadap hasil yang diperoleh selama bekerja (Pujiyanti,

Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016). Adanya perbedaan kualitas kerja

dari awal yang tinggi tersebut, memunculkan ide intervensi untuk meningkatkan

QNWL menjadi lebih baik lagi. Sejalan dengan peningkatan tersebut kemudian

muncul kualitas kehidupan kerja perawat yang digunakan dengan melihat dari segi

demografi, peningkatan gaya kepemimpinan dan manajemen, hingga peningkatan

beban kerja, pergeseran, penerimaan dan manfaat (Kwon, 2019). Kehidupan kerja

merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Lingkungan kerja, di mana

bagian paling aktif dalam sehari dialami, dapat mempengaruhi kesehatan fisik,

psikologis, dan sosial karena efek negatif, kecelakaan, dan risiko yang mungkin

terjadi. Oleh karena itu, karakteristik lingkungan kerja sangat penting dilaporkan

dalam kaitannya dengan perlindungan dan kelangsungan kesehatan karyawan.

QNWL memperhatikan kebutuhan karyawan dan menyediakan kepatuhan

antara kebutuhan ini dan lingkungan kerja, mengatur lingkungan kerja dengan cara

yang memungkinkan operasi karyawan yang efisien. Lingkungan kerja yang

berkualitas tinggi memungkinkan karyawan memperhatikan bakat mereka dan

meningkatkan diri. Hal ini pada akhirnya meningkatkan kinerja dan kepuasan

karyawan (Çatak & Bahcecik, 2015; Swamy et al., 2015). Penyediaan layanan

kesehatan yang berkualitas sangat bergantung pada lingkungan kerja yang


5
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

mendukung kapasitas, kinerja, dan kesehatan karyawan. Namun, telah dilaporkan

bahwa kepentingan yang diperlukan tidak diberikan pada kesehatan karyawan dan

keselamatan kerja dan bahwa evaluasi kesesuaian lingkungan kerja tidak dievaluasi

dengan benar (Stuenkel, Nguyen & Cohen, 2007). Selain itu, kualitas kehidupan

kerja dilaporkan memiliki efek penting pada kepuasan hidup karyawan secara

umum di luar kesehatan mental dan mereka (Royuele, Lopez-Tamayo & Surinach,

2009). Bersamaan dengan hal tersebut, penelitian lain telah melaporkan bahwa

perawat bekerja dalam kondisi yang sulit seperti beban kerja yang berat, personel

yang tidak mencukupi, tenaga perawat yang menua, kebijakan dan sistem

manajemen yang tidak mendukung perawat, gaji yang tidak mencukupi, kurangnya

sumber daya dan material, peluang karir yang terbatas, kesempatan pendidikan

yang terbatas, dan kondisi kerja yang buruk (Lin, Chiang & Chen, 2011; Aiken et

al., 2008). Kondisi sulit ini pasti mempengaruhi kebahagiaan perawat dan kualitas

perawatan yang mereka berikan. Lin et al., Telah menekankan pentingnya

membantu perawat menemukan hal-hal yang memberi mereka energi dan

membawa makna bagi kehidupan mereka dan menciptakan lingkungan kerja yang

berkualitas dan sesuai (Lin, Chiang & Chen, 2011).

Intervensi untuk meningkatkan QNWL dirancang agar sesuai dengan

kebutuhan perawat di tempat kerja masing-masing dengan masalah yang berbeda.

Beberapa tinjauan sistematis untuk mendukung efektivitas intervensi untuk

meningkatkan kualitas temuan kerja keperawatan diperlukan untuk menentukan

intervensi yang sesuai pada karakteristik perawat yang paling mungkin mendapat

manfaat dari intervensi tersebut dan mengidentifikasi komponen yang paling efektif

dari intervensi ini. Peningkatan QNWL dilakukan melalui intervensi langsung


6
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

sesuai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi perawat di lingkungannya.

Keefektifan berbagai intervensi, tinjauan komprehensif mencakup temuan

penelitian terbaru yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis

tertarik untuk merangkum intervensi dan pengembangan untuk meningkatkan

QNWL yang telah dilaksanakan secara utuh. Penelitian ini penting dilakukan

karena dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi ilmu keperawatan dan

manajemen rumah sakit tentang trend dan intervensi yang paling efektif untuk

mengoptimalkan QNWL, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas intervensi multifaktor dalam mengembangkan dan

meningkatkan Quality of Nursing Worklife?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis efektivitas intervensi dalam mengembangkan dan

meningkatkan Quality of Nursing Worklife.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain:


7
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

1. Menganalisis berbagai intervensi yang telah dilakukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan QNWL.

2. Menganalisis efektivitas setiap intervensi untuk mengembangkan dan

meningkatkan QNWL.

3. Menganalisis perbandingan setiap intervensi untuk mengembangkan dan

meningkatkan QNWL.
8
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

BAB 2

METODE

2.1 Protokol dan Registrasi

Protokol dan registrasi yang digunakan dalam penulisan systematic review

yang merupakan ringkasan komprehensif perbandingan penggunaan intervensi

multifactor dalam mengembangkan dan meningkatkan QNWL. Protokol dalam

penelitian ini menggunakan review and dissemination and the Joanna Briggs

Institute (JBI) Guidelines sebagai pedoman dalam menilai kualitas penelitian yang

akan dirangkum (Peters, 2015). Semua tinjauan sistematis memasukkan proses

kritik atau penilaian terhadap bukti penelitian. Tujuan dari penilaian ini adalah

untuk menilai kualitas metodologi sebuah studi dan untuk menentukan sejauh mana

sebuah studi telah menangani kemungkinan bias dalam desain, perilaku, dan

analisisnya (Joanna Briggs Institute, 2014). Semua makalah yang dipilih untuk

dimasukkan dalam tinjauan sistematis (yaitu selang yang memenuhi kriteria inklusi

yang dijelaskan dalam protokol) perlu menjalani penilaian yang ketat oleh dua

penilai kritis. Hasil penilaian ini kemudian dapat digunakan untuk

menginformasikan sintesis dan interpretasi hasil penelitian.

JBI Critical Appraisal Tools telah dikembangkan oleh JBI and collaborators

and approved by the JBI Scientific Committee following extensive peer review

(Peters, 2017). Meskipun dirancang untuk digunakan dalam tinjauan sistematis, JBI

Critical Appraisal Tools juga dapat digunakan saat membuat Critical Appraisal

Topics (CAT), pada jurnal dan sebagai media dalam pendidikan. JBI yang

digunakan di sini adalah daftar periksa untuk uji coba terkontrol secara acak (Joanna
9
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Briggs Institute, 2017b), daftar periksa untuk tinjauan sistematis dan sintesis

penelitian (Institut Joanna Briggs, 2017c), daftar periksa untuk studi quasy-

eksperimental (Institut Joanna Briggs, 2017a) dan protokol tinjauan sistematis

metode campuran (Hong et al., 2018).

Evaluasi tinjauan sistematis akan menggunakan Preferred Reporting Items

for Systematic Reviews and Meta-Analyzes (PRISMA) checklist untuk menentukan

pemilihan studi yang telah ditemukan dan disesuaikan untuk tujuan tinjauan

sistematis (Hutton, Catala-Lopez, & Moher, 2016). Tujuan keseluruhan PRISMA

adalah untuk membantu memastikan kejelasan dan transparansi pelaporan tinjauan

sistematis, dan data terbaru menunjukkan bahwa pedoman pelaporan ini sangat

dibutuhkan. Dokumen Penjelasan dan Elaborasi PRISMA ini dikembangkan untuk

memfasilitasi pemahaman, penggunaan, dan penyebaran Pernyataan PRISMA dan

berharap sepenuhnya memberikan kerangka kerja pedagogis bagi mereka yang

tertarik dalam melakukan dan melaporkan tinjauan sistematis. Ini mengikuti format

yang mirip dengan yang digunakan dalam dokumen penjelasan lainnya (Liberati.

A, 2009).

Tinjauan sistematis dianggap sebagai bentuk praktik berbasis bukti. Evidence

Based Practice (EBP) adalah proses mengintegrasikan informasi pembuktian

terbaik yang tersedia dengan keahlian klinis dan nilai klien (Portney, 2020). Istilah

ini berkembang menjadi EBP karena menarik perhatian orang-orang yang

membantu profesi seperti pekerjaan sosial dan psikologi (Card, 2015; Gough,

Oliver, & Thomas, 2017; Mackey & Bassendowski, 2017; Oc, 2018). Mencari bukti

penelitian klinis berkualitas tinggi bisa menjadi tugas yang menyulitkan, namun ini

merupakan bagian integral dari proses evidence based practice.


10
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Salah satu cara untuk merampingkan dan meningkatkan proses penelitian

bagi perawat dan peneliti dari semua latar belakang adalah dengan memanfaatkan

strategi pencarian PICOS (Jensen, 2018). Ini membentuk lima elemen model

PICOS: Patient/ Problems, Intervention, Comparison, Outcomes, dan Study design

(Lewis & Woodhouse, 2015; Lira & Rocha, 2019). PICOS adalah format untuk

mengembangkan pertanyaan penelitian klinis yang baik sebelum memulai

penelitian seseorang. PICOS adalah model yang menguraikan pertanyaan penelitian

klinis dan bertindak sebagai kerangka kerja untuk mengajukan pertanyaan spesifik

kepada peneliti tentang berbagai aspek penyelidikan (Saaiq & Ashraf, 2017). Ini

adalah bagian yang relevan dari penelitian berbasis bukti dan panduan untuk proyek

klinis berkualitas tinggi (Based, Pract, & Leonardo, 2018; Eriksen & Frandsen,

2018).

2.2 Kriteria Kelayakan

PICOS (Patient/ Problems, Intervention, Comparison, Outcomes, dan Study

design) digunakan selama perumusan pertanyaan penelitian (Eriksen & Frandsen,

2018; Lewis & Woodhouse, 2015; Saaiq & Ashraf, 2017). Batasan pertanyaan

review didefinisikan dengan jelas melalui pengembangan kriteria inklusi dan

eksklusi menggunakan format PICOS (Lewis & Woodhouse, 2015; Methley,

Campbell, Chew-Graham, McNally, & Cheraghi-Sohi, 2014; Saaiq & Ashraf,

2017). Studi dipertimbangkan untuk dimasukkan untuk ditinjau, jika kriteria berikut

terpenuhi:

1) Population: kami memasukkan penelitian yang dilakukan pada orang dewasa

di mana 50% dari total partisipan adalah perawat terdaftar.


11
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

2) Intervention: Kami termasuk studi mengevaluasi setiap intervensi yang

difokuskan pada intervensi dan pengembangan memiliki pemberdayaan

individu dan psikologis. Review tersebut membandingkan komunikasi, kerja

tim, pemberdayaan psikologis, dukungan supervisor, intervensi kepemimpinan

yang baik, mengintegrasikan FGD untuk kondisi baik antar perawat.

3) Comparison: membandingkan intervensi dengan praktik standar atau intervensi

alternatif, atau melakukan perbandingan pra-pasca.

4) Outcomes: hasil berhubungan dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja

keperawatan perawat.

5) Study Design: peer-reviewed mixed method, a quasi-experimental design, dan

clinical trial or randomized controlled trial.

Tabel 2.1 Kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan format PICOS

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Studies comprised of at least 50% Studies comprised of
registered nurses about quality of students or over 50% are
work life health professionals other
than nurses
Interventions Intervention, development, Non-intervention
treatment, improvement
Comparisons Improving, empowerment, training, There are no exclusion
treatment criteria
Outcomes Effective quality of nursing work Not relevant to quality of
life intervention nursing work life
intervention
Study type mixed method, a quasi- Systematic or literature
experimental design, clinical trial or reviews, qualitative
randomized controlled trial research, cross-sectional.
Publication Peer reviewed original studies Non peer-reviewed studies
type
Publication Post 2015 Pre 2015
years
Language English Language other than
English

Studi yang memenuhi kriteria inklusi berikut dimasukkan dalam tinjauan: uji

coba secara acak, peserta setidaknya 50% perawat terdaftar, melakukan intervensi,
12
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

dan melaporkan setidaknya satu dari ukuran hasil berikut: kualitas tingkat

kehidupan kerja keperawatan. Publikasi review sejawat dan laporan uji coba

nonrandomized, review artikel, abstrak, poster konferensi, dan artikel yang belum

diterbitkan dalam bahasa Inggris dikecualikan.

2.3 Sumber Informasi

Sumber informasi dari pencarian artikel tinjauan sistematis menggunakan

basis data elektronik yang terdiri dari Scopus, ProQuest, Science Direct, PubMed,

dan EBSCO dicari pada Mei 2020 dan diperbarui pada Juni 2020 untuk

mengidentifikasi studi yang relevan. Setiap pencarian dibatasi pada peer-review,

metode campuran, desain quasy-experiment, randomized control and trial yang

diterbitkan dalam bahasa Inggris selama tahun 2015-2020.

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci dan operator boolean

(AND, OR NOT atau AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menentukan pencarian, sehingga memudahkan untuk menentukan artikel atau

jurnal yang digunakan. Strategi pencarian ditetapkan sebagai: ("quality of nursing

work life” OR "QNWL" AND (nurs* AND NOT student*) AND (intervent* OR

treatment OR training OR randomize*) AND (develop* OR improv*) selama tahun

2015-2020. Kata kunci dalam tinjauan sistematis ini disesuaikan dengan Medical

Subject Heading (MeSH) (Yu, 2018) dan terdiri dari sebagai berikut:
13
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Table 2.2 Keywords Pencarian Artikel dalam Systematic Review


Quality of
Nurse Intervention Development
nursing work life
Quality of life Nurs* Treatment Improvement
OR OR OR
Quality of work Nurses Randomized Controlled Trial
life
OR OR
Life Quality training

2.4 Seleksi Studi

Berdasarkan hasil seleksi studi, didapatkan 170 publikasi yang diambil dari

pencarian database (Gbr. 1). Publikasi duplikat dan artikel tidak sesuai dengan

kriteria inklusi dihapus, sehingga total ada 162 catatan. Peneliti secara independen

menyaring dan menilai judul dan peserta (n = 30), intervensi (n = 8) dan hasil (n =

59) dan jenis studi (n = 16) dikeluarkan dari setiap publikasi terhadap kriteria

inklusi. Setelah diskusi, kesepakatan dicapai pada pemilihan studi yang memenuhi

syarat. Sebanyak 49 studi tambahan diidentifikasi dari pencarian daftar referensi

dari semua artikel yang termasuk dalam fase review teks lengkap. Sebanyak 25

artikel teks lengkap memenuhi syarat untuk tinjauan teks lengkap dan 4 studi

diidentifikasi dari pencarian dalam daftar referensi. Selama proses skrining, alasan

umum untuk pengecualian termasuk jenis studi yang tidak relevan atau studi yang

dilakukan oleh pelajar atau lebih dari 50% adalah profesional kesehatan selain

perawat. Sebanyak 25 studi memenuhi kriteria inklusi dan memenuhi syarat untuk

penilaian kualitas.
14
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

The study was identified from the database


(n= 170)
- Scopus (n = 25)
- Pro Quest (n=9)
- Science Direct (n= 99)
- PubMed (n= 32)
- EBSCO (n = 5) 113 articles excluded
Participant
- Focus on students (n=7)
- Focus on health professionals other than
Records after duplicates removed students (n=1)
(n=162) - Focus on patient (n=22)
Intervention
- Irrelevant intervention or developments (n=8)
Outcomes
Title identified and screened - There was no quality of nursing work life
(n=162) (n=59)
Study type
- Systematic review (n=14)
- Observational (n=2)

Abstract identified and screened


(n= 49)
24 articles excluded
Participant
- Focus on health professionals other than
students (n=4)
- Focus on patient (n=2)
Intervention
Full copies retrieved and assessed for - Irrelevant intervention or developments (n=10)
eligibility (n=25) Outcomes
- There was no quality of nursing work life (n=7)
Study type
- Systematic review (n=1)

Studies identified from


searching in reference list
(n=4)

Number of studies included in the


review (n= 25)
Gambar 4.1 Diagram Flow Pencarian Literatur
15
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

2.5 Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada systematic review ini melalui tahap

penyusunan proposal systematic review sesuai dengan ringkasan topik yang akan

dilakukan, penentuan dan penyusunan protokol pendaftaran yang digunakan

berdasarkan Centre of Review and Dissemination and the Joanna Briggs Institute

(JBI) Guidelines, dengan menyesuaikan kata kunci yang digunakan berdasarkan

MeSH untuk menemukan artikel yang relevan di database elektronik seperti

Scopus, ProQuest, Pubmed, Sage dan Scient Direct, menentukan database, strategi

pencarian artikel menggunakan framework PICOS, proses pemilihan studi dengan

membaca seluruh artikel dan seleksi menggunakan diagram alir PRISMA, analisis

dan pembahasan studi. Peneliti menggunakan dan melaksanakan media penilaian

kritis JBI dan checklist pada setiap artikel terpilih dengan cut-off standar yang telah

ditentukan oleh peneliti. Langkah terakhir adalah menganalisis setiap artikel dan

menyimpulkan dalam bentuk hasil atau data.

Secara khusus, peneliti melakukan hal berikut dalam proses pengumpulan

data:

1. Penyusunan proposal systematic review sesuai ringkasan topik yang akan

dilakukan

2. Penentuan dan persiapan protokol pendaftaran yang digunakan berdasarkan

The Center for Review and Dissemination and the Joanna Briggs Institute

Guideline dan PRISMA Checklist

3. Tentukan kata kunci yang akan digunakan berdasarkan MESH, gunakan

pencarian frase dan operator boolean untuk mencari artikel


16
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

4. Tentukan database mana yang akan digunakan, dalam penelitian ini

menggunakan Scopus, ProQuest, Science Direct, PubMed, dan EBSCO

5. Menentukan kriteria kelayakan dengan strategi pencarian artikel

menggunakan framework PICOS yang juga disesuaikan dengan kriteria

inklusi dan eksklusi

6. Menjelaskan sumber informasi dalam pencarian artikel di database yang

telah ditentukan hingga ditemukan artikel terakhir untuk ringkasan yang

komprehensif

7. Proses pemilihan studi dengan membaca seluruh artikel dan memilih artikel

yang tidak sesuai dibuang dan dicatat dalam strategi pemilihan

menggunakan diagram alir PRISMA.

8. Memperhatikan risiko bias dengan JBI Critical appraisal dan dilakukan

checklist untuk menilai, jika hasilnya memenuhi cut-off maka artikel yang

dipilih dapat dimasukkan dalam penelitian

9. Artikel-artikel yang telah ditemukan berdasarkan protokol dan kriteria

kelayakan kemudian dianalisis satu per satu untuk menentukan hasil dan

pembahasan dalam penelitian.

10. Data mengenai karakteristik studi yang disertakan, komponen intervensi,

intensitas intervensi (apakah peneliti telah aktif melakukan intervensi), dan

efektivitas intervensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja

keperawatan diekstraksi dari studi yang disertakan. Variabel berikut

diperiksa: karakteristik studi termasuk seperti negara, desain studi, peserta,

intervensi; dan hasil terkait QWL.


17
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

2.6 Item Data

Data yang diambil pada setiap artikel terdiri dari:

1. Demografi studi (penulis, tahun publikasi, lokasi, desain studi, demografi

peserta, tujuan studi, hipotesis).

2. Karakteristik responden. Data yang dikembangkan dari setiap artikel adalah

kategori perawat berdasarkan beban kerjanya.

3. Karakteristik intervensi (jenis intervensi, format penyampaian, lama

intervensi, konsistensi penyampaian, dan karakteristik studi termasuk

desain studi, kontrol / kondisi intervensi lainnya, titik waktu pengukuran,

tingkat erosi, hasil studi, sarana dan standar deviasi, efek ukuran analisis di

dalam dan di antara kelompok, mekanisme perubahan)

4. Hasil atau temuan utama, kesimpulan dan batasan penulis.

2.7 Risiko Bias dalam Studi

Penilaian risiko bias dari studi menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI)

critical appraisal tools untuk beberapa jenis penelitian quasy experiment,

randomized control and trial, systematic review, penelitian kualitatif digunakan

untuk menganalisis kualitas metodologi dalam setiap penelitian (n = 25). JBI

Critical Appraisal Tools telah dikembangkan oleh the JBI and collaborators and

approved by the JBI scientific committee setelah dilakukan tinjauan oleh sejawat

ekstensif (Peters, 2017). JBI yang digunakan di sini adalah Randomized Control

and Trial Tools (Joanna Briggs Institute, 2017b), tools checklist untuk RCT berisi

13 kriteria penilaian dan tools checklist untuk RCT berisi sembilan kriteria

penilaian. Setiap kriteria diberi penilaian 'yes', 'no', 'unclear' atau 'not applicable',
18
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

dan setiap kriteria diberi penilaian 'yes' diberi satu poin. Daftar periksa untuk studi

quasy experimental (Joanna Briggs Institute, 2017a) berisi 9 kriteria penilaian dan

daftar periksa untuk studi eksperimental semu berisi sembilan kriteria penilaian.

