Anda di halaman 1dari 8

Aspek Pemasaran bagi UMKM (CATATAN)

 Pemasaran dan Konsumen


 Problem Pemasaran dan penjualan yang dihadapi oleh UMKM saat ini
 Mencapai keberhasilan usaha melalu strategi pemasaran yang yang efektif
 Mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen
 Peran penting riset pasar bagi UMKM

Aspek Pemasaran bagi UMKM : Product & Pricing


 Strategy
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan
untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan
keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi
pemasaran. [1] Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah
pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan
lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

 Pengenalan Produk dan Pasar Sasaran


Pasar sasaran adalah sekelompok pembeli (konsumen) yang mempunyai sifat-sifat yang
sama yang dapat membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya kelompok orang dengan ciri yang
sama belum berarti mereka terbentuk menjadi sebuah pasar sasaran. Hanya saja bila mereka
memiliki ciri-ciri yang sama sebagai pembeli (konsumen), maka barulah mereka terbentuk
dalam pasar sasaran. Misalnya, selama remaja selaku menjadi pembeli atau konsumen
bertingkah laku yang berbeda dengan kelompok usia lain, kemudian muncullah sebuah pasar
sasaran remaja.
Ciri-ciri dari pemasaran tersendiri yang ditemukan disetiap pasar sasaran yang
sedemikian itu dapat membantu pemasar menyesuaikan produk/barang serta program
pemasarannya guna untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan keinginan setiap sasaran. Maka
dari itu pemasar modern banyak mencurahkan perhatian terhadap pengenalan serta telaah
berbagai macam pasar sasaran bagi produk/barang mereka.

Pemasaran sasaran memerlukan 3 langkah utama :


1. Segmentasi pasar ( Segmenting )
Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda –
beda yang mungkin membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang
terpisah.
2. Penentuan pasar sasaran ( Targeting )
Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih
salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki.
3. Penempatan produk (Positioning)
Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat
pada setiap pasar sasar.

 Branding, Packaging dan Labelling


Brand adalah suatu nama, istilah, simbul, atau disain (rancangan), atau kombinasinya
yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkannya oleh
pesaing. 

Keuntungan Penggunaan Merk Bagi Penjual


·         Membantu program periklanan dan peragaan perusahaan.
·         Membantu meningkatkan pengawasan terhadap barang yang di jual.
·         Membantu dalam perluasan market share.
·         Membantu dalam stabilisasi harga.
·         Mengurangi pembandingan harga
·         Mempermudah perluasan product mix.

Pembungkusan (packaging) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan umum dalam


perencanaan barang yang melibatkan penentuan disain dan pembuatan bungkus atau kemasan
bagi suatu barang.
Pembungkusan ini sering dihubungkan dengan kebijaksanaan label dan merk karena label
sering dicantumkan pada kemasan dan merk adalah semacam label. Adapun alasan-alasan utama
untuk melakukan pembungkusan adalah :
1.      Merupakan salah satu fungsi dalam pemasaran. Maksudnya, pemberian bungkus pada suatu
barang dapat melindungi barang tersebut dalam pengangkutannya dari produsen ke konsumen
atau pemakai industri. Di samping itu, barang-barang yang diberi bungkus umumnya lebih
praktis, lebih bersih, dan lebih sulit menguap, tumpah, ataupun rusak. Pembungkusan dapat pula
membantu dalam pengenalan suatu barang dan dapat mencegah penggantian barang-barang
saingan.
2.      Pembungkusan juga dimaksudkan dalam program pemasaran perusahaan. Dengan suatu
kemasan, barang-barang dapat dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Perubahan bungkus sering pula mengubah kesan dari konsumen karena konsumen mempunyai
anggapan bahwa barang yang ada di dalamnya juga ikut berubah.

Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
barang tersebut atau penjualannya. Jadi, sebuah label itu mungkin merupakan bagian dari
pembungkusannya, atau mungkin merupakan suatu etiket yang tertempel secara langsung pada
sebuah barang. Misalnya : pada obat-obatan, kadang-kadang ditemui tulisan ‘hanya untuk orang
dewasa”. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang label, berikut ini akan diberikan
penggolongan label beserta contohnya.
Adapun macam-macam label yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan adalah :

1.      Brand Label
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand. Misalnya pada kain atau tekstil, kita
dapat mencari tulisan berbunyi : “sanforized, berkolin, tetoron”, dan sebagainya. Nama-nama
tersebut digunakan oleh semua perusahaan yang memperoduksinya. Selain brand label ini,
masing-masing perusahaan juga mencantumkan merk yang dimilikinya pada tekstil yang
diproduksi.

