Zulfikar Mardjun - Asuhan Keperawatan Keluarga - Dikonversi
Zulfikar Mardjun - Asuhan Keperawatan Keluarga - Dikonversi
Oleh
Zulfikar Mardjun
19014104026
MANADO 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan
Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.Maka
dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan darah sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan
keduanya.Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Majid, 2018) .
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi esensial (primer).Penyebabnya
secara pasti belum diketahui.Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi esensial
yaitu faktor genetik, stress dan psikologis, faktor lingkungan, dan diet (peningkatan penggunaan
garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium) (Majid, 2018).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan obat-obatan.Penyebab
hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal; seperti obesitas, retensi insulin,
hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan, seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid (Majid,
2018).
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi derajat Hipertensi berdasarkan JNC-8 :
Derajat Tekanan Sistolik Tekanan
Diastolik
Normal <120 <80
Pre-Hipertensi 120-139 0-89
Hipertensi Derajat I 140-159 0-99
Hipertensi Derajat II ≥160 ≥100
(Sumber : Majid, 2018)
4. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi belum diketahui dengan pasti.Sejumlah kecil klien antara 2-5 % memiliki
penyakit dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.Namun, masih
belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi.Kondisi inilah yang disebut sebagai
“hipertensi esensial”.Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan darah
normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi esensial (Majid, 2018).
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak penyebab yang dapat
diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak faktor, termasuk : arterosklerosis,
meningkatnya pemasukan sodium, baroreseptor, renin secretion, renin exoretion dari sodium dan
air, faktor genetic dan lingkungan. Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi peripheral
merupakan dua dasar mekanisme penyebab hipertensi.Banyak yang menduga bahwa hipertensi
memberatkan pembentukan plaque. Pihak lain menemukan plaque berisi arteri menyebabkan
tekanan darah meningkat (Majid, 2018).
Baroreseptor (proses reseptor) mengontrol peregangan dinding arteri dengan menghalangi pusat
vasokontriksi medulla.Ketidakcocokan sekresi renin juga meningkatkan perlawanan
peripheral.Iskemia arteri ginjal menyebabkan pembebasan dari renin, precusor dari angiotensin
II.Precusor ini menyebabkan kontriksi arteri dan meningkatnya tekanan darah, kelanjutan dari
kontriksi pembuluh-pembuluh darah menyokong terjadinya vascular sclerosis dan merugikan
pembuluh darah.Terdapat penebalan intra-arteriolar dan penempatan kembali dari kelembutan
otot dan garis jaringan elastic dengan jaringan fibriotik.Peredaran dan nekrosis (kematian
jaringan), selanjutnya merusak pembuluh darah dan menggagalkan meningkatnya perlawanan
vascular (Majid, 2018).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi di bedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur (Nurarif
& Kusuma, 2015).
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala,
dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
(Nurarif & Kusuma, 2015)
6. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg (Padilla, 2013).
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi menurut Padilla (2013) meliputi :
Terapi Non-Farmakologi , yang digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr.
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
3) Penurunan berat badan.
4) Penurunan asupan etanol.
5) Menghentikan merokok.
6) Diet tinggi kalium.
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah olahraga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain.
2) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobic atau 72-87 % dari denyut
nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan
rumus 220-umur.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit dalam zona latihan.
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali perminggu dan paling baik 5 kali perminggu.
7. Terapi Farmakologi
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat
(Padilla, 2013).
Pengobatannya meliputi :
a. Diuretic
Bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan di
tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung lebih ringan. Obat diuretic dikenal
dengan nama pil air. Akibat pemberian diuretic adalah tidak hanya garam yang dikeluarkan dari
dalam tubuh, tetapi zat lain yang berguna bagi tubuh seperti kalium ikut dikeluarkan. Untuk
mengatasi kondisi tersebut, biasanya diresepkan pil-pil khusus untuk memperlancar air seni
tetapi tetap mempertahankan kalium dalam tubuh (Dalimartha, 2008).
Menurut Dalimartha (2008) ada 4 kelas diuretic :
1) Thiazide (contoh obat :hidroklorotiazid (HCT) dosisnya 12,5-50 mg/hari).
