j- 0
82 D
5/ ese
P
W mb
11 er
/6 2
/2 02
02 0
0
Wasis Prabowo
NIP 19651030 198703 1 001
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Output Kegiatan (IOK)
Lampiran VII Jumlah Proyek Prioritas Strategis yang Tercapai Sesuai Target
Lampiran VIII Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai auditor intern pemerintah RI, BPKP berperan membantu pemerintah pusat/
daerah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi, sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJMN 2020–2024.
Untuk melaksanakan peran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah
melaksanakan 6 (enam) Sasaran Program. Sasaran Program tersebut dilaksanakan
melalui kegiatan pengawasan BPKP, baik yang bersifat assurance maupun consultacy.
Laporan Kinerja ini menyajikan realisasi kinerja Perwakilan BPKP tahun 2020
dengan target Perjanjian Kinerja Tahun 2020 antara Kepala BPKP dengan Kepala
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah.
a. Capaian Kinerja (IKK) Tahun 2020 sebagai berikut:
Capaian Sasaran Program tersebut dibiayai dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2020 sebesar Rp49.595.204.819,00 atau 98,16% dari
anggaran 2020 sebesar Rp50.525.149.000,00.
Keberhasilan capaian kinerja tahun 2020 merupakan indikasi bahwa sistem
akuntabilitas kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah telah berjalan pada
jalur yang benar.
b. Faktor Pendukung capaian target kinerja Tahun 2020:
1) Komitmen bersama pimpinan dan seluruh pegawai dalam mencapai target
kinerja;
2) Kualitas layanan berupa pengawasan, konsultansi atau bimbingan teknis yang
memadai;
iv
3) Pegawai memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai;
4) Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
c. Penghargaan yang diterima Tahun 2020
1) Piagam Penghargaan atas Dukungan Pelaporan Keuangan Tahun 2019 BPKP
hingga memperoleh opini WTP dari BPK-RI;
2) Piagam Penghargaan atas Pembinaan Tata Kelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Boyolali dengan SIMDA dalam rangka mendukung
peyelenggaraan pengelolaan negara yang transparan dan akuntabel;
3) Piagam Penghargaan atas Pembinaan Tata Kelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Boyolali khususnya Tata Kelola Keuangan BOS melalui
Aplikasi SIMDA Keuangan untuk BOS.
d. Rencana Perwakilan BPKP untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja:
1) Meningkatkan koordinasi dengan K/L/P maupun Pemda dalam rangka
penugasan pengawasan, Bimbingan Teknis dan layanan konsultansi;
2) Mendorong pelaksanaan Self Assesment Maturitas SPIP dan Kapabilitas APIP
pada pemerintah kabupaten/Kota yang belum mencapai Level 3;
3) Meningkatkan kompetensi Pegawai baik melalui Diklat/Workshop maupun
PKS/PPM;
v
BAB I PENDAHULUAN
Peran BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 sebagai auditor yang bertanggung
jawab kepada presiden. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari presiden.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi
Selatan dan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-428/K/SU/2016 tentang
Jumlah Koordinator Pengawasan pada Perwakilan BPKP. Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Kepala Perwakilan, berdasarkan SK Kepala BPKP
Nomor Kep-20/K/SU/2020 Tanggal 30 Januari 2020 dengan struktur organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah disajikan dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
Kepala Perwakilan
Wasis Prabowo
Korwas
Bidang P3A
Sunarto
C. KOMPOSISI PEGAWAI
Sumber Daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah per 31 Desember
2020 sebanyak 223 orang dengan komposisi SDM berdasarkan jenis kelamin, jabatan,
golongan, pendidikan dan usia disajikan dalam Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
Struktural
Jabatan
SLTA S2
10.3% 10.8%
SLTA S2
Korwas 23 24
Dalnis
D3
18.8%
D3
42
Ketua Tim Pendidikan
Anggota Tim
S1
134
Tata Usaha S1
60.1%
0 25 50 75 II
1.3%
125 II IV
21.5%
3 IV
100 48
Usia
75
Golongan
50
III
25 172
III
127 96
77.1%
0
21-30 31-40 41-50 51-60
Merujuk pada Renstra BPKP Tahun 2020-2024, kegiatan yang menjadi tanggung jawab
Perwakilan adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan atas Optimalisasi Penerimaan Daerah;
2. Pengawasan atas Potensi Penerimaan Daerah;
3. Pengawasan atas Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah;
4. Pengawasan atas Nilai Penyelamatan Keuangan Negara/Daerah;
5. Pengawasan atas Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan;
6. Pengawasan atas Hambatan Pelaksanaan Pembangunan;
7. Pengawasan atas Dukungan Badan Usaha terhadap Pembangunan Nasional;
8. Pengawasan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi (EPK) K/L/BU/Pemda;
9. Pengawasan atas Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian;
10. Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern Pemda/K/L/BU/BLUD.
F. SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini memberikan penjelasan mengenai
pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2020.
Capaian kinerja tahun 2020 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja Tahun
2020 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja
terhadap target kinerja ini akan memungkinkan identifikasi terhadap sejumlah celah
kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
VISI
MISI
Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Membangun Sumber Daya Pengawasan yang berkualitas
1. PERNYATAAN VISI
Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi harus bersifat
praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta menumbuhkan
motivasi yang kuat bagi pegawai BPKP untuk mewujudkannya.
Pengertian yang terkandung dalam pernyataan visi tersebut adalah:
a. Auditor Intern Pemerintah RI
BPKP sebagai Auditor Intern Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam
rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance
terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu Kementerian, Lembaga dan
Pemerintah Daerah serta Korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari
proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias, dan
tidak diintervensi oleh pihak lain.
Terdapat dua hal penting dalam frase auditor intern Pemerintah RI yaitu audit intern
dan auditor Pemerintah RI.
1) Audit Intern
Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat aktivitas
yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa consultancy yang diperoleh
dengan pendekatan yang sistematis untuk meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional. Kegiatan layanan tersebut
meliputi evaluasi dan peningkatan efektivitas pengelolaan risiko (risk
management), pengendalian (control) dan proses proses tata kelola pemerintah
(governance processes). Untuk program atau kebijakan pembangunan nasional,
pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial)
untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.
2) Auditor Pemerintah RI
Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang
difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan
memberikan respon berupa kegiatan assurance melalui suatu sistem pengawasan
untuk menghasilkan suatu informasi akuntabilitas.
BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis Kementrian/Lembaga, Pemerintah
Daerah dan Badan Usaha dengan menyediakan jasa consultancy. Sebagai auditor
pemerintah BPKP berperan secara signifikan dalam membantu manajemen
pemerintah mencapai sasaran strategis dan tujuan organisasi secara efektif dan
efisien serta bebas dari penyimpangan/KKN.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor intern
berkelas dunia, yaitu:
1) Aspek SDM
Sumber daya manusia (SDM) BPKP mampu melaksanakan penugasan yang
dimandatkan dengan keahlian dan profesional (due professional care) dalam setiap
pelaksanaan penugasan pengawasan, berintegrasi sesuai kode etik auditor dan
memiliki kemampuan intelektual.
2) Aspek Organisasi
Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam
melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta
sistem dan proses yang berlaku di BPKP. BPKP selalu mengusahakan peningkatan
kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan
dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait
dan standar baru di bidang pengawasan.
3) Aspek Produk
Bahwa kualitas hasil pengawasan BPKP baik yang berupa assurance maupun
consultancy harus mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam
meningkatkan kinerja pemerintah dan program pembangunan.
c. Trusted Advisor
Peran BPKP dalam assurance and consulting activities BPKP berkomitment sebagai
pemberi saran yang terpercaya melalui komunikasi yeng efektif, hubungan yang kuat,
kemauan untuk berkembang bersama organisasi mitra strategis K/L/P/BU dalam
mencapai tujuannya.
d. Good Governance Sektor Publik
BPKP sesuai kewenangannya bertekad mempromosikan good governance sektor
publik dalam dua aspek terkait akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah
dan pembangunan nasional serta kapasitas pemerintah dalam mengelola sumber
daya serta menyusun dan mengimplementasikan kebijakan.
2. PERNYATAAN MISI
BPKP melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden untuk menegakkan sistem
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, mengelola pemerintahan yang
bersih, efektif dan terpercaya dan mensinergikan pemerintah daerah dalam kerangka
negara kesatuan dengan:
a. Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional
BPKP mengemban amanah untuk melaksanakan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yaitu:
1) Pengawasan Intern
Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan
dan kegiatan pengawasan lain terhadap tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban individu atau organisasi untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakannya
kepada pihak yang berhak atau berkepentingan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban tersebut. Tiga hal terkait akuntabilitas adalah pihak yang
.