Setiap kriteria diberi penilaian 'yes', 'no', 'unclear' atau 'not applicable', dan setiap

kriteria diberi penilaian 'yes' diberi satu poin. Protokol systematic review metode

penelitian campuran menggunakan Mixed Methods Appraisal Tool (MMAT) berisi

5 kriteria penilaian dan daftar periksa untuk studi metode campuran berisi sembilan

kriteria penilaian. Setiap kriteria diberi penilaian 'yes', 'no', 'unclear' atau 'not

applicable' (Hong et al., 2018). Skor penilaian setiap artikel berdasarkan JBI

dengan nilai cut-off minimal 50%, penelitian dengan skor di bawah 50% tidak

dimasukkan ke dalam proses review untuk menghindari bias pada hasil dan

pembahasan. Risiko bias dalam tinjauan sistematis ini menggunakan metode

penilaian penilaian dari masing-masing penelitian, yang terdiri dari:

1. Teori: tidak sesuai, teori ketinggalan jaman dan kurang kredibilitas. Teori yang

digunakan adalah konsep pengembangan program pencegahan bullying di

sekolah.

2. Desain: desain tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Rancangan yang

digunakan adalah cross sectional, quasi eksperimental dan randomized control

trial sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pencegahan bullying di sekolah.

3. Sampel: populasi, sampel, pengambilan sampel, dan ukuran sampel yang tidak

sesuai dengan aturan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan

untuk mengetahui responden dengan siswa pada kelompok usia remaja dan

terlibat serta berisiko mengalami bullying di sekolah.


19
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

5. Variabel: variabel penentu tidak sesuai dari segi jumlah, mengontrol variabel

pengganggu, dan variabel lain. Ciri dari variabel independen adalah program

pencegahan bullying yang telah diterapkan di sekolah-sekolah di luar negeri

dengan tujuan utama mengurangi kejadian bullying.

6. Instrumen: instrumen yang digunakan tidak memiliki sensitivitas, spesifikasi,

dan validitas. Instrumen yang digunakan dalam setiap penelitian telah

menunjukkan nilai validitas dan reliabilitas masing-masing angket.

7. Analisis data non-standar akan dikeluarkan dari studi untuk ditinjau dalam

pencegahan bullying.

2.8 Ringkasan Tindakan

Ringkasan Tindakan dari penulisan systematic review disususn disesuaikan

dengan data yang relevan dengan pertanyaan, termasuk: penulis, tahun, negara,

pengaturan, tujuan penelitian, kerangka teoritis, konseptualisasi atau definisi

QNWL, konten dan pendekatan penulisan, desain studi, metode pengambilan

sampel, ukuran sampel, deskripsi peserta, instrumen pengukuran, reliabilitas dan

validitas, hasil yang berkaitan dengan kualitas kehidupan kerja keperawatan, teknik

analisis dan statistik, dan analisis hasil (Munn et al., 2018). Pendekatan naratif

digunakan untuk mensintesis data dalam tinjauan sistematis ini untuk memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas intervensi, perkembangan dan

berbagai hubungan dan saling ketergantungan dalam intervensi (Booth, Wright, &

Outhwaite, 2010). Tujuan utama dari analisis naratif adalah untuk mengumpulkan

bukti tentang keefektifan intervensi dan mengembangkan narasi tekstual yang

koheren tentang kesamaan dan perbedaan antara studi (Zeng et al., 2015).
20
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

2.9 Metode Analisis

Metode analisis yang diguankan dalam systematic review ini adalah proses

komprehensif yang terdiri dari empat tahapan yang saling terkait: Membaca isi

artikel secara mendalam dari seluruh hasil penelitian, Menandai baris demi baris

hasil temuan studi, menyusun kalimat atau temuan yang ditandai berdasarkan

kesamaan makna ke dalam tema yang disajikan dalam tulisan deskriptif, dan

menafsirkan tema analitis kemudian ditulis dalam hasil review. Ada banyak

heterogenitas yang ditemukan dalam hal intervensi dalam mengembangkan dan

meningkatkan QNWL yang dievaluasi untuk mengidentifikasi efektivitas

intervensi. Hasil telah diatur menurut jenis intervensi (komunikasi, kerja tim,

pemberdayaan psikologis, dukungan supervisor, intervensi kepemimpinan yang

baik, mengintegrasikan diskusi kelompok terfokus untuk kondisi yang baik antar

perawat). Studi ini juga mendeskripsikan studi yang disertakan dengan referensi

untuk desain studi dan pembanding dengan lima desain utama: quasy experiment,

quasy survey, randomized control and trial, non controlled trial, pre-post study.

2.10 Risiko Bias Lintas Studi

Risiko bias lintas studi dilakukan dengan melakukan penilaian kualitas yang

dilakukan untuk studi jenis quasy experiment atau randomized control and trial,

yang menilai seleksi, alokasi, kinerja dan deteksi, gesekan, dan pelaporan bias

dengan penilaian skor yang dapat dikategorikan sebagai risiko rendah, tidak jelas,

atau risiko tinggi (Armijo- Olivo dkk., 2014). Semua ketidaksesuaian diselesaikan,

termasuk memeriksa kesesuaian teori dan kredibilitasnya, desain, tujuan penelitian,


21
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

partisipasi, sampel, sampel dan sampel besar, variabel, variabel kontrol pembaur,

instrumen yang digunakan, spesifikasi dan validitas-reliabilitas, analisis data untuk

meminimalkan bias (Kamper, 2020; Mokkink et al., 2018).

Kualitas metodologi studi dibahas dan disepakati menggunakan tools untuk

menilai risiko bias dan kualitas studi (Munn et al., 2020). Studi dimasukkan ke

dalam tinjauan sistematik jika skor setidaknya 50% dari keseluruhan penilaian,

penilaian 50% merupakan titik batas yang telah ditentukan yang disepakati oleh

kedua peneliti. Studi dengan kualitas rendah dikeluarkan untuk menghindari

permasalahan dalam keabsahan hasil dan rekomendasi tinjauan. Studi yang

mendapatkan skor lebih tinggi dari 50% dimasukkan dalam sintesis data dan

dianalisis dalam tinjauan literatur. Penilaian risiko bias dari 25 studi ini dilakukan

di tingkat studi menggunakan JBI critical appraisal.

Kualitas studi dinilai secara independen dengan menggunakan Joanna Briggs

Institute. Sesuai pedoman yang direkomendasikan, penelitian tidak dikecualikan

atas dasar kualitas. Penilaian kualitas digunakan untuk menetapkan pemahaman

rinci tentang kekuatan dan kelemahan setiap studi dan bagaimana hal ini dapat

berdampak pada temuan dan sintesisnya. Itu juga merupakan bagian penting dari

proses menilai kepercayaan pada temuan tinjauan.

Penilaian dilakukan dengan mengikuti pendekatan yang sudah diuraikan,

secara individu dinilai secara kritis dan diberi skor agregat menggunakan JBI

critical appraisal tools. Studi berfungsi untuk membandingkan penilaian kualitas

masing-masing dan jika terdapat perbedaan, diadakan diskusi untuk mencapai

kesepakatan. Jika masih ada yang belum jelas, penulisan dalam tesis tersebut

dibagikan dan didiskusikan dengan seluruh tim untuk mencapai peringkat


22
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

konsensus akhir. Penilaian artikel yang direview dikategorikan dalam kategori

kualitas tinggi (di atas tujuh), kualitas sedang (antara lima-tujuh) atau kualitas

rendah (di bawah lima).

2.11 Analisis Tambahan

Analisis tambahan yang digunakan dalam systematic review ini adalah

analisis deskriptif dengan menjelaskan hasil temuan artikel ilmiah dalam bentuk

naratif. Pada penulisan systematic review ini tidak ditambahkan metode analisis

tambahan lain, peneliti hanya merangkum hasil yang ada di artikel dan

menganalisisnya sesuai dengan tema yang sudah dihasilkan (Pigott & Shepperd,

2013). Data yang ditinjau dan ditinjau meliputi: penulis, negara, tahun, latar

belakang, kerangka teori, tujuan penelitian, desain penelitian, ukuran sampel

termasuk pemilihan dan ukurannya, metode pengambilan sampel, variabel

penelitian, deskripsi peserta, reliabilitas dan validitas, instrumen pengukuran,

analisis dan teknik statistik, hasil yang terkait dengan intervensi yang digunakan

untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja keperawatan, signifikansi hasil, hasil

yang diminati, temuan yang dihasilkan dengan batasan atau bias yang dicatat dan

analisis hasil.
23
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 Kualitas Studi dan Risiko Bias

Penilaian kualitas dari studi yang disertakan mengungkapkan bahwa tiga

studi memiliki risiko bias seleksi yang tinggi dan bahwa banyak studi telah

melaporkan penyembunyian alokasi yang tidak jelas. Kualitas kajian setiap artikel

yang dijadikan sumber tinjauan sistematis ditentukan berdasarkan analisis kualitas

JBI Critical Appraisal Tools, sehingga ditemukan 25 artikel yang sesuai dengan

tinjauan sistematis. Hasil penelusuran pustaka yang telah dianalisis dan ditentukan

dalam tinjauan sistematis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Pencarian Literatur untuk Systematic Review

Tipe dari Artikel Pencarian


Original Research
Bahasa Tahun Database N
Review Quasi- Mixed Cross
RCT
Eksperimental method sectional
English 2015- Scopus 25 20 5 5 3 7
2020 Pro
9 9 2 2 3 2
Quest
Science
99 99 1 1 1 96
Direct
PubMed 32 27 1 2 2 21
EBCO 5 5 1 1 1 2
Article Review Result 34 25 8 5 4 8

Dari dua puluh lima studi yang memenuhi kriteria untuk tinjauan sistematis

ini (Tabel 3.1), hasilnya adalah metode campuran (n = 4), uji coba terkontrol secara

acak (n = 8), eksperimen semu (n = 5) dan cross- bagian (n = 8). Berdasarkan hasil

tersebut, setelah melakukan penilaian kritis dengan menggunakan alat bantu

penelitian cross sectional The JBI diberikan skor kualitas total tujuh sampai delapan

poin dari delapan poin pada checklist. Dalam penelitian menggunakan review
24
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

artikel yang termasuk dalam review sistematis diberikan skor kualitas total mulai

dari delapan hingga sebelas poin dari total sebelas poin pada checklist.

Kualitas kajian setiap artikel yang dijadikan sumber kajian sistematis

ditentukan berdasarkan analisis kualitas The JBI Critical Appraisal Tools. JBI yang

digunakan di sini adalah daftar periksa untuk uji coba terkontrol secara acak (Joanna

Briggs Institute, 2017b), daftar periksa untuk tinjauan sistematis dan sintesis

penelitian (Institut Joanna Briggs, 2017c), daftar periksa untuk studi kuasi-

eksperimental (Institut Joanna Briggs, 2017a) dan protokol tinjauan sistematis

metode campuran (Hong et al., 2018).

Risiko bias dalam penelitian diminimalkan dengan melakukan penilaian

menggunakan The JBI Critical Appraisal, untuk menilai kualitas setiap penelitian.

Studi dengan desain kuasi eksperimental dinilai menggunakan JBI Critical

Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (Tufanaru, Munn, Aromataris,

Campbell, & Hopp, 2014). Checklist terdiri dari 13 pertanyaan dengan jawaban 'ya',

'tidak', 'tidak jelas' dan 'tidak berlaku'.

Tabel 3.2 Hasil Penilaian Studi untuk Review Sistematis menggunakan JBI Critical
Appraisal Tools for Quasi-Experimental Design Research

Pertanyaan
No. Jenis Studi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 (Motamed-jahromi et al., 7/9
2017)(Eknithiset & √ √ √ √ √ √ √ 77.78%
Somrongthong, 2017)
2 (Kagan, Shachaf, Rapaport, 8/9
√ √ √ √ √ √ √ √ 88.89%
Livne, & Madjar, 2017)
3 (Pujiyanto & Hapsari, 2020) 8/9
√ √ √ √ √ √ √ √ 88.89%
4 (Hosseinabadi, Karampourian, 7/9
Beiranvand, & Pournia, 2015)
√ √ √ √ √ √ √ 77.78%

Studi dengan desain penelitian RCT dinilai dengan menggunakan JBI Critical

Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trials (Tufanaru, Munn,


25
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Aromataris, Campbell, & Hopp, 2020). Checklist terdiri dari 13 pertanyaan dengan

jawaban 'ya', 'tidak', 'tidak jelas' dan 'tidak berlaku'.

Tabel 3.3 Hasil Penilaian Studi untuk Review Sistematis menggunakan JBI Critical

Appraisal Tools untuk desain penelitian RCT

Pertanyaan
No. Jenis Studi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 (Hevezi, 10/13
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 76.92%
2016)
2 (Amutio, 10/13
Martínez- 76.92%
Taboada,
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hermosilla,
& Delgado,
2015)
3 (Huang et al., 11/13
2020)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 84.61%
4 (Sinclair et 12/13
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92.30%
al., 2020)
5 (Husebø et 11/13
al., 2019)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 84.61%
6 (Berendonk 12/13
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92.30%
et al., 2019)
7 (Enayatollah 10/13
Safarzei, 76.92%
Fatemeh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Darban,
2016)
8 (Sampson; & 12/13
Bernadette 92.30%
Mazurek
Melnyk; √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jacqueline
Hoying,
2020)
9 (Sampson & 12/13
Melnyk, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92.30%
2019)

Studi dengan desain penelitian Cross-sectional dinilai menggunakan JBI

Critical Appraisal Checklist for Cross-sectional study design (Moola et al., 2017).

Daftar periksa ini terdiri dari 8 pertanyaan dengan jawaban 'yes', 'no', 'unclear' dan

'not applicable'.
26
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Tabel 3.4 Hasil Asesmen Studi untuk Review Sistematis menggunakan JBI Critical

Appraisal Tools for Cross-Sectional Research Study Design

Pertanyaan
No. Hasil Studi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8
(Orgambídez-
6/8
1. Ramos & Borrego- √ √ √ √ √ √ 75
Alés, 2017)
6/8
2. (Sundaray, 2016) √ √ √ √ √ √ 75
(Agus & Selvaraj, 6/8
3. √ √ √ √ √ √ 75
2019)
(Kent, Hochard, &
6/8
4 Hulbert-williams, √ √ √ √ √ √ 75
2019)
(Çankaya & 7/8
5
Dikmen, 2020)
√ √ √ √ √ √ √ 87.5
(Hemsworth et al., 7/8
6 √ √ √ √ √ √ √ 87.5
2019)
(Akter, N,
6/8
7 Akkadechanunt, R. √ √ √ √ √ √ 75
Chontawan, 2017)
(Permarupan,
Mamun, Samy, 7/8
8 √ √ √ √ √ √ √ 87.5
Saufi, & Hayat,
2020)

Penelitian dengan desain penelitian Mix-method dinilai menggunakan

protokol review sistematis metode Mixed menggunakan Mixed Methods Appraisal

Tool (MMAT) berisi 5 kriteria penilaian dan checklist studi mixed-method berisi

sembilan kriteria penilaian. Setiap kriteria diberi peringkat 'ya', 'tidak', 'tidak tahu'

(Hong et al., 2018).

Tabel 3.5 Hasil Penilaian Studi untuk Review Sistematis menggunakan Mixed
Methods Appraisal Tool (MMAT)
27
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Artikel
(Nayak, (Tri Ismu
Tanaya Pujiyanti,
Kriteria and Suprihati
Kategori (Nursalarn
No. kualitas (Maria et Sahoo, Suprihati
desain studi
metode Nursalam et
al., 2016) 2015) &
al., 2018)
Anastasia
Ediyati,
2016)
1.1 Y Y Y
1.2 Y Y Y
1. Qualitative 1.3 Y Y Y
1.4 Y Y Y
1.5 Y Y Y
2.1 Y
Quantitative
2.2 Y
randomized
2. 2.3 Y
controlled
2.4 Y
trials
Y
3.1 Y
3.2 Y
Quantitative
3. 3.3 Y
nonrandomized
3.4 Y
3.5 Y
4.1 Y Y Y
4.2 CT Y Y
Quantitative
4. 4.3 Y Y Y
descriptive
4.4 Y Y Y
4.5 Y Y Y
5.1
5.2
5.3
5. Mixed methods
5.3
5.4
5.5
Screening question
S1. Are there clear
Y Y Y Y
research questions?
S2. Do the collected
data allow to address
Y Y Y Y
the research
questions?

Berdasarkan keseluruhan studi yang dirangkum, semua studi menunjukkan

hasil analisis dan pengujian data yang signifikan. Hampir semua penelitian

menyebutkan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama perbandingan

antar kelompok, agar hasil efektifitas intervensi yang diberikan akan lebih terlihat.
28
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Bias penilaian dalam penelitian menunjukkan bahwa hasil artikel yang

dispesifikasikan dalam tinjauan sistematis dianggap berisiko tinggi terjadinya bias

seleksi karena (Nursalam, 2020):

1. Teori yang digunakan ternyata sudah kadaluarsa lebih dari 10 tahun dalam 2

artikel (8%)

2. Semua instrumen penelitian yang termasuk dalam tinjauan sistematis sebagian

besar menggunakan angket yang dimodifikasi, sehingga instrumen tersebut

memerlukan uji reliabilitas dan validitas (100%).

4. Desain penelitian yang digunakan tidak terlalu banyak menjadi masalah tetapi

beberapa penelitian yang termasuk dalam desain pra eksperimental juga

beresiko tinggi bias karena penelitian dilakukan hanya pada satu kelompok dan

hasilnya diamati sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. diberikan (16%)

5. Tingginya risiko bias juga disebabkan oleh adanya beberapa faktor lain yang

berkontribusi terhadap psikologi setiap individu sehingga menjadi faktor

perancu dalam penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian cukup, terdapat 4

penelitian yang tidak layak dengan jumlah sampel yang terlalu sedikit pada

penelitian metode campuran.

3.2 Karakteristik Studi

Kajian yang termasuk dalam tinjauan sistematis ini terdiri dari empat desain

yang meliputi eksperimen semu ((Motamed-jahromi et al., 2017), Kagan, Shachaf,

Rapaport, Livne, & Madjar, 2017), Hevezi, 2016), (Pujiyanto & Hapsari, 2020),

(Hosseinabadi et al., 2015)), uji coba terkontrol secara acak ((Amutio et al., 2015),

(Huang et al., 2020), (Sinclair et al., 2020), (Husebø et al. ., 2019), (Berendonk et
29
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

al., 2019), (Enayatollah Safarzei, Fatemeh Darban, 2016), (Sampson; & Bernadette

Mazurek Melnyk; Jacqueline Hoying, 2020), (Sampson & Melnyk, 2019)), metode

campuran ( (Nursalarn et al., 2018), (Maria et al., 2016), (Nayak, Tanaya dan

Sahoo, 2015), (Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016))

dan cross sectional ((Orgambídez- Ramos & Borrego-Alés, 2017), (Sundaray,

2016), (Agus & Selvaraj, 2019), (Kent et al., 2019), (Çankaya & Dikmen, 2020),

(Hemsworth et al., 2019), ( Akter, N, Akkadechanunt, R. Chontawan, 2017),

(Permarupan et al., 2020)).

Studi yang termasuk dalam artikel tinjauan sistematis dalam ulasan ini adalah

25 studi yang dilakukan di University of Medical Sciences di selatan Iran yang

diterbitkan dalam International Scholarly Research Notices (Motamed-jahromi et

al., 2017), Klinik Bayi Baik di Haifa Israel yang diterbitkan di the Public Health

Nursing (Kagan et al., 2017), Israel (Kagan et al., 2017), Journal of Holistic

Nursing (Hevezi, 2016), Indonesia yang diterbitkan dalam International Journal of

Psychosocial Rehabilitation (Pujiyanto & Hapsari, 2020), International Journal of

Nursing Sciences (Nursalarn Nursalam et al., 2018), São Paulo, Brazil (Amutio et

al., 2015) (Maria et al., 2016), Cuttack dan Bhubaneswar dalam Odisha diterbitkan

di Journal of Health Management (Nayak, Tanaya dan Sahoo, 2015), perawat ICU

di lima ICU di provinsi Guangdong, China diterbitkan di Neurology Psychiatry and

Brain Research (Huang et al., 2020).

Semua uji coba terkontrol secara acak atau eksperimen semu telah diterbitkan

antara tahun 2015 dan 2020. Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2015 antara

lain adalah 2015 ((Amutio et al., 2015), (Nayak, Tanaya dan Sahoo, 2015),

(Hosseinabadi et al ., 2015)) 2016 ((Hevezi, 2016). (Maria et al., 2016), (Tri Ismu
30
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016), (Enayatollah Safarzei,

Fatemeh Darban, 2016), (Sundaray, 2016 )), 2017 ((Motamed-jahromi et al., 2017),

(Kagan et al., 2017), (Orgambídez-Ramos & Borrego-Alés, 2017), (Akter, N,

Akkadechanunt, R.Chontawan, 2017) ), 2018 (Nursalarn Nursalam et al., 2018),

2019 ((Husebø et al., 2019) (Berendonk et al., 2019), (Sampson & Melnyk, 2019),

(Agus & Selvaraj, 2019), (Kent et al., 2019), (Hemsworth et al., 2019)), 2020

((Pujiyanto & Hapsari, 2020), (Huang et al., 2020), (Sampson; & Bernadette

Mazurek Melnyk; Jacqueline Hoying, 2020), (Çankaya & Dikmen, 2020),

(Permarupan et al., 2020)).

