Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari
kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang
berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-
entitas lain di luar perusahaan oleh karena itu untuk  mengetahui Kinerja laporan
keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis, analisis-analisis ini lah yang
harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin
menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.
Oleh karena itu untuk Membantu penganalisis agar mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan perusahaan kita bisa menggunakan analisis rasio
seperti : rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio provitabilitas, dan rasio harga pasar
selain itu bisa juga digunakan analisis lain seperti sistem du pont, common size,
perbandingan dan sebagainya untuk menganalisa suatu perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu maka diperlukanlah pemahaman yang matang untuk
mengkaji laporan keuangan suatu perusahaan untuk melakukan tindakan atau
pun pengambilan keputusan.
Baru-baru ini pemerintah sedang berbenah diri dalam hal pengurusan
perpajakan. Saat ini  dikenal istilah self assignment. Setiap wajib pajak
dipercayakan untuk melaporkan kekayaannya sendiri, menghitung sendiri pajak
yang dikenakan dan membayar sendiri pajak tersebut ke Bank. Dalam hal ini
bisa kita lihat bahwa pemerintah mempercayakan segala sesuatu tentang
pengrusan pembayaran pajak kepada wajib paajak itu sendiri, dan merupakan
kewajiban kita untuk menjawab kepercayaan yang telah diberikan pemerintah
dengan menyelesaikan pembayaran pajak dengan bersih, jujur, dan adil.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan
dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di dalamnya sepanjang
sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa fungsi tersebut
antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum, keamanan atas aset,
infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga
atas utang tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai
jaminan kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat
pekerjaan, dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan
sampah juga menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu.

Ketika perkembangan teknologi mengubah dunia internasional ini


menjadi sebuah global village, negara-negara seolah tanpa batas (borderless).
Era ini populer dengan nama globalisasi. Di sinilah masalah mulai dirasakan
oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka munculah akuntansi
internasional yang mencoba menguraikan teori dan praktik-praktik akuntansi
yang berlaku secara internasional. Harmonisasi standar akuntansi keuangan
dalam wujud International Financial Reporting Standard (IFRS) berlaku secara
internasional, dan dalam proses penyusunannya faktor politik dan kondisi
ekonomi menjadi tidak relevan. Dalam hal ini, sangat diharapkan ada sebuah
standar yang dapat diterima oleh semua negara di dunia. Dengan adanya standar
yang diterima secara internasional, diharapkan laporan keuangan memiliki daya
keterbandingan yang lebih tinggi antar negara. Tentu saja upaya-upaya kearah
harmonisasi internasional ini bukanlah pekerjaan mudah.

