Anda di halaman 1dari 78

Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM

TA 2022 Provinsi Sulut”

E.1. Pendekatan Metodelogi

Kementerian PUPR melalui Visium Kementerian PUPR Tahun 2030 telah menargetkan
100% Smart Living di tahun 2030, yaitu 100% pelayanan air minum, 0 ha kawasan
kumuh dan 100% pelayanan sanitasi. Visium ini tertuang dalam Permen PUPR No 26
Tahun 2017 tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hingga akhir tahun 2018 capaian akses air
minum secara nasional sebesar 87,75%. Dari data tersebut, masih terdapat gap
sebesar 12,25% untuk mencapai target 100%. Target tersebut dapat dipenuhi melalui
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jaringan Perpipaan (JP) dan
Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Terlindungi.
Dalam mendukung pencapaian target tersebut, khususnya SPAM Jaringan Perpipaan,
diperlukan kegiatan pengembangan SPAM, yang tepat mutu, tepat sasaran, dan
tepat waktu. Untuk itu, perlu adanya dokumen perencanaan yang baik dan readiness
criteria yang lengkap yang wajib disiapkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk
kegiatan pengembangan SPAM yang diusulkan dibiayai melalui APBN.
Adapun readiness criteria pengembangan SPAM melalui APBN yaitu Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), justifikasi teknis, Detail Engineering Design
(DED), ijin air baku, Rencana Anggaran Biaya (RAB), kesiapan lahan, kesiapan lembaga
pengelola (PDAM, UPTD, Kelompok Masyarakat), kesiapan Dana Daerah untuk
Urusan Bersama (DDUB), kesiapan menerima aset, dan Surat Pernyataan Kepala
Daerah yang menyatakan kesanggupan memenuhi atau menyediakan readiness
criteria di atas. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Prasarana Permukiman
Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara melakukan pendampingan review dokumen
perencanaan serta penyiapan readiness criteria bagi kabupaten/kota yang

E-1
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

mengajukan kegiatan untuk didanai APBN TA 2022 melalui kegiatan Penyiapan


Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022.

E-2
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E-3
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E-4
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E-5
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Analisa Struktur dan


Penggambaran Desain
Stabilitas Bangunan

Hasil analisa
Gambar Desain
stabilitas Struktur
Tidak Tidak

Cek Cek

Penyusunan Spesifikasi
Teknis Perhitungan BOQ dan RAB
Dan Metode Pelaksanaan

Menyusun Hasil BOQ dan


Spesifikasi Teknis RAB
Tidak Tidak

Cek Cek

E-6
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Penyusunan Draft Laporan


Akhir

Draft Laporan
Akhir tersusun
Tidak

Draft Laporan
Akhir Ya Cek

Ya

Diskusi Laporan Akhir

Notulen dan
Daftar Hadir
Tidak

Final Laporan
Akhir Ya Cek

Ya

Penyelesaian Produk
Laporan dan Gambar

Tanda Bukti
Penyelesain
Produk Tidak

Cek

Ya

Selesai

Gambar E.1. Bagan Alir Kegiatan

E-7
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E.1.1. Pekerjaan Persiapan


Kegiatan persiapan merupakan tahap awal dalam pekerjaan ini, yang dimulai
setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Pekerjaan yang dilaksanakan dalam tahap persiapan adalah :


a. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Sebelum memulai pekerjaan lapangan, konsultan akan melakukan
penyusun RMK. RML dipergunakan sebagai pedoman dan alat
pengendali setiap tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini
berisikan tentang rencana dan hasil tiap tahap kegiatan pada pekerjaan,
yang dipergunakan dalam evaluasi dan monitoring mutu tiap tahap
kegiatan. Laporan ini dibuat diserahkan selambat-Iambatnya 30 hari
sesudah diterbitkannya SPMK.

b. Pengurusan administrasi
Pengurusan administrasi yang dimaksud adalah administrasi kontrak,
maupun administrasi untuk memudahkan kelancaran pekerjaan, terutama
yang berkaitan dengan pengumpulan data dan kegiatan lapangan.
Termasuk didalamnya adalah pengurusan surat pengantar ijin operasi
survey, investigasi, penelitian, dan pengukuran, dan surat pengantar ke
instansi-instansi terkait.

c. Mobilisasi
Mobilisasi yang dimaksud adalah mobilisasi tenaga (personil), kendaraan,
peralatan kantor, dan peralatan lapangan yang dibutuhkan.

d. Pengumpulan data sekunder


Data sekunder yang berkaitan dengan pekerjaan yang dikumpulkan
meliputi:
- Peta geografi wilayah studi
- Peta administrasi wilayah studi
- Peta topografi wilayah studi

E-8
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- Peta geologi wilayah studi


- Peta hidrogeologi wilayah studi
- Peta tata guna lahan di wilayah studi
- Peta jaringan sungai dan lokasi sumber-sumber air baku di wilayah
studi
- Data hidroklimatologi yang bisa mewakili wilayah studi
- Data pemeriksaan tanah yang pernah dilakukan di wilayah studi
- Data sosial - ekonomi – budaya masyarakat di wilayah studi
- Data kependudukan di wilayah studi
- Laporan studi terdahulu yang terkait dengan penyediaan air baku di
wilayah studi
- Permasalahan fisik, sosial, ekonomi, dan sebagainya yang berhubungan
dengan kondisi existing dan rencana pengembangannya
- Data sistem penyediaan air baku/ air bersih existing di wilayah studi dan
permasalahannya
- Data-data lainnya yang mungkin diperlukan
Data-data sekunder ini kemudian dikonfirmasikan di lapangan agar
diperoleh data yang akurat

e. Studi Pendahuluan / awal (Pengumpulan data primer awal)


Data awal yang menyangkut karakteristik daerah perencanaan, beserta
laporan-laporan studi yang pernah dilakukan di lokasi perencanaan yang
ada kaitannya dengan pekerjaan ini, dapat dijadikan acuan dalam program
orientasi lapangan, dan juga sebagai masukan dalam penyusunan rencana
kerja menyeluruh.

Orientasi lapangan dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran awal


tentang kondisi lokasi pekerjaan, serta merupakan langkah konfirmasi
terhadap data awal yang telah didapat, dan diharapkan memberi masukan
dalam penyusunan rencana pekerjaan di lapangan. Orientasi lapangan
sebaiknya dilakukan bersama-sama Direksi Pekerjaan.

E-9
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Survey awal ini pihak konsultan akan melakukan dokumentasi kondisi


eksiting lapangan berupa foto dan video lokasi kegiatan dengan
menggunakan drone, serta melakukan uji debit sesaat dengan pelampung
untuk melihat besaran debit saat dilakukan survei.

f. Penyusunan rencana kerja


Sebelum dilakukan penyusunan rencana kerja, konsultan melakukan
koordinasi dengan pihak pemberi tugas agar diperoleh persepsi yang
sama tentang maksud, tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan dari
pekerjaan ini.

Dari hasil kajian terhadap Kerangka Acuan Kerja, data awal, dan hasil
orientasi lapangan, selanjutnya disusun rencana kerja yang lebih rinci.

E.1.2. Pekerjaan Survei Kegiatan


E.1.2.1. Survei Topografi
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta situasi rencana jalur jaringan
pipa, peta situasi site untuk bangunan penunjang (broncaptering, reservoir, jembatan
pipa, BPT). Survei ini dilakukan oleh Tenaga Ahli Geodesi. Lokasi survey adalah
lokasi sumber air (Mata Air), sepanjang jalur jaringan pipa transmisi (dari sumber air
baku sampai dengan lokasi tandon/reservoir).

Peralatan (alat ukur) yang dipakai pada pengukuran topografi meliputi:


- GPS
- Total Station
- Theodolite (T0)
- Waterpass NaK2 atau Ni2
- Mistar Ukur yang skalanya harus sama
- Meter tangan
- Meter roll
- Patok Kayu dll.

E - 10
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Gambar E.2. Skema Pengukuran Terestris

 Pelaksanaan pengukuran
- Rintisan dan pemasangan patok, BM dan CP
 Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menentukan jalur-jalur
pengukuran serta memasang patok-patok, BM dan CP pada jalur
tersebut sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran.

E - 11
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 BM, CP dan patok dipasang sebelum pengukuran situasi sungai


dilaksanakan.

 Bench Mark (BM) dipasang pada setiap jarak 2,5 Km dan Control
Point (CP) setiap 1 Km. Pilar-pilar tersebut terbuat dari konstruksi
beton.

 BM dan CP tersebut dipasang pada tempat-tempat yang aman,


stabil serta mudah ditemukan.
 Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat yang
stabil, misalnya tanah gembur atau rawa-rawa maka pemasangan
BM dan CP tersebut harus disangga dengan bambu/kayu.
 Patok-patok dipasang setiap jarak 100 m pada bagian sungai yang
lurus dan < 50 m pada bagian sungai yang berkelok-kelok,
disesuaikan dengan keperluan.
 Patok-patok dibuat dari kayu, Patok-patok yang digunakan harus
dibuat dari kayu dolken dengan diameter 5-8 cm, atau pangkal
bambu yang keras. Pada bagian atas patok dicat dengan warna
merah dan ditandai paku.

 Jalur rintisan/pengukuran mengikuti alur sungai.


- Pengukuran poligon
 Maksud pengukuran poligon adalah menentukan koordinat titik-
titik poligon yang digunakan sebagai kerangka pemetaan.
 Pengukuran sudut dilakukan satu seri (biasa dan luar biasa) dengan

 Jarak diukur dengan pita ukur baja, dilakukan dua kali (pergi-
pulang) dengan toleransi ukuran  (20 cm d0,5), dimana d adalah
jarak dalam Km.
 Jalur poligon dibuat dalam kring tertutup dan bagian sungai berada
dalam kring tersebut.

E - 12
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis (dalam hal


ini titik triangulasi) dan titik tersebut harus masih dalam keadaan
baik serta mendapatkan persetujuan dari Direksi. Untuk
pengontrolan sudut hasil pengukuran poligon dilakukan penelitian
azimuth suatu sisi dengan pengamatan matahari pada setiap jarak 
5 Km.
- Pengukuran waterpass
 Maksud pengukuran waterpass adalah untuk menentukan
ketinggian titik-titik (BM, CP dan patok-patok) terhadap bidang
referensi tertentu yang akan digunakan sebagai jaring sipat datar
pemetaan.
 Pengukuran waterpass dilakukan pergi-pulang pada setiap seksi.
Panjang seksi-seksi pengukuran waterpass ini antara 1–2,2 Km.
Toleransi ukurannya adalan (10 D0,5 mm), dimana D adalah jarak
dalam Km.
 Pengukuran waterpass diikatkan pada titik tetap ketinggian
geodetis yang ada di dekat daerah pengukuran atau titik referensi
lain yang ditetapkan oleh Direksi.
 Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang atas, tengah dan
bawah).
- Pengukuran situasi/penampang
 Pengukuran situasi dan penampang dilakukan bersama-sama.
 Metode yang digunakan adalah metode tachimetri.
 Pengukuran dilaksanakan dengan sistem “raai”
 Jalur raai merupakan panjang penampang melintang sungai.

 Panjang penampang melintang/raai ialah  200 m ke kanan dan 


200 m ke kiri dari tepi sungai ditambah dengan lebar sungai.
 Penampang melintang/raai dibuat setegak lurus mungkin dengan
arah aliran sungai.

E - 13
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Detail yang diukur pada setiap penampang melintang  15 titik,


terdiri dari 7 titik pada bagian sungai, 4 titik di bagian kanan dan 4
titik lagi di bagian kiri sungai.
 Penampang melintang dibuat dengan interval jarak 100 m pada
bagian sungai yang lurus dan < 25 m pada bagian sungai yang
berkelok-kelok atau disesuaikan dengan keperluan.
 Penampang memanjang diambil pada dasar sungai yang terdalam
termasuk peil-peil muka air tanah terendah, normal dan tertinggi.

 Bangunan-bangunan silang yang ada diukur penampang


melintangnya.
 Detail yang ada di lapangan diukur, terutama kampung, lembah,
bukit, jembatan dan lain-lain.
- Pengukuran GPS Geodetik
Konsep dasar pada penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi
(pengikatan kebelakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak
secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah
diketahui (Abidin, H.Z, 2007). Pada pelaksanaan pengukuran penentuan
posisi dengan GPS, pada dasarnya ada dua jenis/tipe alat penerima
sinyal satelit (receiver) GPS yang dapat digunakan, yaitu:

 Tipe Navigasi digunakan untuk penentuan posisi yang tidak


menuntut ketelitian tinggi.
 Tipe Geodetik digunakan untuk penentuan posisi yang menuntut
ketelitian tinggi.

yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984,


sedangkan tinggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid.