Intervensi dalam studi diprogramkan untuk melakukan tindak lanjut evaluasi.

Tindak lanjut dilakukan dengan berbagai waktu seperti dua hari (Berendonk et al.,

2019), lima hari (Pujiyanto & Hapsari, 2020), satu minggu (Nayak, Tanaya dan

Sahoo, 2015), (Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016),

(Enayatollah Safarzei, Fatemeh Darban, 2016), empat minggu ((Hevezi, 2016),

(Husebø et al., 2019)), 6 minggu (Maria et al., 2016), delapan minggu ( Amutio et

al., 2015), (Nursalarn Nursalam et al., 2018), tiga bulan ((Motamed-jahromi et al.,

2017), (Sampson & Melnyk, 2019), enam bulan (Kagan et al., 2017) , (Sampson;

& Bernadette Mazurek Melnyk; Jacqueline Hoying, 2020) dan 12 bulan (Sinclair

et al., 2020) setelah pasien menerima pendidikan.

Beberapa instrumen digunakan untuk mengukur hasil. Instrumen telah diuji

sehingga baik dalam validitas dan reliabilitas untuk digunakan dalam penelitian dan

praktik. Berbagai instrumen antara lain Condition for Work Effectiveness

Questionnaire (CWEQ-II), Job Activities Scale (JAS), Organizational Relationship

Scale (ORS, Psychological Empowerment Scale (PES, Maslach Burnout Inventory


31
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

and QNWL by Brooks and Brooks) (2004) (Nursalarn Nursalam et al. ., 2018), The

Beck Depression Inventory (BDI), The Self-Reporting Questionnaire (SRQ), The

Perceived Stress Scale (PSS), The Maslach Burnout Inventory (MBI), setiap hari,

The State-Trait Anxiety Inventory (STAI), The Satisfaction with Life Scale

(SWLS), The Self-Compassion Scale (SCS), The WHOQOL-BREF (Amutio et al.,

2015) (Maria et al., 2016), Kuesioner yang dirancang sendiri (Nayak, Tanaya dan

Sahoo , 2015) (Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016),

Maslach Burnout Inventory (MBI) dan kuesioner Quality of Nursing Work Life

Scale (QNWLS) (Huang et al., 2020).

Berbagai analisis termasuk uji nonparametrik Wilcoxon digunakan

(Motamed-jahromi et al., 2017). Untuk membandingkan skor pretest dan posttest

kelompok kontrol dan kelompok intervensi, digunakan uji Mann-Whitney U

(Motamed-jahromi et al., 2017) (Kagan et al., 2017) (Hevezi, 2016) (Amutio et al

., 2015) (Huang et al., 2020), T-test (Pujiyanto & Hapsari, 2020), PLS (Nursalarn

Nursalam et al., 2018) (Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati,

2016), korelasi Pearson , beberapa regresi (Nayak, Tanaya dan Sahoo, 2015)

Semua studi termasuk fokus pada intervensi untuk meningkatkan kualitas

kehidupan kerja keperawatan. Berbagai metode penyampaian intervensi dilakukan

dengan menyesuaikan karakteristik dan kondisi pasien di setiap negara. Intervensi

untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja perawat sebagian besar dilakukan di

rumah sakit dan dilakukan langsung oleh perawat di rumah sakit. Rata-rata,

intervensi diberikan selama 1 minggu sampai 6 bulan. Tujuan dari penelitian

tinjauan sistematis ini adalah untuk mengetahui intervensi dan pengembangan

untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja perawat. Berdasarkan hasil studi


32
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

ditemukan bahwa 100% diberikan melalui metode intervensi langsung. Peserta

diklasifikasikan menjadi manajer perawat berikut, perawat staf senior, perawat staf,

dan perawat terdaftar dan peserta dalam penelitian yang memenuhi syarat untuk

perekrutan. Analisis studi untuk mengevaluasi perubahan dari waktu ke waktu

sehubungan dengan hasil intervensi akan dibuat dengan prinsip niat-untuk-

mengobati, yang berarti bahwa semua peserta dianalisis sesuai dengan kelompok

tempat mereka diacak.

3.3 Karakteristik Responden dari Studi

Responden dalam penelitian ini adalah perawat di masing-masing negara.

Dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 8772 perawat. Responden dalam

penelitian ini rata-rata berusia antara 20 - 55 tahun. Karakteristik jenis kelamin

responden tidak menjadi batasan, rata-rata pada setiap penelitian jumlah perawat

wanita lebih banyak dari pada pria. Berdasarkan jenjang pendidikan, sebagian besar

perawat merupakan lulusan diploma. Berdasarkan informasi yang dirasakan, lebih

dari 60% responden memiliki masalah kualitas kehidupan kerja perawat, sehingga

memerlukan intervensi terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja

perawat.

Perawat dengan setidaknya gelar sarjana dan latar belakang pekerjaan

minimal 6 bulan asuhan keperawatan tanpa riwayat penyakit mental dan fisik

sebelum bekerja sebagai perawat (Motamed-jahromi et al., 2017), perawat merasa

kewalahan, fisik yang buruk, dan kondisi teknologi (Kagan et al., 2017), perawat

onkologi (Hevezi, 2016), perawat profesional (perawat, teknisi, dan asisten

perawat) (Amutio et al., 2015; Maria et al., 2016), bangsal bedah dan bangsal anak
33
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

(Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016), perawat

perawatan intensif (Huang et al., 2020).

Peserta adalah perawat yang direkrut dalam jangka waktu tertentu

berdasarkan tanggal perekrutan. Untuk penelitian eksperimental, dibagi menjadi

dua kelompok yang ditugaskan ke kelompok kontrol, dan kelompok intervensi.

Kriteria inklusi mencakup semua perawat yang dipekerjakan selama masa

penelitian yang menandatangani persetujuan untuk penelitian tersebut. Kriteria

eksklusi termasuk perawat yang tidak setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini. Agar memenuhi syarat, peserta harus perawat yang berkualifikasi penuh yang

bekerja di dalam trust yang berpartisipasi. Tindak lanjut pengumpulan data

diselesaikan dengan perawat ini setelah pasca intervensi. Perawat yang menjadi

responden dalam studi review sistematis ini rata-rata mendapatkan intervensi

berupa motivasi, pelatihan berpikir positif, olah raga, meditasi dan dukungan sosial

untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Setelah diberikan penjelasan rinci

tentang penelitian ini, partisipasi perawat diambil sebagai persetujuan.

3.4 Hasil Studi

Penyajian hasil pustaka dalam penulisan skripsi berisi ringkasan hasil dari

setiap artikel terpilih dalam bentuk tabel, kemudian di bawah tabel tersebut perlu

dijelaskan pengertian tabel dan trendnya dalam bentuk paragraf. Pencarian database

elektronik menghasilkan total 170 judul dan abstrak. Setelah penghapusan duplikat

dalam pencarian yang diperbarui, 8 judul dan abstrak disaring menggunakan

kriteria inklusi dan 160 manuskrip diambil untuk penyaringan teks lengkap. Setelah

seleksi akhir menggunakan kriteria inklusi untuk tinjauan ini, 25 studi (2015-2020)
34
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

dianalisis berdasarkan intervensi dan perkembangannya. Hasil studi yang

memenuhi kriteria tinjauan sistematik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Karakteristik studi yang disertakan (n = 25)

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
1 (Motamed- D: quasi-experimental There were significant
jahromi et differences between mean
al., 2017) S: ICU 100 nurses scores of quality of work
life in pretest and posttest
V:positive thinking skills scores in interventional
motivation groups (alpha < 0.001).
This study concluded that
I: demographic information (age, positive thinking training
sex, marital status, education, via social media
working hours, overtime working application enhanced
hours, work experience, turnover,
nurses’ quality of work
and use of sedative drugs and
drinks). The second part was life. This study is
Brooks and Anderson’s Quality of necessary to carry out on a
Work Life questionnaire larger sample size for
generalizing findings
A: Wilcoxon nonparametric test better.
was used. To compare the scores
of pretests and posttests of the
control group and intervention
group, Mann–Whitney U test was
used.
2 (Kagan et al., D: quasi-experimental The strategies succeeded
2017) in giving nursing
S: 8-9 nurses management the basic
strength and realistic
V: integrating Focus Groups and arguments that make work
Round-Table life relevant to the
Brainstorming community and gives
nurses good conditions to
I: Brooks and Anderson’s Quality meet their assignments
of Work Life questionnaire and greater professional
self-respect
A: Wilcoxon, Mann–Whitney test
3 (Hevezi, D: pre-post intervention study Short breathing and
2016) meditation exercises was
S: 15 oncology nurses effective in improving
nurse outcomes. A larger
V:satisfaction, burnout,
Meditation Intervention study is warranted
including tracking
35
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
I: the professional quality sustained effects relative
of life survey (ProQOL) to maintaining a
meditation practice.
A: Paired t-test
4 (Pujiyanto & D: quasi-experiments The quality of the nursing
Hapsari, work is moderate and the
2020) S: 102 nurses level of work satisfaction
of nurses increases as the
V: knowledge management quality of nurse work
performance enhancement, increases. For this reason,
emphasize the socialization it may be advisable to
process, externalization improve the quality of
Combination internalization working life and to take
the necessary actions
I: questionnaire especially in units where
the quality of work has a
A: T-test lesser value.
5 (Nursalarn D: mixed-method Structural empowerment
Nursalam et directly influenced the
al., 2018) S: 134 nurses QNWL, particularly
within the workplace
V: psychological empowerment
model context. Further studies
must be conducted to
I: condition for Work analyses the effects of
Effectiveness Questionnaire empowerment, leadership
(CWEQ-II), Job Activities Scale styles and customer
(JAS), Organizational satisfaction.
Relationship Scale (ORS,
Psychological Empowerment
Scale (PES, Maslach Burnout
Inventory and QNWL by Brooks
and Brooks (2004)

A: PLS
6 (Amutio et D: A randomized controlled trial Mindfulness-based stress
al., 2015) reduction (MBSR)
S: 42 nurses (technicians, and program on improving
nursing assistants) wellbeing (i.e. relaxation
states and related positive
V: mindfulness-based stress emotions).
reduction (MBSR) Training programs should
be aimed
I: Five Facets of Mindfulness At experiencing these
Questionnaire (FFMQ), Five positive psychological
Facets of Mindfulness states as an important goal
Questionnaire (FFMQ) for achieving deeper
effects.
A: ANOVAs (p > .05)
36
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
7 (Maria et al., D: mixed method Stress Reduction Program
2016) involving mindfulness and
S: 13 nurses loving kindness
meditation may be a
V: Stress Reduction Program
(SRP) feasible and potentially
effective approach to help
I: The Beck Depression Inventory problems Associated with
(BDI), The Self-Reporting stress, burnout,
Questionnaire (SRQ), The depression, and quality of
Perceived Stress Scale (PSS), The life in a Brazilian hospital
Maslach Burnout Inventory
setting.
(MBI), very day, The State-Trait
Anxiety Inventory (STAI), The
Satisfaction with Life Scale
(SWLS), The Self-Compassion
Scale (SCS), The WHOQOL-
BREF

A: ANOVAs (p > .05)


8 (Nayak, D: mixed method Better QWL is the key to
Tanaya and attract and retain qualified
Sahoo, 2015) S: 300 nurses and motivated employees
and can possibly lead to
V: employee commitment and
organizational management enhanced quality of
services in health care
I: questionnaire organizations

A: pearson correlation, multiple


regressions
9 (Tri Ismu D: mixed method It can be concluded that
Pujiyanti, improving the
Suprihati S: 102 nurses in the surgical wards performance of care
and paediatric wards
Suprihati & services is more effective
Anastasia V: knowledge Management through improving the
Ediyati, Training Intervention quality of nursing work
2016) life. This study found that
I: questionnaire the nurses’ quality of life
affected the increased
A: PLS nursing work service
because their working
scope involves interacting
with other professions and
the environment.
10 (Huang et al., D: Randomized controlled trial At post-training
2020) intervention, the scores of
37
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
S: 152 ICU nurses at five ICUs in QNWLS for the
Guangdong province, China intervention group
(141.93±13.61) was
V: Balint group training
significantly higher than
I: Maslach Burnout Inventory the control group
(MBI) and Quality of Nursing (132.39±10.66), which
Work Life Scale (QNWLS) was mainly contributed by
questionnaires the improvement in the
work life-home life and
A: Wilcoxon nonparametric test work world dimensions.
was used. To compare the scores
of pretests and posttests of the
control group and intervention
group, Mann–Whitney U test was
used.
11 (Sinclair et D: Randomized controlled trial A facilitated ACP
al., 2020) intervention among
S: 106 nurses patients with severe
respiratory disease did not
V: Advance Care Planning (ACP)
interventions have an impact on
satisfaction, health-related
I: questionnaire quality of life, or 12-
month 5mortality rate.
A: ANOVA Facilitated ACP may be
associated with a different
type of health care
utilization during the end-
of-life period
12 (Hosseinaba D: Experimental study This study confirms the
di et al., effectiveness of quality
2015) S: 55 emergency nurses circles in improving
quality of work-life and
V: Quality circles intervention job satisfaction of nurses
working in EMS, and
I questionnaire offers their application as
a management method
A: ANOVAs that can be used by EMS
managers
13 (Husebø et D: multicenter, cluster- Temporarily, the QoL
al., 2019) randomized, single-blinded, decreased in the
controlled trial. intervention group,
leading to our hypothesis
S: 67 nurses that health care staff may
be overwhelmed by the
work-intensive cosmos
intervention period.
38
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
V: multicenter, cluster- However, the decrease
randomized, single-blinded, reversed significantly
controlled trial. during follow-up,
indicating a potential
I: questionnaire learning effect. Further,
the intervention group
A: STATA/IC improved in ADL
function and received less
medication, and staff
declaration
14 (Berendonk D: randomized control trial Demian is an effective and
et al., 2019) pragmatic contribution to
S: 200 nurses care dementia implementing person-
centered care in long- term
V: nursing intervention demian
care, with positive effects
I: questionnaire on providers’ working
conditions.
A: regression
15 (Enayatollah D: randomized clinical trial Since Stress Inoculation
Safarzei, Program is a cheap, safe,
Fatemeh S: 60 nurses and effective way to
Darban,
improve the quality of
2016) V: Stress Inoculation Program
work life for nurses, it is
I: work life quality questionnaire suggested to be used in
of Dargahi and colleagues order to improve the
quality of cares
A: chi-square and independent T
tests
16 (Sampson; & D: randomized controlled trial The mind body strong
Bernadette program sustained its
Mazurek S: 89 nurses positive effects across
time and has excellent
Melnyk;
V: mind body strong for potential as an evidence-
Jacqueline Healthcare Professionals program based intervention for
Hoying, improving the mental
2020) I: questionnaire health, healthy lifestyle
behaviors, and job
A: independent T tests satisfaction in NLRNs.

17 (Sampson & D: randomized controlled trial The mind body strong


Melnyk, Pro- gram has excellent
2019) S: 89 nurses potential as an evidence-
based intervention for
V: Mind body strong Cognitive improving the mental
Behavioral Skills health, healthy lifestyle
beliefs and behaviors, and
I: questionnaire job satisfaction, in NLRNs
39
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun

A: independent T tests
18 (Orgambídez D: Cross sectional Interventions based on the
-Ramos & creation of informal and
Borrego- S: 215 nurses formal support networks,
training of
Alés, 2017).
V: Social support, Work supervisors in
engagement, Job satisfaction management and coaching
skills, and a greater
I: questionnaires presence of work and
personal
A: STATA statistical software resources would increase
package the levels of job
satisfaction in nurses.
19 (Sundaray, D: Cross-sectional Cluster of strategically
2016) aligned and coherent HR
S: 158 nurses interventions can achieve
sustained improvements
V: HR interventions
in QWL of employees
I: A self-designed Questionnaire rather than single or
uncoordinated
A: multiple regression interventions.
20 (Agus & D: Cross-sectional survey design The strongest QWL
Selvaraj, construct that contributed
2019) S: 100 nurses significantly to the
intention to stay among
V: Mediating role, intention
to stay, work context, followed by respondents is work
work world, work design and work context, followed by work
life/home lif world, work design and
work life/home life. The
I: The nursing QWL survey was findings further indicate
adapted from Brooks (2001) to that employee
measure the QWL among
commitment partially
Nurses and the self-administered
questionnaire mediates the relationship
between QWL and the
A: Pearson’s correlation, intention to stay. In
confirmatory factor analysis and conclusion, if employees
structural equation modeling are contented with their
(SEM). QWL, the stronger will the
employee commitment be
in the organization and
ultimately their intention
to stay.
40
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
21 (Kent et al., D: Cross-sectional This study demonstrates
2019) that the ACT framework
S: 142 nurses in England provides a promising
platform from which to
V: ACT develop nurse-focused
stress-management
processes (mindfulness, interventions.
acceptance, cognitive defusion, Interventions focusing on
self-as-context, values and acceptance, mindfulness,
committed action), and four and values-linked
work-related wellbeing outcomes processes may be most
(perceived stress, burnout, effective.
compassion fatigue and
compassion satisfaction).

I: The Acceptance and Action


Questionnaire-II, The Mindful
Attention Awareness Scale, The
Engaged Living Scale, The Self-
as-Context Scale

A: Correlation and regression


models
22 (Çankaya & D: Cross-sectional These outcomes have
Dikmen, significant consequences
2020) S: 480 maternity nurses Turkey for both personal and
professional well-being of
V: Post-Traumatic Cognitions the maternity
Inventory (PTCI) nurses/midwives and the
welfare of the workforce.
I: The PTCI was designed to To prepare maternity
assess cognitions considered to be nurses/midwives for such
affecting the symptoms of PTSD exposures, to support
maternity
A: one-way analysis of variance nurses/midwives
(ANOVA). following traumatic
perinatal events, and to
provide effective
intervention for those with
significant symptoms,
organizational strategies
are necessary.
23 (Hemsworth D: Cross-sectional Significant differences
et al., 2019) based on the ProQOL “at-
S:1.383 eligible nurse in Australia risk” categories were
and Mexico
found in all the 10
constructs with a similar
pattern between the 2
41
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Penulis dan
No Metode (DSVIA) Hasil
Tahun
V: RRRAM Model (Burnout; countries. The proposed
Mental health; Quality of work model was shown to be a
life; RRRA) useful framework for
integrating mental health
I: questionnaire
constructs that have a
A: Cross-sectional surveys “draining” and “gaining”
effect on nurses’ well-
being
24 (Akter, N, D: Correlational design trial The quality of work life as
Akkadechan perceived by nurses in
unt, R. S: 2459 nurses from six tertiary- Bangladesh was at
level hospitals moderate level. Monthly
Chontawan,
income was found as the
2017) V: Organizational Commitment best predictor followed by
work environment,
I: questionnaire consisted of organizational
Demographic Data Sheet, Quality commitment and job
of Nursing Work Life Survey, stress.
Expanded Nursing Stress Scale, A higher monthly income
Questionnaire of Organizational helps nurses to fulfil their
Commitment and Practice personal needs; positive
Environment Scale of the Nursing
work environment
Work Index

A: descriptive statistics and


multiple regression
25 (Permarupan D: Cross sectional method with The present study
et al., 2020) PLS contributed to the current
literature of burnout
S: 432 nursing staff
management through the
V: adequate and fair psychological
compensation; safe and healthy empowerment provided
environment; development of by the factors of the
human capacities, growth and quality of work life
security; social integration in
work environment;
constitutionalism; total work-life
space; and social relevance

I: Maslach’s burnout inventory


(MBI)

A: partial least square regression


structural equation modelling
(PLS-SEM)
42
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Berdasarkan hasil tabel pencarian penelitian di atas, maka dari 25 hasil

penelitian tersebut dapat dikelompokkan menurut jenis intervensi menjadi sebelas

tema besar intervensi. Berdasarkan informasi yang dirasakan, lebih dari 60%

responden memiliki masalah kualitas kehidupan kerja perawat, sehingga

memerlukan intervensi terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja

perawat. Dari dua puluh lima penelitian yang memenuhi kriteria tinjauan sistematis

ini, diperoleh hasil metode campuran (n = 4), uji coba terkontrol secara acak (n =

8), kuasi eksperimen (n = 5) dan cross-sectional (n = 8).

3.4.1 Intervensi Pelatihan Berpikir Positif (Motamed-jahromi et al., 2017)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan berpikir positif salah satu

teknik yang dapat efektif dalam meningkatkan fungsi dan mengurangi stres kerja

perawat adalah berpikir positif dan optimisme. Teknik ini berdampak pada perilaku

orang untuk mengatasi pengalaman stres dan mengatasinya (Augusto-Landa,

Pulido-Martos, & Lopez-Zafra, 2011). Para peserta dapat mengirimkan pesan

positif jika mereka menginginkannya di grup Telegram. Kelompok intervensi

dibandingkan dengan kelompok kontrol hanya menerima informasi berbasis kertas.

Perawat dalam kelompok kontrol dapat menggunakan buku berpikiran positif yang

ditempatkan di rak buku di unit klinis rumah sakit 2 di waktu luang mereka.

