Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DAN LAPORAN PENDAHULUAN PADA

KELUARGA Ny. HA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH TUMINTING


MAHAWU LINGKUNGAN IV KOTA MANADO

Oleh

Zulfikar Mardjun

19014104026

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

MANADO 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA DAN HIPERTENSI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga.Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan
Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.Maka
dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap
ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB,
persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan
dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung
jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB
post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu
sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara
generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun
dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian,
serta melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan darah sistolik atau tekanan diastolik atau tekanan
keduanya.Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Majid, 2018) .

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi esensial (primer).Penyebabnya
secara pasti belum diketahui.Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi esensial
yaitu faktor genetik, stress dan psikologis, faktor lingkungan, dan diet (peningkatan penggunaan
garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium) (Majid, 2018).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan obat-obatan.Penyebab
hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal; seperti obesitas, retensi insulin,
hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan, seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid (Majid,
2018).

3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi derajat Hipertensi berdasarkan JNC-8 :
Derajat Tekanan Sistolik Tekanan
Diastolik
Normal <120 <80
Pre-Hipertensi 120-139 0-89
Hipertensi Derajat I 140-159 0-99
Hipertensi Derajat II ≥160 ≥100
(Sumber : Majid, 2018)

4. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi belum diketahui dengan pasti.Sejumlah kecil klien antara 2-5 % memiliki
penyakit dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.Namun, masih
belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi.Kondisi inilah yang disebut sebagai
“hipertensi esensial”.Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan darah
normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi esensial (Majid, 2018).
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak penyebab yang dapat
diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak faktor, termasuk : arterosklerosis,
meningkatnya pemasukan sodium, baroreseptor, renin secretion, renin exoretion dari sodium dan
air, faktor genetic dan lingkungan. Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi peripheral
merupakan dua dasar mekanisme penyebab hipertensi.Banyak yang menduga bahwa hipertensi
memberatkan pembentukan plaque. Pihak lain menemukan plaque berisi arteri menyebabkan
tekanan darah meningkat (Majid, 2018).
Baroreseptor (proses reseptor) mengontrol peregangan dinding arteri dengan menghalangi pusat
vasokontriksi medulla.Ketidakcocokan sekresi renin juga meningkatkan perlawanan
peripheral.Iskemia arteri ginjal menyebabkan pembebasan dari renin, precusor dari angiotensin
II.Precusor ini menyebabkan kontriksi arteri dan meningkatnya tekanan darah, kelanjutan dari
kontriksi pembuluh-pembuluh darah menyokong terjadinya vascular sclerosis dan merugikan
pembuluh darah.Terdapat penebalan intra-arteriolar dan penempatan kembali dari kelembutan
otot dan garis jaringan elastic dengan jaringan fibriotik.Peredaran dan nekrosis (kematian
jaringan), selanjutnya merusak pembuluh darah dan menggagalkan meningkatnya perlawanan
vascular (Majid, 2018).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi di bedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur (Nurarif
& Kusuma, 2015).
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala,
dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1) Mengeluh sakit kepala
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
(Nurarif & Kusuma, 2015)

6. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg (Padilla, 2013).
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi menurut Padilla (2013) meliputi :
Terapi Non-Farmakologi , yang digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr.
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
3) Penurunan berat badan.
4) Penurunan asupan etanol.
5) Menghentikan merokok.
6) Diet tinggi kalium.
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah olahraga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain.
2) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobic atau 72-87 % dari denyut
nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan
rumus 220-umur.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit dalam zona latihan.
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali perminggu dan paling baik 5 kali perminggu.

7. Terapi Farmakologi
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat
(Padilla, 2013).
Pengobatannya meliputi :
a. Diuretic
Bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan di
tubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung lebih ringan. Obat diuretic dikenal
dengan nama pil air. Akibat pemberian diuretic adalah tidak hanya garam yang dikeluarkan dari
dalam tubuh, tetapi zat lain yang berguna bagi tubuh seperti kalium ikut dikeluarkan. Untuk
mengatasi kondisi tersebut, biasanya diresepkan pil-pil khusus untuk memperlancar air seni
tetapi tetap mempertahankan kalium dalam tubuh (Dalimartha, 2008).
Menurut Dalimartha (2008) ada 4 kelas diuretic :
1) Thiazide (contoh obat :hidroklorotiazid (HCT) dosisnya 12,5-50 mg/hari).
2) Loop Diuretik (contoh obat : furosemid dosisnya 20-80 mg dua kali sehari).
3) Agen hemat kalium (contoh obat : amilorid dosisnya 5-10 mg/hari).
4) Antagonis aldosteron (contoh obat : spiroklorothiazid 25-50 mg/hari).
Obat-obatan ini bisa menyebabkan efek samping antara lain hipokalemia (kekurangan natrium
dalam darah) yang menyebabkan gejala lemas, lemah otot, muntah dan pusing (Padilla, 2013).

b. Penghambat simpatetik
Bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas).Contoh obat yang termasuk obat jenis ini yaitu metilpoda, klonidin, dan
resepin.Efek samping obat ini adalah anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah karena
pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan kadang-kadang dapat menimbulkan
hepatitis kronis (Padilla, 2013).
c. Betablocker
Mekanisme kerja obat anti-hipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung dan
tidak dianjurkan pada penderita yang mengidap gangguan pernapasan seperti asma
bronchial.Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon
adrenalin). Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat, detak jantung dan kekuatan pompa
jantung menurun.Sehingga, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan
tekanan darah menurun.Pada orangtua terdapat bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus berhati-hati (Padilla, 2013). Contoh obat yang termasuk obat
jenis ini yaitu asebutolol dosisnya 200-800 mg/hari, celiprolol dosisnya 200-400 mg/hari, dan
antenolol dosisnya 50-100 mg/hari (Dalimartha, 2008).
d. Penghambat saluran kalsium (Calcium Channel Blockers)
Cara kerja golongan obat ini adalah menghambat ion kalsium masuk ke dalam sel otot polos
melalui penghambatan di kanal kalsium sehingga tekanan darah turun.Ion kalsium berperan
penting dalam mengatur kontraksi otot polos jantung/dinding arteriol. Secara kimiawi, CCB
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : derivat dihidropiridin dan derivat nondihidropiridin. Nama
obat dan dosis untuk derivat dihidropiridin : amplodipin 2,5-10 mg/hari, felodipin 2,5-20
mg/hari, nikardipin 40-60 mg/hari, nifedipin 30-60 mg/hari, cilazapril 1,25-5 mg/hari. Nama obat
dan dosis untuk derivat nondihidropiridin : verapamil 80 mg/hari, diltiazem 60-120 mg/hari
(Dalimartha, 2008). Efek samping yang mungkin ditimbulkan yaitu sembelit, pusing, sakit
kepala dan muntah (Padilla, 2013).
e. Vasodilator
Kerja obat vasodilator berlangsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh
darah.Contoh obat yang termasuk obat jenis ini seperti hidralazin, dan minoksidil.Efek
sampingnya, kemungkinan terjadi sakit kepala dan pusing (Padilla, 2013).
f. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Cara kerja golongan obat ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah) (Padilla, 2013). Obat ini bisa menurunkan tekanan
darah dengan cara membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat yang termasuk
golongan ini yaitu captopril dosisnya 25-50 mg/hari, benazepril 10-40 mg/hari, fosinopril 10-40
mg/hari (Dalimartha, 2008). Efek samping yang mungkin ditimbulkan yaitu batuk kering,
pusing, sakit kepala dan lemas (Padilla, 2013).