2.      Grade Label
Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label ini
dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata. Misalnya pada terigu, sering tercantum tulisan
yang berbunyi : “kualitas nomor 1, kualitas superior”, dan sebagainya.

3.      Descriptive Label
Descriptive label atau juga disebut informative label merupakan label yang menggambarkan
tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu barang. Pada barang jenis
obat-obatan sering kita jumpai label seperti ini pada pembungkusnya

 Pilihan Strategi Produk


Strategi produk terdiri dari beberapa tahapan :
1. penetapan harga
a. SKIMMING PRICING
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru
atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan mulai ketat.
b. PENETRATION PRICING
Strategi harga penetrasi ialah dimana perusahaan berusaha memperkenalkan suatu
produk baru dengan harga rendah, dengan harapan akan dapat memperoleh volume
penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.
c. PRESTIGE PRICING
Strategi dimana menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas
produk yang tinggi dan umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty.
d. PRICE LINING 
Strategi lining pricing adalah strategi dimana memberikan cakupan harga yang
berbeda pada lini produk yang beda (mengelompokkan).
e. ODD-EVEN PRICING
Strategi menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah
ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan
dibeli lebih murah.
f. BUNDLE PRICING
Penetapan harga dengan cara menjual produk dalam satu paket dengan satu harga
tertentu yang lebih murah dibanding membeli satu unik produk masing-masing.

2. pemberian merek produk


3. strategi distribusi
4. manajemen waktu

 Strategi Penetapan Harga Product Bundling


Dalam marketing, Product bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan
beberapa produk menjadi satu paket penjualan. Strategi ini sangat umum digunakan dalam
bisnis software.

Strategi ini akan memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila :


• Biaya produksi rendah 
• Pangsa pasar cukup besar
• Konsumen berminat karena ada unsur penyederhanaan dalam proses pembelian produk dan
dapat mengambil manfaat dari pembelian produk.
• Rata-rata marginal cost rendah
• Customer acquisition cost tinggi

Product bundling sangat tepat untuk produk yang memiliki volume penjualan dan tingkat
keuntungan yang tinggi. 

Aspek Keuangan bagi UMKM


 Mengenal problem financial yang dihadapi UMKM saat ini
Banyak dari pelaku UMKM yang yakin bahwa perusahaannya akan tumbuh dan dapat
memperluas pemasaran, namun terkendala dari sisi modal yang terbatas. Bahkan sebagian
dari UMKM masih belum tersentuh lembaga keuangan (bank), sehingga banyak juga dari
UMKM mengambil jalan untuk memanfaatkan lembaga keuangan mikro walaupun dengan
beban dan resiko yang cukup berat.

Berikut adalah masalah – masalah yang umum terjadi terkait keuangan pada UMKM :
1. TIDAK ADA PEMISAHAN REKENING ANTARA UNTUK USAHA DENGAN
PRIBADI
Sebagian besar pemilik bisnis UMKM masih mencampurkan uang antara untuk keperluan
pribadi (rumah tangga) dengan keperluan bisnis. Resiko yang paling sederhananya adalah
Anda tidak dapat mengukur dengan pasti performa usaha Anda. Apakah untung atau rugi.
Apakah usaha Anda memiliki arus kas yang surplus atau defisit. Resiko yang paling
parahnya adalah ketika ternyata uang usaha Anda lebih banyak digunakan untuk keperluan
pribadi sehingga tidak mampu belanja modal lagi atau tidak mampu membayar operasional
usaha. Maka usaha Anda akan tutup.
2. TIDAK MEMILIKI PERENCANAAN KEUANGAN YANG MATANG
Biasanya para pemilik bisnis UMKM masih mengerjakan semuanya sendirian. Atas dasar itu
maka mereka merasa punya alasan yang cukup kuat untuk tidak membuat laporan keuagan.
Segala sesuatu pengeluaran dan pembelanjaan dilakukan berdasarkan instring atau suka –
suka pemilik bisnis.
3. TIDAK MEMILIKI LAPORAN KEUANGAN
Dengan memiliki Laporan Keuangan standar bisnis, Anda akan mengetahui berapa banyak
uang usaha yang sudah Anda gunakan untuk keperluan pribadi. Juga berapa besar nilai aset
Anda dibandingkan dengan revenue yang dihasilkan atau ketersediaan kas. Yang disebut
dengan laporan keuangan itu minimal Anda memiliki NERACA, LABA RUGI, dan ARUS
KAS