Target Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 - 2024
Tabel 2.1
Perencanaan Kinerja
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah ditetapkan berdasarkan Renstra Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah sesuai Keputusan Kepala Perwakilan Nomor Kep-330/PW11/6/2020 tanggal 12 Agustus 2020
yang berbeda dengan IKK Perwakilan yang ada pada Lampiran Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Nomor
2181/PW11/6/2020 tanggal 2 Desember 2020.
B. PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
telah ditandatangani Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2020 yang merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah kepada Kepala BPKP Nomor S-1449/PW11/6/2020 pada tanggal 3 September 2020 yang
Akuntabilitas Kinerja
kemudian direvisi dengan Nomor S-2181/PW11/6/2020 pada tanggal 2 Desember 2020. Perkin tersebut berisi
kesanggupan untuk mewujudkan target kinerja tahunan dan mempertanggungjawabkan atas keberhasilan maupun
kegagalannya. Sebagai-mana tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2020 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah selain
14
daerah) yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Perwakilan Provinsi Jawa Tengah
Indikator Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2020 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2020, sebagai berikut:
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Tahun 2020
2. URAIAN KINERJA
Realisasi kinerja Tahun 2020 berdasarkan sasaran program/sasaran kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai
auditor intern pemerintah diuraikan di bawah ini:
Sasaran Kegiatan I
Meningkatanya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Daerah
Dari gambar 3.1, nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi telah
mencapai 113,30% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
1) Telah dilaksanakan sosialisasi tentang strategi OPAD;
2) Melaksanakan bimtek pemeriksaan pajak daerah;
3) Melaksanakan bimtek optimalisasi PAD retribusi; dan
4) Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan OPAD.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan melakukan:
1) Bimtek/asistensi pemeriksaan pajak daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
2) Memfasilitasi permintaan mitra yang berhubungan dengan upaya OPAD.
Dari gambar 3.2, potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi telah mencapai
595,72% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
1) Telah dilaksanakan sosialisasi tentang strategi OPAD;
2) Melaksanakan bimtek pemeriksaan pajak daerah;
3) Melaksanakan bimtek optimalisasi PAD retribusi; dan
4) Melakukan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan OPAD.
Dari gambar 3.4, nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah telah mencapai
55,11% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan melakukan:
1) Koordinasi dengan K/L/P/K maupun Aparat Penegak Hukum (Kejaksaan/
Kepolisian) untuk menggali potensi penugasan audit investigatif dan audit PKKN;
2) Peningkatan kompetensi pegawai melalui PPM.
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja sasaran kegiatan I telah dicapai secara
efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 119,23% lebih besar dari pada
capaian penggunaan dana sebesar 98,61%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja sasaran kegiatan I tidak dicapai secara
efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 119,23% lebih kecil dari pada
capaian penggunaan OH sebesar 125,80%.
Sasaran Kegiatan II
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
Realisasi indikator jumlah kegiatan prioritas yang diawasi tahun 2020 tidak dapat
dibandingkan dengan tahun 2019 karena target tahun 2020 merupakan target
tahun pertama dalam Renstra BPKP 2020–2024 dan Indikator tersebut baru
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020. Perkembangan realisasi nilai
penyelamatan keuangan negara dan daerah dan perbandingan realisasi tahun 2020
dengan target 2021-2024 disajikan pada gambar 3.5 halaman berikutnya.
Dari gambar 3.5, jumlah kegiatan prioritas yang diawasi telah mencapai 140,00%
apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Upaya mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai
kebutuhan melalui saluran komunikasi yang ada.
Realisasi indikator jumlah kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target tahun 2020
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2019 karena target tahun 2020 merupakan
target tahun pertama dalam Renstra BPKP 2020–2024 dan Indikator tersebut baru
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020. Perkembangan realisasi nilai
penyelamatan keuangan negara dan daerah dan perbandingan realisasi tahun 2020
dengan target 2021-2024 disajikan pada gambar berikut:
Dari gambar 3.6, jumlah kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target telah
mencapai 66,67% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai
kebutuhan melalui saluran komunikasi yang ada.
