Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah dengan baik tanpa halangan. Karena jika
tanpa izinnya tentunya saya tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya, oleh karena itu segala macam
saran atau kritik yang membangun sangat diharapkan. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung,
khususnya kepada Pak dosen pengampu mata kuliah Hukum Lingkungan yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................................ii
BAB 1 : Pendahuluan..................................................................................................................................1
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................8
B. Saran...................................................................................................................................................8
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................9
ii
BAB 1 : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan menjadi komponen yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Salah satu isu lingkungan
hidup yang memberikan pengaruh terhadap semua komponen kehidupan dan
sistem kehidupan adalah mengenai fenomena perubahan iklim (climate change).
Perubahan iklim muncul sebagai suatu bentuk fenomena kerusakan lingkungan
pada tataran lokal, nasional maupun global. Sudah menjadi hal yang tidak bisa
terbantahkan bahwa kerusakan lingkungan hidup di sebuah negara akan
mempunyai dampak buruk bagi banyak negara lainnya.
Pada bulan Juni 1992, tepat 20 tahun setelah konferensi Stockholm, di Rio
de Janeiro, Brasil, telah diadakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup lagi.
Konferensi ini bernama konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan
(United Nations Conference on Environtment and Deveploment) terkenal juga
dengan nama KTT Bumi karena yang hadir adalah para kepala Negara dan
pemerintahan dan yang dibicarakan adalah masalah keselamatan bumi. [1]
1
[1] Otto Soemarwoto, 2004, Ekologi, Lingkungan Hidup dan pembangunan, Jakarta, Djambatan hlm
19
[2] Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LLM., 2014, Hukum Lingkungan di Indonesia, Jakarta: Rajawali
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB 1 : Pembahasan
Pengenalan motto “hanya ada satu bumi” (The Only One Earth) dikenalkan
dalam konferensi tersebut untuk memperkenalkan pentingnya menjaga lingkungan
bagi penduduk dunia. Sumber daya alam sangat terbatas tetapi kebutuhan manusia
tidak terbatas membuat alam terus dieksploitasi sehingga kerusakan lingkungan
terus terjadi dalam periode setelah dibentuknya UNEP.
Hasil tersebut merupakan sikap dari 178 negara dan 2.400 perwakilan
organisasi non pemerintah dalam upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan
lingkungan berskala global.
Salah satu isu lingkungan yang dibahas pada KTT Bumi adalah isu
perubahan iklim. Meningkatnya emisi gas rumah kaca merupakan dampak dari
eksploitasi sumber daya hayati yang berlebihan.
4
Dampak perubahan iklim adalah kelangkaan air. Fenomena ini terjadi
akibat musim kemarau yang berkepanjangan dan tidak menentu. Selain itu,
kemarau juga meningkatkan suhu bumi sehingga penguapan (evapotranspirasi)
berjalan dengan cepat.
Suhu bumi tertinggi di Indonesia yang dicatat oleh BMKG adalah 39.5°C
pada 27 Oktober 2015 di Kota Semarang.
Masalah air adalah masalah yang sangat fatal bila diabaikan begitu saja.
Oleh karena itu, PBB membuat laporan yang bertajuk “An Agenda for
Water Action” bersama bank dunia.
Akan tetapi dalam aspek lingkungan, terjadi pencemaran yang luar biasa
karena pada pelaksanaan pembangunan industri memerlukan bahan bakar dari
alam yaitu batu bara.
Jika kegiatan industri tidak dikontrol secara serius, maka alam akan rusak
dan sumber daya akan habis untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maka dari itu
adanya inovasi mengenai penggunaan energi alternatif dapat digunakan untuk
mengurangi dampak negatif kegiatan industri. [4]
[3] KTT Bumi: Pengertian, Sejarah, Isu, dan Hasil, https://foresteract.com/ktt-bumi/ (25/08/2020) hlm.
1
5
[4] KTT Bumi: Pengertian, Sejarah, Isu, dan Hasil, https://foresteract.com/ktt-bumi/ (25/08/2020) hlm.
1-2
6
Prinsip keadilan lebih menekankan kepada hak manusia untuk menikmati
hidup di lingkungan yang bersih serta mendapatkan akses yang adil dalam
mengelola sumber daya alam. Prinsip integrasi dalam konsep pembangunan yang
berkelanjutan sangat diperlukan dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan
karena perlunya kesepakatan bersama dalam mempertimbangkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Peran hutan dalam melindungi dan menjadi habitat flora dan fauna, serta
manfaat lingkungan meliputi tata kelola air, cadangan air, sekaligus penyimpan
plasma nutfah perlu dikawal oleh seluruh komponen, seperti pemerintah, lembaga
negara, lembaga non pemerintah, bahkan kita sebagai masyarakat umum. [7]
7
[5] KTT Bumi: Pengertian, Sejarah, Isu, dan Hasil, https://foresteract.com/ktt-bumi/ (25/09/2020) hlm.
2
[6] Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LLM., 2014, Hukum Lingkungan di Indonesia, Jakarta: Rajawali
[7] KTT Bumi-Sejarah, Isu Penting, Kesepakatan dan Sikap, https://rimbakita.com/ktt-bumi/ (25/09/2020)
BAB 2 : Penutup
A. Kesimpulan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi diadakan pada tanggal 3–14 Juni
1992 di Rio de Jainero, Brasil yang membahas tentang isu – isu lingkungan,
kelangkaan air, dan energi alternatif. Hasil dari KTT Bumi adalah Agenda 21,
Deklarasi Rio, dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Salah satu isu lingkungan yang dibahas pada KTT Bumi adalah isu
perubahan iklim. Meningkatnya emisi gas rumah kaca merupakan dampak dari
eksploitasi sumber daya hayati yang berlebihan.
B. Saran
Selaku civitas akademika, kita memiliki kewajiban untuk ikut andil dalam
menjaga lingkungan, terutama di dalam Negara Indonesia. Melalui KKT Bumi
yang diadakan pada tahun 1992 di Rio de Jainero, Brasil kita bisa mempelajari dan
memahami bagaimana dunia menyikapi dalam menjaga lingkungan, sehingga kita
bisa memiliki pandangan atau gambaran untuk kita dalam menjaga lingkungan.
8
Daftar Pustaka
https://rimbakita.com/ktt-bumi/
http://scholar.unand.ac.id/42644/2/2%20BAB%20I%20PENDAHULUANn.pdf
https://foresteract.com/ktt-bumi/2/
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t10438.pdf
https://www.kompasiana.com/atep_afia/5500a574a333119f6f511b03/rio-dan-ktt-bumi-
1992
https://www.academia.edu/29590108/Agenda_21_Lingkungan_Hidup
9
https://www.academia.edu/21902246/Perkembangan_Hukum_Lingkungan_di_Internasio
nal_dan_Indonesia
10