Program pelatihan ini berlangsung selama 3 bulan dan data posttest dikumpulkan

tidak lebih dari 1 minggu setelah selesainya masa pelatihan di kedua kelompok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pentingnya dan kemungkinan

yang dimiliki aplikasi media sosial dalam program pelatihan berpikir positif.
43
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

3.5.2 Mengintegrasikan Kelompok Fokus dan Brainstorming Meja Bundar

(Kagan et al., 2017)

Ketidakmungkinan memenuhi beban kerja, perasaan kewalahan, kondisi fisik

dan teknologi yang buruk. merasa lelah dan frustrasi dan kelelahan meningkat.

Manajemen keperawatan mengambil keputusan, untuk melakukan proyek

peningkatan kualitas berdasarkan masalah yang muncul dari pertemuan dengan

kelompok fokus pada kesulitan perawat. Penelitian ini merupakan proyek

peningkatan kualitas yang menargetkan kehidupan kerja perawat sehari-hari

(Kagan et al., 2017). Salah satu kontribusi utamanya adalah sebagai studi

pertemuan frustrasi PHN dengan mengintegrasikan kelompok fokus dan curah

pendapat meja bundar (melibatkan perawat, manajer klinik dan inspektur

keperawatan) untuk mengidentifikasi target untuk intervensi praktis. Strategi ini

sangat berhasil. Ini telah memberikan manajemen keperawatan serangkaian

proposal yang diperdebatkan dengan kuat dan didasarkan secara realistis untuk

membuat pekerjaan lebih relevan dengan komunitas mereka dan memberi perawat

kondisi untuk memenuhi tugas mereka dan harga diri profesional yang lebih besar.

3.5.3 Intervensi Meditasi (Hevezi, 2016)

Meditasi baik meditasi terstruktur yang singkat (kurang dari 10 menit)

mengurangi kelelahan welas asih dan meningkatkan kepuasan welas asih pada

perawat onkologi. Istilah kelelahan akibat belas kasihan, stres traumatis sekunder,

dan kelelahan menggambarkan efek negatif dari kualitas kehidupan profesional

atau kualitas perawatan pasien. Penelitian telah menunjukkan keefektifan teknik

pikiran-tubuh dalam mengurangi stres dan meningkatkan rasa kesejahteraan

subjektif. Tuntutan fisik, emosional, dan mental dalam merawat populasi ini
44
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

menimbulkan dampak negatif, yang berdampak negatif pada kepuasan perawat dan

kualitas perawatan pasien. Pengetahuan baru untuk strategi perawatan diri yang

inovatif untuk mengurangi kelelahan dan kelelahan di antara perawat (Bonamer &

Aquino-Russell, 2019). Perawat yang terlibat dalam diskusi pra studi ini

menunjukkan minat untuk mempelajari teknik dasar pengurangan stres

mindfulness. Latihan meditasi singkat yang dilakukan selama 30 hari dengan pra-

instruksi singkat dan audio berhasil meningkatkan hasil perawat (Hevezi, 2016).

3.5.4 Manajemen Pengetahuan dengan Intervensi Peningkatan Kinerja

(Pujiyanto & Hapsari, 2020)

Kualitas intervensi kehidupan kerja perawat dilakukan selama lima hari

dengan metode knowledge management yang meliputi sosialisasi sebagai fase

pertama, eksternalisasi fase kedua, kombinasi fase ketiga dan internalisasi fase

keempat (Pujiyanto & Hapsari, 2020). Mengembangkan lingkungan kerja,

memberikan keselamatan dan kesempatan kerja bagi karyawan untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dengan cara yang meningkatkan karyawan, yang

pada akhirnya meningkatkan kinerja kerjanya (Bhatti, Mat, & Juhari, 2018).

Tahap pertama dalam intervensi adalah pelatihan sosialisasi yang diikuti oleh

perawat. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman perawat tentang

konsep kualitas hidup kerja. Teori perawat dan kinerja perawat. Tahap kedua adalah

work-life home, yang bertujuan untuk mengetahui work-life terkait pelayanan di

rumah sakit, faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan keluarga terkait

pelayanan di rumah sakit, untuk mengidentifikasi permasalahan kehidupan kerja

perawat. Tahap ketiga adalah desain kerja yang dimaksudkan untuk mendapatkan

pengetahuan keperawatan tentang bantuan / dukungan dari perawat lain, beban


45
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

pekerjaan, tugas perawat dan kualitas asuhan. Konteks kerja fase keempat bertujuan

untuk memperoleh pengetahuan keperawatan tentang indikator okupasi perawat

yang meliputi keterampilan komunikasi dengan perawat lain, peralatan perawat,

supervisi, kerjasama dengan tim lain, fasilitas perawatan, peningkatan karir

(pendidikan), keselamatan kerja. Tahap kelima, dunia kerja, bertujuan untuk

mendapatkan pengetahuan perawat tentang desain indikator kerja yang meliputi

gambaran profesi perawat, gaji perawat, peran profesi perawat (Pujiyanto &

Hapsari, 2020).

3.5.5 Intervensi Model Pemberdayaan Psikologis (Nursalarn et al., 2018)

Terdapat dua penelitian tentang model pemberdayaan, fokus penelitian ini

adalah pemberdayaan psikologis terhadap kualitas kehidupan kerja perawat

(Nursalarn Nursalam et al., 2018). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan model pemberdayaan sindrom burnout dan QNWL di satu setting

rumah sakit tertentu. Model pemberdayaan perawat dapat meningkatkan

pemberdayaan struktural, yang mengarah pada pemberdayaan psikologis dan

sindrom kelelahan berkurang, yang akan berdampak pada QNWL (Bawafaa, Wong,

& Laschinger, 2015).

Tiga indikator yang dapat memiliki peran vital dalam peningkatan

pemberdayaan struktural yaitu, sumber daya, dukungan dan informasi (Meng et al.,

2015). Sumber daya untuk mendukung perawat, seperti melakukan tugas

administratif (misalnya penagihan) dan berkolaborasi dengan profesional

perawatan kesehatan lainnya, memungkinkan perawat memberikan perawatan

pasien yang optimal. Perawat juga membutuhkan dukungan dari rekan kerja,

perawat lain, dan staf rumah sakit. Dalam melaksanakan tugas keperawatan, tim
46
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

dapat memberikan bimbingan, dukungan dan informasi konstruktif untuk

membantu perawat. Informasi yang berkelanjutan dan lengkap harus diterima oleh

anggota tim, terutama perawat, melalui komunikasi dan koordinasi yang efektif,

seperti laporan serah terima shift dan rapat tim berkala. Temuan terkait

pengembangan model pemberdayaan untuk mencegah burnout syndrome dan

meningkatkan QNWL menunjukkan bahwa pemberdayaan struktural berpengaruh

positif terhadap pemberdayaan psikologis dan QNWL. Pemberdayaan psikologis

sebagai sumber daya bagi penyedia layanan kesehatan (perawat) untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya burnout pada staf perawat, dan faktor QWL sebagai

pendahulu pemberdayaan psikologis. Perawat di Malaysia berisiko lebih tinggi

mengalami kelelahan. Oleh karena itu, penting bagi manajer industri perawatan

kesehatan untuk memahami dan secara efektif mengelola kelelahan di antara staf

perawat di Malaysia (Meng et al., 2015).

Faktor terpenting dari QWL yang mempengaruhi pemberdayaan psikologis

adalah integrasi sosial dalam suatu organisasi dengan efek sedang, diikuti oleh

kompensasi yang memadai dan adil dengan ukuran efek yang kecil, dan faktor

ketiga yang paling berpengaruh adalah relevansi sosial kehidupan kerja dengan

pengaruh yang kecil. ukuran. Meng et al. Namun, peluang pertumbuhan dan

keamanan serta peluang untuk menggunakan dan mengembangkan sumber daya

manusia berdampak negatif terhadap pemberdayaan psikologis. Oleh karena itu, H4

dan H5 tidak diterima. Hasil studi mengenai peluang pertumbuhan dan keamanan

serta peluang untuk menggunakan dan mengembangkan sumber daya manusia

cukup berbeda dengan pekerjaan (Adriaenssens, De Gucht, & Maes, 2015; Kelbiso,

Belay, & Woldie, 2017).


47
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Hasil ini dapat dikaitkan dengan perbedaan di antara profesional keperawatan

Malaysia sehingga pertumbuhan dan keamanan dan perkembangan modal manusia

tidak secara signifikan mempengaruhi pemberdayaan psikologis mereka. Pengaruh

pemberdayaan psikologis terhadap kelelahan adalah negatif dan signifikan. Temuan

studi ini sesuai dengan karya Christina dan Leiter (Maslach & Leiter, 2016).

Singkatnya, diyakini bahwa pemberdayaan psikologis efektif mengurangi

kelelahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout pada perawat di Malaysia

dapat dikelola dengan memberikan atribut QWL yang diperlukan, yaitu kompensasi

yang memadai dan adil, konstitusi di tempat kerja, kondisi kerja yang aman dan

sehat, integrasi sosial di tempat kerja, relevansi sosial kehidupan kerja, kesempatan

untuk tumbuh dan aman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan

sumber daya manusia, serta masa kerja dan kehidupan di tempat kerja.

Studi ini berkontribusi pada literatur yang ada bahwa semua faktor QWL tidak

memiliki pengaruh yang sama terhadap pemberdayaan psikologis, karena beberapa

memiliki efek negatif efek psikologis serta kesempatan untuk menggunakan dan

menumbuhkan sumber daya manusia dan kondisi kerja yang aman dan sehat. . Hal

ini menunjukkan bahwa saat ini industri kesehatan Malaysia tidak mampu

memberikan peluang pengembangan sumber daya manusia yang tepat dan kondisi

kerja yang aman dan sehat. Sumber daya di tempat kerja ini memungkinkan staf

perawat untuk mengurangi keinginan keluar dan mengurangi tingkat kelelahan

mereka. Atribut QWL dapat meningkatkan pemberdayaan psikologis dan

kemungkinan mengurangi efek kelelahan perawat di Malaysia. Namun, semua

faktor QWL perlu dipelajari secara terpisah untuk mengamati pengaruhnya secara

individual, alih-alih menyisirnya dalam satu konstruksi laten.


48
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

3.5.6 Pengurangan Stres Berbasis Kesadaran (Mindfulness-Based Stress

Reduction / MBSR) (Amutio et al., 2015)

Intervensi mengikuti program MBSR dan didasarkan pada model psiko-

pendidikan. Formatnya adalah kursus pelatihan kelompok intensif yang dibagi

menjadi dua tahap: yang pertama berdurasi 28 jam (delapan sesi mingguan masing-

masing 2,5 jam selama dua bulan ditambah satu sesi retret delapan jam tambahan).

Fase kedua (maintenance) dikembangkan selama 10 bulan berikutnya setelah fase

pertama berakhir, dengan satu sesi 2,5 jam per bulan (25 jam).

Fase pertama, peserta diminta untuk berlatih latihan mindfulness setiap hari

selama 45 menit melalui satu set CD yang dibagikan kepada mereka dan berisi

latihan yang sama seperti yang dipraktikkan di sesi kelas (scan tubuh, postur yoga,

dan latihan kesadaran). Setiap peserta harus mendaftarkan jumlah hari latihan per

minggu dan lamanya setiap sesi dengan menggunakan lembar catatan yang

dirancang khusus untuk tujuan tersebut. Setelah tahap pertama intervensi selesai,

tes akhir diberikan untuk kedua kelompok untuk memverifikasi pengaruh program

terhadap variabel psikologis yang diteliti.

Fase kedua (pemeliharaan - 10 bulan), empat minggu setelah akhir fase

pertama intervensi, fase kedua dimulai untuk kelompok eksperimen, untuk

memverifikasi apakah hasil yang diperoleh pada fase sebelumnya membaik atau,

setidaknya, dipertahankan seiring waktu. Seorang instruktur yang berbeda

mengajarkan fase pemeliharaan ini. Struktur sesi program intervensi sama dengan

tahap sebelumnya. Sekali lagi, pengukuran detak jantung diambil dan dicatat untuk

kelompok eksperimen di awal dan akhir setiap sesi. Selain itu, peserta harus

mendaftarkan jumlah hari dan waktu berlatih setiap bulan di rumah. Pada akhir fase
49
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

kedua ini, tes akhir kedua diberikan kepada kelompok eksperimen yang berkaitan

dengan tindakan psikologis. Sebuah desain kuasi eksperimental digunakan.

3.5.7 Intervensi Pengurangan Stres (Maria et al., 2016)

Penelitian ini meliputi Program Pengurangan Stres (SRP), Program Inokulasi

Stres, Program Inokulasi Stres, dan Meditasi. Program Pengurangan Stres yang

melibatkan meditasi kesadaran dan cinta kasih mungkin merupakan pendekatan

yang layak dan berpotensi efektif untuk membantu masalah yang terkait dengan

stres, kelelahan, depresi, dan kualitas hidup di lingkungan rumah sakit Brasil (Maria

et al., 2016). SRP adalah intervensi pendidikan yang dilaksanakan selama total

enam minggu dan terdiri dari 24 sesi kelompok selama 60 menit, termasuk praktik-

praktik berikut: pelatihan perhatian dan konsentrasi menyadari apa yang dilakukan

seseorang pada saat ini, seperti makan, berjalan, atau mendengarkan musik

(dilakukan di semua pertemuan); pemindaian tubuh. Fokus pada bagian tubuh yang

ditunjukkan oleh instruktur, bergerak dari kepala ke kaki, fokus pada sensasi tubuh,

dan mengembalikan perhatian ke fokus jika melenceng (digunakan pada minggu

pertama dan kedua); perhatian penuh pada pernapasan (atau jangkar pernapasan).

Fokus pada napas dan sensasi yang terkait dengannya, cobalah untuk tidak

mengontrol atau mengubah napas dengan cara apa pun; atau pikirkan tentang nafas,

mencoba untuk mengalami semua sensasi fisik dengan sangat lembut.

Terkait dengan itu (digunakan pada minggu ketiga dan keempat); perhatian

informal. Fokus pada aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti menggosok gigi,

mandi, menyiapkan makanan, dan aktivitas kerja, antara lain selalu hadir di saat ini;

Praktik ini diajarkan pada awal minggu kedua dan peserta diinstruksikan untuk

tetap melakukannya dalam kegiatan sehari-hari hingga akhir program; Meditasi


50
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

cinta kasih fokus pada pikiran dan emosi tentang diri sendiri dan orang lain (dalam

studi ini: teman, orang netral, dan pasien) dengan tujuan mengembangkan cinta

tanpa pamrih untuk semua (pada minggu kelima dan keenam). Pada setiap

pertemuan, waktu dibagi sebagai berikut: 15 menit untuk latihan perhatian dan

konsentrasi, 25 menit untuk perhatian penuh (pemindaian tubuh, pernapasan, dan

cinta kasih), dan 20 menit untuk diskusi. SRP tampaknya berpengaruh positif

terhadap pekerjaan keperawatan, dengan mengubah aktivitas dan hubungan di

lingkungan rumah sakit.

Penelitian selanjutnya tentang pengurangan stres, Evaluasi Intervensi

Meditasi untuk Mengurangi Efek Stresor, adalah PowerPoint pendidikan yang

menggambarkan CF, CS, kelelahan, perawatan diri, dan perhatian (Hevezi, 2016).

Folder itu juga berisi CD audio buatan penulis yang berisi teknik pernapasan sadar

(4 menit) untuk pengurangan stres segera yang diperkenalkan pada akhir skenario

berbasis kerja yang realistis, meditasi pernapasan (8 menit) untuk relaksasi, dan (4

menit) ) LKM (dirancang untuk menumbuhkan rasa welas asih). Folder tersebut

juga berisi informasi tentang penelitian itu sendiri dan latihan CD. Meditasi sengaja

dibuat pendek karena percakapan santai pra-studi dengan perawat unit perawatan

progresif mengungkapkan konsepsi bahwa meditasi “memakan waktu terlalu

lama,” “Saya rasa saya tidak melakukannya dengan benar,” dan seterusnya. Latihan

meditasi ini dirancang untuk menunjukkan bahwa pengurangan stres dan

pengembangan welas asih tidak selalu membutuhkan banyak waktu.

Peserta berkomitmen untuk berlatih meditasi 5 hari per minggu selama

periode 4 minggu. ProQOL diselesaikan sesaat sebelum memulai meditasi. Peserta

dengan santai ditanyai tentang bagaimana jalannya meditasi dan apakah ada
51
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

masalah yang muncul selama minggu-minggu pertama masa studi mereka. Di akhir

minggu keempat, peserta diingatkan untuk menyelesaikan post-ProQOL dan

pertanyaan tambahan yang ada di folder mereka. Hasil positif dalam proyek

percontohan kecil ini menunjukkan keefektifan praktik meditasi pada kesejahteraan

peserta perawat dengan mengurangi stres dan menumbuhkan rasa welas asih.

Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa perawat harus memiliki penuaan

yang sehat di tempat kerja untuk dapat menjaga kesehatan psikologisnya. pengaruh

program pencegahan 7 minggu dari segi kualitas hidup memberikan hasil yang

positif. Fokus intervensi terletak pada memungkinkan perawat untuk tetap sehat

sampai usia pensiun. Efektivitas strategi pencegahan umum untuk menangani

pekerjaan yang berkaitan dengan stres telah diperiksa dalam rancangan terkontrol

secara acak. Sebagian besar strategi, seperti teknik perilaku kognitif atau relaksasi,

berfokus pada koping individu (Akter, N, Akkadechanunt, R. Chontawan, 2017).

Selain itu, intervensi organisasi fokus pada pengembangan lingkungan kerja

individu (Hemsworth et al., 2019; Maatouk et al., 2016).

3.5.9 Intervensi Pelatihan Manajemen Pengetahuan (Tri Ismu Pujiyanti,

Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016)

Metodenya meliputi sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi

(Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016). Sosialisasi

adalah proses berbagi pengalaman pengetahuan dan penciptaan pengetahuan

melalui interaksi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan materi kepada

peserta melalui tutorial. Kegiatan sosialisasi dilakukan kepada perawat di rumah

sakit melalui penilaian pengetahuan perawat tentang kualitas kehidupan kerja

perawat.
52
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Eksternalisasi dilakukan melalui proses berbagi pengetahuan menjadi konsep

pengetahuan yang eksplisit, sebagai penulis. Pelaksanaan kegiatan ini dengan

meminta perawat mengevaluasi materi. Kombinasi sosialisasi dan eksternalisasi

merupakan proses sistematisasi konsep menjadi sistem pengetahuan. Tn konversi

ini melibatkan kombinasi dari pengetahuan eksplisit yang berbeda. Implementasi

aspek ini dengan memberikan materi selama pelatihan. Materi yang diberikan

meliputi kualitas kehidupan kerja perawat, indikator kualitas kehidupan kerja

perawat, sindrom burnout, dan kinerja.

Internalisasi adalah proses mengubah dari pengetahuan eksplisit menjadi

berbagi pengetahuan. Pelatihan merupakan salah satu media internalisasi ilmu

pengetahuan. Peserta menyusun rumusan solusi masalah untuk setiap indikator

kualitas kehidupan kerja keperawatan dan menerapkan solusinya.

3.5.10 Intervensi Pelatihan Balint Group (Huang et al., 2020)

Pelatihan kelompok balint merupakan intervensi yang digunakan untuk

mengurangi stres kerja atau kelelahan dalam rangka menurunkan dan menjaga

kualitas kerja perawat (Van Roy, Vanheule, & Inslegers, 2015). Pelatihan

kelompok Balint terdiri dari delapan sesi 1,5 jam mingguan (Huang et al., 2020).

Hasil penelitian ini juga menekankan lamanya waktu intervensi pelatihan kelompok

Balint hingga efek akhir. Penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi temuan ini

(Lee, Kuo, Chien, & Wang, 2016). Hasil penelitian ini menggambarkan potensi

pendekatan intervensi krisis saat ini kelelahan perawat ICU dan kualitas kehidupan

kerja.

Grup Balint berkontribusi pada rasa pencapaian dan pengurangan tingkat

kelelahan. Studi ini memberikan bukti bahwa pelatihan kelompok Balint memiliki
53
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

potensi untuk menurunkan kelelahan dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja

perawat di antara perawat ICU Cina. Oleh karena itu, penting bagi perawat ICU

untuk memahami dan mengikuti pelatihan kelompok Balint. Selain itu, ini bisa

menjadi dasar yang baik bagi administrator rumah sakit dan perawat ICU untuk

mengembangkan program pelatihan tersebut dan mempromosikan kesehatan

mental perawat ICU.

3.5.11 Intervensi Perencanaan Perawatan Lanjutan (ACP) (Sinclair et al.,

2020)

Perencanaan perawatan lanjutan (ACP) semakin menjadi bagian dari

manajemen untuk pasien dengan penyakit progresif dan mengancam jiwa karena

telah terbukti berdampak positif pada pengalaman anggota keluarga yang berduka.

Studi ini mengubah intervensi ACP diterjemahkan ke dalam kepuasan yang lebih

baik dengan perawat (Sinclair et al., 2020). Intervensi disampaikan oleh fasilitator

perawat terlatih di setiap pengaturan, yang bekerja sama dengan dokter perawatan

utama peserta untuk mendekati peserta dan menawarkan intervensi. Peserta yang

dialokasikan untuk intervensi ditawari satu atau lebih janji dengan fasilitator

perawat untuk mendiskusikan dan prognosis mereka, merefleksikan tujuan dan nilai

untuk perawatan medis di masa depan, membicarakannya dengan orang yang

dicintai dan dokter, dan / atau secara formal mendokumentasikan preferensi

pengobatan di masa depan.