Pada pengukuran GPS masing-masing memiliki empat parameter yang


harus ditentukan yaitu 3 parameter koordinat x, y, z atau L, B, h dan

E - 14
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

satu parameter kesalahan waktu akibat ketidak sinkronan jam osilator di


satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena itu, diperlukan minimal
pengukuran jarak ke empat satelit. Metode penentuan posisi dengan
GPS pertama-tama dibagi dua, yaitu metode absolut, dan metode
diferensial. Masing-masing metode dapat dilakukan dengan cara real
time dan atau post-processing. Apabila obyek yang ditentukan
posisinya diam, maka metodenya disebut statik. Sebaliknya, apabila
obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut
kinematik. Selanjutnya, metode yang lebih detail antara lain metode-
metode seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid Statik, Pseudo
Kinematik, stop and go serta beberapa metode lainnya.

 Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning,


menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima
(receiver) saja. Keteleitian posisi dalam beberapa meter (tidak
berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukan bagi
keperluan navigasi.

 Metode relatif atau sering disebut differential positioning,


menentukan posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah
receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu dimuka bumi dan
secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka
waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya.
Metode ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya
kurang dari 1 meter) dan diaplikasikan untuk keperluan survei
geodesi ataupun pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi

Berikut ini dalam Tabel E.1 adalah beberapa metode penentuan posisi
dengan menggunakan GPS.

E - 15
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Tabel E.1. Metode Penentuan Posisi Menggunakan GPS


Metode Absolute Differensial Titik Receiver
(1 receiver) (min 2 receiver)
Static   Diam Diam
Kinematik   Bergerak Bergerak
Rapid static  Diam Diam (singkat)
Pseudeo kinematik  Diam Diam & bergerak
Stop and go  Diam Diam & bergerak
 Metode Penentuan Posisi Statik
Metode pengukuran ini yang akan digunakan oleh konsultan dalam
survey dilapangan. Pada prinsipnya survey GPS bertumpu pada
metode-metode penentuan posisi statik secara diferensial dengan
menggunakan data fase. Penentuan posisi relatif atau metode
differensial adalah menentukan posisi suatu titik relatif terhadap
titik lain yang telah diketahui koordinatnya. Pengukuran dilakukan
secara bersamaan pada dua titik dalam selang waktu tertentu.
Selanjutnya, data hasil pengamatan diproses dan dihitung sehingga
akan didapat perbedaan koordinat kartesian 3 dimensi (dx, dy, dz)
atau disebut juga dengan baseline antar titik yang diukur.

Dalam hal ini pengamatan satelit GPS umumnya dilakukan baseline


per baseline selama selang waktu tertentu (beberapa puluh menit
hingga beberapa jam tergantung tingkat ketelitian yang diinginkan)
dalam suatu kerangka titik-titik yang akan ditentukan posisinya.
Secara umum metode ini dapat dilihat pada gambar E.2.
Karakteristik umum dari metode penentuan posisi ini adalah
sebagai berikut:

 Memerlukan minimal dua receiver, satu ditempatkan pada titik


yang telah diketahui koordinatnya.
 Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui.
 Konsep dasar adalah differencing process, dapat mengeliminir
atau mereduksi pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias.

E - 16
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Bisa menggunakan data pseudorange atau fase.


 Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm
sampai dengan dm.
 Aplikasi utama: survei pemetaan, survei penegasan batas, survei
geodesi dan navigasi dengan ketelitian tinggi.

Pada survei GPS, pemrosesan data GPS untuk menentukan


koordinat dari titik-titik dalam kerangka umumnya akan mencakup
tiga tahapan utama, yaitu:

 Pengolahan data dari setiap baseline dalam kerangka


 Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk
menentukan koordinat dari titik-titik dalam kerangka
 Transformasi koordinat titik-titik tersebut dari datum WGS 84
ke datum yang dibutuhkan pengguna.

 Geometrik Jaring
Sebatas tahap perhitungan baseline, bentuk jaring titik-titik GPS
bukanlah suatu isu yang krusial dibandingkan dengan ukuran
jaringan. Panjang baseline lebih berpengaruh dibandingkan letak
dan orientasinya. Untuk keperluan penentuan cycle ambigugity,
panjang baseline dalam suatu jaring GPS sebaiknya bervariasi
secara gradual dari pendek ke panjang (bootstraping method).
Tetapi dari segi untuk menjaga tingkat serta konsistensi ketelitian
titik-titik tersebut sebaiknya terdistribusi secara merata dan teratur.
Karakteristik baseline sendiri terdiri dari dua jenis metoda, yaitu
metoda radial dan jaring seperti pada gambar E.3 dan gambar E.4.

E - 17
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Gambar E.3. Metode Radial

Gambar E.4. Metode Jaring

 Metoda Radial
Adapun karakteristik dari metoda radial ini adalah sebagai berikut:
 Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih lemah.
 Ketelitian posisi yang diperoleh relatif akan lebih rendah.
 Waktu pengumpulan dan pengolahan data relatif akan lebih
cepat.
 Jumlah receiver dan/atau sesi pengamatan yang diperlukan
relatif lebih sedikit.
 Biaya untuk logistik, transportasi, dan akomodasi relatif akan
lebih murah.
 Kontrol kualitas relatif lemah.
 Metoda Jaring/Baseline
Adapun karakteristik metoda jaring ini adalah sebagai berikut :
 Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih kuat

E - 18
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Ketelitian posisi yang diperoleh relative akan lebih tinggi.


 waktu pengumpulan dan pengolahan data relatif akan lebih
lambat.
 Jumlah receiver dan/atau sesi pengamatan yang diperlukan
relative lebih banyak.
 Biaya untuk logistik, transportasi, dan akomodasi relatif akan
lebih mahal.
 Kontrol kualitas relatif lebih baik.

E.1.2.2. Survey Geologi Teknik Dan Mekanika Tanah


Survey geoteknik diperlukan untuk mengetahui sifat dan daya dukung tanah
di sekitar rencana bangunan yang akan dibuat. Jenis dan jumlah penyelidikan tanah
sangat tergantung pada jenis tanah serta jenis bangunan yang akan dibangun. Suatu
kajian secara umum mengenai kondisi geologi di wilayah studi juga merupakan item
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Adapun kegiatan ini terdiri atas pekerjaan:

- Pemetaan geologi
- Sondir
- Bor Tangan
- Uji Laboratorium

Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar persyaratan teknis (PT-03)


yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pengairan. Pekerjaan pemetaan geologi
dalam hal ini geologi permukaan yang terdiri dari:

 Pembahasan keadaan geomorfologi


 Penyebaran satuan – satuan batuan termasuk tanah pelapuknya
 Struktur geologi strike dan lip serta patahan-patahan dan lain – lain

 Stratigrafi

E - 19
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Pekerjaan sondir dilakukan pada lokasi rencana bangunan intake yang telah
disetujui direksi dengan maksud untuk mengetahui kondisi bawah permukaan secara
pasti. Sondir dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Selain pekerjaan diatas dalam lingkup pekerjaan ini juga dilakukan pekerjaan
mekanika tanah baik lapangan maupun uji laboratorium dengan rincian sebagai
berikut:

1. Penyelidikan Lapangan
a. Sondir
Peralatan ini dipergunakan untuk mengukur tahan penetrasi dengan
cara menembus lapisan tanah dengan konus yang ujungnya
berbentuk kerucut dengan kemiringan 60º dan luasnya 10 cm2
dengan kecepatan konstan 1,5 – 2 cm/detik perlapisan tanah dan
variasi kedalaman pada lapisan yang cukup keras.

Dengan menggunakan jenis konus ganda didapat besarnya


lekatan.Pembacaan pada setiap interval kedalaman 20 cm dan hasil
pengujiannya diplot dalam grafik dimana tekanan sebagai absis dan
kedalaman sebagai ordinatnya. Hasil sondir dapat digunakan untuk
memperkirakan konsistensi kepadatan dan berdasarkan grafik hasil
penyondiran, maka dapat diperkirakan letak bidang longsoran yang
dinyatakan dengan nilai tahanan konus yang paling kecil dan untuk
penentuan bidang longsoran sebaiknya dilakukan pembacaan tiap
interval 5 cm dengan konus tunggal.

Pembacaan tekanannya dilakukan dengan 2 (dua) buah Manometer


masing-masing dengan skala bacaan 200 Kg/cm2, mata sondir yang
digunakan adalah biconus sehingga akan diperoleh hasil dari
perlawanan konus dan nilai letaknya (local friction). Pengujian tersebut
dilakukan pada setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan

E - 20
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

konus dan tekanan total yaitu tekanan konus ditambah gaya gesek
selimut konus.

b. Bor Tangan (Hand Bor)


Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah
dengan alat bor tangan dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga
manusia.Tujuan pengeboran ini adalah untuk mendapatkan atau
mendiskripsikan susunan lapisan tanah.Dari pengeboran ini dapat
dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah
selanjutnya di laboratorium.

Dalam pekerjaan ini pengambilan contoh tanah dilakukan pada setiap


jarak 0,75 – 2 meter atau sesuai petunjuk lain dari Pengawas Utama,
yaitu dengan cara menekan tabung contoh tanah (sampler) secara
hati-hati (terutama untuk tanah yang tidak terganggu) yang dipasang
pada ujung bawah batang bor. Pada waktu pengeboran dilakukan,
contoh tanah dapat diperiksa di dalam pipa bor yang ditarik keluar.
Jika pada tahap ini ditemui perubahan jenis tanah, kedalaman
perubahan jenis tanah dan kedalamannya harus dicatat, dan kemudian
contoh tanah tambahan diambil.

Pada lapisan-lapisan tanah yang dianggap penting untuk diketahui


karakteristis tanahnya, maka pengambilan contoh continue diperlukan
setelah mendapat persetujuan dari pihak Pengawas Utama. Pada saat
pengeboran berlangsung kedalaman muka air tanah harus diperiksa
dengan teliti, hal ini dapat mempersulit pelaksanaan pembangunan
fondasi struktur nantinya, dan dapat pula mengakibatkan kesalahan
analisis stabilitasnya.

Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang paling


sederhana dalam pembuatan lubang di dalam tanah dengan
menggunakan alat bor. Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah

E - 21
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

mempunyai kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil di


sepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat digunakan pada
pasir yang terendam air. Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan
tangan yang memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak
mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya. Bor tangan ini
dapat menembus sampai 10 m, tapi pada umumnya hanya dapat
menembus maksimal 6 – 8 m.

Pengeboran tangan dalam pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui


jenis lapisan tanah lebih jelas, maka diperlukan pemboran tangan
dengan kedalaman 6-8 m, dengan diameter lubang bor antara 12 – 15
cm. Lokasi pengambilan titik bor ditentukan oleh tenaga ahli dan
mendapat persetujuan dari pihak Pengawas Utama dan setiap titik
pengeboran diphoto.Apabila diperlukan sesuai keperluan di lapangan
maka pembuatan lubang yang lebih dalam pada tanah kohesif dapat
menggunakan bor ulir.

c. Pengambilan Contoh Tanah


Untuk mengadakan penelitian tanah laboratorium, pengambilan
contoh tanah ini sangat penting sekali, selain untuk mengetahui sifat
dan jenis tanahnya juga untuk perkiraan dalam elevasi hasil penelitian
tanahnya. Sehingga pengambilan contoh tanah ini mutlak dilakukan.
Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed samples). Agar data
parameter dan sifat-sifattanahnya masih dapat digunakan maka perlu
sekali perhatian pada saat-saat pengambilan,pengangkutan dan
penyimpanan contoh-contoh tanah ini, agar :

 Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga


mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan.
 Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan
lapangan.

E - 22
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Menggunakan tube sample yang baik dengan mata tabung-


tabung yang tajam serta memenuhi persyaratan yang ada.
Diameter tabung (f) minimal 6,8 cm dan panjang 50cm.
 Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan dinding tabung
sebelah dalam diberipelumas (olie) agar gangguan terhadap
contoh tanah dapat diperkecil, terutama padawaktu mengeluarkan
contoh tanah ini.

