Kelas. : 1A
DOSEN PENGAMPUH :
Maliha Amin, SKM., M.Kes.
B. Pengertian Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
1) Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil
2) Puskesmas Keliling
Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal
dari puskesmas.dengan funsi dan tugas yaitu Memberi pelayanan
kesehatan daerah terpencil ,Melakukan penyelidikan KLB,Transport
rujukan pasien, penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
C. Pelayanan Keperawatan di puskesmas
Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
olehinstansi pemerintah baik dipusat, maupun daerah dalam bentuk barang
maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai perat
uran UU yangberlaku (kepmenpan 81/93). Menurut Azwar (2009) kualitas
pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri pasien.
Menurut Ilyas (2001) dalam Sabarguna (2004) Pelayanan
keperawatan adalahkinerja pelayanan keperawatan dengan penampilan
dari hasil karya atau jasa yangtelah diberikan kepada individu atau
kelompok. Penampilan adalah proses, cara,perbuatan, tindakan dan
gambaran dari sesuatu atau individu, selain itu pengertian penampilan
meliputi banyak hal .tidak hanya masalah busana, kebersihan,
kerapian,ekspresi : senyum, cemberut, ramah, dan terampil.
Departemen kesehatan (2008) mendefinisikan perawat adalah
seseorang yangmemberikan pelayanan kesehatan secara profesional
dimana pelayanan tersebutberbentuk pelayanan biologis, psikologis social,
spiritual yang ditunjukan kepadaindividu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanyakelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertianpasien akan
kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itudilakukan
dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan
padaupaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu
mencapaikemampuan hidup sehat dan produktif, Aditama (2002).
Menurut Nikmatur R & Saipul W (2012) proses keperawatan adalah
serangkaian tindakan sistematik berkesinambungan, yang meliputi
tindakanuntuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau
kelompok, baik yang actualmaupun potensial kemudian merencanakan
tindakan untuk menyelesaikan,mengurangi, atau mencegah terjadinya
masalah baru dan melaksanakan tindakan ataumenugaskan orang lain
untuk melaksanakan tindakan keperawatan sertamengevaluasi
keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan, Dengan tahap-tahap
proseskeperawatan seperti:
Pengkajian,
Diagnosis keperawatan,
Perencanaan, pelaksanaan
Evaluasi.
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka
dapat disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap
profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindung pada
diri setiap pasien yangsedang menjalani proses penyembuhan dimana
sikap itu merupakan kompensasi sebagai pemberi pelayanan dan
diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.
Pasal 1
Pasal 2
A. Etik Keperawatan
Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan masyarakat. Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan
profesi, yang memberikan arti penting dalam penentuan, mempertahankan
dan meningkatkan standar profesi. Kode etik menunjukan bahwa tanggung
jawab dan kepercayaan pada masyarakat telah diterima oleh profesi
( Kelly, 1987 ). Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi,
organisasi profesi dapat memberi sanksi atau mengeluarkan anggota
tersebut. Adapun secara umum tujuan kode etik keperawatan ( Kozier,
Erb, 1990 ) adalah :
1. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara perawat, klien,
tenaga kesehatan, masyarakat, dan profesi.
2. Sebagai standar untuk mengeluarkan perawat yang tidak menaati
peraturan dan untuk melindungi perawat yang menjadi pihak
tertuduh secara tidak adil.
3. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan
dan untuk mengorientasikan lulusan baru pendidikan keperawatan
dalam memasuki jajaran praktik keperawatan.
4. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
professional.
1. Aspek perhatian
Aspek perhatian merupakan sikap seorang perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus sabar, bersedia
memberikan pertolongan kepada pasien, perawat harus peka terhadap
setiap perubahan pasien dan keluhan pasien, memahami dan mengerti
terhadap kecemasan dan ketakutan pasien. Perawat memperlakukan
pasien dengan baik dan tulus dalam pemenuhan kebutuhannya
(Wahyuni, 2012). Perhatian yang tulus seorang perawat pada pasien
harus selalu dipertahankan, seperti bersikap jujur dan terbuka serta
menunjukkan perilaku yang sesuai (Videbeck, 2008).
2. Aspek penerimaan
Aspek penerimaan merupakan sikap perawat yang selalu ramah
dan ceria saat bersama pasien, selalu tersenyum dan menyapa semua
pasien. Perawat harus menunjukkan rasa penerimaan yang baik
terhadap pasien dan keluarga pasien, menerima pasien tanpa
membedakan agama, status sosial ekonomi dan budaya, golongan dan
pangkat, serta suku sehingga perawat menerima pasien sebagai pribadi
yang utuh. Penerimaan ialah sikap yang tidak menghakimi individu,
bagaimanapun dan apapun perilaku individu tersebut. Perawat
menunjukkan sikap tegas dan jelas, tetapi tanpa amarah atau
menghakimi, sehingga perawat membuat pasien merasa utuh. Perawat
tidak kecewa atau tidak berespon negatif terhadap amarah yang
meluap-luap, atau perilaku buruk pasien menunjukkan penerimaan
terhadap pasien (Videbeck, 2008).
3. Aspek komunikasi
Aspek komunikasi merupakan sikap perawat yang harus mampu
melakukan komunikasi sebaik mungkin dengan pasien, dan keluarga
pasien. Interaksi antara perawat dengan pasien atau interaksi antara
perawat dengan keluarga pasien akan terjalin melalui komunikasi
yang baik. Perawat menggunakan komunikasi dari awal penerimaan
pasien untuk menyatu dengan pasien dan keluarga pasien. Komunikasi
digunakan untuk menentukan apa yang pasien inginkan berkaitan
dengan cara melakukan tindakan keperawatan. Perawat juga
melakukan komunikasi dengan pasien pada akhir pelayanan
keperawatan untuk menilai kemajuan dan hasil akhir dari pelayanan
keperawatan yang telah diberikan. Kesimpulannya bahwa selama
melakukan layanan keperawatan, perawat menggunakan keterampilan
komunikasi pada pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan lain
(Arwani, 2002).
4. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan
kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. Perawat
harus mampu mengupayakan agar pasien mampu bersikap kooperatif.
Perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarga
dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali,
memperjelas dan menentukan masalah yang ada. Setelah masalah
telah diketahui, diambil keputusan bersama untuk menentukan jenis
bantuan apa yang dibutuhkan oleh pasien. Perawat juga bekerja sama
secara kolaborasi dengan ahli kesehatan lain sesuai kebutuhan pasien.
5. Aspek tanggung jawab
Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,
konsisten serta tepat dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan
sampai pemulangan pasien (Swanburg, 2000).
4. Model Curtin
Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang
menyebabkan masalah
Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan
keputusan
Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan
Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan
itu
Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
Memecahkan dilema
Melaksanakan keputusan