Keadaan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Melihat


keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan dengan tujuan untuk mendorong
semakin terciptanya transparansi yang bisa dimengerti dan memiliki standar
yang sama dengan negara-negara lain, maka IAI melakukan harmonisasi dengan
standar keuangan internasional, dimana nantinya semua negara akan
berpedoman pada standar ini untuk semakin mendorong transparansi laporan
keuangan dan bisa dimengerti oleh semua pihak, dalam hal ini khususnya
mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan
Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah
dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas
sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena
laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh pemakai laporan. Sampai saat ini IAI telah banyak melakukan harmonisasi
dengan standar internasional, harmonisasi ini dimulai sejak tahun 1994 dan
proses revisi terhadap standar keuangan telah dilakukan sebanyak enam kali,
yaitu tahun1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober
2004 dan 1 September 2007. Proses revisi terhadap standar keuangan ini juga
terjadi pada PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari laporan keuangan ?
2. Apa tujuan dari laporan keuangan ?
3. Apa jenis-jenis laporan keuangan ?
4. Apa komponen-komponen dari laporan keuangan ?
5. Apa pengertian dari perpajakan ?
6. Apakah fungsi dari perpajkan ?
7. Bagaimana hukum perjakan ?
8. Apa pembagian pajak menurut golongan, sifat, dan pemungutannya ?
9. Apa pengertian dari arus kas ?
10. Bagimana penyusunan laporan arus kas ?
11. Bagaiamana metode laporan arus kas ?
C. TUJUAN PERMASLAHAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dari laporan keuangan.
5. Untuk mengetahui apa pengertian dari perpajakan.
6. Untuk mengetahui fungsi dari perpajakan.
7. Untuk mengetahui hukum perpajakan.
8. Untuk mengetahui pembagian pajak menurut golongan, sifat, dan
pemungutannya.
9. Untuk mengetahui pengertian arus kas.
10. Untuk mengetahui bagaimana penyususunan laporan arus kas.
11. Untuk mengetahui metode laporan arus kas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan
mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan-
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai
laporan pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik
modal, laporan keuangan berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer
perusahaan selama satu periode. Dengan adanya laporan keuangan ini, manajer
perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik.
Pada akhir periode, perusahaan akan membuat laporan keuangan. Akhir
periode bisa tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun. Laporan keuangan untuk
disampaikan kepada pihak luar perusahaan umumnya dibuat tiap akhir tahun.
Pihak luar perusahaan antara lain:
a.       Investor
b.      Karyawan
c.       Pemberi Pinjaman
d.      Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
e.       Pelanggan
f.       Pemerintah
g.      Masyarakat.
Laporan keuangan memuat informasi yang bersifat keuangan seperti
jumlah aktiva, jumlah kewajiban, jumlah modal, jumlah pendapatan, jumlah
biaya dan arus kas. Informasi yang bersifat keuangan diambil dari ringkasan
transaksi yang terjadi selama satu periode.
B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :
1. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi
keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan
sesuai dengan GAAP.
2. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan disebutkan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
c.  Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.  Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
harta dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
3.  Tujuan kualitatif
Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai
berikut :
a. Relevance yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu
pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
b.  Understandability yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan
saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para
pemakainya.
c.  Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain
yang akan menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata lain
ukurannya harus ada.
d. Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
pihak-pihak tertentu saja.
e. Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f. Comparability yaitu informasi akuntansi harus dapat saling
dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik
untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g.  Completeness yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus
mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