 Agar kadar asli contoh ini tidak terlalu berubah, maka pada ujung
tabung ini perludiberi/ditutup dengan parafin yang cukup tebal
dan tabung tersebut diberi simbol lokasi dan kedalaman dari
contoh tanah tersebut.
 Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan
memberikan tekanan centris 58 sehingga struktur tanahnya sesuai
dengan di lapangan. Pengambilan contoh-contoh pada setiap
lapisan tanahnya yang berbeda atau pada kedalaman tertentu.
 Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan tabung sample
supaya dihindarkan dari getaran-getaran yang cukup keras dan
dihindarkan penyimpanan pada suhu yang cukup panas.

Pengambilan contoh tanah terganggu (Disturbed Samples). Contoh


tanah tidak asli dapatdiperoleh dari pembuatan sumur uji/test pit.
Pengambilan contoh tanah diambil sebagai berikut :

 Bila lapisan-lapisan tanah masing-masing lapisan cukup tebal


maka harus diambilmasing-masing lapisan dengan pengambilan
vertikal.

 Bila lapisan-lapisan tipis 0,5 m, maka contoh tanah tersebut


diambil secara acak denganpengambilan vertikal. Contoh-contoh
tanah-tanah ini akan ditest dengan percobaan caraproctor. Untuk
pengukuran kadar air aslinya maka perlu diadakan pengambilan

E - 23
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

contoh tanah asli dengan menggunakan PVC dicatat dengan


simbol dan kedalaman dimana sample diambil.
2. Penyelidikan Laboratorium
Pada contoh-contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh
tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan di
Laboratorium,sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat
diketahui. Jenis dan macam percobaan untuk tanah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

o Soil Properties:
 Unit Density (n)
 Specific Gravity (Gs)
 Moissture (Wn)
 Void Ratio (e)

 Grain Size Analysis


 Atterberg Limit (Wi, Wp, Ip)
 Triaxialy Test (O, C, O, C’)
 Permeability (k)

E.1.3. Analisa Data


E.1.3.1. Analisa Topografi
a. Perhitungan
- Perhitungan terdiri dari perhitungan sementara dan perhitungan
definitif.
- Perhitungan sementara dilakukan di lapangan yang berguna untuk
pengecekan hasil pengukuran.
- Perhitungan definitif dilakukan di kantor, dari hasil perhitungan ini
data lapangan siap dituangkan dalam bentuk gambar.
b. Pelaksanaan penggambaran
- Penggambaran peta situasi

E - 24
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Penggambaran kerangka peta (titik-titik poligon) dilakukan


dengan menggunakan sistem grid yang jaraknya 10 cm.

 Detail lapangan digambar dengan cara polar.


 Kontur dibuat dengan cara interpolasi. Interval kontur ialah 0,5 ~
1m untuk daerah datar dan 2 m untuk daerah curam.
 Draft gambar situasi dibuat di kertas milimeter.

 Draft peta situasi yang telah selesai kemudian dipindahkan pada


kertas kalkir dengan ukuran kertas A1.
 Pada tiap lembar peta akan dicantumkan keterangan detail
menurut legenda yang lazim digunakan pada peta situasi (hitam-
putih).
 Skala peta ialah 1 : 2.000 atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Skala dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.

- Penggambaran Ikhtisar
 Peta Ikhitsar dibuat untuk mengetahui keadaan daerah yang
diukur secara garis besar.

 Peta Ikhtisar dibuat dengan skala 1 : 2.000 atau 1 : 5.000.


 Pada peta ini digambarkan letak lembar-lembar peta situasi.
- Penggambaran penampang memanjang
 Penampang memanjang digambarkan dengan skala vertikal 1 :
100 dan skala horisontal 1 : 1.000, atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
 Penampang memanjang digambarkan pada kertas ukuran A1.
 Pada gambar penampang memanjang akan digambar pula
permukaan dasar sungai, permukaan air dan permukaan tebing
kanan dan kiri.
 Apabila ada bangunan silang maka letaknya harus tercantum pada
gambar penampang memanjang tersebut.

E - 25
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- Penggambaran penampang melintang


 Penampang melintang untuk detail digambar dengan skala
vertikal 1 : 200 dan skala horisontal 1 : 200, atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
 Penampang melintang digambar pada kertas A1.
 Pada gambar penampang melintang akan digambar pula
permukaan tanah dan permukaan air.

E.1.3.2. Analisa Geologi Teknik dan Mekanika Tanah


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data sifat fisik dan teknik
daripada tanah/batuan. Contoh tanah terganggu dan tak terganggu yang diambil
dari lubang sumuran (test pit) dan lubang pemboran tangan akan dilakukan
penelitian laboratorium mekanika tanah, adapun cakupan dari pekerjaan
laboratorium ini meliputi:

 Index properties, terdiri dari:


- Specific gravity.
- Volume unit weight.
- Natural water content.
- Atterberg limit.
- Grainsize analysis.
 Mechanical properties, terdiri dari :
- Triaxial compression test.
- Unconfined compression test.
- Direct shear test.
- Consolidation test.
1) Specific gravity

E - 26
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Dilaksanakan untuk mendapatkan data berat jenis spesifik tanah, dengan


prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar BSI atau ASTM C.127 dan
128. Alat yang dipakai terdiri dari :

- Botol piknometer yang dilengkapi dengan tutup (50 – 100 cc)


- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven
- Alat penunjuk pencampur contoh (mangkuk)
- Kompor listrik.
2) Natural moisture content
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan data nilai kadar air contoh
tanah dalam keadaan asli, dengan prosedur pelaksanaan sesuai dengan
standar BSI atau ASTM D.2210. Alat yang digunakan terdiri dari :

- Tatakan (cointainer) dengan kapasitas 50 gram


- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven
- Pisau pemotong
- Alat pendingin konstan (resiccator).
3) Volume unit weight
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data nilai kepadatan
tanah di lapangan, dengan prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar
BSI atau ASTM D.216766. Peralatan yang digunakan terdiri dari :

- Tabung kaca berskala dengan selubung besi (calibrated vas-sed)


- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Pelengkap lain : cangkul, pahat sendok, palu, kantung plastik, kuas dan
peralatan untuk menentukan kadar air.
4) Atterberg limit
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data nilai batas cair dan
batas plastik dari tanah sehingga dapat diklasifikasikan jenis tanahnya.

E - 27
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Prosedur pelaksanaan sesuai dengan standar BSI atau STM D.423/D.424.


Peralatan yang dipergunakan terdiri dari :

- Alat atterberg limit


- Grooving-tool casa gravel & ASTM
- Plat kaca dan tempat/cawan serta pengaduk
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven
- Desicator.
5) Grain size analysis
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatan data mengenai susunan
gradasi butiran contoh tanah sehingga dapat diketahui lengkung
pembagian gradasi dan persentase gradasinya. Prosedur pelaksanaan
disesuaikan dengan standar BSI atau ASTM D.442. Alat-alat yang
digunakan terdiri dari :

- Saringan no. 200, 80, 40, 20, 10, dn 4


- Alat pencuci contoh (baskom)
- Container
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven.
6) Consolidation
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan parameter konsolidasi
sehubungan dengan penurunan, kecepatan penurunan dan derajad
konsolidasi dari tanah yang diuji serta koefisien-koefisien permeabilitas
dalam keadaan konsolidasi berlangsung. Prosedur pelaksanaan sesuai
dengan standar BSI atau ASTM D.2435/E-15/Lambe/Bowles. Peralatan
yang dipergunakan antara lain :

- Alat uji konsolidasi


- Alat pencetak contoh dengan diameter 6,5 cm

E - 28
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- Pisau pemotong
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven
- Desicator.
7) Unconfined compression test
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data nilai kekuatan
tanah contoh dalam keadaan bebas sampai mencapai keruntuhan.
Prosedur pelaksanaan percobaan mengikuti standar ASTM D.2166-66.
Peralatan yang digunakan terdiri dari:

- Alat penekan
- Alat pengeluar contoh
- Arloji pembacaan
- Alat pencatat waktu
- Oven
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram).
8) Triaxial test
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan parameter kekuatan geser
tanah sehubungan dengan pembebanan tiga arah, dengan prosedur
pelaksanaan sesuai dengan standar BSI atau ASTM D.2435 & Bishop
Henkel. Dalam percobaan ini dilakukan sesuai dengan kondisi contoh
tanah pada waktu pengujian, sebagai berikut:

- Kondisi CD : dimana contoh tanah sebelum ditekan dibolehkan untuk


berkonsolidasi dan pada waktu penggeseran/running air dari dalam
contoh dibiarkan mengalir keluar sehingga tekanan air pori menjadi 0
(nol).
- Kondisi CU : dimana contoh tanah dibolehkan untuk berkonsolidasi
kemudian digeser dengan kondisi tertutup air (air tidak boleh keluar
dari contoh) sehingga tekanan air pori menjadi tidak sama 0 (nol).

E - 29
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- Kondisi UU : dimana contoh tanah tidak diijinkan untuk


berkonsolidasi, namun langsung digeser dengan keadaan drainase
tertutup.
- Peralatan yang digunakan antara lain :
- Alat triaxial
- Alat pencetak contoh (setinggi 2,8 inchi)
- Alat pemotong contoh
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven
- Air suling dan karet membrane.
9) Direct shear
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan data mengenai
kekuatan tanah terhadap gaya horisontal. Peralatan yang dipergunakan
antara lain:

- Alat uji geser


- Batu pori
- Alat pembebanan
- Timbangan (dengan skala sampai 0,1 gram)
- Oven.

E.1.3.3. Analisa Data Hidrologi


Dalam rangka untuk mendapatkan parameter-paremeter desain, dalam hal ini
yang ada kaitannya dengan hidrologi maka perlu dilakukan analisa hidrologi. Adapun
dalam kegiatan analisa hidrologi ini mengikuti bagan alir, seperti yang ada pada
Gambar berikut ini.

E - 30
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

KOLEKSI DATA

CHEK DATA

ANALISA ANALISA
DEBIT BANJIR DEBIT ANDALAN

DESAIN
NERACA AIR
BANGUNAN AIR

LAPORAN HIDROLOGI

Gambar E.5. Bagan Alir Analisa Hidrologi

 Curah Hujan Regional


a. Pengisian Data Kosong
Data yang diperoleh dari stasiun curah hujan tidak semua tercatat atau
dengan kata lain ada data yang kosong. Dalam perhitungan intensitas
curah hujan dari masing-masing stasiun harus lengkap, oleh karena itu
untuk melengkapi data curah hujan yang kosong ini dilakukan
perhitungan sebagai berikut:

 Rata-rata Aritmatik
Jika ada suatu stasiun hujan terdapat data curah hujan yang hilang
dan bila perbedaan antara hujan tahunan normal pada stasiun
yang hilang datanya tersebut < 10%, maka perkiraan data curah
hujan yang hilang tersebut dicari dengan mengambil harga rata-
rata aritmatik dari stasiun-stasiun yang mengelilinginya.

R1  R2  ........  Rn
RX 
n

Dimana:

E - 31
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

RX = Curah hujan yang hilang


R1, R2, ......Rn = Curah hujan pada stasiun 1, 2,.......,n
n = Jumlah stasiun

 Normal Ratio Method


Bila perbedaan antara hujan tahunan normal pada stasiun yang
hilang datanya tersebut > 10%, maka perkiraan data curah hujan
yang hilang tersebut dihitung dengan metoda perbandingan
normal:

1  NX N N 
RX   R2  X R2  ..... X Rn 
n  N1 N2 Nn 

Dimana:
RX = curah hujan yang hilang
R1, R2, .Rn =curah hujan pada stasiun 1, 2,...,n
NX = curah hujan tahunan rata-rata pada stasiun
yang hilang datanya.
N1, N2, ......Nn = curah hujan rata-rata pada stasiun 1, 2,.......,n
n = jumlah stasiun

 Reciprocal Method
Cara perhitungan yang dianggap lebih baik, adalah cara reciprocal
method, yang memanfaatkan jarak antar stasiun sebagai faktor
koreksi. Hal ini dapat dimengerti karena korelasi antara dua
stasiun hujan menjadi makin kecil dengan besarnya jarak antar
stasiun tersebut. Metode ini dapat digunakan jika dalam DPS
terdapat lebih dari dua stasiun pencatat hujan. Umumnya,
dianjurkan untuk menggunakan paling tidak tiga stasiun acuan.