Realisasi indikator jumlah proyek strategis nasional yang tercapai sesuai target
tahun 2020 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2019 karena target tahun 2020
merupakan target tahun pertama dalam Renstra BPKP 2020–2024 dan Indikator
tersebut baru ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020. Perkembangan
realisasi nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah dan perbandingan
realisasi tahun 2020 dengan target 2021-2024 disajikan pada gambar berikut:
Gambar 3.7 Target dan Realisasi
Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target
Dari gambar 3.7, jumlah proyek strategis nasional yang tercapai sesuai target telah
mencapai 125,00% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Capaian kinerja mencapai target didukung oleh:
1) Perencanaan yang memadai;
2) SDM yang kompeten;
3) Tersedianya anggaran pengawasan.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan:
1) Memfasilitasi pemecahan masalah-masalah yang dihadapi PSN melalui diskusi
secara tripatriasi;
2) Memantau dan memonitor pencapaian target PSN secara berkala.
2.5 Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
Indikator jumlah program lintas sektoral pembangunan daerah yang tercapai sesuai
target tidak terdapat target maupun realisasi pada tahun 2020.
Dari gambar 3.9, jumlah BUMD dengan kinerja sehat telah mencapai 303,03%
apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Capaian kinerja mencapai target didukung oleh:
1) Perencanaan yang memadai;
2) SDM yang kompeten;
3) Tersedianya anggaran pengawasan;
4) Sebagian besar BUMD mempercayakan evaluasi kinerjanya dilakukan oleh BPKP
sehingga memudahkan pemantauan tindak lanjut rekomendasi dan pengukuran.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Jawa Tengah akan:
1) Meningkatkan kegiatan bimbingan teknis;
2) Memfasilitasi seluruh stakeholders agar target-target kinerja BUMD terpenuhi.
Sasaran Kegiatan IV
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Dari gambar 3.12, persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti telah mencapai 111,11% apabila dibandingkan
dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Capaian kinerja mencapai target didukung oleh:
1) Adanya Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan yang mengatur kewenangan fungsi pengawasan
pencegahan korupsi;
2) Adanya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Stranas PK yang
mengharuskan setiap K/L dan Pemda melakukan aksi pencegahan korupsi.
Sasaran Kegiatan V
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian
Intern K/L/P/BU
Dari gambar 3.13, jumlah APIP Pemda dengan kapabilitas APIP ≥ level 3 telah
mencapai 71,43% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Capaian kinerja mencapai target didukung oleh:
1) Dilaksanakannya workshop peningkatan kapabilitas APIP;
2) Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP secara intensif.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Jawa Tengah akan:
1) Melakukan fasilitasi untuk mendorong implementasi infrastruktur kapabilitas
APIP oleh inspektorat secara berkesinambungan;
2) Mendorong pelaksanaan self assessment kapabilitas APIP oleh masing-masing
inspektorat;
3) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan teknis substansi dengan pola PNBP
maupun melalui daring di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah;
4) Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran
komunikasi yang ada; dan
5) Mendorong pelaksanaan audit kinerja sesuai PPBR dan kegiatan konsultansi.
Dari gambar 3.15, jumlah Pemda Kab/Kota dengan maturitas SPIP ≥ level 3 telah
mencapai 96,55% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Faktor penghambat/kendala belum tercapainya kinerja indikator ini antara lain
kurangnya dukungan dan komitmen kepala daerah dan jajaran pemerintah
Kabupaten
. Brebes dalam menyelenggarakan SPIP.
Untuk meningkatkan capaian kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah akan:
1) Melakukan bimtek Maturitas SPIP pada Kabupaten Brebes yang belum mencapai
Level 3;
2) Mendorong pelaksanaan self-assessment maturitas penyelenggaraan SPIP
Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
3) Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran
komunikasi yang ada
Pada tahun 2020, jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3 belum terealisasi
karena Pemerintah Provinsi baru mencapai skor 2,44.
Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3 terealisir pada Tahun 2020 diperoleh
atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah.
Realisasi indikator jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3 tahun 2020 tidak
dapat dibandingkan dengan tahun 2019 karena target tahun 2020 merupakan
target tahun pertama dalam Renstra BPKP 2020–2024 dan Indikator tersebut baru
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020. Perkembangan dan perbandingan
realisasi jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3 tahun 2020 dengan target
2021-2024 disajikan pada gambar berikut:
Gambar 3.16 Target dan Realisasi
jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
Dari gambar 3.16, jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ level 3 belum mencapai
nilai optimal apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Faktor penghambat/kendala belum tercapainya kinerja indikator ini antara lain
kurangnya dukungan dan komitmen Kepala Daerah dan jajaran pemerintah provinsi
dalam penerapan manajemen risiko;
Untuk meningkatkan capaian kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah akan:
1) Melakukan bimtek pengelolaan manajemen risiko pada pemerintah provinsi;
2) Mendorong pelaksanaan self-assessment atas penerapan pengelolaan
manajemen risiko; dan
3) Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran
komunikasi yang ada.
