A
DENGAN DIAGNOSA VOMITING
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Masalah Kesehatan Vomiting sebagai tugas
Stase Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Profesi Ners STIKES Pemkab Jombang
Tahun Ajaran 2020/2021
NIM : 201204052
Telah di konsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Stase Keperawatan Medikal
Bedah Profesi Ners STIKES Pemkab Jombang pada:
Hari :
Tanggal :
Supriliyah Praningsih,S,Kep.Ns.M.Kep
NIK. 011986050420100253
A. PENGERTIAN
Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla
oblongata otak.
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen.
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksi otot- otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun
refluesophagus. Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat
gerakan peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk
dikunyah kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isi lambung yang lambat.
B. ETIOLOGI
Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka evaluasi diagnosis mutah
tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan faktor lokasi stimulus, umur
dan gejala gastrointestinal yang lain. Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit
metabolik lebih sering terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan
psikogenik sebagai penyebab mutah lebih sering terjadi dengan meningkatnya
umur.Intoleransi makanan, perilaku menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering
merupakan gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan
neuromotor.
Penyebab muntah bisa karena :
1. Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat
keseimbangan
2. Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan
metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam
amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria)
3. Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada
struktur (misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis),
maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping
metabolisme lainnya)
4. Masalah sensitifitas
5. Keracunan makanan atau Toksin di saluran pencernaan
6. Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang
mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan
jari telunjuknya.
Penyakit gastroenteritis akut merupakan penyebab muntah yang paling sering
terjadi. Pada kondisi ini, muntah biasanya terjadi bersama-sama dengan diare dan rasa
sakit pada perut. Pada umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri patogen. Virus utama
penyebab muntah adalah rotavirus, sementara bakteri patogen mencakup Salmonella,
Shigella, Campylobacter dan Escherichia coli.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala Vomiting atau Muntah antara lain:
1. Keringat dingin
2. Suhu tubuh yang meningkat
3. Mual
4. Nyeri perut
5. Akral teraba dingin
6. Wajah pucat
7. Terasa tekanan yang kuat pada abdomen dan dada
8. Pengeluaran saliva yang meningkat
9. Bisa disertai dengan pusing
D. PATOFISIOLOGI
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis.
Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai respon
terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang sebagai respon terhadap
rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan muntah.
Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang
melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
a.Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada
organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
b.Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan glottis
tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga
menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
c. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan
kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya diafragma disertai dengan
penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi, fundus
dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka.
E.PATHWAY KEPERAWATAN
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah lengkap
b) Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.
c) Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau
kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
d) Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya
penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak jelas
penyebabnya.
e) Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan
defek pada siklus urea.
f) Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke
arah penyakit hati.
g) Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadar lipase
serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah
serangan akut.
h) Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau
infeksi parasit.
2. Ultrasonografi
Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga
bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium
meal.
3. Foto polos abdomen
a) Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi malformasi
anatomik kongenital atau adanya obstruksi.
b) Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidak
spesifik karena dapat ditemukan pada gastroenteritis
c) Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah diafragma
menandakan adanya perforasi.
4. Barium meal
Tindakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta larut air.
Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang menyebabkan
obstruksi pada pengeluaran gaster.
5. Barium enema
Untuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada
intususepsi.
H.ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian): mual,
muntah.
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit).
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien).
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau
tidak).
2. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital sign
b) Tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut kering, kelopak mata cekung,
produksi urine berkurang).
c) Tanda- tanda shock
d) Penurunan berat badan
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium : analisis urine dan darah
b) Foto polos abdomen meupun dengan kontras
c) USG
d) Pyelografi intravena/ sistrogram
e) Endoskopi dengan biopsy/ monitoring PH esophagus
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. resiko defisit nutrisi berhungan dengan faktor psikologi (keengganan untuk makan)
No Diagnose SLKI SIKI
2 Resiko defiit nutrisi Status Nutrisi Porsi makanan yang Manajemen gangguan Tindakan:
berhubungan Definisi : dihabiskan meningkat makan Observasi
dengan faktor Keadekuatan asupan Nyeri abdomen menurun Definisi:
Monitor asupan dan
psikologi nutrisi untuk memenuhi Berat badan membaik mengidentifikasi dan
keluarnya makanan
(keengganan untuk kebutuhan metabolisme Nafsu makan membaik mengelola diet yang
dan cairan serta
makan) buruk, olahraga
Bising usus membaik berlebihan dan/atau kebutuhan kalori
Membran mukosa pengeluaran makanan Edukasi
membaik dan cairan berlebihan Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan (mis.
pengeluaran yang di
sengaja, muntah)
Ajarkan pengaturan
diet yang tepat
Ajarkan keterampilan
koping untuk
penyelesaian masalah
perilaku makan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target
berat badan, kebutuhan
kalori dan pilihan
makanan.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS VOMITING
I. PENGKAJIAN
A. Informasi Umum
Nama : Tn. A
Usia : 38 th
Tanggal Lahir : 07 Juli 1983
Jenis Kelamin : L
Suku bangsa : Jawa
Tgl MRS : 24 April 2021.