Domain yang tercakup dalam diskusi ACP dicatat pada daftar periksa, dan

ketepatan intervensi di seluruh pengaturan studi dipertahankan melalui partisipasi

fasilitator perawat dalam lokakarya pelatihan sehari penuh, protokol studi

terperinci, dan pertemuan rutin antara fasilitator perawat dan tim peneliti yang lebih
54
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

luas ( Sinclair et al., 2017). Dalam pengaturan metropolitan, intervensi terutama

dilakukan di klinik rawat jalan (94%). Di pedesaan, intervensi biasanya dilakukan

di rumah peserta (60%) atau di ruang praktik umum (11%), dengan beberapa

diskusi lanjutan yang terjadi melalui telepon (21%). Di metropolitan, diskusi

berlangsung rata-rata 55 menit (SD ¼ 25.0), sedangkan di pedesaan, diskusi

biasanya lebih pendek (rata-rata ¼ 25 menit, SD ¼ 16.6), dan terjadi dalam

beberapa pertemuan, dengan 69% peserta pedesaan dialokasikan untuk intervensi

yang melakukan lebih dari satu diskusi ACP (Sinclair et al., 2017).

3.5.12 Intervensi Lingkaran Kualitas (Hosseinabadi et al., 2015)

Peneliti berusaha meyakinkan manajer layanan darurat dan personel bahwa

partisipasi dalam lingkaran kualitas akan membantu dalam menyelesaikan masalah

pekerjaan mereka dan masalah dalam sistem layanan darurat (Hosseinabadi et al.,

2015). Setelah pertemuan, karyawan yang bersedia untuk berpartisipasi dalam studi

memasuki studi secara sukarela dan melengkapi persetujuan yang diinformasikan

dan kuesioner tentang kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja. Dua sesi

edukasi diadakan untuk membuat para peserta lingkaran kualitas mengenal masalah

dinamika kelompok, pelatihan pemecahan masalah, teknik lingkaran kualitas, peran

masing-masing anggota, dan tata cara lingkaran. Para karyawan kemudian dibagi

menjadi tiga lingkaran.

Petugas shift di setiap kelompok dipilih sebagai pengelola lingkaran, satu

anggota sebagai sekretaris, dan satu sebagai koordinator dengan lingkaran lainnya.

Para anggota lingkaran berkumpul seminggu sekali selama satu jam,

mengidentifikasi masalah, dan mendiskusikan penyebab mereka melalui curah

pendapat. Kemudian pada sesi berikutnya, mereka memprioritaskan masalah, dan


55
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

menyarankan serta mendiskusikan solusi yang mungkin untuk masing-masing

masalah melalui brainstorming.

Mereka memilih solusi terbaik dengan mempertimbangkan berbagai kriteria

termasuk penerapan, penerimaan, biaya, dan efektivitas. Selanjutnya, para

pengelola lingkaran merujuk solusi tersebut kepada pengelola layanan medis

darurat kota. Setelah pengelola layanan gawat darurat kota menyampaikan

pendapatnya, solusi dikembalikan lagi ke kalangan untuk diterapkan. Peneliti hadir

dalam semua sesi yang diadakan oleh kalangan sebagai pemimpin dan fasilitator.

Koordinator lingkaran menyampaikan keputusan akhir kepada lingkaran

untuk diterapkan, dan untuk mencegah pengulangan. Karena dalam metode ini

masalah dan solusinya disediakan oleh staf, maka pelaksanaannya dijamin. Tidak

ada intervensi yang dilakukan pada kelompok kontrol. Setelah tiga bulan

membentuk lingkaran, kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja subjek dalam

kedua kelompok dinilai oleh rekan peneliti menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen partisipatif

dalam bentuk quality circle selama tiga bulan menghasilkan peningkatan kepuasan

kerja dan kualitas kehidupan kerja pada staf yang bekerja di stasiun EMS. Oleh

karena itu, manajer layanan medis darurat dan unit gawat darurat disarankan untuk

menerapkan model manajemen partisipatif ini untuk memfasilitasi partisipasi

karyawan dalam urusan pekerjaan mereka, dan untuk meningkatkan kepuasan kerja

dan kualitas kehidupan kerja mereka.

3.5.13 Dukungan Sosial (Orgambídez-Ramos & Borrego-Alés, 2017)

Intervensi yang didasarkan pada penciptaan jaringan dukungan informal dan

formal, pelatihan supervisor dalam keterampilan manajemen dan pembinaan, dan


56
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

kehadiran yang lebih besar dari pekerjaan dan sumber daya pribadi akan

meningkatkan tingkat kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja dianggap sebagai

salah satu indikator terpenting kualitas perawatan kesehatan dan kualitas kehidupan

kerja bagi para profesional kesehatan.

Dukungan sosial (supervisor dan rekan kerja) dan keterlibatan kerja muncul

sebagai elemen yang memungkinkan desain intervensi yang meningkatkan tingkat

kepuasan kerja pada profesional keperawatan. Strategi untuk peningkatan

dukungan sosial mencakup penciptaan jaringan formal dan informal dalam layanan

kesehatan, dan pelatihan supervisor dalam gaya kepemimpinan partisipatif dan

demokratis. Mengingat peran fundamental supervisor dalam dukungan sosial, maka

diperlukan pelatihan berkelanjutan yang memungkinkan pengembangan

keterampilan untuk manajemen, supervisi, dan nasehat (Orgambídez-Ramos &

Borrego-Alés, 2017).

3.5.14 Intervensi SDM (Intervensi Desain Organisasi) (Sundaray, 2016)

Penelitian ini membahas tentang intervensi SDM dalam meningkatkan

QNWL. Intervensi SDM di unit perawatan kesehatan untuk membangun tempat

kerja yang ramah karyawan yang menghargai kontribusi karyawannya.

Selanjutnya, intervensi yang dirancang harus sejalan dengan prioritas, karakteristik,

dan konteks organisasi agar berhasil. Penelitian ini mendukung upaya untuk

meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan sebagai prioritas utama

pengambil keputusan perawatan kesehatan negara.


57
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

3.5.15 Intervensi Pelatihan Penerimaan dan Komitmen (ACT) (Kent et al.,

2019)

Acceptance and Commitment Training (ACT) semakin mendapat perhatian

di bidang kesehatan kerja (Flaxman, Bond, & Livheim, 2013). Dalam model

fleksibilitas psikologis, penerimaan digunakan untuk menunjukkan pendekatan

alternatif untuk menghindari pengalaman, yang ditandai dengan serangkaian

perilaku yang terjadi ketika seseorang tidak terbuka untuk mengalami pikiran,

perasaan, ingatan, atau sensasi (Hayes & Hofmann, 2017).

ACT adalah pendekatan perilaku kognitif gelombang ketiga yang

menggunakan enam proses inti (penerimaan, perhatian, difusi kognitif, konteks diri

sebagai diri sendiri, nilai dan tindakan yang dilakukan) untuk mempromosikan

fleksibilitas psikologis: proses memperhatikan pengalaman di saat sekarang tanpa

penilaian, dan bertahan atau mengubah perilaku untuk mencapai tujuan yang

berharga (Hayes & Hofmann, 2017). Perhatian dan difusi kognitif melibatkan

individu yang memperhatikan pikiran, perasaan atau sensasi apa pun yang muncul

pada saat ini, memungkinkan tindakan seseorang tidak ditentukan oleh konten

internal mereka (Agus & Selvaraj, 2019; Nayak, Tanaya dan Sahoo, 2015).

Penelitian ini berusaha memberikan pembenaran empiris untuk penggunaan

ACT untuk manajemen stres perawat. Temuan ini memiliki implikasi yang lebih

luas dan kemungkinan akan direplikasi dalam pengaturan geografis lain, dan dalam

kelompok profesional perawatan kesehatan dan sosial lainnya (Kent et al., 2019).

3.5.16 Pemberdayaan Psikologis (Permarupan et al., 2020)

Profesi perawat adalah profesi yang banyak dituntut yang membutuhkan

kapasitas individu untuk bekerja di bawah dinamika fisik dan emosional yang intens
58
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran meditasi dari

pemberdayaan psikologis dan kualitas kehidupan kerja pada pengalaman kelelahan

staf perawat. Temuan ini secara statistik mendukung argumen bahwa penyediaan

kualitas kehidupan kerja (kompensasi yang memadai dan adil, konstitusi dalam

organisasi kerja, kondisi kerja yang aman dan sehat, integrasi sosial dalam

organisasi kerja, relevansi sosial kehidupan kerja, dan pekerjaan dan life span)

dapat meningkatkan pemberdayaan psikologis di antara perawat. Pemberdayaan

psikologis secara statistik menghasilkan pengurangan efek burnout dengan

memediasi efek work-life quality (QWL) pada burnout. Pemberdayaan psikologis

secara positif, statistik, dan signifikan dipengaruhi oleh kompensasi yang memadai

dan adil, konstitusi di tempat kerja, kondisi kerja yang aman dan sehat, integrasi

sosial di tempat kerja, relevansi sosial kehidupan kerja, dan masa kerja dan

kehidupan sebagai faktor QWL.

3.5 Penyusunan Modul

3.5.1 Studi Literature

Modul ini dikembangkan sebagai pengakuan atas fakta bahwa hasil intervensi

kehidupan kerja berkualitas sangat banyak dan perlu diringkas. Kualitas kehidupan

kerja keperawatan sering kali diperlukan untuk memikul tanggung jawab

manajemen yang signifikan dengan sedikit atau tanpa persiapan untuk peran

manajerial. Oleh karena itu, modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman

tentang konsep dan praktik yang terkait dengan manajemen yang efektif. Modul

disusun berdasarkan prinsip pengembangan modul, meliputi analisis kebutuhan,

pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta


59
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

penjaminan mutu. Pengembangan desain modul dilakukan secara bertahap yaitu

studi literatur, diskusi ahli dan pembuatan modul. Isi modul mencakup substansi

yang dibutuhkan untuk menguasai suatu kompetensi. Analisis kebutuhan modul

adalah kegiatan menganalisis materi yang terdapat dalam modul untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sasaran. Tujuan dari analisis kebutuhan

modul adalah untuk mengidentifikasi dan menentukan jumlah dan judul modul

yang harus dikembangkan dalam satu unit program tertentu. Analisis kebutuhan

modul harus dilakukan oleh sebuah tim, dengan anggota yang terdiri dari mereka

yang memiliki keahlian dalam program yang sedang dianalisis. Proses studi pustaka

dalam penelitian ini berupa tinjauan sistematis yang merangkum 25 artikel ilmiah

yang membahas tentang intervensi multifaktorial yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan kerja perawat.

3.5.2 Diskusi Pakar

Diskusi pakar dilakukan dengan pakar bidang manajemen mutu kehidupan

kerja keperawatan, Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) dan Ita Maulidiawati,

S.Kep., Ns., M.Kep. Para ahli memberikan umpan balik terkait intervensi dalam

modul yang dapat diterapkan di Indonesia. Tujuan diskusi pakar adalah untuk

memberikan penguatan materi dan isi modul intervensi untuk meningkatkan

kualitas kehidupan kerja perawat. Dalam proses penyusunan modul terlebih dahulu

harus didahului dengan tahapan pengujian dan evaluasi materi pada modul. Dalam

penyusunan modul hendaknya diawali dengan menggali permasalahan dan mencari

artikel yang dapat menjadi pendukung dan materi dalam isi modul. Penulis

mengumpulkan beberapa artikel yang dapat dianalisa untuk isi suatu modul, selain
60
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

itu juga harus menyampaikan studi lapangannya untuk menganalisa situasi yang

ada dalam praktek secara langsung. Diskusi ahli merupakan diskusi yang dilakukan

dengan seseorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian sesuai dengan kajian

yang dilakukan oleh penulis.

Tabel 3.7 Hasil Diskusi Pakar untuk Modul

No Intervensi Tipe dari Intervensi Rekomendasi

1 Interventions to Positive thinking a. Perlu memikirkan


improve quality of training intervention tentang pelatih dan
nursing work life petunjuk teknis
b. b. Siapa yang perlu
ditunjuk sebagai
pemimpin
c. c. Konten harus
dibuat
d. Musik tidak bisa
diterima semua
orang, ada orang
dengan budaya dan
kepercayaan tertentu
yang tidak
menggunakan musik
Integrating focus a. Intervensi ini belum
groups and round- table bisa diterapkan di
brainstorming Indonesia, karena
kebanyakan perawat
bekerja shift
b. Sulit menjadwalkan
aktivitas
Meditation intervention a. Intervensi ini belum
bisa diterapkan di
Indonesia, karena
kebanyakan perawat
bekerja shift
b. Sulit menjadwalkan
aktivitas
"Knowledge a. Banyak terjadi di
management" Indonesia karena stres
intervention kerja dan qnwl rendah
terjadi pada perawat
yang memiliki
keterampilan kurang
dan pengetahuan
61
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

No Intervensi Tipe dari Intervensi Rekomendasi

kurang sehingga
merasa stres dengan
pekerjaannya.
b. b. Itu perlu dianalisis
dari perawat dan
banyak keterampilan
yang dilakukan dan
perlu diajarkan
c. c. Jelaskan bagaimana
analisis keterampilan
dan pengetahuan perlu
didiskusikan atau
dilatih
d. b. Diperlukan
persiapan teknis,
media, pemilihan
personel yang akan
dilatih, apakah semua
perawat akan terlibat
atau kelompok
tertentu
Healthy aging at work Intervensi ini belum
bisa diterapkan di
Indonesia, karena
rata-rata perawat di
Indonesia berusia
kurang dari 45 tahun
Stress reduction a. Bisa diterapkan di
program Indonesia
b. b. Cari konten
motivasi
c. Pikirkan tentang siapa
yang menjadi
pemimpin (pemimpin
tim)
Balint group training a. Intervensi ini belum
bisa diterapkan di
Indonesia, karena
kebanyakan perawat
bekerja shift
b. Sulit menjadwalkan
aktivitas
Advance care planning Intervensi ini tidak bisa
interventions diterapkan di Indonesia,
62
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

No Intervensi Tipe dari Intervensi Rekomendasi

karena kasusnya tidak


sesuai di Indonesia
Acupressure and Intervensi ini belum bisa
Acupuncture diterapkan di Indonesia,
karena tidak semua
perawat mau melakukan
akupunktur.
Multicomponent Intervensi ini belum bisa
intervention of the diterapkan di Indonesia
cosmos karena pertimbangan
terkait biaya, terkait
perawat yang akan
dilatih, kompleks
Nursing intervention Intervensi ini belum bisa
(demian) diterapkan di Indonesia
karena pertimbangan
terkait biaya, terkait
perawat yang akan
dilatih, kompleks
Mind body strong for Intervensi ini tidak bisa
healthcare diterapkan di Indonesia
professionals’ program karena di Indonesia
dilakukan oleh psikolog

Rekomendasi dari diskusi ahli tentang intervensi untuk meningkatkan kualitas

kehidupan kerja perawat, termasuk:

1. Penulisan modul pendahuluan harus lebih sistematis dan menambahkan

pedoman pelaksanaan: materi, tujuan, materi pembelajaran, waktu, dan metode.

2. Modul harus menambahkan konten untuk setiap intervensi.

3.6 Kerangka Penyusunan Modul

Berikut ini adalah content framework untuk modul yang akan dibuat:

1. Halaman Judul

Pedoman intervensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja perawat


63
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

2. Deskripsi Modul

Modul ini berisi beberapa intervensi yang digunakan untuk meningkatkan

kualitas kerja perawat agar dapat dan telah dipublikasikan di jurnal

internasional indeks Scopus. Modul ini dibuat berdasarkan hasil penelitian

dengan desain kuasi eksperimental berbasis studi literatur. Konsultasi ahli

dengan ahli manajemen dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi guna

perbaikan penyusunan modul intervensi ini. Modul ini digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan berbagai intervensi untuk meningkatkan kualitas

kehidupan kerja perawat.

Modul ini berisi dua jenis intervensi, termasuk intervensi berbasis

Android tentang pelatihan berpikir positif dan program pengurangan stres.

Pemilihan jenis intervensi dapat disesuaikan dengan karakteristik responden

dan juga tujuan intervensi. Intervensi untuk meningkatkan kualitas kerja

keperawatan dirancang agar sesuai dengan kebutuhan perawat di tempat kerja

masing-masing dengan permasalahan yang berbeda. Beberapa hasil tinjauan

pustaka terkait intervensi untuk meningkatkan kualitas temuan kerja

keperawatan diperlukan untuk menentukan intervensi yang sesuai pada

karakteristik perawat yang paling mungkin memperoleh manfaat dari intervensi

ini dan mengidentifikasi komponen intervensi yang paling efektif. Modul ini

dilengkapi dengan materi dan prosedur untuk setiap intervensi.

1) Definisi kualitas kehidupan kerja perawat

Kualitas kehidupan kerja keperawatan merupakan persepsi atau penilaian

perawat terhadap semua dimensi yang mempengaruhi kualitas kehidupan

kerja yang terkait dengan pengalaman bekerja guna mencapai tujuan


64
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

organisasi (Nursalam et al., 2018a). Kualitas kehidupan kerja perawat

merupakan konsep yang menggambarkan persepsi perawat terhadap

pemenuhan kebutuhan melalui pengalaman kerja di organisasi, sehingga

tujuan kualitas kehidupan kerja dapat selaras dengan fungsi manajemen

untuk mengelola sumber daya manusia yang unggul dan memiliki

produktivitas kerja yang maksimal. dan karyawan mendapatkan kepuasan

pribadi untuk memenuhi kebutuhannya (Asmara et al., 2019).

2) Dimensi kualitas kehidupan kerja perawat

Ada empat dimensi dalam kualitas kehidupan kerja perawat (Almalki,

FitzGerald dan Clark, 2012; Nursalam et al., 2018b). Ini termasuk:

a. Dimensi Kehidupan Kerja-Kehidupan Rumah

Ruang antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga perawat. Dimensi

kehidupan kerja meliputi komitmen kerja, kebijakan jadwal liburan.

Dimensi kehidupan rumah meliputi peran perawat di rumah (sebagai ibu

atau ayah), anak perempuan (perawatan orang tua lanjut usia), dan

pasangan (kebutuhan keluarga, energi yang tersedia). Pengaturan jam

kerja dikaitkan dengan kepuasan perawat di tempat kerja, sehingga

mempengaruhi peningkatan perawat yang keluar atau masuk kerja

(Almalki, FitzGerald dan Clark, 2012; Nursalam et al., 2018b).

b. Dimensi Desain Kerja

Dimensi job design adalah komposisi atau beban kerja perawat dan

pekerjaan aktual yang dilakukan perawat. Item berikut menjelaskan

lingkungan kerja perawat, yaitu beban kerja, kepegawaian, dan otonomi.

Beban kerja berkaitan dengan pengaturan staf yang menimbulkan beban


65
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

bagi perawat dan mengakibatkan ketidakpuasan dalam bekerja,

ketidakpuasan perawat dalam bekerja akan berdampak pada keinginan

perawat untuk meninggalkan pekerjaannya (Almalki, FitzGerald dan

Clark, 2012; Nursalam et al., 2018b).

c. Dimensi Konteks Kerja

Pengaturan tempat perawat bekerja dan dampak lingkungan kerja

terhadap perawat. Terkait erat dengan dimensi desain pekerjaan dan

dimensi konteks kerja yang lebih luas. Ini termasuk rekan kerja, mitra

tim kesehatan antar profesional, penyediaan sumber daya (peralatan dan

material) untuk melakukan pekerjaan, sistem kerja, pertumbuhan yang

dicapai, dan dukungan pekerjaan (Almalki, FitzGerald dan Clark, 2012;

Nursalam et al., 2018b).

d. Dimensi Dunia Kerja

Dimensi keempat yaitu dunia kerja didefinisikan sebagai pengaruh

pengaruh sosial dan perubahan terhadap praktik keperawatan. Meliputi

citra profesi, masalah ekonomi, keamanan kerja, kekhawatiran sebagian

besar karyawan, perilaku dan keseharian perawat (Almalki, FitzGerald

dan Clark, 2012; Nursalam et al., 2018b).

3) Tujuan Kualitas Kehidupan Kerja Perawat

Tujuan mutu kehidupan kerja perawat adalah untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas kehidupan kerja yang dialami perawat sehingga

menuntut perawat menjadi lebih terampil, profesional, dan produktif dalam

pekerjaannya. Kualitas kehidupan kerja yang positif bagi perawat dapat


66
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

mendukung perawatan pasien yang berkualitas tinggi (Loke dan Lee, 2020;

Rawnak, 2020).

3. Materi Modul

1) Pelatihan Berpikir Positif Berbasis Android

Intervensi berpikir positif meliputi terapi atau aktivitas untuk menumbuhkan

emosi positif, perilaku positif, persepsi positif, dan pengetahuan, meningkatkan

kesejahteraan, dan menghilangkan gejala depresi (Luthans, Lebsack dan Lebsack,

2008; Sin dan Lyubomirsky, 2009; Garrosa et al. , 2011; Kooshalshah et al., 2015).