2) Loop Diuretik (contoh obat : furosemid dosisnya 20-80 mg dua kali sehari).
3) Agen hemat kalium (contoh obat : amilorid dosisnya 5-10 mg/hari).
4) Antagonis aldosteron (contoh obat : spiroklorothiazid 25-50 mg/hari).
Obat-obatan ini bisa menyebabkan efek samping antara lain hipokalemia (kekurangan natrium
dalam darah) yang menyebabkan gejala lemas, lemah otot, muntah dan pusing (Padilla, 2013).
b. Penghambat simpatetik
Bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas).Contoh obat yang termasuk obat jenis ini yaitu metilpoda, klonidin, dan
resepin.Efek samping obat ini adalah anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah karena
pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan kadang-kadang dapat menimbulkan
hepatitis kronis (Padilla, 2013).
c. Betablocker
Mekanisme kerja obat anti-hipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung dan
tidak dianjurkan pada penderita yang mengidap gangguan pernapasan seperti asma
bronchial.Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon
adrenalin). Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat, detak jantung dan kekuatan pompa
jantung menurun.Sehingga, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan
tekanan darah menurun.Pada orangtua terdapat bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus berhati-hati (Padilla, 2013). Contoh obat yang termasuk obat
jenis ini yaitu asebutolol dosisnya 200-800 mg/hari, celiprolol dosisnya 200-400 mg/hari, dan
antenolol dosisnya 50-100 mg/hari (Dalimartha, 2008).
d. Penghambat saluran kalsium (Calcium Channel Blockers)
Cara kerja golongan obat ini adalah menghambat ion kalsium masuk ke dalam sel otot polos
melalui penghambatan di kanal kalsium sehingga tekanan darah turun.Ion kalsium berperan
penting dalam mengatur kontraksi otot polos jantung/dinding arteriol. Secara kimiawi, CCB
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : derivat dihidropiridin dan derivat nondihidropiridin. Nama
obat dan dosis untuk derivat dihidropiridin : amplodipin 2,5-10 mg/hari, felodipin 2,5-20
mg/hari, nikardipin 40-60 mg/hari, nifedipin 30-60 mg/hari, cilazapril 1,25-5 mg/hari. Nama obat
dan dosis untuk derivat nondihidropiridin : verapamil 80 mg/hari, diltiazem 60-120 mg/hari
(Dalimartha, 2008). Efek samping yang mungkin ditimbulkan yaitu sembelit, pusing, sakit
kepala dan muntah (Padilla, 2013).
e. Vasodilator
Kerja obat vasodilator berlangsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh
darah.Contoh obat yang termasuk obat jenis ini seperti hidralazin, dan minoksidil.Efek
sampingnya, kemungkinan terjadi sakit kepala dan pusing (Padilla, 2013).
f. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Cara kerja golongan obat ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah) (Padilla, 2013). Obat ini bisa menurunkan tekanan
darah dengan cara membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat yang termasuk
golongan ini yaitu captopril dosisnya 25-50 mg/hari, benazepril 10-40 mg/hari, fosinopril 10-40
mg/hari (Dalimartha, 2008). Efek samping yang mungkin ditimbulkan yaitu batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas (Padilla, 2013).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan
yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga
adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.Sumber informasi dari tahapan
pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :
a. Data Umum
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga
dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang
mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga
tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan
masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
status kesehatan yang diharapkan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi
situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk
mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari
pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota
keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan
dan pengobatan hipertensi
3. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab.Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
ini adalah sebagai berikut :
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit
hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi
serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat
mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
Mubarak, Wahud Iqbal., & Chayatin, Nurul ., & Santoso, Bambang Adi. (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas 2.Jakarta : Salemba medika
eprints.poltekkesjogja.ac.id/.../KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.pdf
https://www.academia.edu/.../LP_LANSIA_DENGAN_HIPERTENSI_by_ RIA_SEPTI
https://adoc.tips/laporan-pendahuluan-hipertensi-pada-lansia.html
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Halima Ahmat
2. Alamat : Tuminting, Kelurahan Mahawu Lingkungan IV
3. Komposisi Keluarga
Genogram :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
= Laki-laki meninggal
= Perempuan
meninggal
Dena Rumah
Keterangan Gambar :
1. Teras 2
1 5 2. Ruang Tamu
3. Kamar 1
3 4
4. Kamar 2
6
5. Dapur
6. Kamar Mandi / WC
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : Sikap dan hubungan antara anggota keluarga baik, dan keluarga selalu
mengembangkan sikap saling menghargai dan mengasihi dengan keluarga lainnya maupun
dengan masyarakat
2. Fungsi sosialisasi : Interaksi dalam keluarga berlangsung dengan baik dan terbuka antar
anggota keluarga maupun dengan mayarakat. Keluarga selalu hidup rukun dan damai baik
dalam lingkungan keluarga maupun dimasyarakat.
