Jurusan : D-III Farmasi Kelompok :4 Tema : Tunawisma
Gelandangan Juga Manusia
Di indonesia, masih terdapat tunawisma yang sering kali diacuhkan oleh
masyarakat. Tunawisma itu sendiri merupakan orang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap dan dikarenakan oleh berbagai alasan sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk tinggal di beberapa tempat yang kurang layak atau bisa dikatakan tidak layak huni seperti di bawah kolong jembatan, di piggir jalan, di depan toko, di pinggir sungai, halte bus, stasiun kereta api dan berbagai fasilitas umum lainnya untuk dijadikan tempat beristirahat.
Tunawisma atau sering juga dikenal dengan sebutan Gelandangan ini
bukanlah seorang yang hina yang bisa diperlakukan dengan seenaknya. Ada banyak kasus di negeri ini yang mengintimidasi para gelandangan seperti seorang gelandangan yang disiksa karena keberadaannya yang mengganggu, mendapat perlakuan kasar dari masyarakat sekitar yang mungkin terganggu atas keberadaannya. Mereka mencari sesuap nasi dengan mencari barang-barang bekas, mengemis, hingga tak jarang ada gelandangan/tunawisma yang merampok. Kesulitan ekonomi dan rendahnya pendidikan yang mereka alami, menjadikan mereka berpikir bahwa untuk mendapatkan segalnya dengan menghalalkan berbagai cara adalah pilihan yang tetap demi keberlangsungan hidup. Tidak hanya itu, belum lagi untuk mereka yang sudah berkeluarga harus mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada banyak orang baik di dunia ini yang memberikan sedikit banyak rezeki mereka kepada para tunawisma dalam bentuk makanan, sembako dan uang. Pemerintah dan Dinas Sosial diharapkan lebih fokus kepada tunawisma mengingat mereka juga butuh penghidupan yang layak, tempat tinggal yang bisa membuat nyaman saat beristirahat dan makanan yang layak konsumsi. Tidak semua tunawisma mendapatkan keberuntungan itu, ada saja beberapa oknum yang menganggap mereka remeh sehingga keberadaan tunawisma ini semakin bertambah. Adapun tunawisma yang mendapat perhatian dari Dinas Sosial, biasanya anak-anak dan remaja di beri tempat tinggal berupa Panti Asuhan. Untuk tunawisma yang lanjut usia di beri tempat tinggal di Panti Jompo. Banyak masyarakat yang berinisiatif memberikan sembako, uang, dan sharing dengan cara berkunjung ke panti asuhan. Disana, kita bisa melihat bahwa mereka juga layak mendapat perhatian penuh, banyak dari mereka yang terpisah dengan orang tuanya, dari saudara-saudaranya, keluarganya, bahkan ada yang sengaja dibuang oleh orang tuanya karena alasan tertentu. Dengan berkunjung ke panti asuhan kita bisa memberikan sedikit banyaknya tentang pentingnya pendidikan, mengajak mereka belajar membaca, menulis, mengaji dan cara yang baik dalam berkomunikasi. Untuk itu, dalam mengatasi jumlah tunawisma/gelandangan agar mendapat penghidupan yang layak, peran mahasiswa sangat dibutuhkan. Mahasiswa dapat menjadi ulur tangan tunawisma kepada pemerintah. Dengan membangun semangat dan rasa peduli terhadap sesama terkhusus kepada tunawisma, mahasiswa bisa memberi bantuan berupa dana sumbangan dari masyarakat, sembako dan perhatian kecil seperti mengajak anak-anak tunawisma bermain, belajar dan bercerita. Selain itu, mahasiswa juga berperan penting bagi masyarakat dalam meningkatkan rasa peduli masyarakat terhadap tunawisma dengan cara memberi pengertian kepada masyarakat melalui sosialisasi Peduli Tunawisma, guna mengajak masyarakat untuk tetap menghargai keberadaan mereka. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah, masyarakat dan mahasiswa menjadi sebuah lingkaran kehidupan bagi tunawisma dengan merangkul mereka, menghargai, memberi kelayakan hidup dan perhatian bagi mereka yang membutuhkan agar terciptanya lingkungan sosial yang baik dan sejahtera.