Untuk mengajarkan berbagai teknik untuk mengurangi stres dan meningkatkan

kompatibilitas, teknik tatap muka digunakan, tetapi tampaknya sangat sulit bagi

perawat untuk mengambil teknik ini karena beban kerja yang tinggi dan shift kerja

perawat. Saat ini penggunaan aplikasi smartphone sebagai sarana kegiatan

termasuk terapi telah menarik perhatian. Keunggulannya termasuk popularitas,

portabilitas, aksesibilitas, penghematan waktu dan uang (Moreno-Villalón, Guerra-

Martin dan Boemo, 2014). Mengingat penggunaan aplikasi sosial smartphone

seperti WhatsApp dan Telegram telah membuat komunikasi menjadi cepat,

melakukan pengajaran secara kolektif dan mudah. Intervensi ini ada untuk program

berpikir positif melalui aplikasi media sosial yang memiliki efek konstruktif pada

dimensi kualitas kehidupan kerja perawat (kehidupan rumah, desain kerja, dan

konteks kerja) (Clarke dan Brooks, 2010; Cheston, Flickinger dan Chisolm , 2013;

Mensah dan Amponsah- Tawiah, 2014; Navidian et al., 2014)

2) Program Pengurangan Stres

The Stress Reduction Program (SRP) adalah intervensi meditasi yang

membantu mengatasi masalah yang berkaitan dengan stres, kelelahan, depresi, dan
67
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

kualitas hidup perawat. (Siqueira Reis, Ferreira Hino dan Romélio Rodriguez Añez,

2010; De Beer dan Bianchi, 2019). Ada banyak sekali gejala / munculnya

kejenuhan. Gejala kelelahan ini dapat diklasifikasikan sebagai reaksi fisik, reaksi

emosional, dan reaksi perilaku, misalnya:

1. Reaksi fisik

a. Kehilangan energi, kelelahan ekstrim

b. Sakit kepala

c. Gangguan tidur (insomnia, mimpi buruk, terlalu banyak tidur, dll.)

d. Ketegangan pada otot, dll.

2. Reaksi emosional

a. Depresi

b. Merasa tidak berdaya

c. Merasa terjebak

d. Merasa marah / mudah tersinggung

e. Frustrasi

3. Reaksi perilaku

a. Melewatkan pekerjaan

b. Datang terlambat pada hari kerja

c. Kualitas layanan menurun

d. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

e. Mengurangi inisiatif di tempat kerja

f. Tidak menghormati orang lain [kepada atasan, komunitas, rekan kerja]

g. Terlalu banyak pekerjaan atau sebaliknya, tidak melakukan apa-apa

h. Mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain untuk setiap masalah


68
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

i. Tidak mempercayai rekan kerja atau pemimpin

j. Sering terlibat konflik dengan orang lain

k. Melakukan perilaku berisiko [mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi,

memperbanyak konsumsi kafein, rokok, meminum minuman beralkohol,

dan menggunakan narkoba.

Berbagai gejala burnout adalah:

a. Selera humor menurun: jarang tersenyum, sulit tertawa bila ada lelucon.

b. Mengabaikan waktu istirahat

c. Menambah waktu kerja tambahan (lembur) dan tidak memanfaatkan hari

libur

d. Keluhan fisik yang meningkat: kelelahan, otot tegang, mudah nyeri

e. Penarikan dalam hubungan sosial: hindari berkumpul dengan rekan kerja,

teman dan keluarga

f. Kinerja / kinerja yang berubah dari biasanya (kualitas menurun): sering

membolos, produktivitas menurun dan kurangnya inisiatif.

g. Peningkatan perilaku berisiko: peningkatan penggunaan alkohol, obat-

obatan

h. Adanya perubahan kondisi internal (psikologis): penurunan harga diri (self

esteem), depresi dan rasa frustasi.

3) Perhatian pada pernapasan (pengaturan pola pernapasan)

Mencoba untuk tidak mengontrol atau mengubah pola pernapasan; relaksasi,

pernapasan dalam, menjaga suasana hati tetap tenang, bahagia (digunakan pada

minggu ketiga dan keempat); dilakukan selama 25 menit.


69
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Tahap 1: Masuk ke dalam situasi kehidupan Stres dimulai saat seseorang

mengalami perubahan dalam hidupnya, yaitu saat memasuki situasi baru.

Situasi baru tersebut berpotensi menjadi pengalaman yang tidak

menyenangkan, misalnya bekerja di tempat baru.

Tahap 2: Makna situasi sebagai ketidaknyamanan / ancaman Ketika seseorang

memasuki situasi baru, ia cenderung membuat penilaian terhadap situasi

tersebut. Pada tahap ini ada 2 pilihan yaitu:

1) menilai situasi sebagai situasi yang positif: menyenangkan dan dapat

dinikmati atau sebaliknya

2) menilai situasi sebagai situasi yang tidak menyenangkan, mengancam

kesejahteraannya, mengganggu keseimbangannya. Stres akan terus

berkembang saat seseorang menilai situasi sebagai sesuatu yang

menyebabkan ketidaknyamanan. Jika demikian maka seseorang akan

memasuki tahap selanjutnya yaitu munculnya respon emosi negatif.

Tahap 3: Respon emosional Ketika seseorang menilai suatu situasi sebagai

pengalaman yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengancam

kesejahteraannya, maka secara otomatis ia akan mengalami apresiasi emosional

yang negatif. Apresiasi emosi negatif antara lain: marah, sedih, takut, kecewa,

khawatir, dan sebagainya. Respon emosi negatif yang terus menerus dijalani

dan semakin dalam intensitasnya tentunya akan membuat stres yang dialami

seseorang semakin parah. Stres yang Anda alami akan berkembang menjadi

dampak negatif melalui respons fisik sebagai konsekuensi dari emosi negatif

yang dalam dan tidak dapat diatasi ini.

4) Perhatian informal
70
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Fokus pada aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti mandi, makan, dan aktivitas

kerja, termasuk lainnya, tolong bantu, kasih sayang dengan keluarga (minggu

kelima dan keenam), dilakukan selama 20 menit.

Respon fisik yang muncul sebagai kelanjutan dari respon emosional antara lain

sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung. Hal tersebut sangat

berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang. Semakin banyak respons fisik

yang dialami, semakin rentan seseorang mengalami penyakit yang serius.

Penyebabnya adalah melemahnya daya tahan tubuh. Jika seseorang terus

membiarkan kondisi fisiknya melemah, kemungkinan konsekuensi negatif dari

pengalaman stresnya akan semakin besar. Konsekuensinya

Tahap ini adalah terminal terakhir dari perjalanan yang penuh tekanan. Jika

berbagai respon fisik pada tahap sebelumnya terus berkembang dan sulit diatasi

maka kondisi kesehatan tubuh akan sangat menurun dan kita akan mudah

terserang penyakit. Kesehatan tubuh yang buruk juga mempengaruhi kesehatan.

Berusaha selalu menyenangkan semua orang meski kondisi tidak

memungkinkan merupakan beban / sumber stres bagi para pekerja

kemanusiaan. Belajar untuk mengatakan "tidak" ketika kita benar-benar tidak

menginginkannya, atau tidak dapat melakukan apa yang diminta orang lain

kepada kita. psikologis seseorang. Akibatnya, seseorang lebih rentan

mengalami masalah psikologis yang serius.

5) Relaksasi

Relaksasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menenangkan diri atau

merasa rileks. Keadaan tenang ini ditandai dengan penurunan detak jantung,

kecepatan pernapasan, tekanan darah, ketegangan otot, dan kecepatan


71
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

metabolisme tubuh serta melambatnya gelombang otak. Banyak hal yang bisa

membuat kita rileks seperti beribadah, bermain bersama anak, mendengarkan

musik, menonton televisi, mandi air hangat, pijat atau menikmati pemandangan

alam. Makalah ini secara khusus akan membahas teknik relaksasi dengan

mengatur pernapasan dan perhatian kita. Teknik sederhana untuk

membangkitkan respons relaksasi:

1. Temukan lingkungan yang tenang

2. Duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman. Lepaskan sepatu Anda

dan kendurkan ikat pinggang Anda.

3. Tutup mata Anda

4. Relakskan otot-otot tubuh mulai dari kaki, betis, paha, perut, bahu, tangan,

leher, dan kepala

5. Berkonsentrasi pada pernapasan. Bernapaslah dengan perlahan dan alami.

6. Pilih satu kata seperti tenang, damai, santai, atau rileks. Kemudian,

ucapkan berulang-ulang ke dalam hati Anda atau gambarkan dalam pikiran

Anda setiap kali Anda mengeluarkan napas.

7. Saat menghirup, Anda tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun. Jika

Anda tidak dapat menemukan kata yang tepat, fokuskan perhatian Anda

pada perut yang mengembang dan mengempis dengan ritme napas.

8. Bayangkan perut Anda seperti balon yang mengembang dan mengempis

perlahan, mengembang, mengempis, mengembang. Bersikaplah pasif

tentang pikiran yang mengganggu. P.


72
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

9. Pikiran yang tiba-tiba mengganggu adalah hal yang wajar terjadi. Jika

pikiran-pikiran itu muncul, abaikan dengan mengatakan di dalam hati,

"Saya tidak peduli" dan kembali ke kata yang Anda pilih.

10. Lakukan relaksasi ini selama 10 hingga 20 menit. Jangan gunakan alarm

untuk mengukur waktu Anda karena bunyi alarm akan mengejutkan dan

merusak proses relaksasi. Letakkan jam tangan di dekat Anda dan periksa

sesekali untuk memeriksanya.

11. Setelah relaksasi selesai, tetaplah duduk dengan tenang dengan mata

tertutup selama satu atau dua menit. Berhenti mengulang kata-kata.

Biarkan pikiran memasuki pikiran Anda.

12. Kemudian buka mata Anda perlahan, fokuskan pada satu objek baru lalu

objek lainnya, duduk dengan tenang selama satu atau dua menit lagi

sambil menarik napas dalam beberapa kali dan lakukan peregangan

sebelum Anda berdiri. Jika Anda langsung berdiri, Anda mungkin akan

mengalami pusing. Pusing ini tidak berbahaya, tetapi Anda tidak perlu

mengalaminya.

13. Bersantai dua kali sehari, sebelum sarapan dan makan malam atau di sore

hari. Pelaksanaan relaksasi setelah makan kurang memberikan hasil yang

maksimal karena proses relaksasi bersaing dengan proses pencernaan.

6) Latihan

Olahraga dapat menyalurkan perubahan fisik yang terjadi akibat stres seperti

peningkatan tekanan darah, detak jantung, ketegangan otot, lemak darah dan

pernapasan agar tidak berkembang menjadi penyakit. Olahraga merangsang

tubuh untuk mengeluarkan endorfin dan dopamin yang dapat mengurangi rasa
73
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

sakit, kecemasan dan kesedihan serta menghasilkan perasaan senang dan

bahagia. Olahraga dapat mengalihkan perhatian kita dari memikirkan masalah

ke aktivitas olahraga yang sedang dijalankan. Gangguan ini membantu pikiran

kita untuk istirahat dari terus memikirkan masalah yang dapat membuat pikiran

kita lelah. Seringkali ketika pikiran kita sedang istirahat, tidak memikirkan

masalah, malah kita menemukan ide-ide cemerlang untuk mengatasi masalah.

Olah raga dapat meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh sehingga kita

memiliki lebih banyak tenaga dan daya tahan tubuh dalam menjalankan

aktivitas serta mengatasi tantangan sehari-hari. Untuk mendapatkan manfaat

olahraga yang optimal, sebaiknya kita berolahraga secara rutin selama 20-30

menit setiap 2-3 hari sekali. Mengingat kesibukan kita sebagai pekerja

kemanusiaan, kita perlu berkomitmen untuk menjadwalkan dan melakukan

olahraga sebagai salah satu kegiatan penting sehari-hari. Olahraga non-

pertandingan seperti lari, renang, senam atau bersepeda dapat berdampak lebih

baik karena tidak menimbulkan persaingan yang dapat menimbulkan stres baru.
74
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

BAB 4

PEMBAHASAN

Kami melakukan tinjauan sistematis ini untuk intervensi multifaktorial pada

perawat. Sebagian besar intervensi QNWL lebih merupakan pendekatan psikologis

untuk mengurangi stres, beban kerja yang tinggi, dan kelelahan. Serta intervensi

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat. Kami juga terkejut

bahwa belum ada studi yang dilakukan di Indonesia. Maka, kami melakukan diskusi

ahli untuk mencari intervensi yang cocok dan bisa diterapkan di Indonesia.

Berdasarkan hasil systematic review intervensi yang dibahas adalah

intervensi yang aplikatif dan memungkinkan (feasible) diimplementasikan di

Indonesia dan negara Asia Tenggara. Intervensi yang termasuk dalam implementasi

adalah intervensi yang dapat meningkatkan berpikir positif dan motivasi kerja,

menambah pengetahuan dan keterampilan, serta pengurangan stres dengan

mengadakan diskusi dan sistem pendukung kelompok.

4.1 Perbandingan Intervensi Dampak QNWL

Kualitas kehidupan kerja perawat sebagai konstruk multidimensi meliputi

dimensi fisik, sosial, psikologis dan lingkungan seorang karyawan. Manajemen

stres adalah keadaan disequilibrium dalam sistem variabel yang menghubungkan

manusia dengan lingkungannya. Dalam tinjauan sistematis ini, perawat dilatih

untuk menghadapi aktivitas tempat kerja yang menantang secara fisik dan mental,

tetapi stres berdampak ketika ada stres tambahan seperti kurangnya dukungan

keluarga, konflik di tempat kerja, staf yang tidak memadai, kerja tim yang buruk,
75
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

kurangnya pelatihan dan buruk pengawasan. Meningkatkan QNWL dengan

membangun lingkungan kerja, stres kerja, peluang untuk berkembang, dukungan

sosial, keseimbangan kehidupan kerja dapat mengatasi masalah ini. Pengelolaan

lingkungan kerja dikatakan sehat apabila lingkungan kerja mengambil pendekatan

strategis dan komprehensif untuk menyediakan kondisi kerja fisik, budaya,

psikologis yang memaksimalkan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan

perawat. Intervensi ini meningkatkan motivasi, produktivitas dan kinerja baik

individu maupun organisasi, dan memberikan dukungan untuk praktik terbaik

dalam perawatan pasien yang berkualitas.

Peluang berikutnya untuk manajemen pengembangan mencakup peran

kerja dan peluang yang tersedia bagi perawat dalam organisasi untuk

mengembangkan keterampilan, pengetahuan, kualifikasi, pengalaman. Dengan

meningkatnya tingkat pendidikan dan aspirasi pekerjaan, karyawan ingin organisasi

mereka memberi mereka ruang lingkup dan arahan sampel untuk mengalami

pertumbuhan karir dan pengembangan profesional. Organisasi banyak

menggunakan program bantuan karyawan, konseling karir, pelatihan lintas fungsi,

pelatihan perilaku, pengembangan karir dan pengembangan pribadi untuk

membantu karyawan memanfaatkan keterampilan dan kompetensi mereka untuk

kinerja yang optimal.

4.2 Intervensi Pelatihan Berpikir Positif

Menumbuhkan optimisme dalam hidup meningkatkan produktivitas opini

seseorang melalui aplikasi media sosial meningkatkan kualitas kehidupan kerja

perawat dan menggeser pemikiran positif, kekayaan intelektual, dan perilaku ke


76
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

arah yang positif. Berpikir positif dan optimisme memiliki hubungan positif dengan

komitmen profesional perawat yang meningkatkan kepuasan pasien dan

meningkatkan prestasi kerja (Pujiyanto & Hapsari, 2020).

Intervensi pemikiran positif dan optimisme mengurangi kelelahan kerja dan

dengan demikian memainkan peran mendasar dalam mengurangi kelelahan

emosional dan meningkatkan efisiensi individu. Saat ini, penggunaan aplikasi

smartphone sebagai sarana pembelajaran telah menarik perhatian para pendidik.

Keunggulannya termasuk popularitas, portabilitas, aksesibilitas, keandalan, dan

penghematan waktu dan uang (Moreno-Villalón, Guerra-Martin, & Boemo, 2014).

Mengingat penggunaan aplikasi sosial ponsel cerdas seperti WhatsApp dan

Telegram telah mempercepat komunikasi, melakukan pengajaran kolektif dengan

aplikasi semacam itu agak mudah.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan berpikir positif salah satu

teknik yang dapat efektif dalam meningkatkan fungsi dan mengurangi stres kerja

perawat adalah berpikir positif dan optimisme. Teknik ini berdampak pada perilaku

orang untuk mengatasi pengalaman stres dan mengatasinya (Augusto-Landa,

Pulido-Martos dan Lopez-Zafra, 2011). Para peserta dapat mengirimkan pesan

positif jika mereka menginginkannya di grup Telegram. Kelompok intervensi

dibandingkan dengan kelompok kontrol hanya menerima informasi berbasis kertas.

Perawat dalam kelompok kontrol dapat menggunakan buku berpikiran positif yang

ditempatkan di rak buku di unit klinis rumah sakit 2 di waktu luang mereka.

Program pelatihan ini berlangsung selama 3 bulan dan data posttest dikumpulkan

tidak lebih dari 1 minggu setelah selesainya masa pelatihan di kedua kelompok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pentingnya dan kemungkinan
77
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

yang dimiliki aplikasi media sosial dalam program pelatihan berpikir positif

(Motamed-jahromi et al., 2017).

Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dan diperbarui dapat

meningkatkan efisiensi pelatihan. Jadi, penelitian ini memutuskan untuk

menyelidiki dampak pengajaran berpikir positif melalui penggunaan aplikasi

jejaring sosial terhadap kualitas pekerjaan perawat. Perawat pada kelompok

intervensi diberikan isi dan pesan yang sama yaitu positive thinking kill, motivasi,

dan lagu bahagia (Motamed-jahromi et al., 2017). Pesan ini dikirim oleh berbagai

jenis media termasuk video, audio, dan pesan gambar melalui aplikasi jejaring

sosial (Telegram). Kutipan berpikir positif dan pesan gambar dikirim ke perawat

lebih dari video dan audio. Rata-rata, 12 pesan gambar, 3 audio, dan 1 video dikirim

setiap hari.

Kegiatan pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini bertujuan untuk

membangun berpikir positif. Dimana, pemikiran merupakan sumber utama

pembentukan konsep diri individu tentang dirinya yang meliputi aspek:

pengetahuan, harapan dan penilaian diri. Dengan membangun pemikiran dan

menumbuhkan emosi positif seluruh perawat dapat meningkatkan konsep diri.

Kolaborasi dan keterbukaan antar partisipan sangat membantu dalam membentuk

dinamika dalam proses penelitian ini. Pelatihan berpikir positif terletak pada aspek

kognitif yang dapat mengubah pola pikir, hal ini berkaitan erat dengan konsep diri

yang terbentuk dari keyakinan dan asumsi tentang diri sendiri. Pelatihan ini

menggunakan kelompok sebaya untuk membentuk dinamika kelompok yang akan

mendorong dukungan di dalam kelompok.


78
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

4.3 Intervensi Pengurangan Stres

Stres yang dirasakan secara signifikan terkait dengan ketiga hasil kualitas

hidup, korelasi positif sedang hingga kuat ditemukan untuk kelelahan dan kelelahan

belas kasih, dan korelasi negatif sedang ditemukan untuk kepuasan kasih sayang.

Keperawatan adalah pekerjaan yang terkenal dengan stres tinggi yang melelahkan

secara emosional dan melelahkan secara fisik, dengan insiden kelelahan yang

tinggi. Selain efek merusak dari stres pada kesehatan dan kesejahteraan perawat,

stres juga merupakan kontributor utama atrisi dan kekurangan yang meluas dalam

profesi perawat.

Sebelumnya, ada kelangkaan penelitian tentang hubungan antara stres yang

dirasakan dan rasa lelah / kepuasan pada perawat, sehingga temuan kami

menawarkan kontribusi baru untuk literatur (Prihastuty, Damayanti, & Nursalam,

2017). Temuan ini mendukung alasan bahwa intervensi manajemen stres yang

efektif diperlukan untuk profesional keperawatan, dan intervensi pada persepsi stres

dapat secara tidak langsung mengurangi risiko kelelahan dan kelelahan, dan

mendorong kepuasan yang lebih besar (Winasih, Nursalam, & Kurniawati, 2015).

Mengingat dampak negatif dari stres yang dirasakan pada kualitas kehidupan

profesional, ketidakhadiran dan pergantian staf, penelitian ini lebih lanjut

mendukung kebijakan Inggris saat ini bahwa intervensi manajemen stres berbasis

bukti diperlukan di pengaturan perawatan kesehatan Inggris.

