Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 3

Pengolahan Limbah
Farmasi

S1 Farmasi
Institut ilmu kesehatan bhakti wiyata
Kediri 2021

Nama Kelompok :
Nurul Hikmah 10117123

Ranny Diana Pratiwi 10117132

Refina Dyah R 10117133

Retno Widyastuti 10117134

Rian setiawan 10117136

Rimathul Selvia 10117137

Sarah Naili Zakiah 10116110

Surya Buana Adi Putra 10117151

Umi Lailatun Nurrohmah 10117156

Vira Hasty Agnesika 10117160

Widya Trinanda P 10117163

Wika Aprilianti Dwi Utami 10117165

Wirdatus Solihah 10117168

Yulianto 10117172

Yurnia Agnes 10117174

Zakia Asyfiana 10117176

Ziana Walida Aprilia 10117177

Limbah Farmasi

Limbah Ampul

Limbah jenis ampul (obat anti keganasan) diolah


dengan metode enkapsulasi yaitu tong diisi dengan obat anti
keganasan, tong harus diisi dengan obat anti keganasan
hingga 50% kapasitasnya. Kemudian ditambahkan dengan
campuran kapur, semen dan air dengan perbandingan berat
15:15:5 hingga tong penuh. Hingga terbentuk balok yang
kuat dan padat dimana limbah akan terisolasi secara relatif
aman.
Insinerasi merupakan teknologi
pengolahan limbah dengan cara
pembakaran. Insinerasi termasuk dalam
Proses pengolahan limbah beta laktam dan non beta laktam yaitu:
varian enkapsulasi yang meliputi pelepasan
1. Limbah dari produksi obat beta laktam dialirkan ke bak pertama, kemudian bahan-bahan pembungkus, kertas, karton
ditambahkan asam/ basa kuat untuk memecah cincin beta laktam dan air sebagai
dan plastik dari obat-obatan. Pil harus
netralisator. Dari kolam pertama dialirkan ke kolam kedua untuk diendapkan.
dilepaskan dari blisternya. Obat-obatan
2. Cairan dari limbah bak kedua diendapkan secara gravitasi dan kemudian
tersebut lalu ditanam kemudian
dialirkan ke bak ketiga. Limbah dari produksi obat non beta laktam masuk ke bak
ketiga sehingga terjadi pencampuran. Kemudian dilakukan penetralan (pH=7,
ditambahkan campuran air, semen dan
namun jika terlalu asam ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa ditambahkan kapur hingga terbentuk pasta yang
HCl) dan pengenceran dengan penambahan air.
homogen. Pasta tersebut kemudian
3. Limbah dari bak ketiga dialirkan ke bak keempat untuk proses pengendapan dipindahkan dalam keadaan cair dengan
kedua.
mempergunakan truk pengaduk konstruksi
4. Cairan dari limbah bak keempat dialirkan ke bak kelima dimana terjadi proses ke tempat pembuangan dan dituang ke
aerasi, yaitu pengaliran udara ke air untuk meningkatkan Oxygen Dissolved dan
dalam tempat pembuangan limbah biasa.
menurunkan Biologycal Oxygen Demand (BOD) serta Chemical Oxygen Demand
(COD) dari limbah tersebut. Air bak kemudian diuji di laboratorium untuk Pasta akan berubah menjadi massa padat
penentuan nilai BOD, COD dan TSS. Persyaratan kualitas limbah yang yang bercampur dengan limbah rumah
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan: COD <100 mg/l, BOD <75 mg/l,
tangga.
Total Suspended Solid <60 mg/l.

5. Limbah dari bak kelima dialirkan ke bak keenam yang merupakan bak kontrol.
Sebagai kontrol digunakan ikan mas sebagai bio indicator, apabila air pada kolam
memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum.
Pembuangn Limbah Obat Mandiri
Di Rumah

 Pisahkan obat dari kemasan

 Hilangkan semua label, etiket, dan tutup dari

wadah obat. Buang secara terpisah

 Untuk kapsul, tablet, atau bentuk padat lain,


F F

A hancurkanlah dahulu dan campur obat tersebut A

R R
dengan tanah atau bahan kotor lainnya. Masukkan
M M

A plastik dan buang ke tempat sampah A

S S
 Untuk cairan selain antibiotik, buang isinya pada
I I
kloset. Dan untuk cairan antibiotik buang isi

bersama wadah ke tempat sampah

 Untuk dus obat atau blister/strip pembu

ngkus obat, buang setelah dibungkus terlebih

Anda mungkin juga menyukai