Anda di halaman 1dari 3

HANDOUT SEJARAH

PEMINATAN
PROKLAMASI DAN UPAYA MELENGKAPI STRUKTUR
PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Perumusan Teks Proklamasi
Perumusan naskah proklamasi dilakukan setelah peristiwa Rengasdengklok. Setelah peristiwa
Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dijemput untuk kembali ke Jakarta. Di sana mereka menetap di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1. Kala itu, Laksamana Maeda bersedia menyediakan
rumahnya dan menjamin keselamatan Soekarno-Hatta dan lainnya. Soekarno, Hatta, dan Maeda
sempat menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk membicarakan proklamasi. Sayangnya, Nishimura
melarang Soekarno-Hatta untuk menggelar rapat PPKI terkait kemerdekaan. Menyadari hal tersebut,
kedua tokoh penting tersebut sadar bahwa mereka harus melaksanakan proklamasi tanpa campur
tangan Jepang.
Teks proklamasi tersebut memuat pernyataan tegas dan
keinginan bangsa Indonesia untuk menjadi negara
merdeka yang menentukan nasibnya sendiri. Kalimat
pertama pada naskah teks proklamasi yaitu "Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia" dikutip Achmad Soebardjo dari rumusan
sidang BPUPKI (Dokuritsu Junbi Chosakai). Sedangkan
kalimat terakhir naskah teks proklamasi dirumuskan Moh Hatta yang berbunyi "Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya". Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan sehingga diperoleh
rumusan teks proklamasi tulisan tangan Ir. Sukarno.
Setelah konsep teks proklamasi ditunjukan kepada yang hadir timbullah masalah mengenai
siapa yang akan menandatanganinya. Ir Sukrano menyarankan pada peserta rapat agar bersama sama
menandatangani naskah proklamasi selaku wakil wakil bangsa Indonesia. Namun, usulan tersebut
ditentang golongan muda. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah
Sukarno – Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut disetujui hadirin. Selanjutnya Sayuti Melik
bertugas mengetik naskah tulisan tangan Ir. Sukarno dengan melakukan beberapa perubahan.
Dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan 1945, dilihat dari segi hukum tata
negara, berarti bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya,
baik tatanan Hindia Belanda maupun tatanan hukum pendudukan Jepang. Dengan perkataan lain,
Bangsa Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan hukum yang baru, yaitu tatanan

1
HANDOUT SEJARAH
PEMINATAN
hukum Indonesia, yang berisikan hukum Indonesia, yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh
bangsa Indonesia (Joeniarto, 2001:20).
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras membentuk lembaga
kepemerintahan sebagaimana layaknya suatu negara merdeka. Dalam kesempatan ini, PPKI
menyelenggarakan rapat pada tanggal 18 Agustus 1945, sebagai rapat yang pertama setelah
proklamasi kemerdekaan. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah 9
orang sebagai anggota baru yang terdiri dari para pemuda seperti Chairul Saleh dan Sukarni.
Namun, karena para pemuda menganggap bahwa PPKI bentukan Jepang, akhirnya para pemuda
meninggalkan tempat
Sidang PPKI I (18 Agustus 1945)
1. Mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara.
2. Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
3. Akan membentuk Komite Nasional
Sidang PPKI II (19 Agustus 1945)
1. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Maluku, Sunda Kecil, Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Pembentukan Komite Nasional Daerah.
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri
negara.
Sidang PPKI III ( 22 Agustus 1945)
1. Pembentukan Komite Nasional.
2. Pembentukan PNI.
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945 dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), BKR merupakan bagian dari
BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang) yang tujuannya memelihara keselamatan masyarakat
dan keamanan di berbagai wilayah. Oleh karena BKR bukan tentara maka sampai akhir Agustus
Indonesia belum memiliki tentara.
Pada tanggal 29 September 1945 pasukan sekutu (AFNEI) tiba di Indonesia dengan membawa
pasukan NICA yang mempunyai tujuaan untuk menjajah kembali Indonesia. Dengan demikian,
ancataman dari kekuatan asing semakin besar. Para pemimpin negara menyadari bawah sulit / tidak
mungkin suatu negara tanpa tentara atau Angkatan perang. Untuk itu pemerintah memanggil mantan

2
HANDOUT SEJARAH
PEMINATAN
KNIL Urip Sumohardjo untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat pada tanggal 5 Oktober 1946. Lalu
pada tanggal 1 januari 1946 TKR berubah nama menjadi TRI, kemudian diubah lagi menjadi TRI pada
tanggal 26 Januari 1946. Situasi negara yang semakin genting ditambah aksi-aksi Belanda yang semakin
nyata ingin menjajah kembali Indonesia, maka pada tanggal 5 Mei 1947 Presiden mengeluarkan dekrit
pembentukan Organisasi Tentara Nasional dan kemudian diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947 menjadi
Tentara Nasional Indonesia ang terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara.

Anda mungkin juga menyukai