Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

MENIUP BALON PADA An. A

EKA HAZZANAH
2008020

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2021
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
A. TOPIK
Terapi bermain meniup balon
B. TUJUAN UMUM
Untuk mengoptimalkan latihan melakukan pernafasan dalam.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan terapi bermain anak dapat :
a. Untuk mengetahui cara melakukan terapi bermain meniup balon
b. Melatih pengembangan paru-paru
c. Melatih nafas dalam anak untuk mengurangi nyeri
D. LANDASAN TEORI
Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat
timbul segala usia, meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadi
pada anak-anak usia di bawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar
tiga puluh tahunan.
Kasus asma pada anak di Indonesia lebih tinggi sedikit dibandingkan
dewasa. Kemudian asma pada anak akan hilang sebagian, dan akan muncul
lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah. Sampai saat ini penyebab asma
belum diketahui. Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli di
bidang asma untuk menerangkan sebab terjadinya asma, namun belum satu
pun teori atau hipotesis yanga dapat diterima atau disepakati semua para ahli.
Meskipun demikian yang jelas saluran pernapasan penderita asma memiliki
sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial
hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas). Asap rokok, tekanan jiwa,
alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita
asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat
perlahan dan dada mengembang penuh. Tujuan nafas dalam adalah untuk
mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi
kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan
relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot
pernapasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi
pernapasan, mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja
bernapas.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Terapi bermain yang dapat digunakan dirumah sakit untuk membantu
melancarkan pernafasan dan mempertahankan pola nafas anak tetap normal
yaitu dengan bermain meniup seperti meniup gelombung busa, balon, bola
kapas dan lain-lain.
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain
sebagai terapi.

 Perkembangan Sensoris – Motorik


Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan
untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat
permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu
perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.

 Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk,
ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan
melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-
mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia
telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan
untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan
imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan
eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.

 Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari
hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar
berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar
tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada
anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan
prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.

 Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.
Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan
merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.

 Perkembangan Kesadaran Diri


Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga
temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa
perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk
menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan
kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya
terhadap orang lain.

 Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga
dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-
aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain
anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala
tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman
merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab
terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media
yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan
memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk
mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan
nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.

 Bermain Sebagai Terapi


Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Hal tersebut terutama terjadi pada anak yang belum mampu


mengekspresikannya secra verbal. Dengan demikian, permainan adalah media
komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau
petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan
pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan
permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan
teman kelompok bermainnya.

E. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK


1. Anak usia 5-6 tahun
2. Anak yang memiliki penyakit Asma
F. PROSES SELEKSI ANGGOTA KELOMPOK
1. Anak yang tidak mudah rewel
2. Anak usia pra-sekolah yang memiliki penyakit Asma
3. Orang tua yang belum mengetahui seberapa penting merawar anak yang
menderita penyakit Asma
G. STRUKTUR KEGIATAN
a. Tempat kegiatan
Rumah klien
b. Waktu
Rabu, 2 Juni 2021
Pukul 10.00 WIB-10.45
c. Jumlah anggota
Klien An. A
Pendamping Ny. R
Perawat
Total 3 orang
d. Alat dan media
Balon
e. Pengorganisasian dan deskripsi tugas
- Leader Eka Hazzanah
Tugas :
- Membuat proposal terapi bermain
- Membuka kegiatan terapi bermain
- Memandu jalannya terapi bermain
- Memperkenalkan diri dan memberikan kesempatan peserta untuk
memperkenalkan diri
- Co-leader Eka Hazzanah
Tugas :
- Menyampaikan jalannya kegiatan yang belum disampaikan oleh leader
- Observer Eka Hazzanah
Tugas :
- Mengevaluasi perangkat dan kemampuan klien
- Fasilitator Eka Hazzanah
Tugas :
- Melakukan kontrak bermain terhadap anak dan orang tua (waktu dan
tempat)
- Memberikan dukungan dan motivasi serta pujian kepada anak
- Mendampingi anak selama bermain
- Sebagai role model selama kegiatan
f. Setting tempat

Keterangan :
Perawat :
Klien dan orang tua :

H. PROSES TERAPI BERMAIN

Tahap Kegiatan Bermain Kegiatan Anak Metode


Persiapan - -
(2 menit) a. Men
yiapkan ruangan.
b. Men
yiapkan alat-alat.
c. Men Anak bersedia Demonstrasi
yiapkan anak untuk diajak
bermain
Pembukaa a. Memperkenalkan Tersenyum Ceramah
n balon
(2 menit) b. Menjelaskan
tujuan bermain
c. Menjelaskan Mendengar, Ceramah
aturan permainan Memperhatikan
d. Membuat dan menjawab
kontrak lama
waktu bermain.
Kegiatan a. Menunjukkan Mengikuti Ceramah dan
(8 menit) anak balon permainan Demonstrasi
b. Mencontohkan dengan media
cara meniup yang telah
balon tersedia.
c. Meminta anak
untuk meniup
balon seperti
yang
dicontohkan.
d. Ulangi aktivitas
selama anak
tersebut masih
mempertahankan
ketertarikannya
pada permainan
tersebut.

Penutup a. Mengevalua Anak bisa Ceramah dan


(3 menit) si kegiatan meniup balon Demonstrasi

Anak
b. Memberikan tersenyum dan
reward/ bahagia karena
penghargaan mendapat
atas hasil hadiah
karyanya

I. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
- Proposal sudah disusun
- Media sudah disiapkan
- Kontrak waktu sudah dilakukan
- Tempat sudah dipersiapkan
b. Evaluasi proses
- Waktu sesuai rencana
- Anak dan orang tua sudah datang tepat waktu ditempat
- Anak dan orang tua sudah mengikuti sesuai kontrak
- Anak aktif dalam kegiatan bermain
c. Evaluasi hasil
- Anak dapat mengikuti intruksi yang diberikan
- Anak merasa senang, orang tua dapat mendampingi anak terapi bermain
sampai selesai

J. PROGRAM ANTISIPASI MASALAH


a. Masalah
Anak sering melakukan pengalihan pandangan ketika kegiatan dimulai
b. Antisipasi
Fasilitator membimbing dan memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan
Kendal, 1 Juni 2021

Eka Hazzanah

Anda mungkin juga menyukai