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi


Perubahan fisiologis khususnya perubahan respons imunitas tubuh manusia, penebalan katup
jantung, kekakuan katup dan pembuluh pada jantung, penurunan kemampuan kontraktilitas
jantung, berkurangnya elastisitas pembuluh darah serta kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi merupakan serangkaian faktor fisiologis yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi khusunya pada lansia. Perubahan inilah yang menjadi dasar meningkatnya resistensi
vaskuler yang cenderung dapat menimbulkan peningkatan pada tekanan darah (Jain, 2011).
Selain itu, gaya hidup pada lansia pun dapat mempengaruhi meningkatnya tekanan darah.
Penyakit hipertensi dapat dihindari dengan cara berolahraga. Keteraturan dalam berolah raga
menjadikan angka tekanan daran menurun, sebab olahraga dan aktivitas fisik mampu
menurunkan jumlah lemak yang ada di dalam tubuh (Fatmah, 2010).
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya peningkatan angka
kejadian hipertensi pada lansia.Aktivitas merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan seseorang
dalam memenuhi kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya yang jelas dan terencana. Lansia
yang cenderung tidak melakukan aktivitas fisik akan rentan terkena hipertensi siastolik 2,33 kali
lebih besar dibandingkan dengan lansia yang melakukan aktivitas fisik secara bermakna
(Natagama, 2015). Aktivitas fisik yang dilakukan secara berkala, teratur, dan konsisten dapat
menurunkan angka tekanan darah.Tentunya jika memperhatikan keteraturan frekuensi aktivitas
fisik dan waktu yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas fisik.Penurunan resiko penyakit
jantung, stroke dan tekanan darah dipengaruhi oleh bayak faktor salah satu diantaranya adalah
dengan melakukan aktivitas ringan yang dilakukan secara rutin selama kurang lebih 15-30 menit.
Aktivitas fisik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan jenisnya. Tentunya aktivitas
dilakukan secara rutin dan konsisten selama seminggu dan setiap hari berturut-turut.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan
yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga
adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.Sumber informasi dari tahapan
pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :


1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalamanpengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga
dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jaangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga.Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang
mungkin muncul adalah :

a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga
tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan
masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
status kesehatan yang diharapkan.

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan


atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.

d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi
situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.

e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk
mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.

g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari
pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota
keluarga
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan
dan pengobatan hipertensi

3. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab.Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
ini adalah sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit
hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi
serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat
mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi


Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit
hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi secara tepat.
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang
tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
d) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan
pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses
penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit
hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit
hipertensimisalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.
b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


guna perawatan dan pengobatan hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan
dan pengobatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahud Iqbal., & Chayatin, Nurul ., & Santoso, Bambang Adi. (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas 2.Jakarta : Salemba medika

eprints.poltekkesjogja.ac.id/.../KTI%20NI%20NYOMAN%20PARWATI.pdf

https://www.academia.edu/.../LP_LANSIA_DENGAN_HIPERTENSI_by_ RIA_SEPTI

https://adoc.tips/laporan-pendahuluan-hipertensi-pada-lansia.html
PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Halima Ahmat
2. Alamat : Tuminting, Kelurahan Mahawu Lingkungan IV
3. Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hub dgn KK TTL/ Umur Pendidikan


Kelamin
1. Halima Ahmat P Istri Gorontalo, 08 – 07 – 1955 Tamat SD

2. Martina Ma’ruf P Anak III Manado, 24 – 01 – 1985 Tamat SD

Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
= Laki-laki meninggal

= Perempuan
meninggal

4. Tipe keluarga : Single-Parent Family


5. Suku : Gorontalo
6. Agama : Islam
7. Status Sosek Keluarga : Ny. HA mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga jarang pergi ketempat-tempat rekreasi. Keluarga
lebih banyak menghabiskan waktu bersama dirumah atau berbincang-bincang dengan
tetangga.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saa tini : Keluarga usia lanjut
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi adalah tahap keluarga dengan anak dewasa (Pelepasan) dan tahap keluarga
usia pertengahan
3. Riwayat keluarga inti
 Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
 Ny. HA : Ny. HA mengatakan terkadang kepalanya terasa nyeri. Terkait dengan
pandemi Covid-19 Ny. HA mengatakan merasa cemas akibat pandemi tersebut
karena Ny. HA masih sering keluar rumah untuk bekerja dipasar dan mengatakan
belum begitu paham mengenai penularan dan pencegahan Covid-19, serta istilah-
istilah sperti ODP, PDP dan OTG. Ny. HA hanya tau pencegahan Covid-19 dengan
memakai masker.
 Ny. MM : Ny. MM mengatakan dirinya merasa sehat dan tidak adak keluhan
kesehatan lainnya. Terkait dengan pandemi Covid-19 Ny. MM mengatakan merasa
cemas akibat pandemi tersebut karena Ny. MM masih sering keluar rumah untuk
bekerja dan mengatakan belum begitu paham mengenai penularan Covid-19 dan
istilah-istilah sperti ODP, PDP dan OTG.