 R1   R2  R 
 2    2   ......   2n 
RX   2X 1   X22   d Xn 
d d
    
1 / d X 1  1 / d X 2  ........  1 / d Xn
2

E - 32
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Dimana:
RX = curah hujan yang hilang
R1, R2, .Rn = curah hujan pada stasiun 1, 2,...,n
n = jumlah stasiun
dX1, dX2, ..., dXn = jarak stasiun dengan stasiun yang lain

 Analisa Curah Hujan Wilayah


Analisa curah hujan wilayah adalah untuk menentukan curah hujan harian
maksimum rata-rata suatu daerah dari beberapa stasiun pengamat curah
hujan yang ada di daerah bersangkutan. Ada tiga macam cara yang
berbeda dalam menentukan tinggi curah hujan rata-rata pada areal
tertentu dari angka-angka curah hujan dibeberapa titik pos penakar atau
pencatat curah hujan.

 Cara Tinggi Rata-rata


Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-
rata hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar hujan
di dalam areal tersebut:

R1  R2  R3  ........  Rn
R
n
Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2, R3 ...Rm = tinggi curah hujan pada pos penakar.
N = jumlah pos penakar hujan.
Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya jika pos-pos
penakarnya ditempatkan secara merata di area tersebut, dan hasil
penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari
nilai rata-rata seluruh pos di seluruh areal.

 Cara poligon thiessen

E - 33
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Cara ini berdasarkan rata-rata timbang (weighted average). Masing-


masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis
penghubung diantara dua pos penakar yang berdekatan.

A2

1 3
A4
4
A1
A3

A5
A7
A6
7
5
6
Gambar E.6. Poligon Thiesen

R1 A1  R2 A2  .......  R7 A2
R
A1  A2  ..........  A7
Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2,..R7 = tinggi curah hujan pada pos penakar.
A1 = luas daerah pengaruh pos penakar 1.
A2 = luas daerah pengaruh pos penakar 2.
A7 = luas daerah pengaruh pos penakar 7.

 Cara isohyet
Dengan cara ini, kita harus menggambarkan dulu kontur tinggi hujan
yang sama (isohyet), seperti gambar berikut ini.

E - 34
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

R6
R4 R5
R7
R3
R2

R1

A
A
5
A A A A 5

1 2 3 4

Gambar E.7. Penggambaran Isohyet

Kemudian luas bagian diantara isohyet-isohyet yang berdekatan


diukur, dan nilai rata-ratanya dihitung sebagai nilai rata-rata timbang
nilai kontur, sebagai berikut:

 R1  R2   R  R3   R  R7 
  A1   2  A2  ......   6  A6
 2   2   
R
A1  A2  ...........  A6

Dimana:
R = tinggi curah hujan rata-rata.
R1, R2,........R7 = tinggi curah hujan pada isohyet.
A1, A2, ........, A6 = luas daerah

 Analisa Curah Hujan Rencana


Besaran yang digunakan sebagai beban rencana adalah hujan harian
maksimum tahunan, yaitu curah hujan terbesar dalam setahun yang turun
dalam kurun waktu 24 jam. Dalam ilmu probabilitas diperkenalkan konsep
probabilitas terlampaui yaitu probabilitas kejadian sama atau melampaui
suatu nilai yang ditetapkan serta analisis return period.

E - 35
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Probabilitas Terlampaui
Tool pertama yang diperkenalkan disini adalah Formulasi Weibull
untuk probabilitas terlampaui yang dirumuskan sebagai berikut:

m
p
N 1

Dimana:
p = probabilitas terlampaui.
m = posisi dalam rangking yang dibuat dari besar ke kecil.
N = jumlah titik data.

Penggunaan Formulasi Weibull terbatas pada interval data yang


diketahui, sedangkan hujan merupakan kejadian acak yang mungkin
sekali terjadi diluar interval yang diketahui tersebut. Untuk itu, dalam
hal ini diperkenalkan konsep periode ulang yaitu “jangka waktu
hipotetik dimana secara statistik berdasarkan data dimasa lalu, suatu
besaran angka tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam
jangka waktu tersebut”.

Secara impiris hubungan probabilitas terlampaui dan periode ulang


dapat dinyatakan sebagai berikut:

1
p  Pr( X  X T ) 
Tr

Dimana:
P = probabilitas terlampaui.
X = besaran yang ditinjau.
XT = harga X dengan periode ulang Tr.
Pr(X XT) = probabilitas harga XT dilampaui.
Tr = periode ulang.

E - 36
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Dalam bentuk lain dinyatakan seperti dibawah ini:

Jika Pr( X  X T )  1  Pr( X  X T )

Pr( X  X T )  1  F ( X T )

Maka F ( X T )  Tr  1
Tr

Dimana: F(XT) = probabilitas kumulatif

 Analisis Harga Ekstrim dengan Periode Ulang


Berikut ini akan diuraikan metoda analisa harga ekstrim dengan
menggunakan fungsi distribusi, antara lain:

- Distribusi Normal
- Distribusi Gumbel
- Pearson
- Log Pearson type III
- Distribusi Log Normal

a. Distribusi Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi normal
dirumuskan:

1  1  x   2 
F ( x)   f ( x)dx   exp    dx
 2  2    

Dimana:
  rata  rata
  deviasi s tan dar
Z   1 F ( x) 
^
X   .Z  

Dalam distribusi ini harus mengubah parameter  = 0 dan  = 1

E - 37
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

b. Distribusi Gumbel
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari ditribusi Gumbel
dirumuskan:

F ( x)  exp  exp( y)

Dimana:

x
y

6
 S

  x  0.5772

Untuk x = xT maka

  1 
yT   Ln Ln 
  F ( xT 

  Tr 
yT   Ln Ln 
  Tr  1 

Menurut Gumbel persamaan peramalan dinyatakan sebagai


berikut:

xT  x  KT S

6   Tr  
KT   0.5772  Ln Ln  
    Tr  1  

Dimana:
yN = reduced mean
SN = reduced standar deviasi

E - 38
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

c. Pearson Type III


Parameter yang ada dalam perhitungan stastitik Pearson:

• nilai rata-rata (mean)

• Standar deviasi

• koefisien

Garis besar dalam menghitungnya:

X1, X2, X3,.......Xn

 X 
Hitung nilai mean: X 
N

Hitung standar deviasi: S =

Hitung koefisien kemencengan: CS 



 log X  log X 3

N  1 * N  2 * S 3

Hitung curah hujan: X T  X  S * KT

d. Distribusi Log Pearson type III


Fungsi distribusi kumulatif (CDF) dari distribusi Log Pearson
dirumuskan:

c
 cx / 2
 x
 f ( x )   po 1   e
 a
dx

Dimana: 2 adalah varian dan (x) adalah fungsi gamma

Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi log


Pearson Tipe III adalah:

• Nilai rata-rata (mean)

E - 39
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

• Standar deviasi

• Koefisien

Garis besar dalam menghitungnya:

Ubah data hujan X1, X2, X3,.......Xn menjadi LogX1, LogX2,


LogX3,.......LogXn.

log X 
Hitung nilai mean: log X 
N

Hitung standar deviasi: Slog = 


 LogX  Log X 2

N 1

Hitung koefisien kemencengan: CS 



 LogXi  LogXi 3

N  1 * N  2 * S log 3

Hitung logaritma hujan: log X T  log X  Slog * KT

e. Log Normal
Fungsi distribusi komulatif (CDF) dari distribusi Log Normal
dirumuskan:

1  1  x   2 
F ( x)   f ( x)dx   exp   n
 dx
 2  2   n  

Dimana:

 n  rata  rata untuk y  Lnx

 n  deviasi s tan dar untuk y  Lnx

Dalam perhitungannya sama sedangan distribusi Log Pearson


Type III, tetapi dengan mengambil harga koefisien asimetri Cs = 0.

E - 40
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E.1.3.4. Kebutuhan Air


Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-sehari.

Untuk kategori dan tingkat pelayanan tersebut, Pemerintah Indonesia telah


menyusun program pelayanan air minum sesuai dengan kategori daerah yang
dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk. Pengelompokkan tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel E.2. Kategori Tingkat Pelayanan Air Minum

Jumlah Tingkat Pemakaian


No Kategori Penduduk Air
1 Kota Metropolitan >1.000.000
500.000 – 120 ltr/org/hari
2 Kota Besar 1.000.000
100.000 – 100 ltr/org/hari
3 Kota Sedang 500.000–
20.000 90 ltr/org/hari
4 Kota Kecil 100.000 60 ltr/org/hari
5 Kota Kecamatan 3.000 - 20.000 45 ltr/org/hari
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum RI Ditjen Cipta Karya (1994 : 40)

Selain berdasarkan kategori tingkat pelayanan atau jumlah penduduk di atas


dapat juga kebutuhan air diperhitungkan berdasarkan masing-masing fasilitas. Tabel
E.3. merupakan kebutuhan air dari tiap-tiap fasilitas, mulai dari pemukiman yang
digunakan pada perhitungan kebutuhan domestik hingga fasilitas umum untuk
kebutuhan non domestik.

Tabel E.3. Kebutuhan Air Berdasarkan Fasilitas (liter/jiwa/hari)

No Jenis fasilitas Populasi yang diperhitungkan Jumlah kebutuhan air rata-rata


1 Perumahan Jumlah penghuni 100
2 Sekolah Jumlah orang di dalam gedung 35
3 Hotel Jumlah orang di dalam gedung 70
4 Perkantoran Jumlah pegawai 50
5 Rumah sakit Jumlah tempat tidur 250

E - 41
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Sumber: Sularso dan Tahara (2000:17)

Macam kebutuhan air baku umumnya dibagi atas dua kelompok yaitu :

1. Kebutuhan Domestik.
2. Kenutuhan Non Domestik.

Kehilangan air merupakan kehilangan air pada pipa distribusi dan tidak
termasuk dalam katagori pemakaian air, akan tetapi dalam perencanaannya besarnya
angka kehilangan air harus diperhitungkan. Faktor kehilangan air dibedakan menjadi
dua, yaitu :

1. Kehilangan air akibat faktor teknis


 Adanya lubang atau celah pada pipa atau pada sambungan.
 Pipa pada jaringan distribusi pecah.
 Meter yang dipasang pada pipa konsumen kurang baik.
 Kehilangan air pada instalasi pengolahan.

 Pemasangan perpipaan yang kurang baik.


2. Kehilangan air akibat faktor non teknis
 Kesalahan membaca meter teknis
 Kesalahan dalam penjumlahan atau pengurangan data
 Kesalahan pencatatan hasil pembacaan meter air

 Pencurian air atau pemasangan sambungan air

Kebutuhan Air Minum


Kebutuhan air minum yang dimaksud adalah sistem penyediaan air baku
untuk keperluan domestik dan non domestik yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) setempat. Sistem pelayanan dan penyediaan air
minum oleh PDAM biasanya dilakukan dengan cara:

a. Sambungan langsung ke rumah – rumah


b. Hidran/Kran Umum

E - 42
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

c. Terminal Air
d. Tangki Air

Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik terdiri dari kebutuhan air untuk sambungan rumah-
rumah dan kran-kran umum. Dimana besarnya kebutuhan air domestik yang
diperlukan dihitung berdasarkan rata-rata kebutuhan air persatuan orang
perhari ( lt/org/hari ).

Besarnya perkembangan pemakaian air yang dibutuhkan diperkirakan


berdasarkan atas proyeksi pengembangan jumlah penduduk dan rencana
pengembangan jaringan air minum.

Kebutuhan Air Non Domestik


Kebutuhan air non domestik adalah suatu kebutuhan yang termasuk
didalamnya penyediaan air untuk kegiatan masyarakat baik dalam bidang-
bidang usaha komersil/perdagangan, sosial dan fasilitas-fasilitas umum seperti
rumah sakit, pelabuhan dan perkantoran.

Kebutuhan air untuk keperluan non domestik besarnya dapat diperkirakan


berdasarkan perkembangan pemakaian air atau diambil beberapa persen dari
kebutuhan air untuk keperluan domestik yang disesuaikan dengan rencana
pengembangan daerah.

Kebutuhan Air Industri


Definisi dari kebutuhan air industri adalah jumlah air yang digunakan oleg
badan-badan komersil danindustri. Perhitungan air industri diestimasikan
berdasarkan luas industri yang ada dan luas pengambangan kawasan daerah
industri.

o Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi penduduk pada studi ini direncanakan sampai dengan 10 tahun
yang akan datang. Untuk perhitungan proyeksi penduduk digunakan

E - 43
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Metode Geometri yang sudah umum digunakan. Adapun pada metode ini
pertumbuhan rata-rata penduduk berkisar pada persentase r yang konstan
setiap tahun. Perhitungan dengan metode ini dapat dirumuskan sebagai
berikut (Punmia 1987 : 184) :

Pn = Po ( 1+r)n

Dengan :
Pn = Jumlah penduduk yang diperkirakan
Po = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
r = Jumlah pertumbuhan penduduk tiap tahun.

o Proyeksi Kebutuhan Air baku


Kebutuhan air penduduk akan dihitung berdasarkan beberapa jenis
kebutuhan, antara lain adalah :

1. Kebutuhan air baku domestik untuk sambungan rumah dan kran


umum. Kebutuhan air non domestik, misalnya untuk fasilitas
peribadatan dan kran umum, diperhitungkan sebesar 20 % dari
kebutuhan domestik.
2. Kehilangan air
3. Kebutuhan hari maksimum, diperhitungkan sebesar 1.1 x kebutuhan
air baku
4. Kebutuhan jam puncak, diperhitungkan sebesar 1.5 x kebutuhan air
baku.