 Menganalisis kebutuhan jumlah dana untuk keperluan investasi awal dan modal kerja
usaha
Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan dibedakan
menjadi:
 Dana investasi awal atau initial investment
 Dana modal kerja (working capital)

Investasi Inisial adalah dana investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal
(mesin pabrik, bangunan pabrik dan gudang, bangunan kantor dan perumahan untuk tenaga
kerja langsung), tanah lokasi, pemasangan, produksi percobaan, serta pengadaan alat-alat
kantor (mesin kantor dan mebel), jasa-jasa umum (listrik, air, telepon), serta sarana
pendukung lainnya (jalanan proyek, kendaraan bermotor, rumah dinas, dan fasilitas lainnya).

Modal kerja (working capital) adalah dana yang diperlukan untuk membiayai aktivitas
operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial. Memperhatikan uraian di atas,
maka sebuah proyek memerlukan dua macam pengeluaran, yaitu :
1. Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi inisial.
2. Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure), yaitu
modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah memasuki fase
operasi komersial.

 Menganalisis sumber sumber dana, biaya modal dan struktur modal yang akan
digunakan
Sumber Dana dan Struktur Modal
Secara umum dan dapat dipenuhi melalui tiga sumber lazim, yaitu;
 Dana sendiri dari pengusaha (investor, self financing)
 Dana sendiri dan dana pinjaman investasi (leverage financing)
 Dana sendiri dan pinjaman atau kerja sama asing (joint venture)

Di dunia nyata, permodalan pada umumnya dipenuhi dengan cara yang kedua, yaitu leverage
financing. Kebijakan pendanaan demikian membawa konsekuensi terhadap struktur modal
proyek atau perusahaan, dan selanjutnya berdampak pada biaya modal dan nilai perusahaan.

 Menganalisis proyeksi arus kas


Analisis arus kas (cash flow) adalah laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan
bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode. 

 Menganalisis proyeksi rugi dan laba


Laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan operasional perusahaan
selama jangka waktu tertentu. Biasanya pengusaha menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas dan nilai investasi. Laporan ini menyajikan informasi untuk
membantu pengusaha dalam memprediksi jumlah arus kas di masa mendatang.

 Menganalisis penggunaan dana dan analisa titik impas (BEP).


Menurut Darsono (2008), Break Even Point atau BEP adalah suatu analisis untuk
menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada
harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan /
profit.

Rumus Analisis Break Even :


BEP = Total Fixed Cost / ( Harga perunit - Variabel Cost Perunit )
Keterangan :
Fixed Cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang
diproduksi.
Variable Cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada banyak sedikitnya jumlah
barang yang diproduksi.

Analisis BEP bertujuan menemukan satu titik, baik dalam unit maupun rupiah yang
menunjukan besaran biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut,
berarti belum diperoleh keuntungan, dengan kata lain tidak untung tidak rugi. Sehingga
dimana jumlah penjualan melampaui angka BEP, maka selisih besaran nilai antara titik
impas dengan total penjualan menunjukkan keuntungan yang diperoleh. Sasaran Analisis
BEP tidak lain mengetahui pada tingkat volume berapa titik impas berada.

 Merencanakan Pertumbuhan asset perusahan.

Aspek Teknik dan Produksi (SESUAI UMKM KELOMPOK)


 Problem teknik dan produksi saat ini
 Kapasistas dan kemudahan pengadaan bahan baku
 Desain proses produksi, karakteristik proses yang dipilih, tata urutan pekerjaan dan tipe
proses yang digunakan
 Mempelajari dan menganalisis teknologi produksi yang digunakan

Mengelola Bisnis Keluarga (CATATAN MATERI P SYAFRIL)


 Definisi Bisnis Keluarga dan eksistensi bisnis keluarga di Indonesia
 Kekuatan dan kelemahan perusahaan keluarga
 Peran keluarga dalam membangun dan mempertahankan perusahaan keluarga
 Suksesi pada perusahaan keluarga

Anda mungkin juga menyukai