 Riwayat penyakit keturunan : Ayah Ny. HA memiliki penyakit Hipertensi

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny. HA : Ny. HA sebelumnya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Ny. HA mengatakan
beberapa hari lalu merasa nyeri dikepala tapi tidak dibawah ke Rumah Sakit
Ny. MM : Ny. MM mengatakan sebelumnya tidak dirawat di Rumah Sakit
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Jenis kepemilikan : Milik pribadi
Jenis bangunan : Permanen
Pembagian ruangan : Ruang tamu, kamar 2, toilet 1, dapur 1
Ventilasi/Jendela : Terdapat 8 buah ventilasi dan 6 buah jendela untuk sirkulasi
udara dan masuknya cahaya matahari
Pencahayaan : Pencahayaan baik, pagi hari dari sinar matahari dan malam hari
dengan listrik yang menrangi seluruh ruangan
Kebersihan lingkungan : Kebersihan lingkungan cukup baik
Sumber air : Sumur Bor (air bersih)
Penggunaan jamban : Milik sendiri (kloset)

Dena Rumah

Keterangan Gambar :
1. Teras 2

1 5 2. Ruang Tamu
3. Kamar 1
3 4
4. Kamar 2
6
5. Dapur
6. Kamar Mandi / WC

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Keluarga tinggal di lingkungan yang ramai penduduk, interaksi keluarga dengan tetangga
terjalin akrab dan saling tolong menolong. Akibat pandemi Covid-19 keluarga hanya berdiam
diri dirumah setelah pulang kerja.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga merupakan penduduk tetap dan tinggal dirumah sejak pertama kali menikah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga sering menghadiri acara keluarga dan keluarga juga aktif dalam mengikuti kegiatan
yang ada dilingkungan tempat tinggalnya
5. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga tidak memiliki kenderaan

IV. Struktur keluarga


1. Pola kemunikasi keluarga : Komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang
digunakan sehari-hari yaitu bahasa manado dan selama ini tidak ada masalah dalam
berkomunikasi. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama secara terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga : Yang sering membuat keputusan adalah kepala keluarga, namun
cara pengambilan keputusan dilakukan dengan cara berunding dengan anggota keluarga lain
3. Struktur peran : Keluarga menempatkan diri sesuai dengan perannya masing-masing,
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.
4. Nilai dan norma budaya : Nilai yang dibangun dalam keluarga yaitu saling menghargai dan
rajin dalam mengikuti kegiatan keagamaan. Kepala keluarga selalu mengatakan pada anggota
keluarga lainnya untuk selalu menghargai dan mengasihi satu sama lain, dan melakukan
sholat dimesjid. Akibat pandemi Covid-19 keluarga hanya melakukan sholat dirumah.

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif : Sikap dan hubungan antara anggota keluarga baik, dan keluarga selalu
mengembangkan sikap saling menghargai dan mengasihi dengan keluarga lainnya maupun
dengan masyarakat
2. Fungsi sosialisasi : Interaksi dalam keluarga berlangsung dengan baik dan terbuka antar
anggota keluarga maupun dengan mayarakat. Keluarga selalu hidup rukun dan damai baik
dalam lingkungan keluarga maupun dimasyarakat.
3. Fungsi perawatan keluarga :
 Ketika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga lainnya mencoba untuk
merawat walaupun kurang memahami cara merawatnya.
 Keluarga makan 3 x sehari dengan selingan roti dan kue yang ada. Keluarga mengatakan
jenis makanan yang di makan keluarga semua sama
 Kebiasaan tidur dimalam hari ± 7 jam, sedangkan pada siang hari ± 1 jam, dan keluarga
jarang berolahraga
 Setiap anggota keluarga mandi 2 x sehari (terkadang 1 x dalam sehari)
 Terkait dengan Covid-19 keluarga mengatakan terkadang lupa memakai masker keluar
rumah, dan keluarga jarang mencuci tangan dan belum mengetahui 6 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek : Ny. HA mengatakan selalu memikirkan tentang kebutuhan sehari-
hari dalam keluarganya
2. Stressor jangka panjang : Ny. HA mengatakan merasa khawatir jika tekanan darahnya terus
meningkat
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga selalu mencoba berpikir positif
dan selalu memberikan dukungan terhadap anggota keluarga lainnya, serta selalu menjaga
kesehatan dan tetap mengikuti anjuran pemerintah dimasa pandemi Covid-19 ini.
4. Strategi koping yang digunakan : Koping keluarga yaitu dengan berdoa, mencari solusi dan
memecahkan masalah bersama-sama.
5. Strategi adaptasi disfungsional : Tidak terdapat adaptasi disfungsional keluarga dalam
pemecahan masalah. Keluarga selalu mencari solusi yang terbaik untuk masalah-masalah
yang dihadapi.

VII. Harapan Keluarga :


 Keluarga berharap anggota keluarganya selalu dalam keadaan sehat dan berharap selalu
hidup rukun dan damai baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat.
 Pada situasi saat ini yaitu pandemi Covid-19 keluarga berharap pandemi ini cepat berkahir
agar aktivitas bisa kembali seperti sebelumnya dan keluarga berharap tidak terinfeksi virus
tersebut dalam anggota keluarganya.
VIII. Pemeriksaan fisik :
ASPEK / KRITERIA NAMA-NAMA ANGGOTA KELUARGA
Ny. HA Ny. MM
Keadaan umum Baik Baik
Kesadaran Composmentis Composmentis