Selanjutnya kebutuhan air baku penduduk dapat dirumuskan sebagai


berikut : Keb. Total = Kebutuhan Domestik + Kebutuhan air sosial +
kehilangan air

Proyeksi Cakupan Pelayanan


Cakupan pelayanan ditargetkan dapat melayani 80% dari jumlah penduduk,
untuk masa 10 tahun yang akan datang. Dasar dari hal ini mengacu pada arah

E - 44
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

perkembangan kota dan pertambahan jumlah penduduk dilihat dari kondisi


saat ini dan prediksi yang akan datang. Target layanan tersebut dapat
dipenuhi dari komposisi sambungan rumah dan jumlah penduduk yang dapat
dilayani.

Proyeksi Kemampuan Sumber


Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar potensi sumber air
yang ada saat ini untuk mencukupi kebutuhan air baku penduduk pada daerah
studi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi kemampuan produksi sumber air antara lain pengelolaan
daerah tangkapan air dan konservasi vegetasi di sekitar sumber.

E.1.3.5. Analisis Neraca Air


Perhitungan neraca air dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah air
yang tersedia dari sumbernya mencukupi untuk kebutuhan air baku.

1) Evapotranspirasi

Untuk menhitung laju evapotranspirasi digunakan metode “Modefied


Penman” dengan persamaan sebagai berikut :

Eto = C [W .Rn + (1-W).f(u). (ea-ed)

Dimana:
Eto = Evapotranspirasi (mm/hr)
Rn = Radiasi Netto Ekivalen dengan evaparasi (mm/hr)
W = faktor bobot hubungan temperatur-ketinggian
C = faktor penyesuaian pengaruh cuaca siang malam
f (u) = fungsi kecepatan angin
(ea-ed) = perbedaan antara tekanan udara jenuh pada suhu udara
rata- rata dan tekanan udara aktual

2) Analisa Debit Andalan

E - 45
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Ketersedian air/potensi air/debit andalan/low flow merupakan debit


yang tersedia guna keperluan tertentu (irigasi, air minum, dan
kebutuhan lain) dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan.
Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum untuk
kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai
untuk air minum atau air bersih. Untuk menentukan besarnya debit
andalan dibutuhkan seri data debit yang panjang yang dimiliki oleh
setiap statiun pengamatan debit sungai. Metoda yang sering dipakai
untuk analisis debit andalan adalah metoda statistik (rangking).
Menurut Soemarto (1987), pengamatan besarnya keandalan yang
diambil untuk penyelesaian optimum penggunaan air di beberapa
macam kegiatan dapat dilihat pada Tabel E.4.

Tabel E.4. Nilai Debit Andalan untuk Berbagai Macam Kegiatan


Kegiatan Andalan
Penyediaan air minum 99%
Penyediaan air industry 95-98%
Penyediaan air irigasi :
Daerah beriklim setengah lembab 70-85%
Daerah beriklim kering 80-95%
Pembangkit listrik tenaga air 85-90%

Ada berbagai cara yang dapat dipakai dalam menganalisa debit


andalan. Masing – masing cara mempunyai cirri khas tersendiri.
Pemilihan metode yang sesuai, umumnya didasarkan atas
pertimbangan – pertimbangan yaitu data yang tersedia, jenis
kepentingan dan pengalaman – pengalaman. Dari beberapa factor
diatas, maka metode perhitungan debit andalan adalah metode Q rata
– rata minimum, metode flow characteristic, basic year dan basic month,
simulasi NRECA dan simulasi Dr. Mock.

Tabel berikut menyajikan secara ringkas metode perhitungan debit


andalan:

E - 46
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Tabel E.5. Beberapa Metode Perhitungan Debit Andalan


Parameter
No Catatan Debit Metode
Perencanaan
1 Data cukup Analisa frekuensi distribusi frekuensi Debit rata – rata
(20 tahun atau lebih) normal tengah bulanan
dengan kemungkinan
tak terpenuhi 1%
2 Data terbatas Analisa frekuensi Seperti pada no 1
Rangkaian debit dihubungkan dengan ketelitian
dengan rangkaian curah hujan yang kurang dari itu
mencakup waktu lebih lama
3 Data minimal a. Model simulasi perimbangan air Seperti pada no 2
dari Dr. Mock atau metode dengan ketelitian
serupa lainnya. Curah hujan kurang dari itu
didaerah aliran sungai,
evapotranspirasi, vegetasi,
tanah dan karakteristik geologis
daerah aliran sebagai data
masukan
b. Perbandingan dengan daerah
aliran sungai didekatnya
4 Data tidak ada Metode kapasitas saluran Seperti pada no 2
Aliran rendah dihitung dari muka air dengan ketelitian
rendah, potongan melintang sungai kurang dari itu
dan kemiringan yang sudah
diketahui.
Metode tidak tepat hanya sebagai
cek

Besaran – besaran pokok yang digunakan meliputi :

- Curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan


- Evapotranspirasi metode Penman Modifikasi
- Singkapan lahan (prosentase lahan tanpa vegetasi = m)
- Tampungan Awal (initial storage)
- Kapasitas lengas tanah
- Koefisien infiltrasi (i)
- Konstanta aliran tanah (k)

E - 47
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E.1.3.6. Analisis Hidraulik


Analisis hidraulik adalah suatu analisis terhadap kemungkinan pengaliran
dalam jaringan penyediaan air baku untuk menjamin suplai air baku ke pengguna.

1) Hukum Berneolli
Air didalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi
lebih besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil. Aliran
tersebut memiliki tiga macam energi yang bekerja di dalamnya, yaitu :

1. Energi ketinggian = h, dengan :


h = ketinggian titik tersebut dari garis referensi yang ditinjau (m)

v2
2. Energi kecepatan = , dengan :
2g
v = kecepatan (m/det)
g = percepatan gravitasi (m2/det)

P
3. Energi tekanan = , dengan :
γw
P = tekanan (kg/m2)
w = berat jenis air (kg/m3)

Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi


total pada sebuah penampang pipa adalah jumlah energi kecepatan,
energi tekanan dan energi ketinggian yang dapat ditulis sebagai
berikut :

ETot = Energi ketinggian + Energi kecepatan + Energi tekanan

v2 P
= h+ +
2g γw

Menurut teori kekekalan energi dari hukum Bernoulli yakni apabila


tidak ada energi yang lolos atau diterima antara dua titik dalam satu

E - 48
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

sistem tertutup, maka energi totalnya tetap konstan. Hal tersebut


dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Gambar E.8. Diagram Energi Pada Dua Tempat

Hukum kekekalan Bernoulli pada gambar di atas dapat ditulis sebagi


berikut (Haestad, 2002 : 267) :

2 2
p1 v1 P v
Z1    Z2  2  2  h L
γ w 2g γ w 2g

dengan :

p1 p2
, = tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m)
γw γw
2 2
v1 v
, 2 = tinggi energi di titik 1 dan 2 (m)
2g 2g

P1, P2 = tekanan di titik 1 dan 2 (kg/m2)


w = berat jenis air (kg/m3)
V=, v2 = kecepatan aliran di titik 1 dan 2 (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Z1, Z2 = tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis yang ditinjau (m)
hL = kehilangan tinggi tekan dalam pipa (m)

Pada gambar di atas, terlihat garis yang menunjukkan besarnya tinggi


tekan air pada titik tinjauan yang dinamakan garis gradien hidrolis
atau garis kemiringan hidrolis. Jarak vertikal antara pipa dengan

E - 49
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

gradien hidrolis menunjukkan tekanan yang terjadi dalam pipa.


Perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 merupakan kehilangan
energi yang terjadi sepanjang penampang 1 dan 2.

2) Hukum Kontinuitas
Air yang mengalir sepanjang pipa yang mempunyai luas penampang A m2
dan kecepatan V m/det selalu memiliki debit yang sama pada setiap
penampangnya. Hal tersebut dikenal sebagai hukum kontinuitas yang
dituliskan :

Q1 = Q2

A1.V1 = A2.V2

Dengan :
Q1 = debit pada potongan 1 (m3/det)
Q2 = debit pada potongan 2 (m3/det)
A1 = luas penampang pada potongan 1 (m2)
A2 = luas penampang pada potongan 2 (m2)
V1 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)
V2 = kecepatan pada potongan 2 (m/det)

Gambar E.9. Aliran Dalam Pipa

Pada gambar (a), potongan 1-1 dan potongan 2-2 mempunyai luasan
penampang yang sama sehingga kecepatan aliran di potongan 1-1 sama
dengan kecepatan aliran di potongan 2-2. Pada gambar (b), potongan 1-1

E - 50
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

memiliki luasan penampang yang lebih besar dari potongan 2-2 sehingga
kecepatan aliran di potongan 1-1 lebih kecil dibandingkan dengan
kecepatan aliran di potongan 2-2. Sedangkan pada gambar (c), potongan
1-1 memiliki luasan penampang yang lebih kecil dari potongan 2-2
sehingga kecepatan aliran di potongan 1-1 lebih besar dibandingkan
dengan kecepatan aliran di potongan 2-2. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kecepatan aliran selalu berbanding terbalik dengan
luasan penampang.

Pada aliran percabangan pipa juga berlaku hukum kontinuitas dimana


debit yang masuk pada suatu pipa sama dengan debit yang keluar pipa.
Hal tersebut diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar E.10. Aliran Bercabang

Dimana :

Q1 = Q2 + Q3

A1.V1 = (A2.V2) + (A3.V3)

Dengan :
Q1, Q2, Q3 = Debit yang mengalir pada penampang 1, 2 dan 3 (m3/det)
V1, V2, V3 = Kecepatan pada penampang 1, 2 dan 3 (m/det)

A. Penggunaan Garis Gradien Hidrolika

E - 51
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Garis gradien hidrolika ini dapat digunakan untuk membantu dalam


mengidentifikasikan masalah-masalah tekanan yang mungkin ada dalam sistem
perpipaan, misalnya :

- Tekanan terlalu rendah


Pada aliran minimum mungkin tekanan air mencukupi tapi pada waktu
aliran maksimum, tekanan air mungkin terjadi terlalu rendah atau terjadi
tekanan negatif, hal ini dapat diperbaiki dengan cara-cara sebagai berikut :

- Pemompaan
- Mengganti semua atau sebagian dari saluran pipa dengan pipa-pipa
yang diameternya lebih besar
- Memasang saluran pipa yang kedua di atas, sebagian, atau
keseluruhan dari panjang pipa

Gambar E.11. Kondisi Aliran pada Tekanan Rendah

- Tekanan terlalu tinggi

Apabila pada pipa terjadi kondisi dimana tekanan air pada waktu tidak ada
aliran ternyata terlalu tinggi, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

E - 52
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Gambar E.12. Kondisi Aliran pada Tekanan Tinggi

Cara perbaikannya dapat dilakukan dengan cara :

- Pembuatan Bak Pelepas Tekan


- Pemasangan Pressure Reducing Valve (PRV)

B. Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)


Kehilangan tinggi tekan dalam pipa dapat dibedakan menjadi kehilangan
tinggi tekan mayor (major losses) dan kehilangan tinggi tekan minor (minor losses).
Dalam merencanakan sistem jaringan distribusi air bersih, aliran dalam pipa harus
berada pada kondisi aliran turbulen. Untuk mengetahui kondisi aliran dalam pipa
turbulen atau tidak, dapat dihitung dengan identifikasi bilangan Reynold
menggunakan persamaan berikut :
vD
Re 
ν
dengan :
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
D = diameter pipa (m)
v = kekentalan kinematik air pada suhu tertentu (m2/det)

Tabel E.6. Kekentalan Kinematik Air


Suhu Kekentalan Kinematik Suhu Kekentalan Kinematik
(o C) (m2/det) (o C) (m2/det)
0 1.785 . 10-6 40 1.658 . 10-6
5 1.519 . 10-6 50 1.553 . 10-6

E - 53
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

10 1.306 . 10-6 60 1.474 . 10-6


15 1.139 . 10-6 70 1.413 . 10-6
20 1.003 . 10-6 80 1.364 . 10-6
25 1.893 . 10-6 90 1.326 . 10-6
30 1.800 . 10-6 100 1.294 . 10-6

Dari perhitungan bilangan Reynold, maka sifat aliran di dalam pipa dapat
diketahui dengan kriteria sebagai berikut :

 Re < 2000 aliran bersifat laminer


 Re = 2000 – 4000 aliran bersifat transisi
 Re > 4000 aliran bersifat turbulen

C. Kehilangan Tinggi Tekan Mayor (Mayor Loss)


Fluida yang mengalir di dalam pipa akan mengalami tegangan geser dan
gradien kecepatan pada seluruh medan karena adanya kekentalan kinematik.
Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama
pengaliran. Tegangan geser yang terjadi pada dinding pipa merupakan penyebab
utama menurunnya garis energi pada suatu aliran (major losses) selain bergantung
juga pada jenis pipa.