Dari gambar 3.17, jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ level 3 belum mencapai
nilai optimal apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Faktor penghambat/kendala belum tercapainya kinerja indikator ini antara lain
kurangnya dukungan dan komitmen Kepala Daerah dan jajaran Pemda Kab/Kota
dalam penerapan manajemen risiko;
Untuk meningkatkan capaian kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah akan:
5.8 Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Indikator persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban
keuangan desa diukur dengan analisis perbandingan antara jumlah desa yang telah
menyusun laporan pertanggungjawaban sesuai ketentuan dibandingkan dengan
jumlah desa seluruhnya. Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 2.639 desa.
Pada tahun 2020, persentase jumlah desa yang menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan desa yang terealisisr sebanyak 5.864 desa atau
mencapai 222,21% dari target tahun 2020.
Persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan
desa terealisir pada Tahun 2020 diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Realisasi indikator persentase jumlah desa yang menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan desa tahun 2020 tidak dapat dibandingkan dengan
tahun 2019 karena target tahun 2020 merupakan target tahun pertama dalam
Renstra BPKP 2020–2024 dan Indikator tersebut baru ditetapkan dalam perjanjian
kinerja tahun 2020. Perkembangan dan perbandingan realisasi persentase jumlah
desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan desa tahun 2020
dengan target 2021-2024 disajikan pada gambar berikut:
Gambar 3.18 Target dan Realisasi
Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Dari gambar 3.18, persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggung-
jawaban keuangan desa telah mencapai nilai yang baik apabila dibandingkan
dengan target akhir Renstra tahun 2024.
Faktor pendukung tercapainya kinerja ini adalah adanya persyaratan untuk
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan desa untuk pencairan dana
desa.
Untuk meningkatkan capaian kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi
Jawa Tengah akan:
1) Melakukan bimtek atas implementasi siskeudes pada Pemerintah Kabupaten; dan
2) Melakukan pemantauan secara berkala dan sesuai kebutuhan melalui saluran
komunikasi yang ada.
05.9 Jumlah Desa yang Menerapkan Pengelolaan Aset Desa secara Memadai
Indikator jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
tidak terdapat target maupun realisasi pada tahun 2020.
Sasaran Kegiatan VI
Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja
Sasaran kegiatan meningkatnya tata kelola unit kerja diukur menggunakan 14 (empat
belas) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan capaian rata-rata 107,86% sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan VI
Uraian capaian kinerja atas 14 (empat belas) indikator Meningkatnya Tata Kelola Unit
Kerja adalah sebagai berikut:
6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
Indikator nilai skor zona integritas unit kerja diukur berdasarkan komponen
pengungkit dan komponen hasil sesuai PERMENPAN Nomor 10 Tahun tahun 2019
tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Bersih dan Melayani.
Realisasi tahun 2020 sebesar 84,25 atau mencapai 105,51% dari target 80. Faktor
pendukung keberhasilan capaian kinerja yaitu:
1) Komitmen bersama pimpinan dan seluruh pegawai;
2) Meningkatnya koordinasi dan komunikasi anggota Satgas; dan
3) Adanya pembenahan administrasi dan SOP.
Hasil penilaian IKPA oleh Kementerian Keuangan Tahun 2020 per bulan November 2020
memeperoleh skor 97,59 atau mencapai 101,13% dari target tahun 2020.
Faktor pendukung keberhasilan capaian kinerja yaitu:
1) Meningkatnya komitmen pimpinan dan pelaksana dalam menyelesaikan tugas;
2) Adanya kompetensi tim pengelola keuangan;
3) Meningkatnya koordinasi dan komunikasi dengan bidang terkait kecepatan SPJ perjadin.
6.7 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP (Khusus Unit Kerja Mandiri)
Indikator persentase penyusunan laporan keuangan sesuai SAP diukur dengan
jumlah laporan keuangan yang diterbitkan sesuai dengan SAP dibandingkan dengan
total jumlah laporan keuangan. Target kinerja tahun 2020 sebesar 100,00%.
Jumlah laporan keuangan sesuai SAP sebanyak satu laporan, seluruhnya disusun sesuai
SAP atau 100,00%. Capaian kinerja tahun 2020 sebesar 100,00% dari target tahun 2020.