3. Fungsi perawatan keluarga :
Ketika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga lainnya mencoba untuk
merawat walaupun kurang memahami cara merawatnya.
Keluarga makan 3 x sehari dengan selingan roti dan kue yang ada. Keluarga mengatakan
jenis makanan yang di makan keluarga semua sama
Kebiasaan tidur dimalam hari ± 7 jam, sedangkan pada siang hari ± 1 jam, dan keluarga
jarang berolahraga
Setiap anggota keluarga mandi 2 x sehari (terkadang 1 x dalam sehari)
Terkait dengan Covid-19 keluarga mengatakan terkadang lupa memakai masker keluar
rumah, dan keluarga jarang mencuci tangan dan belum mengetahui 6 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar
DO :
TD Ny. HA : 150/90
Keluarga masih sering makan makanan
yang berminyak dan bersantan
2 DS : Defisien Pengetahuan Ketidakmampuan
Ny. HA mengatakan terkadang keluarga mengenal
kepalanya terasa nyeri. Terkait dengan masalah kesehatan
pandemi Covid-19 Ny. HA mengatakan
merasa cemas akibat pandemi tersebut
karena Ny. HA masih sering keluar
rumah untuk bekerja dipasar dan
mengatakan belum begitu paham
mengenai penularan dan pencegahan
Covid-19, serta istilah-istilah sperti
ODP, PDP dan OTG. Ny. HA hanya tau
pencegahan Covid-19 dengan memakai
masker.
Ny. MM mengatakan terkait dengan
pandemi Covid-19 dia merasa cemas
akibat pandemi tersebut karena Ny. MM
masih sering keluar rumah untuk bekerja
dan mengatakan belum begitu paham
mengenai penularan Covid-19 dan
istilah-istilah sperti ODP, PDP dan OTG.
Keluarga mengatakan terkadang lupa
memakai masker keluar rumah, dan
keluarga jarang mencuci tangan dan
belum mengetahui 6 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar
Keluarga mengatakan belum memahami
cara merawat anggota keluarga yang
sakit
DO :
Ny. HA tampak bingung ketika ditanya
tentang istilah-istilah pada Covid-19
Ny. MM tampak belum paham tentang
Covid-19
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
NO CRITERIA SKORE BOBOT JUMLAH TOTAL
1 Sifat masalah : 1 3/3 x 1 1
Skala :
Wellnes 3
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2 2/2 x2 2
masalah dapat
diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1 2/3 x 1 0.6
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 1
masalah
Skala :
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
Jumlah 4.6
2. Defisiensi Pengetahuan
NO CRITERIA SKORE BOBOT JUMLAH TOTAL
1 Sifat masalah : 1 3/3 x 1 1
Skala :
Wellnes 3
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2 2/2 x2 2
masalah dapat
diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1 3/3 x 1 1
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 1
masalah
Skala :
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
Jumlah 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa TUK NOC NIC
Defisiensi 1. Keluarga mampu Mengenal masalah, Pendidikan Kesehatan (5510, Hal 281)
Pengetahuan mengenal masalah kesehatan, pengetahuan 1. Targetkan sasaran pada kelompok beresiko tinggi dan
kesehatan dan perilaku sehat rentang usia yang akan mendapat manfaat besar dari
pendidikan kesehatan
2. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk
berperilaku sehat
3. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku
saat ini pada keluarga
4. Bantu keluarga untuk memperjelas keyakinan dan nilai-
nilai kesehatan
5. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan
6. Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi
7. Lakukan demonstarsi
8. Gunakan media (video interaktif) untuk menyampaikan
informasi
9. Libatkan keluarga dalam perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan
10. Tekankan pentingnya pola makan yang sehat, tidur yang
cukup dan olahraga pada keluarga
2. Keluarga mampu Memutuskan tindakan Dukungan Pengambilan Keputusan (5250, Hal 93)