Ada beberapa teori dan formula untuk menghitung besarnya kehilangan


tinggi tekan mayor ini yaitu dari Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, Manning, Chezy,
Colebrook-White dan Swamme-Jain. Dalam kajian ini digunakan persamaan Hazen-
Williams (Haestad, 2001 : 278) yaitu :

Q = 0.85 . Chw . A . R0.63 . S0.64


V= 0.85 . Chw . R0.63 . S0.64
dengan :
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
V = kecepatan pada pipa (m/det)
0.85 = konstanta
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams

E - 54
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

A = Luas penampang aliran (m2)


R = Jari-jari hidrolis (m)

A 1 4 π 2
= 
P πD

R = D
4
S = kemiringan garis energi (m/m)

= hf
L

Untuk Q = V , didapat persamaan kehilangan tinggi tekan mayor menurut


A
Hazen-Williams sebesar (Webber, 1971 : 121) :

hf = k.Q1,85

dimana :

10.7 L
k= 1.85
Chw D 4.87

dengan :
hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
k = koefisien karakteristik pipa
Q = debit aliran pada pipa (m3/det)
D = Diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams

Tabel E.7. Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Hazen-Williams


Nilai Koefisien
No Jenis Pipa
Hazen-Wlliams (Chw)
1 PVC 140-150
2 Pipa asbes 120-150
3 Batu berlapis semen 100-140
4 Pipa besi digalvanis 100-120
5 Cast Iron 90-125

E - 55
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

D. Kehilangan Tinggi Tekan Minor (Minor Loss)


Faktor lain yang juga ikut menambah besarnya kehilangan tinggi tekan pada
suatu aliran adalah kehilangan tinggi tekan minor. Kehilangan tinggi tekan minor ini
disebabkan oleh adanya perubahan mendadak dari ukuran penampang pipa yang
menyebabkan turbulensi, belokan-belokan, adanya katub dan berbagai jenis
sambungan. Kehilangan tinggi tekan minor semakin besar bila terjadi perlambatan
kecepatan aliran di dalam pipa dibandingkan peningkatan kecepatan akibat terjadi
pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa. Untuk
jaringan pipa sederhana, kehilangan tinggi tekan minor ini tidak boleh diabaikan
karena nilainya cukup berpengaruh. Namun untuk pipa-pipa yang panjang atau L/D
>> 1000, kehilangan tinggi tekan minor ini dapat diabaikan. Persamaan umum untuk
menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan minor ini dapat ditulis sebagai berikut:

v2
h Lm k
2g

dengan :
hLm = kehilangan tinggi tekan minor (m)
k = koefisien kehilangan tinggi tekan minor
v = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)

Besarnya nilai koefisien k sangat beragam, tergantung dari bentuk fisik


penyempitan, pelebaran, belokan, katup dan sambungan dari pipa. Namun, nilai k ini
masih berupa pendekatan karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan
membuat sambungan maupun umur sambungan tersebut.

Tabel E.8. Koefisien Kekasaran Pipa Menurut Jenis Perubahan Bentuk Pipa

Jenis Perubahan Jenis Perubahan


K Bentuk Pipa
Bentuk Pipa
Awal masuk pipa Belokan halus 900
bell mouth 0.03 – 0.05 · - Radius Belokan/D = 4 0.16 - 0.18

E - 56
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Jenis Perubahan Jenis Perubahan


K Bentuk Pipa
Bentuk Pipa
Rounded 0.12 – 0.25 ·R- Radius Belokan/D = 2 0.19 - 0.25
Shard edge 0.5 · - Radius Belokan/D = 1 0.35 - 0.40
Projecting 0.18
Pengecilan mendadak Belokan tiba-tiba (mitered)
D2/D1 = 0.80 0.18  = 150 0.05
D2/D1 = 0.50 0.37  = 300 0.10
D2/D1 = 0.20 0.49  = 450 0.20
Pengecilan mengerucut  = 600 0.35
D2/D1 = 0.80 0.05  = 900 0.80
D2/D1 = 0.50 0.07
D2/D1 = 0.20 0.08 T (Tee)
Pembesaran mendadak Aliran searah 0.30 - 0.40
D2/D1 = 0.80 0.16 Aliran bercabang 0.75 - 1.80
D2/D1 = 0.50 0.57 Persilangan
D2/D1 = 0.20 0.92 Aliran searah 0.50
Pembesaran mengerucut Aliran bercabang 0.75
D2/D1 = 0.80 0.03 450 Wye
D2/D1 = 0.50 0.08 Aliran searah 0.30
D2/D1 = 0.20 0.13 Aliran bercabang 0.50

Gambar E.13. Pengaruh Bentuk Belokan Pipa Pada Aliran

E. Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi dua
yaitu hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem pemipaan ini
bergantung pada kondisi lapangan dan melihat tingkat kebutuhan airnya.

a. Pipa Hubungan Seri


Apabila suatu saluran pipa terdiri dari beberapa pipa berdiameter sama
atau berbeda dalam kondisi tersambung, maka pipa-pipa tersebut
terpasang dalam hubungan seri. Pada pipa hubungan seri, debit aliran di

E - 57
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

semua titik adalah sama sedangkan kehilangan tekanan di semua titik


berbeda. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar 4.11. di bawah ini :

Gambar E.14. Pipa Dalam Hubungan Seri

Q1 = Q2 = Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)

Sedangkan,

hf tot  hf1  hf 2  hf3

 i 1 hf
n

dengan :
hftot = total kehilangan tekanan pada pipa terpasang seri (m)
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m)

Sehingga persamaan Bernoulli menjadi :

2 2
v1 p v p
Z1   1  Z2  2  2  hf tot
2g γ 2g γ

b. Pipa Hubungan Pararel


Apabila dua pipa atau lebih yang letaknya sejajar dan pada ujung-
ujungnya dihubungkan oleh satu titik simpul (junction), maka pipa-pipa
tersebut terpasang dalam hubungan paralel. Pada pipa hubungan paralel,
debit total merupakan penjumlahan debit aliran di tiap pipa, sedangkan
kehilangan tekanan pada tiap pipa sama. Hal tersebut ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:

E - 58
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Gambar E.15. Gambar E.20 Pipa Dalam Hubungan Pararel

hf  hf  hf
1 2 3
dengan:
hf1 = hf2 = hf3 = kehilangan tekanan pada tiap pipa (m3/det)

Sedangkan,

Qtot  Q1  Q2  Q3

 i 1 Q
n

dengan :
Qtot = total debit pada pipa terpasang paralel (m3/det)
Q1 = Q2 =Q3 = debit pada tiap pipa (m3/det)

F. Metode Perhitungan Aliran Dalam Pipa


Pada jaringan pipa, ada dua persamaan yang harus dipenuhi yaitu persamaan
kontinuitas massa dan persamaan energi. Kedua persamaan tersebut berlaku untuk
setiap pipa dalam suatu sistem jaringan yang harus diselesaikan secara bersama-
sama. Untuk menyelesaikan perhitungan analisis sistem jaringan pipa, didasarkan
pada dua kondisi dasar yang harus dipenuhi seperti dijelaskan berikut ini (Webber,
1971) :

1. Hukum kontinuitas, yaitu dalam tiap-tiap titik simpul aliran yang masuk
harus sama dengan aliran yang keluar (Triatmojo, 1996 : 92)

 Qi  0
dengan :

E - 59
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Qi = debit yang masuk atau keluar dari titik simpul

2. Untuk kontinuitas tekanan, jumlah kehilangan tekanan di dalam sistem


jaringan tertutup harus sama dengan nol

 hf  0
Untuk menggunakan kedua persamaan di atas, Hardy Cross (1936)
menawarkan dua metode yaitu metode jaringan tertutup (loop method) dan metode
titik simpul (junction method)

 Metode Jaringan Tertutup (Loop Method)


Dalam metode jaringan tertutup ini digunakan prinsip keseimbangan
tinggi tekan (head balance) dengan menganggap bahwa aliran masuk dan
keluar dari jaringan harus diketahui menentukan aliran dalam setiap
komponen pipa. Jika tekanan pada sistem juga diperlukan, maka tinggi
tekan pada satu titik dalam jaringan harus diketahui awalnya. Gambar di
bawah menunjukkan suatu sistem jaringan kecil dimana bila semua
persyaratan standar telah terpenuhi, maka kehilangan tinggi tekan di pipa
1 dan 2 sama dengan kehilangan tinggi tekan di pipa 3 dan 4 sehingga

perumpamaan arah jarum jam, kehilangan tinggi tekan dikatakan positif


bila searah jarum jam dan sebaliknya.

Gambar E.16. Skema Jaringan Menggunakan Metode Jaringan Tertutup

Konsep yang dikemukakan oleh Hardy Cross adalah menggunakan prinsip


kontinuitas, bahwa debit masuk sama dengan debit keluar dalam suatu

E - 60
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

sistem jaringan yang kemudian akan digunakan dalam menentukan aliran


dalam setiap komponen pipa.

Gambar E.17. Illustrasi Persamaan Kontinuitas Dengan Metode Jaringan Tertutup

 Metode Titik Simpul (Junction Method)


Dalam metode titik simpul digunakan prinsip keseimbangan debit
(quantity balance) yaitu dengan lebih mempertimbangkan besarnya debit
aliran pada suatu titik simpil sebagai variabel yang tidak diketahui
daripada mempertimbangkan besarnya debit aliran pada pipa yang
dipakai dalam metode jaringan tertutup. Langkah modifikasi dari R.J
Cornish ini dapat digunakan bila tinggi tekan pada tiap titik masuk
(junction) diketahui dan digunakan untuk menentukan tinggi tekan dan
aliran di sepanjang jaringan.

Gambar E.18. Skema Jaringan Menggunakan Metode Titik Simpul

E - 61
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

E.1.3.7. Analisa Sosial, Ekonomi dan Kependudukan


Survei dan kajian sosial-ekonomi-kependudukan di sekitar lokasi pekerjaan
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perekonomian wilayah studi baik dari sisi
penduduknya maupun dari sisi industrinya, trend perkembangan wilayah studi, serta
besarnya pengaruh akibat kekurang-tersediaan air baku terhadap kebutuhan hidup
mereka.

Survey dilakukan langsung kepada masyarakat, disertai pengumpulan data


dari berbagai instansi terkait, wawancara, inventarisasi, penilaian dan pengumpulan
berbagai informasi lainnya yang relevan dengan kajian sosial, ekonomi dan
kependudukan.

Hasil survey dan kajian sosial – ekonomi – kependudukan ini sekaligus untuk
menjadi masukan bagi konsultan dalam memprediksi kemungkinan pengaruh
kegiatan pembangunan sistem penyediaan air baku terhadap aktifitas sosial dan
perekonomian masyarakat.

Lingkup kegiatan yang akan dilakukan meliputi :

1. Survey tingkat perekonomian masyarakat Kab. Bintan, dari sisi


penduduknya dan dari sisi industrinya.
2. Survey sosial dan kependudukan Kab. Bintan.
3. Membuat analisa trend (kecenderungan) perkembangan wilayah studi.
4. Membuat kajian terhadap aspek sosial, ekonomi, budaya, lingkungan,
hukum dan keamanan dalam rangka pengembangan sistem penyediaan
air baku di lokasi kegiatan, antara lain mengenai:
 Aspirasi masyarakat setempat (perangkat desa dan tokoh masyarakat).
 Potensi konflik antar pengguna, antar jenis penggunaan, maupun
antar lokasi pengguna.

