02 Babak I
02 Babak I
1. BABAK 1
KEBIJAKAN DASAR: PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENDIDIKAN TINGGI
1.1 PENDAHULUAN
Peserta pelatihan tim penilai proses akreditasi LAMPTKes, selamat
berjumpa pada kegiatan pelatihan modul 2 yang berjudul kebijakan
dasar dan operasional proses akreditasi pendidikan tinggi bidang
kesehatan.
Pada babak 1 ini, Kita akan mempelajari tentang berbagai kebijakan dasar
berupa peraturan perundangan yang berhubungan dengan pendidikan
tinggi bidang kesehatan. Sekurang-kurangnya ada sekitar 6 (enam)
peraturan perundangan yang akan Kita pelajari mulai dari Undang-
undang, Peraturan pemerintah, Peraturan Menteri dan surat Keputusan
Menteri yang terkait dengan pendidikan Tinggi.
1
No Nomor Kebijakan Tentang
2. Undang-Undang RI nomor 12 Pendidikan Tinggi
tahun 2012
3. Peraturan Pemerintah RInomor 4 Penyelenggaraan Pendidikan
tahun 2014 Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi
4. Permenristek Dikti nomor 44 Standar Nasional Pendidikan
tahun 2015 Tinggi
5. Undang-Undang RI nomor 14 Guru dan Dosen
tahun 2005
6. Undang-Undang RI nomor 36 Tenaga Kesehatan
tahun 2014
2
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat (butir 3); Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (butir 4).
Selain itu pada butir (6) dinyatakan bahwa Pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
3
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan,
dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
4
4. Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Pada babak kedua dari modul daring ini akan dibahas peraturan
pemerintah yang mengatur tentang proses akreditasi tersebut.
5
bangsa Indonesia. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan
yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi.
6
d. pembudayaan dan pemberdayaan bangsa yang berlangsung
sepanjang hayat;
e. keteladanan, kemauan, dan pengembangan kreativitas
Mahasiswa dalam pembelajaran;
f. pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa dengan
memperhatikan lingkungan secara selaras dan seimbang;
g. kebebasan dalam memilih Program Studi berdasarkan minat,
bakat, dan kemampuan Mahasiswa;
h. satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna;
i. keberpihakan pada kelompok Masyarakat kurang mampu
secara ekonomi; dan
j. pemberdayaan semua komponen Masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
Pendidikan Tinggi.
7
Lebih lanjut isi Undang-undang yang berkaitan dengan akreditasi
yang termuat dalam pada pasal 33 yang menyebutkan bahwa
(1) Program pendidikan dilaksanakan melalui program studi;
(2) Program studidiselenggarakan atas izin Menteri setelah
memenuhi persyaratan minimum akreditasi.
(3)`Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin
penyelenggaraan.
(4) Program Studi wajib diakreditasi ulang pada saat jangka waktu
akreditasinya berakhir.
(5) Program Studi yang tidak diakreditasi ulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dapat dicabut izinnya oleh Menteri.
8
Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi.
(7) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) dibentuk berdasarkan rumpun ilmu dan/atau cabang
ilmu serta dapat berdasarkan kewilayahan. (8) Ketentuan
lebih lanjut mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan lembaga akreditasi
mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam
Peraturan Menteri.
9
pembinaan dan koordinasi pelaksanaan jalur, jenjang, dan jenis
Pendidikan Tinggi oleh Menteri untuk mencapai tujuan
Pendidikan Tinggi.
2. Pengelolaan Perguruan Tinggi adalah kegiatan pelaksanaan
jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan Tinggi melalui pendirian
Perguruan Tinggi oleh Pemerintah dan/atau Badan
Penyelenggara untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.
3. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup programdiploma,
program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan
oleh Perguruan Tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia.
10
2. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui
akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi dan/atau lembaga akreditasi mandiri;
11
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses,
dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan program studi.
