Anda di halaman 1dari 2

Andrographidis Folium

( Daun Sambiloto )

Simplisia andrographidis folium (daun sambiloto) berupa herba atau daun yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Andrographis paniculate Ness., suku Acanthaceae.
 DESKRIPSI TANAMAN
Sambiloto merupakan semak tinggi mencapai 90cm, batang mempunyai banyak
cabang berbentuk segiempat. Daun tunggal, bersilang berhadapan, bentuk
lanset, tipis, pankal dan ujung meruncing, tepi daun rata, tangkai pendek,
permukaan atas hijau tua kecoklatan, permukaan bawah berwarna lebih pucat.
Bunga membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun, berbentuk
tabung kecil-kecil, warna putih bernoda ungu. Buah berbentuk kapsul
memanjang, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan menjadi 4 keping.
Permukaan luar kulit buah bewarna hijau tua sampai hijau kecoklatan,
permukaan dalam berwarna putih kelabu. Biji agak keras, permukaan luar tidak
rata, berwarna coklat muda.
 KANDUNGAN KIMIA
Andrografolid (suatu diterpen lakton, rasa pahit), yang juga merpakan zat aktif utama,
deoksiandrograolida, neoandrografolida, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolida, dan
homoandrogfarolida. Dalam akar terdapat flavonoid anatara lain androfin, panikulin,
dan apigenin.
 FARMAKOLOGI
Efek antohiperglikemik sambiloto telah dipelihatkan pada berbagai metode uji. Ekstrak
etanolik sambiloto menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diinduksi dengan
streptozotosin. Aktivitas ini duga melalui peningkatan metabolisme glukosa dan
penghambatan aktivitas glukosa-6-fosfat hati, dan efeknya hampir setara dengan metformin.
Selain itu, ekstrak etanolik juga menurunkan kadar trigliserida darah, yang menguntungkan
pada penanganan penderita diabetes. Pemberian sambiloto dapat memperbaiki siklus estrus
pada tikus diabetes yang diinduksi dengan aloksan. Ekstrak air sambiloto dapat mencegah
hiperglikemia pada hewan yang diinduksi dengan pemberian glukosa secara oral.
 DOSIS
Efek terhadap kadar gula darah Efek'hipoglikemik dari infus herba sambiloto 20%. diuji
pada 3 kelompok kelinci jantan dan betina dengan dosis 12,5 mL/kg bb. dan 37,5 mL/kg
bb secara oral, menggunakan tolbutamid dosis 50 mg/kg bb sebagai pembanding:
ternyata efek hipoglikemik yang besar terlihat pada kedua dosis tersebut (1).
Infus daun dosis 0.3 g/kg bb. (2) secara oral mempunyai efek menumnkan kadar glukosa
darah kelinci secara bennakna, jika dibandingkan dengan kontrol. lnfus daun sambiloto
yang dikombinasikan dengan infus daun kumis kucing dosis 0,129 g/kg bb. (7:3),
menunjukkan efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamida.

 Cinnamon Oil (Minyak Kayu Manis)


1. Kandungan Kimia
Sinamaldehid 60-75 %, sinamil asetateugenol B-kariofilen 1-4 %, linalool 1-3 %
dan 1,8 sineol 1-2 %, prosianidin, lobatanin, felandren, pinena, asam sinamat, asam
fenolat sinselanol dan sinselanin
2. Mekanisme Kerja
Sebagai flatulens dengan percobaan in vitro, mempunyai efek spasmolitik. Pada uji
menggunakan, antiinflamasi dan analgetik serta menghambat pertumbuhan bakteri.
Minyak sinamon juga menghambat pertumbuhan dermatophita seperti Epidermophyton
floccosum dan Microsporum canis.
3. Indikasi
Simplisia digunakan terhadap gangguan saluran pencernaan. Dispepsia, flatulens,
diare dan penambah nafsu makan.
4. Dosis
Dewasa : 1,5 – 4 g kulit kayu kering atau infusa. 0,5 -1,0 ekstrak cair. 2 – 4 ml
tingtur. Penggunaan pada anak-anak tergantung umur, berat badan, dan bebas alkohol.
Minyak sinamon 0,2 g sehari.
5. Perhatian
Tidak diberikan pada pasien alergi sinamon, minyak sinamon. Tidak dianjurkan
pada masa kehamilan dan menyusui.

Daftar pustaka
1. Tinjauan Hasil Penellian Tanaman Obat Diberbagai lnstiusi I, Puslitbang Farmasi.
Badan Libang Kesehatan. Jakarta
2. Minggawati. Sludi perbandingan pengaruh infus kombinasi daun sambiloto & daun
kumis kucing (73). Dengan lnfus kc n tenrebut dalam keadaan tunggal terhadap
perubahan k darah pada uji. toleransi glukosa. oral. Fakukas Farmasl I ndala.
Surabaya, 1990. M

Anda mungkin juga menyukai