Tensi (mmHg) 150/90 mmHg 110/80 mmHg


Respirasi (x/menit) 19 x/mnt 21 x/mnt
Tinggi badan (cm) 155 cm 157 cm
Berat badan (kg) 60 kg 48 kg
Rambut/Kepala Bersih, tidak ada ketombe, uban Bersih, tidak ada ketombe,
(+), tidak rontok uban(-), rontok (-)
Mata Icteeric (-), anemis (-) Icteeric (-), anemis (-)
Telinga Bersih, simetris, pendengaran Bersih, simetris,
baik pendengaran baik
Hidung Polip (-), bersih, penciuman baik Polip (-), bersih,
penciuman baik
Mulut Mukosa bibir lembab, bersih Mukosa bibir lembab,
bersih
Leher Pembengkakan kelenjarntiroid(-) Pembengkakan kelenjanr
tiroid(-)
Thorax Normal, simetris Normal, simetris
Abdomen Bising usus (+), nyeri tekan (-) Bising usus (+), nyeri
tekan (-)
Ektremitas atas dan Normal, tidak ada kelainan Normal, tidak ada kelainan
bawah
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Ketidakefektifan Ketidakmampuan
 Keluarga mengatakan selalu mencoba Manajemen Kesehatan keluarga merawat
merawat anggota keluarga lainnya Keluarga anggota keluarga
walaupun kurang memahami cara yang sakit
merawatnnya
 Keluarga mengatakan jenis makanan yang
di makan keluarga semua sama

DO :
 TD Ny. HA : 150/90
 Keluarga masih sering makan makanan
yang berminyak dan bersantan
2 DS : Defisien Pengetahuan Ketidakmampuan
 Ny. HA mengatakan terkadang keluarga mengenal
kepalanya terasa nyeri. Terkait dengan masalah kesehatan
pandemi Covid-19 Ny. HA mengatakan
merasa cemas akibat pandemi tersebut
karena Ny. HA masih sering keluar
rumah untuk bekerja dipasar dan
mengatakan belum begitu paham
mengenai penularan dan pencegahan
Covid-19, serta istilah-istilah sperti
ODP, PDP dan OTG. Ny. HA hanya tau
pencegahan Covid-19 dengan memakai
masker.
 Ny. MM mengatakan terkait dengan
pandemi Covid-19 dia merasa cemas
akibat pandemi tersebut karena Ny. MM
masih sering keluar rumah untuk bekerja
dan mengatakan belum begitu paham
mengenai penularan Covid-19 dan
istilah-istilah sperti ODP, PDP dan OTG.
 Keluarga mengatakan terkadang lupa
memakai masker keluar rumah, dan
keluarga jarang mencuci tangan dan
belum mengetahui 6 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar
 Keluarga mengatakan belum memahami
cara merawat anggota keluarga yang
sakit

DO :
 Ny. HA tampak bingung ketika ditanya
tentang istilah-istilah pada Covid-19
 Ny. MM tampak belum paham tentang
Covid-19
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
NO CRITERIA SKORE BOBOT JUMLAH TOTAL
1 Sifat masalah : 1 3/3 x 1 1
Skala :
Wellnes 3
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2 2/2 x2 2
masalah dapat
diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1 2/3 x 1 0.6
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 1
masalah
Skala :
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0

Jumlah 4.6
2. Defisiensi Pengetahuan
NO CRITERIA SKORE BOBOT JUMLAH TOTAL
1 Sifat masalah : 1 3/3 x 1 1
Skala :
Wellnes 3
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2 2/2 x2 2
masalah dapat
diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1 3/3 x 1 1
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 1
masalah
Skala :
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0

Jumlah 5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa TUK NOC NIC
Defisiensi 1. Keluarga mampu Mengenal masalah, Pendidikan Kesehatan (5510, Hal 281)
Pengetahuan mengenal masalah kesehatan, pengetahuan 1. Targetkan sasaran pada kelompok beresiko tinggi dan
kesehatan dan perilaku sehat rentang usia yang akan mendapat manfaat besar dari
pendidikan kesehatan
2. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk
berperilaku sehat
3. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku
saat ini pada keluarga
4. Bantu keluarga untuk memperjelas keyakinan dan nilai-
nilai kesehatan
5. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan
6. Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi
7. Lakukan demonstarsi
8. Gunakan media (video interaktif) untuk menyampaikan
informasi
9. Libatkan keluarga dalam perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku
kesehatan
10. Tekankan pentingnya pola makan yang sehat, tidur yang
cukup dan olahraga pada keluarga
2. Keluarga mampu Memutuskan tindakan Dukungan Pengambilan Keputusan (5250, Hal 93)
memutukan kesehatan keluarga 1. Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan
tindakan yang tepat yang tepat pasien dan pandangan penyedia perawatan kesehatan
mengenai kondisi pasien
2. Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang
mungkin akan membantu dalam membuat pilihan yang
penting dalam hidup
3. Fasilitasi percakapan pasien mengenai tujuan perawatan
4. Fasilitasi pengambilan keputusan kolaboratif
5. Berikan informasi sesuai permintaan pasien
6. Bantu pasien menjelakan keputusan pada orang lain,
sesuai kebutuhan
Dukungan Keluarga (7140, Hal 91)
7. Dengarkan kekhawatiran, perasaan dan pertanyaan dari
keluarga
8. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
9. Terima nilai yang dianut keluarga dengan sikap yang tidak
menghakimi
10. Jawab semua pertanyaan dari keluarga atau bantu untuk
mendapatkan jawaban
11. Indentifikasi sifat dukungan spiritual bagi keluarga
12. Bantu anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan
memecahkan konflik
13. Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit atau klinik
3. Keluarga mampu Mampu merawat Dukungan Pengasuhan (Caregiver Support) (7040, Hal 93)
merawat anggota anggota keluarga yang 1. Mengkaji tingkat pengetahuan caregiver
keluarga yang sakit sakit dengan melihat 2. Mengkaji tingkat penerimaan caregiver terkait dengan
status kesehatan peran
keluarga 3. Menelusuri lebih lanjut kelebihan dan kekurangan
caregiver
4. Menyediakan informasi sesuai dengan keinginan keluarga
5. Mengajarkan caregiver mengenai pemberian terapi bagi
keluarga sesuai keinginan
6. Mengajarkan pada caregiver mengenai cara untuk
menjaga kesehatan fisik dan mental
7. Memberikan informasi kepada caregiveri mengenai
dukungan pelayanan kesehatan
8. Mendukung upaya caregiver untuk menjaga diri sendiri
4. Keluarga mampu Keluarga dapat Identifikasi Risiko (6610, Hal 115)
memodifikai menjamin kesehatan 1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasi
lingkunga keluarganya dengan bukti yang menunjukan adanya penyakit medis
pengetahuan yang 2. Diskusikan dengan keluarga aktivitas-aktivitas
cukup dan perilaku pengurangan resiko
sehat 3. Lakukan tindak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan
resiko