Faktor pendukung keberhasilan capaian kinerja:
1) Meningkatnya komitmen pegawai untuk menyelesaikan tugasnya;
2) Meningkatnya Kompetensi tim penyusun laporan;
3) Efektifnya reviu berjenjang diantara tim penyusun laporan.
6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)
Indikator penilaian sesuai form penilaian pengeloalaan BMN, penilaian dilakukan
secara self assesment dan kemudian divalidasi oleh Biro Umum. Target kinerja
tahun 2020 adala skor B (Baik).
Skor penilaian tahun 2020 sebesar 97,10% atau masuk kategori A (Sangat Baik)
atau mencapai 100,00% dari target tahun 2020.
Faktor pendukung keberhasilan capaian kinerja yaitu :
1) Meningkatnya kompetensi pengelola BMN;
2) Meningkatnya komitmen dan pengguna BMN;
3) Pemantauan kondisi BMN dilapangan secara berkala.
6.14 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja (Khusus Unit Kerja Perwakilan)
Indikator indeks kepuasan layanan unit kerja diukur menggunakan survey layanan
perwakilan. Target kinerja tahun 2020 skor nilai 70,00 dari skala 100,00.
Hasil survey tahun 2020 dengan responden eksternal menghasilkan skor indeks
kepuasan layanan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah mencapai 90,70 atau
mencapai 129,57% dari target 70,00 tahun 2020.
Faktor pendukung keberhasilan capaian kinerja:
1) Kualitas layanan berupa pengawasan, konsultansi atau bimbingan teknis dapat
dirasakan manfaatnya;
2) Pelaksanaan pengawasan, bimtek, dan konsultansi tepat waktu;
3) Integritas pelayanan yang memadai (layanan resmi, tidak ada diskriminasi, tidak
ada gratifikasi, tidak ada pungli);
4) Terdapat prosedur/mekanisme/media yang jelas untuk penanganan pengaduan
atau permasalahan;
5) Sarana dan prasarana yang cukup untuk melaksanakan pengawasan, bimtek, dan
konsultansi;
6) Prosedur/mekanisme dan tahapan pengawasan, bimtek, dan konsultasi jelas dan
mudah dipahami;
7) Etika pelayanan petugas/pegawai dalam membeikan layanan bersikap ramah dan sopan;
8) Pegawai memiliki kompetensi dan kemampuan yang cukup;
9) Terdapat inovasi yang bermanfaat untuk kemudahan dan kecepatan pemberian layanan.
2. PENGHARGAAN/APRESIASI
a. Piagam Penghargaan atas Dukungan Pelaporan Keuangan tahun 2019 BPKP
hingga memperoleh opini WTP dari BPK-RI;
b. Piagam Penghargaan atas Pembinaan Tata Kelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Boyolali dengan SIMDA dalam rangka mendukung
peyelenggaraan pengelolaan negara yang transparan dan akuntabel;
c. Piagam Penghargaan atas Pembinaan Tata Kelola Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Boyolali khususnya Tata Kelola Keuangan BOS
melalui Aplikasi SIMDA Keuangan untuk BOS.
4. INOVASI
a Library Cafe "Becik Mulyo"
Hasil dari Knowledge Manajemen System (KMS) yang dimanfaatkan untuk
perwakilan maupun pihak eksternal perwakilan dalam hal sharing knowledge
kepada pegawai di lingkungan perwakilan. Dalam bentuk paparan ringan dan
santai dengan difasiltasi zoom maupun tidak.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Realisasi anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tahun 2020 sebesar
Rp49.595.204.819,00 atau terserap 98,16% dibandingkan dengan anggaran tahun
2020 sebesar Rp50.525.149.000,00. Rincian per jenis belanja, per program, dan
per sasaran kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Anggaran dan Realisasi Keuangan
Menurut Jenis Belanja Tahun 2020
Langkah-langkah yang direncanakan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja antara lain:
1. Meningkatkan koordinasi dengan K/L/P maupun Pemda dalam rangka penugasan
pengawasan, Bimbingan Teknis dan layanan konsultansi;
2. Mendorong pelaksanaan Self Assesment Maturitas SPIP dan Kapabilitas APIP pada
pemerintah kabupaten/Kota yang belum mencapai Level 3;
3. Meningkatkan kompetensi Pegawai baik melalui Diklat/Workshop maupun PKS/PPM.