memutukan kesehatan keluarga 1. Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan
tindakan yang tepat yang tepat pasien dan pandangan penyedia perawatan kesehatan
mengenai kondisi pasien
2. Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang
mungkin akan membantu dalam membuat pilihan yang
penting dalam hidup
3. Fasilitasi percakapan pasien mengenai tujuan perawatan
4. Fasilitasi pengambilan keputusan kolaboratif
5. Berikan informasi sesuai permintaan pasien
6. Bantu pasien menjelakan keputusan pada orang lain,
sesuai kebutuhan
Dukungan Keluarga (7140, Hal 91)
7. Dengarkan kekhawatiran, perasaan dan pertanyaan dari
keluarga
8. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
9. Terima nilai yang dianut keluarga dengan sikap yang tidak
menghakimi
10. Jawab semua pertanyaan dari keluarga atau bantu untuk
mendapatkan jawaban
11. Indentifikasi sifat dukungan spiritual bagi keluarga
12. Bantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
memecahkan konflik
13. Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit atau klinik
3. Keluarga mampu Mampu merawat Dukungan Pengasuhan (Caregiver Support) (7040, Hal 93)
merawat anggota anggota keluarga yang 1. Mengkaji tingkat pengetahuan caregiver
keluarga yang sakit sakit dengan melihat 2. Mengkaji tingkat penerimaan caregiver terkait dengan
status kesehatan peran
keluarga 3. Menelusuri lebih lanjut kelebihan dan kekurangan
caregiver
4. Menyediakan informasi sesuai dengan keinginan keluarga
5. Mengajarkan caregiver mengenai pemberian terapi bagi
keluarga sesuai keinginan
6. Mengajarkan pada caregiver mengenai cara untuk
menjaga kesehatan fisik dan mental
7. Memberikan informasi kepada caregiveri mengenai
dukungan pelayanan kesehatan
8. Mendukung upaya caregiver untuk menjaga diri sendiri
4. Keluarga mampu Keluarga dapat Identifikasi Risiko (6610, Hal 115)
memodifikai menjamin kesehatan 1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasi
lingkunga keluarganya dengan bukti yang menunjukan adanya penyakit medis
pengetahuan yang 2. Diskusikan dengan keluarga aktivitas-aktivitas
cukup dan perilaku pengurangan resiko
sehat 3. Lakukan tindak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan
resiko
O:
Keluarga tampak menyimak apa yang dijelaskan
Keluarga mampu mendefinisikan hipertensi dan 5 dari 6
penyebab hipertensi
Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 8 tanda dan gejala
hipertensi
Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 komplikasi
hipertensi
Keluarga mampu mendefinisikan mengenai covid-19
serta tanda dan gejalanya
Keluarga mampu menyebutkan penularan dan
pencegahan covid-19
Keluarga mampu menyebutkan arti dari istilah-istilah
pada covid-19
A:
TUK 1 tercapai
A:
TUK 4 tercapai
TUK 5 tercapai
P : Intervensi dihentikan
Sabtu 11:20 – 11:35 Melakukan evaluasi terkait dengan tindakan- S :
20-06-2020 tindakan keperawatan yang dilakukan dan Keluarga mengatakan telah menggunakan terapi yang
diajarkan pada pertemuan-pertemuan telah diajarkan yaitu terapi inhalasi uap sederhana
sebelumnya Keluarga mengatakan selalu menjaga kebersihan
lingkungan
Keluarga mengatakan telah membuat tempat cuci
tangan didepan rumah yang dibuat dari dispenser bekas
dan botol aqua gelon
Keluarga mengatakan telah membatasi penggunaan
garam
O:
Lingkungan rumah tampak bersih
Terdapat tempat cuci tangan didepan rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
LAMPIRAN
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi
D. MEDIA PENYULUHAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
E. METODE PENYULUHAN
Menjelaskan tentang :
3. 3 menit Evaluasi :
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
MATERI
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu systole lebih dari 140 mmHg
dan diastole lebih dari 90 mmHg.