Manajemen lingkungan : Kenyamanan (6482, Hal 192)


4. Tentukan tujuan keluarga dalam mengelola lingkungan
dan kenyamanan yang optimal
5. Hindari gangguan dan berikan waktu untuk istirahat
6. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
7. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
8. Fasilitasi tindakan-tindakan kebersihan untuk menjaga
kenymanan
5. Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas Peningkatan Perkembangan Remaja (8272, Hal 346)
memanfaatkan pelayanan kesehatan 1. Bangun hubungan saling percaya antara remaja dan
fasilitas pelayanan dan memperhatikan caragiver atau keluarganya
kesehatan kesehatan keluarga 2. Tingkatkan upaya kebersihan diri dan berhias
3. Dukung upaya untuk menghindari alcohol, rokok dan
obat-obatan terlarang
4. Tingkatkan hubungan yang efektif antara orangtua dan
anak remaja
Fasilitasi Kunjungan (7560, Hal 105)
5. Berikan dukungan dan perawatan bagi anggota keluarga
6. Fasilitasi keluarga untuk berkonsultasi dengan dokter dan
tenaga kesehatan yang lain
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi (SOAP)


Rabu 11:10 – 11:40 TUK 1 : Memberikan penjelasan mengenai S :
17-06-2020 hipertensi (Definisi, penyebab, tanda gejala  Keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah
dan komplikasi) dan Covid-19 (Definisi, tinggi dengan penyebab penggunaan garam berlebihan,
tanda gejala, penularan, pencegahan dan kurang olahraga, merokok, minum alkohol dan banyak
istilah-istilah pada covid-19) pikiran
 Keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi seperti
sakit kepala, marah-marah, cepat lelah, susah tidur dan
pandngan kabur
 Keluarga mengatakan akibat dari hipertensi bisa terjadi
penyakit jantung, stroke, ginjal, gangguan penglihatan
dan kematian
 Keluarga mengatakan covid-19 adalah virus yang
menyerang pernapasan dengan tanda gejala demam,
sesak napas dan batuk
 Keluarga mengatakan penularan covid-19 melalui
kontak dengan orang positif covid-19 dan
pencegahannya menggunakan masker, jaga jarak dan
rajin cuci tangan
 Keluarga mengatakan OTG adalah orang tanpa gejala,
ODP adalah orang dalam pengawasan dan PDP adalah
pasien dalam pengawasan

O:
 Keluarga tampak menyimak apa yang dijelaskan
 Keluarga mampu mendefinisikan hipertensi dan 5 dari 6
penyebab hipertensi
 Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 8 tanda dan gejala
hipertensi
 Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 komplikasi
hipertensi
 Keluarga mampu mendefinisikan mengenai covid-19
serta tanda dan gejalanya
 Keluarga mampu menyebutkan penularan dan
pencegahan covid-19
 Keluarga mampu menyebutkan arti dari istilah-istilah
pada covid-19

A:
 TUK 1 tercapai

P : Lanjutkan intervensi TUK 2 dan 3


Kamis 13:00 – 13:30 TUK 2 : Menjelaskan cara pengambilan S :
18-06-2020 keputusan mengenai tindakan kesehatan  Keluarga mengatakan akan segera membawa ke fasilitas
keluarga yang tepat kesehatan terdekat jika ada anggota keluarga yang sakit
 Keluarga mengatakan terapi-terapi yang dapat diberikan
TUK 3 : Menjelaskan cara merawat anggota untuk menurunkan nyeri dan tekanan darah adalah terapi
keluarga sakit dan menjelaskan terapi-terapi relaksasi napas dalam, terapi pijat kepala dan pemberian
yang dapat dilakukan untuk merawat rebusan daun kelor.
anggota keluarga yang sakit  Keluarga mengatakan untuk tanda dan gejala Covid-19
1. Terkait hipertensi : seperti sesak dan batuk bisa melakukan terapi inhalasi
 Teknik relakasasi napas dalam untuk uap sederhana
menurunkan nyeri kepala
 Terapi fisioterapi kepala (Masase O :
kepala) untuk menurunkan nyeri  Keluarga mampu menyebutkan apa yang sudah
kepala dijelaskan tentang pengambilan keputusan
 Terapi suara alam untuk menurukan  Keluarga mampu menyebutkan terapi-terapi yang dapat
tekanan darah dilakukan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
 Terapi pemberian rebusan air daun  Keluarga menyebutkan 4 dari 5 terapi yang diajarkan
kelor untuk menurunkan tekanan
darah A:
2. Terkait Covid-19  TUK 2 tercapai
 Terapi inhalasi UAP sedehana untuk  TUK 3 tercapai
melegakan saluran pernapaan, untuk
mengurangi sesak dan mengencerkan P : Lanjutkan intervensi TUK 4 dan 5
sekret
Jumat 10:30 – 10:55 TUK 4 : Menjelaskan cara memodifikasi S :
19-06-2020 lingkungan dengan tetap menjaga  Keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan
lingkungan agar selalu bersih, tenang dan rumah dan selalu membuka jendela untuk cahaya
tidak terlalu ribut, membuka jendela agar matahari dan masuknya udara
masuk udara dan cahaya matahari,  Keluarga mengatakan akan membuat tempat cuci
membersihkan lantai rumah agar tidak licin tangan didepan rumah
dan membuat tempat pemegang tangan  Keluarga mengatakan makanan yang harus dibatasi
ditangga untuk menghindari jatuh dan adalah penggunaan garam, penggunaan minyak kelapa,
menyarankan untuk membuat tempat cuci batasi makan yang berlemak, batasi makan daging dan
tangan didepan rumah, serta melakukan telur
pengaturan pola makan yang sehat dan diet  Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan terdekat
hipertensi yaitu batasi penggunaan garam, adalah puskesmas tuminting
batasi makan makanan yang berlemak  Keluarga mengatakan akan membawa anggota keluarga
seperti daging, batasi penggunaan minyak yang sakit ke puskesmas terdekat
kelapa, batasi konsumsi telur yang
berlebihan (sekurang-kurangnya 4 butir O :
dalam seminggu), konsumsi buah-buahan  TD Ny. HA : 140/90 mmHg
dan vitamin.  TD Ny. MM : 120/90 mmHg
 Keluarga mampu memahami apa yang telah dijelakan
 Keluarga dapat menyebutkan cara memodifikai
TUK 5 : Menjelaskan manfaat pelayanan lingkungan
kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan dan  Keluarga dapat menyebutkan diet untuk penderita
pengobatan untuk yang sakit hipertensi
 Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan
terdekat