Waktu : 06.36 WIB
Alamat : Sumombito
Sumber Informasi : Ny. H (istri)
Tanggal pengkajian : 28 April 2021
Obyektif (Tanda)
Respon terhadap aktivitas yang diamati : - Kardiovaskuler: - Respirasi: 22 x/menit
Status mental (mis.,menarik diri/ letargi) : -
Pengkajian Neuromuskular : -
Tidur :
Jam : 24.00
Tidur siang -
Kebiasaan tidur : larut malam
Massa/ tonus otot : kuat
Postur :-
Tremor : tidak ada
Rentang gerak : bebas
Kekuatan : lemah
Deformitas :-
Sirkulasi
Subjektif (Gejala)
Riwayat tentang: Hipertensi : tidak ada
Masalah Jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada
Edema mata kaki/ kaki : tidak ada
Flebitis : tidak ada
Penyembuhan lambat :-
Klaudikasi :-
Direfleksia :-
Ekstremitas :- :-
Batuk/ hemoptisis :-
Perubahan frekuensi/ jumlah urine : ±800 cc
Obyektif (Tanda)
TD : 110/80 mmHg
Berbaring/ duduk/ berdiri : berbaring
Tekanan nadi : teraba meningkat
Gap auskultatori :-
Nadi (palpasi) :
Karotis : kuat
Temporal :-
Jugularis : tidak ada pembesaran
Radialis :-
Femoralis :-
Popliteal :-
Postibial :-
Dorsalis pedis :-
Jantung (palpasi) : simetris
Getaran : normal
Dorongan : normal
Bunyi jantung :
Frekuensi :-
Irama : vasikuler
Kualitas :-
Friksi gesek :-
Murmur : tidak ada
Bunyi napas : tidak ada suara nafas
tambahan
Desiran vaskular : vascular
Distensi vena jugularis :
Ekstremitas : hangat
Suhu : 36,50C
Warna : sawo matang
Makanan / Cairan
Subjektif (Gejala)
Diit biasa (tipe) : Tim
Jumlah makanan per hari 3x1 hari
Makan terakhir/ masukan : Tim
Pola diit :-
Kehilangan selera makan : keluarga mengatakan px
kurang selera makan
Mual/ muntah : px mengatakan muntah
Nyeri ulu hati/ salah cerna :-
Yang berhubungan dengan :-
Disembuhkan oleh :-
Alergi/ intoleransi makanan :-
Masalah-masalah mengunyah/ menelan : -
Gigi : lengkap
Berat badan biasa :-
Perubahan berat badan :-
Penggunaan diuretic : -
Obyektif (Tanda)
Berat badan sekarang : -
Tinggi badan :
Bentuk tubuh : tegap
Turgor kulit : baik
Kelembaban/ kering membran mukosa : kering
Edema : tidak ada
Umum :-
Dependen :-
Periorbital :-
Asites :-
Distensi vena jugularis :tidak ada
Pembesaran tiroid : tidak ada hernia/ massa : tidak ada
Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/ gusi : baik
Penampilan lidah : merah muda
Membran mukosa : pucat
Bising usus : meningkat
Bunyi napas : tidak ada bunyi nafas tambahan
Urin S/ A atau Kemstiks : -
Serum glucose(Glucometer) : -
Kebersihan
Subjektif (Gejala)
Aktivitas sehari-hari : bisa melakukan secara mandiri
Tergantung/ Mandiri : Mandiri
Mobilitas : bebas
Makan : selama di RS selera makan
pasien berkurang
Higiene : selama sakit hanya di seka
Berpakaian Pasien selalu mengganti
pakaiannya
Toileting : bisa melakukan sendiri
Waktu mandi yang diinginkan : 2x sehari (namun selama di RS pasien tidak
pernah mandi hanya di seka)
Pemakaian alat bantu/ prostetik :-
Bantuan diberikan oleh :
Obyektif (Tanda)
Penampilan umum : rapi
Cara berpakaian : rapi
Kebiasaan pribadi : sopan
Bau badan : sedikit bau
Kondisi kulit kepala : bersih
Adanya kutu : tidak ada
Subjektif (Gejala)
Rasa ingin pingsan/ pusing : pusing
Sakit kepala : ya
Frekuensi :-
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) :-
Stroke (gejala sisa) : -
Kejang :-
Tipe :-
Aura : -
Frekuensi :-
Status post iktal :-
Cara mengontrol :-
Mata :
Kehilangan penglihatan :-
Pemeriksaan terakhir :-
Glaukoma :-
Katarak :-
Telinga :
Kehilangan pendengaran :-
Pemeriksaan terakhir :-
Penciuman :-
Epistaksis : -
Obyektif (Tanda)
