3. Pilih citra grayscale yang warna hitam dan/atau warna putih tidak mendominasi citra
(ukuran tidak melebihi 1000x1000 pixel)
4. Pada citra grayscale yang dipilih, lakukan:
4.1. Fourier transform
4.2. gunakan fftshift
4.3. gunakan ifftshift
4.4. Inverse Fourier transform
Jawab :
clear all;
close all;
F = fft2(gray_img);
figure('Name','Fourier transform of an image');
imshow(abs(F), []);
Fsh = fftshift(F);
figure('Name','Centered fourier transform of Image');
imshow(abs(Fsh), []);
title('magnitude spectrum');
F = ifftshift(Fsh);
f = ifft2(F);
figure('Name','Reconstructed Image');
imshow(f, []);
5. Pada citra grayscale yang dipilih, lakukan:
5.1. Fourier transform
5.2. gunakan fftshift
5.3. Inverse Fourier transform
Jawab :
clear all;
close all;
gray_img=rgb2gray(img);
figure('Name','Gray Scale');
imshow(gray_img);
F = fft2(gray_img);
figure('Name','Fourier transform of an image');
imshow(abs(F), []);
Fsh = fftshift(F);
figure('Name','Centered fourier transform of Image');
imshow(abs(Fsh), []);
log_img = log(1+abs(Fsh));
title('magnitude spectrum');
Jawab :
clear all;
close all;
F = fft2(gray_img);
figure('Name','Fourier transform of an image');
imshow(abs(F), []);
F = ifftshift(F);
f = ifft2(F);
figure('Name','Reconstructed Image');
imshow(f, []);
7. Pada citra grayscale yang dipilih, lakukan:
7.1. Fourier transform
7.2. gunakan fftshift
7.3. gunakan fftshift
7.4. Inverse Fourier transform
Jawab :
clear all;
close all;
F = fft2(gray_img);
figure('Name','Fourier transform of an image');
imshow(abs(F), []);
Fsh = fftshift(F);
figure('Name','Centered fourier transform of Image 1');
imshow(abs(Fsh), []);
title('magnitude spectrum');
Fsh = fftshift(Fsh);
figure('Name','Centered fourier transform of Image 2');
imshow(abs(Fsh), []);
title('magnitude spectrum');
8. Pada citra grayscale yang dipilih, lakukan:
8.1. Fourier transform
8.2. gunakan ifftshift
8.3. gunakan ifftshift
8.4. Inverse Fourier transform9.
Jawab :
clear all;
close all;
F1 = ifftshift(F);
f = ifft2(F);
figure('Name','Reconstructed Image');
imshow(f, []);
F = ifftshift(F1);
f1 = ifft2(F1);
figure('Name','Reconstructed Image');
imshow(f1, []);
9. Pada citra grayscale yang dipilih, lakukan:
9.1 Fourier transform
9.2 Inverse Fourier transform
Jawab :
clear all;
close all;
F = fft2(gray_img);
figure('Name','Fourier transform of an image');
imshow(abs(F), []);
F = ifftshift(F);
f = ifft2(F);
figure('Name','Reconstructed Image');
imshow(f, []);
10 Bandingkan hasil citra dan simpulkan hasilnya
- Apakah efek pada citra hasil no 5 dibandingkan dengan citra asli jika dilakukan fftshift
setelah menggunakan Fourier transform dan dilakukan ifftshift sebelum melakukan
inverse Fourier transform? Bagaimana citra hasil jika dibandingkan dengan teorinya?
Gambar asli dirubah ke greyscale kemudian dari greyscale dirubah ke fourier transform
akan menjadi gelap dan pada nomor 6 ketika gambar greyscale dirubah ke inverse fourier
akan menjadi bergradien.
- Apakah efek pada citra hasil jika dilakukan fftshift setelah menggunakan Fourier
transform tapi tidak dilakukan ifftshift sebelum melakukan inverse Fourier transform dan
sebaliknya? (Jika error, tuliskan analisa kenapa terjadi error)
Gambar akan tampak pada nomor 5, hasilnya hanya hitam saja, sedangkan jika hanya
melakukan ifftshift saja maka hasil fourier-nya hanya hitam saja, dan pada inverse foto
akan memiliki gradien.
- Apakah efek pada citra hasil jika dilakukan 2 kali fftshift setelah menggunakan Fourier
transform tapi tidak dilakukan ifftshift sebelum melakukan inverse Fourier transform dan
sebaliknya? (Jika error, tuliskan analisa kenapa terjadi error)
Sama saja dengan hasil nomor 5, hanya hitam saja. Dan jika sebaliknya juga hasilnya
akan menjadi greyscale cerah dan bergradien.
- Apakah efek pada citra hasil jika tidak dilakukan fftshift setelah menggunakan Fourier
transform dan tidak dilakukan ifftshift sebelum melakukan inverse Fourier transform? (Jika
error, tuliskan analisa kenapa terjadi error)
Tidak terjadi apa apa, sama saja seperti nomor 9.