A:
 TUK 4 tercapai
 TUK 5 tercapai

P : Intervensi dihentikan
Sabtu 11:20 – 11:35 Melakukan evaluasi terkait dengan tindakan- S :
20-06-2020 tindakan keperawatan yang dilakukan dan  Keluarga mengatakan telah menggunakan terapi yang
diajarkan pada pertemuan-pertemuan telah diajarkan yaitu terapi inhalasi uap sederhana
sebelumnya  Keluarga mengatakan selalu menjaga kebersihan
lingkungan
 Keluarga mengatakan telah membuat tempat cuci
tangan didepan rumah yang dibuat dari dispenser bekas
dan botol aqua gelon
 Keluarga mengatakan telah membatasi penggunaan
garam
O:
 Lingkungan rumah tampak bersih
 Terdapat tempat cuci tangan didepan rumah

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui Tentang Hipertensi

Sasaran : Keluarga Ny. HA di wilayah Tuminting, Mahawu Lk. IV

Tanggal Pelaksanaan : 17 Juni 2020

Waktu : 1x15 menit

Penyaji : Zulfikar Mardjun (Mahasiswa Profesi)

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit, Keluarga dapat:
1. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan
benar.
2. Menyebutkan 4 penyebab hipertensi dengan baik
3. Menyebutkan 5 tanda dan gejala hipertensi dengan baik
4. Menyebutkan 4 penatalaksanaan hipertensi dengan baik Cara mengatasi dan
mencegah hipertensi

C. MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

D. MEDIA PENYULUHAN

1. Materi Pengajaran
2. Leaflet

E. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah dan diskusi / tanya jawab tentang hipertensi


F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Perserta

1 3 menit Pembukaan  Menjawab Salam


 Mendengarkan
 Salam perkenalan
 Mendengarkan
 Mengingatkan kontrak
 Memperhatikan
 Tujuan penyuluhan
 Menyebutkan Materi yang akan
diberikan
2 7 menit Pelaksanaan

Menjelaskan tentang :

 Pengertian hipertensi  Memperhatikan


 Penyebab hipertensi  Memperhatikan
 Klasifikasi hipertensi bertanya dan
 Tanda dan gejala hipertensi menjawab pertanyan
 Komplikasi hipertensi yang diajukan
 Cara mengatasi dan mencegah  Memperhatikan
hipertensi bertanya dan
 Membuka sesi pertanyaan menjawab pertanyan
 Diskusi dengan keluarga yang diajukan

3. 3 menit Evaluasi :

 Mengajukan pertanyaan pada


warga
 Menjawab pertanyaan
 Memberikan reinforcemen
positif atas jawaban yang
diberikan
4 2 Menit Terminasi :

 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan


atas peran serta lansia  Menjawab Salam
 Mengucapkan salam penutup

G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :

1. Bagaimana pengertian hipertensi


2. Apa saja penyebab hipertensi
3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi
4. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
5. Apa saja komplikasi hipertensi
6. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah hipertensi

MATERI
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu systole lebih dari 140 mmHg
dan diastole lebih dari 90 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI

Penyebab Hipertensi antara lain :

 Stres,
 Usia,
 Diet
 Merokok,
 Obesitas (kegemukan),
 Alkohol,
 Faktor keturunan,
 Faktor lingkungan (gaduh/bising)

C. KLASIFIKASI

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK


mmHg
mmHg
Optimal < 120 < 80

Normal <130 < 85

High Normal 130 – 139 85 – 89


Hipertensi

Derajat 1 140 – 159 90 – 99

Derajat 2 160 – 179 100 – 109

Derajat 3 > 180 > 110

D. TANDA DAN GEJALA

a. Gelisah,
b. kepala pusing
c. Jantung berdebar – debar
d. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
e. Gangguan penglihatan
f. Nafsu makan menurun
g. Sulit konsentrasi
h. Mual muntah
i. Mudah tersinggung

E. KOMPLIKASI

1. Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah


2. Penyakit jantung
3. Serangan otak /stroke
4. Pengelihatan menurun
5. Gangguan gerak dan keseimbangan
6. Kerusakan ginjal
7. Kematian
F. CARA MENGATASI DAN PENCEGAHANNYA

1. Berat badan ideal


2. Makan makanan yang bergizi
3. Olahraga teratur
4. Mengubah kebiasaan hidup (kurangi merokok, minum kopi)
5. Kurangi makan berlemak tinggi dan tinggi bergaram
6. Kontrol teratur ke puskesmas/ Fasilitas kesehatan
7. Hindari stress
8. Dekatkan diri pada Allah

G. PENGOBATAN TRADISIONAL

1. Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya diminum pagi
dan sore.
2. Bawang putih yang diseduhkan dengan air hangat yang dapat diminum setiap hari.
3. Daun kelor yang direbus dan airnya diminum sekali setiap pagi dalam sehari
4. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam 2 gelas air sampai airnya tinggal satu gelas
5. Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum pagi dan sore

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2012. Keperawatan Kardiovaskular edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN. 2012. Pengantar Kardiologi, Jakarta : Rineka Cipta
Http://www.google.com/book-6342P_hipertensi_pada _lansia-ed2
APAKAH TEKANAN DARAH TINGGI ITU? BAGAIMANA TANDA DAN GEJALANYA?  Kegemukan
 Stres / banyak pikiran

 Sakit kepala
Adalah gangguan pada
 Mudah marah AKIBAT LANJUT DARI DARAH TINGGI?
system pembuluh
darah yang ditandai  Telinga berdengung

dengan meningkatnya tekanan darah ≥  Mata terasa berat atau pandangan

140/90 mmHg. kabur


 Mudah lelah
PEMBAGIAN TEKANAN DARAH TINGGI  Penebalan dan pengerasan dinding
 Susah tidur
pembuluh darah
 Terasa sakit di tengkuk
 Penyakit jantung
 Tekanan darah lebih dari normal
Tekanan darah normal : 130/80 mm Hg  Serangan otak /stroke
 Tekanan darah tinggi ringan:  Pengelihatan menurun
APA YANG MENYEBABKAN TEKANAN DARAH TINGGI
140-159/90-99 mm Hg  Gangguan gerak dan keseimbangan
 Tekanan darah tinggi sedang:  Kerusakan ginjal
160-179/100-109 mm Hg  Kematian
 Tekanan darah tinggi berat:  Gaya hidup tak sehat
 Konsumsi garam berlebih
180-209/110-119 mm Hg
 Merokok
 Tekanan darah tinggi sangat berat:  Minum-minuman beralkohol
≥210/≥120 mm Hg