C. JENIS LAPORAN KEUANGAN


Setelah transaksi yang terjadi didalam perusahaan dicatat dalam
persamaan dasar akuntansi, kemudian ringkasan transaksi tersebut dilaporkan
kepada pihak luar perusahaan yang memerlukannya.
Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Laporan Keuangan No. 1 Tahun
2002 (PSAK No 1 Tahun 2002) terdiri dari:
a. Neraca.
b. Laporan Laba-Rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan arus kas.
e. Catatan atas laporan keuangan.
D. KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
1. Neraca
Dalam sistem tatabuku dobel yang mula-mula diajarkan oleh pendeta
Italia Paciollo pada tahun 1494, neraca itu asal mulanya hanya dipergunakan
untuk menyatakan bahwa pembukuan perusahaan telah “ditutup” dan
membuktikan bahwa ada keseimbangan antara debit dan kredit[5]. Baru pada
akhir abad ke 18, orang mulai menyusun suatu neraca berdasarkan urutan-urutan
yang kita kenal sekarang. Lazimnya aktiva dan pasiva disusun berdasarkan
urutan menurut likwiditas, artinya disusun menurut kemungkinan untuk
mentransformasikan aktiva-aktiva tersebut menjadi uang tunai.
Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Aktiva (Asset)
Committee on Terminology (1953 hlm. 26) mendefinsikan aktiva adalah
“Sesuatu yang disajikan di saldo debet yang akan dipindahkan setelah tutup buku
sesuai dengan prinsip akuntansi (bukan karena saldo negative yang akan dinilai
sebagai utang), saldo debet ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau
pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan
datang”.
Aktiva dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.
Pengelompokkan aktiva ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap di atur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun
2002).
1) Aktiva Lancar (Current Assets)
r (current assets) adalah aktiva yang secara normal ditranformasikan
menjadi kas dalam jangka waktu setahun atau sebelum berakhirnya siklus
produksi (jika siklus ini melebihi jangka waktu setahun).
Yang termasuk kedalam aktiva lancar antara lain kas, piutang usaha,
wesel tagih, persediaan barang, suplai toko, suplai kantor, biaya dibayar dimuka,
pendapatan yang akan diterima, investasi jangka pendek.
2) Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva yang dipergunakan dalam
perusahaan dan mempunyai kegunaan yang melebihi satu masa pembukuan.
Yang termasuk kedalam aktiva tetap antara lain peralatan, kendaraan,
bangunan/gedung dan tanah.
b. Kewajiban (Liabilities)
Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah saldo kredit atau
jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya
berdasarkan pencatatanyang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan
akibat saldo negatif aktiva”.
Kewajiban dibagi menjadi dua kelompok yaitu kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang. Pengelompokkan kewajiban jangka panjang diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1
tahun 2002).
1) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan.
Kewajiban/hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,
hutang gaji, bunga dan lain-lain.
Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban jangka pendek antara lain
utang usaha, wesel bayar, semua pendapatan yang diterima dimuka, semua biaya
yang belum dibayar dan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dua
belas bulan setelah tanggal neraca.
2) Kewjiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun digolongkan ke dalam kewajiban jangka panjang. Contohnya adalah
hutang obligasi, hutang bank dan lain-lain.Yang termasuk kedalam kelompok
kewajiban jangka panjang antara lain hutang hipotek dan pinjaman obligasi.
c. Modal (Equity)
Modal (equity) adalah “suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga
(entity) setelah dikurangi kewajibannya”. Dalam perusahaan equity adalah
modal pemilik. Definisi ini cenderung menganut propriety theory.
2. Laporan Laba Rugi
Laba-rugi yaitu laporan yang memuat informasi mengenai pendapatan
dan beban yang terjadi selama satu periode tertentu dalam suatu perusahaan.
Satu periode tertentu misalnya satu bulan, satu semester dan satu tahun. Selisih
antara pendapatan dengan beban disebut laba bersih (net income) atau rugi
bersih (net loss). Apabila pendapatan lebih besar dari beban maka selisihnya
disebut laba bersih, tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka
selisihnya disebut rugi bersih.
Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai berikut :
a.       Penjualan
b.      Harga pokok penjualan
c.       Laba bruto
d.      Beban usaha
e.       Laba usaha
f.       Pendapatan dan beban lain-lain
g.      Laba sebelum pos luar biasa
h.      Pos luar biasa
i.        Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi
j.        Laba sebelum pajak penghasilan
k.      Pajak penghasilan
l.        Laba bersih.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal yaitu laporan mengenai perubahan modal
pemilik suatu perusahaan selama satu periode misalnya satu bulan, satu semester
atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diketahui apakah modal pemilik
bertambah atau berkurang bila dibandingkan dengan modal pemilik sebelumnya.
Adapun penyebabnya bertambahnya modal pemilik yaitu :
a.       Perusahaan memperoleh laba bersih
b.      Adanya investasi tambahan dari pemilik perusahaan.
Sedangkan penyebab berkurangnya modal pemilik yaitu :
a.       Perusahaan menderita rugi
b.      Adanya pengambilan pribadi (prive) oleh pemilik
Laporan perubahan modal harus memuat informasi berikut :
a.       Modal pada awal periode
b.      Laba atau rugi selama satu periode
c.       Tambahan modal dari investasi pemilik
d.      Pembagian laba kepada pemilik
e.       Laba atau rugi yang tidak dibagikan pada periode sebelumnya
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang memuat informasi mengenai
ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas suatu badan usaha yang terjadi
selama satu periode, setiap satu bulan atau suatu semester atau satu tahun. Arus
kas adalah arus masuk kas (Penerimaan kas) dan arus keluar kas (Pengeluaran
kas).
Arus kas (Penerimaan dan pengeluaran kas) dikelompokkan kedala tiga
kelompok yaitu Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi
dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan
(PSAK No.2 tahun 2002).
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak temasuk setara kas(PSAK No.2 tahun 2002).
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (PSAK No.2 tahun
2002).
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai pos yang
ada dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus
kas. Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu pemakai
laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan sehingga laporan
keuangan dapat bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan.
E. PENGERTIAN PERPAJAKAN
Definisi atau pengertian pajak menurut prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH:
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur:
1. Iuran dari rakyat kepada negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa
uang(bukan barang).
2. Berdasarkan undang-undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat di
tunjuk.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pajak Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R
Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksakanan,
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang
langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya
untuk menjalankan pemerintahan.
Sedangkan  menurut pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
disempurnakan terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
otang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
F. FUNGSI PAJAK
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatannegara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan
institusi di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi.
Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum,
keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan
operasional negara itu sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang
negara dan bunga atas utang tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak
untuk membiayai jaminan kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat
pekerjaan, dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan sampah
juga menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu. Negara masa kolonial maupun
modern juga telah menggunakan mendorong produksi menjadi pergerakan
ekonomi Berdasarkan hal tersebut, maka pajak mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Biaya tersebut diperoleh dari penerimaan pajak.
Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin, seperti belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan
pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan
dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah tersebut dari
tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan
yang semakin meningkat, dan ini terutama diharapkan daeri sektor pajak.
Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang
sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara
ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh), pajak
pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas banrang mewah (PPnBM),
pajak bumi dan bangunan (PBB) dan lain-lain.
2. Fungsi Mengatur
Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Pemerintah bisa mengatur
pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur
pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
3. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga, sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Hal ini bisa dilakukan, antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, serta penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
G. HUKUM PAJAK
Adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerinth untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali
kepada masyarakat melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut
merupakan hukum publik yang mengatur hubungan negara dan orang-orang atau
badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak.
Hukum pajak dibedakan atas:
1. Hukum pajak material
Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan
siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar.
2. Hukum pajak formal
Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak
material menjadi kenyataan.
Kutipan beberapa definisi Pajak dari para pakar. Prof. Erwin R.A.
Seligman dalam buku Esay in Taxation yang diterbitkan di Amerika
menyatakan: “Tax is compulsory Contribution from the person, to Government
to depray the expenses incurred in the common interest of all, without reference
to special benefit conperred” Secara garis besar terlihat adanya kontribusi
seseorang yang ditujukan kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan
khusus pada seseorang, bagaimanapun pajak itu ditujukan manfaatnya kepada
masyarakat.
Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam bukunya De over heidsmiddelen Van
Indonesia (terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan
terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara
umum), tanpa adanya kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Menurut Nurmatu (2003) Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi


penerimaan (budgeter) dan fungsi mengatur (regular). Fungsi budgeter
merupakan fungsi pajak sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukannya pajak
dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi regular
merupakan fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu
dikenakan pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi
minuman keras dapat ditekan.

Ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang


sifatnya dapat dipaksakan.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi
individual oleh masyarakat.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public
investment.
5. Pajak dapat pula pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
6. Retribusi.
7. Sumbangan.
H. PEMBAGIAN PAJAK MENURUT GOLONGAN, SIFAT, DAN
PEMUNGUTANNYA

1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus
menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh Pajak
Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).

2. Menurut Sifat

a. Pajak Subjektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari
syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh :
Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: PPN dan PPn BM. 

3. Menurut Pungutan
a. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM) Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea
Materai.
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah. Contoh:  Pajak reklame, dan pajak hiburan.

I. PENGERTIAN ARUS KAS


Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash
flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang
(kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.
Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional,
kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas
(pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas :
operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk
kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan
usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu
perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows)
merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan,
misalnya penjualan tunai, penerimaanpiutang maupun penerimaan kas yang
bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan
aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang
bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak.
Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan
kegiatannya. Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas
tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement
of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan
kreditur dalam menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi,
kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan
informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh
aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas.
Manfaat utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu
periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang
berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).

J. TUJUAN DAN KEGUNAAN ARUS KAS

Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis)
selama periode akuntansi tertentu.

Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan


dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dan
laporan keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak lainnya
untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa


depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta
pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun non kas
terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

K. PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS


Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas
terdiri dari sumber-sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :
1. Menentukan perubahan dalam kas.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.

Format Arus Kas

Kelompok arus kas dari kegiatan operasi selalu dicantumkan pertama kali,
disusul oleh kegiatan investasi dan pembiayaan. Masing-masing arus masuk dan
arus keluar dari kegiatan investasi serta pembiayaan dilaporkan secara terpisah,
yaitu dilaporkan dalam jumlah kotor, bukan sebagai selisih akhir dari berbagai arus
masuk dan arus keluar. Jadi, arus kas keluar dari pembelian properti dilaporkan
terpisah dari arus kas masuk atas penjualan properti. Demikian juga, arus kas masuk
dari penerbitan sekuritas hutang dilaporkan terpisah dari arus kas keluar atas
pelunasannya. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama suatu periode harus
merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas yang dilaporkan dalam neraca komparatif.

L. BENTUK DAN METODE ARUS KAS


1. Metode Lansung 
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode
langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua
metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan
metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas
masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam
beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional
ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba
rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan
hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan
contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak
langsung.