Status mental : baik
Orientasi / disorientasi :
Waktu :-
Tempat :- :-
Kesadaran : baik
Mengantuk :-
Letargi :-
Stupor :-
Koma :-
Kooperatif : px kooperatif
Menyerang :-
Delusi :-
Halusinasi :-
Afek (gambarkan) :-
Memori :
Saat ini : ingat
Yang lalu : ingat
Kaca mata :-
Kontak lensa : -
Alat bantu dengar :-
Ukuran/ rekasi pupil :
Kanan/Kiri : normal
Facial drop :
Menelan : baik
Genggaman tangan/ lepas :
Kanan/Kiri : baik
Postur : baik
Refleks tendom dalam :
Paralisis :-
Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi :-
Intensitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) :-
Frekuensi :-
Kualitas : -
Durasi :-
Penjalaran :-
Faktor-faktor pencetus :-
Cara menghilangkan : -
Faktor-faktor yang berhubungan : -
Dampak pada aktivitas :-
Fokus tambahan :-
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : -
Menjaga area yang sakit :-
Respons emosional :-
Penyempitan fokus :-
Perubahan TD : 110/80mmHg
Nadi : 99x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Subjektif (Gejala)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : -
Riwayat bronkitis :-
Asma :-
Tuberkulosis :-
Emifisema : -
Pneumonia kambuhan : -
Pemanjanan terhadap udara berbahaya :-
Perokok :- Pak/ hari : -
Lama dalam tahun :-
Penggunaan alat bantu pernapasan :-
Oksigen
Obyektif (Tanda)
Pernapasan : normal
Frekuensi : 22x/mnt
Kedalaman :- Simetris
:-
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada otot bantu nafas
Napas cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
Fremitus :-
Bunyi napas :-
Egofoni :-
Sianosis :-
Jari tabuh : lengkap
Karakteristik sputum :-
Fungsi mental/ gelisah : -
Keamanan
Subjektif (Gejala)
Alergi/ sensitivitas :-
Reaksi : -
Perubahan sistem imun sebelumnya : -
Penyebab :-
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : -
Pemeriksaan :-
Perilaku resiko tinggi : -
Tranfusi darah/ jumlah :-
Kapan :-
Gambaran reaksi :-
Riwayat cedera kecelakaan : -
Fraktur/ dislokasi :
Artritis/ sendi tak stabil :-
Masalah punggung :-
Perubahan pada tahi lalat :
Pembesaran nodus :-
Kerusakan penglihatan, pendengaran :
Protese :-
Alat ambulatori :-
Obyektif (Tanda)
Suhu tubuh :
Diaforesis :-
Integritas kulit : turgor kulit baik
Jaringan parut : tidak ada
Kemerahan :-
Laserasi :-
Ulserasi :-
Ekimosis :-
Lepuh : -
Luka bakar: (derajat/ persen) :
Drainase :-
Tandai lokasi pada diagram di bawah ini :
Kekuatan Umum : baik
Tonus otot : baik
Cara berjalan : normal
ROM : normal
Parestesia/ paralisis : normal
Hasil kultur, Pemeriksaan sistem imun :normal
Seksualitas (Komponen dari Integritas dan Interaksi Sosial)
Subjektif (Gejala)
Aktif melakukan hubungan seksual : -
Penggunaan Kondom : -
Masalah-masalah/ kesulitan seksual : -
Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat :-
Rabas penis :
Gangguan prostat :-
Sirkumsisi :
Vasektom :
Melakukan pemeriksaan sendiri :-
Payudara/ Testis : -
Prostoskopi/ pemeriksaan prostat terakhir : -
Perempuan
Usia menarke :-
Lamanya siklus :-
Durasi :-
Periode mentruasi terakhir :-
Menopouse : -
Rabas vaginal :-
Berdarah antara periode :-
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri/ mammogram : -
PAP smear terakhir : - Payudara/penis/testis :-
Obyektif (Tanda)
Pemeriksaan :-
Kutil genital/ lest : -
Interaksi Sosial
Subjektif (Gejala)
Status perkawinan :-
Hidup dengan : istri dan anak
Masalah-masalah/ stres :-
Keluarga besar : iya
Orang pendukung lain : keluarga
Peran dalam struktur keluarga : Kepala keluarga