 Kurang olahraga
 Hipertensi sedang : ¼ sendok teh
CARA MENCEGAH KOMPLIKASI DARAH TINGGI per hari
 Hipertensi berat : tanpa garam

 Berat badan ideal PENGOBATAN TRADISIONAL

 Makan makanan yang bergizi


 Olahraga teratur
 Dua buah timun dimakan pagi dan
 Mengubah kebiasaan hidup
sore atau diparut, diperas, diambil
(kurangi merokok, minum kopi)
airnya diminum pagi dan sore.
 Kurangi makan berlemak tinggi dan
 Bawang putih yang diseduhkan OLEH:
tinggi bergaram
dengan air hangat yang dapat ZULFIKAR MARDJUN
 Kontrol teratur ke puskesmas/ diminum setiap hari.
19014104026
Fasilitas kesehatan
 Daun kelor yang direbus dan airnya
 Hindari stress diminum sekali setiap pagi dalam
 Dekatkan diri pada Allah sehari
 Sepuluh lembar daun alpukat UNIVERSITAS SAM RATULANGI
KONSUMSI GARAM PERHARI ADALAH:
direbus dalam 2 gelas air sampai
FAKULTAS KEDOKTERAN
airnya tinggal satu gelas
PROGRAM STUDI ILMU
 Satu genggam daun seledri KEPERAWATAN
 Hipertensi ringan : ½ sendok teh ditumbuk dengan sedikit air diperas
lalu diminum pagi dan sore MANADO 2020
per hari
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus disease (Covid–19)

Pokok bahasan : Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus disease (Covid–19)

Sasaran : Keluarga di wilayah Tuminting, Mahawu Lk. IV

Hari/ Tanggal : 17 Juni 2020

Waktu : 15 menit

Tempat : Tuminting, Mahawu Lk. IV

1. LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru.
` Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19
sebanyak 2 kasus.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi
adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih, menerapkan
etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar
serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengetahui dan memahami
bagaimana Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus disease (Covid–19).

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang:
1) Pengertian Corona Virus disease
2) Waktu kelangsungan hidup virus corona pada suhu lingkungan yang berbeda
3) Tanda dan gejala Corona Virus disease
4) Bagaimana menjauhkan diri dari Corona Virus disease
5) Cara yang benar (6 langkah) mencuci tang
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Tuminting, Mahawu Lk. IV
b. Hari/Tanggal : 17 Juni 2020
4. Materi dan Pemateri : Zulfikar Mardjun (Mahasiswa Profesi Ners)
5. Peserta : Keluarga di wilayah Tuminting, Mahawu Lk. IV
6. Waktu : 15 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan

Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah


2. Memperkenalkan diri salam 2. Tanya jawab
( 3 menit)
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan
Penyajian dan 1. Pengertian Corona Virus disease - Memperhatikan 1. Ceramah
diskusi 2. Waktu kelangsungan hidup virus - Mendengarkan 2. Tanya jawab
corona pada suhu lingkungan keterangan 3. Leaflet
( 7 menit)
yang berbeda penyaji
3. Tanda dan gejala Corona Virus
disease
4. Bagaimana menjauhkan diri dari
Corona Virus disease
5. Cara yang benar (6 langkah)
mencuci tangan
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
kembali materi yang telah pertanyaan,
(5menit)
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan selama acara penyuluhan
berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan
kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan keluarga
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..

3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui
pertanyaan lisan meliputi pengertian, waktu kelangsungan hidup virus corona pada suhu
lingkungan yang berbeda, tanda dan gejala corona virus disease, bagaimana menjauhkan diri
dari corona virus disease, dan cara yang benar (6 langkah) mencuci tangan (75%).

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN CORONA VIRUS DISEASE


Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada dua jenis corona virus yang menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala besar seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona menginfeksi orang dewasa atau anak-
anak yang usianya lebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa turunannya dapat
menyebabkan diare pada orang dewasa. Virus-virus ini sebagian besar ditularkan melalui
percikan (droplet), dan juga dapat menyebar melalui rute penularan kotoran dan mulut
(fecal- oral). Insiden infeksi virus corona lazim terjadi di musim dingin dan musim semi.
Masa inkubasi untuk virus corona biasanya 3 sampai 7 hari.

2. WAKTU KELANGSUNGAN HIDUP VIRUS CORONA PADA SUHU


LINGKUNGAN YANG BERBEDA

JENIS LINGKUNGAN SUHU DAYA BERTAHAN

Udara 10-15◦C 4 Jam


Percikan 25◦C 2-3 Menit
Lendir nasal <25◦C 24 Jam
Cairan 56◦C 30 Menit
Tangan 75◦C 15 Menit
Alkohol 75 % 20-30◦C <5 Menit
Kain Non-woven 10~15°C < 8 jam
Kayu 10~15°C 48 jam

Baja tahan karat 10~15°C 24 jam

3. TANDA DAN GEJALA CORONA VIRUS DISEASE


Awal terjangkitnya pasien dengan COVID-19 terutama termanifestasi sebagai demam, tapi
beberapa pasien mungkin tidak mengalami demam dan hanya merasakan menggigil serta
gejala-gejala sakit pernapasan, yang dapat muncul bersamaan dengan batuk kering yang
ringan, rasa lelah, kesulitan bernapas, diare, dll. Meskipun demikian, kemunculan pilek,
dahak atau sputum, dan gejala-gejala lainnya jarang terjadi. Pasien mungkin mengalami
kesulitan bernapas secara bertahap. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat memburuk
dengan cepat, mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut, syok septik, asidosis
metabolik irreversibel, dan gangguan koagulasi hanya dalam hitungan hari. Beberapa pasien
awalnya merasakan gejala ringan tanpa demam. Kebanyakan pasien

memiliki prognosis yang baik, meskipun beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadang
menjadi fatal.