B. PENYEBAB HIPERTENSI
Stres,
Usia,
Diet
Merokok,
Obesitas (kegemukan),
Alkohol,
Faktor keturunan,
Faktor lingkungan (gaduh/bising)
C. KLASIFIKASI
a. Gelisah,
b. kepala pusing
c. Jantung berdebar – debar
d. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
e. Gangguan penglihatan
f. Nafsu makan menurun
g. Sulit konsentrasi
h. Mual muntah
i. Mudah tersinggung
E. KOMPLIKASI
G. PENGOBATAN TRADISIONAL
1. Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya diminum pagi
dan sore.
2. Bawang putih yang diseduhkan dengan air hangat yang dapat diminum setiap hari.
3. Daun kelor yang direbus dan airnya diminum sekali setiap pagi dalam sehari
4. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2 gelas air sampai airnya tinggal satu gelas
5. Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum pagi dan sore
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2012. Keperawatan Kardiovaskular edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN. 2012. Pengantar Kardiologi, Jakarta : Rineka Cipta
Http://www.google.com/book-6342P_hipertensi_pada _lansia-ed2
APAKAH TEKANAN DARAH TINGGI ITU? BAGAIMANA TANDA DAN GEJALANYA? Kegemukan
Stres / banyak pikiran
Sakit kepala
Adalah gangguan pada
Mudah marah AKIBAT LANJUT DARI DARAH TINGGI?
system pembuluh
darah yang ditandai Telinga berdengung
Kurang olahraga
Hipertensi sedang : ¼ sendok teh
CARA MENCEGAH KOMPLIKASI DARAH TINGGI per hari
Hipertensi berat : tanpa garam
Waktu : 15 menit
1. LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru.
` Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19
sebanyak 2 kasus.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui dan memahami
bagaimana Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus disease (Covid–19).
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang:
1) Pengertian Corona Virus disease
2) Waktu kelangsungan hidup virus corona pada suhu lingkungan yang berbeda
3) Tanda dan gejala Corona Virus disease
4) Bagaimana menjauhkan diri dari Corona Virus disease
5) Cara yang benar (6 langkah) mencuci tang
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Tuminting, Mahawu Lk. IV
b. Hari/Tanggal : 17 Juni 2020
4. Materi dan Pemateri : Zulfikar Mardjun (Mahasiswa Profesi Ners)
5. Peserta : Keluarga di wilayah Tuminting, Mahawu Lk. IV
6. Waktu : 15 menit
4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan selama acara penyuluhan
berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan
kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan keluarga
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian, waktu kelangsungan hidup virus corona pada suhu
lingkungan yang berbeda, tanda dan gejala corona virus disease, bagaimana menjauhkan diri
dari corona virus disease, dan cara yang benar (6 langkah) mencuci tangan (75%).
MATERI PENYULUHAN
memiliki prognosis yang baik, meskipun beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadang
menjadi fatal.
Zhou W, Zhong N, Zhu S. (2009). Buku Panduan Pencegahan Coronavirus-101 Tips Berbasis
Sains.
Virus corona umum terutama menginfeksi Jenis Suhu Daya
orang dewasa atau anak-anak yang usianya Lingkungan Bertahan
CORONA VIRUS DISEASE
lebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa Udara 10-15◦C 4 Jam
COVID 19 turunannya dapat menyebabkan diare pada
25◦C 2-3 Menit
orang dewasa. Virus-virus ini sebagian besar
ditularkan melalui percikan (droplet), dan Percikan <25◦C 24 Jam
juga dapat menyebar melalui rute penularan Lendir Nasal 56◦C 30 Menit
kotoran dan mulut (fecal-oral). Insiden
Cairan 75◦C 15 Menit
infeksi virus corona lazim terjadi di musim
dingin dan musim semi. Masa inkubasi untuk Tangan 20-30◦C <5 Menit
Alkohol 75 % Semua <5 Menit
Suhu