Penelitian ini meliputi program pengurangan stres (SRP), program inokulasi

stres, program inokulasi stres, dan meditasi. Program pengurangan stres yang

melibatkan meditasi kesadaran dan cinta kasih mungkin merupakan pendekatan

yang layak dan berpotensi efektif untuk membantu masalah yang terkait dengan
79
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

stres, kelelahan, depresi, dan kualitas hidup di lingkungan rumah sakit Brasil (Maria

et al., 2016). SRP adalah intervensi pendidikan yang dilaksanakan selama total

enam minggu dan terdiri dari 24 sesi kelompok selama 60 menit, termasuk praktik-

praktik berikut: pelatihan perhatian dan konsentrasi menyadari apa yang dilakukan

seseorang pada saat ini, seperti makan, berjalan, atau mendengarkan musik

(dilakukan di semua pertemuan); pemindaian tubuh. Fokus pada bagian tubuh yang

ditunjukkan oleh instruktur, bergerak dari kepala ke kaki, fokus pada sensasi tubuh,

dan mengembalikan perhatian ke fokus jika melenceng (digunakan pada minggu

pertama dan kedua); perhatian penuh pada pernapasan (atau jangkar pernapasan).

Fokus pada napas dan sensasi yang terkait dengannya, cobalah untuk tidak

mengontrol atau mengubah napas dengan cara apa pun; atau pikirkan tentang nafas,

mencoba untuk mengalami semua sensasi fisik dengan sangat lembut.

Evaluasi intervensi meditasi untuk mengurangi efek stresor adalah

PowerPoint pendidikan yang menggambarkan CF, CS, burnout, perawatan diri, dan

mindfulness (Hevezi, 2016). Folder itu juga berisi CD audio buatan penulis yang

berisi teknik pernapasan sadar (4 menit) untuk pengurangan stres segera yang

diperkenalkan pada akhir skenario berbasis kerja yang realistis, meditasi

pernapasan (8 menit) untuk relaksasi, dan (4 menit) ) LKM (dirancang untuk

menumbuhkan rasa welas asih). Folder tersebut juga berisi informasi tentang

penelitian itu sendiri dan latihan CD. Latihan meditasi ini dirancang untuk

menunjukkan bahwa pengurangan stres dan pengembangan welas asih tidak selalu

membutuhkan banyak waktu.

Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa perawat harus memiliki penuaan

yang sehat di tempat kerja untuk dapat menjaga kesehatan psikologisnya. pengaruh
80
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

program pencegahan 7 minggu dari segi kualitas hidup memberikan hasil yang

positif. Fokus intervensi terletak pada memungkinkan perawat untuk tetap sehat

sampai usia pensiun. Efektivitas strategi pencegahan umum untuk menangani

pekerjaan yang berkaitan dengan stres telah diperiksa dalam rancangan terkontrol

secara acak. Sebagian besar strategi, seperti teknik perilaku kognitif atau relaksasi,

berfokus pada koping individu (Akter, N, Akkadechanunt, R. Chontawan, 2017).

Selain itu, intervensi organisasi fokus pada pengembangan lingkungan kerja

individu (Hemsworth et al., 2019; Maatouk et al., 2016).

Beban emosional yang berlebihan karena kontak terus-menerus dengan

pasien dan keluarga yang menderita, beban kerja yang banyak, perasaan tidak

berdaya tentang kontrol pekerjaan, dan rumah sakit yang tidak terorganisir dengan

baik di mana produktivitas lebih dihargai daripada layanan yang memanusiakan.

Program pengurangan stres yang melibatkan latihan kesadaran diri dengan

memberikan sugesti kepada diri sendiri dan latihan fisik untuk mengurangi stres

dan kelelahan kerja. Proses kesadaran, penerimaan, dan berbasis nilai merupakan

pengaruh yang relevan pada stres dan kualitas hidup profesional, dan harus

ditampilkan sebagai komponen kunci dalam intervensi manajemen stres berbasis

ACT untuk populasi ini.

4.4 Intervensi Model Pemberdayaan Psikologis

Pelatihan untuk mengembangkan kecerdasan emosional sangat penting.

Pelatihan kecerdasan emosional yang berhasil mengembangkan sikap positif dan

kemampuan beradaptasi yang mengarah pada peningkatan hubungan antara

perawat dan perawat dengan pasien (Zhu et al., 2015). Yang terpenting, perawat
81
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

merasa diberdayakan, dan perawat adalah pemimpin yang menunjukkan

keterampilan manajemen mereka dalam membangun hubungan.

Staf perawat memiliki lebih banyak akses untuk memberdayakan struktur

juga memiliki sikap positif terhadap pekerjaan mereka, merasakan pemberdayaan

dan rasa hormat pribadi. Demikian pula, Zhang et al. (2018) menunjukkan bahwa

karyawan yang merasakan tingkat pemberdayaan yang lebih tinggi cenderung

membangun motivasi kredensial yang lebih kuat untuk mencapai keterlibatan yang

lebih baik di tempat kerja mereka. Manajer perawat memiliki pengaruh yang besar

terhadap budaya tempat kerja (Newman et al., 2015), sehingga membutuhkan akses

program pengembangan yang berfokus pada keterampilan kecerdasan emosional

dan pemberdayaan kepemimpinan (Crowne et al., 2017). Dukungan kepemimpinan

dan program pelatihan akan meningkatkan identifikasi emosional dan keterampilan

manajemen emosional di antara staf perawat (Crowne et al., 2017; Davies et al.,

2010).

Kecerdasan emosional dan pemberdayaan kepemimpinan berperan penting

dalam peningkatan pemberdayaan psikologis dan pemberdayaan kepemimpinan

dalam mendorong keterlibatan kerja. Untuk alasan ini, manajer rumah sakit harus

memberikan pelatihan dan pengembangan untuk membangun kecerdasan

emosional dan memberdayakan kepemimpinan staf perawat, memberdayakan

mereka untuk mendukung tim perawat mereka. Untuk perawat dengan

keterampilan interpersonal yang belu\ berkembang dan empati.

Temuan terkait pengembangan model pemberdayaan untuk mencegah

burnout syndrome dan meningkatkan QNWL menunjukkan bahwa pemberdayaan

struktural berpengaruh positif terhadap pemberdayaan psikologis dan QNWL.


82
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Kecerdasan emosional adalah prediktor penting dalam pemberdayaan

kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis, sementara pemberdayaan

kepemimpinan mendukung keterlibatan kerja. Pemberdayaan psikologis secara

negatif mempengaruhi sindrom burnout, yang pada gilirannya dikaitkan secara

negatif dengan QNWL (Nursalam Nursalam et al., 2018a). QNWL dapat langsung

ditingkatkan melalui pemberdayaan struktural. Manfaat pemberdayaan perawat

antara lain untuk membina staf berpikir kritis, memecahkan masalah dan

mengembangkan sikap kepemimpinan, antara lain. Pemberdayaan mempromosikan

kepemimpinan, kolegialisasi, harga diri dan profesionalisme. Pemberdayaan

membebaskan staf dari pemikiran mekanis dan mendorong pemecahan masalah.

Motivasi dan otonomi staf tertanam dalam keterlibatan pemberdayaan, seperti

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan

untuk mengembangkan rasa tanggung jawab profesional. Pemberdayaan juga

termasuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan

pengetahuan, pengalaman dan motivasi mereka, yang mengarah pada kinerja kerja

yang tegas.

Pemberdayaan adalah proses otorisasi otonomi yang diberikan kepada

perawat untuk membuat keputusan, memecahkan masalah dan memecahkan situasi

yang berhubungan dengan pekerjaan (Kirkman & Rosen, 1999). Pemberdayaan

meningkatkan potensi dan motivasi perawat (Sirin & Sokmen, 2015) untuk

beradaptasi, menerima lingkungan mereka dan secara lebih efektif mengatasi

rintangan birokrasi yang menghalangi kemampuan mereka untuk merespon.

Pemberdayaan membantu memastikan bahwa tugas dan ruang lingkup praktik

perawat konsisten dengan tujuan organisasi (Nursalam Nursalam et al., 2018a).


83
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Hasil penelitian mengungkapkan adanya efek burnout pada profesi perawat (Abdul

Muhith, 2012; Nursalam Nursalam et al., 2018b). Pemberdayaan psikologis secara

positif, statistik, dan signifikan dipengaruhi oleh kompensasi yang memadai dan

adil, konstitusi di tempat kerja, kondisi kerja yang aman dan sehat, integrasi sosial

di tempat kerja, relevansi sosial kehidupan kerja, dan masa kerja dan kehidupan

sebagai faktor QWL (Abdul Muhith, Nursalam, dkk 2012). Hasil ini menegaskan

bahwa pemberdayaan psikologis perawat di Malaysia dipengaruhi oleh faktor QWL

(Meng et al., 2015).

Strategi pemberdayaan sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan dan

mengurangi kelelahan perawat. Manajemen keperawatan memainkan peran kunci

dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif yang memungkinkan perawat

merasakan manfaat dan dengan demikian meningkatkan kualitas layanan kepada

klien. Oleh karena itu, pemberdayaan memberi tim kapasitas dan kewenangan

untuk mengambil tindakan dalam memecahkan masalah profesional sehari-hari.

Perencanaan adalah komponen penting dalam pengambilan keputusan. Untuk itu,

langkah formal harus dilakukan untuk mewujudkan pemberdayaan pegawai di

rumah sakit. Untuk mencapai tujuan tim ini, manajer harus berkoordinasi dan

berkomunikasi dengan semua tingkatan karyawan, termasuk manajer unit perawat,

pemimpin tim, kepala perawat ruang, dan perawat jaga untuk meningkatkan

partisipasi perawat. Fungsi ini membantu karyawan untuk beradaptasi dengan

lingkungan yang kompleks. Proses adaptasi organisasional mengharuskan manajer

dan bawahan untuk terus mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan.


84
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

4.5 Intervensi Pelatihan Manajemen Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kualitas kehidupan kerja

perawat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan kerja perawat. Metode

manajemen pengetahuan memiliki proses yang sistematis dalam tahap

pengembangan suatu model sehingga peneliti memilihnya dalam intervensi

(Pujiyanto & Hapsari, 2020).

Temuan penelitian memberikan informasi bahwa penguatan perawat dalam

meningkatkan kinerja pelayanan rumah sakit didominasi oleh kualitas kehidupan

kerja keperawatan tertentu karena perawat merupakan komponen pokok dalam

memberikan pelayanan di rumah sakit (Makasheva, Gromova, Ishtunov, Burykhin,

& Makasheva, 2016) . Hampir semua pelayanan yang diberikan kepada pasien di

rumah sakit melibatkan peran perawat (Nursalam et al., 2018). Hal ini

menimbulkan anggapan bahwa jantung pelayanan di rumah sakit adalah perawat

(Nursalam, Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati dan Anastasia Ediyati, 2016).

Mengacu pada hasil penelitian dan pendapat sebelumnya bahwa faktor personal

perawat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan perawat yang dihasilkan

(Blumberga & Olava, 2016).

Metodenya meliputi sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi

(Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016). Untuk

meningkatkan kinerja perawat sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi

(SECI) dengan pendekatan caring (menjaga keyakinan, mengetahui, bersama,

melakukan untuk, memampukan) juga dikembangkan (Fadhillah, Nursalam, &

Mustikasari, 2020). Caring merupakan pendekatan dinamis yang menjadi tolak

ukur dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kesadaran


85
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

klien, sebagai pendekatan utama dalam praktik perawat (Bakar, Adriani, Qomariah,

& Efendi, 2018; Lippe & Becker, 2015).

Sosialisasi adalah proses berbagi pengalaman pengetahuan dan penciptaan

pengetahuan melalui interaksi. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memberikan

materi kepada peserta melalui tutorial. Kegiatan sosialisasi dilakukan kepada

perawat di rumah sakit melalui penilaian pengetahuan perawat tentang kualitas

kehidupan kerja perawat. Eksternalisasi dilakukan melalui proses berbagi

pengetahuan menjadi konsep pengetahuan yang eksplisit, sebagai penulis.

Pelaksanaan kegiatan ini dengan meminta perawat mengevaluasi materi.

Kombinasi sosialisasi dan eksternalisasi merupakan proses sistematisasi konsep

menjadi sistem pengetahuan. Tn konversi ini melibatkan kombinasi dari

pengetahuan eksplisit yang berbeda (Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati &

Anastasia Ediyati, 2016).

Implementasi aspek ini dengan memberikan materi selama pelatihan. Materi

yang diberikan meliputi kualitas kehidupan kerja perawat, indikator kualitas

kehidupan kerja perawat, sindrom burnout, dan kinerja (Sirin & Sokmen, 2015).

Internalisasi adalah proses mengubah dari pengetahuan eksplisit menjadi berbagi

pengetahuan. Pelatihan merupakan salah satu media internalisasi ilmu pengetahuan.

Peserta menyusun rumusan solusi masalah untuk setiap indikator kualitas

kehidupan kerja keperawatan dan menerapkan solusinya (Tri Ismu Pujiyanti,

Suprihati Suprihati & Anastasia Ediyati, 2016).

Selain itu kualitas kehidupan perawat kerja sangat erat kaitannya dengan

sistem manajemen yang diterapkan rumah sakit seperti perhatian perawat lain,

dukungan pelayanan, mendengarkan keluhan, keyakinan. Berdasarkan studi


86
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

literatur, terdapat lima indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan

kerja perawat yaitu lingkungan kerja, hubungan kerja, kondisi pekerjaan, persepsi

pekerjaan dan dukungan layanan. Kinerja perawat akan memberikan hasil prestasi

kerja yang tinggi yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

karakteristik perawat berupa pengetahuan, keterampilan, kemampuan bertindak.

4.6 Keterbatasan

Keterbatasan dalam systematic review ini adalah selama proses pengumpulan

literatur dan proses penyusunan ringkasan dalam tinjauan ini, intervensi yang

berhubungan dengan pengembangan dan peningkatan model kualitas kehidupan

kerja keperawatan, namun belum dilakukan intervensi hasil pengembangan model

tersebut. Sehingga peneliti dapat melakukan intervensi temuan baru terkait

penelitian ini.
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tinjauan sistimatik ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai intervensi

yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja keperawatan untuk mewujudkan

pelayanan keperawatan yang lebih baik berdasarkan permasalahan yang terjadi di

lapangan. Intervensi multifaktorial yang dapat diterapkan di Indonesia adalah

berpikir positif, motivasi, dukungan sosial, pengurangan stres, stres manajemen.

Intervensi tersebut membuat kualitas kehidupan kerja keperawatan meningkat

dengan langkah-langkah untuk mencapainya melalui studi literatur.

Setiap intervensi dapat menyelesaikan masalah tertentu. Intervensi berpikir

positif dan manajemen pengurangan stres fokus pada pengurangan stres dan

meningkatkan dukungan sosial dan motivasi kerja. Sedangkan manajemen

pengetahuan dan pemberdayaan fisiologis fokus pada pengurangan kelelahan dan

peningkatan kepuasan kerja. Pengurangan stres, kelelahan dan kepuasan kerja

dianggap sebagai indikator penting kualitas perawatan kesehatan dan kualitas

kehidupan kerja bagi para profesional kesehatan. Meningkatkan kualitas kehidupan

kerja perawat adalah metode kompleks yang harus dipertimbangkan dalam

intervensi dan jika mungkin, intervensi kombinasi dan multifaktorial harus

digunakan.

87
88
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

5.2 Conflict of Interest

Rangkuman menyeluruh atau systematic review ini adalah penulisan secara

mandiri, sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya.


89
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhith, N. N. (2012). Quality of Nursing care Based on Analysis of Nursing


Performance and Nurse and Patient Satisfaction. Jurnal Ners, 7(1), 47–55.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20473/jn.v7i1.3998
Adriaenssens, J., De Gucht, V., & Maes, S. (2015). Determinants and prevalence
of burnout in emergency nurses: a systematic review of 25 years of research.
International Journal of Nursing Studies, 52(2), 649–661.
Agus, A., & Selvaraj, R. (2019). The mediating role of employee commitment in
the relationship between quality of work life and the intention to stay.
International Journal © Emerald Publishing Limited.
https://doi.org/10.1108/ER-07-2019-0292
Akter, N, Akkadechanunt, R. Chontawan, A. K. (2017). Factors predicting quality
of work life among nurses in tertiary-level hospitals , Bangladesh.
International Nursing Review, 1–8. https://doi.org/doi:
10.1016/j.enfcli.2019.06.001
Altman, D., Liberati, A., Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gøtzsche, P. C.,
… Devereaux, P. J. (2009). The PRISMA Statement for Reporting Systematic
Reviews and Meta-Analyses of Studies That Evaluate Health Care
Interventions : Explanation and The PRISMA statement for reporting
systematic reviews and meta-analyses of studies that evaluate health care inter.
Journal of Clinical Epidemiology, 62(January 2020), 1–34.
https://doi.org/10.1016/j.jclinepi.2009.06.006
Amutio, A., Martínez-Taboada, C., Hermosilla, D., & Delgado, L. C. (2015).
Enhancing relaxation states and positive emotions in physicians through a
mindfulness training program: A one-year study. Psychology, Health &
Medicine, 20(6), 720–731. https://doi.org/DOI:
10.1080/13548506.2014.986143
Armijo-Olivo, S., Ospina, M., da Costa, B. R., Egger, M., Saltaji, H., Fuentes, J.,
… Cummings, G. G. (2014). Poor reliability between Cochrane reviewers and
blinded external reviewers when applying the Cochrane risk of bias tool in
physical therapy trials. PloS One, 9(5).
Augusto-Landa, J. M., Pulido-Martos, M., & Lopez-Zafra, E. (2011). Does
perceived emotional intelligence and optimism/pessimism predict
psychological well-being? Journal of Happiness Studies, 12(3), 463–474.
Bakar, A., Adriani, M., Qomariah, S. N., & Efendi, F. (2018). The development of
islamic caring model to improve psycho spiritual comfort of coronary disease
patients. Indian Journal of Public Health Research & Development, 9(10),
312–317.
Based, E., Pract, M., & Leonardo, R. (2018). PICO : Model for Clinical Questions
Evidence Based Medicine and Practice PICO : Model for Clinical Questions.
Evidence-Based Medicine, (August). https://doi.org/10.4172/2471-
9919.1000115
Bawafaa, E., Wong, C. A., & Laschinger, H. (2015). The influence of resonant
90
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

leadership on the structural empowerment and job satisfaction of registered


nurses. Journal of Research in Nursing, 20(7), 610–622.
Berendonk, C., Kaspar, R., Ba, M., & Hoben, M. (2019). Improving Quality of
Work life for Care Providers by Fostering the Emotional well-being of Persons
with Dementia : A Cluster-randomized Trial of a Nursing Intervention in
German long-term Care Settings. Dementia, 18(4), 1286–1309.
https://doi.org/10.1177/1471301217698837
Bhatti, M. A., Mat, N., & Juhari, A. S. (2018). Effects of job resources factors on
nurses job performance (mediating role of work engagement). International
Journal of Health Care Quality Assurance.
Blumberga, S., & Olava, S. (2016). Quality of hospital nursing work life,
psychological and subjective well-being. Rural Environment Education
Personality, 13, 295–300.
Bonamer, J. (Rheingans), & Aquino-Russell, C. (2019). Self-Care Strategies for
Professional Development: Transcendental Meditation Reduces Compassion
Fatigue and Improves Resilience for Nurses. Journal for Nurses in
Professional Development, 35(2). Retrieved from
https://journals.lww.com/jnsdonline/Fulltext/2019/03000/Self_Care_Strategi
es_for_Professional_Development_.6.aspx
Booth, A. M., Wright, K. E., & Outhwaite, H. (2010). Centre for Reviews and
Dissemination databases: value, content, and developments. International
Journal of Technology Assessment in Health Care, 26(4), 470–472.
Çankaya, S., & Dikmen, H. A. (2020). Archives of Psychiatric Nursing The
relationship between posttraumatic stress symptoms of maternity
professionals and quality of work life , cognitive status , and traumatic
perinatal experiences. Archives of Psychiatric Nursing, (March), 0–1.
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.04.002
Card, N. A. (2015). Applied meta-analysis for social science research. Guilford
Publications.
Eknithiset, R., & Somrongthong, R. (2017). Effectiveness of a diabetes mellitus
pictorial diary handbook program for middle-aged and elderly type 2 diabetes
mellitus patients: A quasi-experimental study at Taladnoi Primary Care Unit,
Saraburi, Thailand. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 10, 327–334.
https://doi.org/10.2147/JMDH.S138815
Eriksen, M. B., & Frandsen, T. F. (2018). The impact of patient, intervention,
comparison, outcome (PICO) as a search strategy tool on literature search
quality: a systematic review. Journal of the Medical Library Association:
JMLA, 106(4), 420.
Fadhillah, H., Nursalam, N., & Mustikasari, M. (2020). Development of Nurse
Performance Model Based on Knowledge Management: SECI with Caring
Approach to Quality of Nursing Services in Hospital. Sys Rev Pharm, 93(27),
75–77.
Flaxman, P. E., Bond, F. W., & Livheim, F. (2013). The mindful and effective
91
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