 Kemudahan pengadaan tanah bagi infrastruktur pendukung.


 Kebersediaan masyarakat untuk mengelola dan melaksanakan
operasional dan pemeliharaan serta konservasi.

E - 62
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

 Dampak terhadap lingkungan hidup sekitar dan sosial budaya


masyarakat sekitar.

 Dampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat

E.1.3.8. Analisis Ekonomi


Tujuan utama dari analisis ekonomi adalah:

1. Mengetahui tingkat kelayakan suatu kegiatan pembangunan secara


ekonomi, atau dengan kata lain melakukan penilaian apakah investasi
yang nantinya ditanamkan akan memberikan manfaat ekonomi yang
cukup.
2. Mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapat oleh penerima
manfaat (dalam hal ini masyarakat) jika dibandingkan dengan tanpa
kegiatan pembangunan tersebut.
3. Melakukan justifikasi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
pembangunan tersebut dan kemungkinan pengembalian investasi (cost
recovery) dalam kaitannya dengan pembayaran kembali pinjaman dari
pihak donor.
4. Mengetahui risiko-risiko yang mungkin akan menjadi kendala bagi
kegiatan pembangunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Untuk menilai kelayakan secara ekonomi, digunakan parameter-parameter :

1) Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)


B/C Ratio merupakan perbandingan antara keuntungan (benefit) dan
biaya (cost) yang dihitung berdasarkan nilai saat ini (present value).

2) Net Benefit, B-C


Net benefit adalah jumlah benefit dikurangi cost. Jika benefit dan cost
tidak konstan, maka net benefit dihitung dengan present value atau future
value. Sesuai dengan KAK, yang dilakukan adalah net present value (NPV).

3) Economic Internal Rate of Return (EIRR)

E - 63
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan tingkat suku


bunga bank (discount rate) dimana total biaya sama dengan total manfaat.
Jika IRR dihitung berdasarkan nilai ekonominya, maka dikenal sebagi
Economic Internal Rate of Return (EIRR). Jika EIRR lebih kecil dari discount
rate yang berlaku, maka kegiatan pembangunan tersebut layak untuk
dilaksanakan.

Karena seringkali sulit sekali menilai manfaat (benefit) dari suatu alternatif atau
kegiatan pembangunan, maka dapat dipakai cara perhitungan lain yaitu cost
effectiveness. Dalam perhitungan ini dibandingkan berbagai alternatif biaya yang
timbul untuk mencapai suatu tujuan, kemudian dipilih pengeluaran biaya yang
rendah dilihat dari usaha pencapaian tujuan tersebut. Metode ini lebih sering
dipergunakan bila data dan dana yang tersedia untuk melakukan studi terbatas.

Prinsip-prinsip dasar analisis biaya manfaat (ABM), perlu diketahui dalam


membuat analisa ABM agar perhitungan analisis biaya manfaat dapat tepat
diperhitungkan.

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi pengambil keputusan, hal ini perlu diketahui dengan pasti agar
ukuran yang pasti dapat diperhitungkan.
2. Identifikasi berbagai alternatif jenis sistem penyediaan air baku yang akan
menjadi perbandingannya.
3. Identifikasi biaya untuk memperhitungkan biaya dengan tepat dan
rasional yang akan dipakai sebagai patokan pada perhitungan yang akan
dilakukan.
4. Identifikasi manfaat untuk menentukan besarnya manfaat yang akan
diperhitungkan secara tepat.
5. Transformasikan dampak ke dalam nilai moneter.

E - 64
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

6. Penafsiran hasil ABM dengan membandingkan perhitungan biaya dan


manfaat pada berbagai alternatif kegiatan lain yan ditunjuk sebagai
pembanding.

Dalam pemberian nilai moneter pada biaya dan manfaat serta dalam
transformasi dampak ke dalam nilai moneter dalam ekonomi terdapat berbagai
metode yang akan dipakai yaitu:

1. Metode perhitungan jumlah uang, dalam metode ini diperhitungkan


berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan sebagai biaya pembangunan
sistem penyediaan air baku dan berapa nilai uang dari manfaat bangunan
tersebut yang diperoleh.
2. Metode nilai pasar atau metode nilai ganti dalam memperhitungkan nilai
pasar harus diperhitungkan surplus konsumen dan pajak.
3. Metode ekonometrik, yaitu manfaat terbangunnya sistem penyediaan air
baku misalnya akan menaikkan nilai jual tanah, dan naiknya harga pangan.
4. Metode survey, yaitu dengan cara menanyakan kepada para responden
mengenai nilai dari biaya manfaat yang diperoleh.

E.1.3.9. Kajian System Planning


Suatu system planning dari sistem penyediaan air baku diperlukan sebelum
mengadakan pengukuran topografi, penyelidikan mekanika tanah, dan pembuatan
detail desain.

Bertolak dari berbagai data sekunder, data-data lapangan, serta berbagai


kajian, disusun suatu system planning dari sistem penyediaan air baku yang akan
diusulkan. System planning ini merupakan dasar dilakukannya Public Consultation
Meeting serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Kajian meliputi penetapan rencana sumber air baku, rencana sistem


pengambilan/penyadapan air, rencana sistem transmisi air baku, rencana sistem

E - 65
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

pengolahan dan penampungan, rencana sistem pendistribusian air baku, lengkap


dengan lokasi jalur perpipaan dan lokasi bangunan yang dibutuhkan.

Beberapa ketentuan yang dapat digunakan dalam menyusun system planning


adalah:

a AB-D/RE/ST/006/98 : Spesifikasi Teknis Penetapan Prioritas


Kebutuhan Sarana Air Minum Perdesaan
b AB-D/RE/TC/010/98 : Tata Cara Penyusunan Perencanaan Sistem
Penyediaan Air Bersih Perpipaan Untuk Perdesaan
c AB-D/RE/TC/017/98 : Tata Cara Penetapan Prioritas Kebutuhan
Sarana Air Minum Perdesaan

Dalam pemilihan system planning diperlukan peranan tenaga ahli yang benar-
benar telah berpengalaman, terutama dalam menentukan sistem pengambilan dan
pengolahan air.

E.1.4. Perencanaan Teknis


Pekerjaan perencanaan teknis meliputi:
1. Perencanaan teknis unit air baku, yaitu bangunan penangkap air
(bronkaptering atau sejenis). Termasuk disini analisa penggunaan material
konstruksi. Perencanaan diawali dengan analisis kapasitas bangunan
penangkap air dengan memperhatikan debit sumber air dan waktu tinggal
di dalam bangunan penangkap. Selanjutnya dilakukan perhitungan
dimensi dan struktur bangunan dalam hal ini menggunakan struktur beton
bertulang, serta analisis kekuatan bangunan terhadap beban berat sendiri,
beban air, dan beban-beban lainnya. Di bagian akhir dilakukan analisis
stabilitas bangunan terhadap tanah dengan memperhatikan beban total
bangunan dan daya dukung tanah.
2. Perencanaan teknis sistem jaringan, yang meliputi jaringan perpipaan,
bangunan reservoir penampung, bak pelepas tekan, dan sebagainya.
Termasuk disini analisa penggunaan material pipa dan material konstruksi.

E - 66
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Jaringan pipa sudah ditetapkan dalam system planning. Jenis bahan dan
dimensi pipa ditentukan berdasarkan rencana debit aliran dan beda tinggi antara
daerah asal dan tujuan air. Analisis jaringan dapat dilakukan dengan software Epanet
atau sejenis. Untuk sistem pipa tunggal sederhana cukup dianalisis dengan metode
hydraulic grade line (HGL).

Perencanaan kapasitas bangunan reservoir dengan metode supply-demand


dengan memperhatikan waktu tinggal air di dalam reservoir. Perhitungan dimensi
dan struktur dilanjutkan dengan analisis kekuatan reservoir terhadap beban sendiri,
beban air, dan beban-beban lainnya. Stabilitas reservoir terhadap tanah dianalisis
dengan memperhatikan beban reservoir dan daya dukung tanah.

 Jenis Pipa
Pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan
komponen yang utama. Pipa ini berfungsi sebagai sarana untuk
mengalirkan air dari sumber air ke tandon, maupun dari tandon ke
konsumen. Pipa tersebut memiliki bentuk penampang lingkaran dengan
diameter yang bermacam-macam. Dalam pelayanan penyediaan air bersih
lebih banyak digunakan pipa bertekanan karena lebih sedikit
kemungkinan tercemar dan biayanya lebih murah dibanding
menggunakan saluran terbuka atau talang. Suatu pipa bertekanan adalah
pipa yang dialiri air dalam keadaan penuh. Pipa yang umumnya dipakai
untuk sistem jaringan distribusi air dibuat dari bahan-bahan seperti di
bawah ini:

1) Besi tuang (cast iron)


Pipa besi tuang telah digunakan lebih dari 200 tahun yang lalu. Pipa
ini biasanya dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan
terhadap karat. Panjang biasa dari suatu bagian pipa adalah 4 m dan
6m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25 kg/cm2 dan umur pipa dapat
mencapai 100 tahun.

E - 67
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Keuntungan dari pipa ini adalah :


- pipa cukup murah
- pipa mudah disambung
- pipa tahan karat
Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
2) Besi galvanis (galvanized iron)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi seng. Umur
pipa pendek yaitu antara 7 – 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan
secara luas untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam sistem
distribusi.

Keuntungan dari pipa ini adalah :


- harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- ringan sehingga mudah diangkut
- pipa mudah disambung
- Kerugian dari pipa ini adalah :
- pipa mudah berkarat
3) Plastik (PVC)
Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl Chloride)
dan di pasaran mudah didapat dengan berbagai ukuran. Panjang pipa
4 m atau 6 m dengan ukuran diameter pipa mulai 16 mm hingga 350
mm. Umur pipa dapat mencapai 75 tahun.

Keuntungan dari pipa ini adalah:


- harga murah dan banyak tersedia di pasaran
- ringan sehingga mudah diangkut
- mudah dalam pemasangan dan penyambungan
- pipa tahan karat

Kerugian dari pipa ini adalah:

E - 68
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- pipa jenis ini mempunyai koefisien muai besar sehingga tidak


tahan panas
- mudah bocor dan pecah

4) Baja
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam di
pasaran. Pipa baja telah digunakan dengan berbagai ukuran hingga
lebih dari 6 m garis tengahnya. Umur pipa baja yang cukup terlindungi
paling sedikit 40 tahun.

Keuntungan dari pipa ini adalah:

- tersedia dalam berbagai ukuran panjang


- mudah dalam pemasangan dan penyambungan

Kerugian dari pipa ini adalah:

- pipa tidak tahan karat


- pipa berat sehingga biaya pengangkutan mahal
 Sarana Penunjang
Pipa yang digunakan dalam distribusi air minum harus dilengkapi dengan
alat bantu agar bisa berfungsi dengan baik, seperti :

1. Sambungan antar pipa


Untuk menggabungkan pipa yang satu dengan yang lain diperlukan
suatu sambungan pipa, baik pipa yang berdiameter sama atau
berbeda, belokan pada pipa dan penggabungan dua pipa yang
berbeda jenis. Sambungan pada pipa antara lain :

- mangkok (bell) dan lurus (spingot)

E - 69
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

- sambungan mekanik
- sambungan dorong (push on joint)
- sambungan flens

Sambungan tersebut dipakai sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan


saat pemasangan pipa ditambah dengan perlengkapan sambungan
yaitu:

o Belokan (bend)
Digunakan untuk mengubah arah dari arah lurus dengan sudut
perubahan standar yang merupakan sudut dari belokan tersebut.
Besar belokan standar adalah 11¼o, 22½o, 45o, dan 90o. Bahan
belokan itu biasanya sama dengan pipa

o Perlengkapan “T”
Untuk pipa sekunder dipasang tegak lurus (90 o) pada pipa primer
berbentuk T. Untuk ujung-ujungnya perlengkapan dapat terdiri
dari kombinasi spigot, socket dan flens

o Perlengkapan “Y”
Untuk pipa sekunder yang dipasang pada pipa primer dengan
sudut 45o

2. Pintu dan katup


Aliran air yang baik di dalam pipa sangat ditunjang oleh katup yang
bekerja pada sambungan antar pipa. Berbagai jenis katup memiliki
fungsi berbeda yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi lapangan agar suatu rangkaian pipa berfungsi dengan
baik. Beberapa macam katub dalam rangkaian jaringan pipa adalah
(Haestads, 2001 : 277) :

- Flow Control Valve (FCV)