PT. SURAYA MANDIRI, Tbk


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
(Dalam Rupiah)
 
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan                                                        951.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membeli persediaan              555.200,-

Kas untuk membayar biaya operasi    259.800,-

Kas untuk membayar biaya bunga         14.000,-

Kas untuk membayar pajak                       29.000,-

858.000,-

Aliran kas bersih dari kegiatan operasi                                                                       93.000,-


 
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi                       75.000,-

Kas keluar untuk membeli peralatan                                           (157.000,-)

(82.000,-)

Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi

 
Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham                                                                  160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen                                                         23.000,-


Kas untuk membayar hutang obligasi                                      125.000,-

148.000,-

Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan                                                         12.000,-

Kenaikan kas                                                                                                                          
23.000,-

Saldo kas pada awal tahun                                                                                                26.000,-


Saldo kas pada akhir tahun                                                                                                49.000,-

Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan
operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan
kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis
kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.

Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan
operasional tidak dirinci menurut sumber dan jenis penggunaannya, melainkan
net income dikoreksi sehingga net income tersebut berubah menjadi net
cashflows dari operasi.

2. Metode Tidak Lansung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsure
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan.

Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi


laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian
hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca. Dalam
metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
1) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
2) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan
dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang
belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
3) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

 
PT. SURYA MANDIRI, Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
(Dalam Rupiah)
 
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :

Laba bersih menurut laporan laba rugi                                                                                    


90.500,-

Ditambah :

Biaya depresiasi                                                      18.000,-

Penurunan persediaan kantor                             8.000,-

Kenaikan hutang jangka pendek                       16.800,-

Kenaikan hutang biaya                                             1.200,-

44.000,-

Dikurangi :

Kenaikan biaya dibayar dimuka                            1.000,-

Kenaikan piutang usaha                                           9.000,-

Penurunan hutang pajak                                          1.500,-

Laba penjualan aktiva tetap                                 30.000,-

41.500,-

Aliran kas bersih dari kegiatan operasi                                                                                  


93.000,-

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :

Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi                             75.000,-


Kas keluar untuk membeli peralatan                                                 (157.000,-)

(82.000,-)

Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi

Aliran kas dari kegiatan keuangan :

Kas yang diterima dari penjualan saham                                             160.000,-

Dikurangi :

Kas untuk membayar dividen                         23.000,-

Kas untuk membayar hutang obligasi           125.000,

148.000,-

Aliran kas masuk neto dari kegiatan


keuangan                                                                        12.000,-

Kenaikan kas                                                                                                                                    
23.000,-

Saldo kas pada awal tahun                                                                                                              


26.000,-
Saldo kas pada akhir tahun                                                                                                            
49.000,-
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari
kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang
berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-
entitas lain di luar perusahaan oleh karena itu untuk  mengetahui Kinerja laporan
keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis, analisis-analisis ini lah yang
harus dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin
menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakankontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena
pajak merupakan sumber pendapatannegara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan
dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di dalamnya sepanjang
sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa fungsi tersebut
antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum, keamanan atas aset,
infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga
atas utang tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai
jaminan kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat
pekerjaan, dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan
sampah juga menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu.Pajak juga memiliki
humum yang mengaturnya. Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun
dalam undang-undang yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah
dirancang dalam undang-undang itu sendiri. Hukum Pajak dibagi menjadi 2,
yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak formil.

Berdasarkan peraturan, semua emiten dan bank, karena mengelola dana


publik, harus memublikasikan laporan keuangannya secara periodik. Walaupun
yang dipublikasikan di dua harian nasional itu umumnya hanya neraca dan
laporan laba rugi, investor tidak boleh melupakan laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

Setelah neraca dan laporan laba rugi, kali ini saya akan menjelaskan
laporan arus kas. Laporan ini belum menjadi bagian tak terpisahkan dari laporan
keuangan sekitar 20 tahun lalu. Sebelum diwajibkannya laporan arus kas, para
pengguna laporan keuangan mengeluh tidak bisa memperoleh informasi yang
diperlukan mengenai sebab peningkatan atau penurunan saldo kas.

Tanpa pemahaman yang memadai mengenai sumber dan penggunaan kas


selama satu periode, mereka kesulitan memprediksi kemampuan perusahaan
menghasilkan kas, yang dipandang lebih penting daripada laba. Inilah perbedaan
akuntansi dan manajemen keuangan. Akuntansi berorientasi pada bottom line,
sementara aksioma pertama dalam manajemen keuangan mengatakan kas adalah
raja.