employee: An acceptance and commitment therapy training manual for


improving well-being and performance. New Harbinger Publications.
Gough, D., Oliver, S., & Thomas, J. (2017). An introduction to systematic reviews.
Sage.
Hayes, S. C., & Hofmann, S. G. (2017). The third wave of cognitive behavioral
therapy and the rise of process‐based care. World Psychiatry, 16(3), 245.
Hemsworth, D., Baregheh, A., Khorakian, A., Muterera, J., Plough, J. F., Garcia-
rivera, B. R., … Aoun, S. (2019). The resource-based reflective risk
assessment model for understanding the quality of work life of nurses. Nursing
Outlook, 68(2), 194–206. https://doi.org/10.1016/j.outlook.2019.10.006
Hevezi, J. A. (2016). Evaluation of a Meditation Intervention to Reduce the Effects
of Stressors Associated With Compassion Fatigue Among Nurses. Journal of
Holistic Nursing, 343–350. https://doi.org/10.1177/0898010115615981
Hong, Q., Pluye, P., Fàbregues, S., Bartlett, G., Boardman, F., Cargo, M., … Vedel,
I. (2018). Mixed Methods Appraisal Tool (MMAT) Version 2018: User guide.
McGill, 1–11. Retrieved from
http://mixedmethodsappraisaltoolpublic.pbworks.com/
Hosseinabadi, R., Karampourian, A., Beiranvand, S., & Pournia, Y. (2015). The
effect of quality circles on job satisfaction and quality of work-life of staff in
emergency medical services. International Emergency Nursing, 21(4), 264–
270. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/j.ienj.2012.10.002
Huang, H., Zhang, H., Xie, Y., Wang, S., Cui, H., Li, L., … Geng, Q. (2020). Effect
of Balint group training on burnout and quality of work life among intensive
care nurses : A randomized controlled trial. Neurology, Psychiatry and Brain
Research, 35(November 2019), 16–21.
https://doi.org/10.1016/j.npbr.2019.12.002
Husebø, B. S., Ballard, C., Aarsland, D., Selbaek, G., Slettebo, D. D., Gulla, C., …
Flo, E. (2019). The Effect of a Multicomponent Intervention on Quality of Life
in Residents of Nursing Homes : A Randomized Controlled Trial ( COSMOS
). Journal of the American Medical Directors Association, 20(3), 330–339.
https://doi.org/10.1016/j.jamda.2018.11.006
Hutton, B., Catala-Lopez, F., & Moher, D. (2016). The PRISMA statement
extension for systematic reviews incorporating network meta-analysis:
PRISMA-NMA. Med Clin (Barc), 147(6), 262–266.
Jensen, K. A. (2018). 7 STEPS TO THE PERFECT PICO SEARCH (EBSCO
Health, ed.). EBSCO Health: EBSCO Health.
Joanna Briggs Institute. (2014). The Joanna Briggs Institute Reviewers ’ Manual
2014 Methodology for JBI Mixed Methods Systematic Reviews. Joanna
Briggs Institute.
Joanna Briggs Institute. (2017a). Checklist for Quasi-Experimental Studies. Joanna
Briggs Institute.
Joanna Briggs Institute. (2017b). Checklist for Randomized Controlled Trials.
Joanna Briggs Institute.
92
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Joanna Briggs Institute. (2017c). Checklist for Systematic Reviews and Research
Syntheses. Joanna Briggs Institute.
Kagan, I., Shachaf, S., Rapaport, Z., Livne, T., & Madjar, B. (2017). Public Health
Nurses in Israel: A Case Study on a Quality Improvement Project of Nurse’s
Work Life. Public Health Nursing (Boston, Mass.), 34(1), 78–86.
https://doi.org/10.1111/phn.12261
Kamper, S. J. (2020). Risk of Bias and Study Quality Assessment: Linking
Evidence to Practice. Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy,
50(5), 277–279.
Kelbiso, L., Belay, A., & Woldie, M. (2017). Determinants of quality of work life
among nurses working in Hawassa town public health facilities, South
Ethiopia: A cross-sectional study. Nursing Research and Practice, 2017.
https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2017/5181676
Kent, W., Hochard, K. D., & Hulbert-williams, N. J. (2019). Journal of Contextual
Behavioral Science Perceived stress and professional quality of life in nursing
sta ff : How important is psychological fl exibility ? Journal of Contextual
Behavioral Science, 14(February), 11–19.
https://doi.org/10.1016/j.jcbs.2019.08.004
Kirkman, B. L., & Rosen, B. (1999). Beyond self-management: Antecedents and
consequences of team empowerment. Academy of Management Journal,
42(1), 58–74.
Kwon, M. (2019). Effects of recognition of flexible work systems, organizational
commitment, and quality of life on turnover intentions of healthcare nurses.
Technology and Health Care, (Preprint), 1–9.
Lee, H.-F., Kuo, C.-C., Chien, T.-W., & Wang, Y.-R. (2016). A meta-analysis of
the effects of coping strategies on reducing nurse burnout. Applied Nursing
Research, 31, 100–110.
Lewis, A., & Woodhouse, M. (2015). Using The PICOS Model To Design And
Conduct A Systematic Search : A Speech Pathology Case Using the PICOS
model to design and conduct a systematic search : A Speech Pathology case
study . A collaborative effort by Charn Nang , Bianca Piano , Abigail.
Australia University, (September).
Lippe, M. P., & Becker, H. (2015). Improving attitudes and perceived competence
in caring for dying patients: an end-of-life simulation. Nursing Education
Perspectives, 36(6), 372–378.
Lira, R. P. C., & Rocha, E. M. (2019). PICOT : Imprescriptible items in a clinical
research question. Arq Bras Oftalmol, 10(1), 20190028.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5935/0004-2749.20190028
Maatouk, I., Mueller, A., Schmook, R., Angerer, P., Herbst, K., Cranz, A., …
Gündel, H. (2016). Mental Health & Prevention Healthy aging at work –
Development of a preventive group intervention to promote quality of life of
nursing staff aged 45 years and older. Mental Health & Prevention, 4(1), 42–
48. https://doi.org/10.1016/j.mhp.2016.01.002
93
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Mackey, A., & Bassendowski, S. (2017). The history of evidence-based practice in


nursing education and practice. Journal of Professional Nursing, 33(1), 51–
55.
Makasheva, N. P., Gromova, A. S., Ishtunov, S. A., Burykhin, B. S., & Makasheva,
Y. S. (2016). The problem of professional burnout in stress management.
Maria, T., Kozasa, E. H., Carmagnani, I. S., Tanaka, L. H., Lacerda, S. S., &
Nogueira-martins, L. A. (2016). Positive Effects of a Stress Reduction
Program Based on Mindfulness Meditation in Brazilian Nursing
Professionals : Qualitativeand Quantitative Evaluation. Explore: The Journal
of Science and Healing, 12(2), 90–99.
https://doi.org/10.1016/j.explore.2015.12.005
Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Understanding the burnout experience: recent
research and its implications for psychiatry. World Psychiatry, 15(2), 103–
111.
Meng, L., Liu, Y., Liu, H., Hu, Y., Yang, J., & Liu, J. (2015). Relationships among
structural empowerment, psychological empowerment, intent to stay and
burnout in nursing field in mainland C hina—based on a cross‐sectional
questionnaire research. International Journal of Nursing Practice, 21(3), 303–
312.
Methley, A. M., Campbell, S., Chew-Graham, C., McNally, R., & Cheraghi-Sohi,
S. (2014). PICO, PICOS and SPIDER: a comparison study of specificity and
sensitivity in three search tools for qualitative systematic reviews. BMC Health
Services Research, 14(1), 579.
Mokkink, L. B., De Vet, H. C. W., Prinsen, C. A. C., Patrick, D. L., Alonso, J.,
Bouter, L. M., & Terwee, C. B. (2018). COSMIN Risk of Bias checklist for
systematic reviews of Patient-Reported Outcome Measures. Quality of Life
Research, 27(5), 1171–1179.
Momeni, B., Shafipour, V., Esmaeili, R., & Yazdani Charati, J. (2016). The
relationship between the quality of work life and sleep in nurses at the
intensive care units of teaching hospitals in Mazandaran, Iran. Journal of
Nursing and Midwifery Sciences, 3(1), 28–34.
Moola, S., Munn, Z., Tufanaru, C., Aromataris, E., Sears, K., Sfetcu, R., … Mu, P.-
F. (2017). Systematic reviews of etiology and risk . In: Aromataris E, Munn Z
(Editors). Joanna Briggs Institute Reviewer’s Manual. Joanna Briggs Institute
Reviewer’s Manual, 6. https://doi.org/10.17221/96/2009-CJGPB
Moreno-Villalón, A., Guerra-Martin, A., & Boemo, E. (2014). MiniFPGA: An
educational app for teaching partitioning, placemnent and routing on Andriod
devices. 2014 IX Southern Conference on Programmable Logic (SPL), 1–4.
IEEE.
Motamed-jahromi, M., Fereidouni, Z., & Dehghan, A. (2017). Effectiveness of
Positive Thinking Training Program on Nurses ’ Quality of Work Life through
Smartphone Applications. International Scholarly Research Notices, 2017, 1–
6. https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2017/4965816 Research
94
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Movahedi, M., Ghafari, S., Nazari, F., & Valiani, M. (2020). The e ff ect of
acupressure on quality of life among female nurses with. Applied Nursing
Research, 51(November 2018), 151175.
https://doi.org/10.1016/j.apnr.2019.05.020
Munn, Z., Barker, T. H., Moola, S., Tufanaru, C., Stern, C., McArthur, A., …
Aromataris, E. (2020). Methodological quality of case series studies: an
introduction to the JBI critical appraisal tool. JBI Evidence Synthesis.
Munn, Z., Peters, M. D. J., Stern, C., Tufanaru, C., McArthur, A., & Aromataris, E.
(2018). Systematic review or scoping review? Guidance for authors when
choosing between a systematic or scoping review approach. BMC Medical
Research Methodology, 18(1), 143.
Nayak, Tanaya and Sahoo, C. (2015). Quality of Work Life and Organizational
Performance : The Mediating Role of Employee Commitment. Journal of
Health Management, 17(3), 263–273.
https://doi.org/10.1177/0972063415589236
Nursalam, Fibriansari, R. D., Yuwono, S. R., Hadi, M., Efendi, F., & Bushy, A.
(2018). Development of an empowerment model for burnout syndrome and
quality of nursing work life in Indonesia. International Journal of Nursing
Sciences, 5(4), 390–395.
Nursalam, Nursalam, Fibriansari, R. D., Yuwono, S. R., Hadi, M., Efendi, F., &
Bushy, A. (2018a). Development of an empowerment model for burnout
syndrome and quality of nursing work life in Indonesia. International Journal
of Nursing Sciences, 5(4), 390–395.
Nursalam, Nursalam, Fibriansari, R. D., Yuwono, S. R., Hadi, M., Efendi, F., &
Bushy, A. (2018b). Development of an empowerment model for burnout
syndrome and quality of nursing work life in Indonesia. International Journal
of Nursing Sciences, 5(4), 390–395.
https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2018.05.001
Nursalam, Nursalarn, Fibriansari, R. D., Yuwono, S. R., Hadi, M., Efendi, F., &
Bushy, A. (2018). Development of an Empowerment Model for Burnout
Syndrome and Quality of Nursing Work Life in Indonesia. International
Journal of Nursing Sciences, 17(2).
https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2018.05.001
Oc, B. (2018). Contextual leadership: A systematic review of how contextual
factors shape leadership and its outcomes. The Leadership Quarterly, 29(1),
218–235.
Orgambídez-Ramos, A., & Borrego-Alés, Y. (2017). Social support and
engagement as antecedents of job satisfaction in nursing staff. Enfermería
Global, 16(4), 217–225. https://doi.org/doi.org/10.6018/eglobal.16.4.260771
Oshodi, T. O., Bruneau, B., Crockett, R., Kinchington, F., Nayar, S., & West, E.
(2019). The nursing work environment and quality of care: Content analysis
of comments made by registered nurses responding to the Essentials of
Magnetism II scale. Nursing Open.
95
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Permarupan, P. Y., Mamun, A. Al, Samy, N. K., Saufi, R. A., & Hayat, N. (2020).
Predicting Nurses Burnout through Quality of Work Life and Psychological
Empowerment : A Study Towards Sustainable Healthcare Services in
Malaysia. Sustainability Journal.
Peters, M. (2015). Methodology for JBI Scoping Reviews The Joanna Briggs
Institute Reviewers ’ Manual 2015 Methodology for JBI Scoping Reviews.
Joanna Briggs Institute, (August).
Peters, M. (2017). 2017 Guidance for the Conduct of JBI Scoping Reviews Chapter
11 : Scoping Reviews Scoping Reviews. Joanna Briggs Institute, (September).
Pigott, T., & Shepperd, S. (2013). Identifying, documenting, and examining
heterogeneity in systematic reviews of complex interventions. Journal of
Clinical Epidemiology, 66(11), 1244–1250.
Portney, L. G. (2020). Foundations of Clinical Research: Applications to Evidence-
Based Practice. FA Davis.
Prihastuty, J., Damayanti, N. A., & Nursalam, N. (2017). Quality Of Nursing Work
Life Improvement Model to Decrease Nurse Intention to Quit in Premier
Surabaya Hospital. Jurnal Ners, 8(2), 349–356.
Pujiyanto, T. I., & Hapsari, S. (2020). Performance Enhancement of Nurses with
Quality of Nursing Work Life Model. International Journal of Psychosocial
Rehabilitation, 24(7), 7736–7743.
Saaiq, M., & Ashraf, B. (2017). Modifying “ Pico ” Question into “ Picos ” Model
for More Robust and Reproducible Presentation of the Methodology
Employed in A Scientific Study. WJPS, 6(3), 2016–2018.
Sampson;, M., & Bernadette Mazurek Melnyk; Jacqueline Hoying. (2020). The
MINDBODYSTRONG Intervention for New Nurse Residents : 6-Month
Effects on Mental Health Outcomes , Healthy Lifestyle Behaviors , and Job
Satisfaction. Sigma Theta Tau Internationa, 16–23.
https://doi.org/10.1111/wvn.12411
Sampson, M., & Melnyk, B. M. (2019). Intervention Effects of the
MINDBODYSTRONG Cognitive Behavioral Skills Building Program on
Newly Licensed Registered Nurses ’ Mental Health , Healthy Lifestyle
Behaviors , and Job Satisfaction. THE J OURNAL OF NURSING A
DMINISTRATIO, 49(10), 487–495.
https://doi.org/10.1097/NNA.0000000000000792
Sinclair, C., Auret, K. A., Evans, S. F., Williamson, F., Dormer, S., Wilkinson, A.,
… Brims, F. (2017). Advance care planning uptake among patients with severe
lung disease: a randomised patient preference trial of a nurse-led, facilitated
advance care planning intervention. BMJ Open, 7(2), e013415.
Sinclair, C., Auret, K. A., Uwa, M. H., Evans, S. F., Jane, F., Dormer, S., … Koay,
M. A. (2020). Impact of a Nurse-Led Advance Care Planning Intervention on
Satisfaction , Health-Related Quality of Life , and Health Care Utilization
Among Patients With Severe Respiratory Disease : A Randomized Patient-
Preference Trial. Journal of Pain and Symptom Management, 59(4), 848–855.
96
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2019.11.018
Sirin, M., & Sokmen, S. M. (2015). Quality of nursing work life scale: the
psychometric evaluation of the Turkish version. International Journal of
Caring Sciences, 8(3), 543.
Suleiman, K., Hijazi, Z., Al Kalaldeh, M., & Sharour, L. A. (2019). Quality of
nursing work life and related factors among emergency nurses in Jordan.
Journal of Occupational Health, 61(5), 398–406.
https://doi.org/10.1002/1348-9585.12068
Sundaray, T. N. C. K. S. P. K. M. B. K. (2016). HR Interventions and Quality of
Work Life of Healthcare Employees. Emerald Group Publishing Limited,
48(5). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/ICT-02-2015-0019
Tri Ismu Pujiyanti, Suprihati Suprihati, N. N., & Anastasia Ediyati. (2016).
Improving Nursing Work Services Through Development Model of Quality
of Nursing Work Life. Jurnal Ners, 11(1), 212–218. https://doi.org/doi:
http://dx.doi.org/10.20473/jn.v8i1.3893
Tufanaru, C., Munn, Z., Aromataris, E., Campbell, J., & Hopp, L. (2014). Checklist
for Quasi-Experimental Studies. The Joanna Briggs Institute, 1–18.
Tufanaru, C., Munn, Z., Aromataris, E., Campbell, J., & Hopp, L. (2020). Checklist
for Randomized Controlled Trials. Joanna Briggs Institute, 1–9.
https://doi.org/10.1371/journal.pgen.1000960
Van Roy, K., Vanheule, S., & Inslegers, R. (2015). Research on Balint groups: a
literature review. Patient Education and Counseling, 98(6), 685–694.
Winasih, R., Nursalam, N., & Kurniawati, N. D. (2015). Cultural Organization and
Quality of Nursing Work Life on Nurses Performance and Job Satisfaction in
Dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Jurnal Ners, 10(2), 332–342.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20473/jn.v10i2.1403
Yu, G. (2018). Using meshes for MeSH term enrichment and semantic analyses.
Bioinformatics, 34(21), 3766–3767.
Zeng, X., Zhang, Y., Kwong, J. S. W., Zhang, C., Li, S., Sun, F., … Du, L. (2015).
The methodological quality assessment tools for preclinical and clinical
studies, systematic review and meta‐analysis, and clinical practice guideline:
a systematic review. Journal of Evidence-Based Medicine, 8(1), 2–10.
97
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Lampiran 1
LEMBAR CRITICAL APPRAISAL STUDI CROSS SECTIONAL
98
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Lampiran 2
LEMBAR CRITICAL APPRAISAL STUDI QUASY EXPERIMENTAL
99
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Lampiran 3
LEMBAR CRITICAL APPRAISAL STUDI QUALLITATIVE
100
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Lampiran 4
LEMBAR CRITICAL APPRAISAL STUDI REVIEW
101
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Lampiran 5

PRISMA CHECKLIST

TITLE
Title 1 Identify the report as a systematic review, meta-analysis, or both.

ABSTRACT
Structured summary 2 Provide a structured summary including, as applicable: background; objectives; data sources; study
eligibility criteria, participants, and interventions; study appraisal and synthesis methods; results;
limitations; conclusions and implications of key findings; systematic review registration number.
INTRODUCTION
Rationale 3 Describe the rationale for the review in the context of what is already known.

Objectives 4 Provide an explicit statement of questions being addressed with reference to participants, interventions,
comparisons, outcomes, and study design (PICOS).
METHODS
Protocol and registration 5 Indicate if a review protocol exists, if and where it can be accessed (e.g., Web address), and, if available,
provide registration information including registration number.
Eligibility criteria 6 Specify study characteristics (e.g., PICOS, length of follow-up) and report characteristics (e.g., years
considered, language, publication status) used as criteria for eligibility, giving rationale.
Information sources 7 Describe all information sources (e.g., databases with dates of coverage, contact with study authors to
identify additional studies) in the search and date last searched.
Search 8 Present full electronic search strategy for at least one database, including any limits used, such that it
could be repeated.
102
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Study selection 9 State the process for selecting studies (i.e., screening, eligibility, included in systematic review, and, if
applicable, included in the meta-analysis).
Data collection process 10 Describe method of data extraction from reports (e.g., piloted forms, independently, in duplicate) and any
processes for obtaining and confirming data from investigators.
Data items 11 List and define all variables for which data were sought (e.g., PICOS, funding sources) and any
assumptions and simplifications made.
Risk of bias in individual 12 Describe methods used for assessing risk of bias of individual studies (including specification of whether
studies this was done at the study or outcome level), and how this information is to be used in any data
synthesis.
Summary measures 13 State the principal summary measures (e.g., risk ratio, difference in means).

Synthesis of results 14 Describe the methods of handling data and combining results of studies, if done, including measures of
consistency (e.g., I2) for each meta-analysis.

Risk of bias across studies 15 Specify any assessment of risk of bias that may affect the cumulative evidence (e.g., publication bias,
selective reporting within studies).
Additional analyses 16 Describe methods of additional analyses (e.g., sensitivity or subgroup analyses, meta-regression), if
done, indicating which were pre-specified.
RESULTS
Study selection 17 Give numbers of studies screened, assessed for eligibility, and included in the review, with reasons for
exclusions at each stage, ideally with a flow diagram.
Study characteristics 18 For each study, present characteristics for which data were extracted (e.g., study size, PICOS, follow-up
period) and provide the citations.
Risk of bias within studies 19 Present data on risk of bias of each study and, if available, any outcome level assessment (see item 12).
103
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Results of individual studies 20 For all outcomes considered (benefits or harms), present, for each study: (a) simple summary data for
each intervention group (b) effect estimates and confidence intervals, ideally with a forest plot.
Synthesis of results 21 Present results of each meta-analysis done, including confidence intervals and measures of consistency.

Risk of bias across studies 22 Present results of any assessment of risk of bias across studies (see Item 15).

Additional analysis 23 Give results of additional analyses, if done (e.g., sensitivity or subgroup analyses, meta-regression [see
Item 16]).
DISCUSSION
Summary of evidence 24 Summarize the main findings including the strength of evidence for each main outcome; consider their
relevance to key groups (e.g., healthcare providers, users, and policy makers).
Limitations 25 Discuss limitations at study and outcome level (e.g., risk of bias), and at review-level (e.g., incomplete
retrieval of identified research, reporting bias).
Conclusions 26 Provide a general interpretation of the results in the context of other evidence, and implications for future
research.
FUNDING
Funding 27 Describe sources of funding for the systematic review and other support (e.g., supply of data); role of
funders for the systematic review.
104
CONTOH TESIS BENTUK SYSTEMATIC REVIEW

Anda mungkin juga menyukai