E - 70
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Digunakan untuk membatasi aliran maksimum rata-rata yang


melalui katup dari hulu ke hilir. Dimaksudkan untuk melindungi
suatu komponen tertentu yang letaknya di hilir agar tidak rusak
akibat aliran yang terlalu besar

- Pressure Reducer Valve (PRV)


Digunakan untuk menanggulangi tekanan yang terlalu besar di
hilir katup. Jika tekanan naik hingga melebihi nilai batas, maka
PRV akan menutup dan akan terbuka penuh bila tekanan di hulu
lebih rendah dari nilai yang telah ditetapkan pada katup tersebut

- Pressure Sustaining Valve (PSV)


Digunakan untuk menanggulangi penurunan secara drastis pada
tekanan di hulu dari nilai yang telah ditetapkan. Jika tekanan di
hulu lebih rendah dari batas minimumnya, maka katu akan
menutup

- Pressure Breaker Valve (PBV)


Digunakan untuk memberikan tekanan tambahan pada tekanan
yang menurun di katup. Di samping itu, katup jenis ini juga dapat
memberikan tambahan tekanan pada aliran yang berbalik arah
(karena tekanan di hilir lebih tinggi dari tekanan di hulu) sehingga
tekanan di hilir lebih rendah dari tekanan di hulu

- Throttle Control Valve (TCV)


Katup jenis ini digunakan untuk mengontrol minor losses yang
berubah setiap waktu

3. Pompa
Pompa adalah komponen sistem yang mampu memberikan tambahan
tekanan dalam suatu sistem jaringan distribusi air bersih. Dengan
pompa, maka tinggi tekanan yang berkurang dapat dinaikkan kembali

E - 71
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

sehingga sistem dapat mengalirkan air ke tempat pelayanan yang


lebih tinggi dan jauh. Apabila sebelum pompa dipasang telah ada
aliran, maka pompa juga dapat digunakan untuk menambah kapasitas
debit pada sistem tersebut.

Karakteristik pompa ditunjukkan oleh debit yang dapat dihasilkan


pada berbagai jenis variasi tinggi tekan (head). Semakin tinggi head
yang harus ditambahkan, maka semakin kecil debit yang diproduksi
dan demikian pula sebaliknya. Operasional pompa dalam suatu
sistem jaringan distribusi air bersih juga menggunakan pronsip
tersebut dimana harus memperhatikan tinggi tekan dan debit yang
dibutuhkan sehingga operasional pompa mampu mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi.

Pompa dapat dipasang secara paralel dan secara seri. Pada


pemasangan secara paralel, pompa dipasang sejajar pada dua pipa
yang ujung-ujungnya disatukan. Debit yang dihasilkan pada pompa
paralel menjadi dua kali lipat, namun tinggi tekannya sama dengan
satu unit pompa saja. Sedangkan pada pemasangan seri, pompa yang
satu diletakkan di hilir pompa yang lain. Pada pemasangan seperti ini,
debit yang dihasilkan sama dengan satu unit pompa saja, namun
tinggi tekannya menjadi dua kali lipat.

E - 72
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Gambar E.19. Kurva Sistem Operasi Pompa

Gambar E.20. Kurva Operasional Pompa Pada Pemasangan Seri Dan Paralel

4. Tandon
Tandon merupakan komponen dari sistem jaringan distribusi air bersih
yang memiliki fungsi untuk menampung dan menyimpan air untuk
digunakan pada kondisi tertentu. Pengisian tampungan tandon
dilakukan apabila kebutuhan air bersih tidak mencapai puncak atau
dibagi antara keduanya apabila kapasitas debitnya mencukupi.
Sumber air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk penyediaan
air bersih adalah:

- mata air
- air tanah dalam
- air permukaan danau atau waduk
- air permukaan sungai.

Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah tandon adalah :

1. Aspek kuantitas dan kontinuitas


Kapasitas tampungan dari sebuah tandon nantinya harus mampu
untuk melayani areal pelayanan yang direncanakan dan mampu
beroperasi sesuai rencana pengembangan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan air bersih setiap tahunnya

2. Aspek kualitas air

E - 73
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

Mata air yang digunakan untuk mengisi tandon sebagai air baku
harus memenuhi standar kualitas air baku golongan A atau
minimal golongan B

3. Pembuatan rencana pelaksanaan (action plan) kegiatan konstruksi


jaringan air baku di wilayah studi.
4. Pembuatan gambar desain, dengan skala yang sesuai agar semua
yang tertera dalam gambar dapat dibaca dengan jelas. Gambar
dibuat dengan menggunakan Autocad diatas kertas kalkir ukuran
A1, sedangkan album gambar dalam bentuk buku berwarna
berukuran A3. Skala untuk gambar detail adalah 1:100, sedangkan
untuk gambar situasi, penampang memanjang dan melintang
digunakan skala horisontal 1:2000 dan skala vertikal 1:100.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan acuan dalam membuat


detail desain adalah:

a. AB-D/RE/TC/020/98 : Tata Cara Rancang Teknik Bangunan


Pengambilan Air Baku
b. AB-D/RE/TC/021/98 : Tata Cara Rancang Teknik Reservoar
c. AB-D/RE/TC/022/98 : Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan
d. AB-D/RE/TC/023/98 : Tata Cara Rancang Teknik Rumah Pompa
e. AB-D/LW/TC/007/98 : Tata Cara Pembuatan Perlindungan Mata
Air
f. AB-D/LW/TC/010/98 : Tata Cara Pembuatan Bangunan
Pengambilan Air Baku
g. AB-D/LW/TC/015/98 : Tata Cara Pemasangan Hidran Umum

E.1.5. Spesifikasi Teknik dan Metode Pelaksanaan


Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan spesifikasi teknik
dan metode pelaksanaan adalah:

E - 74
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

a. Spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan dibuat oleh tenaga ahli serta
asisten ahli yang menyusun atau membuat desain awal serta draft desain
akhir dari masing-masing komponen sistem penyediaan air baku.
b. Spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan disusun dengan mengacu atau
menggunakan dasar dari standar prosedur dan standar desain bahan
bangunan dan konstruksi masing-masing pekerjaan.
c. Spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan dibuat mengikuti ketentuan
dalam pedoman penyusunan teknik bangunan pengairan yang berlaku,
antara lain ketentuan Tata Cara Penyusunan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan
Air Bersih Perdesaan (AB-D/RE/TC/026/98).
d. Spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan memuat persyaratan antara
lain:
1. Mutu material bahan bangunan dan barang jadi atau setengah jadi
yang digunakan.
2. Mutu kekuatan konstruksi yang akan dikerjakan.
3. Metode pelaksanaan konstruksi yang akan diterapkan.
4. Metode pemasangan barang jadi atau setengah jadi.
5. Metode pengujian material, konstruksi, barang jadi atau setengah jadi
dan proses pelaksanaan.
6. Dimensi atau ukuran dari bagian-bagian konstruksi bangunan yang
pokok.
e. Untuk pekerjaan atau konstruksi tertentu yang belum atau tidak memiliki
standar prosedur atau standar desain bahan atau konstruksinya, maka
konsultan akan membuatkan spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan
pekerjaan tersebut secara tersendiri berdasarkan pengalaman tenaga ahli
yang menyusun dan/atau menggunakan referensi dari buku
pengetahuan teknik tertentu yang telah disepakati pihak direksi
pekerjaan.
f. Untuk pekerjaan khusus/spesifik, termasuk pekerjaan mekanikal,
instrumentasi dan instalasi listrik atau pemasangan barang-barang jadi

E - 75
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

atau cetakan dari pabrik, maka selain spesifikasi teknik, disiapkan juga
persyaratan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan mutu atau
kemampuannya serta manual OP peralatan yang bersangkutan. Bilamana
pemasangan atau pelaksanaan juga secara khusus, akan diberikan
persyaratan pula tentang metode pemasangan atau pelaksanaan. Metode
pelaksanaan ini dibuat secara sistematis, wajar dan jelas, bilamana perlu
dengan menggunakan skema bagan alir kegiatan, sehingga mudah
dipahami dan dimengerti oleh tenaga yang akan mengerjakan atau yang
akan memasangnya.

E.1.6. Manual Operasi dan Pemeliharaan


Kinerja dan fungsi prasarana dan sarana sering tidak bisa bertahan lama
karena belum optimalnya kegiatan operasi dan pemeliharaan. Sebagai pedoman bagi
pengelola sistem penyediaan air baku Kab. Bintan, perlu disusun manual operasi dan
pemeliharaan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan dua kegiatan yang
berbeda namun tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi satu sama lain.
Operasi dalam pengertian luas adalah usaha untuk memanfaatkan fasilitas secara
optimal, sedangkan pemeliharaan adalah usaha untuk menjaga agar fasilitas selalu
berfungsi dengan baik selama mungkin. Ruang lingkup operasi meliputi pekerjaan
pelatihan/penyuluhan tentang pemanfaatan sistem serta pelaksanaan pengoperasian
peralatan dan bangunan seperti pompa, reservoir, WTP, dan sebagainya.

Ruang lingkup pemeliharaan meliputi kegiatan dalam rangka usaha


pengamanan untuk menjaga fungsi dari sistem penyediaan air baku, kegiatan
perawatan, dan kegiatan perbaikan kerusakan prasarana. Manual operasi dan
pemeliharaan berisikan pengenalan komponen-komponen dari sistem penyediaan air
baku, dasar-dasar operasi dan pemeliharaannya dan petunjuk tentang cara-cara
pengoperasian dan pemeliharaan komponen-komponen tersebut.

Beberapa pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan manual


operasional dan pemeliharaan adalah :

E - 76
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

a AB-D/OP/TC/001/98 : Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Penyediaan


Air Bersih Perdesaan.
b AB-D/OP/TC/004/98 : Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Penangkap
Mata Air Untuk Penyediaan Air Bersih
c AB-D/OP/TC/014/98 : Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Bangunan
Pengambilan Air Baku
d AB-D/OP/TC/001/98 : Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Pipa
Transmisi Air Baku

E.1.7. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)


PKM dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan menjaring saran/masukan
dari masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah setempat.

E.1.8. Rencana Anggaran Biaya dan Bill of Quantity


Sebagai kelengkapan dokumen tender diperlukan daftar kuantitas pekerjaan
atau bill of quantity (BOQ). BOQ ini adalah bentuk sederhana dari rencana anggaran
biaya (RAB), dimana hanya tercantum jenis dan volume pekerjaan, tanpa
pencantuman harga.

Hal-hal penting dalam penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) adalah:

1. Konsultan akan menggunakan daftar harga satuan upah dan material


bangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat (jika ada), serta
melakukan survey harga satuan upah yang berlaku di wilayah studi dan
harga material bangunan lokal yang berlaku di pasaran setempat.
2. Bila diperlukan tenaga kerja dengan keahlian khusus ataupun material
bangunan dan peralatan kerja yang harus didatangkan dari luar daerah/
pabrik, maka konsultan akan mencari informasi dari pihak yang
berkompeten atau melakukan analisa sendiri dan melaporkannya kepada
direksi pekerjaan.

E - 77
Dokumen Penawaran Teknis “Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022 Provinsi Sulut”

3. Semua data harga satuan bahan bangunan maupun upah tenaga kerja
selanjutnya dievaluasi dan dibuatkan daftar harga satuan bahan bangunan
dan upah tenaga kerja serta sewa peralatan kerja.
4. Berdasarkan daftar harga satuan bahan, upah tenaga kerja dan sewa
alat, kemudian dibuat analisa harga satuan untuk setiap item pekerjaan,
dengan menggunakan formula analisa harga satuan yang telah disepakati
atau dibuat atas dasar ketentuan harga yang berlaku di lapangan dan
dapat dipertanggung jawabkan. Hasil analisa disusun dalam suatu daftar
yang disebut daftar harga satuan pekerjaan. Beberapa item pekerjaan
pendukung seperti pembersihan lokasi, mobilisasi, dan lain-lain, biasanya
dihitung secara lumpsum.
5. Hasil perkalian antara volume setiap item pekerjaan dikalikan harga satuan
pekerjaan merupakan harga untuk menyelesaikan item pekerjaan tersebut.

Penjumlahan dari seluruh harga item pekerjaan dan dengan memasukkan


biaya pekerjaan pendukung serta biaya tak terduga lainnya yang dihitung secara
lumpsum, menghasilkan total biaya keseluruhan. Daftar susunan perkalian dan
penjumlahan biaya ini merupakan rencana anggaran biaya (RAB).

E - 78

Anda mungkin juga menyukai