Adanya laringektomi :-
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/ kondisi : -
Perubahan bicara : tidak ada
Penggunaan alat bantu komunikasi : tidak ada
Obyektif (Tanda)
Bicara : Jelas
Tak jelas :-
Tidak dapat dimengerti :-
Afasia :-
Pola bicara tak biasa/ kerusakan :-
Pengunaan alat bantu bicara :-
Komunikasi verbal/ nonverbal dengan keluarga/ orang terdekat lain: komunikasi normal
Pola interaksi keluarga (perilaku) : saling membantu
Penyuluhan/Pembelajaran
Subjektif (Gejala)
Bahasa dominan (khusus) : bahasa jawa
Tingkat pendidikan :-
Ketidakmampuan belajar :-
Melek huruf : bisa membaca
(khusus) :-
Keterbatasan kognitif
Keyakinan kesehatan/ yang dilakukan: berdoa
Orientasi spesifik terhadap perawatan kesehatan (spt, dampak dari agama/ kultural yang di
anut) : - Faktor resiko keluarga (tandai hubungan) : anak
Diabetes :-
Tuberkulosis :-
Penyakit jantung :-
Stroke :-
TD tinggi :-
Epilepsi :-
Penyakit ginjal :-
Kanker :-
Penyakit jiwa :- Lain-lain: -
Obat yang diresepkan (lingkari dosis terakhir) :
- Sukralfat 3x1
- Iansoprazol
- Sistenol 2x1
- Injeksi granisetron 1x1
2 28- Resiko Monitor asupan dan keluarnya makanan dan S : pasien mengatakan enggan untuk makan
April- defisit
cairan serta kebutuhan kalori
2021 nutrisi O:
berhubungan Anjurkan membuat catatan harian tentang
- Mukosa bibir kering, tampak pucat
dengan
faktor perasaan dan situasi pemicu pengeluaran - Porsi makan utuh
psikologi makanan (pengeluaran yang di sengaja, - GCS = 456
(keengganan - TD = 110/80
untuk muntah) - N = 66x/menit
makan) Ajarkan pengaturan diet yang tepat - S = 36,60C
- RR = 22x/menit
Ajarkan keterampilan koping untuk
- Sp02 = 99
penyelesaian masalah perilaku makan
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
29- Periksa tanda dan gejala hipovolemia S: pasien mengatakan masih muntah 2 kali
April-
2021 Hasil : TD : 90/80, N: 76x/menit, membran O : pasien tampak lemas
0
mukosa kering, suhu : 36,7 C
A: masalah belum teratasi
Memberikan asupan cairan oral
Hasil : pasien mau minum P : Intervensi di lanjutkan
- Sukralfat 3x1
Kolaborasi pemberian cairan IV - Iansoprazol
Hasil : pasien diberikan cairan infus sodium - Sistenol 2x1
Injeksi granisetron 1x1
chloride
29- Monitor asupan dan keluarnya makanan dan S : pasien mengatakan enggan untuk makan
April-
cairan serta kebutuhan kalori
2021 O:
Anjurkan membuat catatan harian tentang - Mukosa bibir lembab, tidak tampak pucat
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran - Sudah mulai makan sedikit-sedikit
makanan (pengeluaran yang di sengaja, - Porsi makan habis setengah
- GCS = 456
muntah) - TD = 90/60
Ajarkan pengaturan diet yang tepat - N = 76x/menit
- S = 36,70C
Ajarkan keterampilan koping untuk
- RR = 20x/menit
penyelesaian masalah perilaku makan - Sp02 = 99
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
30- Periksa tanda dan gejala hipovolemia S: pasien mengatakan sudah tidak muntah
April-
2021 Hasil : TD : 120/90, N: 85x/menit, membran O : pasien tidak tampak lemas
0
mukosa kering, suhu : 36,7 C
A: masalah teratasi
Memberikan asupan cairan oral
Hasil : pasien mau minum P : Intervensi dihentikan
Putra, Deddy Satriya. Muntah pada anak. Di sunting dan di terbitkan Klinik Dr. Rocky™. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin
Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta gastroenterologi anak. CV. Sagung Seto. Jakarta
http://rinimustikasari.blogspot.com/2009/11/muntah-pada-bayi-dan-anak.html