Dalam peraturan menteri ini, Standar Nasional Pendidikan Tinggi
terdiri atas (a) standar nasional pendidikan; (b) standar nasional
penelitian dan (c) standar nasional pengabdian kepada masyarakat.
12
untuk mempelajari isi pasal 5 sampai dengan pasal 42 untuk
menguasai isi dari standar nasional pendidikan tersebut.
Pada Bab III berisi Standar Nasional Penelitian yang terdiri atas 8
standar. Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian termuat dalam
pasal 43 terdiri atas: a. standar hasil penelitian;
b. standar isi
penelitian;
c. standar proses penelitian;d. standar penilaian
penelitian; e. standar peneliti; f. standar sarana dan prasarana
penelitian;
g. standar pengelolaan penelitian; dan
h. standar
pendanaan dan pembiayaan penelitian. Untuk mengetahui isi dari
Standar Nasional Penelitian, silahkan Kita mempelajari isi dari
pasal 44 sampai dengan pasal 53 dari Permenristekdikti ini.
13
perguruan tinggi dan proses penjaminan mutu eksternal melalui
akreditasi (pasal 66 a).
14
pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Selanjutnya pada pasal 6 disebutkan
bahwa Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pembahasan mengenai Dosen pada Undang-Undang ini secara rinci
diatur pada Bab V mulai dari pasal 45 sampai dengan pasal 76.
Pada pasal 45 memuat tentang kualifikasi dosen yang dinyatakan
bahwa Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi
tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya pada pasal 46 disebutkan bahwa:
(1) Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program
pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.
(2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum:
a. lulusan
program magister untuk program diploma atau
program
sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk program
pascasarjana.
(3) Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa
dapat diangkat menjadi dosen
(4) Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan keahlian dengan
prestasi luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditentukan oleh masing-masing senat akademik satuan
pendidikan tinggi.
15
(2) Bagian kedua tentang hak dan kewajiban dosen pada pasal 51
sd pasal 60
(3) Bagian ketiga tentang wajib kerja dan ikatan dinas termuat
dalam pasal 61-62
(4) Bagian keempat tentang pengangkatan, penempatan,
pemindahan dan pemberhentian dosen termuat dalam pasal 63
sd pasal 68
(5) Bagian kelima tentang Pembinaan dan Pengembangan Dosen
diatur dalam pasal 69 sd pasal 72
(6) Bagian keenam tentang penghargaan dosen diatur pada pasal
73-74
(7) Bagian ketujuah tentang perlindungan dosen diatur pada pasal
75
(8) Bagian kedelapan tentang cuti dosen diatur pada pasal 76.
16
2) Pasal 20 (1) menyatakan bahwa Penyelenggaraan pendidikan
tinggi bidang kesehatan harus memenuhi Standar Nasional
Pendidikan Tenaga Kesehatan, yang mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (ayat 2). Selanjutnya pada ayat (3)
Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun secara bersama oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan, kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan, asosiasi institusi
pendidikan, dan Organisasi Profesi. Pada ayat (4) Standar
Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
3) Pasal 21mengatur tentang uji kompetensi nasional: (1)
Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan
vokasi dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara
nasional; (2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
Organisasi Profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi
yang terakreditasi; (3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditujukan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang memenuhi standar kompetensi kerja; (4) Standar
kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga
Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri; (5) Mahasiswa
pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi; (6) Mahasiswa pendidikan
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus Uji
Kompetensi memperoleh Sertifikat Profesi yang diterbitkan
oleh Perguruan Tinggi;
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi diatur dengan Peraturan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
17
Secara lengkap silahkan Kita mengunduh Undang-Undang ini
dalam daftar referensi yang disediakan.
1.2.7 Daftar Referensi Kebijakan Dasar terkait dengan Pendidikan
Tinggi
1. Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
3. Peraturan Pemerintah RI nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi
4. Permenristek Dikti nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
5. Undang-Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
6. Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
18