Anda di halaman 1dari 2

Siapa sih yang tidak kenal perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati?

Perumpamaan ini begitu


terkenal. Bahkan istilah ini sampai digunakan menjadi frase tersendiri bagi orang yang menolong
orang lain yang tak dikenal.

Sedikit cuplikan dari perumpamaan ini. Yesus ditanya oleh seseorang ahli Taurat: "Siapakah
sesamaku manusia?" Tidak hendak menjawab pertanyaan yang tampak mudah namun penuh arti
itu, Yesus memberikan perumpamaan. Ada orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho lalu
dirampok sampai hampir mati. Seorang Imam dan seorang Lewi lewat namun tidak membantu. Lalu
datanglah orang Samaria, ia tergerak oleh belas kasihan, membalut luka-lukanya, menyirami
dengan minyak dan anggur, menaikkan ke atas keledai tunggangannya sendiri, membawa ke
penginapan, membayar 2 dinar bahkan berjanji akan mengganti biaya yang terpakai.

Ada banyak pertanyaan dari kisah ini. Kenapa Yesus memilih orang Samaria? Kenapa Yesus
menjelaskan secara rinci tindakan orang itu? Dan kenapa Yesus menyebut secara rinci jalan dari
Yerusalem ke Yerikho? Karena ada simbol-simbol yang ingin diungkap Yesus melalui satu kisah itu.

Pertama, Siapakah orang Samaria? Mereka adalah keturunan orang Israel, yang setelah dikalahkan
oleh bangsa lain mengambil keputusan untuk menikah dengan bangsa non Israel. Hal ini membuat
mereka dianggap "tidak murni" oleh kalangan Yahudi yang tradisional. Mereka dianggap bukan lagi
umat pilihan Allah, dan orang Yahudi tidak bergaul dengan mereka. Bahkan orang Yahudi dan
samaria saling membenci dan memusuhi satu sama lain. Karena mereka tidak diterima lagi maka
mereka tidak beribadat di Yerusalem, kota suci Bangsa Israel, melainkan di Gunung Gerizim. Jadi
dengan memilih orang Samaria untuk menolong orang Yahudi, Yesus mengajarkan kepada kita
bahwa sesama bagi kita adalah siapapun -tidak terbatas oleh ras ataupun golongan- yang
membutuhkan pertolongan kita. Maka belas kasihan tidak hanya berarti merasa kasihan, tetapi
kasih itu harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Kita sebagai murid- murid Kristus diajak untuk
membagikan belas kasih kita kepada sesama. Sesama di sini bukan hanya teman kita, tetapi juga
mereka yang bukan teman kita, bahkan musuh/ orang yang membenci kita. Sebab kasih yang tulus
sifatnya memberi, tanpa mengharapkan balasan; menolong karena mengetahui bahwa orang
tersebut membutuhkan pertolongan.

Kedua, Yesus menyebutkan bahwa orang Samaria itu membalut luka-luka orang yang terluka itu
dan menyiraminya dengan minyak dan anggur. Anggur digunakan untuk membersihkan luka, karena
anggur memiliki kandungan alkohol. Minyak berguna untuk mengurangi kepedihan luka. Namun
yang perlu dicatat dari hal ini adalah minyak dan anggur termasuk dalam komoditi berharga dan
mahal pada jaman itu serta merupakan sumber makanan utama karena roti yang mereka makan
terbuat dan gandum dan minyak. Jadi dengan memberikan minyak dan anggur untuk luka orang
tersebut, orang samaria itu telah mengorbankan banyak harta dan sumber makanannya hanya
untuk membantu orang yang terluka itu.

Selain itu orang Samaria juga menaikkan orang yang terluka itu ke atas keledai tunggangannya.
Artinya orang Samaria itu harus berjalan kaki sampai ke tujuannya sambil menngiring keledainya.
Jarak Yerusalem ke Yerikho dapat dibilang cukup jauh. Jalanan Yerusalem - Yerikho juga cukup
menyulitkan, sehingga jalan itu menjadi tempat empuk bagi para penyamun untuk melaksanakan
pekerjaan jahat mereka. Jadi orang Samaria itu mau berjalan susah payah demi membantu orang
yang terluka itu.

Terakhir, orang Samaria itu membayar 2 dinar kepada pemilik penginapan, mungkin lebih jika
ongkos perawatan orang yang terluka itu lebih dari 2 dinar. 2 dinar bisa dibilang jumlah yang cukup
lumayan di zaman itu, meskipun begitu, orang samaria tersebut mau merelakan 2 dinarnya untuk
membantu orang terluka yang sama sekali tidak ia kenal bahkan termasuk musuh bangsanya.

Apa yang diinginkan Yesus untuk kita petik dari perumpamaan ini? Kisah orang Samaria yang baik
hati mendorong kita untuk mengasihi tanpa memandang bulu, tanpa membeda- bedakan ras dan
golongan, dan tanpa mengharapkan balasan. Kristus sendiri telah memberikan teladan kepada kita,
sebab Ia-lah yang digambarkan sebagai orang Samaria yang baik hati itu. Kristus telah menolong
kita dan menyembuhkan luka-luka kita akibat kejatuhan kita ke dalam dosa. Setelah mengalami
pertolongan Tuhan ini, kitapun dipanggil oleh Kristus untuk melakukan hal yang sama, yaitu
menolong sesama kita yang juga membutuhkan pertolongan, baik itu adalah teman kita, ataupun
orang yang membenci kita. Setelah kita memenuhi tugas kewajiban kita di dalam keluarga dan
pekerjaan kita, kita perlu juga berkarya bagi orang lain dengan menjadi “Orang Samaria yang baik
hati” bagi mereka yang membutuhkan. Dengan melakukan hal ini, kita membagikan kasih Tuhan,
dan hati kita akan memperoleh suka cita.

Anda mungkin juga menyukai