4. ISTILAH – ISTILAH DALAM COVID-19


 Orang Tanpa Gejala (OTG) Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko
tertular dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan
kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
 Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala. Termasuk kontak erat adalah:
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan
ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus (termasuk tempat
kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan
hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat angkut/
kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala
 Orang Dalam Pemantauan (ODP)
1. Orang yang mengalami demam (≥380 C) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan system pernapasan seperti pilek/ sakit tenggorokan/ batuk dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/
wilayah yang melaporkan transmisi lokal*.
2. Orang yang mengalami gejala gangguan system pernapasan seperti pilek/ sakit
tenggorokan/ batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
 Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥380C)
atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/ tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/ sesaknafas/ sakit tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat dan
tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/ wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
2. Orang dengandemam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
3. Orang dengan ISPA berat/ pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

5. BAGAIMANA MENJAUHKAN DIRI DARI CORONA VIRUS DISEASE


1. 2019-nCov utamanya ditularkan oleh percikan dan kontak penderita, oleh karena itu
masker bedah medis harus dipakai dengan benar.
2. Saat bersin atau batuk, jangan tutupi hidung dan mulut dengan tangan kosong, tetapi
gunakan tisu atau masker sebagai gantinya.
3. Cuci tangan dengan benar dan sesering mungkin. Sekalipun ada virus di tangan, mencuci
tangan bisa menghalangi virus memasuki saluran pernapasan melalui hidung atau mulut.
4. Tingkatkan kekebalan/imunitas anda, dan hindari pergi ke tempat yang ramai dan
tertutup. Berolahraga lebih banyak dan punya jadwal tidur yang teratur. Meningkatkan
kekebalan anda adalah cara paling penting untuk menghindari infeksi.
5. Pastikan untuk selalu memakai masker! Hal ini digunakan berjaga-jaga jika anda
melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, mengenakan masker dapat mencegah
anda menghirup tetesan (bersin) pembawa virus secara langsung.

6. CARA YANG BENAR (6 LANGKAH) MENCUCI TANGAN


1. Usap sabun ke tangan dan gosok kedua telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dan kanan
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan kanan
4. Letakkan punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari saling
mengunci
5. Mengosok ibu jari dengan menggengam ibu jari kiri dengan tangan kanan lalu diputar
dalam genggaman tangan kanan begitu pula sebaliknya
6. Menggosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari kanan dan sebaliknya
Dalam tiap langkah di atas, lakukan tiap langkah minimal 5 kali, dan terakhir bilas tangan di
bawah aliran air.
DAFTAR PUSTAKA

Zhou W, Zhong N, Zhu S. (2009). Buku Panduan Pencegahan Coronavirus-101 Tips Berbasis
Sains.
Virus corona umum terutama menginfeksi Jenis Suhu Daya
orang dewasa atau anak-anak yang usianya Lingkungan Bertahan
CORONA VIRUS DISEASE
lebih tua, menyebabkan flu biasa. Beberapa Udara 10-15◦C 4 Jam
COVID 19 turunannya dapat menyebabkan diare pada
25◦C 2-3 Menit
orang dewasa. Virus-virus ini sebagian besar
ditularkan melalui percikan (droplet), dan Percikan <25◦C 24 Jam
juga dapat menyebar melalui rute penularan Lendir Nasal 56◦C 30 Menit
kotoran dan mulut (fecal-oral). Insiden
Cairan 75◦C 15 Menit
infeksi virus corona lazim terjadi di musim
dingin dan musim semi. Masa inkubasi untuk Tangan 20-30◦C <5 Menit
Alkohol 75 % Semua <5 Menit
Suhu

APA CORONA ITU ? Tanda dan Gejala


 Demam, tetapi beberapa
Corona virus adalah keluarga besar virus pasien tidak mengalami
yang menyebabkan penyakit mulai dari demam, dan hanya menggigil.
gejala ringan sampai berat. Ada dua jenis  Gejala sakit pernafasan yang
corona virus yang menyebabkan penyakit muncul bersamaan dengan
yang dapat menimbulkan gejala besar batuk kering yang ringan
Istilah – istilah dalam Covid-19
seperti Middle East Respiratory Syndrome  Rasa lelah
(MERS) dan Severe Acute Respiratory
 Sulit bernafas 1. OTG : Orang Tanpa Gejala
Syndrome (SARS).
 Diare 2. ODP : Orang Dalam Pemantauan
3. PDP : Pasien Dalam Pengawasan
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN
Letakkan punggung jari-jari pada telapak yang
BAGAIMANA MENJAUHKAN DIRI DARI CORONA berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
VIRUS ?
Usapkan kedua tangan

1. 2019-nCov utamanya ditularkan oleh


percikan dan kontak penderita, oleh
karena itu masker bedah medis harus
dipakai dengan benar.
2. Saat bersin atau batuk, jangan tutupi
hidung dan mulut dengan tangan
kosong, tetapi gunakan tisu atau Mengosok ibu jari dengan menggengam ibu
masker sebagai gantinya. jari kiri dengan tangan kanan lalu diputar
dalam genggaman tangan kanan begitu pula
3. Cuci tangan dengan benar dan sesering Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri sebaliknya
mungkin. Sekalipun ada virus di tangan, dan kanan
mencuci tangan bisa menghalangi virus
memasuki saluran pernapasan melalui
hidung atau mulut.
4. Tingkatkan kekebalan/imunitas anda,
dan hindari pergi ke tempat yang ramai
dan tertutup. Berolahraga lebih banyak
dan punya jadwal tidur yang teratur.
Meningkatkan kekebalan anda adalah
cara paling penting untuk menghindari Menggosok telapak tangan kiri dengan
infeksi. memutar ujung jari kanan dan sebaliknya
5. Pastikan untuk selalu memakai masker! Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
Hal ini digunakan berjaga-jaga jika anda tangan kiri dan kanan
melakukan kontak dengan orang yang
terinfeksi, mengenakan masker dapat
mencegah anda menghirup tetesan
(bersin) pembawa virus secara
langsung.

PROFESI NERS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Anda mungkin juga menyukai