Menyadari kelemahan yang melekat pada laporan laba rugi dengan


konsep accrual-nya dan memenuhi tuntutan para penggunanya, pada akhir 1980-
an, para penyusun standar akuntansi di Amerika menetapkan laporan arus kas
sebagai bagian integral dari laporan keuangan. Dewan standar akuntansi di
Indonesia dan di negara-negara lain pun mengikuti jejak Amerika ini pada
periode awal 1990-an.

Laporan arus kas sejatinya adalah laporan yang menjabarkan jumlah kas
masuk dan sumbernya serta jumlah kas keluar dan penggunaannya. Laporan arus
kas tidak lain adalah pelaporan secara sistematis transaksi yang ada di akun kas
dalam buku besar sebuah perusahaan, baik sisi debit maupun sisi kredit. Laporan
arus kas lengkapnya dibagi dalam tiga kelompok aktivitas yaitu arus kas dari
kegiatan operasi, dari kegiatan investasi, dan dari kegiatan pendanaan. Total arus
kas dari ketiga kegiatan ini harus sama dengan perubahan saldo kas di neraca.
Karena itu, ada juga pengguna laporan keuangan yang memandang sepele
manfaat laporan arus kas dengan mengatakan laporan ini hanya menjelaskan
naikturunnya kas.

Pandangan seperti ini sudah tentu tidak benar. Laporan arus kas
sesungguhnya dapat bercerita banyak. Mengapa akun kas mendapatkan
perhatian khusus dan istimewa sampai diperlukan laporan tersendiri yang
menggambarkan mutasinya? Ada tiga alasan untuk itu.

1. manajemen yang berhasil mestinya tidak hanya dilihat dari kemampuannya


menghasilkan laba besar, tetapi juga dari kehebatannya meningkatkan saldo kas.
Inilah nilai tambah yang lebih nyata, menurut manajemen keuangan, tanpa saldo
kas yang memadai, kecil kemungkinan perusahaan dapat membagikan dividen.
Investor, terutama investor jangka panjang, pada umumnya berkepentingan
dengan laba yang dibagikan ini.
2. laporan arus kas tidak pernah bisa berbohong. Ini sangat berlawanan dengan
angka dalam laporan laba rugi yang mungkin saja bersifat artifisial, hasil
rekayasa keuangan yang berlindung di bawah diskresi dan kebijakan
manajemen.
3. kas adalah aset yang paling rawan disalahgunakan. Kas juga merupakan darah
yang menjamin kelangsungan suatu usaha. Karena itulah, akuntansi untuk kas
berbeda dengan akuntansi untuk akun lainnya. Akuntansi untuk piutang dagang,
persediaan, investasi, harta tetap, utang, dan ekuitas semuanya menekankan
pada pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan.

Untuk kas, masalahnya bukan itu, tetapi perencanaan dan pengendalian.


Untuk dua tujuan ini kita mengenal istilah bank rekonsiliasi, pemisahan tugas,
perlunya otorisasi, sistem kas kecil, anggaran kas masuk dan kas keluar, dan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggawirya, Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta: Ercontara Rajawali.
Harahap, Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.,Ak, . 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Wahyuningsih , Tiesnawati.(2015).Administrasi Perpajakan.Banten:Universitas terbuka.
http://id.wikipedia.org , http://putra-finace-accounting-taxation.blogspot.com
http://www.google.com
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “MEMAHAMI
LAPORAN KEUANGAN, PERPAJAKAN, DAN ARUS KAS”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan. Selain itu tujuan dari
penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan.

Dalam menyelesaikan Makalah ini, kami telah banyak mendapatkan


bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini kami ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Sutriana, S.E.,MM, selaku dosen mata kuliah Manajemenn


Keuangan yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga
pengetahuan kami dalam penulisan Makalah ini semakin bertambah.
2. Kedua orang tua kami, yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
baik morol maupan material.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut
membantu penyusunan Makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 4 Oktober 2018

Kelompok 1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN, PERPAJAKAN, DA ARUS KAS

OLEH:

KELOMPOK 1

 HARIANTI
 ASRA ULKHAERA
 WAHYUDI
 ELISABETH OKTOVIA SUSANTI
 ROMANUS OLA BENI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MAKASSAR


(STIE-I / STIKI)
TAHUN AJARAN 2018-2019

Anda mungkin juga menyukai